Dokumen tersebut membahas empat aspek kognitif matematis yaitu pemahaman matematis, penalaran matematis, koneksi matematis, dan pemecahan masalah matematis. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai indikator dan jenis yang terkait dengan keempat aspek kognitif tersebut.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Aspek kognitif matematis
1. Aspek Kognitif Matematis
A. Pemahaman Matematis
Pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran,
memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada peserta didik bukan
hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman peserta didik dapat lebih
mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
a. Aspek Kemampuan Pemahaman Matematis
Adapun beberapa aspek yang harus termuat dalam kemampuan pemahaman,yakni
sebagai berikut.
1) Interpreting (menginterpretasikan/menafsirkan), yaitu suatu kemampuan untuk
menafsirkan suatu objek yang diawali dengan proses perubahan representasi yang
satu ke representasi yang lainnya.
2) Examplifying atau kemampuan memberikan contoh khusus dari suatu konsep yang
umum.
3) Classsifying atau kemampuan mengklasifikasikan, yaitu terjadi ketika seorang siswa
merekognisi suatu contoh atau kejadian menjadi suatu konsep tertentu.
4) Summarizing atau merangkum, yaitu terjadi ketika siswa memberi kesan atas sebuah
statemen tunggal yang mewakili suatu informasi yang disajikan.
5) Inferring atau menduga, yaitu kemampuan menemukan sebuah bentuk dari sejumlah
contoh-contoh yang serupa atau menduga suatu objek. Inferring terjadi ketika
seseorang dapat membuat suatu abstraksi dari sebuah konsep atau sejumlah contoh-
contoh melalui hubungan pengkodean contoh-contoh yang relevan.
6) Comparing atau membandingkan. Membandingkan terjadi ketika seorang siswa
diberikan sebuah informasi baru kemudian siswa meneliti lebih lanjut dengan
mengkorespondensikan informasi tersebut dengan pengetahuan yang lebih
dikenalnya
7) Explaining atau menjelaskan, yaitu terjadi ketika seorang siswa dapat
mengkonstruksi dan menggunakan penyebab dan efek model sebuah sistem.
b. Jenis-jenis Pemahaman Matematis
Terdapat gagasan para ahli yang menjelaskan tentang jenis-jenis pemahaman
matematika, salah satunya yang paling terkenal adalah jenis pemahaman
berdasarkan taksonomi tujuan Bloom yang menyebutkan bahwa pemahaman dapat
2. digolongkann kedalam tiga segi yang berbeda yaitu pemahaman translasi
(pengubahan), interpretasi (pemberi arti), ekstrapolasi.
B. Penalaran Matematis
Kemampuan bernalar merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai
pada pembelajaran matematika. Penalaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan suatu cara (perihal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir
logis, jangkauan pemikiran
a. Jenis jenis Penalaran Matematis
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan suatu proses berpikir dengan mengambil
suatu kesimpulan yang bersifat umum atau membuat suatu pernyataan baru
dari kasus-kasus yang khusus. Beberapa kegiatan yang tergolong penalaran
induktif yaitu sebagai berikut:
a) Transduktif: Menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang
satu diterapkan pada kasus khusus lainnya.
b) Analogi: Penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses.
c) Generalisasi: Penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data
yang teramati.
d) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: Interpolasi dan
ekstrapolasi.
e) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola
yang ada.
f) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan menyusun
konjektur.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang
umum menuju hal yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang ada.
3. C. Koneksi Matematis
Koneksi matematis diartikan sebagai ide-ide matematis. Menurut National Council
Teacher Mathematics (NTCM) membagi koneksi matematika menjadi dua jenis di
antaranya hubungan representasi yang ekuivalen dalam metematika dan prosesnya yang
saling berkorespodensi dan hubungan antara matematika dengan situasi masalah yang
berkembang di dunia nyata atau pada disiplin ilmu lain
Adapun indikator kemampuan koneksi matematik adalah:
1) Mencari hubungan antar berbagai representatif konsep dan prosedur.
2) Memahami hubungan antar topik matematika.
3) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari.
4) Memahami representatif ekuivalen konsep yang sama.
5) Mencari koneksi satu prosedur lain dalam representatif yang ekuivalen.
6) Menggunakan koneksi antar topik matematika dan antar topik matematika dengan
topik lain.
