SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN 1
Bpk. ADE FAUJI,SE,MM
Disusun Oleh:
NAMA : AGUS NIAR NAZARA
NIM : 11011700279
KELAS : 2T MA
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2017-2018
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
DAFTAR ISI
BAB I BURSA KEUANGAN DAN SUKUBUNGA
BAB II NILAI WAKTUDARI UANG & PENILAIAN SAHAM DANOBLIGASI
BAB III ANALISIS LAPORAN&PERAMALANKEUANGAN DAN MENILAI KINERJA
PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKANBEBERAPA RASIO KEUANGAN
DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAN
BAB IV PERENCANAANDAN PENGENDALIANKEUANGAN
BAB V KEBIJAKAN MODAL KERJA &PENGELOLAAANKAS DAN SAKURITAS
BAB VI PENGELOLAAN KREDIT
BAB VII PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
BAB I
BURSA KEUANGAN DAN
SUKU BUNGA
BURSA/PASAR KEUANGAN
 Bursa/pasar keuangan merupakanmekanisme pasar yang memungkinkan
bagi seorang ataukoperasi untuk dengan mudah dapat melakukan
transaksi penjualan
dan pembeliandalam bentuk sekuritas keuangan(seperti sahamdan
obligasi ).
Dalam sekuritas komoditas dimungkinkandapat melakukan pembeliaan
dan
penjualan awal atas produk produk sumber alam seperti produk
pertaniandan
pertambangan dan lainsebagainya.
 Bursa/Pasar keuanganmerupakan pasar yang menyediakanproduk
keuangan baik
berupa aktivafisik surat berhargaatau valuta asing. Beberapaahli
memberikan
definisi pasar keuangan sebagai seluruhinstitusi danprosedur untuk
menjembatani pembeli dan penjual instrumenkeuangan. Artinya, pasar
keuangan merupakan penghubung antara pihak yang inginmenjual
produk
keuangan dan ingin membeli produk keuangan.
Pasar diperjualbelikannyamodal jangka panjang dalam bentuk surat Beharga
Seperti obligasi dansaham. Jangka waktusurat berharga yang ditawarkan
biasanya berumur lebihdari satu tahun.
Pasar diperjualbelikannyamodal jangka pendek dalam bentuk surat
berharga, seperti depositoberjangka, wesel, ataupromes di mana
jangka waktunya kurang dari satutahun.
pasar yang melakukan kegiatantransaksi valutaasing (mata uang asing),
baik spot transaction, forwardtransaction, danswap transaction.
Pasar yang melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen
atas produk tertentubaik barang ataupun jasa, seperti pembelianmobil,
motor, perlengkapanrumah tangga, pendidikan, atau liburan.
JENIS JENIS BURSA KEUANGAN
PASAR HIPOTEK
Pasar yang melayani pinjaman untuk lahan real estate/perumahan,
komersial, industri danpertanian.
PASAR KOMODITAS
Pasar yang melakukan kegiatanjual beli komoditas tertentu
seperti produk pertanian.
CIRI CIRI BURSA/PASAR KEUANGAN
 Menekankanpada pemenuhan dana jangka pendek.
 Mekanisme pasar uang ditekankanuntuk mempertemukanpihak yang
mempunyai kelebihandana dan yang membutuhkandana.
 Tidak terikat pada tempat tertentuseperti halnyapasar modal.
SUKU BUNGA
Suku Bunga adalah kompensasi atau
Imbalan jasa atas pinjaman uang kepada
Pemberi pinjaman kepada peminjamatas
manfaat ke depan dari investasi dari uang
Pinjaman tersebut.
Uang yang dipinjamitu disebut sebagai
pokok utang dan sekianpersendaripokok
utang yang dibayarkan olehpeminjam
kepada pemilik modal disebut sebagai
Bunga.
FUNGSI SUKU BUNGA
Menurut Sunariyah, suku bunga mempunyai
manfaat bagi masyarakat, yaitu
 Untuk merangsang masyarakat agar mau
menyimpan sebagian uangnya pada bank
sebagai investasi.
 Mengendalikan penawaran dan
permintaan uang yang beredar dalam
perekonomian atau sebagai alat moneter.
 Bunga dapat digunakan oleh pemerintah
untuk mengontrol jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
Faktor-Faktor yang MempengaruhiSuku Bunga
Kebutuhan Dana
Kebijakan Pemerintah
Persaingan
Hubungan Baik
Terget Laba yang Diinginkan
Reputasi Perusahaa
Produk yang Kompetitif
Kualitas Jaminan
METODE PEMBEBANAN SUKU BUNGA
1) Sliding Rate
Merupakan perhitungan bunga kredit dengan
total angsuran yang akan menurun setiap kali
angsuran. Total angsuran menurun tersebut
karena angsuran pokok akan sama setiap kali
angsuran, sementara angsuran bunga akan
menurun.
CONTOH SLIDING RATE
Ana mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp
120.000.000,- jangka waktu satu
tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun, sliding rate dan
angsuran dilakukan setiap
bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan !
Angsuran Bulan Pertama
Angsuran pokok = 120.000.000/12 = Rp
10.000.000,-
Angsuran Bunga Bulan I = 12% x 1/12 x 120.000.000 = Rp
1.200.000,-
Angsuran Total pada Bulan I = Rp
11.200.000,-
Angsuran Bulan Kedua
Angsuran Pokok = 120.000.000/12 = Rp
10.000.000,-
Angsuran Bunga Bulan II = 12% x 1/12 x 110.000.000= Rp
1.100.000,-
Angsuran Total pada Bulan II = Rp
11.100.000,-
Dari angsuran tersebut dapat diketahui bahwa total
angsuran akan menurun setiap bulan,
sehingga metode pembebanan bunga dengan total angsuran
yang menurun disebut
dengan Sliding Rate.
2) Flat Rate
Merupakan metode pembebanan suku bunga kredit yang
rata setiap kali
angsuran, atau total angsuran pokok, maupun angsuran
bunga sama
setiap kali angsuran atau setiap bulan.
Contoh
Ana mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp
120.000.000,- jangka
waktu dua tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun flat rate,
dan
angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah
angsuran perbulan!
Angsuran perbulan = 120.000.000 + (120.000.000 x 12% x
2) 24
Angsuran perbulan = 148.800.000 = Rp 6.200.000,-
24
Atau
Angsuran Pokok Perbulan = 120.000.000/24 = Rp
5.000.000,-
Angsuran Bunga perbulan = 12% x 1/12 x 120.000.000
= Rp 1.200.000,-
Total Angsuran perbulan = Rp6.200.000
Floating Rate
Jenis ini pembebanan bunga dikaitkan dengan bunga
yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap
bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang bulan
tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi
atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan.
4) Annuity
Perhitungan bunga dengan mengalikan persentase
Bunga dikalikan dengan saldo akhir pinjaman secara
tahunan. Dalam metode annuity ini, total angsuran
pertahun akan sama, sementara angsuran pokok dan bunga
akan berubah. Angsuran pokok akan meningkat setiap
tahun dan angsuran bunga akan menurun karena bunga
dihitung dari saldo akhir kredit.
CONTOH ANNUITY
Ana mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp
120.000.000,- jangka waktu 5 tahun. Suku bunga
Kredit 12% pertahun annuity (anuitas), dan angsuran
dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah
Angsuran perbulan dan angsuran pertahun!
Angsuran pertahun = 120.000.000 x 12%
1 – (1 + 12%)-5
= 33.289.168
Angsuran perbulan = 33.289.168 = 2.774. 097
12
Pembayaran angsuran perbulan dilakukan dengan membagi
hasil angsuran pertahun dengan 12.
Angsuran pokok tahun I
Angsuran pertahun = Rp 33.289.168,-
Angsuran bunga tahun I = 12% x 120.000.000 = Rp
14.400.000,-
Angsuran pokok tahun I = Rp
18.889.168,-
Angsuran pokok tahun II
Angsuran pertahun = Rp 33.289.168,-
Angsuran bunga tahun II = 12% x 101.110.832 = Rp
12.133.300,-
Angsuran pokok tahun II = Rp 21.155.868,-
Angsuran pokok tahun ketiga sampai tahun kelima dapat
dilakukan seperti pada angsuran pertama
kedua dan pada akhir tahun kelima saldo akhir pinjaman
sama dengan nol.
5) Efective Rate
Merupakan beban bunga efektif yang ditanggung oleh
debitur. Dalam
metodeefective rate, total angsuran akan sama setiap bulan
akan tetapiangsuran
pokok akan meningkat dan angsuran bunga akan menurun.
Contoh :
Pada tanggal
1 April 2006, Wina mendapat kredit dari Bank ABC
sebesar
Rp 120.000.000,- jangka waktu 20 bulan. Bunga 12%
pertahun efective rate danangsuran dilakukan setiap bulan
dan dimulai sejak tanggal 1 Mei 2006.
Angsuran = 120.000.000 x 1%
1 – (1 + 1%)-20
Angsuran = 6.649.838
Angsuran Bulan I
Angsuran total akan sama setiap bulan sebesar = Rp
6.649.838,-
Angsuran Bunga = 1% x 120.000.000 = Rp
1.200.000,-
Angsuran Pokok Bulan I = Rp 5.449.838
Angsuran Bulan II
Angsuran total akan sama setiap bulan sebesar = Rp
6.649.838,-
Angsuran Bunga = 1% x 114.550.162 = Rp
1.145.502,-
Angsuran Pokok Bulan II = Rp 5.504.336,-
Perhitungan angsuran pokok dan bunga bulan ketiga dan
seterusnya dapt dihitung
dengan menggunakan perhitungan seperti di atas.
BAB II
NILAI WAKTU UANG
PengertianNilai Waktu Uang
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam
manajemen keuangan, atau nilai waktu dari uang, di
dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai
waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh
seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh
masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan
sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan
kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan
lain-lain.
KonsepDasar
Tahukah anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan
nilai di masa depan. Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih
berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti di masa
mendatang.
Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di
tahun 1970. Dengan uang sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah
bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah
mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih
termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun
uang satu juta di masa sekarang jelas sudah tidak ada apa-apanya. Orang
yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan jutawan, namun
kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan
sebutan milyuner.
Jika kita melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus
benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai
kita tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang
besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan. Contoh
kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu
20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah.
Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis
dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum
tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini.
Teknik Perhitungan KonsepNilai Uang
Cara mengetahui teknik perhitungan sederhana dan variasinya,
yaitu menentukan nilai masa depan dari sejumlah uang saat ini.
nilai saat ini dari sejumlah uang masa depan, nilai masa depan
suatu anuitas (sejumlah uang yang konstan secara berkala) nilai
saat ini suatu anuitas, nilai masa depan dan nilai saat ini dengan
periode berganda, nilai masa depan dan nilai saat ini dengan tak
terhingga, tingkat keuntungan yang diinginkan atau tingkat
bunga. Berikut ilustrasi mendasar mengenai NWU beserta
variasi dan rumusnya.
1. Future Value (Nilai Yang Akan Datang)
Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan
datang dari sejumlah modal yang ditanamkan sekarang dengan
tingkat discount rate (bunga) tertentu.
Nilai waktu yang akan datang dapat dirumuskan sbb;
Mo = Modal awal
i = Bunga per tahun
n = Jangka waktu dana dibungakan
Future Value = Mo ( 1 + i )
Contoh soal:
Tuan A memilik uang sebesar Rp 1.000.000, di simpan di bank dengan bunga
pertahun sebesar 5% dan selama 5 tahun, berapa jumblah uang Tuan A
setelah tahun ke 5......? RUMUS
FV= Mo x (1+i )
n
= 1.000.000 x ( 1+i )
5
= 1.000.000 x (1,05 )
5
= 1.276.300
Diketahui dengan cara:
CARA MANUAL
Tahun 1 = 1.000.000 x (1 + 0,05 ) = 1.050.000
Tahun 2 = 1.050.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.102.000
Tahun 3 = 1.102.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.157.000
Tahun 4 = 1.157.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.215.000
Tahun 5 = 1.215.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.276.300
2. Present Value ( Nilai Sekarang )
Present valueadalahnilaisejumlah uang yang saat ini dapat
dibungakanuntukmemperoleh jumlah yang lebih besar di
masa mendatang.
Keterangan:
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)
i = Interest/suku bunga
n = Jangka waktu dana dibungakan
Pv = FV x (1+i)n
Contoh :
Dua tahun lagi Tami akan menerima uang sebanyak Rp 50.000,00.
Berapakah nilai uang tersebut sekarang jika tingkat bunga adalah 12 %
setahun?
Diketahui :
Fv = 50.000,00
i = 0,12
n = 2
Jawab :
Pv = Fv/(1+i)n
Pv = 50.000/(1 + 0,12)(2)
Pv = 50.000/2,24
Pv = 22.321,43
Jadi, nilai sekarang uang milik Tami adalah Rp 22.321,43,00
3. Nilai Masa Datang dan Nilai sekarang
Faktor bunga nilai sekarang PVIF (r,n), yaitu persamaan untuk diskonto dalam
mencari nilai sekarang merupakan kebalikan dari faktor bunga nilai masa depan
FVIF (r,n) untuk kombinasi r dan n yang sama.
Keterangan :
FV = Future value ( Nilai mendatang)
Ko = arus kas awal
R = rate / tingkat bunga
^n = tahun ke-n (pangkat n)
FV = Ko (1 + r) ^n
Contoh :
Jika Nia menabung Rp 5.000.000,00 dengan bunga 15% maka setelah 1 tahun
Nia akan mendapat?
Diket : Ko = 5.000.000
r = 15% = 15/100 = 0,15
n = 1
Jawab :
FV = Ko (1 + r)^n
FV = 5.000.000 (1+0.15)^1
FV = 5.000.000 (1,15)
FV = 5.750.000
Jadi, nilai mendatang uang milik Jily adalah Rp 5.750.000,00
Konsep Anuitas
Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap
periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan
individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil atau rumah dan
pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan
arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus
keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.
Nilai masa mendatanguntuk aliran kas tunggal
Jika kita memperoleh uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan pada
tabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang ?.
Hal ini dapat bisa di hitung dengan rumus :
FV = PO + PO ( r )
= PO + ( 1 + r )
FV = Nilai Masa Mendatang
PO = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 )
= 1.100
Jika kita memperolehuangRp 1.000,- saat ini dan kemudianmenginvestasikanpadatabungan
dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang?.
Hal ini dapat bisa di hitung denganrumus :
FV = PO + PO ( r )
= PO + ( 1 + r )
FV = Nilai Masa Mendatang
PO = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 )
= 1.100
Nilai masa mendatanguntuk aliran kas tunggal
BAB III
ANALISA LAPORAN DAN PERAMALAN KEUANGAN & MENILAI KINERJA
PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA RASIO KEUANGAN
DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAN
Tugas manjer perusahaan dihadapkan pada dua keputusan besar, yaitu
keputusan penentuan proyek investasi dan strategi pendanaan untuk melaksanakan
investasi yang telah diputuskan. Keputusan investasi yang baik harus berdasarkan
pada informasi proyeksi arus kas dan beberapa informasi penting antara lain
rincian biaya proyek investasi dan biaya modal, yang besarnya tergantung pada
pilihan teknologi yang akan digunakan .
 PERENCANAAN KEUANGAN
a. Definisi PerencanaanKeuangan
Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian
tentang keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara
terkonsep dan sistematis baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam konsep jangka pendek biasanya 1 tahun saja. Sedangkan jangka panjang
beberapa pakar menyatakan jangka waktunya 2 hingga 5 tahun ke depan,
Perencanaan keuangan memberikan panduan bagi perubahan dan pertumbuhan
yang
b Arus Kas dalam Perusahaan
Sebelum menyusun rencana keuangan, maka ada beberapa hal yang
harus dipahami dalam suatu perusahaan. Salah satu hal penting yang harus
dianalisis adalah arus kas suatu perusahaan. Arus dana yang terjadi di dalam suatu
perusahaan sering juga dikatakan sebagai perputaran modal kerja. Arus dana
adalah cerminan bagaimana sistem aliran dana yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Sehingga dengan diketahui aliran dana ini, maka bagi pihak pengambil
keputusan akan dapat menentukan dalam menetapkan kebutuhan dana perusahaan,
darimana akan dibiayai serta bagaimana penggunaannya.
c. Analisis Sumber dan PenggunaanDana
Dalam suatu periode tertentu dalam perusahaan misalkan jangka
waktu dalam satu periode adalah selama satu tahun, laporan-laporan yang disajikan
perusahaan menunjukkan adanya penambahan atau pengurangan dana atau
kas. Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan alat penting bagi financial
manager, untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan
dana tersebut dibelanjai ( dengan analisa aliran dana itu akan dapat diketahui dari
mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan). Laporan sumber –
sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi bank
dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya, dengan mengadakan
analisa terhadap laporan tersebut dapat diketahui bagaimana perusahaan itu
menggunakan dana yang dimilikinya.
Ada beberapa hal yang perlu dianalisis terkait dengan sumber dan
pengunaan dana, diantaranya meliputi :
Analisis sumber dana yang berasal dari :
1. Penurunan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap tetap dan kas.
2. Penurunan bruto aktiva tetap.
3. Kenaikan bersih kewajiban dan hutang.
4. Penambahan modal sendiri.
5. Dana yang diperolehdari operasi.
Analisis pengunaan dana :
1. Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas.
2. Penambahan bruto aktiva tetap.
3. Penurunan kewajiban dan hutang.
4. Pengurangan modal sendiri.
5. Pembayaran dividen.
Analisis sumber dan pengunaan dana lebih diarahkan pada penerapan
matching principle dalam pendanaan. Prinsip ini menyatakan pengunaan jangka
panjang seharusnya didanai dengan dana jangka panjang. Sedangkan dana jangka
pendek hanya untuk keperluan jangka pendek. Dengan demikian maka prinsip ini
lebih menekankan pada pertimbangan likuiditas.
d. Implikasi dari Analisis Laporan Dana
Analisi laporan sumber dan penggunaan dana memberikan wawasan
bagi pihak-pihak yang terkait terutama manajer keuangan dalam hal merencanakan
ekspansi perusahaan serta dampaknya pada likuiditas perusahaan.
Ketidakseimbangan dalam penggunaan pendanaan akan dapat dideteksi dan
dilakukan penyesuaian. Jadi laporan sumber dan pengguanaan dana memberi
signal untuk masalah yang akan dianalisis dan secara rinci dalam rangka
pengambilan keputusan yang tepat. Analisi laporan sumber dan pengunaan dana
dimasa mendatang akan sangat berguna dalam merencanakan pembelanjaan jangka
menengah dan jangka panjang.
e. PerencanaanKeuangan
Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan
posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka
panjang ataupun jangka pendek). Untuk menyusun rencana keuangan tersebut
dipergunakan serangkaian asumsi, baik yang menyangkut hubungan antar variable-
variabel keuangan, maupun keputusan-keputusan keuangan.
1. Perencanaan keuangan jangka panjang
Setiap perusahaan memiliki rencana yang panjang kedepan atau sering
disebut dengan perencanaan strategis, misalnya melakukan investasi modal dalam
jumlah yang cukup besar, disertai dengan keputusan pendanaan tertentu. Oleh
karena demikian maka disusun suatu laporan keuangan yang diproyeksikan (atau
laporan keuangan proforma), konsisten dengan keputusan-keputusan keuangan
yang diambil.
2. Perencanaan keuangan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek umumnya berdimensi waktu kurang dari 1
tahun. Tujuan utamanya seringkali untuk menjaga likuiditas perusahaan. Alat yang
dipergunakan adalah dengan menyusun anggaran kas. Anggaran kas merupakan
taksiran tentang kas masuk dan kas keluar pada periode waktu tertentu.
Investasi pada jumlah asset dengan nilai yang besar menyebabkan
perusahaan memikirkan kapan terjadinya break even point. Bahkan jika break even
point tidak tercapai sesuai dengan standar waktu yang direncanakan maka artinya
perencanaan perusahaan tidak berkualitas.
BAB 1V
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN
perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan,
laba, dan aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran
dan juga panda penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi
tersebut.
Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana
keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses
penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk
mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan
dalam lingkungan operasi.
Analisis titik impas
Analisis titik impas ( breakeven analysis) adalah suatu metode untuk
menentukan titik di mana penjualan akan menutup biaya.Tujuan dari analisis
titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat impas dengan
mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan keuntungan
Kegunaan titik impas :
1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi seluruh
biaya operasi yang dibedakan dari biaya modal.
2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang berbeda-
beda.
 Unsur-unsur penting titik impas
1. Sifat biaya yang diasumsikan
Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan
menjadi dua kategori, yaitu:
a. Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak
mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh: Gaji
administratif, penyusutan, asuransi, sewa.
b. Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah
karena perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung, bahan langsung,
komisi penjualan.
2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya
Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat
tajam ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian
naik lagi bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Biaya seperti ini dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap.
Untuk menggunakan model titk impas dengan menyesuaikan struktur biaya yang
kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus mengidentifikasi range
jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur perkiraan
efek biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya
tetap dan biaya variabel.
3. total pendapatan dan volume output
Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per
unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat
operasi perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.
Metode perhitungan titik impas
1. Analisis uji coba
Contoh: Daftar penjualan, biaya dan keuntungan sebuah perusahaan
Q P TR VC/u
nit
TVC TFC TC EBIT
(1) (2) (3)=(1)
x(2)
(4) (5)=(1)x
(4)
(6) (7)=(5)
+(6)
(8)=(3)
-(7)
10.00 $10 $100.00 $6 $60.000 $100.0 $160.00 $-
0 0 00 0 60.000
15.00
0
10
150.000
6 90.000
100.00
0
190.000
-
40.000
20.00
0
10
200.000
6 120.000
100.00
0
220.000
-
20.000
25.00
0
10
250.000
6 150.000
100.00
0
250.000
0
30.00
0
10
300.000
6 180.000
100.00
0
280.000 20.000
35.00
0
10
350.000
6 210.000
100.00
0
310.000 40.000
Jadi titik impas berada pada unit penjualan (Q) = 25.000 unit dan TR = $250.000
2. Analisis marjin kontribusi
Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per
unit. Marjin kontribusi mengacu pada biaya untuk menutupi biaya tetap.
Contoh: Harga jual per unit $ 10
Biaya variabel per unit ($ 6)
Marjin kontribusi/unit $ 4
Total biaya tetap satu tahun $100.000.
BEP = $100.000/$ 4
= 25.000 unit
3. Analisis aljabar
TR = P x Q
TC = F + (V x Q)
BEP tercapai apabila TR = TC
PQ = F + VQ
