SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PSIKOLOGI MASSA
‘PROSOSIAL’
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan:
1. Apa pengertian perilaku prososial?
2. Apa saja sumber prilaku prososial?
3. Apa saja Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku prososial?
4. Apa saja aspek – aspek prososial?
RUMUSAN MASALAH
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku prososial.
2. Untuk mengetahui Sumber prilaku prososial.
3. Untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku
prososial
4. Untuk mengetahui Aspek – aspek prososial.
TUJUAN
Perilaku prososial adalah tindakan yang menguntungkan orang lain tetapi
tidak memberikan keuntungan yang nyata bagi orang yang melakukan tindakan
tersebut. Perilaku prososial kadang-kadang dapat melibatkan risiko di pihak orang
yang memberikan bantuan. Istilah-istilah lain, seperti perilaku menolong, amal
kebajikan, dan volunterisme juga digunakan untuk menggambarkan tentang hal-hal
“baik” yang dilakukan orang untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada
orang lain.
Tingkah laku prososial adalah tingkah laku sosial positif yang
menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik, yang
di lakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan rewards eksternal.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa
perkembangan perilaku prososial telah dimulai sejak masa anak-anak. Dengan
bertambahnya usia seorang anak, maka empatinya terhadap orang lain juga akan
semakin berkembang. Dalam psikologi perkembangan juga dikatakan bahwa
kemampuan seorang anak dalam berbagai hal akan meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia.
A. PENGERTIAN PERILAKU
PROSOSIAL
a. Sears dkk (1992)
Mendefenisikan bahwa tingkah laku prososial merupakan tingkah laku yang
menguntungkan orang lain. Menurut sears, tingkah laku prososial meliputi segala
bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa
memperhatikan motif si penolong.
b. Sri Utari Pidada (1982)
Mendefenisikan bahwa pilaku prososial adalah suatu tingkah laku yang mempunyai
suatu akibat atau konsekuensi positif bagi patner interaksi, selain itu tingkah laku yang
bisa di klasifikasikan sebagai tingkah laku sosial sangat beragam di mulai dari bentuk
yang paling sederhana hingga yang paling luar biasa.
c. Wispe (1981)
Tingkah laku prososial adalah tingkah laku yang mempunyai konsekuensi sosial positif
yaitu menambah kondisi fisik dan psikis orang lain menjadi lebih baik
d. Brigham (1991) (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003: 177)
Menyatakan bahwa wujud tingkah laku prososial meliputi : murah hati (charity),
persahabatan (friendship), kerja sama (cooperation), menolong (helping), penyelamatan
(rescuing) dll.
PENDAPAT PARA AHLI PSIKOLOGI
TENTANG PRILAKU PROSOSIAL
e. Bar-Tal (1976)
Tingkah laku prososial merupakan tingkah laku yang dilakukan secara sukarela,
menguntungkan orang lain tanpa anti sipasi reward eksternal, dan tindakan prososial ini
tidak dilakukan untuk dirinya sendiri.
f. Lead ( 1978 )
Menyatakan tiga kriteria yang menentukan tingkah laku prososial (altruistic) yaitu:
1) Tindakan yang bertujuan khusus menguntungkanorang lain tanpa mengharap reward
eksternal
2) Tindakan yang dilakukan dengan sukarela
3) Tindakan yang menghasilkan hal yang positif
g. Wrightsman dan Deaux (1981)
Mendefinisikan perilaku prososial sebagai perilaku seseorang yang mempunyai konsekuensi
sosial positif yang ditujukan bagi kesejahteraan orang lain secara fisik maupun psikologis.
h. Baron dan Byrne (2004: 356)
Menyatakan bahwa perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang
menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya.
i. William (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003: 177)
Membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intensi untuk
mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih
baik, dalam arti secara material maupun psikologis.
Masa akhir anak – anak merupakan suatu masa perkembangan dimana
anak – anak mengalami sejumlah perubahan – perubahan yang cepat dan
menyiapkan diri untuk memasuki masa remaja serta bergerak memasuki masa
remaja serta bergerak memasuki masa dewasa. Pada masa ini, mereka mulai
sekolah dan kebanyakan anak – anak sudah mempelajari mengenai sesuatu yang
berhubungan dengan manusia, serta mulai mempelajari berbagai keterampilan
praktis. Dunia psikososial anak menjadi semakin kompleks dan berbeda dengan
masa awal anak. Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus memainkan
peranan penting.
Sikap sosial secara umum adalah hubungan antara manusia dengan
manusia yang lain, saling kebergantungan dengan manusia lain dalam berbagai
kehidupan bermasyarakat. Sedang pendapat lain mengatakan interaksi dikalangan
manusia; interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, hubungan yang
menimbulkan perasaan sosial yaitu perasaan yang mengikatkan individu dengan
sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti saling tolong menolong,
saling memberi dan menerima, simpati dan antipati, rasa setia kawan, dan
sebagainya.
SUMBER PERILAKU PROSOSIAL
a) Endosentris
Sumber tingkah laku prososial berasal dari dalam diri seseorang. Keinginan untuk mengubah diri
dengan menampilkan self -image. Secara keseluruhan endosentris ini meningkatkan konsep diri (self -