D. Pemecahan Masalah Matematis
Masalah dalam matematika adalah masalah yang jawabannya terarah kepada
jawaban tunggal atau pasangan tertentu, dengan kata lain hanya ada satu kemungkinan
jawaban benar (kovergen). Selain konvergen, adapun divergen yaitu jawaban yang
dihasilkan lebih dari satu atau bervariasi, dengan kata lain kemungkinan jawaban
benar ada lebih dari satu
a. Indikator Pemecahan Masalah Matematis
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah,
yaitu sebagai berikut ini.
Pengalaman awal.
Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal cerita atau soal
aplikasi.
Latar belakang matematika.
Kemampuan siswa terhadap konsep-konsep matematika yang berbeda-
beda tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah.
Keinginan dan motivasi.
4. Dorongan yang kuat dari dalam diri (internal), seperti menumbuhkan
keyakinan saya “BISA” maupun eksternal, seperti diberikan soal-soal yang
menarik, menantang, kontekstual dapat mempengaruhi hasil pemecahan
masalah.
Struktur Masalah.
Struktur masalah yang diberikan kepada siswa (pemecahan masalah),
seperti format secara verbal atau gambar, kompleksitas (tingkat kesulitan
soal), konteks (latar belakang cerita atau tema), bahasa soal, maupun pola
masalah satu dengan masalah yang lain dapat mengganggu kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah.
b. Strategi Pemecahan Masalah Matematis
Strategi pemecahan masalah matematis menurut Larson terbagi menjadi 12
macam diantaranya sebagai berikut:
1. Mencari pola.
2. Buatlah gambar.
3. Bentuklah masalah yang setara.
4. Lakukan modifikasi pada soal.
5. Pilih notasi yang tepat.
6. Pergunakan simetri.
7. Kerjakan dalam kasus-kasus.
8. Bekerja mundur.
9. Berargumentasi dengan kontradiksi.
10. Pertimbangkan paritas.
11. Perhatikan kasus-kasus ekstrim.
12. Lakukan perumuman.
5. KISI-KISI ASPEK KOGNITIF MATEMATIS
No Kompetensi Dasar Indikator Dimensi Aspek
Kognitif
Jenis
soal
Nomor
Soal
Banyak
Soal
1 Memahami Sifat-sifat
sudut yang terbentuk jika
dua garis sejajar
berpotongan dengan
garis lain
1. Menyebutkan jenis-jenis sudut dan
menjelaskan ukuran besar sudutnya
C1,C2,C3 Pemahaman PG 1 1
Uraian 1 1
Penalaran PG 2 1
Uraian 2 1
Koneksi PG 3 1
Uraian 3 1
Penyelesaian
Masalah
PG 4 1
Uraian 4 1
2. Menyatakan suatu sudut yang
terbentuk apabila dua garis sejajar
dipotong garis lain
C1,C2,C3 Pemahaman PG 5 1
Uraian 5 1
Penalaran PG 6 1
Uraian 6 1
Koneksi PG 7 1
Uraian 7 1
Penyelesaian
Masalah
PG 8 1
Uraian 8 1
6. Soal Obyektif
1. Perhatikan gambar berikut !
Sudut manakah dari gambar diatas yang merupakan sudut lancip ?
a. ABF c. EBA
b. ABD d. EBF
2. Dari pernyataan berikut manakah pernyataan yang benar ?
a. Dua sudut siku-siku jika besar sudutnya dujumlahkan akan sama dengan besar
sudut lurus
b. Suatu sudut berpelurus jika dijumlahkan besarnya
c. Suatu sudut berpenyiku jika dijumlahkan besarnya
d. Persegi panjang memiliki 2 sudut siku-siku
3. Perhatikan gambar berikut !
Nilai x = ...
a.
90 c.
20
b.
40 d.
60
4. Dua buah sudut saling berpelurus. Jika selisih kedua sudut itu
24 maka sudut yang
terbesar adalah
a.
120 c.
114
b.
108 d.