PQ – VQ = F Q(P – V) = F
Q(BE) = F
(P – V)
TR = total revenue
TC = total cost
P = harga jual/unit
Q = kuantitas yang terjual
F = total biaya tetap
V = biaya variabel/unit
Apabila perusahaan menargetkan laba tertentu, maka BEP
Q = F + Profit
(P – V)
4. Metode grafik
Biaya, pendapatan
Contoh: PT ABC mengolah produk dengan biaya variabel per unit sebesar Rp
1.500,- sedangkan harga jual per unit Rp 2.500, dan biaya tetap sebesar Rp 1
milyar, maka
Q (BE) = R 1.000.000.000
Rp 2.500 – Rp 1.500
= 1.000.000 unit
R (BE) = Rp 2.500 x 1.000.000 unit
= Rp 2.500.000.000,-
Menghitung BEP untuk perusahaan yang menghasilkan produk lebih dari satu
jenis. Contoh : Berikut ini data bauran produk sebuah perusahaan
Produk Harga jual/unit Biaya
variabel/unit
Bauran
penjualan
A $180 $100 1
B $110 $ 70 2
Biaya tetap $ 1.600.000
Jika bauran produk tersebut diperkirakan akan konstan pada semua tinkat
penjualan, biaya variabel untuk setiap dollar hasil penjualan akan ditentukan
sebagai berikut:
V = Biaya variabel = ( $100 x 1) +
($70 x 2) = $240 = $0,60
Penjualan ( $180 x 1) + ($110 x 2) $400
R (BE) = F = $ 1.600.000 = $4.000.000
1-V 1 - 0.60
Q (BE) = R (BE) = $4.000.000 = 10.000 paket
Bauran harga $400
Cara lain:
Hasil penjualan per paket = (1 unit A x $180) + (2 unit B x $110) = $400
Biaya variabel per paket = (1 unit A x $100) + (2 unit B x $70) = $240
Q (BE) = F = $1.600.000 =
10.000 paket
P - V $400 - $240
Jadi kuantitas setiap produk yang akan dijual agar mencapai titik impas adalah:
A = 10.000 paket x 1 unit A per paket = 10.000 unit
B = 10.000 paket x 2 unit B per paket = 20.000 unit
Informasi yang dikembangkan dari analisis impas dan analisis biaya-volume-laba
menyuguhkan data tambahan yang berguna seperti marjin pengaman (margin of
safety), yang menunjukkan berapa banyak penjualan boleh turun dari jumlah
penjualan tertentusebelum perusahaan mengalami keadaan impas
BAB V
KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLAAN
KAS DAN KUIDITAS
A. Pengertian Modal Kerja
Bambang Riyanto (2007 : 20) menyatakan bahwa “pengertian modal kerja
dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar.” Pengertian tersebut sama dengan
pengertian modal kerja yang dinyatakan oleh Susan Irawati (2006 : 89) bahwa “modal kerja
merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau current assets.”
Sementara itu menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland – Modal kerja
adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja
merupakan investasi dalam kas, surat- surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang
lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar
B. Konsep Modal Kerja
Riyanto (2001:57-58) mengemukakan konsep modal kerja yang biasa digunakan
untuk analisis, yaitu:
1. Modal Kerja Kuantitatif.
Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva yang
masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan
elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal
kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering
disebut modal kerja bruto atau gross working capital.
2. Modal Kerja Kualitatif.
Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan
kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-
benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir
terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh tempo.
3. Modal Kerja Fungsional.
Konsep ini lebih menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan penghasilan
langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan
didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu.
C. Jenis-Jenis Modal Kerja
A. W. Taylor (Dalam Riyanto, 2001:60-61) menyatakan bahwa modal kerja bisa
dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut:
1. Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar
dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen
dibagi menjadi dua macam yakni:
a. Modal Kerja Primer. Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada
dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
b. Modal Kerja Normal. Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan
bias beroperasi dengan tingkat produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan atau berfluktuasi
berdasarkan volume produksi atau penjualan. Modal kerja variabel terdiri dari:
a. Modal Kerja Musiman. Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi
apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan
modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya.
b. Modal Kerja Siklus. Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh
fluktuasi konjungfur.
c. Modal Kerja Darurat. Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-
keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Sebuah usaha akan sehat apabila posisi
modal kerjanya stabil, artinya dari dua jenis modal kerja di atas tersedia.
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama. Hal ini
disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh
perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama
dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kebutuhan modal kerja juga mengalami perubahan.
D. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu
modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas
utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva
lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun
atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah:
a) Kas (Cash).
Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan
lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk
memenuhi kewajiban financial perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan
keuntungan yang paling rendah.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment).
Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham
perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-
surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum
digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap
sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud
untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek
(marketable securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable).
Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih
adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang
akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian
tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable).
Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul
karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja
dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan
penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya
sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable).
Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya
kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories).
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat
penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi,
mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang
dalam proses, dan persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense).
Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum
menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang
sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar
di muka.
2. Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut:
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar
merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang
berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk
membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang
ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam
uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul
karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan
dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang
normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih
dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain
telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan
barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru
direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang
diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca
disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu
neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang
timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi
pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain-lain.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan
bukanlah merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Munawir (2004:117) menyatakan bahwa besarnya modal kerja yang dibutuhkan
oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Sifat atau tipe dari perusahaan
2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual
serta harga per satuan dari barang tersebut.
3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
4) Syarat penjualan
5) Tingkat perputaran persediaan.
F. Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa
membahayakan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2004:116) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah
sebagai berikut :
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya
kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada
waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat
mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak
dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada
pelanggan.
7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi denan lebih efisien karena tidak ada kesulitan
dalam memperoleh bahan baku biasa dan supply yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam posisi resesi atau depresi.
Di luar kondisi diatas, yakni adanya modal kerja yang berlebihan dan terjadinya kekurangan
modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Modal
kerja yang berlebihan menunjukkan pengelolaan dana yang tidak efektif disamping akan
menimbulkan keburukan- keburukan seperti, dapat menimbulkan pemborosan-pemborosan,
investasi- investasi pada cabang yang tidak diinginkan dan kerugian bunga karena saldo bank
yamg tidak digunak
G. Sumber Modal Kerja
Modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh perusahaan
atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau berasal dari
investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin
besar jaminan bagi kreditur jangka pendek.
Munawir (2004:120) menyatakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan dapat
berasal dari:
1. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang tampak dalam laporan
perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan
jumlah modal kerja yang berasal dari operasi perusahaan.
2. Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek). Surat berharga
yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar yang
segera dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan
surat-surat berharga ini mengakibatkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk
surat berharga menjadi uang kas.
3. Penjualan Aktiva Tidak Lancer.Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil
dari penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang
menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut.
4. Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang diperlukan,
perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik
perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan juga dapat mengeluarkan
obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap,
oleh karena itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi harus disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.
H. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit
beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di
simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari utk keperluan bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
I. Manfaat Manajemen Modal Kerja
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi
perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin
terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
konsumen.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan
kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak
ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
g. Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan
terhadap modal kerja.
J. Laporan Modal Kerja
Laporan perubahan modal kerja merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas keuangan
suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dan menyajikan sebab-sebab perubahan-peubahan
posisi keuangan perusahaan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut.
1. Sifat umum atau tipe perusahaan (Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public
utility) relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan
relatif cepat)
2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi
per unit atau harga beli per unit barang. Jumlah modal kerja bukan langsung dengan waktu yang
dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada
langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk
memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja.
3. Syarat pembelian dan penjualan (Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku
akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan
akan memperkecil
kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus
dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume
perdagangan menjadi lebih besar).
4. Tingkat perputaran persediaan (Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual
kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan
semakin rendah.)
5. Tingkat perputaran piutang ( Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu
yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas.)
K. Pengelolaan Modal Kerja
Pengelolaan modal kerja dipengaruhi oleh elemen-elemen dalam modal kerja diantaranya
yaitu:
a) Kas Merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan dapat memenuhi
kewajiban finansialnya, tapi apabila kas yang besar tidak di imbangi dengan kenaikan penjualan
maka tingkat perputaran akan menjadi rendah sehingga penggunaan kas menjadi tidak efektif.
b) Piutang Merupakan penjualan secara kredit yang bertujuan untuk meningkatkan atau untuk
mencegah penurunan penjualan. Piutang yang terlalu besar mengakibatkan perusahaan akan
menanggung beban modal yang besar.
c) Persediaan Dalam hal ini, maka perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan, biaya
asuransi dan biaya lain-lain yang semua itu akan memperkecil tingkat keuntungan.
d) Hutang Lancar Merupakan cash outflows yang terdiri dari hutang-hutang jangka pendek
seperti hutang wesel, hutang perniagaan dan hutang-hutang pada bank lainnya yang berusia
kurang dari 1 tahun.
L. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dr 2 faktor :
a) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit
beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di
simpan digudang, jika waktu penerimaan piutang
b) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal Kerja makin besar, jika :
 Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
 Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
Contoh:
PT “ABC” memproduksi produk Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu bulan
perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk
adalah sbb:
a. Bahan Mentah A seharga Rp 500
b. Bahan Mentah B seharga Rp 200
c. Tenaga Kerja Langsung Rp 400
Biaya administrasi setiap bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perusahaan setiap bulan Rp
2.000.000. Uutuk membeli bahan mentah A perusahaan harus memberikan uang muka kepada
supplier bahan mentah tsb rata-rata 5 hr sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang
diperlukan untuk membuat barang tersebut 5 hari, dan selanjutnya atas pertimbangan kualitas
barang masih harus tersimpan digudang 2 hari. Penjualan dilakukan dengan kredit dengan syarat
pembayaran 10 hari sesudah barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan besi Rp
2.000.000. Berapa besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan tersebut untuk
membiayai membiayai operasi perusahaan secara Kontinyu?
Jawab:
Periode perputaran
• Bahan mentah A
a. Dana yang terikat dalam persekot bahan 5 hari
b. Proses produksi 5 hari
c. Barang jadi 2 hari
d. Piutang dagang 10 hari
• Bahan mentah B, tenaga kerja langsung, biaya administrasi, gaji pimpinan
a. Proses produksi 5 hari
b. Barang jadi 2 hari
c. Piutang dagang 10 hari
Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam unsur modal kerja tersebut adalah:
a. Bahan mentah A = 100 unit x Rp.500 x 22 hari = Rp. 1.100.000
b. Bahan mentah B = 100 unit x Rp. 200 x 17 hari = Rp. 340.000
c. T kerja langsung = 100 unit x Rp. 400 x 17 hari = Rp. 680.000
---------- +
JUMLAH Rp. 2.120.000
Biaya administrasi dan gaji pimpinan :
a. Jumlah biaya selama 1 bulan Rp. 3.250.000
b. Jumlah biaya produksi selama 1 bulan (25 hari ) = 25 x 100 unit = 2500 unit
c. Biaya per unit = Rp. Rp. 3.250.000 / 2500 unit = Rp. 1300
d. Biaya per hari 100 unit x Rp. 1300 = Rp. 1.300.000
Dana yang diperlukan untuk biaya selama periode perputaran
= Rp. 1.300.000 x 17 hari = Rp. 22.100.000
Persediaan kas minimal = Rp. 2.000.000
------------ +
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan = Rp. 26.220.000
2.1 Pengelolaan Kas
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid , yang bisa dipergunakan segera
untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan . karena sifat likuidnya tersebut , kas
memberikan keuntungan yang paling rendah. Kalau perusahaan menyimpan kas di bank dalam
bentuk rekening giro, maka jasa giro yang diterima oleh perusahaan persentasenya akan lebih
rendah dari pada kalau disimpan dalam bentuk deposito berjangka (yang tidak setiap saat bisa
diuangkan). Karena itu masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang
memadai tidak terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi tidak terlalu
sedikit (sehingga akan menganggu likuiditas perusahaan).
1. Motif memiliki kas
John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk memiliki kas, yaitu : (1) Motif
Transaksi
Motif Transaksi berarti perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi
bisnisnya. Baik transaksi reguler maupun yang tidak reguler.
(2) Motif Berjaga-jaga
Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan kas
bisa diprediksi dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat
rendah. Selain akurasi prediksi kas, apabila perusahaan mempunyai akses kuat ke sumber dana
eksternal , saldo kas ini juga akan rendah. Motif Berjaga-jaga ini nampak dala kebijakan
penentuan saldo kas minimal dalam penyusunan anggaran kas.
(3) Motif Spekulasi
Motif Spekulasi dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasana jenis investasi yang
dipilih adalah investasi pada sekuritas. Apabila tingkat bunga diperkirakan turun , maka
perusahaan akan merubah kas yang dimiliki menjadi saham dengan harapan harga saham akan
naik apabila memang semua pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan turun. Sebagai
ilustrasi, pada awal 1993 , Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa efek efek Jakarta
sekitar 275. Pada september 1993, IHSG mencapai lebi dari 400. Salah satu penyebabnya adalah
karena suku bunga deposito pada awal 1993 masih sekitar 18-23% per tahun, sedangkan pada
bulan September hanya berkisr antara 11-14%. Keadaan yang sebaliknya akan dilakukan yaitu
merubah sekuritas menjadi kas ,apabila suku bunga diperkirakan akan naik . keadaan pada
semester pertama tahun 1998 dapat dipergunakan sebagai ilustrasi . pada semester pertama tahun
1998 suku bunga meningkat sangat tinggi sampai diatas 60% (untuk bunga deposito berjangka
satu bulan). Akibatnya dapat ditebak , IHSG turun tajam menjadi sekitar 330 , setelah pada awal
tahun 1997 mencapai level di atas 600.
Martin et.al (1991) mengatakan bahwa motif spekulasi merupakan komponen paling
kecil dari preferensi perusahaan akan likuiditas . Motif transaksi dan berjaga-jaga merupakan
alasan utama mengapa perusahaan memiliki kas.
2. Model-model manajemen kas
2.1 Model persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan
mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi,
perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan .
Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah , kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan
likuiditas akan makin besar. Karena itu seharusnya ada penyeimbangan.
Masalah yang sama juga terjadi untuk persediaan . Misalkan suatu toko buku
menghadapi permintaan buku Manajemen Keuangan secara konstan setiap waktu. Misalkan
permintaan buku tersebut dalam satu tahun adalah 240 satuan, dan toko tersebut memesan Q
satuan setiap kali pesan. Dengan demiian frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah,
Frekuensi pesanan dalam 1 tahun = penjualan/Q = 240/Q
Persediaan yang dimilik oleh perusahaan akan berkisar dari O sampai dengan Q satuan.
Dengan demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah,
Rata-rata persediaan = (Q/2)i satuan
Kalau biaya simpan per satuan per tahun dinyatakan sebagai i maka biaya simpan per
tahun yang akan ditanggung perusahaan adalah:
Biaya simpan per tahun = (Q/2)i
Apabila jumlah permintaan buku (yaitu 240 satuan) kita beri notasi D, dan setia kali
perusahaan memesan memerlukan biaya sebesar o, maka biaya pemesanan dalam satu tahun
adalah:
Y=(Q/2)i + (D/Q)o (2.1)
Biaya ini yang harus diminimumkan . Untuk persamaan (2.1) tersebut kita direvasikan terhadap
Q, dan kita buat sama dengan nol.
(dY/dQ) = (i/2) – (oD/Q2 = 0
(oD/Q2 ) =(i/2)
iQ2 =2od
Q =((2oD)/i)1/2
Yang juga bisa dinyatakan sebagai,
Q- (2.2)
Pemikiran yang sama bisa diterapkan untuk pengelolaan kas. Misalkan kebutuhan
kas setiap periodenya selalu sama. Dengan demikian apabila pada awal suatu periode jumlah kas
= Q , maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai nol. Pada saat mencapai nol,
perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya sekuritas) menjadi kas sebesar Q. Pertanyaan
yang perlu dijawab disini adalah adalah berapa jumlah sekuritas yang harus dirubah mejadi kas
setiap kali diperlukan yang akan meminmumkan biaya karena memiiki kas dan baya karena
merubah sekuritas menjadi kas ilustrasi berikut ini mungkin bisa memperjelas permasalahan.
Misalkan kebutuhan kas setiaptahun adalah Rp. 1200 juta dan pemakaiannya per hari konstan .
biaya transaksi setiap kali merubah sekuritas menjadi kas adalah Rp. 50.000 . tingkat bunga yang
diperoleh karen memiliki sekuritas adalah 12% per tahun. Dengan meggunakan persamaan (1.2),
maka bisa dihitung jumlah sekuritas yang harus dirubah menjadi kas setiap kali yaitu:
Q- = 31,623 juta
Ini berarti bahwa perusahaan perlu menjual sekuritas senilai Rp. 31. 623 juta setiap
kali saldo kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut perusahaan akan meminimumkan biaya
karena kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana pada sekuritas dan biaya transaksi.
