Dokumen tersebut membahas tiga skema aliran dana investor ke bank syariah yaitu mudharabah muqayyadah off balance sheet, on balance sheet, dan mudharabah mutlaqah on balance sheet. Kemudian memberikan contoh perhitungan bagi hasil untuk masing-masing skema berdasarkan asumsi-asumsi tertentu seperti jumlah dana investor, nisbah bagi hasil, dan pendapatan usaha. Dokumen juga membahas penentuan tingkat bobot dana dan conto
2. Dari Sudut Pandang Investor
Terdapat tiga skema aliran dana dari nasabah
investor kepada Bank, yakni Sebagai berikut:
1. Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet
2. Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet
3. Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet
3. Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet
RIA off-Balance Sheet
Dalam skema ini, aliran dana berasal dari satu
nasabah investor kepada satu nasabah
pembiayaan , disini bank Syariah bertindak
sebagai arranger saja. Pencatatan transaksinya
dibank syariah secara off balance Sheet. Bagi
hasilnya hanya melibatkan nasabah investor dan
Pelaksana Usaha saja.
Besar bagi hasil tergantung kesepakatan antara
nasabah investor dan nasabah Pembiayaan
Bank hanya memperoleh aranger fee
4. Lanjutan....
Disebut Mudhorobah karena skemanya bagi
Hasil
Disebut Muqayyadah karena ada Pembatasan,
yaitu hanya untuk pelaksana usaha tertentu
Dan Off balance-Sheet karena tidak dicatat
dalam neraca Bank.
5. Contoh kasus
Bagaimana cara perhitungan bagi hasilnya misal
seorang nasabah investor ingin berinvestasi
sebesar Rp 10 milyar dan disepakati nisbah bagi
hasil antara investor dengan pelaksana usaha
sebesar 35:65.
Karena bank bertindak sebagai arranger, tidak
ada dana bank yang digunakan.
Katakan pula pada akhir bulan pendapatan dari
usaha yang dibiayai sebesar Rp 160 juta. Bagi
hasil investasi nasabah investor dapat dihitung
dengan sistem sbb:
6. Jawaban
Jumlah dana nasabah investor
Dana bank
Pembiayaan yang disalurkan=
A+B
Pendapatan dari usaha yang
dibiayai
Nisbah bagi hasil nasabah
Porsi bagi hasil untuk nasabah
investor
H=(DxG)
A
B
C
D
G
H
10.000.000.000
0
10.000.000.000
160.000.000
0,35
56.000.000
Dengan demikian bagi hasil yang diterima oleh nasabah investor
Tersebut pada bulan yang bersangkutan sebesar Rp 56.000.000,00
Sebelum pajak
7. Mudharabah Muqayyadah on Balance
Sheet/RIA on balance sheet
Dalam skema ini aliran dana dapat terjadi dari satu
nasabah investor ke sekelompok pelaksana usaha
dalam beberapa sektor terbatas. Misalnya pertanian,
manufaktur, dan jasa.
Nasabah investor lainnya mungkin mensyaratkan
dananya hanya boleh dipakai untuk pembiayaan di
sektor pertambangan, properti dan petanian.
Selain berdasarkan sektor usaha, nasabah investor
dapat saja mensyaratkan berdasarkan jenis akad
yang digunakan. Misalnya hanya boleh digunakan
berdasarkan akad penjualan cicilan saja atau
penyewaan cicilan saja atau kerjasama usaha
8. Contoh kasus
Misalnya seorang nasabah investor ingin berinvestasi di
sektor perdagangan sebesar Rp 100 juta.
Total dana mudhorobah yang diinvestasikan di sektor
perdagangan adalah Rp 90 milyad. Namun tidak seluruh
dana ini dapat digunakan oleh bank, karena bank harus
menyisihkan 5 % dari dana tersebut sebagai simpanan
wajib di bank Indonesia.