concept), salah satu bentuk konsep diri adalah self-expectation (harapan diri) yang berbentuk rasa
bahagia, kebanggaan, rasa aman, evaluasi diri yang positif.
Harapan diri muncul karena seseorang hidup di lingkungan sosial, dimana dalam lingkungan sosial
terdapat norma dan nilai. Norma sosial di peroleh remaja melalui proses sosialisi yang kemudian di
internalisasikan sehingga menjadi bagian dari diri remaja itu sendiri. Norma yang di internalisasikan
kedalam harapan diri (self-expectation) terdiri dari:
1) Norms of aiding (norma menolong), adalah norma sosial untuk menolong orang lain yang
membutuhkan.
2) Norm of social responssibility, adalah suatu norma sosial yang dimana seorang individu menolong
orang yang membutuhkan pertolongan walaupun orang yang ditolong tidak dapat membalas sama
sekali.
3) Norm of giving, adalah norma sosial dimana seseorang menolong dengan sukarela.
4) Norm of justice, adalah suatu norma sosial dimana tingkah laku menolong didasarioleh norma
keadilan yaitu keseimbangan antar memberi dan menerima.
5) Norm of reciprocity, adalah suatu norma sosial dimana seorang individu menolong orang lain karena
merasa akan mendapat imbalan
6) Norm of equity, adalah suatu norma sosial dimana seorang individu menolong orang lain karena
pernah ditolong sebelumnya.
SUMBER TINGKAH LAKU
PROSOSIAL
b) Eksosentris
Eksosentris adalah sumber untuk memperhatikan lingkungan eksternal yaitu membuat
kondisi lebih baik dan menolong orang lain dari kondisi buruk yang dialami. Orang yang
melakukan tindakan menolong karena mengetahui atau merasakan kebutuhan, keinginan,
dan penderitaan orang lain. Hal ini dijelaskan oleh Piliavin & Piliavin bahwa
tindakan menolong terjadi karena :
1) Adanya pengamatan terhadap kebutuhan atau penderitaan orang lain.
2) Adanya pengamatan terhadap penderitaan yang dirasakan oleh orang lain, sehingga
menimbulkan motivasai untuk menguranginya
Menurut Derlega & Grzelak tingkah laku prososial bisa terjadi karena adanya
penderitaan yang dialami oleh orang lain, pertolongan yang diberikan tidak
mengharapkan reward eksternal. Selain itu prilaku prososial bisa terjadi karena adanya
interpedensi situasi, misalnya seorang suami yang menolong istri di dapur.
Pada dasarnya tingkah laku prososial terjadi karena adanya saling ketergantungan
antara si penolong dengan orang yang ditolong.
a) Orang Tua
keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dalam kehidupan
remaja. Remaja belajar memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar
bekerjasama, dan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial.
Cara bertingkah laku, dan sikap orang tua dalam keluarga akan mempengaruhi
suasana interaksi keluarga dan dapat mengakibatkan ciri-ciri tertentu pada
perkembangan kepribadian remaja, orang tua adalah pemegang peranan
penting dalam pembentukan akhlak dan budi pekerti putra putrinya. Hal
tersebut karena waktu yang dimiliki remaja 75% dihasilkan di lingkungan
keluarga.
b) Guru
Di sekolah guru dapt melatih dan mengarahkan tingkah laku
prososial anak dengan menggunakan teknik yang efektif.
Misalnya guru dapat menggunakan teknik bermain peran, teknik ini melatih
anak mempelajari situasi dimana tingkah laku menolong di peroleh dan
bagaimana melaksanakan tindakan menolong tersebut.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
c) Teman sebaya
Teman sebaya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan tingkah laku prososial
khususnya pada masa remaja. Ketika usia remaja kelompok ssial menjadi sumber utama
dalam perolehan informasi, teman sebaya dapat memudahkan perkembangan tingkah
laku prososial melalui penguatan, pemodelan dan pengarahan.
d) Televisi
Selain sebagai hiburan, televisi merupakan sebagai agen sosial yang penting. Melalui
penggunaan muatan prososial, televisi dapat mempengaruhi pemirsa. Dengan melihat
program televisi anak juga dapat mempelajari tingkah laku yang tepat dalam situasi
tertentu, televisi tidak hanya mengajarkan anak untuk mempertimbangkan berbagai
alternatif tindakan tapi juga anak juga bisa mengerti dengan kebutuhan orang lain,
membentuk tingkah laku prososial dan memudahkan perkembangan empati.
e) Moral Dan Agama
Perkembangan tingkah laku prososial juga berkaitan erat dengan aturan agama dan
moral. Menurut Sears dkk (1992) menyatakan bahwa aturan agama dan moral
kebanyakan masyarakat menekankan kewajiban menolong.
Pentingnya lingkungan terletak pada kontinuitas dan kompleksitas stimulasi sosial dan
kognisi yang dihadapkan pada anak. Untuk tercapainya situasi yang seperti ini,
diperlukan lingkungan rumah tangga dan lingkungan sosial yang memadai dan mampu
menumbuhkan struktur kognitif individu.
1. Self-gain
Harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu.
2. Personal values and norms
Adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasi oleh individu selama
mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan
dengan tindakan prososial.
3. Empathy
Kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang
lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitanya dengan pengambilalihan
peran. Jadi prasyarat untuk mampu melakukan empati, individu harus memiliki
kemampuan untuk melakukan pengambilan peran.
STAUB (1978) TERDAPAT BEBERAPA FAKTOR