Biaya-biaya tersebut adalah,
(1) Biaya kehilangan kesempatan = (Rp.31.623 /2)x0,12 = Rp. 1.897 juta
(2) Biaya transaksi = (Rp. 1.200/31.623) x Rp. 50.000 = Rp. 1.897 juta
Total biaya menjadi 2(Rp. 1.897 juta) = Rp. 3.794 juta
2.2 Model Miller dan Orr
Miller dan Orr merumuskan model sebagai berikut. Dalam keadaan penggunaan dan
pemasukan kas bersifat acak , perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah saldo
kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu mengubah sejumlah tertentu kas,
agar saldo saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan . sebaliknya apabila saldo kas menurun
dan mencapai batas bawah, perusahaan perlu menual sekuritas agar saldo kas naik kembai ke
jumlah yang diinginkan . secara diagramatis bisa digambarkan sebagai berikut.
Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h daan batas bawah oleh titik 0. Ini
berarti bahwa perusahaan menetapkan jumlah minimal kas mencapai nol baru perusahaan akan
merubah (menjual) sekuritas untuk menambahjumlah kas menjadi z (yaitu jumlah kas yang
diinginkankan perushaan). Tentu saja perusahaan bisa menentukan batas bahwa tidak harus nol
rupiah.
Rumus yang disajikan oleh Miller dan Orr adalah sebagai berikut.
z-( )
dalam hal ini : o = biaya tetap untuk melalkukan transaksi
= variance arus kas masuk bersih harian (suatu ukuran penyebaran arus kas)
i = bunga harian untuk investasi pada sekuritas
Nilai h yang optimal adalah 3z . Dengan batas pengawasan tersebut model ini meminimumkan
biaya keseluruhan dari pengelolaan kas. Rata-rata saldo kas tidak bisa ditentukan terlebih dahulu,
tetapi kira-kira akan sebesar (z+h)/3.
Misalkan :
O = Rp. 50.000
= (2,3 juta)2
= 12% per tahun atau kira-kira (0,12/365) per hari dan batas bawah ditentukan nol rupiah.
Dengan demikian
= = Rp.8,45 juta.
Nilai batas atas adalah 3( 8,45 juta ) = Rp.25,35 juta. Pada saat saldo kas mencapai Rp. 25,35
juta, perusahaan harus merubah Rp. 16,90 juta menjadi sekuritas agar saldo kas kembali ke Rp.
8,45 juta . Sebaliknya pada saat saldo kas mencapai nol rupiah , perusahaan harus menjual
sekuritas senilai Rp 8,45 juta agar saldo kas kembali ke Rp. 8,45 juta.
2.3 Sistem pengumpulan dan pembayaran kas
Dalam perekonomian yang pembayaran transaksi dilakukan tidak lagi dengan uang
tunai tetapi dengan cheque, timbul situasi dimana pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan
tidak segera mengurangi saldo kas , dan penerimaan cheque tidak segera diikuti dengan
pembayaran saldo kas. Misalkan kita membayar dengan cheque senilai Rp.100 juta pada tanggal
13 Oktober 1993. Sebelum kita membayar (dan menulis cheque tersebut) , saldo rekening giro
kita di bank misalkan Rp.300 juta . Dengan demikian setelah pembayaran tersebut kita mencatat
bahwa saldo kita tinggal Rp.200 juta . Tetapi bank kita belum mengurangkan umlah
tersebutsmpai cheque tersebut dikliringkan. Dengan demikian bank masih akan mencatat saldo
kita sebesar Rp300 juta. Selisihnya disebut sebagai float .
Float tersebut memungkinkan perusahaan menuliskan cheue yang secar keseluruhan
jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang dicatat oleh perusahaan. Kalau rata-rata waktu
yang diperlukan untuk mengkliringkan cheque memakan waktu 2 hari , perusahaan bisa sja
menuliskan cheque pada suatu hari meskipun saldonya kosong, asalkan 2 hari kemudian bsa
mengisi rekeningnya dengan jumlah minima yang diperlukan. Bahkan kadang-kadang
perusahaan melakukan juggling dengan menciptakan float dari beberapa bank tempat perusahaan
menjadi kliennya. Artinya perusahaan sengaja menuliskan cheque atas suatu bank, kemudian
menyetorkannya pada bank satunya, sehingga tercipta jumlah float yang cukup berarti . Tentu
saja cara semacam ini sangat berisiko.
Float bisa juga berlaku secara terbalik. Misalkan kita menerima pembayaran dalam
bentuk cheque sejumlah Rp.50 juta. Kita setorkan ke bank kita dan kita catat saldo giro kita di
bank tersebut bertamah Rp.50 juta . Meskipun demikian bank kita baru menambah saldo
rekening kita kalau cheque tersebut telah dikliringkan (karena cheque tersebut bukan cheque
tempat kita menjadi nasabah) . Kalau kita gabungkan dengan contoh diatas,maka kita
mempunyai Float positif sebesar Rp.100 juta tetapi menanggung Float negatif sebesar Rp. 50
juta. Dengan demikian net Float kita menjadi Rp. 50 juta.
Karena itu sistem pengupulan kas mempunyai tujuan untuk mempercepat
pemanfaatan kas. Salah satu cara adalah dengan menggunakan Concentration Banking. Dengan
cara ini, perusahaan menetapkan berbaga pusat pengumpulan pada berbagai wilayah, sesuai
dengan penyebaran penjualannya, dan tidak hanya satu pusat pengumpulan (di kantor pusat).
Dengan demikian, pembeli di wilayah A diminta membayar dengan menyerahkan
(mengirimkan) cheque ke suatu bank (yang dipilih oleh perusahaaan) di daerah A. Tidak perlu
mengirimkan cheque langsung ke (kantor pusat) perusahaan. Hal ini disebabkan karena pembeli
mungkin menulis cheque atas bank tertentu di daerah A yang kalau cheque tersebut kemudian
dikirim ke (kantor pusat) perusahaan yang berlokasi sangat jauh dari wilayah A, akan
memerlukan waktu yang lebih lama utnuk dikliring dan mungkin juga memakan biaya yang
lebih besar. Contoh yang sering kita jumpai adalah penerbit di Inggris meminta pembeli menulis
cheque atas bank yang di Inggris , dan dinyatakan dalam poundsterling. Kalau misalkan cheque
tersebut akan bank di AS , penerbit di Inggris akan memerlukan waktu yang sangat lama (dan
biaya yang sangat mahal) untuk menguangkan cheque tersebut .
Apabila perusahaan bisa menggunakan draft , perusahaan bisa menunda pengeluaran
kas karena draft tersebut perlu dikonfirmasi oleh perusahaan yang mengeluarkan sebelum bank
membayar kepada mereka yang menyerahkan draft tersebut . Selama menunggu konfirmasi
tersebut, perusahaan sebenernya menunda pembayaran yang kita lakukan kalau pembayaran gaji
dilakukan dengan menggunakan cheque, maka pembayaran pada akhir minggu akan memaksa
cheque tersebut baru bisa diuangkan awal minggu depan ini juga merupkan cara untuk menunda
pengeluaran kas.
2.4 Portofolio Investasi
Misalkan perusahaan saat ini memiliki saldo kas sebesar Rp.60 juta. Diperkirakan
(dari anggaran kas yang disusun) Rp. 400jt. Diantaranya baru akan dipergunakan pada tiga bulan
yang akan datang. Untuk itu manajer keangan bisa, misalnya, mendepositokan Rp. 400 jt
tersebut untuk jangka waktu 3 bulan denga bunga (misal) 12% per tahun. Dengan demikian
selama 3 bulan tersebut perusahaan akan memperoleh penghasilan “investasi”nya sebesar
(0,12/12) x 3 x Rp. 400 juta = Rp. 12,0 juta
Kalau misalkan manajer tersebut tidak yakin bahwa dana yang “bebas” selama 3
bulan mendatang akan mencapai sebesar Rp. 400 juta, maka ia bisa memutuskan medepositokan
jumlah yang kurang dari Rp. 400 juta. Kalau cara ini ditempuh, maka keuntungan yang diterima
tentu akan lebih kecil dari Rp. 12 juta. Cara lain adalah melakukan diversifikasi. Ia bisa
menginvestasikan dana sebesar Rp. 400 juta tersebebut pada berbagai jenis saham.
Bisa juga dilakukan investasi, misalnya, Rp. 200 juta pada deposito 3 bulan dan Rp.
200 juta pada berbagai jenis saham. Diversifikasi investasi pada berbagai saham dimaksudkan
untuk mengurangi brisiko (lihat kembaliBab 4). Kalau ditempuh cara tersebut, maka kombinasi
investasi tersebut bisa digambarkan sebagaimana pada Gambar 2.2
Esensi pengaturan kas tersebut adalah untuk mengoptialkan pemanfaatan kas. Jumlah
saldo kas yang teralu banjak memang baik apabila dipandang dari sisi likuiditas, tetapi tidak
menguntungkan apabila dipandang dari aspek profitbiitas. Hal sebaliknya berlaku apabila saldo
kas terlalu kecil. Karena itulah pengaturan kas diperlukan.
Investasi pada sekuritas dipilih karena sifat mudah dirubahnya investasi tersebut
menjadi kas (sangat likuid). Untuk menentukan berapa banyaknya sekuritas yang akan dirubah
menjadi kas, bisa dipergunakan model Miller dan Orr. Kalau perusahaan terpaksa menguangkan
deposito, biasanya bank akan mengenakan denda kepada perusahaan.
2.3 Pengelolaan Persediaan
Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya.
Bagi perusahaan dagang, persediaan barang dagangan memungkinkan perusahaan memenuhi
permintaan pembeli. sedangkan perusahaan indsutri, persediaan bahan baku dan barang dalam
proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan persediaan barang dalam
proses dimaksudkan untuk memnuhi permintaan pasar. Meskipun demikian tidak berarti
perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyak-banyaknya untuk maksud-maksud tersebut.
Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang
mendadak. Meskipun demikian persediaan yang tinggi menyebabkan perusahaan memerlukan
modal kerja yang makin besar pula. Sebenarnya kunci persoalannya adalah pada kata
“mendadak”. Apabilah perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan
baku (atau barang jadi), perusahaan bisa menyediakan pesediaan tepat pada waktunya sesuai
dengan jumlah yang diperlukan. Pada saat tidak diperlukan, jumlah persediaan biasa saja sangat
kecil atau bahkan nol. Tehnik ini yang dikenla sebagai just in time atau zero inventory.
Dengan demikian maka masalahnya adalah reliabilitas system informasi dan system pengadaan
bahan (atau sisitem produksi), sehingga mampu menekan jumlah persediaan yang pada waktu
yang tidak diperlukan, masalah pengelolaan persediaan merupakan contoh lain bahwa keputusan
keuangan mungkin dilakukan bukan oleh “bagian keunagan”. System ini biasanya menjadi
tanggung jawab bagian produksi dan/atau bagian pembelian. Bagi manajemen keuangan kita
perlu memahami dampak pemggunaan suatu kebijakan persediaan terhadap aspek keuangan.
9.1 Beberapa system pengawasan persediaan
Jumlah persediaan dikaitakan dengan variabel tertentu. Cara ini merupakan cara yang sangat
sederhana. Misalkan perusahaan menetapan bahwa persediaan barang jadi rata-rata akan sebesar
satu bulan penjualan. Dengan demikian apabila penjualan meningkat, rata-rata persediaan juga
akan meningkat, demikian pula kalau menurun. Cara lain misalnya mengkaitkan kapan harus
memesan kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan kebutuhan selama periode
tertentu. Misalkan kebijaksanaan perusahaan adalah memesan bahan baku pada saat jumlah
bahan tinggal mencapai dua minggu kebutuhan produksi, dan jumlah yang dipesan sebebesar
kebutuhan dua bulan produksi.
Cara-cara yang sederhana tersebut memungkinkan bagian gudang untuk mengajukan
permohonan pembelian bahan baku apabia melihat bahwa persediaan telah mencapai batas yang
telah ditetapkan. Yang lebih sulit adalah untuk persediaan barang jadi, diperlukan koordinasi
antara bagian pemasaran dan bagian produksi, terutama untuk perusahaan yang menghasilkan
berbagai jenis produk. Sebab dapat saja terjadi bagian produksi justru memproduksikan jenis
barang yang tidak diminta oleh pasar. Sedangkan permintaan produk lain tidak dapat dipenuhi
karena persediaannya kosong.
Economic Order Quantity. Salah satu model yang sering kita bicarakan dalam berbagai buku
teks adalah model economic order quantity (EOQ). Model ini berdasarkan pada pemikiran yang
sama dengan sewaktu kita membicarakan model persediaan pada pengelolaan kas. Pemikirannya
adalah bahwa:
(1) Kalau perusahaan memiliki rata-rata persediaan yang besar untuk jumlah kebutuhan yang sama
dalam suatu periode, berarti perusahaan tidak perlu melakukan pembelian terlalu sering. Jadi
menghemat biaya pembelian (pemesanan).
(2) Tetapi kalau perusahaan membeli dalam jumlah besar sehingga bisa menghemat biaya
pembelian, perusahaan akan menanggung persediaan dalam jumlah yang besarpula. Berarti
menanggung biaya simpan yang terlalu tinggi.
(3) Karena itu perlu dicari jumlah yang akan membuat biaya persediaan terkecil. Biaya persediaan
adalah biaya simapan plus biaya pembelian (pemesanan).
Misalkan kebutuhan bahan baku dalam satu tahun sebesar D tahun. Pemakaian bahan dilakukan
secara acak setiap tahun. Perusahaan tersebut memesan Q satuannya setiap kali memesan.
Dengan demikian frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah,
Frekuensi pesanan dalam satu tahun = D/Q
Persediaan yang dimilik oleh perusahaan akan berkisar dari O sampai dengan Q satuan. Dengan
demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah;
Rata-rata persediaan = (Q/2) satuan
Kalau biaya simpanan per satuan per tahun dinyatakan sebagai I, maka biaya simpanan pertahun
yang akan ditanggung perusahaan adalah;
Biaya simpanan per tahun = (Q/2)i
Apabila setiap kali perusahaan memesan memerlukan biaya sebesar O, maka biaya pemesanan
dalam satu tahun adalah;
Biaya pemesanan dalam satu tahun = (D/Q) o
Dengan demikian total biaya persediaan dalam satu tahun (kita beri notasi Y) adalah;
Y = (Q/2) I + (D/Q) o ……(9.1)
Biaya ini yang harus diminimumkan. Untuk itu persamaan (9.1) tersebut kita derivikasi terhadap
Q, dan kita buat sama dengan nol.
(dY/dQ) = (i/2) – (oD/Q2) = O
(oD/Q2) = (i/2)
iQ2 = 2oD
Q = [(2oD)/i)]1/2
Yang juga bias dinyatakan sebagai,
Q = √ ……(9.2)
Misalkan bahwa kebutuhan bahan baku dalam satu tahun sebesar 240.000 satuan, dengan harga
Rp. 2.000 per satuan. Kebiasaan perusahaan adalah melakukan pembelian setiap bulan sekali.
Biaya simpan (termasuk biaya modal) berikisar 25% per tahun, sedangkan biaya setiap kali
memesan sebesar Rp. 150.000,-. Berdasarkan kebiasaan tersebut, maka biaya persediaannya
adalah sebagi berikut:
Jumlah yang dipesan setiap bulan = 240.000/12
= 20.000 satuan
Nilai rata-rata persediaan = (2
= Rp. 20.000.000,-
Biaya simpanan dalam satu tahun = Rp.
20.000.000 = Rp. 5.000.000
Biaya pesan dalam satu tahun = Rp. 150.000
= Rp. 1. 800.000
Total biaya persediaan = Rp. 5.000.000 + Rp. 1. 800.000
= Rp. 6.800.000
Dengan menerapkan model EOQ, perusahaan akan dapat menekan biaya persediaanya.
Penerapan rumus EOQ menghasilkan jumlah pembeian sebagai berikut,
Dengan demikian maka :
Biaya pesan = (240.000/12.000)
= Rp. 3.000.000
Biaya
simapan = [(12.000
= Rp. 3.000.000
Total biaya persediaan = Rp. 3.000.000 + Rp. 3.000.000
= Rp. 6.000.000,-
Yang berarti perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 800.000,- dalam satu tahun.
Apabila waktu yang diperlukan sejak saat bahan dipesan sampai dengan bahan sampai
diperusahaan adalah selam setengah bulan (disebut sebagai lend time), maka perusahaan harus
memesan pada saat bahan baku mencapai D/24. Tingkat persediaan ini disebut sebagai titik
pemesanan kembali (reorder point).
Dalam contoh yang kita pergunakan berarti titik pesan kembalinya adalah,
240.000/24 = 10.000 unit
Jadi pada waktu jumlah bahan baku telah mencapai 10.000 unit, perusaaan akan melakukan
pemesanan kembali.
Untuk berjaga-jaga terhadap ketidak pastian, baik dalam hal penggunaan maupun dalam hal lead
time. Perusahaan mungkin menetapkan perlunya persediaan keamanan (safety stock). Sebab
mungkin terjadi bahwa selam lead time penggunaan bahan meningkat, atau pengiriman bahan
mengalami keterlambatan. Misalkan teryata pengiriman mengalami keterlambatan, bukannya
setengah bulan tetapi mencapai satu bulan. Dengan demikian apabila perusahaan tidak memiliki
safety stock perusahaan akan kehabisan bahan (stockout) sebanyak 10.000 unit.
Penentuan besarnya persediaan keamanan bisa dilakukan dengan membandingkan biaya
kerugian yang diharapkan kalau perusahaan kehabisan persediaan (expected loss pada saat
perusahaan mengalami stockout) dengan tambahan biaya memeliki safety stock yang lebih besar.
Cara ini memerlukan estimasi tentang stockout costs dan probabilitas kehabisan bahan.
Cara yang lain adalah dengan menentukan berapa probabilitas kehabisan bahan yang bisa
diterima oleh perusahaan. Semakin kecil probabilitas semakin besar safety stocks ditentukan.
Pengalaman biasanya dipergunakan sebagai dasar penentuan safety stock ini.
Sekarang misalkan perusahaan menentukan safety stock sebanyak 150 unit. Apa yang terjadi
dengan rata-rata persediaan? Sebelum perusahaan menentukan safety stocks perkembangan
jumlah bahan baku ditujukkan pada Gambar 9.1
Gambar 9.1. Perkembangan persediaan bahan baku sewaktu tidak memiliki safety
stock
Pada saat tidak mendapat safety stocks maka jumlah persediaam maksimal adalah 400 unit,
dengan minimal nol unit. Karena itu rata-rata persediaan adalah 200 unit. Selama satu tahun
terdapat 9 “segitiga”, karena dilakukan 9x pembelian selama satu tahun tersebut. Recorder point
dilakukan pada titik 150 unit.
Pada saat ditentukan persediaan keamanan sebanyak 150 unit, maka perkembangan persediaan
bahan baku akan Nampak seperti pada Gambar 9.2
Gambar 9.2. Perkembangan persediaan bahan baku dengan safety stock sebanyak 150
unit
Perhatikan bahwa dengan adanya persediaan keamanan sebanyak 150 unit akan membuat
persediaan maksimum mencapai 550 unit, dan minimum 150 unit. Dengan demikian rata-rata
persediaan adalah 350 unit. Meskipun demikian frekuensi pembelian selama satu tahun tetap
tidak mengalami perubahan, yaitu 9x. Hanya saja sekarang reorder point dilakukan pada saat
persediaan mencapai 300 unit.
Masalah yang perlu diperhatikan dalam penerapan model tersebut adalah pada asumsi-asumsi
yang mendasarinya. Sebagai misal model tersebut menggunakan asumsi harga bahan baku
konstan. Bisa terjadi pada saat diperkirakan akan terjadi kenaikan bahan baku, perusahaan
sengaja membeli dalam jumlah besar. Demikian juga kadang-kadang perusahaan melakukan
pembelian diatas jumlah yang paling ekonomis (atau melanggar kebijakan yang biasa dianut)
dengan maksud untuk memproleh quantity discount.
Untuk ilustrasi, misalkan perusahaan di atas memproleh tawaran quantity discount sebesar 2%
apabila perusahaan membeli dalam jumlah minimal 1.000 unit setiap kali pembelian. Apabila
perusahaan memanfaatkan discount ini, maka biaya yang dapat dihemat adalah,
2% = Rp. 3.600.000
Tetapi sebagai akibatnya biaya persediaan akan naik apabila dibandingkan denagn biaya
persediaan dengan menggunakan EOQ. Biaya persediaan akan sebesar,
Biaya pesan = 3,6 = Rp. 720.000,-
Biaya simpan = (1000/2) = Rp. 4.500.000,-
Biaya persediaan = = Rp. 5. 220.000,-
Dengan demikian tambahan biaya persediaan adalah
Rp. 5.220.000 – Rp. 3.600.000 = Rp. 1.620.000
Karena tambahan biaya masih lebih kecil dibandingkan dengan diskon yang dinikmati, maka
perusahaan sebaiknya memanfaatkan tawaran quantity discount tersebut. Dengan demikian
perusahaan tidak akan membeli dalam jumlah sesuai dengan rumus EOQ.
Kaitan pengelolaan persediaan dengan manajemen keuangan
Apabila perusahaan mengelola persediaan dengan dikaitkan pada factor tertentu (misal produksi
atau penjualan), sangat boleh jadi bahwa jumlah persediaan akan proporsional dengan factor
tersebut. Sebagai misal perusahaan menetukan bahwa persediaan barang jadi sebesar setengah
bulan penjuaan. Dengan demikian apabila penjualan dalam satu tahun sebesar Rp. 48.000 juta,
maka persedian akan sebesar Rp. 48.000/ 24 = Rp. 2.000 juta. Apabila penjualan meningkat
menjadi Rp. 60.000 juta (naik 25%), maka persediaan akan naik menjadi Rp. 60.000 juta/ 24 =
Rp. 2.500 juta (juga naik 25% ).
Dalam keadaan semacam ini masuk akal kalau manajer keuangan menggunakan metode sales
percentage untuk merencanakan keunagan, atau menggunakan data tahun lalu sebagai dasar
perbandingan rasio perputaran persediaan.
Kalau kita menggunakan contoh yang sama dengan contoh diatas maka seandainya perusahaan
menerapkan model EOQ tanpa persediaan keamanan, maka perputaran persediaan bahan baku
adalah,
Pemakaian bahan/ rata-rata persediaan = 180 juta/ 10 juta
= 18x
Sekarang misalkan pemakaian bahan meningkat 25% menjadi 4.500 unit dalam satu tahun.
Perhitungan EOQ akan berubah menjadi,
Q = [(2 x 4.500 x Rp. 200.000)/ (0,18)(Rp. 50.000)] ½
= 447
Dengan demikian nilai rata-rata persediaan adalah,
(447 x Rp. 50.000)/ 2 = Rp. 11,175 juta
Yang berarti perputaran persediaan bahan baku menjadi,
(4.500 x Rp. 50.000)/ Rp. 11,175 juta = 20,13x
Dengan demikian apaila dibandingkan dengan periode sebelumnya, perputaran persediaan
Nampak meningkat. Hal ini mungkin ditafsirkan membaiknya manajemen persediaan. Padahal
sebenarnya kebijaksanaan yang diterapkan sama saja. Yaitu menerapkan EOQ.
Phenomena sebaliknya akan muncul apabila pemakaian bahan berkurang. Artinya, perputaran
persediaan bahan baku akan menurun apabila diterapkan model EOQ dan terjadi penurunan
rasio-rasio keuangan sebagai ukuran kinerja manajemen perlu berhati-hati, dan pemahaman
terhadap kebijaksaan perusahaan perlu dilakukan agar tidak menjadi kesalahan penafsiran.
BAB V1
PENGELOLAAN KREDIT PIUTANG USAHA DAN PENGELOLAAN
PERSEDIAAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
a. PengertianPiutang
Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang
akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya
semua perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena
adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan
secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan,
akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan
investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena
menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan
semakin besar investasi yang dibutuhkan.
Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan
konsumen yang berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan, atau suatu organisasi
untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada
sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan
dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam
suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
b. PengertianPersediaan
Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja
yang terus menerus mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan
mengalami resiko, yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang
produksi.
Menurut Sofyan Assauri, merumuskan definisi persediaan sebagai berikut:
Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi.
Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan
komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam
melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan
pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Termasuk didalamnya
pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan kebutuhan yang sesuai
dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan biaya minimum.
Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan,
penjadwalan pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-lain.
Semua kegiatan tersebut menjaga tersedianya persediaan yang optimum di dalam
suatu perusahaan.
Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara jumlah
agar tidak terjadi pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus
persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety stock), yaitu
jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu pemesanan kembali
dilakukan.
B. Standar Kredit dan PersyaratanKredit
Pada dasarnya setiap usaha di bidang jasa, dagang dan manufaktur bertujuan