102
7. 3y
102O
g h
5. Perhatikan gambar berikut !
Dari gambar di atas manakah merupakan sudut sehadap ?
a. 1A dengan 2B c. 2A dengan 4B
b. 2A dengan 2B d. 3A dengan 1B
6. Perhatikan gambar di bawah ini !
Dari gambar berikut pernyataan yang benar, kecuali ...
a. 51 c. 82
b. 84 d. 72
7. Pada gambar di samping, g // h, maka nilai y = ….
a. 24o
b. 25o
c. 26o
d. 27o
8. Perhatikan gambar di bawah ini !
8. Diketahui garis g sejajar garis h. Sudut lancip CDE =
75 dan sudut DCF=
28 . Besar
sudut DEB adalah...
a.
152 c.
133
b.
105 d.
103
Soal Uraian
1. Perhatikan gambar berikut tentukanlah :
a. Sudut lancip....................
b. Sudut tumpul..................
c. Sudut refleks...................
2. Sudut apakah yang ditunjukkan jarum pendek dan panjang pada suatu jam dinding
jika jam tersebut menunjukan pukul :
a. 03.00
b. 12.10
c. 06.20
3. Perhatikan gambar di samping!
Besar adalah ….
9. B
A
C
D
K
M
3x+50L
N
2x+40
OO
4. Dua buah sudut saling berpenyiku. Jika perbandingan kedua sudut tersebut adalah 1:5
maka selisih kedua sudut tersebut adalah...
5. Perhatikan gambar berikut
a. Sebutkan empat pasang sudut yang sehadap
.......................................................................
b. Sebutkan empat pasang sudut dalam bersebrangan
.......................................................................
c. Sebutkan empat pasang sudut luar bersebrangn
.......................................................................
6. Perhatikan gambar berikut
Jika m 1 = 1200 dan m 6 = 600, tentukanlah besar sudut-sudut yang lainnya!
7. Perhatikan gambar di samping!
Jika AB // DC, maka ALM = ….
11. Kunci Jawaban Soal Obyektif
1. D
2. A
3. C
4. D
5. B
6. C
7. C
8. B
Rubrik Penilaian Soal Test Tulis Bentuk Uraian:
No. Jawaban Skor
1. a. Sudut lancip yaitu BCD , DCE , ACF
b. Sudut tumpul yaitu ACD
c. Sudut refleks yaitu BCF
5
2. a. Sudut siku-siku
b. Sudut lancip
c. Sudut tumpul
5
3. Besar sudut sebuah garis lurus adalah
180
37
5
185
1855
51805
180523
x
x
x
x
xx
5
12. 4. Besar sudut siku-siku adalah
90
15
906
905
x
x
xx
755
)15(55
x
x
Jadi selisih kedua sudut tersebut adalah
601575
5
5. a. Sebutkan empat pasang sudut yang sehadap
1A dan 1B
2A dan 2B
3A dan 3B
4A dan 4B
b. Sebutkan dua pasang sudut dalam bersebrangan
3A dan 2B
4A dan 1B
c. Sebutkan dua pasang sudut luar bersebrangn
1A dan 4B
2A dan 3B
5
13. 6
Diketahui m 1 = 1200 dan m 6 = 600, maka
m 2 = 1800 - m 1
= 1800 - 1200
= 600
m 3 = 1800 - m 2
= 1800 - 600
= 1200
m 4 = 1800 - m 3
= 1800 - 1200
= 600
m 5 = 1800 - m 4
= 1800 - 600
= 1200
m 7 = 1800 - m 6
= 1800 - 600
= 1200
m 8 = 1800 - m 7
= 1800 - 1200
= 600
5
14. 7.
CMN dan KLB berpelurus,maka
o
CMN KLB 180
o o
2x 40 3x 50 180 x 18
ALM dan KLB bertolak belakang, maka o
ALM KLB 2x 40 76
5
8.
Berdasarkan gambar diatas, diperoleh bahwa.
a. Sudut )60( 0
a dan sudut 0
140 merupakan pasangan sudut dalam
berseberangan. Sehingga,
00
14060 am
00
60140 am
0
80am
b. Sudut a, 0
60 , dan sudut b merupakan sudut-sudut yang saling berpelurus.
Sehingga,
00
18060 bmam
000
1806080 bm
00
180140 bm
00
140180 bm
0
40bm
c. Sudut c dan sudut )60( 0
b merupakan pasangan sudut yang sehadap.
5
16. PenilaianKelas
1. Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang
proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga
penilaian tersebut akan “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa.
Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian dilakukan oleh guru dan siswa.