YANG MENDASARI SESEORANG UNTUK
BERTINDAK PROSOSIAL
Tiga faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku prososial
1) karakteristik situasional, seperti situasi yang kabur atau samar-samar dan jumlah orang yang
melihat kejadian.
2) karakteristik orang yang melihat kejadian seperti usia, gender, ras, kemampuan untuk
menolong.
3) karakteristik korban seperti jenis kelamin, ras, daya tarik.
Dengan demikian beberapa faktor yang termasuk dalam faktor situasional yaitu:
a. Kehadiran Orang Lain
orang yang melihat kejadian darurat akan lebih suka memberikan pertolongan apabila mereka
sendirian daripada bersama orang lain. Sebab dalam situasi kebersamaan, seseorang akan
mengalami kekaburan tanggung jawab.
b. Pengorbanan yang harus dikeluarkan
Meskipun calon penolong tidak mengalami kekaburan tanggung jawab, tetapi bila pengorbanan
(misalnya; uang, tenaga, waktu, resiko terluka fisik) diantisipasikan terlalu banyak, maka kecil
kemungkinan baginya untuk bertindak prososial.Biasanya seseorang akan membandingkan antara
besarnya pengorbanan jika ia menolong dengan besarnya pengorbanan jika ia tidak menolong.
Jika pengorbanan untuk menolong rendah, sedangkan jika pengorbanan jika tidak menolong
tinggi, tindak pertolongan secara langsung akan terjadi. Jika pengorbanan untuk menolong tinggi
dan pengorbanan jika tidak menolong rendah, ia mungkin akan menghindari atau meninggalkan
situasi darurat itu. Jika keduanya relatif sama tinggi kemungkinan ia akan melakukan pertolongan
secara tidak langsung, atau mungkin akan melakukan interpretasi ulang secara kognitif terhadap
situasi tersebut.
c. Pengalaman dan Suasana Hati.
Seseorang akan lebih suka memberikan pertolongan pada orang lain, bila sebelumnya mengalami
kesuksesan atau hadiah dengan menolong. Sedang pengalaman gagal akan menguranginya.
Demikian pula orang yang mengalami suasana hati yang gembira akan lebih suka gembira.
Sedangkan dalam suasana hati yang sedih, orang akan kurang suka memberikan pertolongan.
d. Kejelasan Stimulus
Semakin jelas stimulus dari situasi darurat, akan meningkatkan kesiapan calon penolong untuk
bereaksi. Sebaliknya situasi darurat yang sifatnya samar-samar akan membingungkan dirinya dan
membuatnya ragu-ragu, sehingga ada kemungkinan besar ia akan mengurungkan niatnya untuk
memberikan pertolongan.
e. Adanya Norma - Norma Sosial.
Norma sosial yang berkaitan dengan tindakan prososial adalah resipprokal(timbal balik) dan norma
tanggung jawan sosial, artinya seseorang cenderung memberikan bantuan kepada mereka yang
pernah memberikan bantuan kepadanya sehingga dengan ini dapat dipertahankan adanya
keseimbangan dalam hubungan interpersonal. Biasanya didalam masyarakat berlaku pula norma
bahwa kita harus menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Masing-masing orang
memiliki tanggung jawab sosial untuk menolong mereka yang lemah.
f. Hubungan Antara Calon Penolong Dengan Si Korban
Makin jelas dan dekat hubungan antara calon penolong dengan calon penerima bantuan akan
memberi dorongan yang cukup besar pada diri calon penolong untuk lebih cepat dan bersedia
terlibat secara mendalam dalam melakukan tindakan pertolongan. Kedekatan hubungna ini dapat
terjadi karena adanya pertalian keluarga, kesamaan latar belakang atau ras.
a. Compliance & Concret, Defined Reinforcement
menolong karena perintah yang disertai oleh reward. Pada tahap ini remaja mempunyai perspektif
egosentris yaitu mereka tidak menyadari bahwa orang lain mempunyai pikiran dan perasaan yang
berbeda dengan mereka, selain itu tingkah laku prososial pada tahap ini terjadi karna adanya
reward dan punishment yang konkrit.
b. Compliance
tindakan menolong karena patuh pada perintah dari orang yang berkuasa. Tindakan menolong
pada tahp ini dimotivasi oleh kebutuhan mendapatkan persetujuan dan menghindari hukuman.
c. Internal Initiative & Concret Reward
menolong karena ada reward dimotivasi keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau hadiah
d. Nominative Behavior
untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Individu mengetahui berbagai tingkah lakuyang sesuai
dengan norma masyarakat.
e. Generalized Reciprocity
Pada tahap ini seseorang melakukan tindakan menolong karna adanya kepercayaan apabila suatu
saat ia membutuhkan bantuan maka ia akan mendapatkannya
f. Altruistic Behavior
menolong secara sukarela yang bertujuan untuk menolong dan menguntungkan orang lain tanpa
mengharapkan imbalan
6 TAHAPAN PERKEMBANGAN
TINGKAH LAKU PROSOSIAL
a. Berbagi, yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain dalam
suasana suka maupun duka. Hal ini dilakukan apabila penerima menunjukkan
kesukaan sebelum ada tindakan melalui dukungan verbal dan fisik
b. Menolong, yaitu kesediaan memberikan bantuan kepada orang lain baik
materiil maupun moril. Menolong meliputi membantu orang lain,
memberitahu, menawarkan bantuan pada orang lain, atau melakukan sesuatu
yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain.
c. Memberi, yaitu kesedian untuk berderma, membantu secara sukarela
sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan.
d. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain demi
tercapainya suatu tujuan.
ASAS PERILAKU PROSOSIAL
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Sely Ai
 