yang sama ingin mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan hidup
perusahaan. Pada zaman ini, semakin banyak permasalahan yang timbul pada suatu
perusahaan di dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas
perusahaaan. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu persaingan di dalam
memasarkan produk, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka perusahaaan
harus berupaya untuk merebut pasar melalui berbagai kebijakan untuk
meningkatkan penjualan.
Piutang muncul akibat terjadinya penjualan kredit. Piutang merupakan
kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan
pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang di berikan,
biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar
kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat
demikian disebut penjualan kredit. Mengapa banyak perusahaan yang menjual
barang hasil produksi atau barang dagangan mereka secara kredit? Alasannya ialah
karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan.
Dengan penjualan yang meningkat, diharapkan agar keuntungan juga
meningkat. Tetapi memiliki piutang menimbulkan berbagai biaya dalam
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu untuk melakukan analisis ekonomi
yang bertujuan untuk mengetahui apakah manfaat memiliki piutang lebih besar
atau lebih kecil dari pada biayanya.
a. Jenis-jenis piutang ada 3 macam yaitu :
1. Piutang Dagang (Account Receivables) Piutang yang timbul dari penjualan
kredit barang atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Piutang dagang
merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-
pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan puluh
hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan
pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan
kontrak-kontrak penyerahan.
2. Piutang Wesel (Notes Receivables) Pengertian piutang wesel adalah piutang atau
tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan
janji tertulis. Piutang wesel mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat
karena disertai janji tertulis berupa surat wesel atau surat promes. Surat wesel dan
surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang atau jasa
secara kredit. Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur yang
ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut.
3. Piutang bukan Dagang / Piutang Lain-lain (Others Receivables) Piutang bukan
dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa
transaksi. Piutang bukan dagang umumnya didukung dengan persetujuan-
persetujuan formal dan secara tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan
dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah
dalam laporan keuangan.
Piutang disusun dalam laporan keuangan dimana kondisi keuangan suatu
perusahaan sangat menentukan kelancaran kegiatan pembiayaan dari perusahaan
tersebut dan mengukur kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan setiap periodenya.
b. PengelolaanPiutang
Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan
manajemen pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan
sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan
sebagai berikut:
1. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit
yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan
dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak
menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat
yang akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan
dengan adanya standar tersebut.
2. Syarat kredit Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit
diberikan dan potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal.
Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah:
Ø Sifat ekonomik produk,
Ø Kondisi penjual,
Ø Kondisi pembeli,
Ø Periode kredit,
Ø Potongan tunai dan
Ø Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank).
C. KebijakanKredit Dan Pengumpulan Piutang
Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh
manajer keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara
tambahan keuntungan penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari
jangka waktu kredit, potongan kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang
akan terlihat dari piutang yang tidak dibayar.
a. Analisis Kuantitatif Manfaatdan Biaya
Marjin kontribusi dipakai untuk perhitungan tambahan keuntungan dan
biaya. Tambahan biaya bersumber dari biaya investasi pada piutang. Marjin
kontribusi dihitung sebagai berikut ini: [ (harga – biaya variable) / harga ] ×
100%
b. Analisis Kualitatif KebijakanKredit
Manajer keuangan harus mencari informasi yang bisa dipakai untuk
menentukan apakah seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit. Informasi
tersebut bisa diperoleh dari beberapa sumber:
1. Laporan keuangan. Laporan tersebut bisa dipakai untuk mengidentifikasi
kemampuan ekonomis (kemampuan menghasilkan kas) dan juga stabilitas
aliran kas yang dihasilkan.
2. Bank. Bank biasanya menyimpan informasi mengenai pelanggannya.
3. Asosiasi Perdagangan. Banyak asosiasi perdagangan yang mempunyai informasi
yang lebih lengkap mengenai perusahaan yang menjadi anggotanya.
4. Pengalaman Perusahaan.
5. Informasi lainnya. Perusahaan bisa memperoleh informasi melalui laporan credit
rating.
Setelah informasi dikumpulkan, manajer keuangan bisa melakukan
analisis.
Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih subyektif
seperti yang disebut sebagai 5C:
1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon penerima membayar
hutang-hutangnya. Karakter tidak
memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik.
2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau
individu. Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan.
3. Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau
perusahaan. Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi
hutang yang lebih baik, cateris paribus.
4. Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset
tertentu, akan berisiko semakin kecil.
5. Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan
melunasi hutangnya.
c. Analisis Skoring (Pemberian Skor)dalam Analisis Kredit
Perusahaan kartu kredit barangkali mempunyai model tertentu (seperti
model credit scoring) untuk menganalisis calon penerima kartu kredit. Model
tersebut barangkali merupakan model dengan tehnik statistik diskriminan
seperti berikut ini.
Y = 0.23 + 0.2 (Usia) + 0.003 (Pendapatan)+ 500 (Kepemilikan rumah)
Kepemilikan rumah merupakan variabel dummy, yang bernilai 1 jika
memiliki rumah, dan 0 jika tidak.
Untuk calon penerima kredit yang merupakan perusahaan,
model semacam itu bisa dimodifikasi, misal sebagai berikut ini.
Y = 5 (Coverage biaya tetap) + 20 (Rasio quick) + 1.5 (Usia perusahaan)
Kemudian perusahaan mempunyai pengelompokkan kelas risiko sebagai
berikut ini. Kelas risiko rendah jika skor di atas 50, kelas risiko menengah jika skor
di antara 25 dan 50, dan kelas risiko tinggi jika skor di bawah 25.
D. Prinsip DasarPengelolaanPersediaan
Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling riskan dalam
manajemen logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan
selanjutnya alokasinya ke pasar untuk menghadapi penjualan dimasa depan,
merupakan pusat dari operasi logistik. Tanpa penggolongan yang tepat dari
persediaan, maka masalah-masalah pemasaran yang serius dapat timbul dalam
usaha meningkatkan penghasilan dan memelihara hubungan dengan nasabah.
Perencanaan persediaan juga sangat menentukan bagi operasi pembuatan
(manufacturingoperation).
Kekurangan bahan mentah dapat menghentikan produksi atau merubah
jadwal produksi, yang pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan
kemungkinan akan menyebabkan kekurangan produk jadi. Seperti halnya
kekurangan itu dapat mengganggu rencana pemasaran dan operasi-pembuatan
(manufacturing), kelebihan persediaanpun juga dapat pula menimbulkan masalah.
Kelebihan persediaan akan meningkatkan biaya dan menurunkan laba
(profitability) melalui meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal,
kerusakan (deterioration), premi asuransi yang berlebihan, meningkatnya pajak,
dan bahkan kekunoan (obsolescence).
Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara
kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang
mengandung resiko dan ketidakpastian. Perencanaan strategis membutuhkan
banyak komitmen modal dan sumber-daya manajerial. Rencana strategis itu
menentukan struktur dimana rencana operasional dan rencana taktis dituangkan.
Jadi, rencana strategis itu merupakan seperangkat tonggak penunjuk jalan
(guideposts) untuk tipe-tipe perencanaan lainnya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa
dari Strategi Manajemen Persediaan adalah :”Proses pengelolaan yang strategis
terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari
para suplaier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.”
a. Prinsip - Prinsip Manajemen Persediaan
Prinsip-prinsip manajemen persediaan terdiri dari beberapa bagian yang
terdiri dari :
1. Fungsi Persediaan
Fungsi dasar dari persediaan secara sederhana dapat dinyatakan dengan:
Ø Meningkatkan laba (profitability), melalui bantuan pembuatan dan pemasaran.
Ø Konsep yang ideal dari persediaan, konsep ini terdiri dari pembuatan suatu produk
yang sesuai dengan sfesifikasi nasabah.
Persediaan merupakan bidang sangat penting dari penyebaran aktiva yang
dibutuhkan untuk memberikan pengembaliaan yang minimum atas investasi
modal. Pada umumnya, kebanyakan perusahaan mengadakan persediaan yang
lebih besar dari kebutuhan pokoknya. Generelasi ini akan lebih dapat di pahami
melalui pemeriksaan yang seksama terhadap 4 fungsi pokok yang mendasari
manajemen persediaan diantaranya:
a) Spesialisasi Wilayah, Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan
spesialisasi wilayah dari unit-unit operasi individual. Oleh karena factor-faktor
seperti tenaga listrik, bahan mentah, air, dan buruh maka lokasi yang ekonomis
untuk pembuatan (manufacturing) sering kali sangat jauh dari wilayah permintaan
(areas of demand). Dengan pemisahan wilayah, masing-masing komponen ini
dapat diprodusir secara ekonomis dan efisisen.
b) Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan
dalam distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai
lokasi dihimpun di suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan
kepada nasabah suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk itu.Inilah
contoh terpenting pemisahan wilayah dan distribusi terpadu yang dimungkinkan
oleh persediaan.
c) Decoupling, Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi
maksimum pada operasi dalam suatu fasilitas (decoupling). Penumpukan
persediaan barang-sedang-dikerjakan (work in proces) dalam kompleks
pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum dalam produksi tanpa
terhentinya pekerjaan.
Fungsi decoupling ini memungkinkan masing-masing produk dibuat dan
didistibusikan dalam ukuran yang ekonomis (economical lot sozes). Dilihat dari
segi pemasaran, decoupling memungkinkan produk dapat dibuat pada waktu akan
dijual sebagai suatu golongan (assortment). Jadi, decoupling itu cendrung
menunjang operasi perusahaan. Perbadaan decoupling dengan spesialisasi wilayah
adalah dalam hal decoupling ini meningkatkan efisiensi operasi pada satu lokasi
tunggal, sedangkan spesialisasi wilayah meliputi banyak lokasi.
d) Penyeimbangan Penawaran dengan Permintaan, Fungsi ketiga dari persediaan
adalah penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan
pembuatan (manufacturing). Persediaan penyeimbang ini adalah untuk
menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan.
e) Persediaan Pengaman, Fungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga
(buffer stock) adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam
permintaan maupun dalam pengisian kembali (replenishment).
Kebutuhan akan persedian akan pengaman adalah disebabkan oleh ketidak pastian
mengenai penjualan dimasa depan dan pengisian kembali persediaan. Jika ketidak
pastian itu mengenai berapa banyak suatu produk akan terjual, maka perlulah
untuk memilihara posisipersediaan.
Empat fungsi persedian adalah spesialisasi wilayah, decoupling,
penyeimbangan penyediaan dengan penawaran, dan persedian pengaman. Fungsi –
fungsi ini menentukan besarnya investasi persedian yang perlu untuk suatu system
tertentu untuk tercapainya suatu tujuan manjemen. Pada tingkat minimum,
persediaan yang di investasikan untuk mencapai spesialisasi wilayah dan
decoupling, hanya dapat berubah dengan merubah pola lokasi fasilitas dan proses
operasional dari perusahaan itu.
Level minimum dari persedaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan
penawaran dengan permintaan, menunjukan sulitnya tugas menaksir kebutuhan –
kebutuhan musiman. Dengan pengalaman beberapa kali periode musiman, maka
persedian yang dibutuhkan untuk mencapai penjualam yang marjinal selama
periode tinggi permintaan, dapat diproyeksikan dengan cukup baik. Suatu rencana
persediaan musiman dapat dirumuskan berdasarkan pengalaman ini.
E. Sistem PengawasanPersediaan
Persediaan adalah suatu aktivita yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal
atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi,
ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu
proses produksi.
a. Jenis-jenis Persediaan
Ada beberapa jenis persediaan, antara lain :
1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita
membeli atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar
daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat
diperoleh dari Batch Stock/ Lost Size Inventory antara lain :
a) memperoleh potongan pada harga pembelian
b) memperoleh efisiensi produksi
c) adanya penghematan didalam biaya pengangkutan
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapai flukuasi
permintaan yang dapay diramalkan, berdasarkan pada musiman yang terjadi dalam
satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan
meningkat.
Adanya persediaan dapat menimbulkan biaya-biaya yang terjadi dari
persediaan tersebut , antara lain :
1. Biaya pemesanan (ordering costs)
2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs)
3. Biaya kekurangan persediaaan (out of stockcosts)
4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs)
Cara-Cara penetuan jumlah persediaan, Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam
menentuan jumlah persediaan akhir suatu periode yaitu :
1. Periode System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik
dalam menentukan jumlah persediaan akhir.
2. Perpetual System / Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan
administrasi persediaan. setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari
pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi
persediaannya.
b. Metode penilaian persediaan
Ada beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penilaian persediaan yaitu :
1. First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga
barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu
masuk.
2. Cara rata-rata tertimbang (weight average method), cara ini didasarkan atas
harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah yang diperoleh pada
masing-masing harga.
3. Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang
yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga
persediaan yang masih ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang
yang terdahulu.
c. Perbandinganatas hasil penilaian
Bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan
angka yang sama . Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (nail turun) maka
masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga
meningkat:
1. Metode FIFO meunjukkan :
a) Nilai persediaan akhir yang tinggi
b) harga pokokbarang yang terjual yang rendah
c) Profit yang lebih besar
2. Metode LIFO menunjukkan :
a) Nilai persediaan akhir yang rendah
b) Harga pokokbarang yang terjual tinggi
c) Profit yang rendah
d. PengawasanPersediaan
Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah :
1. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu
suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun
kuantitas
2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan
suatu system penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang
dimasukkan ke dalam persediaan.
3. Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana
dibutuhkan
4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan
persediaan dalam jumlah yang optimum setiap waktu)/
Adapun tujuan pengawasan persedian sebagai berikut :
1. Menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi
2. Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar
atau kelebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu
besar
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
e. OrganisasiPengawasanPersediaanDalamPerusahaanPabrik
Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan
dapat diatur sebagai berikut :
1. pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawsan persediaan
biasanya merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya
dipertahankan arus bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan
efisien dari kegiatan produksi
2. pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan
kelancaran arus bahan-bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan
persediaan dapat menjadi tanggungjawab dari manajer pabrik, pimpinan produksi,
kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat setingkat yang tergantung dari besar
kecilnya perusahaan dan organisasinya.
LEMBARAN JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER
UNIVERSITAS BINA BANGSA
NAMA : AGUS NIAR NAZARA
NIM : 11011700279
KELAS : 2T-MA
MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN I
DOSEN : ADE FAUJI. SE.MM
KELAS/RUANG : 2 / B.1.2
HARI/TANGGAL : MINGGU
2.  Apakah dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham adalah tujuan jangka panjang
atau jangka pendek perusahaaan?
Jangka panjang adalah investasi yang membutuhkan setidaknya tiga tahun untuk mendapatkan
hasil jika modal vinansialnya anda dapat diputar dalam kurun waktu diatas atau lebih, investasi
ini dapat dipilih.
Contoh investasi jamgka panjang adalah : Saham, reka dana, program pension, sedangkan
jangka pendek adalah : investasi jangka pendek menjanjikan keuntungan dalam kurun waktu
yang singkat. Bulanan, mingguan, nahkan harian, investasi dapat jadi pilihan untuk yang ingin
bermain aman. Contoh :
 Menabung dibank, Deposito, forex, Emas.
jelaskan Perbedaan antara memaksimalkan harga saham dan memaksimalkan laba ?
Yang dimaksud memaksimalkan nilai saham adalah meningkatkan nilai baku dari sebuah
perusahaan ( Book value ).
Book value : total ekuitas suatu perusahaan/dengan jumlah saham beredar. Dimana ekuitas
adalah total aset perusahaan dikurangi dengan kewajiban (modal Bersih).
Secara normal book value suatu perusahaan akan terus naik seiring naiknya kinerja
perusahaan, demikian pula sebaliknya. ( kecuali jika ada penerbitan saham baru atau aksi
korporasi lain nya ).
 memaksimalkan laba ?
Untuk memaksimalkan laba maka variabel yang utama diperhatikan adalah factor-faktor yang
berkaitan dengan penerimaan itu sendiri. Dalam hal ini, maka jumlah dan harga output
perusahaan menjadi variabel utama. Dilihat dari aspek ini, maka tanggung jawab bagian
pemasaran ( marketing department) adalah sangat dominan dalam mencapai tujuan perusahaan
dengan asumsi bahwa harga dipasar adalah bersaing sempurna.
Dalam kondisi apa memaksimalkan laba tidak menyebabkan memaksimalkan nya
harga saham?
Didalam memaksimalkan (keuntungan) laba yaitu: pendekatan tatalitas (totality
approach). Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan
pendapatan total (TR) dan biaya Total TC).
 Pendekatan marginal ( maeginal approach) adalah pendekatan marginal, perhitungan laba
dilakukan dengan membandingkan biaya Marginal (MC) dan pendapatan Marginal (MR)
 Pemdekatan rata-rata (Average approach) : dalam pendekatan rata-rata perhitungan laba
perunit dilakukan dengan membandingkan antar biaya produksi rata-rata (AC) dengan
harga jual output (P). Laba total adalah laba perunit dikalikan jumlah output yang terjual.
3.  Mengapa penerimaan Uang pada saat sekarang lebih tinggi nilainya dari pada
diterimanya pada masa yang akan datang ???
Karena nilai waktu dari uang menjadi hal penting dalam factor biaya. Dalam
konsep nilai waktu dari uang yang memperhatikan waktu dalam menghitung nilai uang,
artinya uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan satu
tahun yang akan datang.
Waktu adalah uiang.
Nilai waktu uang atau time value of money adalah konsep yang menjabarkan
bahwa uang yang tesedia pada saat ini lebih berharga dibandingkan unang dalam jumlah
sama yang tersedia dmasa yang akan datang , soalnya ada faktor bunga yang membuat
uang yang telah kita terima menjadi berbiak.
Semakin cepat uang itu kita terima ia Akan semakin berharga, karena itulah kita
harus hai-hati saat membandingkan nilai uang yang kita terima dalam waktu berbeda.
Untuk membandingkan nilai sejumlah uang yang kita terima saat ini dengan nilainya jika
kita terima dimasa yang akan datang, kita harus mencermati tingkat bunga
berlakudipasar. Semakin tinggi bunga seperti bung depasito perbankan, nilai uang yang
kita terima saat ini berharga, sebab dengan bunga yang tinggi uang itu bisa terbiak lebih
dengan cepat. Untuk menghitung nilai waktu uang ( Time value of money) ada dua
konsep yang sering digunakan Yakni :
 Konsep nilai tunai, atau present value (PU)
 Nilai dimasa mendatang atau future value (FU)
Nah, berdasarkan dua konsep itu, kita bisa menghitung nilai dimasa mendatang
dari sejumlah uang tunai saat ini. Tentu saja asumsinya uang itu diinvestasikan
atau dideposito di bank dengan tingkat bunga tertentu.
4.  Jika anda sedang mempertimbangkan dua invertasi Yaitu A dan B, dan keduanya
mempynyai jangka waktu yang sama tetapi A memberikan hasil pengembalian 6% dan B hanya
memberikan hasil 5%, Investasi manakah yang akan yang mengandung resiko yang besar ??
Bagaimana anda dapat mengetahuinya????
Soal diatas dapat diilustrasikan dalam teori nilai waktu uang investasi A pengembalian 6% berat
investasi rp 1.000.000, dua tahun jika dilihat dalan nilai presen valuet besar pengembalian adalah
PVn =FVn (1+I)^n
= 1.000.000/(1+0,06)^2 =1.000.000/(1.06)^2 =1.000.000/(1,1236)=RP 889.996,44
FVn= pv(1+i)^n2 =1.000.000?(1.06))^2 =1.000.000?1,123,6) =RP 1.123.600
Investasi B pengambilan 5 %besar investasi 1.000.000 jangka 2 thn present value
PVn=PVn?(1+i)^2= 1.000.000/(0,05)^2= 1.000.000/(1,1025)=RP907,029.478
Futere value
FVn =PVn(+i)^n=1000.000(1+00=0,05)^2=1000.000(1,1025)= Rp1.102.500
Investasibisa dikatakan bersiko tergantung jangka waktu investasinya,karena nilai uang dimasa
mendatang berbeda dengan nilai uang sekarang, nilainuang masa mendatang di pengaruhi oleh
invasi dan tingkat suku bunga.
OPTIMASI NILAI WAKTU
OPTIMASI NILAI WAKTU

