Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keuangan, suku bunga, nilai waktu dari uang, penilaian saham dan obligasi, analisis laporan keuangan dan penilaian kinerja perusahaan menggunakan rasio keuangan. Topik-topik tersebut merupakan bagian dari tinjauan pustaka mengenai konsep-konsep dasar manajemen keuangan yang perlu dipahami.
1. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
Dalam praktek pengelolaan (manajemen) keuangan, terdapat dua unsur yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya, yaitu unsur pimpinan dan pengelola (bendaharawan). Unsur
pimpinan disebut sebagai pihak yang mempunyai wewenang dan menguasai anggaran untuk
mengambil tindakan yang berakibat pada penerimaan/pengeluaran (ordonatur/otorisator).
Sementara unsur bendaharawan adalah orang/badan yang diserahi tugas menerima semua
pendapatan dan melakukan pembayaran atas dasar perntah ordonatur.
Dengan demikian ordonatur/otorisator harus melakukan uji formil dan materiil terhadap
tagihan yang direkomendasi ordonatur untuk dibayar oleh seorang bendaharawan kepada
pihak yang berkepentingan (stakeholder). Tugas yang harus dilakukan oleh
ordonatur/otorisator adalah melakukan cek dan control terhadap tiga hal yaitu:
1. Rechmatigheid (menurut kebenaran formil)
Ordonatur/otorisator harus meneliti/mencermati setiap tagihan yang menjadi
kewajibannya telah mempunyai dasar hukum dan tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku. Disamping itu juga perlu meneliti tagihan dari aspek
kemungkinan tanggal yang diisyaratkan dan apakah telah dibuktikan kebenarannya.
2. Doelmatigheid (menurut kebenaran sendiri)
Otorisator/ordonatur harus mampu dan menterjemahkan antara maksud dan tujuan
suatu traksaksi pengeluaran serta mampu menyeimbangkan dengan prinsip-prinsip
ekonomi.
3. Wetmatigheid (menurut kebenaran materiil)
Suatu transaksi pengeluaran untuk penggunaan sejumlah dana perlu dilihat
kesesuaiannya dengan tata cara anggaran, peraturan dan perundangan yang berlaku
dengan memperhatikan ketepatan program, ketersediaan dana, pada tahun berjalan.
2. 4
2.2 Suku Bunga
a. Pengertian Suku Bunga
Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan
persentase dari uang yang dipinjamkan. Suku bunga adalah tingkat bunga yang
dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun), suku bunga
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati pasar.
2) Suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang
sesungguhnya, suku bunga riil sama dengan suku bunga nominal dikurangi
dengan laju inflasi yang diharapkan.
r = i - µ
Dimana: r = suku bunga riil
i = suku bunga nominal
µ = laju inflasi
b. Teori Tingkat Suku Bunga
1) Teori Klasik
Tabungan, simpanan menurut teori klasik adalah fungsi tingkat bunga,
makintinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada keinginan masyarakat
untuk menyimpan dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih
tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi
pengeluaran untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga
adalah “harga” dari (penggunaan) loanable funds, atau dapat diartikan sebagai
dana yang tersedia untuk di pinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori
klasik, bunga adalah “harga” yang terjadi di pasar investasi. Investasi juga
merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, maka
keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil, alasannya adalah
seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila
keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat
bunga yang harus di bayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos
untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka
pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan
dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak
3. 5
ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung
masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.
2) Teori Keynes tantang Suku Bunga
Teori Keynes menyebutkan bahwa, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan
dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif, mengapa seseorang
bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan
spekulasi. Tiga motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan
uang yang diberi istilah Liquidity preference, adanya permintaan uang menurut
teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan
dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes
menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar
harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk
tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar apabila tingkat bunga rendah
dan permintaan kecil apabila bunga tinggi.
c. Pasar Dana Pinjaman (Market for loanable funds)
Pasar dana pinjaman ini menjelaskan tentang interaksi antara permintaan dan
penawaran dana pinjaman yang akhirnya akan mempengarui jumlah pinjaman dan
tingkat bunga. Tingkat bunga adalah harga yang harus dibayar atas penggunaan
loanable funds. Dasar pemikiran dari timbulnya penawaran akan loanable funds adalah
berasal dari masyarakat yang menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk
ditabung. Dapat dijelaskan disini bahwa jika pada suatu periode tertentu ada anggota
masyarakat yang menerima pendapatan melebihi dari apa yang mereka perlukan untuk
kebutuhan konsumsinya selama periode tersebut, maka mereka ini adalah kelompok
penabung. Bersama-sama atau seluruh jumlah tabungan mereka membentuk penawaran
akan loanable funds. Kurva permintaan pinjaman seperti tampak gambar 2.1 (a),
mempunyai kemiringan negatif, bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah. Bila
tingkat bunga rendah, permintaan pinjaman akan bertambah karena akan semakin
banyak investasi, modal kerja maupun konsumsi dengan asumsi cateris paribus, dan
begitu pula sebaliknya. Permintaan dana pinjaman berasal dari bisnis domestik,
konsumen dan pemerintah serta pinjaman yang dilakukan oleh orang asing di pasar
domestik. Kurva penawaran pinjaman seperti dapat dilihat pada gambar 2.1 (b),
mempunyai kemiringan positif, bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang
4. 6
menggambarkan hubungan positif antara tingkat bunga dan penawaran pinjaman.