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17Andik Treis Tianto
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Dewi Kartika
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konselingkomisariatimmbpp
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertrina_nurjanah96
 
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalProsedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalSunawan Sunawan
 
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120rina_aldit
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososialNnisa Mukti
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosialMetode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosialayucungkring
 
Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Pet-pet
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Komara Yusuf
 
Memahami masalah dan perkembangan emosi pada anak
Memahami masalah dan perkembangan emosi pada anakMemahami masalah dan perkembangan emosi pada anak
Memahami masalah dan perkembangan emosi pada anakNeni Sholihat
 
Persentasi teori teori kepribadian s sullivan
Persentasi teori teori kepribadian s sullivanPersentasi teori teori kepribadian s sullivan
Persentasi teori teori kepribadian s sullivanddkxlr
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaErnita Mijil
 

What's hot (20)

Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
 
Sosiometri 1
Sosiometri 1Sosiometri 1
Sosiometri 1
 
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
 
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalProsedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
 
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososial
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosialMetode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
 
Laporan Psikoedukasi Pulau Kodingareng Keke
Laporan Psikoedukasi Pulau Kodingareng Keke Laporan Psikoedukasi Pulau Kodingareng Keke
Laporan Psikoedukasi Pulau Kodingareng Keke
 
Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
 
Memahami masalah dan perkembangan emosi pada anak
Memahami masalah dan perkembangan emosi pada anakMemahami masalah dan perkembangan emosi pada anak
Memahami masalah dan perkembangan emosi pada anak
 
Perilaku Prososial
Perilaku PrososialPerilaku Prososial
Perilaku Prososial
 
Persentasi teori teori kepribadian s sullivan
Persentasi teori teori kepribadian s sullivanPersentasi teori teori kepribadian s sullivan
Persentasi teori teori kepribadian s sullivan
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
 

Viewers also liked

Gettinginvolved 121222042900-phpapp02
Gettinginvolved 121222042900-phpapp02Gettinginvolved 121222042900-phpapp02
Gettinginvolved 121222042900-phpapp02Sergio Sanchez
 
Google Android Naver 1212
Google Android Naver 1212Google Android Naver 1212
Google Android Naver 1212Yoojoo Jang
 
Señales de transito Yino Rafael
Señales de transito Yino RafaelSeñales de transito Yino Rafael
Señales de transito Yino RafaelYinoChacon
 
PSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososial
PSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososialPSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososial
PSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososialAmin Upsi
 
Señales de transito
Señales de transitoSeñales de transito
Señales de transitoherazo999
 
Señales juan david
Señales juan davidSeñales juan david
Señales juan davidJuan Zuluaga
 
Cultura, historia, industrializacion hotelera
Cultura, historia, industrializacion hoteleraCultura, historia, industrializacion hotelera
Cultura, historia, industrializacion hoteleraulvulv
 
Lecture 11 semantic analysis 2
Lecture 11 semantic analysis 2Lecture 11 semantic analysis 2
Lecture 11 semantic analysis 2Iffat Anjum
 
Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuskke1
 

Viewers also liked (20)

Gettinginvolved 121222042900-phpapp02
Gettinginvolved 121222042900-phpapp02Gettinginvolved 121222042900-phpapp02
Gettinginvolved 121222042900-phpapp02
 
Skrip majlis perasmian ketrampilan bahasa
Skrip majlis perasmian ketrampilan bahasaSkrip majlis perasmian ketrampilan bahasa
Skrip majlis perasmian ketrampilan bahasa
 