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Ayulestari1234
 
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSIKONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSIalifbapuk123
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)doni wijaya
 
Yustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustikapuri99
 
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Acehnadya faradini
 
Mengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabunganMengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabunganPray Suprayitno
 
Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318pbsi_a
 
Resume uts
Resume uts Resume uts
Resume uts Alifah05
 
EKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjang
EKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjangEKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjang
EKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjangragaalif6
 
Sistem dan perhitungan bagi hasil bab xiv
Sistem dan perhitungan bagi hasil bab xivSistem dan perhitungan bagi hasil bab xiv
Sistem dan perhitungan bagi hasil bab xivZahra Zahra
 
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairMateri Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairFarandi Octorizki
 
Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)Nimas Putri
 
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".ifa lutfita
 

What's hot (20)

Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7
 
Imamteguh1.doxc
Imamteguh1.doxcImamteguh1.doxc
Imamteguh1.doxc
 
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSIKONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
 
Yustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustika resume dan uts
Yustika resume dan uts
 
Mku materi 1
Mku materi 1Mku materi 1
Mku materi 1
 
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
 
7.ekonomi moneter
7.ekonomi moneter7.ekonomi moneter
7.ekonomi moneter
 
Mengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabunganMengetahui perhitunganbungatabungan
Mengetahui perhitunganbungatabungan
 
Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318
 
Resume uts
Resume uts Resume uts
Resume uts
 
14.money
14.money14.money
14.money
 
EKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjang
EKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjangEKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjang
EKONOMI MONETER Kewajiban jangka panjang
 
Resume uts 1
Resume uts 1Resume uts 1
Resume uts 1
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
 
Sistem dan perhitungan bagi hasil bab xiv
Sistem dan perhitungan bagi hasil bab xivSistem dan perhitungan bagi hasil bab xiv
Sistem dan perhitungan bagi hasil bab xiv
 
Tugas 1 Makalah Manajemen Keuangan
Tugas 1 Makalah Manajemen KeuanganTugas 1 Makalah Manajemen Keuangan
Tugas 1 Makalah Manajemen Keuangan
 
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairMateri Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
 
Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik I (tugas bulan 2)
 
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
 

Similar to OPTIMASI NILAI WAKTU

Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutangmariawira
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748furkon choerul
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748furkon choerul
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Ayulestari1234
 
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxKELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxTata172559
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganIis MutiaraSuci
 
Kajian kes math perniagan
Kajian kes math perniaganKajian kes math perniagan
Kajian kes math perniaganAhmadAdhaCz
 
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan EkivalensiKonsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan EkivalensiSahat Tua
 
Resume 1 manajemen keuangan
Resume 1 manajemen keuanganResume 1 manajemen keuangan
Resume 1 manajemen keuanganAnisa Anisa
 
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018imashayatunnufus
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesianaeltalahaturuson
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesianaeltalahaturuson
 
makalah Time value of money
makalah Time value of moneymakalah Time value of money
makalah Time value of moneyKhairul Alonx
 
23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL)
23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL) 23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL)
23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL) nadya faradini
 
21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsar
21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsar21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsar
21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsarnadya faradini
 

Similar to OPTIMASI NILAI WAKTU (20)

Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
 
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
Resume manajemen keuangan 1 furkon choerul anwar 11011700748
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7
 
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxKELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
 
Dayah isu
Dayah   isuDayah   isu
Dayah isu
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Kajian kes math perniagan
Kajian kes math perniaganKajian kes math perniagan
Kajian kes math perniagan
 
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan EkivalensiKonsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
 
Resume 1 manajemen keuangan
Resume 1 manajemen keuanganResume 1 manajemen keuangan
Resume 1 manajemen keuangan
 
TVM 2.ppt
TVM 2.pptTVM 2.ppt
TVM 2.ppt
 
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesia
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesia
 
Resume uts sinta
Resume uts sintaResume uts sinta
Resume uts sinta
 
makalah Time value of money
makalah Time value of moneymakalah Time value of money
makalah Time value of money
 
23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL)
23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL) 23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL)
23. Muhammad fadhillah (Ujian BLKL)
 
21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsar
21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsar21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsar
21. Final blkl Muhammad Ziaul Kautsar
 
BAB 2 - Time Value of Money
BAB 2 - Time Value of MoneyBAB 2 - Time Value of Money
BAB 2 - Time Value of Money
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