Semakin tinggi tingkat bunga, maka akan semakin banyak masyarakat yang tertarik
untuk menabungkan uangnya sehingga semakin besar pula dana yang dapat disalurkan
dalam bentuk pinjaman dengan asumsi cateris paribus, dan begitu pula sebaliknya.
Penawaran dana pinjaman berasal dari terdiri dari penjumlahan tabungan domestik,
laba ditahan, penciptaan kredit oleh sistem perbankan, dana pinjaman
dari institusi dan individu asing di pasar domestik.
5. 7
2.3 Nilai Waktu dari Uang
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang digunakan
dalam perhitungan aliran kas. Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi
terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang
disebut “bunga”. Apabila semua aliran kas di dunia usaha sudah pasti, maka tingkat
bunga dapat digunakan untuk menyatakan nilai waktu dari uang. Pembahasan akan
dimulai dari nilai waktu yang akan datang dengan tingkat bunga sederhana dan bunga
majemuk kemudian dilanjutkan dengan nilai sekarang.
a. Bunga Sederhana
Bunga sederhana adalah bunga yang dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman
atau tabungan atau investasi pokoknya saja. Jumlah uang dari bunga sederhana
merupakan fungsi dari variabel-variabel: pinjaman pokok, tingkat bunga per tahun,
dan jumlah waktu lamanya pinjaman. Rumus untuk menghitung jumlah bunga
sederhana adalah:
b. Bunga Majemuk
Nilai majemuk (“compound value” atau “ending amount”) dari sejumlah uang
adalah penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal pokok
dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tersebut. dan secara aljabar
dapat diformulasikan sebagai berikut:
6. 8
Secara umum rumusnya ditulis:
c. Nilai Sekarang
Nilai sekarang” menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan
kita miliki beberapa waktu kemudian. Dengan demikian maka cara menghitung
“present value”, adalah sebaliknya dari cara menghitung “compound value”, yaitu
dengan rumus:
2.4 Penilaian Saham dan Obligasi
a. Saham
Book Value atau nilai buku adalah aset/kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan.
Dengan kata lain, nilai buku adalah nilai bila perusahaan tersebut dijual oleh pemegang
saham dengan mengandaikan seluruh utang telah dilunasi. Nilai buku saham
mencerminkan nilai perusahaan dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan
bersih ekonomis yang di milikinya. Pada analisis book value, investor hanya mengetahui
kapasitas per lembar dari nilai saham, pada ratio PBV investor dapat membandingkan
langsung book value dari suatu saham dengan market value-nya. Price Book Value
(PBV) adalah perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham.
7. 9
b. Obligasi
Obligasi adalah surat bukti turut serta dalam pinjaman kepadaperusahaan atau badan
pemerintahan. Obligasi merupakan kertas berharga yang berisi pengakuan bahwa
bank, perusahaan, pemerintah berhutang kepada pembawanya sejumlah tertentu
dengan bunga tertentu pula.
PT X pada tgl. 1 Januari 2010 menerbitkan obligasi dgn par value Rp. 10 juta dgn
coupon rate 14% & masa edar 10 thn, & kupon bidayarkan tahunan dgn demikian,
pembeli obligasi akan mendapatkan hak sebagai berikut:
KEUNTUNGAN:
Bunga tahunan: Rp.10.000.000 x 14% = Rp. 1.400.000
Bunga selama 10 tahun: Rp.1.400.000 x 10 = Rp. 14.000.000
Nilai nominal pada akhir tahun ke 10 penebusan sebanyak Rp. 10.000.000
8. 10
Penilaian harga pasar suatu obligasi dapat ditentukan dengan rumus
berikut ini:
Harga pasar obligasi = coupon rate (PVIFA,I;n) + par value
(PVIFA,I;n) yaitu Nilai Uang Saat ini (Present Value) dari anuitas)
Berdasarkan contoh di atas, dgn kupon Rp.1,4 juta, par value Rp.10 juta, I
= 14% & n = 10, tentukan harga pasar obligasi tersebut dengan rumus di atas?
Harga Pasar Obligasi =
= 1.400.000 (PVIFA,14%;10) + 10.000.000(PVIF,15%;10)
= 1.400.000 (5,2161) + 10.000.000 (0,2697)
= 7.302.540 + 2.697.000 = 9.999.540
Dibulatkan menjadi = 10.000.000
2.5 Analisa Laporan dan Peramalan Keuangan
Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada
mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari
pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya
sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai
posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak
yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan
suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu
adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
a. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan yaitu metode dan teknik analisa
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau
lebih, dengan menunjukan:
1. Data absolut atau jumlah dalam rupiah
2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
4. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
5. Prosentase dari total
b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk
mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau turun.
9. 11
2.6 Menilai Kinerja Perusahaan dengan Rasio Keuangan dan Aliran Kas
Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan, yang mencakup pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan
lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan
perusahaan sepanjang waktu. rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam
satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.
Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angkaangka dalam satu periode
maupun beberapa periode.
a. Penggolongan Angka Rasio
Berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara:
1. Rasio - rasio neraca (balance sheet ratios) yang tergolong dalam katagori
ini adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada
neraca, misalnya current ratio, acid test ratio.
2. Rasio - rasio laporan laba rugi (income statement ratios) yaitu angka –
angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari
laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net operating ratio, dsb.
3. Rasio - rasio anatar laporan (interstatement ratios) adalah semua angka
rasio yang penyusunannya data berasal dari neraca dan data lainnya dari
laporan laba rugi, misalnya tingkat perputaran persediaan, tingkat
perputaran piutang.
b. Perhitungan dan analisis rasio keuangan secara time series analysis dibedakan
menjadi beberapa jenis rasio, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas ini diklasifikasikan menjadi:
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini diklasifikasikan menjadi:
10. 12
3. Rasio Leverage
Rasio leverage ini diklasifikasikan
menjadi:
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas ini diklasifikasikan
menjadi:
5. Rasio Pasar Rasio pasar ini
diklasifikasikan
menjadi:
11. 13
2.7 Perencanaan dan Pengendalian Keuangan
Metode Pengabdian yang digunakan yaitu berupa pelatihan perencanaan dan pengendalian
keuangan dengan Memberikan pengetahuan serta meningkatkan kemampuan dalam hal:
a. Memberikan pengetahuan perencanaan dan pengendalian keuangan menggunakan
anggaran
b. Memberikan pengetahuan dan bagaimana cara mengimplementasikan konsep
Break Event Point dalam pengelolaan usaha kecil menengah.
c. Memberikan pengetahuan tentang analisis rasio keuangan serta mengajarkan
bagaimana menggunakannya dalam usaha kecil menengah. Dalam pelatihan
disediakan Modul bagi para peserta pelatihan yang dapat dijadikan pegangan
untuk melakukan perencanaan dan pengendalian keuangan. Modul akan
disusun oleh penulis dengan menggunakan berbagai referensi baik dari buku,
artikel ataupun jurnal.
Pengabdian pelatihan perencanaan dan pengendalian keuangan memberikan dampak
yang cukup baik kepada peserta pelatihan, pengetahuan peserta semakin bertambah
dalam menerapkan teori-toeri dalam perencanaan seperti penyusunan anggaran serta
analisis BEP dalam menentukan target penjualan serta analisis laporan keuangan yang
digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja. Sebagai bentuk luaran
pengabdian peserta diberikan modul yang dapat membantu mereka dalam memahami
materi-materi yang disampaikan pada saat pelatihan. Adapun isi dari modul tersebut
terdiri dari.
a. Metode Penyusunan Anggaran Peserta pelatihan diharapkan mampu
menyusun anggaran dan mampu menggunakannya sebagai alat perencanaan
keuangan sebagai dasar pengalokasian sumberdaya perusahaan serta mampu
menggunakan anggaran sebagai alat pengendalian perusahaan, berikut jenis-
jenis angaran yang akan dijadikan materi pelatihan:
a) Anggaran Penjualan
b) Anggaran Produksi
c) Anggaran Bahan Baku
d) Anggaran Tenaga Kerja Langsung
e) Anggaran BOP
f) Anggaran Administrasi & Umum Serta Pemasaran
12. 14
g) Anggaran Laba Rugi
h) Anggaran Kas
b. Metode Analisis Break Event Point dapat digunakan untuk mengetahui berapa
target penjualan yang harus di capai perusahaan agar perusahaan minimal
mencapai kembali modal, diharapkan melalui pelatihan ini mampu
menerapkan konsep BEP pada bisnisnya masing-masing.
c. Metode Analisis Rasio Keuangan untuk UMKM Analisis rasio dapat
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian perusahaan. Pada umumnya
analisis rasio digunakan untuk perusahaan besar, namun tidak menutup
kemungkinan digunakan untuk UMKM, karena UMKM juga menyusun
laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis
rasio. Terdapat 4 kelompok rasio yang akan disamapaikan dalam materi
pelatihan, berikut ke empat rasio:
a. Rasio Likuiditas:
Menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, dengan kata lain rasio likuiditas menunjukan
kemampuan perusahaan membayar utang yang segera harus di bayar.
b. Rasio Solvabilitas:
Menunjukan seberapa besar utang digunakan dalam membiayai
perusahaan, jika utang terlalu besar dalam membiayai perusahaan
maka risiko yang ditanggung perusahaan juga semakin besar.
c. Rasio Aktivitas:
Menunjukan seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumberdaya yang
mereka miliki.
d. Rasio Profitabilitas:
Menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
2.8 Kebijakan Modal Kerja
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang dan sebagainya. Brigham dan Daves menyatakan bahwa profitabilitas adalah
merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
perusahaan. Profitabilitas diukur dengan menggunakan Earning Power yang merupakan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
13. 15
menghasilkan keuntungan. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang bisa
dijadikan uang kas yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari. Menurut Brigham dan Daves menyatakan bahwa kebijakan modal
kerja menyangkut dengan keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Struktur
aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik
dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap. Rasio struktur aktiva diukur dengan
Current Assets to Total Assets Ratio yaitu merupakan perbandingan jumlah aktiva lancar
terhadap total aktiva yang terdapat di perusahaan. Perputaran modal kerja mengukur
efektifitas penggunaan aktiva lancer untuk menghasilkan penjualan. Perputaran modal
kerja diukur dengan Working Capital Turnover Ratio yang berdasarkan perbandingan
penjualan yang dihasilkan dengan aktiva lancar. Likuiditas adalah merupakan kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang akan jatuh tempo.
Likuiditas diukur dengan quick ratio. Digunakannya quick ratio untuk mengukur likuiditas
didasari oleh keyakinan bahwa perusahaan hotel dan restoran tidak memiliki persediaan
seperti pada perusahaan manufaktur dimana persediaan pada perusahaan manufaktur
digolongkan aktiva lancar yang dapat diperjualbelikan.
Persediaan pada hotel dan restoran berupa perlengkapan atas jasa yang dijual dan
jumlahnya relatif kecil. Berpegang pada pengertian bahwa aktiva likuid (kas dan piutang)
disediakan untuk mengatasi risiko kebangkrutan tetapi jika menahan aktiva likuid melebihi
kebutuhan dapat menurunkan profitabilitas. Pendanaan modal kerja adalah pendanaan
hutang yang dipergunakan oleh perusahaan dengan menunjukkan besarnya hutang jangka
pendek maupun jangka panjang terhadap seluruh pinjaman yang dimiliki perusahaan.
Menurut Pecking Order Theory, yaitu jika rasio pendanaan modal kerja semakin besar,
maka biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan juga semakin besar dalam memenuhi
kewajibannya, sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan semakin
rendah dan dapat berdampak terhadap menurunan profitabilitas perusahaan.