Copia de venezuelan hallaca
Copia de venezuelan hallacaCopia de venezuelan hallaca
Copia de venezuelan hallaca
 
Evaluación del-estado-de-nutrición
Evaluación del-estado-de-nutriciónEvaluación del-estado-de-nutrición
Evaluación del-estado-de-nutrición
 
FORSYTH NS LR
FORSYTH NS LRFORSYTH NS LR
FORSYTH NS LR
 
28853p
28853p28853p
28853p
 
Homework
HomeworkHomework
Homework
 
BUPABS
BUPABSBUPABS
BUPABS
 
OA Group - Presentation
OA Group - PresentationOA Group - Presentation
OA Group - Presentation
 
Google Android Naver 1212
Google Android Naver 1212Google Android Naver 1212
Google Android Naver 1212
 
qqq
qqqqqq
qqq
 
Señales de transito Yino Rafael
Señales de transito Yino RafaelSeñales de transito Yino Rafael
Señales de transito Yino Rafael
 
NEBOSH IGC
NEBOSH IGCNEBOSH IGC
NEBOSH IGC
 
PSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososial
PSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososialPSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososial
PSIKOLOGI SOSIAL tingkah laku prososial
 
Señales de transito
Señales de transitoSeñales de transito
Señales de transito
 
Señales juan david
Señales juan davidSeñales juan david
Señales juan david
 
Cultura, historia, industrializacion hotelera
Cultura, historia, industrializacion hoteleraCultura, historia, industrializacion hotelera
Cultura, historia, industrializacion hotelera
 
Lecture 11 semantic analysis 2
Lecture 11 semantic analysis 2Lecture 11 semantic analysis 2
Lecture 11 semantic analysis 2
 
Modul ppg 2_pkb_3103
Modul ppg 2_pkb_3103Modul ppg 2_pkb_3103
Modul ppg 2_pkb_3103
 
Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah laku
 

Similar to PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"

Similar to PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL" (20)

Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Makalah Prosocial Behavior
Makalah Prosocial BehaviorMakalah Prosocial Behavior
Makalah Prosocial Behavior
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Perkembangan hubungan sosial
Perkembangan hubungan sosialPerkembangan hubungan sosial
Perkembangan hubungan sosial
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 
murid-alam-belajar
murid-alam-belajarmurid-alam-belajar
murid-alam-belajar
 
Materi sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas xMateri sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas x
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sos pend
Sos pendSos pend
Sos pend
 
Ppd kel.10
Ppd kel.10Ppd kel.10
Ppd kel.10
 
PPD kel. 10 By: Nilam Sari
PPD kel. 10 By: Nilam SariPPD kel. 10 By: Nilam Sari
PPD kel. 10 By: Nilam Sari
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
 
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianBab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 

More from rara wibowo

Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTSabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTrara wibowo
 
Sosialisasi tentang kenakalan remaja
Sosialisasi tentang kenakalan remajaSosialisasi tentang kenakalan remaja
Sosialisasi tentang kenakalan remajarara wibowo
 
Menyemai agen hukum progresif
Menyemai agen hukum progresifMenyemai agen hukum progresif
Menyemai agen hukum progresifrara wibowo
 
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANPSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANrara wibowo
 
Filafat ilmu kepolisian
Filafat ilmu kepolisianFilafat ilmu kepolisian
Filafat ilmu kepolisianrara wibowo
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamarara wibowo
 
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxFilsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxrara wibowo
 

More from rara wibowo (11)

Bhabinkamtibmas
BhabinkamtibmasBhabinkamtibmas
Bhabinkamtibmas
 
Siskamling
SiskamlingSiskamling
Siskamling
 
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTSabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
 
Sosialisasi tentang kenakalan remaja
Sosialisasi tentang kenakalan remajaSosialisasi tentang kenakalan remaja
Sosialisasi tentang kenakalan remaja
 
Mnjmn knflk
Mnjmn knflkMnjmn knflk
Mnjmn knflk
 
Hukum progresif
Hukum progresifHukum progresif
Hukum progresif
 
Menyemai agen hukum progresif
Menyemai agen hukum progresifMenyemai agen hukum progresif
Menyemai agen hukum progresif
 
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANPSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
 
Filafat ilmu kepolisian
Filafat ilmu kepolisianFilafat ilmu kepolisian
Filafat ilmu kepolisian
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agama
 
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxFilsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
 

PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"