OPTIMASI NILAI WAKTU

  • 1. MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN 1 Bpk. ADE FAUJI,SE,MM Disusun Oleh: NAMA : AGUS NIAR NAZARA NIM : 11011700279 KELAS : 2T MA UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2017-2018
  • 2. DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN DAFTAR ISI BAB I BURSA KEUANGAN DAN SUKUBUNGA BAB II NILAI WAKTUDARI UANG & PENILAIAN SAHAM DANOBLIGASI BAB III ANALISIS LAPORAN&PERAMALANKEUANGAN DAN MENILAI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKANBEBERAPA RASIO KEUANGAN DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAN BAB IV PERENCANAANDAN PENGENDALIANKEUANGAN BAB V KEBIJAKAN MODAL KERJA &PENGELOLAAANKAS DAN SAKURITAS BAB VI PENGELOLAAN KREDIT BAB VII PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
  • 3. BAB I BURSA KEUANGAN DAN SUKU BUNGA BURSA/PASAR KEUANGAN  Bursa/pasar keuangan merupakanmekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang ataukoperasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembeliandalam bentuk sekuritas keuangan(seperti sahamdan obligasi ). Dalam sekuritas komoditas dimungkinkandapat melakukan pembeliaan dan penjualan awal atas produk produk sumber alam seperti produk pertaniandan pertambangan dan lainsebagainya.  Bursa/Pasar keuanganmerupakan pasar yang menyediakanproduk keuangan baik berupa aktivafisik surat berhargaatau valuta asing. Beberapaahli memberikan definisi pasar keuangan sebagai seluruhinstitusi danprosedur untuk menjembatani pembeli dan penjual instrumenkeuangan. Artinya, pasar keuangan merupakan penghubung antara pihak yang inginmenjual produk keuangan dan ingin membeli produk keuangan. Pasar diperjualbelikannyamodal jangka panjang dalam bentuk surat Beharga
  • 4. Seperti obligasi dansaham. Jangka waktusurat berharga yang ditawarkan biasanya berumur lebihdari satu tahun. Pasar diperjualbelikannyamodal jangka pendek dalam bentuk surat berharga, seperti depositoberjangka, wesel, ataupromes di mana jangka waktunya kurang dari satutahun. pasar yang melakukan kegiatantransaksi valutaasing (mata uang asing), baik spot transaction, forwardtransaction, danswap transaction. Pasar yang melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen atas produk tertentubaik barang ataupun jasa, seperti pembelianmobil, motor, perlengkapanrumah tangga, pendidikan, atau liburan. JENIS JENIS BURSA KEUANGAN PASAR HIPOTEK Pasar yang melayani pinjaman untuk lahan real estate/perumahan, komersial, industri danpertanian. PASAR KOMODITAS Pasar yang melakukan kegiatanjual beli komoditas tertentu seperti produk pertanian. CIRI CIRI BURSA/PASAR KEUANGAN  Menekankanpada pemenuhan dana jangka pendek.  Mekanisme pasar uang ditekankanuntuk mempertemukanpihak yang mempunyai kelebihandana dan yang membutuhkandana.
  • 5.  Tidak terikat pada tempat tertentuseperti halnyapasar modal. SUKU BUNGA Suku Bunga adalah kompensasi atau Imbalan jasa atas pinjaman uang kepada Pemberi pinjaman kepada peminjamatas manfaat ke depan dari investasi dari uang Pinjaman tersebut. Uang yang dipinjamitu disebut sebagai pokok utang dan sekianpersendaripokok utang yang dibayarkan olehpeminjam kepada pemilik modal disebut sebagai Bunga. FUNGSI SUKU BUNGA Menurut Sunariyah, suku bunga mempunyai manfaat bagi masyarakat, yaitu  Untuk merangsang masyarakat agar mau menyimpan sebagian uangnya pada bank sebagai investasi.  Mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam perekonomian atau sebagai alat moneter.
  • 6.  Bunga dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Faktor-Faktor yang MempengaruhiSuku Bunga Kebutuhan Dana Kebijakan Pemerintah Persaingan Hubungan Baik Terget Laba yang Diinginkan Reputasi Perusahaa Produk yang Kompetitif Kualitas Jaminan METODE PEMBEBANAN SUKU BUNGA 1) Sliding Rate Merupakan perhitungan bunga kredit dengan total angsuran yang akan menurun setiap kali angsuran. Total angsuran menurun tersebut karena angsuran pokok akan sama setiap kali angsuran, sementara angsuran bunga akan menurun. CONTOH SLIDING RATE Ana mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu satu tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun, sliding rate dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan ! Angsuran Bulan Pertama Angsuran pokok = 120.000.000/12 = Rp 10.000.000,-
  • 7. Angsuran Bunga Bulan I = 12% x 1/12 x 120.000.000 = Rp 1.200.000,- Angsuran Total pada Bulan I = Rp 11.200.000,- Angsuran Bulan Kedua Angsuran Pokok = 120.000.000/12 = Rp 10.000.000,- Angsuran Bunga Bulan II = 12% x 1/12 x 110.000.000= Rp 1.100.000,- Angsuran Total pada Bulan II = Rp 11.100.000,- Dari angsuran tersebut dapat diketahui bahwa total angsuran akan menurun setiap bulan, sehingga metode pembebanan bunga dengan total angsuran yang menurun disebut dengan Sliding Rate. 2) Flat Rate Merupakan metode pembebanan suku bunga kredit yang rata setiap kali angsuran, atau total angsuran pokok, maupun angsuran bunga sama setiap kali angsuran atau setiap bulan. Contoh Ana mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu dua tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun flat rate, dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan! Angsuran perbulan = 120.000.000 + (120.000.000 x 12% x 2) 24 Angsuran perbulan = 148.800.000 = Rp 6.200.000,-
  • 8. 24 Atau Angsuran Pokok Perbulan = 120.000.000/24 = Rp 5.000.000,- Angsuran Bunga perbulan = 12% x 1/12 x 120.000.000 = Rp 1.200.000,- Total Angsuran perbulan = Rp6.200.000 Floating Rate Jenis ini pembebanan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. 4) Annuity Perhitungan bunga dengan mengalikan persentase Bunga dikalikan dengan saldo akhir pinjaman secara tahunan. Dalam metode annuity ini, total angsuran pertahun akan sama, sementara angsuran pokok dan bunga akan berubah. Angsuran pokok akan meningkat setiap tahun dan angsuran bunga akan menurun karena bunga dihitung dari saldo akhir kredit. CONTOH ANNUITY Ana mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu 5 tahun. Suku bunga Kredit 12% pertahun annuity (anuitas), dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah Angsuran perbulan dan angsuran pertahun! Angsuran pertahun = 120.000.000 x 12% 1 – (1 + 12%)-5 = 33.289.168 Angsuran perbulan = 33.289.168 = 2.774. 097 12
  • 9. Pembayaran angsuran perbulan dilakukan dengan membagi hasil angsuran pertahun dengan 12. Angsuran pokok tahun I Angsuran pertahun = Rp 33.289.168,- Angsuran bunga tahun I = 12% x 120.000.000 = Rp 14.400.000,- Angsuran pokok tahun I = Rp 18.889.168,- Angsuran pokok tahun II Angsuran pertahun = Rp 33.289.168,- Angsuran bunga tahun II = 12% x 101.110.832 = Rp 12.133.300,- Angsuran pokok tahun II = Rp 21.155.868,- Angsuran pokok tahun ketiga sampai tahun kelima dapat dilakukan seperti pada angsuran pertama kedua dan pada akhir tahun kelima saldo akhir pinjaman sama dengan nol. 5) Efective Rate Merupakan beban bunga efektif yang ditanggung oleh debitur. Dalam metodeefective rate, total angsuran akan sama setiap bulan akan tetapiangsuran pokok akan meningkat dan angsuran bunga akan menurun. Contoh : Pada tanggal 1 April 2006, Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu 20 bulan. Bunga 12% pertahun efective rate danangsuran dilakukan setiap bulan dan dimulai sejak tanggal 1 Mei 2006. Angsuran = 120.000.000 x 1% 1 – (1 + 1%)-20 Angsuran = 6.649.838
  • 10. Angsuran Bulan I Angsuran total akan sama setiap bulan sebesar = Rp 6.649.838,- Angsuran Bunga = 1% x 120.000.000 = Rp 1.200.000,- Angsuran Pokok Bulan I = Rp 5.449.838 Angsuran Bulan II Angsuran total akan sama setiap bulan sebesar = Rp 6.649.838,- Angsuran Bunga = 1% x 114.550.162 = Rp 1.145.502,- Angsuran Pokok Bulan II = Rp 5.504.336,- Perhitungan angsuran pokok dan bunga bulan ketiga dan seterusnya dapt dihitung dengan menggunakan perhitungan seperti di atas.
  • 12. PengertianNilai Waktu Uang Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain. KonsepDasar Tahukah anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan. Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti di masa mendatang. Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih
  • 13. termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa sekarang jelas sudah tidak ada apa-apanya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan jutawan, namun kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan sebutan milyuner. Jika kita melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai kita tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini. Teknik Perhitungan KonsepNilai Uang Cara mengetahui teknik perhitungan sederhana dan variasinya, yaitu menentukan nilai masa depan dari sejumlah uang saat ini. nilai saat ini dari sejumlah uang masa depan, nilai masa depan suatu anuitas (sejumlah uang yang konstan secara berkala) nilai saat ini suatu anuitas, nilai masa depan dan nilai saat ini dengan periode berganda, nilai masa depan dan nilai saat ini dengan tak terhingga, tingkat keuntungan yang diinginkan atau tingkat bunga. Berikut ilustrasi mendasar mengenai NWU beserta variasi dan rumusnya.
  • 14. 1. Future Value (Nilai Yang Akan Datang) Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari sejumlah modal yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate (bunga) tertentu. Nilai waktu yang akan datang dapat dirumuskan sbb; Mo = Modal awal i = Bunga per tahun n = Jangka waktu dana dibungakan Future Value = Mo ( 1 + i ) Contoh soal: Tuan A memilik uang sebesar Rp 1.000.000, di simpan di bank dengan bunga pertahun sebesar 5% dan selama 5 tahun, berapa jumblah uang Tuan A setelah tahun ke 5......? RUMUS FV= Mo x (1+i ) n = 1.000.000 x ( 1+i ) 5 = 1.000.000 x (1,05 ) 5 = 1.276.300 Diketahui dengan cara: CARA MANUAL Tahun 1 = 1.000.000 x (1 + 0,05 ) = 1.050.000 Tahun 2 = 1.050.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.102.000 Tahun 3 = 1.102.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.157.000 Tahun 4 = 1.157.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.215.000 Tahun 5 = 1.215.000 x ( 1 + 0,05 ) = 1.276.300
  • 15. 2. Present Value ( Nilai Sekarang ) Present valueadalahnilaisejumlah uang yang saat ini dapat dibungakanuntukmemperoleh jumlah yang lebih besar di masa mendatang. Keterangan: Pv = Present Value (Nilai Sekarang) Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) i = Interest/suku bunga n = Jangka waktu dana dibungakan Pv = FV x (1+i)n Contoh : Dua tahun lagi Tami akan menerima uang sebanyak Rp 50.000,00. Berapakah nilai uang tersebut sekarang jika tingkat bunga adalah 12 % setahun? Diketahui : Fv = 50.000,00 i = 0,12 n = 2 Jawab : Pv = Fv/(1+i)n Pv = 50.000/(1 + 0,12)(2) Pv = 50.000/2,24 Pv = 22.321,43 Jadi, nilai sekarang uang milik Tami adalah Rp 22.321,43,00
  • 16. 3. Nilai Masa Datang dan Nilai sekarang Faktor bunga nilai sekarang PVIF (r,n), yaitu persamaan untuk diskonto dalam mencari nilai sekarang merupakan kebalikan dari faktor bunga nilai masa depan FVIF (r,n) untuk kombinasi r dan n yang sama. Keterangan : FV = Future value ( Nilai mendatang) Ko = arus kas awal R = rate / tingkat bunga ^n = tahun ke-n (pangkat n) FV = Ko (1 + r) ^n Contoh : Jika Nia menabung Rp 5.000.000,00 dengan bunga 15% maka setelah 1 tahun Nia akan mendapat? Diket : Ko = 5.000.000 r = 15% = 15/100 = 0,15 n = 1 Jawab : FV = Ko (1 + r)^n FV = 5.000.000 (1+0.15)^1 FV = 5.000.000 (1,15) FV = 5.750.000 Jadi, nilai mendatang uang milik Jily adalah Rp 5.750.000,00
  • 17. Konsep Anuitas Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi. Nilai masa mendatanguntuk aliran kas tunggal Jika kita memperoleh uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan pada tabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang ?. Hal ini dapat bisa di hitung dengan rumus : FV = PO + PO ( r ) = PO + ( 1 + r ) FV = Nilai Masa Mendatang PO = Nilai Saat Ini r = Tingkat Bunga Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 ) = 1.100 Jika kita memperolehuangRp 1.000,- saat ini dan kemudianmenginvestasikanpadatabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang?. Hal ini dapat bisa di hitung denganrumus : FV = PO + PO ( r ) = PO + ( 1 + r ) FV = Nilai Masa Mendatang PO = Nilai Saat Ini r = Tingkat Bunga Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 ) = 1.100 Nilai masa mendatanguntuk aliran kas tunggal
  • 18. BAB III ANALISA LAPORAN DAN PERAMALAN KEUANGAN & MENILAI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA RASIO KEUANGAN DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAN Tugas manjer perusahaan dihadapkan pada dua keputusan besar, yaitu keputusan penentuan proyek investasi dan strategi pendanaan untuk melaksanakan investasi yang telah diputuskan. Keputusan investasi yang baik harus berdasarkan pada informasi proyeksi arus kas dan beberapa informasi penting antara lain rincian biaya proyek investasi dan biaya modal, yang besarnya tergantung pada pilihan teknologi yang akan digunakan .  PERENCANAAN KEUANGAN a. Definisi PerencanaanKeuangan Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan sistematis baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam konsep jangka pendek biasanya 1 tahun saja. Sedangkan jangka panjang beberapa pakar menyatakan jangka waktunya 2 hingga 5 tahun ke depan, Perencanaan keuangan memberikan panduan bagi perubahan dan pertumbuhan yang b Arus Kas dalam Perusahaan Sebelum menyusun rencana keuangan, maka ada beberapa hal yang harus dipahami dalam suatu perusahaan. Salah satu hal penting yang harus dianalisis adalah arus kas suatu perusahaan. Arus dana yang terjadi di dalam suatu perusahaan sering juga dikatakan sebagai perputaran modal kerja. Arus dana adalah cerminan bagaimana sistem aliran dana yang terjadi dalam suatu
  • 19. perusahaan. Sehingga dengan diketahui aliran dana ini, maka bagi pihak pengambil keputusan akan dapat menentukan dalam menetapkan kebutuhan dana perusahaan, darimana akan dibiayai serta bagaimana penggunaannya. c. Analisis Sumber dan PenggunaanDana Dalam suatu periode tertentu dalam perusahaan misalkan jangka waktu dalam satu periode adalah selama satu tahun, laporan-laporan yang disajikan perusahaan menunjukkan adanya penambahan atau pengurangan dana atau kas. Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan alat penting bagi financial manager, untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai ( dengan analisa aliran dana itu akan dapat diketahui dari mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan). Laporan sumber – sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya, dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat diketahui bagaimana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya. Ada beberapa hal yang perlu dianalisis terkait dengan sumber dan pengunaan dana, diantaranya meliputi : Analisis sumber dana yang berasal dari : 1. Penurunan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap tetap dan kas. 2. Penurunan bruto aktiva tetap. 3. Kenaikan bersih kewajiban dan hutang. 4. Penambahan modal sendiri. 5. Dana yang diperolehdari operasi. Analisis pengunaan dana : 1. Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas. 2. Penambahan bruto aktiva tetap.
  • 20. 3. Penurunan kewajiban dan hutang. 4. Pengurangan modal sendiri. 5. Pembayaran dividen. Analisis sumber dan pengunaan dana lebih diarahkan pada penerapan matching principle dalam pendanaan. Prinsip ini menyatakan pengunaan jangka panjang seharusnya didanai dengan dana jangka panjang. Sedangkan dana jangka pendek hanya untuk keperluan jangka pendek. Dengan demikian maka prinsip ini lebih menekankan pada pertimbangan likuiditas. d. Implikasi dari Analisis Laporan Dana Analisi laporan sumber dan penggunaan dana memberikan wawasan bagi pihak-pihak yang terkait terutama manajer keuangan dalam hal merencanakan ekspansi perusahaan serta dampaknya pada likuiditas perusahaan. Ketidakseimbangan dalam penggunaan pendanaan akan dapat dideteksi dan dilakukan penyesuaian. Jadi laporan sumber dan pengguanaan dana memberi signal untuk masalah yang akan dianalisis dan secara rinci dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat. Analisi laporan sumber dan pengunaan dana dimasa mendatang akan sangat berguna dalam merencanakan pembelanjaan jangka menengah dan jangka panjang. e. PerencanaanKeuangan Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka panjang ataupun jangka pendek). Untuk menyusun rencana keuangan tersebut dipergunakan serangkaian asumsi, baik yang menyangkut hubungan antar variable- variabel keuangan, maupun keputusan-keputusan keuangan. 1. Perencanaan keuangan jangka panjang Setiap perusahaan memiliki rencana yang panjang kedepan atau sering disebut dengan perencanaan strategis, misalnya melakukan investasi modal dalam
  • 21. jumlah yang cukup besar, disertai dengan keputusan pendanaan tertentu. Oleh karena demikian maka disusun suatu laporan keuangan yang diproyeksikan (atau laporan keuangan proforma), konsisten dengan keputusan-keputusan keuangan yang diambil. 2. Perencanaan keuangan jangka pendek Perencanaan jangka pendek umumnya berdimensi waktu kurang dari 1 tahun. Tujuan utamanya seringkali untuk menjaga likuiditas perusahaan. Alat yang dipergunakan adalah dengan menyusun anggaran kas. Anggaran kas merupakan taksiran tentang kas masuk dan kas keluar pada periode waktu tertentu. Investasi pada jumlah asset dengan nilai yang besar menyebabkan perusahaan memikirkan kapan terjadinya break even point. Bahkan jika break even point tidak tercapai sesuai dengan standar waktu yang direncanakan maka artinya perencanaan perusahaan tidak berkualitas.
  • 22. BAB 1V PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga panda penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut. Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi. Analisis titik impas Analisis titik impas ( breakeven analysis) adalah suatu metode untuk menentukan titik di mana penjualan akan menutup biaya.Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat impas dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan keuntungan Kegunaan titik impas : 1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya operasi yang dibedakan dari biaya modal. 2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang berbeda- beda.
  • 23.  Unsur-unsur penting titik impas 1. Sifat biaya yang diasumsikan Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan menjadi dua kategori, yaitu: a. Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh: Gaji administratif, penyusutan, asuransi, sewa. b. Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah karena perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung, bahan langsung, komisi penjualan.
  • 24. 2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat tajam ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian naik lagi bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya seperti ini dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap. Untuk menggunakan model titk impas dengan menyesuaikan struktur biaya yang kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus mengidentifikasi range jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur perkiraan efek biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 3. total pendapatan dan volume output Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat operasi perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit. Metode perhitungan titik impas 1. Analisis uji coba Contoh: Daftar penjualan, biaya dan keuntungan sebuah perusahaan Q P TR VC/u nit TVC TFC TC EBIT (1) (2) (3)=(1) x(2) (4) (5)=(1)x (4) (6) (7)=(5) +(6) (8)=(3) -(7) 10.00 $10 $100.00 $6 $60.000 $100.0 $160.00 $-
  • 25. 0 0 00 0 60.000 15.00 0 10 150.000 6 90.000 100.00 0 190.000 - 40.000 20.00 0 10 200.000 6 120.000 100.00 0 220.000 - 20.000 25.00 0 10 250.000 6 150.000 100.00 0 250.000 0 30.00 0 10 300.000 6 180.000 100.00 0 280.000 20.000 35.00 0 10 350.000 6 210.000 100.00 0 310.000 40.000 Jadi titik impas berada pada unit penjualan (Q) = 25.000 unit dan TR = $250.000 2. Analisis marjin kontribusi Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Marjin kontribusi mengacu pada biaya untuk menutupi biaya tetap. Contoh: Harga jual per unit $ 10 Biaya variabel per unit ($ 6)
  • 26. Marjin kontribusi/unit $ 4 Total biaya tetap satu tahun $100.000. BEP = $100.000/$ 4 = 25.000 unit 3. Analisis aljabar TR = P x Q TC = F + (V x Q) BEP tercapai apabila TR = TC PQ = F + VQ PQ – VQ = F Q(P – V) = F Q(BE) = F (P – V) TR = total revenue TC = total cost P = harga jual/unit Q = kuantitas yang terjual F = total biaya tetap V = biaya variabel/unit
  • 27. Apabila perusahaan menargetkan laba tertentu, maka BEP Q = F + Profit (P – V) 4. Metode grafik Biaya, pendapatan Contoh: PT ABC mengolah produk dengan biaya variabel per unit sebesar Rp 1.500,- sedangkan harga jual per unit Rp 2.500, dan biaya tetap sebesar Rp 1 milyar, maka Q (BE) = R 1.000.000.000 Rp 2.500 – Rp 1.500 = 1.000.000 unit R (BE) = Rp 2.500 x 1.000.000 unit = Rp 2.500.000.000,- Menghitung BEP untuk perusahaan yang menghasilkan produk lebih dari satu jenis. Contoh : Berikut ini data bauran produk sebuah perusahaan
  • 28. Produk Harga jual/unit Biaya variabel/unit Bauran penjualan A $180 $100 1 B $110 $ 70 2 Biaya tetap $ 1.600.000 Jika bauran produk tersebut diperkirakan akan konstan pada semua tinkat penjualan, biaya variabel untuk setiap dollar hasil penjualan akan ditentukan sebagai berikut: V = Biaya variabel = ( $100 x 1) + ($70 x 2) = $240 = $0,60 Penjualan ( $180 x 1) + ($110 x 2) $400 R (BE) = F = $ 1.600.000 = $4.000.000 1-V 1 - 0.60 Q (BE) = R (BE) = $4.000.000 = 10.000 paket Bauran harga $400 Cara lain: Hasil penjualan per paket = (1 unit A x $180) + (2 unit B x $110) = $400
  • 29. Biaya variabel per paket = (1 unit A x $100) + (2 unit B x $70) = $240 Q (BE) = F = $1.600.000 = 10.000 paket P - V $400 - $240 Jadi kuantitas setiap produk yang akan dijual agar mencapai titik impas adalah: A = 10.000 paket x 1 unit A per paket = 10.000 unit B = 10.000 paket x 2 unit B per paket = 20.000 unit Informasi yang dikembangkan dari analisis impas dan analisis biaya-volume-laba menyuguhkan data tambahan yang berguna seperti marjin pengaman (margin of safety), yang menunjukkan berapa banyak penjualan boleh turun dari jumlah penjualan tertentusebelum perusahaan mengalami keadaan impas
  • 30. BAB V KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLAAN KAS DAN KUIDITAS A. Pengertian Modal Kerja Bambang Riyanto (2007 : 20) menyatakan bahwa “pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar.” Pengertian tersebut sama dengan pengertian modal kerja yang dinyatakan oleh Susan Irawati (2006 : 89) bahwa “modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau current assets.” Sementara itu menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland – Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat- surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar B. Konsep Modal Kerja Riyanto (2001:57-58) mengemukakan konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu: 1. Modal Kerja Kuantitatif. Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital. 2. Modal Kerja Kualitatif. Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar- benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh tempo. 3. Modal Kerja Fungsional. Konsep ini lebih menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan penghasilan langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang
  • 31. digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu. C. Jenis-Jenis Modal Kerja A. W. Taylor (Dalam Riyanto, 2001:60-61) menyatakan bahwa modal kerja bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut: 1. Modal Kerja Permanen Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni: a. Modal Kerja Primer. Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi. b. Modal Kerja Normal. Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bias beroperasi dengan tingkat produksi normal. 2. Modal Kerja Variabel Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan atau berfluktuasi berdasarkan volume produksi atau penjualan. Modal kerja variabel terdiri dari: a. Modal Kerja Musiman. Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya. b. Modal Kerja Siklus. Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungfur. c. Modal Kerja Darurat. Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan- keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Sebuah usaha akan sehat apabila posisi modal kerjanya stabil, artinya dari dua jenis modal kerja di atas tersedia. Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama. Hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kebutuhan modal kerja juga mengalami perubahan.
  • 32. D. Komponen Modal Kerja Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas utang lancarnya. Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Aktiva Lancar. Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah: a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang paling rendah. b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat- surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable securities). c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian
  • 33. tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut). d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut. e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan. f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka. 2. Hutang Lancar Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut: Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
  • 34. a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit. b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal). c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai. d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain-lain. E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukanlah merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor. Munawir (2004:117) menyatakan bahwa besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) Sifat atau tipe dari perusahaan 2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. 3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
  • 35. 4) Syarat penjualan 5) Tingkat perputaran persediaan. F. Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keuangan perusahaan. Menurut Munawir (2004:116) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut : 1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot. 2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. 3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga. 4. Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya. 5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. 6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan. 7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi denan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku biasa dan supply yang dibutuhkan. 8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam posisi resesi atau depresi. Di luar kondisi diatas, yakni adanya modal kerja yang berlebihan dan terjadinya kekurangan modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan pengelolaan dana yang tidak efektif disamping akan menimbulkan keburukan- keburukan seperti, dapat menimbulkan pemborosan-pemborosan, investasi- investasi pada cabang yang tidak diinginkan dan kerugian bunga karena saldo bank yamg tidak digunak
