Makalah ini membahas tentang suku bunga Bank Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada 5,75% untuk 15 bulan berturut-turut sambil memantau inflasi dan nilai tukar rupiah. Kenaikan harga BBM diperkirakan dapat meningkatkan inflasi akhir tahun.
1. MAKALAH SUKU BUNGA BANK INDONESIA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Pelajaran Kuliah komputer terapan
Disusun Oleh
Natanael Ocktaviano T
(11051343)
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TERAPAN
POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN “AGP”
BANDUNG
2014
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Suku Bunga
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman.
Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan
suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan
kepada kreditur.Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
o Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
o Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor
industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan
meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan sektor lain.
o Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran
tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis).
Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada
dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia
menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat
bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat
masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
3. o Tingkat suku bunga disetiap negara mana pun akan mempunyai tingkat suku
bunga yang berbeda, hal tersebut terkait dengan naik turunnya
perekonomian suatu negara, sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga
merupakan indikator atau barometer perekonomian suatu negara. Pengertian
suku bunga sering kali berbeda, menurut Sawaldjo Puspopranoto dalam
bukunya yang berjudul Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan,
mengatakan bahwa :
“Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Suku bunga adalah
harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya”.
( 2004 ; 12 )
Sawaldjo Puspopranoto pun berpendapat dalam bukunya yang berjudul Keuangan
Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan BI Rate adalah :
“Suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara
periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stance
kebijakan moneter”.
( 2004 ; 60 )
Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan
kepada nasabah. Kutipan dari bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam
bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dua macam bunga
tersebut adalah sebagai berikut :
“ 1. Bunga simpanan
2. Bunga Pinjaman “
( 2002 ; 121-122 )
4. Sehingga dapat dijelaskan kembali pengertian bunga menurut data yang dikutip diatas,
antara lain :
A. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa
bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan bunga yang
harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan
bunga deposito berjangka.
B. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang diberikan oleh bank
terhadap nasabah yang menyimpan hartanya dalam bentuk deposito dengan simpanan
jangka panjang serta adanya perjanjian antara pihak nasabah ( yang memiliki simpanan )
dengan bank, semakin lama jangka waktu penyimpanan deposito berjangka cenderung
makin tinggi juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka
waktu yang lebih lama.
Adapun cara perhitungan suku bunga yang menjelaskan ada hubungannya dengan
inflasi dalam formulanya menurut Irving Fisherpada tahun 1896 yang digunakan sampai
sekarang, antara lain:
(1 + i ) = ( 1 + r ) ( 1 + PE )
atau
i = r + PE + r.PE
5. Dimana :
i = Suku bunga nominal ( Nominal Interest Rate )
r = Suku bunga riil ( Real Interest Rate )
PE = Inflasi yang diharapkan atau diperkirakan ( Expected Inflation )
B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat bunga misalnya penentuan tingkat bunga
sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik mengalami keterbukaan
system dana suatu negara dalam artian penentuan besar penentuan finansial suatu negara
yang cenderung berbeda.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara adalah tingkat bunga
diluar negeri dan depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang
diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam sebuah bank menentukan tingkat bunga
bergantung hasil interaksi antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang keduanya
saling mempengaruhi satu sama lain dan kebijakan suku bunga disamping faktor – faktor
lainnya.
Uraian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga tersbut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya, faktor – faktor tersebut antara lain :
a. Kebutuhan Dana
b. Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
c. Kebijakan pemerintah
d. Target laba yang diinginkan
e. Jangka waktu
6. f. Kualitas jaminan
g. Reputasi perusahaan
h. Produk yang kompetitif
i. Hubungan baik
j. Jaminan pihak ketiga
( 2002 ; 122-124 )
C. faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga, yaitu :
a. Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund,cost of money,
b. cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund.
c. Faktor nasabah, di dalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi padatitik
kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadikerena
pembeli adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank
(suku bunga kredit) yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya.
d. Bank pesaing. Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing– masing
target, harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit akanmerupakan faktor
yang menentukan pula. Jadi dalam penetapan suku bungakredit ini perlu
dipertimbangkan pula.
e. Mutu pelayanan. Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap
akan memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh
kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersediamembayar suku
bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat
diterima saat itu juga.
f. Resiko usaha. Hampir pada setiap jenis usaha mengandung risiko baik risikoyang
besar atau yang kecil sifatnya. Adanya risiko–risiko yang akan dihadapioleh para
pengusaha ini perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan.