  • 2. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan: 1. Apa pengertian perilaku prososial? 2. Apa saja sumber prilaku prososial? 3. Apa saja Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku prososial? 4. Apa saja aspek – aspek prososial? RUMUSAN MASALAH
  • 3. Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian perilaku prososial. 2. Untuk mengetahui Sumber prilaku prososial. 3. Untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku prososial 4. Untuk mengetahui Aspek – aspek prososial. TUJUAN
  • 4. Perilaku prososial adalah tindakan yang menguntungkan orang lain tetapi tidak memberikan keuntungan yang nyata bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Perilaku prososial kadang-kadang dapat melibatkan risiko di pihak orang yang memberikan bantuan. Istilah-istilah lain, seperti perilaku menolong, amal kebajikan, dan volunterisme juga digunakan untuk menggambarkan tentang hal-hal “baik” yang dilakukan orang untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang lain. Tingkah laku prososial adalah tingkah laku sosial positif yang menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik, yang di lakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan rewards eksternal. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa perkembangan perilaku prososial telah dimulai sejak masa anak-anak. Dengan bertambahnya usia seorang anak, maka empatinya terhadap orang lain juga akan semakin berkembang. Dalam psikologi perkembangan juga dikatakan bahwa kemampuan seorang anak dalam berbagai hal akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. A. PENGERTIAN PERILAKU PROSOSIAL
  • 5. a. Sears dkk (1992) Mendefenisikan bahwa tingkah laku prososial merupakan tingkah laku yang menguntungkan orang lain. Menurut sears, tingkah laku prososial meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperhatikan motif si penolong. b. Sri Utari Pidada (1982) Mendefenisikan bahwa pilaku prososial adalah suatu tingkah laku yang mempunyai suatu akibat atau konsekuensi positif bagi patner interaksi, selain itu tingkah laku yang bisa di klasifikasikan sebagai tingkah laku sosial sangat beragam di mulai dari bentuk yang paling sederhana hingga yang paling luar biasa. c. Wispe (1981) Tingkah laku prososial adalah tingkah laku yang mempunyai konsekuensi sosial positif yaitu menambah kondisi fisik dan psikis orang lain menjadi lebih baik d. Brigham (1991) (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003: 177) Menyatakan bahwa wujud tingkah laku prososial meliputi : murah hati (charity), persahabatan (friendship), kerja sama (cooperation), menolong (helping), penyelamatan (rescuing) dll. PENDAPAT PARA AHLI PSIKOLOGI TENTANG PRILAKU PROSOSIAL
  • 6. e. Bar-Tal (1976) Tingkah laku prososial merupakan tingkah laku yang dilakukan secara sukarela, menguntungkan orang lain tanpa anti sipasi reward eksternal, dan tindakan prososial ini tidak dilakukan untuk dirinya sendiri. f. Lead ( 1978 ) Menyatakan tiga kriteria yang menentukan tingkah laku prososial (altruistic) yaitu: 1) Tindakan yang bertujuan khusus menguntungkanorang lain tanpa mengharap reward eksternal 2) Tindakan yang dilakukan dengan sukarela 3) Tindakan yang menghasilkan hal yang positif g. Wrightsman dan Deaux (1981) Mendefinisikan perilaku prososial sebagai perilaku seseorang yang mempunyai konsekuensi sosial positif yang ditujukan bagi kesejahteraan orang lain secara fisik maupun psikologis. h. Baron dan Byrne (2004: 356) Menyatakan bahwa perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. i. William (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003: 177) Membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik, dalam arti secara material maupun psikologis.
  • 7. Masa akhir anak – anak merupakan suatu masa perkembangan dimana anak – anak mengalami sejumlah perubahan – perubahan yang cepat dan menyiapkan diri untuk memasuki masa remaja serta bergerak memasuki masa remaja serta bergerak memasuki masa dewasa. Pada masa ini, mereka mulai sekolah dan kebanyakan anak – anak sudah mempelajari mengenai sesuatu yang berhubungan dengan manusia, serta mulai mempelajari berbagai keterampilan praktis. Dunia psikososial anak menjadi semakin kompleks dan berbeda dengan masa awal anak. Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus memainkan peranan penting. Sikap sosial secara umum adalah hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, saling kebergantungan dengan manusia lain dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Sedang pendapat lain mengatakan interaksi dikalangan manusia; interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, hubungan yang menimbulkan perasaan sosial yaitu perasaan yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti saling tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan antipati, rasa setia kawan, dan sebagainya. SUMBER PERILAKU PROSOSIAL
