SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
MAKALAH SUKU BUNGA BANK INDONESIA 
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas 
Mata Pelajaran Kuliah komputer terapan 
Disusun Oleh 
Natanael Ocktaviano T 
(11051343) 
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TERAPAN 
POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN “AGP” 
BANDUNG 
2014
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Suku Bunga 
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. 
Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan 
suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan 
kepada kreditur.Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah : 
o Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk 
diinvestasikan. 
o Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka 
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu 
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor 
industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan 
meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih 
rendah dibandingkan sektor lain. 
o Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang 
beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu 
perekonomian. 
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran 
tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). 
Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada 
dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia 
menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat 
bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat 
masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
o Tingkat suku bunga disetiap negara mana pun akan mempunyai tingkat suku 
bunga yang berbeda, hal tersebut terkait dengan naik turunnya 
perekonomian suatu negara, sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga 
merupakan indikator atau barometer perekonomian suatu negara. Pengertian 
suku bunga sering kali berbeda, menurut Sawaldjo Puspopranoto dalam 
bukunya yang berjudul Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, 
mengatakan bahwa : 
“Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Suku bunga adalah 
harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya”. 
( 2004 ; 12 ) 
Sawaldjo Puspopranoto pun berpendapat dalam bukunya yang berjudul Keuangan 
Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan BI Rate adalah : 
“Suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara 
periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stance 
kebijakan moneter”. 
( 2004 ; 60 ) 
Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan 
kepada nasabah. Kutipan dari bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam 
bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dua macam bunga 
tersebut adalah sebagai berikut : 
“ 1. Bunga simpanan 
2. Bunga Pinjaman “ 
( 2002 ; 121-122 )
Sehingga dapat dijelaskan kembali pengertian bunga menurut data yang dikutip diatas, 
antara lain : 
A. Bunga Simpanan 
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa 
bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan bunga yang 
harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan 
bunga deposito berjangka. 
B. Bunga Pinjaman 
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga 
yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit. 
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang diberikan oleh bank 
terhadap nasabah yang menyimpan hartanya dalam bentuk deposito dengan simpanan 
jangka panjang serta adanya perjanjian antara pihak nasabah ( yang memiliki simpanan ) 
dengan bank, semakin lama jangka waktu penyimpanan deposito berjangka cenderung 
makin tinggi juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka 
waktu yang lebih lama. 
Adapun cara perhitungan suku bunga yang menjelaskan ada hubungannya dengan 
inflasi dalam formulanya menurut Irving Fisherpada tahun 1896 yang digunakan sampai 
sekarang, antara lain: 
(1 + i ) = ( 1 + r ) ( 1 + PE ) 
atau 
i = r + PE + r.PE
Dimana : 
i = Suku bunga nominal ( Nominal Interest Rate ) 
r = Suku bunga riil ( Real Interest Rate ) 
PE = Inflasi yang diharapkan atau diperkirakan ( Expected Inflation ) 
B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga 
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat bunga misalnya penentuan tingkat bunga 
sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik mengalami keterbukaan 
system dana suatu negara dalam artian penentuan besar penentuan finansial suatu negara 
yang cenderung berbeda. 
Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara adalah tingkat bunga 
diluar negeri dan depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang 
diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam sebuah bank menentukan tingkat bunga 
bergantung hasil interaksi antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang keduanya 
saling mempengaruhi satu sama lain dan kebijakan suku bunga disamping faktor – faktor 
lainnya. 
Uraian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku 
bunga tersbut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan 
Lembaga Keuangan Lainnya, faktor – faktor tersebut antara lain : 
a. Kebutuhan Dana 
b. Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan 
c. Kebijakan pemerintah 
d. Target laba yang diinginkan 
e. Jangka waktu
f. Kualitas jaminan 
g. Reputasi perusahaan 
h. Produk yang kompetitif 
i. Hubungan baik 
j. Jaminan pihak ketiga 
( 2002 ; 122-124 ) 
C. faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga, yaitu : 
a. Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund,cost of money, 
b. cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund. 
c. Faktor nasabah, di dalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi padatitik 
kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadikerena 
pembeli adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank 
(suku bunga kredit) yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya. 
d. Bank pesaing. Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing– masing 
target, harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit akanmerupakan faktor 
yang menentukan pula. Jadi dalam penetapan suku bungakredit ini perlu 
dipertimbangkan pula. 
e. Mutu pelayanan. Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap 
akan memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh 
kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersediamembayar suku 
bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat 
diterima saat itu juga. 
f. Resiko usaha. Hampir pada setiap jenis usaha mengandung risiko baik risikoyang 
besar atau yang kecil sifatnya. Adanya risiko–risiko yang akan dihadapioleh para 
pengusaha ini perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan.
D. Suku bunga Bank Indonesia 
Bank Indonesia (BI) Selasa lalu mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada 
level 5,75% selama 15 bulan berturut-turut. Keputusan ini menyusul perlambatan 
ekonomi kuartal I hingga laju terendah dalam dua setengah tahun. 
Dalam pernyataannya, BI menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada 
pada batas bawah kisaran proyeksi 6,2% hingga 6,6%. Pertumbuhannya bakal dipacu 
penguatan konsumsi dalam negeri. Angka itu serupa dengan pertumbuhan ekonomi 
tahun lalu sebesar 6,23%. Hingga bulan lalu, prediksi BI mencapai 6,3% hingga 6,8%. 
“BI Rate konsisten dengan kisaran target inflasi 2013 dan 2014 sebesar 3,5% hingga 
5,5%…BI akan terus memperkuat program moneter lewat penyerapan lebih banyak 
likuiditas, via instrumen dengan tenor yang lebih lama,” kata BI dalam pernyataannya. 