Hal ini perlu dilakukan bersama karena hanya guru yang bersangkutan yang paling tahu
tingkat pencapaian belajar siswa yang diajarnya. Selain itu siswa yang telah diberitahu oleh
guru tersebut bentuk/cara penilaiannya akan berusaha meningkatkan prestasinya sesuai
dengan kemampuannya.
Prinsip penilaian berbasis kelas lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari KBM,
menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non tes),
mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid,
adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik. Penilaian tersebut dilakukan
antara lain meliputi: kumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (product), penugasan
(project), unjuk kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah
melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas, maka orang tua
siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan menitik beratkan pada
kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di sekolah.
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti
proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi
atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta
didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara,
seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and
17. pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan
mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik dalam periode waktu tertentu
dibandingkan dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya dan tidak
dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian peserta didik
tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai kompetensi atau indikator
yang diharapkan.
2. Karakteristik Penilaian Kelas
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran
berbasis aktivitas, maka penilainnya lebih menekankan pada penilaian proses baik pada aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:
Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi
waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu
lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. Untuk
kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang
18. diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik. Berikut contoh-contoh tugas otentik:
Pemecahan masalah matematika
Melaksanakan percobaan
Bercerita
Menulis laporan
Berpidato
Membaca puisi
Membuat peta perjalanan
Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara
terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik,
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian
proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester).
Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
Berdasarkan Acuan Kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan
terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik
kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta
didik.
KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai
secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian
19. kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi
sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan
sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga
dalam proses pembelajarannya. Namun ketuntasan belajar minimal tidak perlu dicantumkan
dalam buku rapor, hanya menjadi catatan guru.
3. Jenis-jenis Teknik Penilaian Kelas
Ada beberapa Jenis-Jenis Penilaian Berbasis Kelas. Jenis penilaian yang dilakukan
guru tergantung pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil
belajar yang ditetapkan dalam kurikulum.
Adapun jenis penilaian berbasis kelas yang digunakan guru antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Tes Tertulis
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan tes
tertulis adalah alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya dalam bentuk tertulis. Tes ini
dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah, isian singkat dan uraian. Biasanya tes
tertulis digunakan untuk menilai pengetahuan yang dimiliki peserta didik, dalam waktu yang
terbatas dan kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban
benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat
digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai
kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya
menerka jawaban yang benar. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang
dianjurkan pemakaiannya karena tidak menggambarkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya.
Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan
mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan,
misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini
antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
20. b. Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang
ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan
dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas,
berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai
penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata
pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan
kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang
memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik
diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria
atau acuan yang telah disiapkan.
c. Unjuk Kerja (perfomance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan proses,
kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan pengamatan
terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan
hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian
dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih
otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa
yang sebenarnya.
d. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (penugasan) adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang
harus di selesaikan dalam waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
pengumpulan, pengorganisasian pengevaluasian sampai dengan mendapat gambaran
kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam
21. menerapkan konsep, dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian ini dilakukan guru
untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran
tertentu. Dalam penilaian proyek guru hendaknya memonitor ketrampilan siswa dalam
merencanakan, menyelidiki, dan menganalisa proyek.
Penilaian hasil karya dalam proyek dilakukan dari tahap perencanaan, proses pengerjaan
tugas sampai hasil akhir proyek. Oleh karena itu, perlu ditetapkan tahapan-tahapan kegiatan
dalam penyelesaian tugas proyek yang akan dinilai.
Penilaian proyek (penugasan) bermanfaat untuk menilai :
1) Keterampilan menyelidiki secara umum
2) Pemahaman & Pengetahuan dalam bidang tertentu
3) Kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan
4) Kemampuan menginformasikan subyek secara jelas
e. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja peserta didik (produk) adalah penilaian kepada siswa dalam
mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu,
kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang dihasilkan oleh siswa. Penilaian hasil
kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi
dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari
kayu, keramik, plastik, dan logam.
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses
pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik menggambar,
menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak,
dan berpenampilan menarik.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap.
1) Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa membuat produk
sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
22. f. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu
objek, fenomena, atau masalah. Sikap pada awalnya berasal dari perasaan ( suka atau tidak
suka ) yang terkait dengan kecenderungan seseorang merespon suatu objek. Sikap dapat
diarahkan dan dibentuk sehingga memunculkan tindakan perilaku yang diinginkan.
g. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil kerja siswa dalam bidang pendidikan berarti
kumpulan dari tugas-tugas peserta didik. Portfolio merupakan salah bentuk dari penilaian
autentik, yaitu yang menilai keadaan sesungguhnya dari peserta didik. Portfolio cocok
digunakan untuk penilaian di kelas, tetapi tidak cocok untuk penilaian dengan skala yang luas
(Marzano & Kendall, 1996). Penilaian dengan portfolio memerlukan kemampuan membaca
yang baik. Hal yang penting pada penilaian portfolio adalah mampu mengukur kemampuan
membaca dan menulis yang lebih luas, peserta didik menilai kemajuannya sendiri, mewakili
sejumlah karya seseorang.
Penilaian porfolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya individu untuk suatu mata
pelajaran tertentu. Jadi semua tugas yang dikerjakan peserta didik dikumpulkan, dan di akhir
satu unit program pembelajaran misalnya satu semester. Kemudian dilakukan diskusi antara
peserta didik dan guru untuk menentukan skornya.
Prinsip penilaian portfolio adalah peserta didik dapat melakukan penilaian sendiri
kemudian hasilnya di bahas. Bentuk ujiannya cenderung bentuk uraian, dan tugas-tugas
rumah. Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas mengarang atau mengerjakan soal. Jadi
portfolio adalah suatu metode pengukuran dengan melibatkan peserta didik untuk menilai
kemajuannya dalam bidang studi tersebut.
4. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen Penilaian Kelas
Beberapa langkah-langkah penyusunan instrumen antara lain:
a. Menyusun Rencana Penilaian
Dalam merencanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar, Anda perlu melakukan
setidaknya enam hal, yaitu:
23. 1. Merumuskan tujuan dilakukannya penilaian atau evaluasi, termasuk merumuskan
tujuan terpenting dari diadakannya penilaian. Hal ini perlu dilakukan agar arah
proses penilaian jelas.
2. Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau
psikomotor.
3. Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan.
4. Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin digunakan adalah
butir-butir soal tes, daftar cek, panduan wawancara, dan lain-lain
5. Menentukan metode penskoran jawaban siswa.
6. Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan penilaian atau evaluasi (kapan, berapa
kali, dan berapa lama).
7. Mereview tugas-tugas penilaian.
b. Menghimpun Data
Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan
menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan,
wawancara atau angket. Ketika melakukan penilaian prestasi peserta didik, para guru
harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan
fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses penilaian berlangsung, guru juga harus
memonitor jalannya penilaian dan membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
c. Melakukan Verifikasi Data
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data dengan
“baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang
sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan
gambaran mengenai peserta didik).
d. Mengolah dan Menganalisis Data
Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang telah
dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa menggunakan
24. teknik statistik dan/atau teknik non statistic, berdasarkan pada mempertimbangkan
jenis data.
e. Melakukan Penafsiran atau Interprestasi dan Menarik Kesimpulan
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna
yang terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan
sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tentu saja harus mengacu
pada sejumlah tujuan yang telah ditentukan di awal.
f. Menyimpan Intrumen Penilaian dan Hasil Penilaian
Langkah keenam ini memang perlu disampaikan di sini untuk mengingatkan
para guru, sebab dengan demikian mereka dapat menghemat sebagian waktunya
untuk hal-hal yang lebih baik. Dengan disimpannya instrument dan ringkasan
jawaban siswa, termasuk berbagai catatan tentang upaya memperbaiki instrumen,
sewaktu-waktu Anda membutuhkan untuk memperbaiki instrumen tes pada tahun
berikutnya maka tidak akan membutuhkan waktu lama. Tentu saja, perubahan disana-
sini perlu dilakukan karena isi dan struktur unit pelajaran yang dipelajari siswa juga
telah berubah.
g. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi
Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan
maka Anda sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau merumuskan
kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan penilaian. Dengan demikian,
seluruh kegiatan penilaian yang telah dilakukan akan membawa banyak manfaat
karena terjadi berbagai perubahan dan atau perbaikan.