  • 36. G. Sumber Modal Kerja Modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek. Munawir (2004:120) menyatakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari: 1. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang tampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi perusahaan. 2. Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek). Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat-surat berharga ini mengakibatkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga menjadi uang kas. 3. Penjualan Aktiva Tidak Lancer.Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil dari penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut. 4. Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang diperlukan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan juga dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. H. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor : 1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit
  • 37. beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang. 2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari utk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain. I. Manfaat Manajemen Modal Kerja a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar. b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi. d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen. e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya. f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. g. Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja. J. Laporan Modal Kerja Laporan perubahan modal kerja merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dan menyajikan sebab-sebab perubahan-peubahan posisi keuangan perusahaan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut. 1. Sifat umum atau tipe perusahaan (Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relatif cepat) 2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang. Jumlah modal kerja bukan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada
  • 38. langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja. 3. Syarat pembelian dan penjualan (Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar). 4. Tingkat perputaran persediaan (Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.) 5. Tingkat perputaran piutang ( Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas.) K. Pengelolaan Modal Kerja Pengelolaan modal kerja dipengaruhi oleh elemen-elemen dalam modal kerja diantaranya yaitu: a) Kas Merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan dapat memenuhi kewajiban finansialnya, tapi apabila kas yang besar tidak di imbangi dengan kenaikan penjualan maka tingkat perputaran akan menjadi rendah sehingga penggunaan kas menjadi tidak efektif. b) Piutang Merupakan penjualan secara kredit yang bertujuan untuk meningkatkan atau untuk mencegah penurunan penjualan. Piutang yang terlalu besar mengakibatkan perusahaan akan menanggung beban modal yang besar. c) Persediaan Dalam hal ini, maka perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan, biaya asuransi dan biaya lain-lain yang semua itu akan memperkecil tingkat keuntungan. d) Hutang Lancar Merupakan cash outflows yang terdiri dari hutang-hutang jangka pendek seperti hutang wesel, hutang perniagaan dan hutang-hutang pada bank lainnya yang berusia kurang dari 1 tahun.
  • 39. L. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dr 2 faktor : a) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jika waktu penerimaan piutang b) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain. Modal Kerja makin besar, jika :  Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama  Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar Contoh: PT “ABC” memproduksi produk Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk adalah sbb: a. Bahan Mentah A seharga Rp 500 b. Bahan Mentah B seharga Rp 200 c. Tenaga Kerja Langsung Rp 400 Biaya administrasi setiap bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perusahaan setiap bulan Rp 2.000.000. Uutuk membeli bahan mentah A perusahaan harus memberikan uang muka kepada supplier bahan mentah tsb rata-rata 5 hr sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut 5 hari, dan selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang masih harus tersimpan digudang 2 hari. Penjualan dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 10 hari sesudah barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan besi Rp 2.000.000. Berapa besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan tersebut untuk membiayai membiayai operasi perusahaan secara Kontinyu? Jawab: Periode perputaran • Bahan mentah A a. Dana yang terikat dalam persekot bahan 5 hari b. Proses produksi 5 hari
  • 40. c. Barang jadi 2 hari d. Piutang dagang 10 hari • Bahan mentah B, tenaga kerja langsung, biaya administrasi, gaji pimpinan a. Proses produksi 5 hari b. Barang jadi 2 hari c. Piutang dagang 10 hari Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam unsur modal kerja tersebut adalah: a. Bahan mentah A = 100 unit x Rp.500 x 22 hari = Rp. 1.100.000 b. Bahan mentah B = 100 unit x Rp. 200 x 17 hari = Rp. 340.000 c. T kerja langsung = 100 unit x Rp. 400 x 17 hari = Rp. 680.000 ---------- + JUMLAH Rp. 2.120.000 Biaya administrasi dan gaji pimpinan : a. Jumlah biaya selama 1 bulan Rp. 3.250.000 b. Jumlah biaya produksi selama 1 bulan (25 hari ) = 25 x 100 unit = 2500 unit c. Biaya per unit = Rp. Rp. 3.250.000 / 2500 unit = Rp. 1300 d. Biaya per hari 100 unit x Rp. 1300 = Rp. 1.300.000 Dana yang diperlukan untuk biaya selama periode perputaran = Rp. 1.300.000 x 17 hari = Rp. 22.100.000 Persediaan kas minimal = Rp. 2.000.000 ------------ + Jumlah modal kerja yang dibutuhkan = Rp. 26.220.000 2.1 Pengelolaan Kas Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid , yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan . karena sifat likuidnya tersebut , kas memberikan keuntungan yang paling rendah. Kalau perusahaan menyimpan kas di bank dalam bentuk rekening giro, maka jasa giro yang diterima oleh perusahaan persentasenya akan lebih rendah dari pada kalau disimpan dalam bentuk deposito berjangka (yang tidak setiap saat bisa
  • 41. diuangkan). Karena itu masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang memadai tidak terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi tidak terlalu sedikit (sehingga akan menganggu likuiditas perusahaan). 1. Motif memiliki kas John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk memiliki kas, yaitu : (1) Motif Transaksi Motif Transaksi berarti perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya. Baik transaksi reguler maupun yang tidak reguler. (2) Motif Berjaga-jaga Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan kas bisa diprediksi dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat rendah. Selain akurasi prediksi kas, apabila perusahaan mempunyai akses kuat ke sumber dana eksternal , saldo kas ini juga akan rendah. Motif Berjaga-jaga ini nampak dala kebijakan penentuan saldo kas minimal dalam penyusunan anggaran kas. (3) Motif Spekulasi Motif Spekulasi dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasana jenis investasi yang dipilih adalah investasi pada sekuritas. Apabila tingkat bunga diperkirakan turun , maka perusahaan akan merubah kas yang dimiliki menjadi saham dengan harapan harga saham akan naik apabila memang semua pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan turun. Sebagai ilustrasi, pada awal 1993 , Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa efek efek Jakarta sekitar 275. Pada september 1993, IHSG mencapai lebi dari 400. Salah satu penyebabnya adalah karena suku bunga deposito pada awal 1993 masih sekitar 18-23% per tahun, sedangkan pada bulan September hanya berkisr antara 11-14%. Keadaan yang sebaliknya akan dilakukan yaitu merubah sekuritas menjadi kas ,apabila suku bunga diperkirakan akan naik . keadaan pada semester pertama tahun 1998 dapat dipergunakan sebagai ilustrasi . pada semester pertama tahun 1998 suku bunga meningkat sangat tinggi sampai diatas 60% (untuk bunga deposito berjangka
  • 42. satu bulan). Akibatnya dapat ditebak , IHSG turun tajam menjadi sekitar 330 , setelah pada awal tahun 1997 mencapai level di atas 600. Martin et.al (1991) mengatakan bahwa motif spekulasi merupakan komponen paling kecil dari preferensi perusahaan akan likuiditas . Motif transaksi dan berjaga-jaga merupakan alasan utama mengapa perusahaan memiliki kas. 2. Model-model manajemen kas 2.1 Model persediaan Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan . Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah , kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas akan makin besar. Karena itu seharusnya ada penyeimbangan. Masalah yang sama juga terjadi untuk persediaan . Misalkan suatu toko buku menghadapi permintaan buku Manajemen Keuangan secara konstan setiap waktu. Misalkan permintaan buku tersebut dalam satu tahun adalah 240 satuan, dan toko tersebut memesan Q satuan setiap kali pesan. Dengan demiian frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah, Frekuensi pesanan dalam 1 tahun = penjualan/Q = 240/Q Persediaan yang dimilik oleh perusahaan akan berkisar dari O sampai dengan Q satuan. Dengan demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah, Rata-rata persediaan = (Q/2)i satuan Kalau biaya simpan per satuan per tahun dinyatakan sebagai i maka biaya simpan per tahun yang akan ditanggung perusahaan adalah: Biaya simpan per tahun = (Q/2)i Apabila jumlah permintaan buku (yaitu 240 satuan) kita beri notasi D, dan setia kali perusahaan memesan memerlukan biaya sebesar o, maka biaya pemesanan dalam satu tahun adalah: Y=(Q/2)i + (D/Q)o (2.1) Biaya ini yang harus diminimumkan . Untuk persamaan (2.1) tersebut kita direvasikan terhadap Q, dan kita buat sama dengan nol.
  • 43. (dY/dQ) = (i/2) – (oD/Q2 = 0 (oD/Q2 ) =(i/2) iQ2 =2od Q =((2oD)/i)1/2 Yang juga bisa dinyatakan sebagai, Q- (2.2) Pemikiran yang sama bisa diterapkan untuk pengelolaan kas. Misalkan kebutuhan kas setiap periodenya selalu sama. Dengan demikian apabila pada awal suatu periode jumlah kas = Q , maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai nol. Pada saat mencapai nol, perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya sekuritas) menjadi kas sebesar Q. Pertanyaan yang perlu dijawab disini adalah adalah berapa jumlah sekuritas yang harus dirubah mejadi kas setiap kali diperlukan yang akan meminmumkan biaya karena memiiki kas dan baya karena merubah sekuritas menjadi kas ilustrasi berikut ini mungkin bisa memperjelas permasalahan. Misalkan kebutuhan kas setiaptahun adalah Rp. 1200 juta dan pemakaiannya per hari konstan . biaya transaksi setiap kali merubah sekuritas menjadi kas adalah Rp. 50.000 . tingkat bunga yang diperoleh karen memiliki sekuritas adalah 12% per tahun. Dengan meggunakan persamaan (1.2), maka bisa dihitung jumlah sekuritas yang harus dirubah menjadi kas setiap kali yaitu: Q- = 31,623 juta Ini berarti bahwa perusahaan perlu menjual sekuritas senilai Rp. 31. 623 juta setiap kali saldo kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut perusahaan akan meminimumkan biaya karena kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana pada sekuritas dan biaya transaksi. Biaya-biaya tersebut adalah, (1) Biaya kehilangan kesempatan = (Rp.31.623 /2)x0,12 = Rp. 1.897 juta (2) Biaya transaksi = (Rp. 1.200/31.623) x Rp. 50.000 = Rp. 1.897 juta Total biaya menjadi 2(Rp. 1.897 juta) = Rp. 3.794 juta 2.2 Model Miller dan Orr Miller dan Orr merumuskan model sebagai berikut. Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas bersifat acak , perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu mengubah sejumlah tertentu kas,
  • 44. agar saldo saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan . sebaliknya apabila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah, perusahaan perlu menual sekuritas agar saldo kas naik kembai ke jumlah yang diinginkan . secara diagramatis bisa digambarkan sebagai berikut. Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h daan batas bawah oleh titik 0. Ini berarti bahwa perusahaan menetapkan jumlah minimal kas mencapai nol baru perusahaan akan merubah (menjual) sekuritas untuk menambahjumlah kas menjadi z (yaitu jumlah kas yang diinginkankan perushaan). Tentu saja perusahaan bisa menentukan batas bahwa tidak harus nol rupiah. Rumus yang disajikan oleh Miller dan Orr adalah sebagai berikut. z-( ) dalam hal ini : o = biaya tetap untuk melalkukan transaksi = variance arus kas masuk bersih harian (suatu ukuran penyebaran arus kas) i = bunga harian untuk investasi pada sekuritas Nilai h yang optimal adalah 3z . Dengan batas pengawasan tersebut model ini meminimumkan biaya keseluruhan dari pengelolaan kas. Rata-rata saldo kas tidak bisa ditentukan terlebih dahulu, tetapi kira-kira akan sebesar (z+h)/3. Misalkan : O = Rp. 50.000 = (2,3 juta)2 = 12% per tahun atau kira-kira (0,12/365) per hari dan batas bawah ditentukan nol rupiah. Dengan demikian = = Rp.8,45 juta. Nilai batas atas adalah 3( 8,45 juta ) = Rp.25,35 juta. Pada saat saldo kas mencapai Rp. 25,35 juta, perusahaan harus merubah Rp. 16,90 juta menjadi sekuritas agar saldo kas kembali ke Rp. 8,45 juta . Sebaliknya pada saat saldo kas mencapai nol rupiah , perusahaan harus menjual sekuritas senilai Rp 8,45 juta agar saldo kas kembali ke Rp. 8,45 juta. 2.3 Sistem pengumpulan dan pembayaran kas
  • 45. Dalam perekonomian yang pembayaran transaksi dilakukan tidak lagi dengan uang tunai tetapi dengan cheque, timbul situasi dimana pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan tidak segera mengurangi saldo kas , dan penerimaan cheque tidak segera diikuti dengan pembayaran saldo kas. Misalkan kita membayar dengan cheque senilai Rp.100 juta pada tanggal 13 Oktober 1993. Sebelum kita membayar (dan menulis cheque tersebut) , saldo rekening giro kita di bank misalkan Rp.300 juta . Dengan demikian setelah pembayaran tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp.200 juta . Tetapi bank kita belum mengurangkan umlah tersebutsmpai cheque tersebut dikliringkan. Dengan demikian bank masih akan mencatat saldo kita sebesar Rp300 juta. Selisihnya disebut sebagai float . Float tersebut memungkinkan perusahaan menuliskan cheue yang secar keseluruhan jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang dicatat oleh perusahaan. Kalau rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengkliringkan cheque memakan waktu 2 hari , perusahaan bisa sja menuliskan cheque pada suatu hari meskipun saldonya kosong, asalkan 2 hari kemudian bsa mengisi rekeningnya dengan jumlah minima yang diperlukan. Bahkan kadang-kadang perusahaan melakukan juggling dengan menciptakan float dari beberapa bank tempat perusahaan menjadi kliennya. Artinya perusahaan sengaja menuliskan cheque atas suatu bank, kemudian menyetorkannya pada bank satunya, sehingga tercipta jumlah float yang cukup berarti . Tentu saja cara semacam ini sangat berisiko. Float bisa juga berlaku secara terbalik. Misalkan kita menerima pembayaran dalam bentuk cheque sejumlah Rp.50 juta. Kita setorkan ke bank kita dan kita catat saldo giro kita di bank tersebut bertamah Rp.50 juta . Meskipun demikian bank kita baru menambah saldo rekening kita kalau cheque tersebut telah dikliringkan (karena cheque tersebut bukan cheque tempat kita menjadi nasabah) . Kalau kita gabungkan dengan contoh diatas,maka kita mempunyai Float positif sebesar Rp.100 juta tetapi menanggung Float negatif sebesar Rp. 50 juta. Dengan demikian net Float kita menjadi Rp. 50 juta. Karena itu sistem pengupulan kas mempunyai tujuan untuk mempercepat pemanfaatan kas. Salah satu cara adalah dengan menggunakan Concentration Banking. Dengan cara ini, perusahaan menetapkan berbaga pusat pengumpulan pada berbagai wilayah, sesuai dengan penyebaran penjualannya, dan tidak hanya satu pusat pengumpulan (di kantor pusat). Dengan demikian, pembeli di wilayah A diminta membayar dengan menyerahkan
  • 46. (mengirimkan) cheque ke suatu bank (yang dipilih oleh perusahaaan) di daerah A. Tidak perlu mengirimkan cheque langsung ke (kantor pusat) perusahaan. Hal ini disebabkan karena pembeli mungkin menulis cheque atas bank tertentu di daerah A yang kalau cheque tersebut kemudian dikirim ke (kantor pusat) perusahaan yang berlokasi sangat jauh dari wilayah A, akan memerlukan waktu yang lebih lama utnuk dikliring dan mungkin juga memakan biaya yang lebih besar. Contoh yang sering kita jumpai adalah penerbit di Inggris meminta pembeli menulis cheque atas bank yang di Inggris , dan dinyatakan dalam poundsterling. Kalau misalkan cheque tersebut akan bank di AS , penerbit di Inggris akan memerlukan waktu yang sangat lama (dan biaya yang sangat mahal) untuk menguangkan cheque tersebut . Apabila perusahaan bisa menggunakan draft , perusahaan bisa menunda pengeluaran kas karena draft tersebut perlu dikonfirmasi oleh perusahaan yang mengeluarkan sebelum bank membayar kepada mereka yang menyerahkan draft tersebut . Selama menunggu konfirmasi tersebut, perusahaan sebenernya menunda pembayaran yang kita lakukan kalau pembayaran gaji dilakukan dengan menggunakan cheque, maka pembayaran pada akhir minggu akan memaksa cheque tersebut baru bisa diuangkan awal minggu depan ini juga merupkan cara untuk menunda pengeluaran kas. 2.4 Portofolio Investasi Misalkan perusahaan saat ini memiliki saldo kas sebesar Rp.60 juta. Diperkirakan (dari anggaran kas yang disusun) Rp. 400jt. Diantaranya baru akan dipergunakan pada tiga bulan yang akan datang. Untuk itu manajer keangan bisa, misalnya, mendepositokan Rp. 400 jt tersebut untuk jangka waktu 3 bulan denga bunga (misal) 12% per tahun. Dengan demikian selama 3 bulan tersebut perusahaan akan memperoleh penghasilan “investasi”nya sebesar (0,12/12) x 3 x Rp. 400 juta = Rp. 12,0 juta Kalau misalkan manajer tersebut tidak yakin bahwa dana yang “bebas” selama 3 bulan mendatang akan mencapai sebesar Rp. 400 juta, maka ia bisa memutuskan medepositokan jumlah yang kurang dari Rp. 400 juta. Kalau cara ini ditempuh, maka keuntungan yang diterima tentu akan lebih kecil dari Rp. 12 juta. Cara lain adalah melakukan diversifikasi. Ia bisa menginvestasikan dana sebesar Rp. 400 juta tersebebut pada berbagai jenis saham. Bisa juga dilakukan investasi, misalnya, Rp. 200 juta pada deposito 3 bulan dan Rp. 200 juta pada berbagai jenis saham. Diversifikasi investasi pada berbagai saham dimaksudkan
  • 47. untuk mengurangi brisiko (lihat kembaliBab 4). Kalau ditempuh cara tersebut, maka kombinasi investasi tersebut bisa digambarkan sebagaimana pada Gambar 2.2 Esensi pengaturan kas tersebut adalah untuk mengoptialkan pemanfaatan kas. Jumlah saldo kas yang teralu banjak memang baik apabila dipandang dari sisi likuiditas, tetapi tidak menguntungkan apabila dipandang dari aspek profitbiitas. Hal sebaliknya berlaku apabila saldo kas terlalu kecil. Karena itulah pengaturan kas diperlukan. Investasi pada sekuritas dipilih karena sifat mudah dirubahnya investasi tersebut menjadi kas (sangat likuid). Untuk menentukan berapa banyaknya sekuritas yang akan dirubah menjadi kas, bisa dipergunakan model Miller dan Orr. Kalau perusahaan terpaksa menguangkan deposito, biasanya bank akan mengenakan denda kepada perusahaan. 2.3 Pengelolaan Persediaan Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya. Bagi perusahaan dagang, persediaan barang dagangan memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pembeli. sedangkan perusahaan indsutri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan persediaan barang dalam proses dimaksudkan untuk memnuhi permintaan pasar. Meskipun demikian tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyak-banyaknya untuk maksud-maksud tersebut. Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang mendadak. Meskipun demikian persediaan yang tinggi menyebabkan perusahaan memerlukan modal kerja yang makin besar pula. Sebenarnya kunci persoalannya adalah pada kata “mendadak”. Apabilah perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku (atau barang jadi), perusahaan bisa menyediakan pesediaan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Pada saat tidak diperlukan, jumlah persediaan biasa saja sangat kecil atau bahkan nol. Tehnik ini yang dikenla sebagai just in time atau zero inventory. Dengan demikian maka masalahnya adalah reliabilitas system informasi dan system pengadaan bahan (atau sisitem produksi), sehingga mampu menekan jumlah persediaan yang pada waktu yang tidak diperlukan, masalah pengelolaan persediaan merupakan contoh lain bahwa keputusan keuangan mungkin dilakukan bukan oleh “bagian keunagan”. System ini biasanya menjadi
  • 48. tanggung jawab bagian produksi dan/atau bagian pembelian. Bagi manajemen keuangan kita perlu memahami dampak pemggunaan suatu kebijakan persediaan terhadap aspek keuangan. 9.1 Beberapa system pengawasan persediaan Jumlah persediaan dikaitakan dengan variabel tertentu. Cara ini merupakan cara yang sangat sederhana. Misalkan perusahaan menetapan bahwa persediaan barang jadi rata-rata akan sebesar satu bulan penjualan. Dengan demikian apabila penjualan meningkat, rata-rata persediaan juga akan meningkat, demikian pula kalau menurun. Cara lain misalnya mengkaitkan kapan harus memesan kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan kebutuhan selama periode tertentu. Misalkan kebijaksanaan perusahaan adalah memesan bahan baku pada saat jumlah bahan tinggal mencapai dua minggu kebutuhan produksi, dan jumlah yang dipesan sebebesar kebutuhan dua bulan produksi. Cara-cara yang sederhana tersebut memungkinkan bagian gudang untuk mengajukan permohonan pembelian bahan baku apabia melihat bahwa persediaan telah mencapai batas yang telah ditetapkan. Yang lebih sulit adalah untuk persediaan barang jadi, diperlukan koordinasi antara bagian pemasaran dan bagian produksi, terutama untuk perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk. Sebab dapat saja terjadi bagian produksi justru memproduksikan jenis barang yang tidak diminta oleh pasar. Sedangkan permintaan produk lain tidak dapat dipenuhi karena persediaannya kosong. Economic Order Quantity. Salah satu model yang sering kita bicarakan dalam berbagai buku teks adalah model economic order quantity (EOQ). Model ini berdasarkan pada pemikiran yang sama dengan sewaktu kita membicarakan model persediaan pada pengelolaan kas. Pemikirannya adalah bahwa: (1) Kalau perusahaan memiliki rata-rata persediaan yang besar untuk jumlah kebutuhan yang sama dalam suatu periode, berarti perusahaan tidak perlu melakukan pembelian terlalu sering. Jadi menghemat biaya pembelian (pemesanan). (2) Tetapi kalau perusahaan membeli dalam jumlah besar sehingga bisa menghemat biaya pembelian, perusahaan akan menanggung persediaan dalam jumlah yang besarpula. Berarti menanggung biaya simpan yang terlalu tinggi. (3) Karena itu perlu dicari jumlah yang akan membuat biaya persediaan terkecil. Biaya persediaan adalah biaya simapan plus biaya pembelian (pemesanan).
  • 49. Misalkan kebutuhan bahan baku dalam satu tahun sebesar D tahun. Pemakaian bahan dilakukan secara acak setiap tahun. Perusahaan tersebut memesan Q satuannya setiap kali memesan. Dengan demikian frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah, Frekuensi pesanan dalam satu tahun = D/Q Persediaan yang dimilik oleh perusahaan akan berkisar dari O sampai dengan Q satuan. Dengan demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah; Rata-rata persediaan = (Q/2) satuan Kalau biaya simpanan per satuan per tahun dinyatakan sebagai I, maka biaya simpanan pertahun yang akan ditanggung perusahaan adalah; Biaya simpanan per tahun = (Q/2)i Apabila setiap kali perusahaan memesan memerlukan biaya sebesar O, maka biaya pemesanan dalam satu tahun adalah; Biaya pemesanan dalam satu tahun = (D/Q) o Dengan demikian total biaya persediaan dalam satu tahun (kita beri notasi Y) adalah; Y = (Q/2) I + (D/Q) o ……(9.1) Biaya ini yang harus diminimumkan. Untuk itu persamaan (9.1) tersebut kita derivikasi terhadap Q, dan kita buat sama dengan nol. (dY/dQ) = (i/2) – (oD/Q2) = O (oD/Q2) = (i/2) iQ2 = 2oD Q = [(2oD)/i)]1/2 Yang juga bias dinyatakan sebagai, Q = √ ……(9.2)
  • 50. Misalkan bahwa kebutuhan bahan baku dalam satu tahun sebesar 240.000 satuan, dengan harga Rp. 2.000 per satuan. Kebiasaan perusahaan adalah melakukan pembelian setiap bulan sekali. Biaya simpan (termasuk biaya modal) berikisar 25% per tahun, sedangkan biaya setiap kali memesan sebesar Rp. 150.000,-. Berdasarkan kebiasaan tersebut, maka biaya persediaannya adalah sebagi berikut: Jumlah yang dipesan setiap bulan = 240.000/12 = 20.000 satuan Nilai rata-rata persediaan = (2 = Rp. 20.000.000,- Biaya simpanan dalam satu tahun = Rp. 20.000.000 = Rp. 5.000.000 Biaya pesan dalam satu tahun = Rp. 150.000 = Rp. 1. 800.000 Total biaya persediaan = Rp. 5.000.000 + Rp. 1. 800.000 = Rp. 6.800.000 Dengan menerapkan model EOQ, perusahaan akan dapat menekan biaya persediaanya. Penerapan rumus EOQ menghasilkan jumlah pembeian sebagai berikut, Dengan demikian maka : Biaya pesan = (240.000/12.000) = Rp. 3.000.000 Biaya simapan = [(12.000 = Rp. 3.000.000 Total biaya persediaan = Rp. 3.000.000 + Rp. 3.000.000 = Rp. 6.000.000,- Yang berarti perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 800.000,- dalam satu tahun. Apabila waktu yang diperlukan sejak saat bahan dipesan sampai dengan bahan sampai diperusahaan adalah selam setengah bulan (disebut sebagai lend time), maka perusahaan harus
  • 51. memesan pada saat bahan baku mencapai D/24. Tingkat persediaan ini disebut sebagai titik pemesanan kembali (reorder point). Dalam contoh yang kita pergunakan berarti titik pesan kembalinya adalah, 240.000/24 = 10.000 unit Jadi pada waktu jumlah bahan baku telah mencapai 10.000 unit, perusaaan akan melakukan pemesanan kembali. Untuk berjaga-jaga terhadap ketidak pastian, baik dalam hal penggunaan maupun dalam hal lead time. Perusahaan mungkin menetapkan perlunya persediaan keamanan (safety stock). Sebab mungkin terjadi bahwa selam lead time penggunaan bahan meningkat, atau pengiriman bahan mengalami keterlambatan. Misalkan teryata pengiriman mengalami keterlambatan, bukannya setengah bulan tetapi mencapai satu bulan. Dengan demikian apabila perusahaan tidak memiliki safety stock perusahaan akan kehabisan bahan (stockout) sebanyak 10.000 unit. Penentuan besarnya persediaan keamanan bisa dilakukan dengan membandingkan biaya kerugian yang diharapkan kalau perusahaan kehabisan persediaan (expected loss pada saat perusahaan mengalami stockout) dengan tambahan biaya memeliki safety stock yang lebih besar. Cara ini memerlukan estimasi tentang stockout costs dan probabilitas kehabisan bahan. Cara yang lain adalah dengan menentukan berapa probabilitas kehabisan bahan yang bisa diterima oleh perusahaan. Semakin kecil probabilitas semakin besar safety stocks ditentukan. Pengalaman biasanya dipergunakan sebagai dasar penentuan safety stock ini. Sekarang misalkan perusahaan menentukan safety stock sebanyak 150 unit. Apa yang terjadi dengan rata-rata persediaan? Sebelum perusahaan menentukan safety stocks perkembangan jumlah bahan baku ditujukkan pada Gambar 9.1 Gambar 9.1. Perkembangan persediaan bahan baku sewaktu tidak memiliki safety stock Pada saat tidak mendapat safety stocks maka jumlah persediaam maksimal adalah 400 unit, dengan minimal nol unit. Karena itu rata-rata persediaan adalah 200 unit. Selama satu tahun terdapat 9 “segitiga”, karena dilakukan 9x pembelian selama satu tahun tersebut. Recorder point dilakukan pada titik 150 unit.