  • 8. a) Endosentris Sumber tingkah laku prososial berasal dari dalam diri seseorang. Keinginan untuk mengubah diri dengan menampilkan self -image. Secara keseluruhan endosentris ini meningkatkan konsep diri (self - concept), salah satu bentuk konsep diri adalah self-expectation (harapan diri) yang berbentuk rasa bahagia, kebanggaan, rasa aman, evaluasi diri yang positif. Harapan diri muncul karena seseorang hidup di lingkungan sosial, dimana dalam lingkungan sosial terdapat norma dan nilai. Norma sosial di peroleh remaja melalui proses sosialisi yang kemudian di internalisasikan sehingga menjadi bagian dari diri remaja itu sendiri. Norma yang di internalisasikan kedalam harapan diri (self-expectation) terdiri dari: 1) Norms of aiding (norma menolong), adalah norma sosial untuk menolong orang lain yang membutuhkan. 2) Norm of social responssibility, adalah suatu norma sosial yang dimana seorang individu menolong orang yang membutuhkan pertolongan walaupun orang yang ditolong tidak dapat membalas sama sekali. 3) Norm of giving, adalah norma sosial dimana seseorang menolong dengan sukarela. 4) Norm of justice, adalah suatu norma sosial dimana tingkah laku menolong didasarioleh norma keadilan yaitu keseimbangan antar memberi dan menerima. 5) Norm of reciprocity, adalah suatu norma sosial dimana seorang individu menolong orang lain karena merasa akan mendapat imbalan 6) Norm of equity, adalah suatu norma sosial dimana seorang individu menolong orang lain karena pernah ditolong sebelumnya. SUMBER TINGKAH LAKU PROSOSIAL
  • 9. b) Eksosentris Eksosentris adalah sumber untuk memperhatikan lingkungan eksternal yaitu membuat kondisi lebih baik dan menolong orang lain dari kondisi buruk yang dialami. Orang yang melakukan tindakan menolong karena mengetahui atau merasakan kebutuhan, keinginan, dan penderitaan orang lain. Hal ini dijelaskan oleh Piliavin & Piliavin bahwa tindakan menolong terjadi karena : 1) Adanya pengamatan terhadap kebutuhan atau penderitaan orang lain. 2) Adanya pengamatan terhadap penderitaan yang dirasakan oleh orang lain, sehingga menimbulkan motivasai untuk menguranginya Menurut Derlega & Grzelak tingkah laku prososial bisa terjadi karena adanya penderitaan yang dialami oleh orang lain, pertolongan yang diberikan tidak mengharapkan reward eksternal. Selain itu prilaku prososial bisa terjadi karena adanya interpedensi situasi, misalnya seorang suami yang menolong istri di dapur. Pada dasarnya tingkah laku prososial terjadi karena adanya saling ketergantungan antara si penolong dengan orang yang ditolong.
  • 10. a) Orang Tua keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dalam kehidupan remaja. Remaja belajar memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerjasama, dan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial. Cara bertingkah laku, dan sikap orang tua dalam keluarga akan mempengaruhi suasana interaksi keluarga dan dapat mengakibatkan ciri-ciri tertentu pada perkembangan kepribadian remaja, orang tua adalah pemegang peranan penting dalam pembentukan akhlak dan budi pekerti putra putrinya. Hal tersebut karena waktu yang dimiliki remaja 75% dihasilkan di lingkungan keluarga. b) Guru Di sekolah guru dapt melatih dan mengarahkan tingkah laku prososial anak dengan menggunakan teknik yang efektif. Misalnya guru dapat menggunakan teknik bermain peran, teknik ini melatih anak mempelajari situasi dimana tingkah laku menolong di peroleh dan bagaimana melaksanakan tindakan menolong tersebut. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
  • 11. c) Teman sebaya Teman sebaya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan tingkah laku prososial khususnya pada masa remaja. Ketika usia remaja kelompok ssial menjadi sumber utama dalam perolehan informasi, teman sebaya dapat memudahkan perkembangan tingkah laku prososial melalui penguatan, pemodelan dan pengarahan. d) Televisi Selain sebagai hiburan, televisi merupakan sebagai agen sosial yang penting. Melalui penggunaan muatan prososial, televisi dapat mempengaruhi pemirsa. Dengan melihat program televisi anak juga dapat mempelajari tingkah laku yang tepat dalam situasi tertentu, televisi tidak hanya mengajarkan anak untuk mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan tapi juga anak juga bisa mengerti dengan kebutuhan orang lain, membentuk tingkah laku prososial dan memudahkan perkembangan empati. e) Moral Dan Agama Perkembangan tingkah laku prososial juga berkaitan erat dengan aturan agama dan moral. Menurut Sears dkk (1992) menyatakan bahwa aturan agama dan moral kebanyakan masyarakat menekankan kewajiban menolong. Pentingnya lingkungan terletak pada kontinuitas dan kompleksitas stimulasi sosial dan kognisi yang dihadapkan pada anak. Untuk tercapainya situasi yang seperti ini, diperlukan lingkungan rumah tangga dan lingkungan sosial yang memadai dan mampu menumbuhkan struktur kognitif individu.
  • 12. 1. Self-gain Harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu. 2. Personal values and norms Adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasi oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial. 3. Empathy Kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitanya dengan pengambilalihan peran. Jadi prasyarat untuk mampu melakukan empati, individu harus memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan peran. STAUB (1978) TERDAPAT BEBERAPA FAKTOR YANG MENDASARI SESEORANG UNTUK BERTINDAK PROSOSIAL
  • 13. Tiga faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku prososial 1) karakteristik situasional, seperti situasi yang kabur atau samar-samar dan jumlah orang yang melihat kejadian. 2) karakteristik orang yang melihat kejadian seperti usia, gender, ras, kemampuan untuk menolong. 3) karakteristik korban seperti jenis kelamin, ras, daya tarik. Dengan demikian beberapa faktor yang termasuk dalam faktor situasional yaitu: a. Kehadiran Orang Lain orang yang melihat kejadian darurat akan lebih suka memberikan pertolongan apabila mereka sendirian daripada bersama orang lain. Sebab dalam situasi kebersamaan, seseorang akan mengalami kekaburan tanggung jawab. b. Pengorbanan yang harus dikeluarkan Meskipun calon penolong tidak mengalami kekaburan tanggung jawab, tetapi bila pengorbanan (misalnya; uang, tenaga, waktu, resiko terluka fisik) diantisipasikan terlalu banyak, maka kecil kemungkinan baginya untuk bertindak prososial.Biasanya seseorang akan membandingkan antara besarnya pengorbanan jika ia menolong dengan besarnya pengorbanan jika ia tidak menolong. Jika pengorbanan untuk menolong rendah, sedangkan jika pengorbanan jika tidak menolong tinggi, tindak pertolongan secara langsung akan terjadi. Jika pengorbanan untuk menolong tinggi dan pengorbanan jika tidak menolong rendah, ia mungkin akan menghindari atau meninggalkan situasi darurat itu. Jika keduanya relatif sama tinggi kemungkinan ia akan melakukan pertolongan secara tidak langsung, atau mungkin akan melakukan interpretasi ulang secara kognitif terhadap situasi tersebut.
  • 14. c. Pengalaman dan Suasana Hati. Seseorang akan lebih suka memberikan pertolongan pada orang lain, bila sebelumnya mengalami kesuksesan atau hadiah dengan menolong. Sedang pengalaman gagal akan menguranginya. Demikian pula orang yang mengalami suasana hati yang gembira akan lebih suka gembira. Sedangkan dalam suasana hati yang sedih, orang akan kurang suka memberikan pertolongan. d. Kejelasan Stimulus Semakin jelas stimulus dari situasi darurat, akan meningkatkan kesiapan calon penolong untuk bereaksi. Sebaliknya situasi darurat yang sifatnya samar-samar akan membingungkan dirinya dan membuatnya ragu-ragu, sehingga ada kemungkinan besar ia akan mengurungkan niatnya untuk memberikan pertolongan. e. Adanya Norma - Norma Sosial. Norma sosial yang berkaitan dengan tindakan prososial adalah resipprokal(timbal balik) dan norma tanggung jawan sosial, artinya seseorang cenderung memberikan bantuan kepada mereka yang pernah memberikan bantuan kepadanya sehingga dengan ini dapat dipertahankan adanya keseimbangan dalam hubungan interpersonal. Biasanya didalam masyarakat berlaku pula norma bahwa kita harus menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Masing-masing orang memiliki tanggung jawab sosial untuk menolong mereka yang lemah. f. Hubungan Antara Calon Penolong Dengan Si Korban Makin jelas dan dekat hubungan antara calon penolong dengan calon penerima bantuan akan memberi dorongan yang cukup besar pada diri calon penolong untuk lebih cepat dan bersedia terlibat secara mendalam dalam melakukan tindakan pertolongan. Kedekatan hubungna ini dapat terjadi karena adanya pertalian keluarga, kesamaan latar belakang atau ras.
  • 15. a. Compliance & Concret, Defined Reinforcement menolong karena perintah yang disertai oleh reward. Pada tahap ini remaja mempunyai perspektif egosentris yaitu mereka tidak menyadari bahwa orang lain mempunyai pikiran dan perasaan yang berbeda dengan mereka, selain itu tingkah laku prososial pada tahap ini terjadi karna adanya reward dan punishment yang konkrit. b. Compliance tindakan menolong karena patuh pada perintah dari orang yang berkuasa. Tindakan menolong pada tahp ini dimotivasi oleh kebutuhan mendapatkan persetujuan dan menghindari hukuman. c. Internal Initiative & Concret Reward menolong karena ada reward dimotivasi keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau hadiah d. Nominative Behavior untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Individu mengetahui berbagai tingkah lakuyang sesuai dengan norma masyarakat. e. Generalized Reciprocity Pada tahap ini seseorang melakukan tindakan menolong karna adanya kepercayaan apabila suatu saat ia membutuhkan bantuan maka ia akan mendapatkannya f. Altruistic Behavior menolong secara sukarela yang bertujuan untuk menolong dan menguntungkan orang lain tanpa mengharapkan imbalan 6 TAHAPAN PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU PROSOSIAL
  • 16. a. Berbagi, yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain dalam suasana suka maupun duka. Hal ini dilakukan apabila penerima menunjukkan kesukaan sebelum ada tindakan melalui dukungan verbal dan fisik b. Menolong, yaitu kesediaan memberikan bantuan kepada orang lain baik materiil maupun moril. Menolong meliputi membantu orang lain, memberitahu, menawarkan bantuan pada orang lain, atau melakukan sesuatu yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain. c. Memberi, yaitu kesedian untuk berderma, membantu secara sukarela sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan. d. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain demi tercapainya suatu tujuan. ASAS PERILAKU PROSOSIAL