Jika bank juga ikut melakukan investasi di sektor
perdagangan sebesar Rp 14,5 milyad sehingga jumlah
dana nasabah investor dan dana bank untuk sektor
perdagangan sebesar Rp 100 milyad. Katakanlah
disepakati nisbah bagihasil antara bank dan nasabah
investor 50:50 pada akhir bulan, sektor perdagangn dan
yang dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,6 M
9. Bagi hasil dihitung sbb:
Jumlah seluruh dana nasabah
investor
Jumlah dana nasabah investor yang
dapat disalurkan untuk pembiayaan =
Dana bank dalam pembiayaan proyek
Pembiayaan yang disalurkan= B+C
Pendapatan dari penyaluran
pembiayaan
Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah/investor
F=(B/D) x E (I/A) x 1000
A
B
C
D
E
F
90.000.000.000
85.500.000.000
14.500.000.000
100.000.000.000
1.600.000.000
15,20
10. Lanjutan
Perhitungan di atas digunakan untuk
menunjukkan pada bulan yang bersangkutan
berapa rupiah yang dihasilkan dari tiap Rp 1000
dana nasabah/investor yang digunakan untuk
pembiayaan.
Angka ini (pada tabel tersebut sebesar Rp 15,20)
Kemudian digunakan untuk perhitungan
selanjutnya,
Pada bulan tersebut bagi hasil yang diterima
sebesar
11. Lanjutan
Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah investor
Saldo rata-rata harian
Nisbah bagi hasil nasabah
Porsi bagi hasil untuk nasabah
I = F x (50/100) x (G/1000)
F
G
H
I
15,20
100.000.000
50,00
760.000.000
Dengan demikian bagi hasil yang diterima oleh nasabah /investor tersebut
Pada bulan yang bersangkutan sebesar Rp 760.000 sebelum pajak.
12. Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet
URIA on balance sheet
Dalam skema ini, seluruh dana nasabah/investor
kepada bank digunakan tanpa ada batasan
tertentu pada pelaksana usaha yang dibiayai
maupun akad yang digunakan.
Nasabah investor memberikan kebebasan secara
mutlak kepada bank syariah untuk mengatur
seluruh aliran dana, termasuk memutuskan jenis
akad dan pelaksana usaha di seluruh sektor.
13. Contoh kasus
Misalnya seorang nasabah/investor ingin melakukan
investasi dengan cara ini sebesar Rp 100 juta, sedangkan
total dana nasabah investor yang ingin investasi dengan
cara ini sebesar Rp 100 milyard,
Namun tidak seluruh dana ini dapat digunakan oleh bank,
karena bank harus menyisihkan 5 % dari dana tersebut
sebagai simpanan wajib di BI.
Katakanlah bank juga ikut melakukan investasi di sektor
perdagangan sebesar Rp 145 milyard sehingga jumlah
dana nasabah investor dan dana bank untuk investasi
sebesar Rp 1000 milyard.
Katakanlah disepakati nisbah bagi hasil antara bank dan
nasabah investor sebesar 35:65 pada akhir bulan,
investasi yang dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar
16 milyad. Bagi hasil dihitung sbb:
14. Bagi hasil dihitung sbb:
Jumlah seluruh dana nasabah
investor
Jumlah dana nasabah investor yang
dapat disalurkan untuk pembiayaan =
Dana bank dalam pembiayaan proyek
Pembiayaan yang disalurkan= B+C
Pendapatan dari penyaluran
pembiayaan
Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah/investor
F=(B/D) x E (I/A) x 1000
A
B
C
D
E
F
900.000.000.000
855.000.000.000
145.000.000.000
1.000.000.000.000
16.000.000.000
15,20
15. Lanjutan
Perhitungan di atas digunakan untuk
menunjukkan pada bulan yang bersangkutan
berapa rupiah yang dihasilkan dari tiap Rp 1000
dana nasabah/investor yang digunakan untuk
pembiayaan.
Angka ini (pada tabel tersebut sebesar Rp 15,20)
Kemudian digunakan untuk perhitungan
selanjutnya,
Pada bulan tersebut bagi hasil yang diterima
sebesar
16. Lanjutan
Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah investor
Saldo rata-rata harian
Nisbah bagi hasil nasabah
Porsi bagi hasil untuk nasabah
I = F x (50/100) x (G/1000)
F
G
H
I
15,20
100.000.000
0,65
988.000
Dengan demikian bagi hasil yang diterima oleh nasabah /investor tersebut
Pada bulan yang bersangkutan sebesar Rp 988.000 sebelum pajak.
17. Dari Sudut Pandang Pihak Bank
Berbeda dengan perhitungan bagi hasil dilihat
dari sudut pandang nasabah yang lebih terfokus
pada perhitungan beberapa bagi hasil yang akan
didapatkan oleh nasabah. Pada susdut pandang
pihak bank bagi hasil ditujukan juga untuk
menentukan beberapa besar nisbah bagi hasil
dan alokasi bagi hasil yang akan dibagikan
kepada Nasabah
18. Penentuan Tingkat BOBOT
Yang dimaksud dengan bobot adalah tingkat
prosentase produk pendanaan yang dapat
dimanfaatkan untuk dana pembiayaan. Dengan
demikian tidak semua dana nasabah dapat
dimanfaatkan untuk Pembiayaan. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya tuntutan terlaksananya
ssitem prudential banking dan terpenuhinya
kebutuhan likuiditas.
19. Beberapa faktor yang menentukan
tingkat BOBOT adalah
1. Tingkat Giro Wajib Minimum yang ditetapkan
oleh bank sentral. Untuk Indonesia BI
menetapkan GWM bagi rupiah adalah 5% dan
GWM bagi dollar adalah 3%
2. Besarnya Cadangan dana yang dibutuhkan
oleh Bank untuk menjamin terlaksanya
operasional perbankan sehingga bank akan
menyimpan cadangan danaya diatas kewajiban
yang 5%
3. Tingkat besarnya dana-dana yang tertarik setor
oleh nasabah atau investor (Floating)
20. Dalam bentuk equation, teknis
perhitungan tingkat Bobot adalah
Tingkat bobot=1-(GWM+Excess Reserve + Floating Rate)
Semakin tinggi tingkat bobot menunjukkan semakin besar dana
nasabah yang dapat digunakan sebagai dana Pembiayaan. Dan
sebaliknya semakin Rendah tingkat bobot maka semakin kecil
juga Presentase dana yang dapat digunakan sebagai Dana
Pembiayaan.
Besarnya Tingkay EXCESS RESERVE dan Floating dipengaruhi
oleh karakteristik dari setiap Produk yang ada. Untuk Produk
yang memiliki tingkat turn over yang besar, maka biasanya bank
akan menetapkan tingkat Floating untuk jenis ini lebih tinggi dari
Produk lain yang memiliki turn over lebih kecil
21. Contoh Saldo Bulanan
Hitunglah tingkat Bobot untuk masing-masing
jenis Produk untuk saldo Bulanan, bila
diasumsikan tingkat GWM untuk rupiah 5%,
Tingkat EXESS RESERVE untuk semua Produk
2%, dan Floating Rate untuk Giro, tabungan dan
Deposito berturut turut 4%,3%, dan 2%.
Jika Berturut turut untuk masing masing produk
pendanaan tersebut mempunyai nilai nominal Rp.
800 juta untuk Giro, Rp. 1,2 M untuk Tabungan
dan 2,4 M untuk deposito. Maka berapakah total
dana pihak ketiga yang dapat digunakan sebagai
Dana Pembiayaan
22. Menghitung Tingkat BOBOT
Jenis GWM EXESS
RESERVE
Floating
rate
Bobot Nilai
Nominal
dalam
Juta
Salda
Tetimba
ng
Ket.
GIRO
Tabung
an
Deposito
Mudhoro
bah
5%
5%
5%
2%
2%
2%
4%
3%
2%
89%
90%
91%
800
1,200
2,400
712
1080
2184
24. TABEL DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)
Jenis
Produk
Rata-rata
Sebulan
Saldo
Harian
Bobot*
)
Saldo Rata-
rata
Tertimbang*
*) Distri-busi
Distribusi
Penyimpan Dana Bank
Porsi Pendapatan Porsi Pendapatan
(0) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(A) (B) (A)x(B) = (C) (D) (E) (F)=(D)x(E) (G) (H)=(D)x(G)
Rekening
Giro
10000000 0,700 7000000 D1 0,250 F1 0,750 H1
Rek.
Tabungan
60000000 1,000 60000000 D2 0,550 F2 0,450 H2
Deposito
Mudharab
ah
1 bulan
10000000 0,800 8000000 D3 0,570 F3 0,430 H3
3 bulan 20000000 0,850 17000000 D4 0,600 F4 0,400 H4
6 bulan 5000000 0,900 4500000 D5 0,580 F5 0,420 H5
12 bulan 10000000 1,000 10000000 D6 0,570 F6 0,430 H6
Grand
Total
115000000 (B) 106500000 (D)
20000000
(F) (H)
Keterangan : D1=C1/Grand Total C x Grand Total D, dst
*) Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating)
**) Dalam bank konvensional dikenal dengan loanable funds
25. Saldo rata-rata harian untuk jenis produk funding
di bank syari’ah ditentukan sebagai berikut:
1. Menentukan tanggal berapa keuntungan yang
diperoleh dari penempatan dana akan dibagi-hasilkan.
Misalnya setiap buLan ditentukan pada tanggal 25
bulan ybs, maka pendapatan yang akan
dibagihasilkan kepada penyimpan dana adalah
pendapatan yang diperoleh sejak tanggal 26 bulan
sebelumnya sampai dengan tanggal 25 pada bulan di
mana pendapatan tersebut dibagi hasilkan
2. Jumlah hari yang dihitung dalam satu bulan adalah
sesuai dengan hitungan kalender. Oleh karena itu,
saldo rata-rata harian per bulan dihitung sejak tanggal
26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya.
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN
26. Contoh kasus :
Tuan Amir adalah nasabah Bank Syari’ah at-Taqwa,
berupa tabungan Mudharabah. Catatan kartu
tabungannya menunjukkan transaksi sebagai berikut:
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN
Tanggal Debet Kredit Saldo
26/6/02 575.000 575.000
02/7/02 125.000 450.000
10/7/02 250.000 700.000
15/7/02 100.000 600.000
21/7/02 400.000 1.000.000
27. Tabel: 2
Menghitung Saldo Rata-Rata Harian
Sandi Penyetoran :1 Kadar keuntungan :4 Rupa-rupa :7
Pengambilan :2 Pembetulan kesalahan :5 Pajak :8
Pemindahbukua
n :3 Pemindahan saldo :6 Zakat :9
Tanggal Sandi Debet Rp Kredit Rp PC Pengesahan Petugas Bank
27-Oct-97 1 575000 575000
2-Nov-97 2 125000 450000
10-Nov-97 1 250000 700000
15-Nov-97 2 100000 600000
21-Nov-97 1 400000 1000000
Maka saldo rata harian perbulan adalah
27-Oct-97 s/d 1/11/1997 = 6 x 575,000 3,450,000
2-Nov-97 s/d 9/11/1997 = 8 x 450,000 3,600,000
10-Nov-97 s/d/14/11/1997 = 5 x 700,000 3,500,000
15-Nov-97 s/d/20/11/1997 = 6 x 600,000 3,600,000
21-Nov-97 s/d/26/11/1997 = 6 x 1,000,000 6,000,000
Jumlah = 31 20,150,000
Sehingga saldo rata-rata harian = 650000
28. PERHITUNGAN BAGI HASIL POLA BARU
Kelebihan cara ini:
Penyertaan dana shohibul maal dalam investasi dikoreksi dengan GWM
Bobot dihilangkan/diseragamkan = 1
Cara perhitungan relatif lebih mudah
Mempermudah perencanaan
Penggunaan ekuivalent rate hasil investasi per-Rp. 1000 dana nasabah
Penetapan
Pendapatan yang
akan dibagihasikan:
Jenis dan Jumlah
Perhitungan Hasil
Investasi untuk
setiap rupiah 1000
dana nasabah
Distribusi ke tiap
nasabah
29. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru
Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp.
90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp. 85.500.000
(karena ada Giro Wajib Minumum sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke
masyarakat sebanyak Rp. 100.000.000. Dari pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh
pendapatan dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000. Nisbah bagi hasil
65% (nasabah): 35% (bank). Saldo rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar
Rp. 1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000 dana nasabah? (2) Berapa
pendapatan bagi hasil pak Amir?
30. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola
Baru
Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah) A 90,000,000.00
DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan B 85,500,000.00
(= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)
Pembiayaan Yang Disalurkan C 100,000,000.00
Dana Bank 14,500,000.00
Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan D 6,000,000.00
Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK E 57.00
E= B/C * D * 1/A * 1000
31. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola
Baru
Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000 E 57.00
DPK Mudharabah
Saldo rata-rata Harian Nasabah F 1,000,000.00
Nisbah Bagi Hasil G 65
Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini H 37,050.00
H= E/1000 * F * G/100
Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan
dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00
32. PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL
Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha pengadaan kacang
kedelai yang dibiayai dengan fasilitas Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp.
125.000.000, dengan data sebagai berikut:
Harga Jual Kacang Kedelai = Rp. 2.150/kg
Harga jual kepada nasabah = setara 16% p.a
Volume Penjualan Kedelai per bulan = 65.000 kg
Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150) = Rp. 139.750.000
Harga Pokok Pembelian = Rp. 125.000.000
Laba penjualan kedelai = Rp. 14.750.000
Berapa Nisbah bagi hasilnya?
33. PENENTUAN NISBAH PEMBIAYAAN
Perhitungan Nisbah:
Volume Penjualan = 65.000 kg
Profit Margin (Rp. 14.750.000/139.750.000)x 100% = 10,55%
Lama Piutang (data neraca 31-07-2003) = 65 hari
Lama persediaan (data neraca 31-08-2003) = 2 hari
Lama hutang dagang (pembayaran ke suplier & carry) = 0
Cash to cash periode = 360/(DI+DR-DP) = 5,4
DI= Days Inventories; DR= Days Receivable; DP= Days Payable
Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55 = 57%
Nisbah Bank Syari’ah: (16%)/(57%)x100% = 28%
Nisbah untuk Nasabah: 100% - 28% = 72%
34. CONTOH:
Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
Seorang nasabah mengajukan pembiayaan
untuk modal kerja dagang sebesar Rp.
100.000.000 selama 1 tahun, dengan
perbandingan bagi hasil antara nasabah dan
bank 60 : 40 %. Bagaimana cara
perhitungannya?
35. Penyelesaian Pertama :
Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah
Bulan Laba Usaha Bagian Bank
40 %
Bagian Nasabah
60 %
Cicilan Pokok Total Setoran
1. 6.000.000 2.400.000 3.600.000 2.400.000
2. 7.000.000 2.800.000 4.200.000 2.800.000
3. 4.000.000 1.600.000 2.400.000 1.600.000
4. 4.500.000 1.800.000 2.700.000 1.800.000
5. 5.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000
6. 5.500.000 2.200.000 3.300.000 2.200.000
7. 6.000.000 2.400.000 3.600.000 2.400.000
8. 5.400.000 2.160.000 3.240.000 2.160.000
9. 9.000.000 3.600.000 5.400.000 3.600.000
10. 5.700.000 2.280.000 3,420.000 2.280.000
11. 4.700.000 1.880.000 2.820.000 1.880.000
12. 3.500.000 1.400.000 2.100.000 100.000.000 1.400.000
Total 66.300.000 26.520.000 39.780.000 100.000.000 126.520.000
% dari Hasil
Usaha
0,40 0,60
% dari Modal 26,52 39.78
37. Page 37
Diketahui :
Total Dana Bank Syariah pertanggal 31 Desember 2010
Giro Wadiah 3.200.000.000
Tab. Mudharabah 33.156.000.000
THI Mudharabah 400.000.000
Deposito Mudharabah 14.000.000.000
50.756.000.000
Pendapatan Bank pada selama bulan Des 2010 sebesar Rp 500 jt
Pertanyaan
Berapa mendapat bagi hasil jika :
a. Berapa bonus jika Giro Wadiah "A" tgl tsb sebesar Rp 10.000.000
b. Berapa bagi hasil jika Tab. Mudharabah "B" tgl tsb sebesar Rp 1.000.000
c. Berapa bagi hasil jika Dep. Mudharabah "C" jw 3 bln tgl tsb Rp 20.000.000
CONTOH SOAL
38. FooterPage 38
Nisbah
Angka perbandingan (porsi) pembagian pendapatan
antara shahibul maal dengan mudharib
Surat Luqman : 34
“… Dan tiada
seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan
diusahakannya
besok…….
Produk Nisbah
Bank Nasabah
Wadiah 70 : 30
(Bonus)
Tab. Mudharabah 55 : 45
THI Mudharabah 75 : 25
Deposito
1 Bulan 40 : 60
3 Bulan 35 : 65
6 Bulan 32 : 68
12 Bulan 30 : 70
39. Page 39
INSENTIF/BONUS
1. Pendapatan Share Giro :
Saldo Rata2 Giro Wadiah
------------------------------------- x Total Pendapatan
Total Saldo Rata2 Dana
2. Pembagian Bonus :
Saldo rata2 Dana Nasabah
------------------------------------- x Pendapatan Share Giro x Nisbah
Total Saldo Rata2 Giro Wadiah
Bonus Giro Wadi’ah
40. Page 40
Bagi Hasil Tabungan
Syariah
1. Pendapatan Share Tabungan :
Saldo Rata2 Tabungan
---------------------------------------- x Total Pendapatan
Total Saldo Rata2 Dana
2. Bagi Hasil :
Saldo Rata2 Tabungan Nasabah
----------------------------------------- x Pendapatan Tabungan x
Nisbah
Saldo Rata2 Dana Tabungan
BAGI HASIL
41. Page 41
Dana Jumlah Rumus Kontribusi Kontribusi
Giro Wadiah 3.200.000.000 3,200 jt/ 50,756 jt x 500 jt = 31.523.367
Tab. Mudharabah 33.156.000.000 33,156 jt/ 50,756 jt x 500 jt = 326.621.483
THI Mudharabah 400.000.000 40 jt / 50,756 jt x 500 jt = 3.940.421
Dep. Mudharabah 14.000.000.000 14,000 jt / 50,756 jt x 500 jt = 137.914.729
T o t a l 50.756.000.000 500.000.000
FORMULA
42. Page 42
a. Case "A" 10 jt/3,200 jt x 30%x 31.523.367 = 29.553
atau 10 jt/50,756 jt x 30%x 500 jt
b. Case "B"1 jt/33,156 jt x 45%x 326.621.483 = 4.433
atau 1 jt/50,756 jt x 45%x 500 jt
c. Case "C" 20 jt/14,000 jt x 65%x 137.914.729 = 155.921
atau 20 jt/50,756 jt x 65%x 500 jt
JAWABAN