  • 52. Pada saat ditentukan persediaan keamanan sebanyak 150 unit, maka perkembangan persediaan bahan baku akan Nampak seperti pada Gambar 9.2 Gambar 9.2. Perkembangan persediaan bahan baku dengan safety stock sebanyak 150 unit Perhatikan bahwa dengan adanya persediaan keamanan sebanyak 150 unit akan membuat persediaan maksimum mencapai 550 unit, dan minimum 150 unit. Dengan demikian rata-rata persediaan adalah 350 unit. Meskipun demikian frekuensi pembelian selama satu tahun tetap tidak mengalami perubahan, yaitu 9x. Hanya saja sekarang reorder point dilakukan pada saat persediaan mencapai 300 unit. Masalah yang perlu diperhatikan dalam penerapan model tersebut adalah pada asumsi-asumsi yang mendasarinya. Sebagai misal model tersebut menggunakan asumsi harga bahan baku konstan. Bisa terjadi pada saat diperkirakan akan terjadi kenaikan bahan baku, perusahaan sengaja membeli dalam jumlah besar. Demikian juga kadang-kadang perusahaan melakukan pembelian diatas jumlah yang paling ekonomis (atau melanggar kebijakan yang biasa dianut) dengan maksud untuk memproleh quantity discount. Untuk ilustrasi, misalkan perusahaan di atas memproleh tawaran quantity discount sebesar 2% apabila perusahaan membeli dalam jumlah minimal 1.000 unit setiap kali pembelian. Apabila perusahaan memanfaatkan discount ini, maka biaya yang dapat dihemat adalah, 2% = Rp. 3.600.000 Tetapi sebagai akibatnya biaya persediaan akan naik apabila dibandingkan denagn biaya persediaan dengan menggunakan EOQ. Biaya persediaan akan sebesar, Biaya pesan = 3,6 = Rp. 720.000,- Biaya simpan = (1000/2) = Rp. 4.500.000,- Biaya persediaan = = Rp. 5. 220.000,- Dengan demikian tambahan biaya persediaan adalah Rp. 5.220.000 – Rp. 3.600.000 = Rp. 1.620.000 Karena tambahan biaya masih lebih kecil dibandingkan dengan diskon yang dinikmati, maka perusahaan sebaiknya memanfaatkan tawaran quantity discount tersebut. Dengan demikian perusahaan tidak akan membeli dalam jumlah sesuai dengan rumus EOQ. Kaitan pengelolaan persediaan dengan manajemen keuangan
  • 53. Apabila perusahaan mengelola persediaan dengan dikaitkan pada factor tertentu (misal produksi atau penjualan), sangat boleh jadi bahwa jumlah persediaan akan proporsional dengan factor tersebut. Sebagai misal perusahaan menetukan bahwa persediaan barang jadi sebesar setengah bulan penjuaan. Dengan demikian apabila penjualan dalam satu tahun sebesar Rp. 48.000 juta, maka persedian akan sebesar Rp. 48.000/ 24 = Rp. 2.000 juta. Apabila penjualan meningkat menjadi Rp. 60.000 juta (naik 25%), maka persediaan akan naik menjadi Rp. 60.000 juta/ 24 = Rp. 2.500 juta (juga naik 25% ). Dalam keadaan semacam ini masuk akal kalau manajer keuangan menggunakan metode sales percentage untuk merencanakan keunagan, atau menggunakan data tahun lalu sebagai dasar perbandingan rasio perputaran persediaan. Kalau kita menggunakan contoh yang sama dengan contoh diatas maka seandainya perusahaan menerapkan model EOQ tanpa persediaan keamanan, maka perputaran persediaan bahan baku adalah, Pemakaian bahan/ rata-rata persediaan = 180 juta/ 10 juta = 18x Sekarang misalkan pemakaian bahan meningkat 25% menjadi 4.500 unit dalam satu tahun. Perhitungan EOQ akan berubah menjadi, Q = [(2 x 4.500 x Rp. 200.000)/ (0,18)(Rp. 50.000)] ½ = 447 Dengan demikian nilai rata-rata persediaan adalah, (447 x Rp. 50.000)/ 2 = Rp. 11,175 juta Yang berarti perputaran persediaan bahan baku menjadi, (4.500 x Rp. 50.000)/ Rp. 11,175 juta = 20,13x Dengan demikian apaila dibandingkan dengan periode sebelumnya, perputaran persediaan Nampak meningkat. Hal ini mungkin ditafsirkan membaiknya manajemen persediaan. Padahal sebenarnya kebijaksanaan yang diterapkan sama saja. Yaitu menerapkan EOQ. Phenomena sebaliknya akan muncul apabila pemakaian bahan berkurang. Artinya, perputaran persediaan bahan baku akan menurun apabila diterapkan model EOQ dan terjadi penurunan
  • 54. rasio-rasio keuangan sebagai ukuran kinerja manajemen perlu berhati-hati, dan pemahaman terhadap kebijaksaan perusahaan perlu dilakukan agar tidak menjadi kesalahan penafsiran.
  • 55. BAB V1 PENGELOLAAN KREDIT PIUTANG USAHA DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK a. PengertianPiutang Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan. Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran. b. PengertianPersediaan Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus menerus mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan mengalami resiko, yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi. Menurut Sofyan Assauri, merumuskan definisi persediaan sebagai berikut: Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
  • 56. perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Termasuk didalamnya pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan kebutuhan yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan biaya minimum. Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan, penjadwalan pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut menjaga tersedianya persediaan yang optimum di dalam suatu perusahaan. Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara jumlah agar tidak terjadi pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety stock), yaitu jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu pemesanan kembali dilakukan. B. Standar Kredit dan PersyaratanKredit Pada dasarnya setiap usaha di bidang jasa, dagang dan manufaktur bertujuan yang sama ingin mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Pada zaman ini, semakin banyak permasalahan yang timbul pada suatu perusahaan di dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaaan. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu persaingan di dalam memasarkan produk, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka perusahaaan
  • 57. harus berupaya untuk merebut pasar melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan penjualan. Piutang muncul akibat terjadinya penjualan kredit. Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang di berikan, biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit. Mengapa banyak perusahaan yang menjual barang hasil produksi atau barang dagangan mereka secara kredit? Alasannya ialah karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan. Dengan penjualan yang meningkat, diharapkan agar keuntungan juga meningkat. Tetapi memiliki piutang menimbulkan berbagai biaya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu untuk melakukan analisis ekonomi yang bertujuan untuk mengetahui apakah manfaat memiliki piutang lebih besar atau lebih kecil dari pada biayanya. a. Jenis-jenis piutang ada 3 macam yaitu : 1. Piutang Dagang (Account Receivables) Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran- pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan kontrak-kontrak penyerahan. 2. Piutang Wesel (Notes Receivables) Pengertian piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan
  • 58. janji tertulis. Piutang wesel mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji tertulis berupa surat wesel atau surat promes. Surat wesel dan surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang atau jasa secara kredit. Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut. 3. Piutang bukan Dagang / Piutang Lain-lain (Others Receivables) Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi. Piutang bukan dagang umumnya didukung dengan persetujuan- persetujuan formal dan secara tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan. Piutang disusun dalam laporan keuangan dimana kondisi keuangan suatu perusahaan sangat menentukan kelancaran kegiatan pembiayaan dari perusahaan tersebut dan mengukur kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan setiap periodenya. b. PengelolaanPiutang Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas. Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut: 1. Standar kredit Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan
  • 59. dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan. Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar tersebut. 2. Syarat kredit Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal. Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah: Ø Sifat ekonomik produk, Ø Kondisi penjual, Ø Kondisi pembeli, Ø Periode kredit, Ø Potongan tunai dan Ø Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank). C. KebijakanKredit Dan Pengumpulan Piutang Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh manajer keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara tambahan keuntungan penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu kredit, potongan kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang akan terlihat dari piutang yang tidak dibayar. a. Analisis Kuantitatif Manfaatdan Biaya Marjin kontribusi dipakai untuk perhitungan tambahan keuntungan dan biaya. Tambahan biaya bersumber dari biaya investasi pada piutang. Marjin kontribusi dihitung sebagai berikut ini: [ (harga – biaya variable) / harga ] × 100% b. Analisis Kualitatif KebijakanKredit
  • 60. Manajer keuangan harus mencari informasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit. Informasi tersebut bisa diperoleh dari beberapa sumber: 1. Laporan keuangan. Laporan tersebut bisa dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan ekonomis (kemampuan menghasilkan kas) dan juga stabilitas aliran kas yang dihasilkan. 2. Bank. Bank biasanya menyimpan informasi mengenai pelanggannya. 3. Asosiasi Perdagangan. Banyak asosiasi perdagangan yang mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai perusahaan yang menjadi anggotanya. 4. Pengalaman Perusahaan. 5. Informasi lainnya. Perusahaan bisa memperoleh informasi melalui laporan credit rating. Setelah informasi dikumpulkan, manajer keuangan bisa melakukan analisis. Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih subyektif seperti yang disebut sebagai 5C: 1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon penerima membayar hutang-hutangnya. Karakter tidak memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik. 2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau individu. Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan. 3. Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan. Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi hutang yang lebih baik, cateris paribus. 4. Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset tertentu, akan berisiko semakin kecil.
  • 61. 5. Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya. c. Analisis Skoring (Pemberian Skor)dalam Analisis Kredit Perusahaan kartu kredit barangkali mempunyai model tertentu (seperti model credit scoring) untuk menganalisis calon penerima kartu kredit. Model tersebut barangkali merupakan model dengan tehnik statistik diskriminan seperti berikut ini. Y = 0.23 + 0.2 (Usia) + 0.003 (Pendapatan)+ 500 (Kepemilikan rumah) Kepemilikan rumah merupakan variabel dummy, yang bernilai 1 jika memiliki rumah, dan 0 jika tidak. Untuk calon penerima kredit yang merupakan perusahaan, model semacam itu bisa dimodifikasi, misal sebagai berikut ini. Y = 5 (Coverage biaya tetap) + 20 (Rasio quick) + 1.5 (Usia perusahaan) Kemudian perusahaan mempunyai pengelompokkan kelas risiko sebagai berikut ini. Kelas risiko rendah jika skor di atas 50, kelas risiko menengah jika skor di antara 25 dan 50, dan kelas risiko tinggi jika skor di bawah 25. D. Prinsip DasarPengelolaanPersediaan Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling riskan dalam manajemen logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan selanjutnya alokasinya ke pasar untuk menghadapi penjualan dimasa depan, merupakan pusat dari operasi logistik. Tanpa penggolongan yang tepat dari persediaan, maka masalah-masalah pemasaran yang serius dapat timbul dalam usaha meningkatkan penghasilan dan memelihara hubungan dengan nasabah. Perencanaan persediaan juga sangat menentukan bagi operasi pembuatan (manufacturingoperation). Kekurangan bahan mentah dapat menghentikan produksi atau merubah jadwal produksi, yang pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan
  • 62. kemungkinan akan menyebabkan kekurangan produk jadi. Seperti halnya kekurangan itu dapat mengganggu rencana pemasaran dan operasi-pembuatan (manufacturing), kelebihan persediaanpun juga dapat pula menimbulkan masalah. Kelebihan persediaan akan meningkatkan biaya dan menurunkan laba (profitability) melalui meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal, kerusakan (deterioration), premi asuransi yang berlebihan, meningkatnya pajak, dan bahkan kekunoan (obsolescence). Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko dan ketidakpastian. Perencanaan strategis membutuhkan banyak komitmen modal dan sumber-daya manajerial. Rencana strategis itu menentukan struktur dimana rencana operasional dan rencana taktis dituangkan. Jadi, rencana strategis itu merupakan seperangkat tonggak penunjuk jalan (guideposts) untuk tipe-tipe perencanaan lainnya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari Strategi Manajemen Persediaan adalah :”Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.” a. Prinsip - Prinsip Manajemen Persediaan Prinsip-prinsip manajemen persediaan terdiri dari beberapa bagian yang terdiri dari : 1. Fungsi Persediaan Fungsi dasar dari persediaan secara sederhana dapat dinyatakan dengan: Ø Meningkatkan laba (profitability), melalui bantuan pembuatan dan pemasaran. Ø Konsep yang ideal dari persediaan, konsep ini terdiri dari pembuatan suatu produk yang sesuai dengan sfesifikasi nasabah. Persediaan merupakan bidang sangat penting dari penyebaran aktiva yang dibutuhkan untuk memberikan pengembaliaan yang minimum atas investasi
  • 63. modal. Pada umumnya, kebanyakan perusahaan mengadakan persediaan yang lebih besar dari kebutuhan pokoknya. Generelasi ini akan lebih dapat di pahami melalui pemeriksaan yang seksama terhadap 4 fungsi pokok yang mendasari manajemen persediaan diantaranya: a) Spesialisasi Wilayah, Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi wilayah dari unit-unit operasi individual. Oleh karena factor-faktor seperti tenaga listrik, bahan mentah, air, dan buruh maka lokasi yang ekonomis untuk pembuatan (manufacturing) sering kali sangat jauh dari wilayah permintaan (areas of demand). Dengan pemisahan wilayah, masing-masing komponen ini dapat diprodusir secara ekonomis dan efisisen. b) Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi dihimpun di suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada nasabah suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk itu.Inilah contoh terpenting pemisahan wilayah dan distribusi terpadu yang dimungkinkan oleh persediaan. c) Decoupling, Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada operasi dalam suatu fasilitas (decoupling). Penumpukan persediaan barang-sedang-dikerjakan (work in proces) dalam kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum dalam produksi tanpa terhentinya pekerjaan. Fungsi decoupling ini memungkinkan masing-masing produk dibuat dan didistibusikan dalam ukuran yang ekonomis (economical lot sozes). Dilihat dari segi pemasaran, decoupling memungkinkan produk dapat dibuat pada waktu akan dijual sebagai suatu golongan (assortment). Jadi, decoupling itu cendrung menunjang operasi perusahaan. Perbadaan decoupling dengan spesialisasi wilayah
  • 64. adalah dalam hal decoupling ini meningkatkan efisiensi operasi pada satu lokasi tunggal, sedangkan spesialisasi wilayah meliputi banyak lokasi. d) Penyeimbangan Penawaran dengan Permintaan, Fungsi ketiga dari persediaan adalah penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan pembuatan (manufacturing). Persediaan penyeimbang ini adalah untuk menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan. e) Persediaan Pengaman, Fungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer stock) adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan maupun dalam pengisian kembali (replenishment). Kebutuhan akan persedian akan pengaman adalah disebabkan oleh ketidak pastian mengenai penjualan dimasa depan dan pengisian kembali persediaan. Jika ketidak pastian itu mengenai berapa banyak suatu produk akan terjual, maka perlulah untuk memilihara posisipersediaan. Empat fungsi persedian adalah spesialisasi wilayah, decoupling, penyeimbangan penyediaan dengan penawaran, dan persedian pengaman. Fungsi – fungsi ini menentukan besarnya investasi persedian yang perlu untuk suatu system tertentu untuk tercapainya suatu tujuan manjemen. Pada tingkat minimum, persediaan yang di investasikan untuk mencapai spesialisasi wilayah dan decoupling, hanya dapat berubah dengan merubah pola lokasi fasilitas dan proses operasional dari perusahaan itu. Level minimum dari persedaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan penawaran dengan permintaan, menunjukan sulitnya tugas menaksir kebutuhan – kebutuhan musiman. Dengan pengalaman beberapa kali periode musiman, maka persedian yang dibutuhkan untuk mencapai penjualam yang marjinal selama periode tinggi permintaan, dapat diproyeksikan dengan cukup baik. Suatu rencana persediaan musiman dapat dirumuskan berdasarkan pengalaman ini. E. Sistem PengawasanPersediaan
  • 65. Persediaan adalah suatu aktivita yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. a. Jenis-jenis Persediaan Ada beberapa jenis persediaan, antara lain : 1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Batch Stock/ Lost Size Inventory antara lain : a) memperoleh potongan pada harga pembelian b) memperoleh efisiensi produksi c) adanya penghematan didalam biaya pengangkutan 2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapai flukuasi permintaan yang dapay diramalkan, berdasarkan pada musiman yang terjadi dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan meningkat. Adanya persediaan dapat menimbulkan biaya-biaya yang terjadi dari persediaan tersebut , antara lain : 1. Biaya pemesanan (ordering costs) 2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs) 3. Biaya kekurangan persediaaan (out of stockcosts) 4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs)
  • 66. Cara-Cara penetuan jumlah persediaan, Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentuan jumlah persediaan akhir suatu periode yaitu : 1. Periode System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir. 2. Perpetual System / Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan administrasi persediaan. setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. b. Metode penilaian persediaan Ada beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penilaian persediaan yaitu : 1. First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu masuk. 2. Cara rata-rata tertimbang (weight average method), cara ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah yang diperoleh pada masing-masing harga. 3. Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu. c. Perbandinganatas hasil penilaian Bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan angka yang sama . Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (nail turun) maka masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga meningkat: 1. Metode FIFO meunjukkan :
  • 67. a) Nilai persediaan akhir yang tinggi b) harga pokokbarang yang terjual yang rendah c) Profit yang lebih besar 2. Metode LIFO menunjukkan : a) Nilai persediaan akhir yang rendah b) Harga pokokbarang yang terjual tinggi c) Profit yang rendah d. PengawasanPersediaan Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah : 1. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas 2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan suatu system penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam persediaan. 3. Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan 4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimum setiap waktu)/ Adapun tujuan pengawasan persedian sebagai berikut : 1. Menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi 2. Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau kelebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar
  • 68. 3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar. e. OrganisasiPengawasanPersediaanDalamPerusahaanPabrik Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan dapat diatur sebagai berikut : 1. pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawsan persediaan biasanya merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya dipertahankan arus bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan efisien dari kegiatan produksi 2. pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan kelancaran arus bahan-bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan persediaan dapat menjadi tanggungjawab dari manajer pabrik, pimpinan produksi, kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat setingkat yang tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan organisasinya.
  • 69. LEMBARAN JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER UNIVERSITAS BINA BANGSA NAMA : AGUS NIAR NAZARA NIM : 11011700279 KELAS : 2T-MA MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN I DOSEN : ADE FAUJI. SE.MM KELAS/RUANG : 2 / B.1.2 HARI/TANGGAL : MINGGU
  • 70. 2.  Apakah dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham adalah tujuan jangka panjang atau jangka pendek perusahaaan? Jangka panjang adalah investasi yang membutuhkan setidaknya tiga tahun untuk mendapatkan hasil jika modal vinansialnya anda dapat diputar dalam kurun waktu diatas atau lebih, investasi ini dapat dipilih. Contoh investasi jamgka panjang adalah : Saham, reka dana, program pension, sedangkan jangka pendek adalah : investasi jangka pendek menjanjikan keuntungan dalam kurun waktu yang singkat. Bulanan, mingguan, nahkan harian, investasi dapat jadi pilihan untuk yang ingin bermain aman. Contoh :  Menabung dibank, Deposito, forex, Emas. jelaskan Perbedaan antara memaksimalkan harga saham dan memaksimalkan laba ? Yang dimaksud memaksimalkan nilai saham adalah meningkatkan nilai baku dari sebuah perusahaan ( Book value ). Book value : total ekuitas suatu perusahaan/dengan jumlah saham beredar. Dimana ekuitas adalah total aset perusahaan dikurangi dengan kewajiban (modal Bersih). Secara normal book value suatu perusahaan akan terus naik seiring naiknya kinerja perusahaan, demikian pula sebaliknya. ( kecuali jika ada penerbitan saham baru atau aksi korporasi lain nya ).  memaksimalkan laba ? Untuk memaksimalkan laba maka variabel yang utama diperhatikan adalah factor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan itu sendiri. Dalam hal ini, maka jumlah dan harga output perusahaan menjadi variabel utama. Dilihat dari aspek ini, maka tanggung jawab bagian pemasaran ( marketing department) adalah sangat dominan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan asumsi bahwa harga dipasar adalah bersaing sempurna. Dalam kondisi apa memaksimalkan laba tidak menyebabkan memaksimalkan nya harga saham?
  • 71. Didalam memaksimalkan (keuntungan) laba yaitu: pendekatan tatalitas (totality approach). Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya Total TC).  Pendekatan marginal ( maeginal approach) adalah pendekatan marginal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya Marginal (MC) dan pendapatan Marginal (MR)  Pemdekatan rata-rata (Average approach) : dalam pendekatan rata-rata perhitungan laba perunit dilakukan dengan membandingkan antar biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba perunit dikalikan jumlah output yang terjual.
  • 72. 3.  Mengapa penerimaan Uang pada saat sekarang lebih tinggi nilainya dari pada diterimanya pada masa yang akan datang ??? Karena nilai waktu dari uang menjadi hal penting dalam factor biaya. Dalam konsep nilai waktu dari uang yang memperhatikan waktu dalam menghitung nilai uang, artinya uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang. Waktu adalah uiang. Nilai waktu uang atau time value of money adalah konsep yang menjabarkan bahwa uang yang tesedia pada saat ini lebih berharga dibandingkan unang dalam jumlah sama yang tersedia dmasa yang akan datang , soalnya ada faktor bunga yang membuat uang yang telah kita terima menjadi berbiak. Semakin cepat uang itu kita terima ia Akan semakin berharga, karena itulah kita harus hai-hati saat membandingkan nilai uang yang kita terima dalam waktu berbeda. Untuk membandingkan nilai sejumlah uang yang kita terima saat ini dengan nilainya jika kita terima dimasa yang akan datang, kita harus mencermati tingkat bunga berlakudipasar. Semakin tinggi bunga seperti bung depasito perbankan, nilai uang yang kita terima saat ini berharga, sebab dengan bunga yang tinggi uang itu bisa terbiak lebih dengan cepat. Untuk menghitung nilai waktu uang ( Time value of money) ada dua konsep yang sering digunakan Yakni :  Konsep nilai tunai, atau present value (PU)  Nilai dimasa mendatang atau future value (FU) Nah, berdasarkan dua konsep itu, kita bisa menghitung nilai dimasa mendatang dari sejumlah uang tunai saat ini. Tentu saja asumsinya uang itu diinvestasikan atau dideposito di bank dengan tingkat bunga tertentu.
  • 73. 4.  Jika anda sedang mempertimbangkan dua invertasi Yaitu A dan B, dan keduanya mempynyai jangka waktu yang sama tetapi A memberikan hasil pengembalian 6% dan B hanya memberikan hasil 5%, Investasi manakah yang akan yang mengandung resiko yang besar ?? Bagaimana anda dapat mengetahuinya???? Soal diatas dapat diilustrasikan dalam teori nilai waktu uang investasi A pengembalian 6% berat investasi rp 1.000.000, dua tahun jika dilihat dalan nilai presen valuet besar pengembalian adalah PVn =FVn (1+I)^n = 1.000.000/(1+0,06)^2 =1.000.000/(1.06)^2 =1.000.000/(1,1236)=RP 889.996,44 FVn= pv(1+i)^n2 =1.000.000?(1.06))^2 =1.000.000?1,123,6) =RP 1.123.600 Investasi B pengambilan 5 %besar investasi 1.000.000 jangka 2 thn present value PVn=PVn?(1+i)^2= 1.000.000/(0,05)^2= 1.000.000/(1,1025)=RP907,029.478 Futere value FVn =PVn(+i)^n=1000.000(1+00=0,05)^2=1000.000(1,1025)= Rp1.102.500 Investasibisa dikatakan bersiko tergantung jangka waktu investasinya,karena nilai uang dimasa mendatang berbeda dengan nilai uang sekarang, nilainuang masa mendatang di pengaruhi oleh invasi dan tingkat suku bunga.