2.9 Pengelolaan Kas dan Sekuritas
Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash
flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan
perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke
perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi
14. 16
terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas
keluar (cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan
(penerimaan uang), misalnya perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba
perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil
investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain
(bank) ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan
perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku,
membayar gaji, upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa
sejumlah uang yang digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan
bidang usaha maupun tidak. Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan
terus menerus terjadi sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu
mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu
lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan
dapat terjamin. Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada
pengeluaran kas yang dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi
perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai
pembayaran perusahaan. Dampak kekurangan kas ini cukup besar, misalnya menyangkut
kepercayaan pelanggan kepada kita, apabila perusahaan tidak mampu membayar
kewajibannya. Kemudian dampak lain kemungkinan biaya-biaya yang sudah menjadi
beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga menghambat operasi perusahaan karena
tidak mampu mmbeli bahan baku atau membayar gaji pegawai. Sebaliknya apabila uang
kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan juga kurang baik. Artinya,
kemungkinan ada uang menganggur alias tidak memberikan penghasilan kepada
perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau dikelola sedemikian rupa agar uang kas jangan
terlalu kecil dan jangan pula terlalu berlebihan. Sementara itu pengertian idle cash atau
uang menganggur adalah sejumlah dana yang tidak atau belum dimanfaatkan. Tentunya
manajer perusahaan harus mampu untuk memanfaatkan dana yang menganggur untuk
diinvestasikan ke berbagai investasi yang dianggap menguntungkan. Kebutuhan kas perlu
direncanakan sebaik mungkin, baik kas keluar dan kas masuk. Kebutuhan kas ini perlu
dibuatkan secara detail dalam anggaran kas. Hal-hal yang menjadi pokok perhatian di
dalam penyusunan anggaran kas, adalah harus memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Penerimaan kas
2. Pengeluaran kas
15. 17
3. Perubahan kas bersih dalam periode bersangkutan
4. Kebutuhan kas baru
Tingkat kas yang tepat akan dapat memberikan beberapa manfaat seperti:
1. Jumlah kas yang cukup dapat memberikan kemungkinan potongan
penjualan. Jika perusahan menawarkan adanya potongan kas untuk pembayaran yang
lebih awal, termasuk di dalamnya adalah adanya biaya bila potongan
tersebut tidak dimanfaatkan. Jadi misal perusahan menawarkan
persyaratan pembayaran atau term 2/15, net 40, maka biaya atas tidak
dimanfaatkannya potongan tersebut adalah:
Tingkat bunga tahunan efektif (The Efektive Annual Percentage Rate = APR = re):
Tingkat kas yang tepat juga akan mempengaruhi current ratio dan acid test
ratio yangmerupakan kunci untuk menilai posisi kredit perusahaan.
2.10 Pengelolaan Kredit
1) Kredit
Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 pasal 21 ayat 11, kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak
bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
16. 18
2) Unsur-unsur Kredit
a. Kepercayaan
Kepercayaan (trust) adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang
harus ada karena tanpa ada rasa saling percaya antara kreditur dan debitur.
b. Waktu
Waktu (time) adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh pihak analisis
finance khususnya oleh analisis kredit.
c. Risiko
Menyangkut persoalan degree of risk, yang paling dikaji adalah keadaan yang
terburuk yaitu pada saat kredit tersebut tidak kembali atau timbulnya kredit macet.
d. Prestasi
Prestasi yang dimiliki oleh kreditur untuk diberikan kepada debitur.
e. Adanya kreditur
Pihak yang memiliki uang (money), barang (goods), atau jasa (service) untuk
dipinjamkan kepada pihak lain.
f. Adanya debitur
Pihak yang memerlukan uang (money), barang (goods), atau jasa (service) dan
berkomitmen untuk mampu mengembalikannya tepat waktu.
3) Fungsi dan Tujuan Kredit
a. Meningkatkan Daya Guna Uang
b. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
c. Meningkatkan Daya Guna
d. Meningkatkan Peredaran Barang
e. Kredit sebagai Akat Stabilitas Ekonomi
f. Meningkatkan Kegairahan Berusaha
g. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
h. Meningkatkan Hubungan Internasional
4) Tujuan pemberian suatu kredit adalah
a. Profitability
Berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh
nasabah.
b. Safety
Keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar
17. 19
terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai
tanpa hambatan yang berarti.
5) Jenis-jenis Kredit
a. Kredit dilihat dari sudut tujuannya
1. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses konsumtif.
2. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannnya proses produksi.
3. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
membeli barang-barang yang akan dijual kembali.
b. Kredit dilihat dari sudut jangka waktu
1. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang jangka waktunya
maksimum 1 tahun.
2. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya antara
satu sampai tiga
tahun.
3. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang
jangka waktunya lebih dari tiga tahun.
c. Kredit dilihat dari sudut penggunanya
1. Kredit eksploitasi, yaitu kredit berjangka
waktu pendek yang diberikan oleh suatu
bank kepada perusahaan untuk membiayai
kebutuhan modal.
2. Kredit investasi, yaitu kredit jangka
menengah atau jangka panjang yang
diberikan oleh suatu bank kepada
perusahaan untuk melakukan investasi atau
penanaman modal.
d. Kredit dilihat dari sudut jaminannya
1. Kredit tanpa jaminan
2. Kredit dengan agunan
18. 20
6) Prosedur Pemberian Kredit
a. Pengajuan berkas-berkas
1. Latar belakang perusahaan
2. Maksud dan tujuan
3. Besarnya kredit dan jangka waktu
4. Cara pengembalian kredit
5. Jaminan Kredit
b. Penyelidikan berkas jaminan
c. Penilaian kelayakan kredit
d. Wawancara I
e. On the spot
f. Wawancara II
g. Keputusan kredit
h. Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya
i. Realisasi kredit
j. Penyaluran dan penarikan
7) Analisis Kredit
Analisis 6C:
a. Character
Dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan.
b. Capacity
Capacity yaitu suatu penelitian kepada calon debitur mengenai
kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya.
c. Capital
Capital merupakan jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki calon debitur.
d. Collateral
Collateral adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh
peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
e. Condition of Economy
Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya yang
mempengaruhi keadaan perekonomian pada kurun waktu tertentu.
f. Constraint
Constraint yaitu hambatan yang tidak memungkinkan seseorang
melakukan bisnis di suatu tempat.