7. D. Suku bunga Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) Selasa lalu mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada
level 5,75% selama 15 bulan berturut-turut. Keputusan ini menyusul perlambatan
ekonomi kuartal I hingga laju terendah dalam dua setengah tahun.
Dalam pernyataannya, BI menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada
pada batas bawah kisaran proyeksi 6,2% hingga 6,6%. Pertumbuhannya bakal dipacu
penguatan konsumsi dalam negeri. Angka itu serupa dengan pertumbuhan ekonomi
tahun lalu sebesar 6,23%. Hingga bulan lalu, prediksi BI mencapai 6,3% hingga 6,8%.
“BI Rate konsisten dengan kisaran target inflasi 2013 dan 2014 sebesar 3,5% hingga
5,5%…BI akan terus memperkuat program moneter lewat penyerapan lebih banyak
likuiditas, via instrumen dengan tenor yang lebih lama,” kata BI dalam pernyataannya.
Sebanyak 10 ekonom yang sebelumnya disurvei Dow Jones Newswires
memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan. Beberapa di antaranya
memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga pada level 5,75% hingga akhir
tahun, demi menyokong pertumbuhan ekonomi. Mereka memperkirakan kenaikan suku
bunga pinjaman Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) untuk menyerap likuiditas.
Fasbi kini berada pada level 4,0%. Kenaikannya bisa menjadi semacam pengetatan
kebijakan, yang dapat mendorong suku bunga antarbank menjadi lebih tinggi.
“Kami memperkirakan suku bunga BI bertahan pada level yang sama hingga akhir
tahun. Sedangkan kenaikan Fasbi bisa terjadi dalam kuartal III dan kuartal IV, masing-masing
25 basis poin,” papar Eric Sugandi, ekonom Standard Chartered.
“Meski demikian, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat mendorong
inflasi akhir tahun menjadi antara 7,5% dan 8,0%. Bila inflasi menguat hingga level itu,
ada risiko suku bunga BI dinaikkan sebesar 50 basis poin pada akhir tahun,” sahutnya.
8. Menurut pengamat, kenaikan suku bunga pinjaman Fasbi bergantung pada
keputusan pemerintah mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah telah
menegaskan niatnya untuk terlebih dulu memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) terkait kompensasi bagi warga miskin.
Keputusan DPR diharapkan keluar beberapa pekan mendatang. Setelah itu, barulah
pemerintah fokus pada proposal kenaikan harga BBM bersubsidi.
“BI masih berhati-hati menanggapi perkiraan kenaikan inflasi terkait rencana
kebijakan subsidi [BBM] oleh pemerintah… BI akan terus mewaspadai risiko terhadap
tekanan inflasi dan nilai tukar. BI akan menyesuaikan respons kebijakan moneter bila
diperlukan,” kata BI kembali.