Sebanyak 10 ekonom yang sebelumnya disurvei Dow Jones Newswires 
memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan. Beberapa di antaranya 
memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga pada level 5,75% hingga akhir 
tahun, demi menyokong pertumbuhan ekonomi. Mereka memperkirakan kenaikan suku 
bunga pinjaman Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) untuk menyerap likuiditas. 
Fasbi kini berada pada level 4,0%. Kenaikannya bisa menjadi semacam pengetatan 
kebijakan, yang dapat mendorong suku bunga antarbank menjadi lebih tinggi. 
“Kami memperkirakan suku bunga BI bertahan pada level yang sama hingga akhir 
tahun. Sedangkan kenaikan Fasbi bisa terjadi dalam kuartal III dan kuartal IV, masing-masing 
25 basis poin,” papar Eric Sugandi, ekonom Standard Chartered. 
“Meski demikian, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat mendorong 
inflasi akhir tahun menjadi antara 7,5% dan 8,0%. Bila inflasi menguat hingga level itu, 
ada risiko suku bunga BI dinaikkan sebesar 50 basis poin pada akhir tahun,” sahutnya.
Menurut pengamat, kenaikan suku bunga pinjaman Fasbi bergantung pada 
keputusan pemerintah mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah telah 
menegaskan niatnya untuk terlebih dulu memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan 
Rakyat (DPR) terkait kompensasi bagi warga miskin. 
Keputusan DPR diharapkan keluar beberapa pekan mendatang. Setelah itu, barulah 
pemerintah fokus pada proposal kenaikan harga BBM bersubsidi. 
“BI masih berhati-hati menanggapi perkiraan kenaikan inflasi terkait rencana 
kebijakan subsidi [BBM] oleh pemerintah… BI akan terus mewaspadai risiko terhadap 
tekanan inflasi dan nilai tukar. BI akan menyesuaikan respons kebijakan moneter bila 
diperlukan,” kata BI kembali.
BI Rate 
(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur) 
Tanggal BI Rate Siaran Pers 
14 Mei 2013 5.75% Pranala siaran pers 
11 April 2013 5.75% Pranala siaran pers 
7 Maret 2013 5.75% Pranala siaran pers 
12 Feb 2013 5.75% Pranala siaran pers 
10 Jan 2013 5.75% Pranala siaran pers 
11 Des 2012 5.75% Pranala siaran pers 
8 Nov 2012 5.75% Pranala siaran pers 
11 Okt 2012 5.75% Pranala siaran pers 
13 Sept 2012 5.75% Pranala siaran pers 
9 Agust 2012 5.75% Pranala siaran pers 
12 Juli 2012 5.75% Pranala siaran pers 
12 Juni 2012 5.75% Pranala siaran pers 
10 Mei 2012 5.75% Pranala siaran pers 
12 April 2012 5.75% Pranala siaran pers 
8 Maret 2012 5.75% Pranala siaran pers 
9 Feb 2012 5.75% Pranala siaran pers 
12 Jan 2012 6.00% Pranala siaran pers 
8 Des 2011 6.00% Pranala siaran pers 
10 Nov 2011 6.00% Pranala siaran pers 
11 Okt 2011 6.50% Pranala siaran pers
8 Sept 2011 6.75% Pranala siaran pers 
9 Agust 2011 6.75% Pranala siaran pers 
12 Juli 2011 6.75% Pranala siaran pers 
9 Juni 2011 6.75% Pranala siaran pers 
12 Mei 2011 6.75% Pranala siaran pers 
12 April 2011 6.75% Pranala siaran pers 
4 Maret 2011 6.75% Pranala siaran pers 
4 Feb 2011 6.75% Pranala siaran pers 
5 Jan 2011 6.50% Pranala siaran pers 
3 Des 2010 6.50% Pranala siaran pers 
4 Nov 2010 6.50% Pranala siaran pers 
5 Okt 2010 6.50% Pranala siaran pers 
3 Sept 2010 6.50% Pranala siaran pers 
4 Agust 2010 6.50% Pranala siaran pers 
5 Juli 2010 6.50% Pranala siaran pers 
3 Juni 2010 6.50% Pranala siaran pers 
5 Mei 2010 6.50% Pranala siaran pers 
6 April 2010 6.50% Pranala siaran pers 
4 Maret 2010 6.50% Pranala siaran pers 
4 Feb 2010 6.50% Pranala siaran pers 
6 Jan 2010 6.50% Pranala siaran pers 
3 Des 2009 6.50% Pranala siaran pers
4 Nov 2009 6.50% Pranala siaran pers 
5 Okt 2009 6.50% Pranala siaran pers 
3 Sept 2009 6.50% Pranala siaran pers 
5 Agust 2009 6.50% Pranala siaran pers 
3 Juli 2009 6.75% Pranala siaran pers 
3 Juni 2009 7.00% Pranala siaran pers 
5 Mei 2009 7.25% Pranala siaran pers 
3 April 2009 7.50% Pranala siaran pers 
4 Maret 2009 7.75% Pranala siaran pers 
4 Feb 2009 8.25% Pranala siaran pers 
7 Jan 2009 8.75% Pranala siaran pers 
4 Des 2008 9.25% Pranala siaran pers 
6 Nov 2008 9.50% Pranala siaran pers 
7 Okt 2008 9.50% Pranala siaran pers 
4 Sept 2008 9.25% Pranala siaran pers 
5 Agust 2008 9.00% Pranala siaran pers 
3 Juli 2008 8.75% Pranala siaran pers 
5 Juni 2008 8.50% Pranala siaran pers 
6 Mei 2008 8.25% Pranala siaran pers 
3 April 2008 8.00% Pranala siaran pers 
6 Maret 2008 8.00% Pranala siaran pers 
6 Feb 2008 8.00% Pranala siaran pers
8 Jan 2008 8.00% Pranala siaran pers 
6 Des 2007 8.00% Pranala siaran pers 
6 Nov 2007 8.25% Pranala siaran pers 
8 Okt 2007 8.25% Pranala siaran pers 
6 Sept 2007 8.25% Pranala siaran pers 
7 Agust 2007 8.25% Pranala siaran pers 
5 Juli 2007 8.25% Pranala siaran pers 
7 Juni 2007 8.50% Pranala siaran pers 
8 Mei 2007 8.75% Pranala siaran pers 
5 April 2007 9.00% Pranala siaran pers 
6 Maret 2007 9.00% Pranala siaran pers 
6 Feb 2007 9.25% Pranala siaran pers 
4 Jan 2007 9.50% Pranala siaran pers 
7 Des 2006 9.75% Pranala siaran pers 
7 Nov 2006 10.25% Pranala siaran pers 
5 Okt 2006 10.75% Pranala siaran pers 
5 Sept 2006 11.25% Pranala siaran pers 
8 Agust 2006 11.75% Pranala siaran pers 
6 Juli 2006 12.25% Pranala siaran pers 
6 Juni 2006 12.50% Pranala siaran pers 
9 Mei 2006 12.50% Pranala siaran pers 
5 April 2006 12.75% Pranala siaran pers
7 Maret 2006 12.75% Pranala siaran pers 
7 Feb 2006 12.75% Pranala siaran pers 
9 Jan 2006 12.75% Pranala siaran pers 
6 Des 2005 12.75% Pranala siaran pers 
1 Nov 2005 12.25% Pranala siaran pers 
4 Okt 2005 11.00% Pranala siaran pers 
6 Sept 2005 10.00% Pranala siaran pers 
9 Agust 2005 8.75% Pranala siaran pers 
5 Juli 2005 8.50% Pranala siaran pers 
No. 14/24/PSHM/Humas 
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 12 Juli 2012 
memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Bank Indonesia 
memandang bahwa tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan tekanan inflasi 
yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5% 
± 1%. Di sisi eksternal, Bank Indonesia terus mewaspadai melemahnya perekonomian 
global yang berdampak pada melambatnya ekspor di tengah masih tingginya impor sejalan 
dengan kuatnya permintaan domestik. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia terus 
memperkuat pengelolaan nilai tukar sesuai fundamentalnya dan didukung oleh langkah-langkah 
lanjutan dalam operasi moneter dan pendalaman pasar valas dalam rangka menjaga 
agar penyesuaian keseimbangan eksternal berjalan secara teratur. Dengan langkah-langkah 
kebijakan tersebut, tekanan neraca pembayaran diperkirakan kembali berkurang dalam 
paruh kedua tahun 2012.
Dewan Gubernur mewaspadai kecenderungan perekonomian global yang 
mengalami pelemahan dan diliputi ketidakpastian yang cukup besar. Penyelesaian 
krisis di Eropa diperkirakan masih memerlukan waktu yang panjang, meskipun terdapat 
sejumlah kemajuan dengan hasil European Union Summit beberapa waktu yang lalu. Di 
samping berlanjutnya persepsi negatif di pasar keuangan global, ekonomi Eropa akan 
mengalami resesi pada tahun ini sebelum berangsur membaik pada tahun 2013. Di sisi lain, 
kondisi perekonomian AS juga masih rentan di tengah risiko fiskal ke depan yang masih 
dalam proses penyelesaian. Melemahnya perekonomian global telah berdampak pada 
pertumbuhan negara-negara di Asia, seperti China dan India, yang merupakan mitra dagang 
utama Indonesia. Sementara itu, harga komoditas global, termasuk harga minyak, terus 
menurun seiring dengan permintaan dunia yang melemah. Hal itu juga diikuti dengan 
tekanan inflasi global yang terus menurun. 
Melemahnya perekonomian dunia mulai berdampak pada kinerja sisi 
eksternal perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi diprakirakan 
akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Dengan menurunnya kinerja ekspor, 
pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2012 diprakirakan tumbuh lebih rendah yaitu 
sebesar 6,3% dan berada pada kisaran 6,1-6,5% pada tahun 2012 dan 6,3-6,7% tahun 2013. 
Tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh tetap kuatnya 
permintaan domestik, baik konsumsi dan investasi yang tumbuh cukup tinggi. Di sisi 
sektoral, seluruh sektor ekonomi diprakirakan masih tumbuh dengan baik. Sektor-sektor 
yang diprakirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi ke depan, antara lain 
sektor transportasi dan komunikasi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor 
industri. 
Neraca Pembayaran Indonesia diprakirakan mengalami tekanan pada 
triwulan II-2012 dan cenderung membaik pada paruh kedua 2012. Defisit transaksi 
berjalan di triwulan II-2012 diperkirakan lebih besar dibandingkan defisit di triwulan 
sebelumnya akibat kinerja ekspor yang menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi 
dunia di tengah masih tingginya impor untuk mendukung kegiatan ekonomi domestik.
Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial (TMF) di triwulan II-2012 
diprakirakan masih cukup tinggi, terutama ditopang oleh tingginya investasi langsung 
(FDI) dan membaiknya arus portofolio asing. Ke depan, penyesuaian terhadap impor bahan 
baku sejalan dengan menurunnya ekspor akan mengurangi tekanan defisit neraca transaksi 
berjalan. Sementara itu, cadangan devisa sampai dengan akhir Juni 2012 mencapai 106,5 
miliar dolar AS, atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri 
Pemerintah. 
Nilai tukar Rupiah pada triwulan II-2012 masih mengalami tekanan 
depresiasi, namun dengan volatilitas yang terjaga dibandingkan triwulan sebelumnya 
didukung oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Rupiah secara 
point-to-point melemah sebesar 2,65% (qtq) ke level Rp9.393 per dolar AS atau secara 
rata-rata melemah 2,27% (qtq) menjadi Rp9.277 per dolar AS. Tekanan terhadap nilai tukar 
Rupiah dipengaruhi oleh dinamika krisis di Eropa yang mendorong meningkatnya 
permintaan valas terkait portfolio rebalancing oleh pelaku nonresiden. Selain itu, 
permintaan valas domestik juga meningkat seiring dengan impor yang tinggi. Bank 
Indonesia terus menempuh langkah-langkah untuk menjaga keseimbangan di pasar valas 
maupun pengembangan instrumen moneter valas untuk mendukung stabilisasi nilai tukar 
Rupiah sesuai fundamentalnya dan sejalan dengan pergerakan mata uang kawasan Asia. 
Tekanan Inflasi pada triwulan II-2012 masih relatif rendah. Inflasi IHK pada 
triwulan II-2012 tercatat 0,90% (qtq) sehingga secara tahunan tercatat sebesar 4,53% (yoy). 
Secara fundamental, inflasi masih terkendali sebagaimana tercermin pada inflasi inti yang 
berada level yang rendah (4,15%, yoy) seiring dengan penurunan harga komoditas global 
dan ekspektasi yang membaik. Sementara itu, harga bahan pangan mengalami peningkatan 
akibat terganggunya pasokan. Di sisi lain, inflasi administered prices minimal seiring 
dengan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang harga barang dan jasa yang bersifat 
strategis. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan moderat dan diperkirakan tetap berada 
dalam kisaran sasarannya.
Stabilitas sistem perbankan tetap terjaga dan disertai dengan fungsi 
intermediasi yang terus meningkat dalam mendukung pembiayaan perekonomian. 
Industri perbankan menunjukkan kinerja yang semakin solid sebagaimana tercermin pada 
tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas 
minimum 8% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di 
bawah 5%. Sementara itu, intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari 
pertumbuhan kredit yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3% (yoy). Kredit investasi 
tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,3% (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas 
perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing 
tumbuh sebesar 28,9% (yoy) dan 20,3% (yoy). 
Ke depan, Dewan Gubernur tetap fokus pada upaya menjaga keseimbangan 
eksternal, terutama untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dan pengendalian 
inflasi. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan 
makroprudensial yang telah ditempuh selama ini. Respon kebijakan suku bunga BI Rate 
tetap diarahkan untuk mengendalikan tekanan inflasi dari sisi fundamental sesuai prakiraan 
makroekonomi ke depan. Bank Indonesia akan melanjutkan penguatan operasi moneter dan 
kebijakan makroprudensial, termasuk dengan menjaga kecukupan likuiditas dan 
mendorong pendalaman pasar keuangan, untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menjaga 
ekspektasi inflasi. Di samping itu, koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah juga 
terus diperkuat. 
E. Apa itu SBI a.k.a Suku Bunga Acuan? 
BI (Bank Indonesia) ialah bank sentral negara kita. Kalau bank sentral amerika 
itu bisa disebut Federal Reserve a.k.a Fed, kalau di eropa ada European Central Bank, dsb 
dsb. Pada intinya, setiap negara pastilah mempunyai central bank.
Fungsi Setral Bank 
Isitlah dummies untuk kegunaan sentral bank itu banyak, mulai dari ; memaintain surat 
utang negara, penerbitan surat berharga, menjaga suku bunga dasar bank suatu negara, 
memanage devisa negara, mempertahankan kurs mata uang suatu negara, membail out, 
correspondence bank saat transfer antar negara, dsb. 
SBI sendiri pada saat post ini dibuat berada pada kisaran 6, 75 %. :) 
SBI sendiri tidak boleh kerendahan, tidak boleh juga ketinggian. 
F. SUKU BUNGA BANK 
Kamsir (2003: 133) menyatakan bunga bank merupakan balas jasa yangdiberikan oleh bank 
yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yangmembeli atau menjual 
produknya. Atau bisa diartikan sebagai harga yang harusdibayar kepada nasabah (yang 
memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang 
memiliki pinjaman). 
Jenis Suku Bunga Bank 
1. Bunga Simpanan merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah 
pemilik simpanan. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. 
2. Bunga Pinjaman (suku bunga kredit) merupakan bunga yang dibebankan kepada para 
peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada 
bank. Disebut juga bunga kredit. Suku bunga simpanan dan pinjaman bank merupakan 
komponenutama biaya dan pendapatan bagi bank.
Suku Bunga Pinjaman( Lending Rate ) 
Kebijakan Bank Indonesia dalam upaya mencapai kestabilan perekonomian dan menekan 
tingginya laju inflasi sebagai akibat meningkatnya jumlah uang yang beredar adalah dengan 
membebaskan pengaturan tingkat suku bunga. Hal ini berdampak cukup baik karena suku 
bunga yang tinggi akanmendorong orang untuk menanamkan dananya di bank 
daripadamenginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang risikonya lebih 
besar jika dibandingkan dengan menanamkan uang di bank terutama dalam 
bentuk deposito. Suku bunga yang tinggi akan menyedot jumlah uang yang beredar 
dimasyarakat. Namun di sisi lain tingginya suku bunga akan meningkatkan nilai uang 
selain menyebabkan besarnya opportunity cost 
pada sektor industri atau sektor riil. 
Penetapan Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate) 
Pada dasarnya pricing pinjaman (lending rate) harus ditetapkan minimal dapat menutupi 
semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembaliannya yang 
memadai. Selain itu penetapan pricing pinjaman juga untuk mencapai target pangsa pasar, 
penetrasi sektor ekonomi, dan pertumbuhan aktif serta kualitasnya disamping mencapai 
target manajemen gap. Dalam dunia perbankan sekarang terdapat banyak metode pricing 
pinjaman yang biasadigunakan. Namun yang paling umum adalah suku bunga tetap dan 
suku bungavariabel yang dipengaruhi perubahan base rate , dan suku bunga variabel yang 
di review secara berkala. Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing 
yang rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu : 
a) Cost of fund 
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana tersebut. 
b) Premi resiko industri yang bervariasi menurut jenis industri, mencerminkan risiko dari 
suatu industri tertentu, berubah bila kondisi itu berubah dandidasarkan pada latar belakang 
kolektibilitas serta prakiraan sekarang tentang prospek industri. 
c) Premi risiko perusahaan/debitur yang mencerminkan risiko berkaitan dengan debitur-debitur 
tertentu, merupakan antisipasi terhadap penghapusan pinjaman,menutupi biaya 
pinjaman nonlancar dan kemungkinan dipengaruhi olehstruktur pinjaman.
faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga, yaitu : 
a) Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund,cost of money, 
cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund. 
b) Faktor nasabah, di dalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi padatitik 
kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadikerena pembeli 
adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga kredit) 
yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya. 
c) Bank pesaing. Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing– masing target, 
harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit akanmerupakan faktor yang menentukan 
pula. Jadi dalam penetapan suku bungakredit ini perlu dipertimbangkan pula. 
d) Mutu pelayanan. Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap akan 
memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh kepastian 
tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersediamembayar suku bunga kredit yang 
lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat diterima saat itu juga. 
e) Resiko usaha. Hampir pada setiap jenis usaha mengandung risiko baik risikoyang besar 
atau yang kecil sifatnya. Adanya risiko–risiko yang akan dihadapioleh para pengusaha ini 
perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan. 
G. Pengertian dan Definisi Bunga Bank 
Semenjak pemerintah semakin memperketat aturan operasional perbankan, pihak bank 
saat ini tidak bisa berlomba - lomba memberikan bunga yang tinggi kepada para 
nasabahnya atas uang yang disimpan nasabah di dalam bank. Hal ini berbeda dengan 
kondisi sekitar 20 tahun yang lalu dimana demi menarik minat nasabah untuk menyimpan 
uang sebanyak - banyaknya di bank, pihak bank memberikan penawaran bunga yang tinggi 
kepada nasabahnya. Saat ini pun nasabah dituntut untuk tetap cerdas menyikapi penawaran 
bunga bank yang agak mencurigakan. Satu hal yang harus diperhatikan nasabah dalam 
memilih bank adalah adanya jaminan dari pemerintah (biasa disebut LPS = Lembaga 
Penjamin Simpanan) sehingga bila sesuatu terjadi, dana kita di bank tetap aman.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bunga bank: 
# M. SYAFI'I ANTONIO 
Bunga bank adalah kompensasi yang wajar diberikan pada nasabah agar yang 
bersangkutan tidak dirugikan. 
Bunga bank adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang melebihi 
jumlah barang yang dipinjamkan 
# ANDIEK KURNIAWAN & DWI ROSSALIA 
Bunga bank adalah keuntungan yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam 
jangka waktu tertentu berdasarkan persentase dan jumlah tabungan (modal) nasabah 
# WORO VIDYA AYUNINGTYAS 
Bunga bank adalah keuntungan yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya setiap 
jangka waktu tertentu 
# KHOE YAU TUNG 
Bunga bank adalah besarnya jasa imbalan yang diberikan oleh lembaga keuangan 
(bank) 
# RIMSKY J. JUDISSENO 
Bunga bank adalah penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan dari pihak yang 
meminjam atau memanfaatkan uang (bank) 
# FACHMI BASYAIB 
Bunga adalah sesuatu yang dihasilkan dari keuntungan aset keuangan, tujuannya 
adalah untuk memberikan pada investor keuntungan bagi investasi dana yang dimilikinya
# SYAMSUDDIN 
Bunga bank adalah suatu balas jasa yang berbentuk uang yang diberikan oleh bank 
kepada nasabahnya atas sejumlah uang yang disetor setelah jangka waktu tertentu 
# RAY C FAIR 
Bunga bank adalah fee yang dibayar bank kepada nasabahnya 
# GUNARTO SUHARDI 
Bunga bank adalah sekadar pengganti kerugian bagi nasabah dari pihak bank atas 
penundaan pemakaian dananya sekarang 
H. Pengertian Suku Bunga Bank 
Bunga bank masih pro dan kontra, namun bagaimanapun juga untuk memilih apakah 
Anda akan menghalalkan atau mengharamkannya tentu Anda harus memahami terlebih 
dahulu pengertian suku bunga bank agar tidak salah memilih pendapat.Bunga bank 
merupakan kelebihan uang yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang 
menggunakan pelayanannya baik untuk membeli atau menjual produk. Atau juga kelebihan 
uang yang diberikan kepada nasabah yang memiliki sejumlah uang yang disimpan di bank 
baik dalam bentuk tabungan deposito maupun tabungan berjangka.Suku bunga bank antara 
satu bank dengan bank lainnya berbeda. Ada yang menetapkan bunga tinggi ataupun 
rendah. Biasanya suku bunga yang tinggi diberikan jika nasabah melakukan transaksi 
dalam jumlah besar dan jumlah transaksi kecil diberikan bunga yang rendah. Atau bisa juga 
jumlah besar kecil ini tergantung pada kebijakan yang diberlakukan di bank itu sendiri 
tidak terkait dengan faktor eksternal bank.
Dua jenis suku bunga bank meliputi kelebihan uang dari yang berasal dari simpanan 
uang yang diberikan bank kepada nasabah dan bunga pinjaman yang merupakan bunga 
yang harus dibayarkan nasabah ke bank karena pinjaman yang dilakukannya.Adapun suku 
bunga yang diberikan oleh setiap bank setinggi apapun tidak bisa melebihi kebijakan Bank 
Indonesia karena terkait dengan kestabilan perekonomian negara. 
Suku bunga yang terlalu tinggi bisa menyedot jumlah uang yang beredar di 
masyarakat. Maka, pemerintah dalam hal ini melalui Bank Indonesia mengatur kebijakan 
penentuan suku bunga bank agar tidak merugikan masyarakat tsecara keseluruhan. 
Sedangkan penetapan suku bunga pinjaman ke bank biasanya ditetapkan terkait dengan 
jumlah pinjaman dan jangka waktu yang digunakan untuk melunasinya. Selain itu juga 
faktor eksternal sangat terkait dengan penentuan suku bunga yang ditetapkan. Perbedaan 
suku bunga bank yang ditetapkan pada perseorangan dan industri pun berbeda hal ini 
dikarenakan faktor kemampuan dan perbedaan pengelolaan uang yang digunakan. Industri 
biasanya bunga lebih kecil karena hasil yang dihasilkan besar sehingga terkait dengan 
kuantitas penggunaan peminjaman.
KESIMPULAN 
Jadi, suku bunga Bank Indonesia sewaktu-waktu dapat berubah tergantung tingkat 
iflasi , bila inflasi tinggi maka tingkat suku bunga pun akan di naikan dan apabila tingkat 
inflasi rendah maka tingkat suku bunga pun rendah. Tetapi tahun sekarang Bank Indonesia 
masih konsisten pada tingkat suku bunga 5,75% karena BI Rate konsisten dengan kisaran target 
inflasi 2013 dan 2014 sebesar 3,5% hingga 5,5% dan BI pun akan terus memperkuat 
program moneter lewat penyerapan lebih banyak likuiditas, via instrumen dengan tenor 
yang lebih lama. 
DAFTAR PUSTAKA 
 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html 
 http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank 
 www.bi.go.id 
 humasbi@bi.go.id 
 http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank

More Related Content

What's hot

Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148
Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148
Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148NUROH NUROH
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangIbnu Siroj
 
Dasar-dasar teori tingkat bunga.docx
Dasar-dasar teori tingkat bunga.docxDasar-dasar teori tingkat bunga.docx
Dasar-dasar teori tingkat bunga.docxAbdBakir
 
Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318pbsi_a
 
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)DGT
 
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing EconomiesUnderstanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing EconomiesArif Gunawan
 
Tugas mn 1
Tugas mn 1Tugas mn 1
Tugas mn 1ritaaja1
 
Resume uts
Resume uts Resume uts
Resume uts Alifah05
 
Resume Makalah UTS Silvia 11011700265
Resume Makalah UTS Silvia 11011700265Resume Makalah UTS Silvia 11011700265
Resume Makalah UTS Silvia 11011700265Silvia290
 
Nilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensiNilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensiKusuma Zulyanto
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...Trisno Harefa
 
Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)Nimas Putri
 

What's hot (20)

Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148
Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148
Makalah 1 manajemen keuangan - NUROH - 11011700148
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 
Wp acc11
Wp acc11Wp acc11
Wp acc11
 
Ekonomi 123
Ekonomi 123Ekonomi 123
Ekonomi 123
 
Dasar-dasar teori tingkat bunga.docx
Dasar-dasar teori tingkat bunga.docxDasar-dasar teori tingkat bunga.docx
Dasar-dasar teori tingkat bunga.docx
 
Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318
 
Makalah 1 manajemen keuangan
Makalah 1  manajemen keuanganMakalah 1  manajemen keuangan
Makalah 1 manajemen keuangan
 
Mk04 bunga
Mk04 bungaMk04 bunga
Mk04 bunga
 
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
1660 4469-1-pb
1660 4469-1-pb1660 4469-1-pb
1660 4469-1-pb
 
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing EconomiesUnderstanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
Understanding the Use of Long-term Finance in Developing Economies
 
Resume uts 1
Resume uts 1Resume uts 1
Resume uts 1
 
Tugas mn 1
Tugas mn 1Tugas mn 1
Tugas mn 1
 
Resume uts
Resume uts Resume uts
Resume uts
 
Resume Makalah UTS Silvia 11011700265
Resume Makalah UTS Silvia 11011700265Resume Makalah UTS Silvia 11011700265
Resume Makalah UTS Silvia 11011700265
 
Nilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensiNilai waktu dari uang dan ekivalensi
Nilai waktu dari uang dan ekivalensi
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
 
Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)
Ekonomi Teknik II (tugas bulan 2)
 

Similar to Suku Bunga Bank Indonesia

risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptharis916240
 
Makalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MA
Makalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MAMakalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MA
Makalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MAagus niar nazara niar nazara
 
Manajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bungaManajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bungaDesy Diyastuti
 
Makalah keuangan sebelum uts
Makalah keuangan sebelum utsMakalah keuangan sebelum uts
Makalah keuangan sebelum utsBaudin_Nurwahid
 
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxKELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxTata172559
 
Yustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustikapuri99
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Ayulestari1234
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Ayulestari1234
 
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptxPPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptxAhmadWp1
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Ayulestari1234
 
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptxEKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptxristiyantiahmadul1
 
Hubungan credit rating dan cost of debt
Hubungan credit rating dan cost of debtHubungan credit rating dan cost of debt
Hubungan credit rating dan cost of debtYohanes Rananda
 
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSIKONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSIalifbapuk123
 
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan EkivalensiKonsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan EkivalensiSahat Tua
 

Similar to Suku Bunga Bank Indonesia (20)

risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
 
suku bunga.pptx
suku bunga.pptxsuku bunga.pptx
suku bunga.pptx
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Resume uts man.keuangan 1
Resume uts man.keuangan 1Resume uts man.keuangan 1
Resume uts man.keuangan 1
 
Makalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MA
Makalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MAMakalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MA
Makalah manajemen keuangan UTS agus niar nazara kelas 2T MA
 
Manajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bungaManajemen risiko suku bunga
Manajemen risiko suku bunga
 
Makalah keuangan sebelum uts
Makalah keuangan sebelum utsMakalah keuangan sebelum uts
Makalah keuangan sebelum uts
 
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxKELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
 
Yustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustika resume dan uts
Yustika resume dan uts
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7
 
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptxPPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7
 
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptxEKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
 
Hubungan credit rating dan cost of debt
Hubungan credit rating dan cost of debtHubungan credit rating dan cost of debt
Hubungan credit rating dan cost of debt
 
Manajemen keuangan 1
Manajemen keuangan 1Manajemen keuangan 1
Manajemen keuangan 1
 
Asball
AsballAsball
Asball
 
Imamteguh1.doxc
Imamteguh1.doxcImamteguh1.doxc
Imamteguh1.doxc
 
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSIKONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI
 
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan EkivalensiKonsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
Konsep Nilai Waktu dari Uang dan Ekivalensi
 

Suku Bunga Bank Indonesia

  • 1. MAKALAH SUKU BUNGA BANK INDONESIA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Kuliah komputer terapan Disusun Oleh Natanael Ocktaviano T (11051343) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TERAPAN POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN “AGP” BANDUNG 2014
  • 2. PEMBAHASAN A. Pengertian Suku Bunga Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah : o Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. o Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain. o Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
  • 3. o Tingkat suku bunga disetiap negara mana pun akan mempunyai tingkat suku bunga yang berbeda, hal tersebut terkait dengan naik turunnya perekonomian suatu negara, sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga merupakan indikator atau barometer perekonomian suatu negara. Pengertian suku bunga sering kali berbeda, menurut Sawaldjo Puspopranoto dalam bukunya yang berjudul Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan bahwa : “Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya”. ( 2004 ; 12 ) Sawaldjo Puspopranoto pun berpendapat dalam bukunya yang berjudul Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan BI Rate adalah : “Suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stance kebijakan moneter”. ( 2004 ; 60 ) Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah. Kutipan dari bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dua macam bunga tersebut adalah sebagai berikut : “ 1. Bunga simpanan 2. Bunga Pinjaman “ ( 2002 ; 121-122 )
  • 4. Sehingga dapat dijelaskan kembali pengertian bunga menurut data yang dikutip diatas, antara lain : A. Bunga Simpanan Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan bunga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito berjangka. B. Bunga Pinjaman Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang diberikan oleh bank terhadap nasabah yang menyimpan hartanya dalam bentuk deposito dengan simpanan jangka panjang serta adanya perjanjian antara pihak nasabah ( yang memiliki simpanan ) dengan bank, semakin lama jangka waktu penyimpanan deposito berjangka cenderung makin tinggi juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka waktu yang lebih lama. Adapun cara perhitungan suku bunga yang menjelaskan ada hubungannya dengan inflasi dalam formulanya menurut Irving Fisherpada tahun 1896 yang digunakan sampai sekarang, antara lain: (1 + i ) = ( 1 + r ) ( 1 + PE ) atau i = r + PE + r.PE
  • 5. Dimana : i = Suku bunga nominal ( Nominal Interest Rate ) r = Suku bunga riil ( Real Interest Rate ) PE = Inflasi yang diharapkan atau diperkirakan ( Expected Inflation ) B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat bunga misalnya penentuan tingkat bunga sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik mengalami keterbukaan system dana suatu negara dalam artian penentuan besar penentuan finansial suatu negara yang cenderung berbeda. Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara adalah tingkat bunga diluar negeri dan depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam sebuah bank menentukan tingkat bunga bergantung hasil interaksi antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dan kebijakan suku bunga disamping faktor – faktor lainnya. Uraian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga tersbut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, faktor – faktor tersebut antara lain : a. Kebutuhan Dana b. Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan c. Kebijakan pemerintah d. Target laba yang diinginkan e. Jangka waktu
  • 6. f. Kualitas jaminan g. Reputasi perusahaan h. Produk yang kompetitif i. Hubungan baik j. Jaminan pihak ketiga ( 2002 ; 122-124 ) C. faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga, yaitu : a. Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund,cost of money, b. cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund. c. Faktor nasabah, di dalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi padatitik kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadikerena pembeli adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga kredit) yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya. d. Bank pesaing. Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing– masing target, harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit akanmerupakan faktor yang menentukan pula. Jadi dalam penetapan suku bungakredit ini perlu dipertimbangkan pula. e. Mutu pelayanan. Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap akan memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersediamembayar suku bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat diterima saat itu juga. f. Resiko usaha. Hampir pada setiap jenis usaha mengandung risiko baik risikoyang besar atau yang kecil sifatnya. Adanya risiko–risiko yang akan dihadapioleh para pengusaha ini perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan.
  • 7. D. Suku bunga Bank Indonesia Bank Indonesia (BI) Selasa lalu mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada level 5,75% selama 15 bulan berturut-turut. Keputusan ini menyusul perlambatan ekonomi kuartal I hingga laju terendah dalam dua setengah tahun. Dalam pernyataannya, BI menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada pada batas bawah kisaran proyeksi 6,2% hingga 6,6%. Pertumbuhannya bakal dipacu penguatan konsumsi dalam negeri. Angka itu serupa dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 6,23%. Hingga bulan lalu, prediksi BI mencapai 6,3% hingga 6,8%. “BI Rate konsisten dengan kisaran target inflasi 2013 dan 2014 sebesar 3,5% hingga 5,5%…BI akan terus memperkuat program moneter lewat penyerapan lebih banyak likuiditas, via instrumen dengan tenor yang lebih lama,” kata BI dalam pernyataannya. Sebanyak 10 ekonom yang sebelumnya disurvei Dow Jones Newswires memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan. Beberapa di antaranya memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga pada level 5,75% hingga akhir tahun, demi menyokong pertumbuhan ekonomi. Mereka memperkirakan kenaikan suku bunga pinjaman Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) untuk menyerap likuiditas. Fasbi kini berada pada level 4,0%. Kenaikannya bisa menjadi semacam pengetatan kebijakan, yang dapat mendorong suku bunga antarbank menjadi lebih tinggi. “Kami memperkirakan suku bunga BI bertahan pada level yang sama hingga akhir tahun. Sedangkan kenaikan Fasbi bisa terjadi dalam kuartal III dan kuartal IV, masing-masing 25 basis poin,” papar Eric Sugandi, ekonom Standard Chartered. “Meski demikian, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat mendorong inflasi akhir tahun menjadi antara 7,5% dan 8,0%. Bila inflasi menguat hingga level itu, ada risiko suku bunga BI dinaikkan sebesar 50 basis poin pada akhir tahun,” sahutnya.
  • 8. Menurut pengamat, kenaikan suku bunga pinjaman Fasbi bergantung pada keputusan pemerintah mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah telah menegaskan niatnya untuk terlebih dulu memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait kompensasi bagi warga miskin. Keputusan DPR diharapkan keluar beberapa pekan mendatang. Setelah itu, barulah pemerintah fokus pada proposal kenaikan harga BBM bersubsidi. “BI masih berhati-hati menanggapi perkiraan kenaikan inflasi terkait rencana kebijakan subsidi [BBM] oleh pemerintah… BI akan terus mewaspadai risiko terhadap tekanan inflasi dan nilai tukar. BI akan menyesuaikan respons kebijakan moneter bila diperlukan,” kata BI kembali.
  • 9. BI Rate (Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur) Tanggal BI Rate Siaran Pers 14 Mei 2013 5.75% Pranala siaran pers 11 April 2013 5.75% Pranala siaran pers 7 Maret 2013 5.75% Pranala siaran pers 12 Feb 2013 5.75% Pranala siaran pers 10 Jan 2013 5.75% Pranala siaran pers 11 Des 2012 5.75% Pranala siaran pers 8 Nov 2012 5.75% Pranala siaran pers 11 Okt 2012 5.75% Pranala siaran pers 13 Sept 2012 5.75% Pranala siaran pers 9 Agust 2012 5.75% Pranala siaran pers 12 Juli 2012 5.75% Pranala siaran pers 12 Juni 2012 5.75% Pranala siaran pers 10 Mei 2012 5.75% Pranala siaran pers 12 April 2012 5.75% Pranala siaran pers 8 Maret 2012 5.75% Pranala siaran pers 9 Feb 2012 5.75% Pranala siaran pers 12 Jan 2012 6.00% Pranala siaran pers 8 Des 2011 6.00% Pranala siaran pers 10 Nov 2011 6.00% Pranala siaran pers 11 Okt 2011 6.50% Pranala siaran pers
  • 10. 8 Sept 2011 6.75% Pranala siaran pers 9 Agust 2011 6.75% Pranala siaran pers 12 Juli 2011 6.75% Pranala siaran pers 9 Juni 2011 6.75% Pranala siaran pers 12 Mei 2011 6.75% Pranala siaran pers 12 April 2011 6.75% Pranala siaran pers 4 Maret 2011 6.75% Pranala siaran pers 4 Feb 2011 6.75% Pranala siaran pers 5 Jan 2011 6.50% Pranala siaran pers 3 Des 2010 6.50% Pranala siaran pers 4 Nov 2010 6.50% Pranala siaran pers 5 Okt 2010 6.50% Pranala siaran pers 3 Sept 2010 6.50% Pranala siaran pers 4 Agust 2010 6.50% Pranala siaran pers 5 Juli 2010 6.50% Pranala siaran pers 3 Juni 2010 6.50% Pranala siaran pers 5 Mei 2010 6.50% Pranala siaran pers 6 April 2010 6.50% Pranala siaran pers 4 Maret 2010 6.50% Pranala siaran pers 4 Feb 2010 6.50% Pranala siaran pers 6 Jan 2010 6.50% Pranala siaran pers 3 Des 2009 6.50% Pranala siaran pers
  • 11. 4 Nov 2009 6.50% Pranala siaran pers 5 Okt 2009 6.50% Pranala siaran pers 3 Sept 2009 6.50% Pranala siaran pers 5 Agust 2009 6.50% Pranala siaran pers 3 Juli 2009 6.75% Pranala siaran pers 3 Juni 2009 7.00% Pranala siaran pers 5 Mei 2009 7.25% Pranala siaran pers 3 April 2009 7.50% Pranala siaran pers 4 Maret 2009 7.75% Pranala siaran pers 4 Feb 2009 8.25% Pranala siaran pers 7 Jan 2009 8.75% Pranala siaran pers 4 Des 2008 9.25% Pranala siaran pers 6 Nov 2008 9.50% Pranala siaran pers 7 Okt 2008 9.50% Pranala siaran pers 4 Sept 2008 9.25% Pranala siaran pers 5 Agust 2008 9.00% Pranala siaran pers 3 Juli 2008 8.75% Pranala siaran pers 5 Juni 2008 8.50% Pranala siaran pers 6 Mei 2008 8.25% Pranala siaran pers 3 April 2008 8.00% Pranala siaran pers 6 Maret 2008 8.00% Pranala siaran pers 6 Feb 2008 8.00% Pranala siaran pers
  • 12. 8 Jan 2008 8.00% Pranala siaran pers 6 Des 2007 8.00% Pranala siaran pers 6 Nov 2007 8.25% Pranala siaran pers 8 Okt 2007 8.25% Pranala siaran pers 6 Sept 2007 8.25% Pranala siaran pers 7 Agust 2007 8.25% Pranala siaran pers 5 Juli 2007 8.25% Pranala siaran pers 7 Juni 2007 8.50% Pranala siaran pers 8 Mei 2007 8.75% Pranala siaran pers 5 April 2007 9.00% Pranala siaran pers 6 Maret 2007 9.00% Pranala siaran pers 6 Feb 2007 9.25% Pranala siaran pers 4 Jan 2007 9.50% Pranala siaran pers 7 Des 2006 9.75% Pranala siaran pers 7 Nov 2006 10.25% Pranala siaran pers 5 Okt 2006 10.75% Pranala siaran pers 5 Sept 2006 11.25% Pranala siaran pers 8 Agust 2006 11.75% Pranala siaran pers 6 Juli 2006 12.25% Pranala siaran pers 6 Juni 2006 12.50% Pranala siaran pers 9 Mei 2006 12.50% Pranala siaran pers 5 April 2006 12.75% Pranala siaran pers
  • 13. 7 Maret 2006 12.75% Pranala siaran pers 7 Feb 2006 12.75% Pranala siaran pers 9 Jan 2006 12.75% Pranala siaran pers 6 Des 2005 12.75% Pranala siaran pers 1 Nov 2005 12.25% Pranala siaran pers 4 Okt 2005 11.00% Pranala siaran pers 6 Sept 2005 10.00% Pranala siaran pers 9 Agust 2005 8.75% Pranala siaran pers 5 Juli 2005 8.50% Pranala siaran pers No. 14/24/PSHM/Humas Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 12 Juli 2012 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Bank Indonesia memandang bahwa tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5% ± 1%. Di sisi eksternal, Bank Indonesia terus mewaspadai melemahnya perekonomian global yang berdampak pada melambatnya ekspor di tengah masih tingginya impor sejalan dengan kuatnya permintaan domestik. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia terus memperkuat pengelolaan nilai tukar sesuai fundamentalnya dan didukung oleh langkah-langkah lanjutan dalam operasi moneter dan pendalaman pasar valas dalam rangka menjaga agar penyesuaian keseimbangan eksternal berjalan secara teratur. Dengan langkah-langkah kebijakan tersebut, tekanan neraca pembayaran diperkirakan kembali berkurang dalam paruh kedua tahun 2012.
  • 14. Dewan Gubernur mewaspadai kecenderungan perekonomian global yang mengalami pelemahan dan diliputi ketidakpastian yang cukup besar. Penyelesaian krisis di Eropa diperkirakan masih memerlukan waktu yang panjang, meskipun terdapat sejumlah kemajuan dengan hasil European Union Summit beberapa waktu yang lalu. Di samping berlanjutnya persepsi negatif di pasar keuangan global, ekonomi Eropa akan mengalami resesi pada tahun ini sebelum berangsur membaik pada tahun 2013. Di sisi lain, kondisi perekonomian AS juga masih rentan di tengah risiko fiskal ke depan yang masih dalam proses penyelesaian. Melemahnya perekonomian global telah berdampak pada pertumbuhan negara-negara di Asia, seperti China dan India, yang merupakan mitra dagang utama Indonesia. Sementara itu, harga komoditas global, termasuk harga minyak, terus menurun seiring dengan permintaan dunia yang melemah. Hal itu juga diikuti dengan tekanan inflasi global yang terus menurun. Melemahnya perekonomian dunia mulai berdampak pada kinerja sisi eksternal perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Dengan menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2012 diprakirakan tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 6,3% dan berada pada kisaran 6,1-6,5% pada tahun 2012 dan 6,3-6,7% tahun 2013. Tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh tetap kuatnya permintaan domestik, baik konsumsi dan investasi yang tumbuh cukup tinggi. Di sisi sektoral, seluruh sektor ekonomi diprakirakan masih tumbuh dengan baik. Sektor-sektor yang diprakirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi ke depan, antara lain sektor transportasi dan komunikasi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor industri. Neraca Pembayaran Indonesia diprakirakan mengalami tekanan pada triwulan II-2012 dan cenderung membaik pada paruh kedua 2012. Defisit transaksi berjalan di triwulan II-2012 diperkirakan lebih besar dibandingkan defisit di triwulan sebelumnya akibat kinerja ekspor yang menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi dunia di tengah masih tingginya impor untuk mendukung kegiatan ekonomi domestik.
  • 15. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial (TMF) di triwulan II-2012 diprakirakan masih cukup tinggi, terutama ditopang oleh tingginya investasi langsung (FDI) dan membaiknya arus portofolio asing. Ke depan, penyesuaian terhadap impor bahan baku sejalan dengan menurunnya ekspor akan mengurangi tekanan defisit neraca transaksi berjalan. Sementara itu, cadangan devisa sampai dengan akhir Juni 2012 mencapai 106,5 miliar dolar AS, atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Nilai tukar Rupiah pada triwulan II-2012 masih mengalami tekanan depresiasi, namun dengan volatilitas yang terjaga dibandingkan triwulan sebelumnya didukung oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 2,65% (qtq) ke level Rp9.393 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 2,27% (qtq) menjadi Rp9.277 per dolar AS. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh dinamika krisis di Eropa yang mendorong meningkatnya permintaan valas terkait portfolio rebalancing oleh pelaku nonresiden. Selain itu, permintaan valas domestik juga meningkat seiring dengan impor yang tinggi. Bank Indonesia terus menempuh langkah-langkah untuk menjaga keseimbangan di pasar valas maupun pengembangan instrumen moneter valas untuk mendukung stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai fundamentalnya dan sejalan dengan pergerakan mata uang kawasan Asia. Tekanan Inflasi pada triwulan II-2012 masih relatif rendah. Inflasi IHK pada triwulan II-2012 tercatat 0,90% (qtq) sehingga secara tahunan tercatat sebesar 4,53% (yoy). Secara fundamental, inflasi masih terkendali sebagaimana tercermin pada inflasi inti yang berada level yang rendah (4,15%, yoy) seiring dengan penurunan harga komoditas global dan ekspektasi yang membaik. Sementara itu, harga bahan pangan mengalami peningkatan akibat terganggunya pasokan. Di sisi lain, inflasi administered prices minimal seiring dengan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang harga barang dan jasa yang bersifat strategis. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan moderat dan diperkirakan tetap berada dalam kisaran sasarannya.
  • 16. Stabilitas sistem perbankan tetap terjaga dan disertai dengan fungsi intermediasi yang terus meningkat dalam mendukung pembiayaan perekonomian. Industri perbankan menunjukkan kinerja yang semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu, intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3% (yoy). Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,3% (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 28,9% (yoy) dan 20,3% (yoy). Ke depan, Dewan Gubernur tetap fokus pada upaya menjaga keseimbangan eksternal, terutama untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dan pengendalian inflasi. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini. Respon kebijakan suku bunga BI Rate tetap diarahkan untuk mengendalikan tekanan inflasi dari sisi fundamental sesuai prakiraan makroekonomi ke depan. Bank Indonesia akan melanjutkan penguatan operasi moneter dan kebijakan makroprudensial, termasuk dengan menjaga kecukupan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan, untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menjaga ekspektasi inflasi. Di samping itu, koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah juga terus diperkuat. E. Apa itu SBI a.k.a Suku Bunga Acuan? BI (Bank Indonesia) ialah bank sentral negara kita. Kalau bank sentral amerika itu bisa disebut Federal Reserve a.k.a Fed, kalau di eropa ada European Central Bank, dsb dsb. Pada intinya, setiap negara pastilah mempunyai central bank.
  • 17. Fungsi Setral Bank Isitlah dummies untuk kegunaan sentral bank itu banyak, mulai dari ; memaintain surat utang negara, penerbitan surat berharga, menjaga suku bunga dasar bank suatu negara, memanage devisa negara, mempertahankan kurs mata uang suatu negara, membail out, correspondence bank saat transfer antar negara, dsb. SBI sendiri pada saat post ini dibuat berada pada kisaran 6, 75 %. :) SBI sendiri tidak boleh kerendahan, tidak boleh juga ketinggian. F. SUKU BUNGA BANK Kamsir (2003: 133) menyatakan bunga bank merupakan balas jasa yangdiberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yangmembeli atau menjual produknya. Atau bisa diartikan sebagai harga yang harusdibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memiliki pinjaman). Jenis Suku Bunga Bank 1. Bunga Simpanan merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. 2. Bunga Pinjaman (suku bunga kredit) merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Disebut juga bunga kredit. Suku bunga simpanan dan pinjaman bank merupakan komponenutama biaya dan pendapatan bagi bank.
  • 18. Suku Bunga Pinjaman( Lending Rate ) Kebijakan Bank Indonesia dalam upaya mencapai kestabilan perekonomian dan menekan tingginya laju inflasi sebagai akibat meningkatnya jumlah uang yang beredar adalah dengan membebaskan pengaturan tingkat suku bunga. Hal ini berdampak cukup baik karena suku bunga yang tinggi akanmendorong orang untuk menanamkan dananya di bank daripadamenginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang risikonya lebih besar jika dibandingkan dengan menanamkan uang di bank terutama dalam bentuk deposito. Suku bunga yang tinggi akan menyedot jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Namun di sisi lain tingginya suku bunga akan meningkatkan nilai uang selain menyebabkan besarnya opportunity cost pada sektor industri atau sektor riil. Penetapan Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate) Pada dasarnya pricing pinjaman (lending rate) harus ditetapkan minimal dapat menutupi semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembaliannya yang memadai. Selain itu penetapan pricing pinjaman juga untuk mencapai target pangsa pasar, penetrasi sektor ekonomi, dan pertumbuhan aktif serta kualitasnya disamping mencapai target manajemen gap. Dalam dunia perbankan sekarang terdapat banyak metode pricing pinjaman yang biasadigunakan. Namun yang paling umum adalah suku bunga tetap dan suku bungavariabel yang dipengaruhi perubahan base rate , dan suku bunga variabel yang di review secara berkala. Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing yang rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu : a) Cost of fund Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana tersebut. b) Premi resiko industri yang bervariasi menurut jenis industri, mencerminkan risiko dari suatu industri tertentu, berubah bila kondisi itu berubah dandidasarkan pada latar belakang kolektibilitas serta prakiraan sekarang tentang prospek industri. c) Premi risiko perusahaan/debitur yang mencerminkan risiko berkaitan dengan debitur-debitur tertentu, merupakan antisipasi terhadap penghapusan pinjaman,menutupi biaya pinjaman nonlancar dan kemungkinan dipengaruhi olehstruktur pinjaman.
  • 19. faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga, yaitu : a) Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund,cost of money, cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund. b) Faktor nasabah, di dalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi padatitik kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadikerena pembeli adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga kredit) yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya. c) Bank pesaing. Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing– masing target, harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit akanmerupakan faktor yang menentukan pula. Jadi dalam penetapan suku bungakredit ini perlu dipertimbangkan pula. d) Mutu pelayanan. Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap akan memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersediamembayar suku bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat diterima saat itu juga. e) Resiko usaha. Hampir pada setiap jenis usaha mengandung risiko baik risikoyang besar atau yang kecil sifatnya. Adanya risiko–risiko yang akan dihadapioleh para pengusaha ini perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan. G. Pengertian dan Definisi Bunga Bank Semenjak pemerintah semakin memperketat aturan operasional perbankan, pihak bank saat ini tidak bisa berlomba - lomba memberikan bunga yang tinggi kepada para nasabahnya atas uang yang disimpan nasabah di dalam bank. Hal ini berbeda dengan kondisi sekitar 20 tahun yang lalu dimana demi menarik minat nasabah untuk menyimpan uang sebanyak - banyaknya di bank, pihak bank memberikan penawaran bunga yang tinggi kepada nasabahnya. Saat ini pun nasabah dituntut untuk tetap cerdas menyikapi penawaran bunga bank yang agak mencurigakan. Satu hal yang harus diperhatikan nasabah dalam memilih bank adalah adanya jaminan dari pemerintah (biasa disebut LPS = Lembaga Penjamin Simpanan) sehingga bila sesuatu terjadi, dana kita di bank tetap aman.
  • 20. Berikut ini adalah pengertian dan definisi bunga bank: # M. SYAFI'I ANTONIO Bunga bank adalah kompensasi yang wajar diberikan pada nasabah agar yang bersangkutan tidak dirugikan. Bunga bank adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang melebihi jumlah barang yang dipinjamkan # ANDIEK KURNIAWAN & DWI ROSSALIA Bunga bank adalah keuntungan yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam jangka waktu tertentu berdasarkan persentase dan jumlah tabungan (modal) nasabah # WORO VIDYA AYUNINGTYAS Bunga bank adalah keuntungan yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya setiap jangka waktu tertentu # KHOE YAU TUNG Bunga bank adalah besarnya jasa imbalan yang diberikan oleh lembaga keuangan (bank) # RIMSKY J. JUDISSENO Bunga bank adalah penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan dari pihak yang meminjam atau memanfaatkan uang (bank) # FACHMI BASYAIB Bunga adalah sesuatu yang dihasilkan dari keuntungan aset keuangan, tujuannya adalah untuk memberikan pada investor keuntungan bagi investasi dana yang dimilikinya
  • 21. # SYAMSUDDIN Bunga bank adalah suatu balas jasa yang berbentuk uang yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya atas sejumlah uang yang disetor setelah jangka waktu tertentu # RAY C FAIR Bunga bank adalah fee yang dibayar bank kepada nasabahnya # GUNARTO SUHARDI Bunga bank adalah sekadar pengganti kerugian bagi nasabah dari pihak bank atas penundaan pemakaian dananya sekarang H. Pengertian Suku Bunga Bank Bunga bank masih pro dan kontra, namun bagaimanapun juga untuk memilih apakah Anda akan menghalalkan atau mengharamkannya tentu Anda harus memahami terlebih dahulu pengertian suku bunga bank agar tidak salah memilih pendapat.Bunga bank merupakan kelebihan uang yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang menggunakan pelayanannya baik untuk membeli atau menjual produk. Atau juga kelebihan uang yang diberikan kepada nasabah yang memiliki sejumlah uang yang disimpan di bank baik dalam bentuk tabungan deposito maupun tabungan berjangka.Suku bunga bank antara satu bank dengan bank lainnya berbeda. Ada yang menetapkan bunga tinggi ataupun rendah. Biasanya suku bunga yang tinggi diberikan jika nasabah melakukan transaksi dalam jumlah besar dan jumlah transaksi kecil diberikan bunga yang rendah. Atau bisa juga jumlah besar kecil ini tergantung pada kebijakan yang diberlakukan di bank itu sendiri tidak terkait dengan faktor eksternal bank.
  • 22. Dua jenis suku bunga bank meliputi kelebihan uang dari yang berasal dari simpanan uang yang diberikan bank kepada nasabah dan bunga pinjaman yang merupakan bunga yang harus dibayarkan nasabah ke bank karena pinjaman yang dilakukannya.Adapun suku bunga yang diberikan oleh setiap bank setinggi apapun tidak bisa melebihi kebijakan Bank Indonesia karena terkait dengan kestabilan perekonomian negara. Suku bunga yang terlalu tinggi bisa menyedot jumlah uang yang beredar di masyarakat. Maka, pemerintah dalam hal ini melalui Bank Indonesia mengatur kebijakan penentuan suku bunga bank agar tidak merugikan masyarakat tsecara keseluruhan. Sedangkan penetapan suku bunga pinjaman ke bank biasanya ditetapkan terkait dengan jumlah pinjaman dan jangka waktu yang digunakan untuk melunasinya. Selain itu juga faktor eksternal sangat terkait dengan penentuan suku bunga yang ditetapkan. Perbedaan suku bunga bank yang ditetapkan pada perseorangan dan industri pun berbeda hal ini dikarenakan faktor kemampuan dan perbedaan pengelolaan uang yang digunakan. Industri biasanya bunga lebih kecil karena hasil yang dihasilkan besar sehingga terkait dengan kuantitas penggunaan peminjaman.
  • 23. KESIMPULAN Jadi, suku bunga Bank Indonesia sewaktu-waktu dapat berubah tergantung tingkat iflasi , bila inflasi tinggi maka tingkat suku bunga pun akan di naikan dan apabila tingkat inflasi rendah maka tingkat suku bunga pun rendah. Tetapi tahun sekarang Bank Indonesia masih konsisten pada tingkat suku bunga 5,75% karena BI Rate konsisten dengan kisaran target inflasi 2013 dan 2014 sebesar 3,5% hingga 5,5% dan BI pun akan terus memperkuat program moneter lewat penyerapan lebih banyak likuiditas, via instrumen dengan tenor yang lebih lama. DAFTAR PUSTAKA  http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html  http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank  www.bi.go.id  humasbi@bi.go.id  http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank