Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh sosial dan bagaimana individu dapat terpengaruh oleh orang lain dan kelompok. Terdapat tiga jenis pengaruh sosial yaitu konformitas, compliance, dan obedience. Konformitas adalah penyesuaian diri dengan norma kelompok, compliance adalah melakukan permintaan orang lain meskipun tidak disetujui, sedangkan obedience adalah mematuhi perintah meskipun merusak. Dokumen ini juga menjelaskan
2. 1.
Pengaruh sosial adalah usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan (belief),
persepsi ataupun tingkah laku satu atau beberapa orang lainnya (Cialdini, 1994
dalam Sarwono & Meinarno, 2012).
2.
Pengaruh sosial amat kuat dan perpasif terhadap terhadap individu (Sarwono &
Meinarno, 2012).
3.
Pengaruh sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap prilaku
individu (Sarwono & Meinarno, 2012)
4.
Pengarus sosial memiliki tiga komponen, yaitu: konformitas, compliance
(kepatuhan), dan obedience (ketundukan).
3. 1.
Konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial di mana individu mengubah
sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial (Baron, Byrne, dan
Branscombe, 2008, dalam Sarwono & Meinarno, 2012).
2.
Norma sosial adalah aturan-aturan yang mengatur bagaimana sebaiknya kita
bertinkah laku (Sarwono & Meinarno, 2012).
Injunctive norms: norma
yang dinyatakan secara
tegas dan tertulis (eksplisit)
dan memiliki sangsi ketika
tidak diikuti
Deskriptif norms:
Norma yang tidak dinyatakan
secara tegas dan tertulis.
4. 3.
Tekanan-tekanan untuk melakukan konformitas sangat kuat, sehingga usaha untuk
menghindari situasi yang menekankan dapat menenggelamkan nilai-nilai personalnya
(Baron, Branscombe, dan Byrne, 2008 dalam Sarwono & Meinarno, 2012).
4.
Dalam situasi yang tidak pasti dan ambigu, orang cendrung untuk menyesuaikan diri
dengan norma yang dibangun oleh rekannya yan lebih konsisten (Muzafer Sherif, 1936
dalam Taylor, Peplau, Sears, 2009).
5.
Perbedaan kultur dapat memberikan makna yang berbeda terhadap konformitas
6.
Konformitas terhadap minoritas adalah aspek dasar dalam kehidupan sosial, tetapi
terkadang kubu minoritas yang kuat dan konsisten dapat mempengaruhi pandangan
mayoritas (DeDreu & DeVries, 2001 dalam Taylor, Peplau, dan Sears, 2009).
5. 1.
Konformitas compliance, dalam bentuk konformitas ini individu bertindak sesuai
dengan tekanan kelompok. Meskipun sebenarnya dirinya sendiri tidak menyetujui
tindakan tersebut. Pada konformitas compliance, individu berusaha menghindari
penolakan kelompok dan mengharapkan penerimaan kelompok.
2.
Konformitas acceptance, dalam bentuk konformitas ini tingkah laku dan
keyakinan individu sesuai dengan tekanan kelompok yang diterimanya. Pada
konformitas acceptance, konformitas terjadi karena kelompok menyediakan
informasi penting yang tidak dimiliki oleh individu (informational influence).
6. 1.
Lima faktor penyebab konformitas menurut Rambe (1997 dalam Saworno & Meinarno,
2012):
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Alasan pribadi
Kesenangan
Keterpaksaan dengan alas an
Ketidaksetujuan
Kesetiakawanan
Tiga faktor penyebab konformitas menurut Baron, Branscombe, dan Byrne (2008
dalam Saworno & Meinarno, 2012):
a.
b.
c.
Kohesivitas kelompok
Besar kelompok
Norma yang bersifat injunctive
7. 3.
Dua faktor konformitas menurut Martin dan Hewstone (2003 dalam Taylor, Peplau, dan
Sears, 2009):
a.
b.
4.
Keinginan untuk melakukan hal yang benar, ketika orang lain memberikan informasi yang
bermanfaat bagi dirinya, hal ini disebut informational influence (pengaruh informasi) yang
ditimbulkan dari keinginan untuk bertindak benar.
Keinginan untuk dapat disukai, keinginan untuk dapat diterima secara social yang
dinamakan normative influence (pengaruh normative). Pengaruh normatif terjadi ketika
individu mengubah prilakunya untuk menyesuaikan diri terhadap norma kelompok agar
dapat diterima secara sosial.