9. BI Rate
(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)
Tanggal BI Rate Siaran Pers
14 Mei 2013 5.75% Pranala siaran pers
11 April 2013 5.75% Pranala siaran pers
7 Maret 2013 5.75% Pranala siaran pers
12 Feb 2013 5.75% Pranala siaran pers
10 Jan 2013 5.75% Pranala siaran pers
11 Des 2012 5.75% Pranala siaran pers
8 Nov 2012 5.75% Pranala siaran pers
11 Okt 2012 5.75% Pranala siaran pers
13 Sept 2012 5.75% Pranala siaran pers
9 Agust 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 Juli 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 Juni 2012 5.75% Pranala siaran pers
10 Mei 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 April 2012 5.75% Pranala siaran pers
8 Maret 2012 5.75% Pranala siaran pers
9 Feb 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 Jan 2012 6.00% Pranala siaran pers
8 Des 2011 6.00% Pranala siaran pers
10 Nov 2011 6.00% Pranala siaran pers
11 Okt 2011 6.50% Pranala siaran pers
10. 8 Sept 2011 6.75% Pranala siaran pers
9 Agust 2011 6.75% Pranala siaran pers
12 Juli 2011 6.75% Pranala siaran pers
9 Juni 2011 6.75% Pranala siaran pers
12 Mei 2011 6.75% Pranala siaran pers
12 April 2011 6.75% Pranala siaran pers
4 Maret 2011 6.75% Pranala siaran pers
4 Feb 2011 6.75% Pranala siaran pers
5 Jan 2011 6.50% Pranala siaran pers
3 Des 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Nov 2010 6.50% Pranala siaran pers
5 Okt 2010 6.50% Pranala siaran pers
3 Sept 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Agust 2010 6.50% Pranala siaran pers
5 Juli 2010 6.50% Pranala siaran pers
3 Juni 2010 6.50% Pranala siaran pers
5 Mei 2010 6.50% Pranala siaran pers
6 April 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Maret 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Feb 2010 6.50% Pranala siaran pers
6 Jan 2010 6.50% Pranala siaran pers
3 Des 2009 6.50% Pranala siaran pers
11. 4 Nov 2009 6.50% Pranala siaran pers
5 Okt 2009 6.50% Pranala siaran pers
3 Sept 2009 6.50% Pranala siaran pers
5 Agust 2009 6.50% Pranala siaran pers
3 Juli 2009 6.75% Pranala siaran pers
3 Juni 2009 7.00% Pranala siaran pers
5 Mei 2009 7.25% Pranala siaran pers
3 April 2009 7.50% Pranala siaran pers
4 Maret 2009 7.75% Pranala siaran pers
4 Feb 2009 8.25% Pranala siaran pers
7 Jan 2009 8.75% Pranala siaran pers
4 Des 2008 9.25% Pranala siaran pers
6 Nov 2008 9.50% Pranala siaran pers
7 Okt 2008 9.50% Pranala siaran pers
4 Sept 2008 9.25% Pranala siaran pers
5 Agust 2008 9.00% Pranala siaran pers
3 Juli 2008 8.75% Pranala siaran pers
5 Juni 2008 8.50% Pranala siaran pers
6 Mei 2008 8.25% Pranala siaran pers
3 April 2008 8.00% Pranala siaran pers
6 Maret 2008 8.00% Pranala siaran pers
6 Feb 2008 8.00% Pranala siaran pers
12. 8 Jan 2008 8.00% Pranala siaran pers
6 Des 2007 8.00% Pranala siaran pers
6 Nov 2007 8.25% Pranala siaran pers
8 Okt 2007 8.25% Pranala siaran pers
6 Sept 2007 8.25% Pranala siaran pers
7 Agust 2007 8.25% Pranala siaran pers
5 Juli 2007 8.25% Pranala siaran pers
7 Juni 2007 8.50% Pranala siaran pers
8 Mei 2007 8.75% Pranala siaran pers
5 April 2007 9.00% Pranala siaran pers
6 Maret 2007 9.00% Pranala siaran pers
6 Feb 2007 9.25% Pranala siaran pers
4 Jan 2007 9.50% Pranala siaran pers
7 Des 2006 9.75% Pranala siaran pers
7 Nov 2006 10.25% Pranala siaran pers
5 Okt 2006 10.75% Pranala siaran pers
5 Sept 2006 11.25% Pranala siaran pers
8 Agust 2006 11.75% Pranala siaran pers
6 Juli 2006 12.25% Pranala siaran pers
6 Juni 2006 12.50% Pranala siaran pers
9 Mei 2006 12.50% Pranala siaran pers
5 April 2006 12.75% Pranala siaran pers
13. 7 Maret 2006 12.75% Pranala siaran pers
7 Feb 2006 12.75% Pranala siaran pers
9 Jan 2006 12.75% Pranala siaran pers
6 Des 2005 12.75% Pranala siaran pers
1 Nov 2005 12.25% Pranala siaran pers
4 Okt 2005 11.00% Pranala siaran pers
6 Sept 2005 10.00% Pranala siaran pers
9 Agust 2005 8.75% Pranala siaran pers
5 Juli 2005 8.50% Pranala siaran pers
No. 14/24/PSHM/Humas
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 12 Juli 2012
memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Bank Indonesia
memandang bahwa tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan tekanan inflasi
yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5%
± 1%. Di sisi eksternal, Bank Indonesia terus mewaspadai melemahnya perekonomian
global yang berdampak pada melambatnya ekspor di tengah masih tingginya impor sejalan
dengan kuatnya permintaan domestik. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia terus
memperkuat pengelolaan nilai tukar sesuai fundamentalnya dan didukung oleh langkah-langkah
lanjutan dalam operasi moneter dan pendalaman pasar valas dalam rangka menjaga
agar penyesuaian keseimbangan eksternal berjalan secara teratur. Dengan langkah-langkah
kebijakan tersebut, tekanan neraca pembayaran diperkirakan kembali berkurang dalam
paruh kedua tahun 2012.