19. 21
Analisis 7P:
a. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadian.
b. Party
Mengklasifikasikan berdasarkan modal, karakter dan loyalitasnya.
c. Purpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit.
d. Prospect
Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau
tidak.
e. Payment
Bagaimana nasabah mengembalikan kredit atau dari sumber mana saja
dananya.
f. Profitability
Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
g. Protection
Bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan
perlindungan.
Analisis 7P:
a. Return
Penilaian atas hasil yang akan dicapai.
b. Repayment
Menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali
pinjamannya
c. Risk Bearing Ability
Bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan
pemohon kredit mampu menanggung resiko.
8) Penggolongan Kualitas Kredit
a. Lancar (Pas)
b. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
c. Kurang Lancar (Substandard)
d. Kondisi diragukan
20. 22
e. Macet (Loss)
9) Teknik penyelamatan kredit
a. Rescheduling
Memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran.
b. Reconditioning
Kapitalisasi bunga, penundaan pembayaran, penurunan suku bunga dan
pembebasan bunga.
c. Restructuring
Menanmbah modal nasabah.
d. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas.
e. Penyitaan Jaminan
Nasabah sudah tidak mampu membayar semua utangnya.
10) Manajemen Kredit
a. Perencanaan Kredit
Kegiatan bidang perkreditan bank salah satu diantaranya adalah membuat
perencanaan kredit, karena setiap kegiatan suatu bank selalu harus diawali
dengan perencanaan.
b. Organisasi dan Manajemen Kredit
c. Proses Persetujuan Kredit
d. Dokumen dan Administrasi Kredit
e. Pembinaan dan Pengawasan Kredit
f. Penyelesaian Kredit bermasalah
1. Rescheduling
Memberikan perpanjangan jangka waktu angsuran yaitu 6 bulan dan maksimal 3
tahun.
2. Reconditioning
Memberikan penundaan pembayaran dan penurunan suku bunga.
3. Restructuring
Menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan
tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak.
4. Kombinasi
Mengkombinasikan dari ketiga Teknik penyelamatan di atas. Penyitaan jaminan
21. 23
Nasabah memang sudah tidak memiliki itikad baik dan sudah tidak mampu
melunasi kreditnya.
2.11 Pengelolaan Persediaan
a. Akuntansi Persediaan
Ditinjau dari segi bahasa, Akuntansi berasal dari kata Kerja “to account” yang
berarti memperhitungkan Account diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi
Akun atau perkiraan. Dalam arti yang luas, Pengukuran dan komunikasi dari
informasi – informasi Ekonomi untuk menghasilkan pertimbangan dan keputusan
keputusan dari pemakai informasi tersebut. Ditinjau dari segi prosedur, Akuntansi
adalah suatu teknik atau seni untuk mencatat, menggolongkan dan Menyimpulkan
transaksitransaksi atau kejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata
uang serta Menganalisis hasil dari teknik tersebut. Akuntansi adalah seni
pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan-pelaporan transaksi -
transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara tertentu yang sistematis, serta
penafsiran terhadap hasilnya. Berdasarkan pengertian tersebut diatas, akuntansi
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi: pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan pelaporan dengan cara-cara tertentu yang sistematis. Objek
kegiatan akuntansi adalah transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi.
b. Pengertian Persediaan
Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan - karena mempunyai nilai yang
cukup besar dan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi
perencanaan dan pengendalian, persedian merupakan suatu kegiatan penting yang
mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Persediaan adalah suatu
aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih
dalam pengeijaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi. Persediaan adalah semua barang-
barang yang dipercadangkan sampai pada tanggal neraca masih digudang atau
barang yang belum laku dijual untuk perusahaan yang memperoduksi barang maka
persediaan yang dimiliki meliputi: persediaan barang mentah, persediaan barang
dalam proses dan persediaan barang jadi. Menurut Charles A. TafF persediaan
adalah terdiri dari sejumlah produk yang relative kecil, yang dapat
menyederhanakan pengendalian persediaan yang lainnya terdiri dari banyak sekali
22. 24
produk. Dari pengertian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa persediaan barang
atau bahan yang disimpan dalam jumlah yang relative kecil atau banyak untuk
memenuhi tujuan proses produksi, perakitan, dijual kembali, dan untuk suku
cadang dari suatu peralatan mesin. Sistem pengendalian persediaan barang dapat
didefinisasikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan
tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan
harus dilakukan dan berapa besar pesanan yang harus diadakan. Sistem ini
menentukan dan menjamin teijadinya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan
waktu yang tepat. Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah.
Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana
menganggur yang besar (yang tertanam dalam persediaan), meningkatnya
biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, jika
persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan
(stock out) karena seringkah bahan/barang tidak dapat didatangkan secara
mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses
produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan. Sebagaimana
keputusan manajemen operasi lainnya, kebijakan yang paling efektif
dengan mencapai keseimbangan diantara berbagai kepentingan dalam perusahaan.
Pengendalian persediaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani
kebutuhan bahan/bahan dengan tepat dan biaya yang rendah.Pengertian dari pada
persediaan barang dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
yang normal atau persediaan barang- barang yang masih dalam pengeijaan/proses
produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam
suatu proses produksi.Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan yang
disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk
proses produksi serta barang jadi / produk yang disediakan untuk memenuhi
permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu. Secara praktis semua hal-
hal atau barang yang sifatnya berwujud, termasuk dalam kelompok persediaan ini
ada suatu saat lainnya, bensin, minyak, oli, atau bahan- bahan lain yang sejenis
adalah merupakan persediaan bagi perusahaan. Sujadi Prawirasentono Menyatakan
bahwa Persediaan adalah kekayaan yang terdapat dalam perusahaan
dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku/raw material), barang setengah
jadi (work in process) dan barang jadi (finished good). Menurut Eddy Heijanto
23. 25
persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi dan
perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau
mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam
proses, barang jadi, suku cadang. Dari pengertian diatas dapat disumpulkan
bahwa persediaan yang terdapat didalam perusahaan merupakan bagian dari Asset
(kekayaan) perusahaan. Oleh karena asset merpakan bagian dari kekayaan, maka
pimpinan perusahaan sangat berkepentingan untuk memantaunya. Pemantauan ini
bertujuan untuk menjaganya dari kehilangan dan menjaganya agar selalu tersedia
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mencegah timbulnya kehilangan persediaan
dan menjaga tersedianya persediaan bahan baku untuk menjamin kelancaran
operasi perusahaan adalah merupakan adalah salah satu tugas manajemen. Pangestu
Subagjo, dkk menyatakan bahwa Fungsi Persediaan adalah menyimpan untuk
melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah/barang jadi dari waktu ke
waktu. Untuk perusahaan yang memperoduksi barang maka persediaan yang
dimiliki meliputi: persediaan barang mentah, persediaan barang dalam proses
dan persediaan barang jadi atau persediaan yang tersisa dalam suatu periode.
Persediaan merupakan pos yang sangat berarti dalam aktiva lancar. Hal itu
menyebabkan metode penilaian persediaan merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan, agar dapat melayani kebutuhan.
2.12 Pembiayaan Jangka Pendek
Rencana keuangan adalah rencana usaha untuk mencapai posisi keuangan yang di
masa yang akan dating. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk tetap dapat
beroperasi, karena kegagalan dalam membayar pemasok dapat membuat kebangkrutan
perusahaan. Manajer Keuangan harus dapat membedakan dua jenis pengeluaran:
a. Pengeluaran jangka pendek
Merupakan pengeluaran yang muncul dalam aktivitas bisnis seharihari.
Pengeluaran Jangka Pendek meliputi:
1. dana yang di tanam dalam persediaan, (baik persediaan bahan baku,
barang dalam proses, mau pun barang jadi).
24. 26
2. Pengeluaran untuk pembayaran upah dan gaji pegawai
3. Serta biaya operasi lainnya.
b. Pengeluaran Jangka Panjang
Sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi pengeluaran
operasionalnya, perusahaan juga membutuhkan dana untuk membiayai pengeluaran
aktiva tetap. Tidak ada pembatasan yang pasti antara jenis sumber dana usaha jika
dibagi menurut waktu, jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
Namun secara umum pembiayaan yang berjangka waktu satu hingga sepuluh tahun
dikategorikan ke dalam pembiayaan jangka menengah. Sementara jika lebih dari
masa tersebut di kategorikan menjadi pembiayaan jangka panjang. Khusus
pembiayaan jangka menengah yang kerap jadi pilihan usaha pebisnis, pada
dasarnya secara global ada beberapa jenis pembiayaan termasuk di dalamnya.
Diantaranya adalah term loan. Term loan biasa diberikan oleh bank komersial
Sumber-sumber Pembiayaan Jangka Pendek:
a. Utang Dagang (Trade Credit)
Utang dagang disamping dapat merupakan pengeluaran, dapat pula berfungsi
sebagai sumber dana bagi perusahaan, saat barang telah diterima tetapi
pembayarannya dilakukan kemudian. Pemberian kredit dari satu perusahaan ke
prusahaan lainnya merupakan pinjaman jangka pendek bagi perusahaan.
b. Pinjaman Bank jangka Pendek dengan Jaminan
Pinjaman bank merupakan sumber dana jangka pendek yang sangat penting.
Pinjaman tersebut hampir selalu menyertakan suatu surat perjanjian
utang yang di sebut PROMISSORY NOTES yang menyatakan kesanggupan
perusahaan untuk membayar pinjaman serta bunga yang telah disepakati. Dalam
jenis pinjaman ini bank juga mensyaratkan adanya jaminan (koleteral) yang
memberikan hak pada bank untuk menyita jaminan tersebut bila pinjaman tidak
dapat dilunasi.
c. Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan (Ensecured Short Term Loan)
Pinjaman ini merupakan sumber dana jangka pendek yang penting bagi
perusahaan. Dengan jenis pinjaman ini, perusahaan tidak perlu menyerahkan
jaminan kepada bank, Tetapi biasanya bank mensyaratkan pinjaman untuk tetap
memiliki saldo minimum di bank (compensating balance). Dalam hal ini
25. 27
perusahaan harus mempertahankan jumlah minimum tertentu dari pinjaman untuk
tetap mengendap di bank.
d. Letter of Credit (LC)
Adalah janji tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang
pada perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi tertentu terpenuhi.
e. Commercial Paper
Adalah surat berharga yang diterbitkan dan di jual oleh perusahaan besar dan
terpercaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya Diterbitkan untuk jangka
waktu tertentu (30, 60, 90, 270, atau 360 hari).
26. 28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen keuangan pada tataran aplikasi masih sering mengalami kegagalan karena
banyak perusahaan yang masih menggunakan paradigma lama yang bercirikan monolitik,
procedural, dana sebagai target, berorientasi hasil dan tidak mandiri. Pelaksana
keuangan/anggaran pada perusahaan disamping memiliki sikap tanggungjawab, juga
dituntut adanya komitmen diri atas nilai-nilai moral seperti jujur, terbuka, teliti, cermat
dan sabar. Perencanaan kebutuhan uang untuk motif spekulasi, bejaga-jaga dan transaksi
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan melalui analisis yang cermat dan akurat.
3.2 Saran
Pengelolaan atau manajemen keuangan pada perusahaan membutuhkan analisis yang
akurat dan cermat dengan mempertimbangkan beberapa rasio keuangan, aliran kas,
kebijakan modal dan pengelolaan persediaan.
27. 29
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Rachmadewi dkk. 2014. Analisis Pengelolaan Kredit untuk Meningkatkan
Likuiditas dan Profitabilitas pada PT BPR Wlingi Pahala Pakto. Jurnal Administrasi Bisnis
Vol (12) No 2
Ardiprawiro. 2015. Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Universitas Gunadarma
Firdaus, Iwan--------Manajemen Keuangan (Pusat Bahan Ajar dan Elearning). Jakarta:
Universitas Mercu Buana
Hangin, Petronela dkk-----------Analisis Pengeloaan Persedian pada PT Daun Buah Kaltim
Samarinda. Samarinda: Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945
Mardiani, Mamik dkk-----------Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan
Analisis Rasio Keuangan dan Konsep EVA. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya
Rinaldo, Dito. 2016. Perencanaan dan Pengendalian Keuangan UMKM pada Komunitas
Studepreneur STIE EKUITAS. Jurnal Dharma Bhakti STIE EKUITAS. Vol (1) No 1
Sunarta. 2001. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi). Jogjakarta: Yayasan
Pengembang Universitas Negeri Jogjakarta
Yuliati, Ni Wayan-----------Pengaruh Kebijakan Modal Kerta terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Hotel dan Restoran di Bursa Efek Indonesia. Bali: Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana
https://student.uigm.ac.id/assets/file/Materi/MANAJEMEN_KAS_DAN_SURAT_BERHARGA.pdf
http://mercubuana.ac.id/files/ManajemenKeuangan/MK%20modul%2011%20Sumber%20pembiaya
n%20jangka%20pendek-ok.pdf