Faktor konformitas menurut Cialdini dan Trost (1998 dalam Taylor, Peplau, dan Sears,
2009):
a.
b.
c.
Ukuran kelompok
Keseragaman kelompok atau kekompakan opini kelompok
Komitmen kelompok
8. 1.
Compliance adalah melakukan apa-apa yang diminta orang lain, walau munkin kita
tidak suka (Taylor, Peplau, dan Sears, 2009). Hal utama dalam compliance adalah
kemauan kita untuk dapat merespon permintaan orang lain.
2.
Mood dapat mempengaruhi compliance, seseorang ebih mau melakukan prilaku
compliance ketika ia merasa senang dibandingkan ketika ia merasa sedih (Forgas,
1998 dalam Taylor, Peplau, dan Sears, 2009).
9. 1.
Menurut Frence & Raven, 1959 dalam Taylor, Peplau, dan Sears, 2009):
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Imbalan, salah satu basis kemampuan adalah kemampuan untuk memberi hasil
positif bagi orang lain, hasil positif dapat berarti membantu orang lain untuk
mendapatkan tujuan yang diinginkan atau menawarkan imbalan yang bermanfaat.
Koersi, koersi atau pemaksaan dapat berupa paksaan fisik sampai ancaman
hukuman atau tanda ketidaksetujuan.
Keahlian, pengetahuan khusus, training, dan keterampilan juga dapat menjadi
sumber kekuasaan.
Informasi, usaha untuk mempengaruhi orang lain dengan memberikan mereka
informasi atau argument yang logis tentang tindakan yang seharusnya mereka
lakukan.
Kekuasaan rujukan, kecendrungan seseorang untuk dapat diterima suatu kelompik
dapat menimbulkan prilaku compliance.
Otoritas yang sah, norma social yang mengizinkan orang yang berkuasa untuk
mengajukan permintaan
Kekuatan ketidakberdayaan
Manipulasi environmental, terjadi ketika apabila pihak yang mempengaruhi
mengubah situasi sehingga target pengaruh harus tunduk
10. 2.
Menurut Robert C. Cialdini (1995, 2006 dalam Saworno & Meinarno, 2012):
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pertemanan atau rasa suka, kecendrungan untuk lebih mudah memenuhi permintaan teman
atau orang disuka daripada orang yang belum kenal atau dibenci.
Komitmen dan konsisten, akan lebih mudah untuk memenuhi permintaan akan suatu hal
yang konsisten ketika kita berada dalam suatu posisi atau tindakan.
Kelangkaan, kecendrungan untuk menghargai dan mengamankan objek yang langka atau
berkurang keberadaannya yang memicu untuk memenuhi permintaan yang menekan
kelangkaan daripada yang tidak.
Timbal-balik, akan lebih mudah untuk memenuhi permintaan seseorang yang sebelumnya
pernah membantu
Validasi sosial, keinginan untuk bertingkah laku benar dengan cara bertingkah laku seperti
orang lain.
Otoritas, akan lebih mudah memenuhi permintaan orang lain yang memiliki otoritas atau
tampak memiliki otoritas.
11. 1.
Teknik Foot-in-the-Door : salah satu cara untuk membuat seseorang tunduk adalah
dengan mengajukan permintaan kecil pada awalnya, lalu mengerjakan permintaan
besar setelahnya.
2.
Teknik Door-in-the-Face : seseorang mengajukan permintaan yang besar dan
kemudian mengajukan permintaan yang kecil.
3.
Teknik Law-Ball : dengan teknik ini awalnya mendapatkan persetujuan dengan
permintaan yang tidak memiliki informasi lengkap, dan kemudian memberikan
informasi yang lengkap.
4.
Teknik That’s-Not-All : memberikan kesepakatan dan kemudian menaikan
penawaran.
5.
Teknik Pieque : permintaan tidak lazim dan dapat menarik perhatian.
12. Obdience merupakan salah satu jenis pengaruh social, dimana seseorang menaati
dan mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu karena adanya
unsur power (Baron, Branscombe, dan Bryrne, 2008)
13.
14. Individu yg mematuhi perintah yg merusak, menyakiti, dan menghancurkan orang lain
ketika berada dlm situasi diperintahkan untuk melakukannya disebut
obedience
destructive