14. Dewan Gubernur mewaspadai kecenderungan perekonomian global yang
mengalami pelemahan dan diliputi ketidakpastian yang cukup besar. Penyelesaian
krisis di Eropa diperkirakan masih memerlukan waktu yang panjang, meskipun terdapat
sejumlah kemajuan dengan hasil European Union Summit beberapa waktu yang lalu. Di
samping berlanjutnya persepsi negatif di pasar keuangan global, ekonomi Eropa akan
mengalami resesi pada tahun ini sebelum berangsur membaik pada tahun 2013. Di sisi lain,
kondisi perekonomian AS juga masih rentan di tengah risiko fiskal ke depan yang masih
dalam proses penyelesaian. Melemahnya perekonomian global telah berdampak pada
pertumbuhan negara-negara di Asia, seperti China dan India, yang merupakan mitra dagang
utama Indonesia. Sementara itu, harga komoditas global, termasuk harga minyak, terus
menurun seiring dengan permintaan dunia yang melemah. Hal itu juga diikuti dengan
tekanan inflasi global yang terus menurun.
Melemahnya perekonomian dunia mulai berdampak pada kinerja sisi
eksternal perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi diprakirakan
akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Dengan menurunnya kinerja ekspor,
pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2012 diprakirakan tumbuh lebih rendah yaitu
sebesar 6,3% dan berada pada kisaran 6,1-6,5% pada tahun 2012 dan 6,3-6,7% tahun 2013.
Tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh tetap kuatnya
permintaan domestik, baik konsumsi dan investasi yang tumbuh cukup tinggi. Di sisi
sektoral, seluruh sektor ekonomi diprakirakan masih tumbuh dengan baik. Sektor-sektor
yang diprakirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi ke depan, antara lain
sektor transportasi dan komunikasi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor
industri.
Neraca Pembayaran Indonesia diprakirakan mengalami tekanan pada
triwulan II-2012 dan cenderung membaik pada paruh kedua 2012. Defisit transaksi
berjalan di triwulan II-2012 diperkirakan lebih besar dibandingkan defisit di triwulan
sebelumnya akibat kinerja ekspor yang menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi
dunia di tengah masih tingginya impor untuk mendukung kegiatan ekonomi domestik.
15. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial (TMF) di triwulan II-2012
diprakirakan masih cukup tinggi, terutama ditopang oleh tingginya investasi langsung
(FDI) dan membaiknya arus portofolio asing. Ke depan, penyesuaian terhadap impor bahan
baku sejalan dengan menurunnya ekspor akan mengurangi tekanan defisit neraca transaksi
berjalan. Sementara itu, cadangan devisa sampai dengan akhir Juni 2012 mencapai 106,5
miliar dolar AS, atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
Pemerintah.
Nilai tukar Rupiah pada triwulan II-2012 masih mengalami tekanan
depresiasi, namun dengan volatilitas yang terjaga dibandingkan triwulan sebelumnya
didukung oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Rupiah secara
point-to-point melemah sebesar 2,65% (qtq) ke level Rp9.393 per dolar AS atau secara
rata-rata melemah 2,27% (qtq) menjadi Rp9.277 per dolar AS. Tekanan terhadap nilai tukar
Rupiah dipengaruhi oleh dinamika krisis di Eropa yang mendorong meningkatnya
permintaan valas terkait portfolio rebalancing oleh pelaku nonresiden. Selain itu,
permintaan valas domestik juga meningkat seiring dengan impor yang tinggi. Bank
Indonesia terus menempuh langkah-langkah untuk menjaga keseimbangan di pasar valas
maupun pengembangan instrumen moneter valas untuk mendukung stabilisasi nilai tukar
Rupiah sesuai fundamentalnya dan sejalan dengan pergerakan mata uang kawasan Asia.