25. 5. Instrumen Analisa Kelebihan dan Kekurangan Disertai Tindak Lanjut dari Teknik Penilaian Kelas
1. Aspek Sikap
No. Teknik
Penilaian
Kelebihan Kekurangan
Tindak Lanjut Dari Kekurangan
Penilaian
1 Observasi - Observer dapat mencatat
langsung setiap kejadian yang
terjadi
- Observer tidak memerlukan
bahasa verbal sebagai alat bantu
untuk memperoleh data
- Penilaian bersifat subjektif
- Menungkinkan terjadinya ketidakwajaran
apabila yang diobservasi mengetahui
bahwa sedang diobservasi
- Observer harus sangat teliti dalam
mengamati setiap kejadian yang terjadi
- Diusahakan objek observasi untuk
bersikap seperti biasa tanpa
membuat obyek observasi merasa
tidak nyaman.
- Observasi bisa dilakukan lebih
dari satu orang agar hasil
observasi bisa lebih teliti dan
memudahkan pengamatan.
2 Penilaian Diri - Melatih kejujuran siswa ketika
mengemukakan kelebihan dan
kekurangan pada dirinya sendiri
- Melatih keterbukaan siswa
- Penilaian bersifat subjektif
- Kemungkinan dalam pengisiannya tidak
sesuai dengan kemampuannya
- Kemungkinan siswa mengisi data dengan
mengikuti temannya
- Memberikan perhatian lebih
kepada siswa dan mengarahkan
siswa untuk bekerja secara
mandiri
3 Penilaian Antar
Teman
- Melatih keberanian siswa dalam
menilai kemampuan temannya
- Melatih kemampuan siswa
- Penilaian bersifat subjektif
- Memungkinkan siswa asal-asalan dalam
menilai temannya
- Memberikan kriteria yang jelas
sehingga memudahkan siswa
untuk menilai temannya
26. dalam
4 Jurnal - Penilaian sikap setiap siswa
akan terlihat lebih jelas dan
lengkap
- Terlihat perkembangan sikap
siswa
- Penilaian bersifat subjektif
- Guru akan kesulitan jika harus
melakukan dalam kelas besar
- Penilaian bisa dilakukan secara
bertahap sehingga tidak
menumpuk di akhir sehingga
tidak memberatkan guru
2. Aspek Pengetahuan
No.
Teknik
Penilaian
Kelebihan Kekurangan
Tindak Lanjut Dari
Kekurangan Penilaian
1 Tes Tulis - Objektifitas hasil penilaian dapat lebih
dipertanggung jawabkan daripada tes lisan
atau yang lainnya
- Psikologis siswa lebih bebas dan tidak
terikat
- Dapat mengukur kemampuan sejumlah
siswa dalam tempat yang berbeda dan
dalam waktu yang sama
- Kekhawatiran siswa dapat melakukan
kecurangan (menyontek)
- Jika menggunakan instrumen berupa
soal uraian, lalu tulisan siswa dan
bahasa siswa yang kurang baik akan
sulit dipahami oleh guru sehingga
memungkinkan salah pengertian
- Sebaiknya diawal diberikan cara
pengerjaan secara terstruktur
sehingga hasil pekerjaan siswa
lebih terurut dan teratur
sehingga memudahkan pada
saat penilaian tes tulis
2 Tes Lisan - Tidak mungkin ada yang menyontek
- Bisa melihat sikap dan kepribadian siswa.
- Subjektifitas tinggi
- Membutuhkan waktu yang lebih lama
- Mengefisiensikan waktu dengan
tes lisan jawaban singkat
27. No.
Teknik
Penilaian
Kelebihan Kekurangan
Tindak Lanjut Dari
Kekurangan Penilaian
- Ketika pertanyaan kurang dipahami, maka
siswa dapat meminta penjelasan mengenai
pertanyaan yang dimaksud
- Siswa dapat menjawab menggunakan
argumennya sendiri
- Akan menjadi masalah bagi siswa
yang pintar tapi ketika menjawab
pertanyaan secara lisan ia gugup
3 Penugasan - Membina siswa untuk terbiasa mencari,
mengolah, dan memahami informasi sendiri
- Membina tanggung jawab dan disiplin
siswa
- Jika tugasnya berkelompok maka akan
membangun kerjasama antar siswa
- Meskipun objektif tapi tidak dapat
menggambarkan kemampuan siswa
yang sebenarnya karena pengerjaan
tugas bisa bekerjasama dengan
temannya, melihat buku/catatan, dan
lain-lain.
- Bisa memberikan tugas yang
bersifat bebas, dimana yang
dimaksud adalah siswa bisa
memilih topik sendiri yang
berbeda dengan temannya
sehingga mengurangi
kemungkinan mencontek
pekerjaan temannya.
3. Aspek Keterampilan
No.
Teknik
Penilaian
Kelebihan Kekurangan
Tindak Lanjut Dari Kekurangan
Penilaian
1 Kinerja - Memotivasi siswa untuk aktif - Tidak semua materi pelajaran dapat - Bisa memberikan point tambahan
28. No.
Teknik
Penilaian
Kelebihan Kekurangan
Tindak Lanjut Dari Kekurangan
Penilaian
- Mempermudah siswa untuk memahami
sebuah konsep dari yang abstrak ke
konkrit
- Kemampuan anak dapat dioptimalkan
- Melatih keberanian siswa dalam
mempermudah penggalian ide-ide
- Mampu menilai kamampuan dan
ketrampilan kinerja siswa dalam
menggunakan alat dan sebagainya.
- Hasil penilaian langsung dapat diketahui
oleh siswa
dilakukan penilaian ini
- Nilai bergantung dengan hasil kerja
- Jika jumlah siswanya banyak, guru
kesulitan untuk melakukan penilaian ini
- Waktu terbatas untuk mengadakan
penilaian seluruh siswa
- Siswa yang kurang pintar akan merasa
minder
- Karena siswa terlalu banyak sehingga
sulit untuk melakukan pengawasan
- Sarana dan prasarana penunjang kurang
lengkap
untuk keaktifan sehingga tidak
tergantung dengan hasil kerja
- Melengkapi sarana dan prasarana
penunjang pembelajaran
2 Produk - Guru dapat menilai kreatifitas anak
untuk melihat siswa memiliki daya cipta
dan mempunyai kompetensi
- Kompetensi masing-masing anak betul-
betul dapat diketahui secara obyektif
- Siswa dapat mempraktekkan
pengetahuan yang diperoleh secara
- Memerlukann waktu yang cukup banyak
- Membutuhkan biaya yang lebih besar
- Kemampuan fisik sebagai penunjang
tidak sama
- Penilaiannya subjektif
- Bisa dilakukan dengan membuat
jadwal bekerja sehingga waktu
tidak banyak terbuang
- Bekerja bisa dilakukan
berkelompok sehingga siswa
dengan fisik yang kurang
menunjang bisa dibantu anggota
29. No.
Teknik
Penilaian
Kelebihan Kekurangan
Tindak Lanjut Dari Kekurangan
Penilaian
langsung kelompoknya yang memiliki
kemampuan fisik lebih
3 Proyek - Siswa lebih bebas mengeluarkan ide
- Banyak kesempatan berkreasi
- Mendidik siswa lebih mandiri dan
bertanggung jawab
- Meringankan guru dalam pemberian
materi pelajaran
- Dapat meningkatkan kreatifitas siswa
- Ada rasa tanggung jawab dari siswa
terhadap tugas-tugas yang diberikan
- Guru dan siswa lebih kreatif
- Jika berkelompok, kemungkinan ada
siswa yang malas dan hanya titip nama
- Didominasi oleh siswa yang mampu
bekerja
- Sulit dipantau oleh guru
- Hasilnya kurang obyektif
- Menghabiskan banyak waktu
- Kemungkinan tugas yang dibuat belum
tentu hasil pekerjaan siswa atau hasil
dibantu orang lain
- Melakukan pengawasan secara
berkala untuk memantau
kemajuan proyek sehingga bisa
mengefisiensikan waktu,
mengecek apakah tugas
dikerjakan sendiri, dan apakah
tugas dikerjakan oleh semua
anggota kelompok
4 Portofolio - Mengetahui perkembangan siswa secara
individual
- Siswa tidak perlu menunggu siswa lain
untuk menyelesaikan kompetensi dasar
yang sudah ditentukan
- Memudahkan guru untuk mencari solusi
bagi siswa yang mengalami kesulitan
- Membutuhkan waktu yang banyak untuk
melakukan penilaian
- Sulit dilaksanakan di kelas yang besar
(siswanya banyak)
- Untuk memudahkan penilaian
bisa hanya menilai beberapa sub
materi dalam portofolio yang
menurut siswa dikerjakan dengan
baik (sub bab terbaik)