Tekanan Inflasi pada triwulan II-2012 masih relatif rendah. Inflasi IHK pada
triwulan II-2012 tercatat 0,90% (qtq) sehingga secara tahunan tercatat sebesar 4,53% (yoy).
Secara fundamental, inflasi masih terkendali sebagaimana tercermin pada inflasi inti yang
berada level yang rendah (4,15%, yoy) seiring dengan penurunan harga komoditas global
dan ekspektasi yang membaik. Sementara itu, harga bahan pangan mengalami peningkatan
akibat terganggunya pasokan. Di sisi lain, inflasi administered prices minimal seiring
dengan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang harga barang dan jasa yang bersifat
strategis. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan moderat dan diperkirakan tetap berada
dalam kisaran sasarannya.
16. Stabilitas sistem perbankan tetap terjaga dan disertai dengan fungsi
intermediasi yang terus meningkat dalam mendukung pembiayaan perekonomian.
Industri perbankan menunjukkan kinerja yang semakin solid sebagaimana tercermin pada
tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas
minimum 8% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di
bawah 5%. Sementara itu, intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari
pertumbuhan kredit yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3% (yoy). Kredit investasi
tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,3% (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing
tumbuh sebesar 28,9% (yoy) dan 20,3% (yoy).
Ke depan, Dewan Gubernur tetap fokus pada upaya menjaga keseimbangan
eksternal, terutama untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dan pengendalian
inflasi. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan
makroprudensial yang telah ditempuh selama ini. Respon kebijakan suku bunga BI Rate
tetap diarahkan untuk mengendalikan tekanan inflasi dari sisi fundamental sesuai prakiraan
makroekonomi ke depan. Bank Indonesia akan melanjutkan penguatan operasi moneter dan
kebijakan makroprudensial, termasuk dengan menjaga kecukupan likuiditas dan
mendorong pendalaman pasar keuangan, untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menjaga
ekspektasi inflasi. Di samping itu, koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah juga
terus diperkuat.
E. Apa itu SBI a.k.a Suku Bunga Acuan?
BI (Bank Indonesia) ialah bank sentral negara kita. Kalau bank sentral amerika
itu bisa disebut Federal Reserve a.k.a Fed, kalau di eropa ada European Central Bank, dsb
dsb. Pada intinya, setiap negara pastilah mempunyai central bank.
17. Fungsi Setral Bank
Isitlah dummies untuk kegunaan sentral bank itu banyak, mulai dari ; memaintain surat
utang negara, penerbitan surat berharga, menjaga suku bunga dasar bank suatu negara,
memanage devisa negara, mempertahankan kurs mata uang suatu negara, membail out,
correspondence bank saat transfer antar negara, dsb.
SBI sendiri pada saat post ini dibuat berada pada kisaran 6, 75 %. :)
SBI sendiri tidak boleh kerendahan, tidak boleh juga ketinggian.
F. SUKU BUNGA BANK
Kamsir (2003: 133) menyatakan bunga bank merupakan balas jasa yangdiberikan oleh bank
yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yangmembeli atau menjual
produknya. Atau bisa diartikan sebagai harga yang harusdibayar kepada nasabah (yang
memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memiliki pinjaman).
Jenis Suku Bunga Bank
1. Bunga Simpanan merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah
pemilik simpanan. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman (suku bunga kredit) merupakan bunga yang dibebankan kepada para
peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada
bank. Disebut juga bunga kredit. Suku bunga simpanan dan pinjaman bank merupakan
komponenutama biaya dan pendapatan bagi bank.
18. Suku Bunga Pinjaman( Lending Rate )
Kebijakan Bank Indonesia dalam upaya mencapai kestabilan perekonomian dan menekan
tingginya laju inflasi sebagai akibat meningkatnya jumlah uang yang beredar adalah dengan
membebaskan pengaturan tingkat suku bunga. Hal ini berdampak cukup baik karena suku
bunga yang tinggi akanmendorong orang untuk menanamkan dananya di bank
daripadamenginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang risikonya lebih
besar jika dibandingkan dengan menanamkan uang di bank terutama dalam
bentuk deposito. Suku bunga yang tinggi akan menyedot jumlah uang yang beredar
dimasyarakat. Namun di sisi lain tingginya suku bunga akan meningkatkan nilai uang
selain menyebabkan besarnya opportunity cost
pada sektor industri atau sektor riil.
Penetapan Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate)
Pada dasarnya pricing pinjaman (lending rate) harus ditetapkan minimal dapat menutupi
semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembaliannya yang
memadai. Selain itu penetapan pricing pinjaman juga untuk mencapai target pangsa pasar,
penetrasi sektor ekonomi, dan pertumbuhan aktif serta kualitasnya disamping mencapai
target manajemen gap. Dalam dunia perbankan sekarang terdapat banyak metode pricing
pinjaman yang biasadigunakan. Namun yang paling umum adalah suku bunga tetap dan
suku bungavariabel yang dipengaruhi perubahan base rate , dan suku bunga variabel yang
di review secara berkala. Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing
yang rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu :
a) Cost of fund
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana tersebut.
b) Premi resiko industri yang bervariasi menurut jenis industri, mencerminkan risiko dari
suatu industri tertentu, berubah bila kondisi itu berubah dandidasarkan pada latar belakang
kolektibilitas serta prakiraan sekarang tentang prospek industri.
c) Premi risiko perusahaan/debitur yang mencerminkan risiko berkaitan dengan debitur-debitur
tertentu, merupakan antisipasi terhadap penghapusan pinjaman,menutupi biaya
pinjaman nonlancar dan kemungkinan dipengaruhi olehstruktur pinjaman.
19. faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga, yaitu :
a) Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund,cost of money,
cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund.
b) Faktor nasabah, di dalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi padatitik
kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadikerena pembeli
adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga kredit)
yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya.
c) Bank pesaing. Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing– masing target,
harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit akanmerupakan faktor yang menentukan
pula. Jadi dalam penetapan suku bungakredit ini perlu dipertimbangkan pula.
d) Mutu pelayanan. Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap akan
memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh kepastian
tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersediamembayar suku bunga kredit yang
lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat diterima saat itu juga.
e) Resiko usaha. Hampir pada setiap jenis usaha mengandung risiko baik risikoyang besar
atau yang kecil sifatnya. Adanya risiko–risiko yang akan dihadapioleh para pengusaha ini
perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan.
G. Pengertian dan Definisi Bunga Bank
Semenjak pemerintah semakin memperketat aturan operasional perbankan, pihak bank
saat ini tidak bisa berlomba - lomba memberikan bunga yang tinggi kepada para
nasabahnya atas uang yang disimpan nasabah di dalam bank. Hal ini berbeda dengan
kondisi sekitar 20 tahun yang lalu dimana demi menarik minat nasabah untuk menyimpan
uang sebanyak - banyaknya di bank, pihak bank memberikan penawaran bunga yang tinggi
kepada nasabahnya. Saat ini pun nasabah dituntut untuk tetap cerdas menyikapi penawaran
bunga bank yang agak mencurigakan. Satu hal yang harus diperhatikan nasabah dalam
memilih bank adalah adanya jaminan dari pemerintah (biasa disebut LPS = Lembaga
Penjamin Simpanan) sehingga bila sesuatu terjadi, dana kita di bank tetap aman.
20. Berikut ini adalah pengertian dan definisi bunga bank:
# M. SYAFI'I ANTONIO
Bunga bank adalah kompensasi yang wajar diberikan pada nasabah agar yang
bersangkutan tidak dirugikan.
Bunga bank adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang melebihi
jumlah barang yang dipinjamkan
# ANDIEK KURNIAWAN & DWI ROSSALIA
Bunga bank adalah keuntungan yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan persentase dan jumlah tabungan (modal) nasabah
# WORO VIDYA AYUNINGTYAS
Bunga bank adalah keuntungan yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya setiap
jangka waktu tertentu
# KHOE YAU TUNG
Bunga bank adalah besarnya jasa imbalan yang diberikan oleh lembaga keuangan
(bank)
# RIMSKY J. JUDISSENO
Bunga bank adalah penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan dari pihak yang
meminjam atau memanfaatkan uang (bank)
# FACHMI BASYAIB
Bunga adalah sesuatu yang dihasilkan dari keuntungan aset keuangan, tujuannya
adalah untuk memberikan pada investor keuntungan bagi investasi dana yang dimilikinya
21. # SYAMSUDDIN
Bunga bank adalah suatu balas jasa yang berbentuk uang yang diberikan oleh bank
kepada nasabahnya atas sejumlah uang yang disetor setelah jangka waktu tertentu
# RAY C FAIR
Bunga bank adalah fee yang dibayar bank kepada nasabahnya
# GUNARTO SUHARDI
Bunga bank adalah sekadar pengganti kerugian bagi nasabah dari pihak bank atas
penundaan pemakaian dananya sekarang
H. Pengertian Suku Bunga Bank
Bunga bank masih pro dan kontra, namun bagaimanapun juga untuk memilih apakah
Anda akan menghalalkan atau mengharamkannya tentu Anda harus memahami terlebih
dahulu pengertian suku bunga bank agar tidak salah memilih pendapat.Bunga bank
merupakan kelebihan uang yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang
menggunakan pelayanannya baik untuk membeli atau menjual produk. Atau juga kelebihan
uang yang diberikan kepada nasabah yang memiliki sejumlah uang yang disimpan di bank
baik dalam bentuk tabungan deposito maupun tabungan berjangka.Suku bunga bank antara
satu bank dengan bank lainnya berbeda. Ada yang menetapkan bunga tinggi ataupun
rendah. Biasanya suku bunga yang tinggi diberikan jika nasabah melakukan transaksi
dalam jumlah besar dan jumlah transaksi kecil diberikan bunga yang rendah. Atau bisa juga
jumlah besar kecil ini tergantung pada kebijakan yang diberlakukan di bank itu sendiri
tidak terkait dengan faktor eksternal bank.
22. Dua jenis suku bunga bank meliputi kelebihan uang dari yang berasal dari simpanan
uang yang diberikan bank kepada nasabah dan bunga pinjaman yang merupakan bunga
yang harus dibayarkan nasabah ke bank karena pinjaman yang dilakukannya.Adapun suku
bunga yang diberikan oleh setiap bank setinggi apapun tidak bisa melebihi kebijakan Bank
Indonesia karena terkait dengan kestabilan perekonomian negara.
Suku bunga yang terlalu tinggi bisa menyedot jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Maka, pemerintah dalam hal ini melalui Bank Indonesia mengatur kebijakan
penentuan suku bunga bank agar tidak merugikan masyarakat tsecara keseluruhan.
Sedangkan penetapan suku bunga pinjaman ke bank biasanya ditetapkan terkait dengan
jumlah pinjaman dan jangka waktu yang digunakan untuk melunasinya. Selain itu juga
faktor eksternal sangat terkait dengan penentuan suku bunga yang ditetapkan. Perbedaan
suku bunga bank yang ditetapkan pada perseorangan dan industri pun berbeda hal ini
dikarenakan faktor kemampuan dan perbedaan pengelolaan uang yang digunakan. Industri
biasanya bunga lebih kecil karena hasil yang dihasilkan besar sehingga terkait dengan
kuantitas penggunaan peminjaman.
23. KESIMPULAN
Jadi, suku bunga Bank Indonesia sewaktu-waktu dapat berubah tergantung tingkat
iflasi , bila inflasi tinggi maka tingkat suku bunga pun akan di naikan dan apabila tingkat
inflasi rendah maka tingkat suku bunga pun rendah. Tetapi tahun sekarang Bank Indonesia
masih konsisten pada tingkat suku bunga 5,75% karena BI Rate konsisten dengan kisaran target
inflasi 2013 dan 2014 sebesar 3,5% hingga 5,5% dan BI pun akan terus memperkuat
program moneter lewat penyerapan lebih banyak likuiditas, via instrumen dengan tenor
yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html
http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank
www.bi.go.id
humasbi@bi.go.id
http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank