SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
FARMAKOLOGI 1
Oleh:
Agatha Natalia P, S.Farm., Apt
Kontrak Perkuliahan
14 kali pertemuan
UTS  7 Pertemuan
UAS  7 Pertemuan
PENILAIAN
Kehadiran
Kuis
Tugas
UTS
UAS

10
20
20
25
25
Materi..
Pengertian, penggolongan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, dan
efek samping dari :
1. Obat saluran cerna (gastrointestinal) :
a. PPI
b. antiemetik
c. H2-blocker
2. Obat-obat susunan saraf pusat:
 
a. antiinflamasi, analgetika dan antipiretika
 
b. hipnotik dan sedatif
 
c. anaestetik
 
d. psikofarmaka
3. Obat-obat susunan saraf otonom (adrenergik/adrenolitik)
4. Obat-obat kardiovaskuler (antidiabetes, antihiperlipidemia, antigout),
diuretik dan antihipertensi
Pendahuluan
Obat:
Setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang
mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan efek
pada organisme hidup, baik efek psoikologis, fisiologis, maupun
biokimiawi.
Tujuan Pengobatan:
Penetapan diagnosa, pencegahan (preventif), dan penyembuhan
(kuratif), simtomatik
Pemulihan kembali (rehabilitatif) dan peningkatan kesehatan
(promotif)
Kontrasepsi
FARMAKOLOGI ADALAH…
ilmu yang mempelajari bagaimana suatu bahan kimia/obat
berinteraksi dengan sistem biologis, khususnya mempelajari aksi
obat di dalam tubuh

TUJUAN >> mampu menjelaskan mengenai pemberian obat
yang benar, perhitungan dosis obat serta aksi terapeutik berbagai
golongan obat, efek samping dan bahaya salah penggunaan dan
penyalahgunaan obat serta pengkajian keperawatan dibidang
obat.
Obat Saluran Cerna
(Gastrointestinal)
Penyakit yang biasa terjadi:
- Asam lambung (maag)
- Tukak lambung
- Gastroesophageal reflux (PRGE / GERD)
Asam lambung dan pepsin > Pertahanan Intrinsik lambung
Pepsinogen + asam klorida >> pepsin
Pepsin > enzim pencernaan yang dilepaskan dalam perut sebagai
pepsinogen.
Fungsi
Fungsi utama pepsin adalah untuk memecah protein yang
ditemukan dalam berbagai makanan seperti daging dan
telur menjadi fragmen yang lebih kecil (polipeptida).
Namun, protein harus dicerna kembali agar bisa diserap
tubuh. Proses pencernaan lebih lanjut polipeptida terjadi di
usus dengan bantuan enzim pencernaan lain.
Perlindungan terhadap
lambung
Sekresi lapisan lendir untuk melindungi sel – sel epitel
lambung (oleh prostaglandin)
2. Sekresi ion bikarbonat > meningkatkan pH lambung
1.
Golongan obat saluran cerna
Pompa Proton Inhibitor (PPI)
H-2 Blocker
Antiemetik
Pembentukan asam lambung
Sekresi asam lambung adalah kompleks , proses yang

berkesinambungan di mana beberapa faktor sentral dan perifer
berkontribusi pada titik akhir yang sama: sekresi H + oleh sel parietal
Neuronal ( asetilkolin , Ach) , parakrin ( histamin ) , dan endokrin
( gastrin ) semua mengatur sekresi asam.
Reseptor khusus : M3 , H2 , dan CCK2
Reseptor H2 adalah GPCR yang mengaktifkan Gs - adenylylcyclase siklik AMP - PKA.
ACh dan sinyal gastrin melalui GPCRs bahwa pasangan ke Gq - PLC IP3 - Ca2 + jalur dalam sel parietal .
Pada sel parietal, jalur AMP siklik dan Ca2 + mengaktifkan H + , K
+ - ATPase ( pompa proton ) , dimana hidrogen dan pertukaran ion
kalium melintasi membran sel parietal .
Pompa Proton Inhibitor
Pengertian
Inhibitor pompa proton adalah prodrugs yang memerlukan aktivasi
di lingkungan asam
Mekanisme aksi
H20 di dalam sel parietal akan terurai menjadi H+ dan OH-. Gugus

hidroksil OH- akan berikatan dengan CO2 membentuk HCO3dengan bantuan enzim carbonic anhydrase (CA). HCO3- akan
dikeluarkan ke cairan interstisial bertukar dengan ion Cl- dengan
bantuan antiport HCO3/Cl. Ion Cl- selanjutnya akan keluar menuju
rongga lambung melalui suatu kanal Cl. Sementara itu, ion H+ juga
akan keluar ke rongga lambung bertukar dengan ion K dengan
bantuan pompa H+/K+ATP ase.
Di rongga lambung, ion H+ dan Cl- akan berinteraksi membentuk
HCl atau asam lambung.
PPI bekerja menghambat asam lambung dengan cara berikatan
dengan pompa H+/K+ATPase dan mengaktifkannya sehingga tidak
terjadi pertukaran ion K dan ion H+ dalam lumen sel. Sehingga ion
H+ tidak bisa keluar, dan akibatnya HCl tidak terbentuk.
Contoh obat:
omeprazole
Esomeprazole
lansoprazole
rabeprazole
pantoprazole.
semua inhibitor pompa proton memiliki khasiat setara dengan dosis
yang sebanding .
INDIKASI
-Ulkus gastroduodenal, refluks esofagitis.
-Lansoprazole adalah disetujui FDA untuk pengobatan dan pencegahan
kekambuhan obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAID ) - terkait ulkus
lambung pada pasien yang terus menggunakan NSAID.
-Semua inhibitor pompa proton disetujui FDA untuk mengurangi
risiko kekambuhan ulkus duodenum berhubungan dengan infeksi H.
pylori .
Kontraindikasi
Penyakit hati secara substansial mengurangi clearance

esomeprazole dan lansoprazole . Dengan demikian , pada
pasien dengan penyakit hati yang berat , pengurangan dosis
direkomendasikan untuk esomeprazole dan harus
dipertimbangkan untuk lansoprazole .
Hipersensitivitas, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping
 mual , sakit perut , sembelit , perut kembung , diare, subakut miopati , arthralgia ,

sakit kepala, dan ruam kulit
 Inhibitor pompa proton dimetabolisme oleh hati CYPs dan karena itu dapat
mengganggu eliminasi obat lain.
Interaksi Obat:
- warfarin ( esomeprazole , lansoprazole , omeprazole , dan rabeprazole )
- diazepam ( esomeprazole dan omeprazole )
- siklosporin ( omeprazole dan rabeprazole )
- omeprazole menghambat CYP2C19 > mengurangi clearance disulfiram ,
phenytoin , dan obat lain )
- Omeprazole menginduksi ekspresi CYP1A2 ( sehingga meningkatkan pembersihan
imipramine , beberapa obat antipsikotik , tacrine , dan teofilin ).
- Pengobatan kronis dengan omeprazole mengurangi penyerapan vitamin B12.
- Kehilangan keasaman lambung juga dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat-obatan
seperti ketoconazole , ampisilin ester , dan garam besi .
Dosis
Karena tidak semua pompa atau semua sel parietal aktif secara

bersamaan , penekanan maksimal sekresi asam membutuhkan
beberapa dosis inhibitor pompa proton .
Sebagai contoh, mungkin diperlukan waktu 2 sampai 5 hari terapi
dengan dosis 1 kali sehari untuk mencapai penghambatan 70 %
pompa proton yang terlihat di steady state ( Wolfe dan Sachs ,
2000 ) .
Karena penghambatan pompa proton ireversibel , sekresi asam
akan ditekan selama 24 sampai 48 jam , atau lebih , sampai pompa
proton baru disintesis dan dimasukkan ke dalam membran
luminal sel parietal.
Pasien yang memerlukan penekanan asam labung dengan cepat

diobati secara parenteral dengan pantoprazole atau lansoprazole.
 Sebuah bolus IV tunggal 80 mg pantoprazole menghambat
produksi asam 80 % sampai 90 % dalam waktu 1 jam , dan
penghambatan ini berlangsung hingga 21 jam. Memungkinkan sekali
sehari dosis untuk mencapai efek yang diinginkan.
Berdasar FDA dosis pantoprazole IV untuk gastroesophageal reflux
adalah 40 mg sehari sampai 10 hari .
Dosis yang lebih tinggi ( misalnya , 160-240 mg dalam dosis terbagi )
untuk hipersekresi seperti sindrom Zollinger - Ellison .
Formulasi intravena esomeprazole tersedia di Eropa tapi tidak di
Amerika Serikat .
 obat ini idealnya harus diberikan sekitar 30 menit sebelum makan .
Pemberian bersama makanan dapat mengurangi sedikit tingkat
penyerapan inhibitor pompa proton
H2 Bloker
Yang termasuk antagonis reseptor H2
-Simetidine
-Ranitidine
-Nizatidine
-Famotidine.
-Simetidin < Famotidin
-Ranitidin memiliki durasi yang lebih lama dari Simetidin.

Obat ini kurang kuat dibandingkan inhibitor pompa proton tapi
masih menekan sekresi asam lambung selama 24 jam, sekitar 70 %
Mekanisme Aksi
Senyawa-senyawa antagonis reseptor H2 secara kompetitif dan

reversibel berikatan dengan reseptor H2 di sel parietal,
menyebabkan berkurangnya produksi sitosolik siklik AMP dan
berkurangnya sekresi histamine yang menstimulasi sekresi asam
lambung. Interaksi antara siklik AMP dan jalur Ca menyebabkan
inhibisi parsial asetilkolin dan gastrin yang menstimulasi sekresi
asam.
Antagonis reseptor H2 juga menghambat sekresi asam lambung
yang distimulasi oleh makanan, insulin, kafein, pentagastrin, dan
nokturnal.
Antagonis reseptor H2 mengurangi volume cairan lambung dan
konsentrasi H+
Indikasi
Tukak peptic,
Zoolinger Ellison Syndrom,
Tukak akut
GERD (Gastro Esophageal Refluks Disease)

Ranitidine dan Simetidin digunakan juga untuk profilaksis
mengurangi perdarahan dan erosi gastroduodenum.
Seluruh senyawa yang termasuk antagonis reseptor H2 efektif
menyembuhkan tukak lambung maupun tukak duodenum.
Secara umum kekambuhan setelah terapi umumnya berhenti (60100%).
Efek samping
Sakit kepala,
pusing,
mual,
diare,
obstipasi,
sakit otot dan sendi,
sistem saraf pusat (kecemasan, halusinasi terutama pada orang tua

dan konsumsi jangka panjang),
penurunan transaminase serum.
Simetidin, memiliki struktur imidazole, dapat terdistribusi luas ke
seluruh tubuh, termasuk air susu dan dapat melewati plasenta.
Dosis
- Antagonis reseptor H2 dengan cepat diserap setelah
pemberian oral, dengan konsentrasi serum puncak 1 - 3
jam.
- Penyerapan dapat ditingkatkan dengan makanan.
- Tingkat terapeutik dicapai dengan cepat setelah
pemberian dosis intravena:
4 sampai 5 jam ( simetidin )
6 sampai 8 jam ( ranitidin )
10 sampai 12 jam ( famotidine )
Table 36-1. Intravenous Doses of H2-Receptor Antagonists
CIMETIDINE

RANITIDINE

FAMOTIDINE

Intermittent
bolus

300 mg every 6-8 50 mg every 6-8
hours
hours

20 mg every 12
hours

Continuous
infusion

37.5-100 mg/hour 6.25-12.5
mg/hour

1.7-2.1 mg/hour
Interaksi obat
Simetidin menghambat CYPs ( misalnya , CYP1A2 , CYP2C9 ,

dan CYP2D6 ) , dan dengan demikian meningkatkan kadar
berbagai obat yang substrat untuk enzim tersebut.
Ranitidin berinteraksi dengan CYPs hati , tetapi dengan afinitas
hanya 10 % dari cimetidine, dengan demikian ranitidin
mengganggu hanya minimal dengan metabolisme hepatik obat
lain.
Famotidine dan nizatidine lebih aman dalam hal ini , dengan
tidak adanya interaksi obat yang signifikan dimediasi oleh CYPs
hati.


TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemSofiaNofianti
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Patofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutPatofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutImron Rosyadi
 
Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) saninuraeni
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Ulfah Hanum
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensiwitanurma
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinTaofik Rusdiana
 
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatKanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatMuzakkar Ilyas
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asMuhammad Nugroho
 

What's hot (20)

P 4a gerd
P 4a gerdP 4a gerd
P 4a gerd
 
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
 
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Patofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutPatofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard Akut
 
Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO)
 
Singkatan latin
Singkatan latinSingkatan latin
Singkatan latin
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
Antiemetika
AntiemetikaAntiemetika
Antiemetika
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensi
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Antijamur
AntijamurAntijamur
Antijamur
 
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatKanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 

Viewers also liked

1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologitarmizitaher
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanMuhammad Munandar
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3rismawulanda
 
cara mekanisme kerja pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.com
cara mekanisme kerja  pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.comcara mekanisme kerja  pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.com
cara mekanisme kerja pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.comSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Pathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietikaPathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietikaNadia Nurulhuda
 
Canalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbi
Canalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbiCanalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbi
Canalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbiDexa Rivandi
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)Nova Rizky
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Syifa Sahaliya
 
Slide atelektasis paru
Slide atelektasis paruSlide atelektasis paru
Slide atelektasis paruIndah Triayu
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Dedi Kun
 
Obat jantung
Obat jantungObat jantung
Obat jantunghospital
 

Viewers also liked (20)

Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi
 
ANTI HISTAMIN
ANTI HISTAMINANTI HISTAMIN
ANTI HISTAMIN
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Farmakologi i
Farmakologi iFarmakologi i
Farmakologi i
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
 
Farmakologi pencernaan
Farmakologi pencernaanFarmakologi pencernaan
Farmakologi pencernaan
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3
 
cara mekanisme kerja pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.com
cara mekanisme kerja  pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.comcara mekanisme kerja  pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.com
cara mekanisme kerja pantozol iv www.sekolahbisnisindonesia.com
 
Pathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietikaPathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietika
 
Canalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbi
Canalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbiCanalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbi
Canalis lacrimalis rupture + susp blowout fracture + rupture bulbi
 
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNAObat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
 
Slide atelektasis paru
Slide atelektasis paruSlide atelektasis paru
Slide atelektasis paru
 
Histamin
HistaminHistamin
Histamin
 
Kemasan
KemasanKemasan
Kemasan
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
 
Obat jantung
Obat jantungObat jantung
Obat jantung
 

Similar to FARMAKOLOGI 1

_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.pptFitriAyuWahyuni1
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.pptFitriAyuWahyuni1
 
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxPRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxTobIo10
 
Buang antasida
Buang antasidaBuang antasida
Buang antasidakanikani13
 
Buang antasida
Buang antasidaBuang antasida
Buang antasidakanikani13
 
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxPPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxsitimurtasiyah
 
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxssuser8cafc5
 
BAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptx
BAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptxBAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptx
BAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptxfurqanridha
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptxpriyono99
 
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptxFarmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptxProductDepartement
 
BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)Ariiq Azmi RS
 
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptxkel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptxSadinaVania1
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxnadyahermawan
 

Similar to FARMAKOLOGI 1 (20)

_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxPRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
 
Panso materi
Panso materiPanso materi
Panso materi
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
 
Buang antasida
Buang antasidaBuang antasida
Buang antasida
 
Buang antasida
Buang antasidaBuang antasida
Buang antasida
 
Obat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaanObat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaan
 
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxPPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
 
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
 
BAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptx
BAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptxBAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptx
BAB 3 Sistem Pencernaan Diare, maag.pptx
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
 
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptxFarmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
Farmakoterapi_Mual_dan_Muntah.pptx
 
BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Peptic Ulcer Disease (by. Ariiq Azmi RS)
 
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptxkel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

FARMAKOLOGI 1

  • 2. Kontrak Perkuliahan 14 kali pertemuan UTS  7 Pertemuan UAS  7 Pertemuan PENILAIAN Kehadiran Kuis Tugas UTS UAS 10 20 20 25 25
  • 3. Materi.. Pengertian, penggolongan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping dari : 1. Obat saluran cerna (gastrointestinal) : a. PPI b. antiemetik c. H2-blocker 2. Obat-obat susunan saraf pusat:   a. antiinflamasi, analgetika dan antipiretika   b. hipnotik dan sedatif   c. anaestetik   d. psikofarmaka 3. Obat-obat susunan saraf otonom (adrenergik/adrenolitik) 4. Obat-obat kardiovaskuler (antidiabetes, antihiperlipidemia, antigout), diuretik dan antihipertensi
  • 4. Pendahuluan Obat: Setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek psoikologis, fisiologis, maupun biokimiawi. Tujuan Pengobatan: Penetapan diagnosa, pencegahan (preventif), dan penyembuhan (kuratif), simtomatik Pemulihan kembali (rehabilitatif) dan peningkatan kesehatan (promotif) Kontrasepsi
  • 5. FARMAKOLOGI ADALAH… ilmu yang mempelajari bagaimana suatu bahan kimia/obat berinteraksi dengan sistem biologis, khususnya mempelajari aksi obat di dalam tubuh TUJUAN >> mampu menjelaskan mengenai pemberian obat yang benar, perhitungan dosis obat serta aksi terapeutik berbagai golongan obat, efek samping dan bahaya salah penggunaan dan penyalahgunaan obat serta pengkajian keperawatan dibidang obat.
  • 6. Obat Saluran Cerna (Gastrointestinal) Penyakit yang biasa terjadi: - Asam lambung (maag) - Tukak lambung - Gastroesophageal reflux (PRGE / GERD) Asam lambung dan pepsin > Pertahanan Intrinsik lambung Pepsinogen + asam klorida >> pepsin Pepsin > enzim pencernaan yang dilepaskan dalam perut sebagai pepsinogen.
  • 7. Fungsi Fungsi utama pepsin adalah untuk memecah protein yang ditemukan dalam berbagai makanan seperti daging dan telur menjadi fragmen yang lebih kecil (polipeptida). Namun, protein harus dicerna kembali agar bisa diserap tubuh. Proses pencernaan lebih lanjut polipeptida terjadi di usus dengan bantuan enzim pencernaan lain.
  • 8. Perlindungan terhadap lambung Sekresi lapisan lendir untuk melindungi sel – sel epitel lambung (oleh prostaglandin) 2. Sekresi ion bikarbonat > meningkatkan pH lambung 1.
  • 9. Golongan obat saluran cerna Pompa Proton Inhibitor (PPI) H-2 Blocker Antiemetik
  • 10. Pembentukan asam lambung Sekresi asam lambung adalah kompleks , proses yang berkesinambungan di mana beberapa faktor sentral dan perifer berkontribusi pada titik akhir yang sama: sekresi H + oleh sel parietal Neuronal ( asetilkolin , Ach) , parakrin ( histamin ) , dan endokrin ( gastrin ) semua mengatur sekresi asam. Reseptor khusus : M3 , H2 , dan CCK2 Reseptor H2 adalah GPCR yang mengaktifkan Gs - adenylylcyclase siklik AMP - PKA. ACh dan sinyal gastrin melalui GPCRs bahwa pasangan ke Gq - PLC IP3 - Ca2 + jalur dalam sel parietal . Pada sel parietal, jalur AMP siklik dan Ca2 + mengaktifkan H + , K + - ATPase ( pompa proton ) , dimana hidrogen dan pertukaran ion kalium melintasi membran sel parietal .
  • 11. Pompa Proton Inhibitor Pengertian Inhibitor pompa proton adalah prodrugs yang memerlukan aktivasi di lingkungan asam
  • 12. Mekanisme aksi H20 di dalam sel parietal akan terurai menjadi H+ dan OH-. Gugus hidroksil OH- akan berikatan dengan CO2 membentuk HCO3dengan bantuan enzim carbonic anhydrase (CA). HCO3- akan dikeluarkan ke cairan interstisial bertukar dengan ion Cl- dengan bantuan antiport HCO3/Cl. Ion Cl- selanjutnya akan keluar menuju rongga lambung melalui suatu kanal Cl. Sementara itu, ion H+ juga akan keluar ke rongga lambung bertukar dengan ion K dengan bantuan pompa H+/K+ATP ase. Di rongga lambung, ion H+ dan Cl- akan berinteraksi membentuk HCl atau asam lambung. PPI bekerja menghambat asam lambung dengan cara berikatan dengan pompa H+/K+ATPase dan mengaktifkannya sehingga tidak terjadi pertukaran ion K dan ion H+ dalam lumen sel. Sehingga ion H+ tidak bisa keluar, dan akibatnya HCl tidak terbentuk.
  • 14. INDIKASI -Ulkus gastroduodenal, refluks esofagitis. -Lansoprazole adalah disetujui FDA untuk pengobatan dan pencegahan kekambuhan obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAID ) - terkait ulkus lambung pada pasien yang terus menggunakan NSAID. -Semua inhibitor pompa proton disetujui FDA untuk mengurangi risiko kekambuhan ulkus duodenum berhubungan dengan infeksi H. pylori .
  • 15. Kontraindikasi Penyakit hati secara substansial mengurangi clearance esomeprazole dan lansoprazole . Dengan demikian , pada pasien dengan penyakit hati yang berat , pengurangan dosis direkomendasikan untuk esomeprazole dan harus dipertimbangkan untuk lansoprazole . Hipersensitivitas, wanita hamil dan menyusui.
  • 16. Efek samping  mual , sakit perut , sembelit , perut kembung , diare, subakut miopati , arthralgia , sakit kepala, dan ruam kulit  Inhibitor pompa proton dimetabolisme oleh hati CYPs dan karena itu dapat mengganggu eliminasi obat lain. Interaksi Obat: - warfarin ( esomeprazole , lansoprazole , omeprazole , dan rabeprazole ) - diazepam ( esomeprazole dan omeprazole ) - siklosporin ( omeprazole dan rabeprazole ) - omeprazole menghambat CYP2C19 > mengurangi clearance disulfiram , phenytoin , dan obat lain ) - Omeprazole menginduksi ekspresi CYP1A2 ( sehingga meningkatkan pembersihan imipramine , beberapa obat antipsikotik , tacrine , dan teofilin ). - Pengobatan kronis dengan omeprazole mengurangi penyerapan vitamin B12. - Kehilangan keasaman lambung juga dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat-obatan seperti ketoconazole , ampisilin ester , dan garam besi .
  • 17. Dosis Karena tidak semua pompa atau semua sel parietal aktif secara bersamaan , penekanan maksimal sekresi asam membutuhkan beberapa dosis inhibitor pompa proton . Sebagai contoh, mungkin diperlukan waktu 2 sampai 5 hari terapi dengan dosis 1 kali sehari untuk mencapai penghambatan 70 % pompa proton yang terlihat di steady state ( Wolfe dan Sachs , 2000 ) . Karena penghambatan pompa proton ireversibel , sekresi asam akan ditekan selama 24 sampai 48 jam , atau lebih , sampai pompa proton baru disintesis dan dimasukkan ke dalam membran luminal sel parietal.
  • 18. Pasien yang memerlukan penekanan asam labung dengan cepat diobati secara parenteral dengan pantoprazole atau lansoprazole.  Sebuah bolus IV tunggal 80 mg pantoprazole menghambat produksi asam 80 % sampai 90 % dalam waktu 1 jam , dan penghambatan ini berlangsung hingga 21 jam. Memungkinkan sekali sehari dosis untuk mencapai efek yang diinginkan. Berdasar FDA dosis pantoprazole IV untuk gastroesophageal reflux adalah 40 mg sehari sampai 10 hari . Dosis yang lebih tinggi ( misalnya , 160-240 mg dalam dosis terbagi ) untuk hipersekresi seperti sindrom Zollinger - Ellison . Formulasi intravena esomeprazole tersedia di Eropa tapi tidak di Amerika Serikat .  obat ini idealnya harus diberikan sekitar 30 menit sebelum makan . Pemberian bersama makanan dapat mengurangi sedikit tingkat penyerapan inhibitor pompa proton
  • 19. H2 Bloker Yang termasuk antagonis reseptor H2 -Simetidine -Ranitidine -Nizatidine -Famotidine. -Simetidin < Famotidin -Ranitidin memiliki durasi yang lebih lama dari Simetidin. Obat ini kurang kuat dibandingkan inhibitor pompa proton tapi masih menekan sekresi asam lambung selama 24 jam, sekitar 70 %
  • 20. Mekanisme Aksi Senyawa-senyawa antagonis reseptor H2 secara kompetitif dan reversibel berikatan dengan reseptor H2 di sel parietal, menyebabkan berkurangnya produksi sitosolik siklik AMP dan berkurangnya sekresi histamine yang menstimulasi sekresi asam lambung. Interaksi antara siklik AMP dan jalur Ca menyebabkan inhibisi parsial asetilkolin dan gastrin yang menstimulasi sekresi asam. Antagonis reseptor H2 juga menghambat sekresi asam lambung yang distimulasi oleh makanan, insulin, kafein, pentagastrin, dan nokturnal. Antagonis reseptor H2 mengurangi volume cairan lambung dan konsentrasi H+
  • 21. Indikasi Tukak peptic, Zoolinger Ellison Syndrom, Tukak akut GERD (Gastro Esophageal Refluks Disease) Ranitidine dan Simetidin digunakan juga untuk profilaksis mengurangi perdarahan dan erosi gastroduodenum. Seluruh senyawa yang termasuk antagonis reseptor H2 efektif menyembuhkan tukak lambung maupun tukak duodenum. Secara umum kekambuhan setelah terapi umumnya berhenti (60100%).
  • 22. Efek samping Sakit kepala, pusing, mual, diare, obstipasi, sakit otot dan sendi, sistem saraf pusat (kecemasan, halusinasi terutama pada orang tua dan konsumsi jangka panjang), penurunan transaminase serum. Simetidin, memiliki struktur imidazole, dapat terdistribusi luas ke seluruh tubuh, termasuk air susu dan dapat melewati plasenta.
  • 23. Dosis - Antagonis reseptor H2 dengan cepat diserap setelah pemberian oral, dengan konsentrasi serum puncak 1 - 3 jam. - Penyerapan dapat ditingkatkan dengan makanan. - Tingkat terapeutik dicapai dengan cepat setelah pemberian dosis intravena: 4 sampai 5 jam ( simetidin ) 6 sampai 8 jam ( ranitidin ) 10 sampai 12 jam ( famotidine ) Table 36-1. Intravenous Doses of H2-Receptor Antagonists CIMETIDINE RANITIDINE FAMOTIDINE Intermittent bolus 300 mg every 6-8 50 mg every 6-8 hours hours 20 mg every 12 hours Continuous infusion 37.5-100 mg/hour 6.25-12.5 mg/hour 1.7-2.1 mg/hour
  • 24. Interaksi obat Simetidin menghambat CYPs ( misalnya , CYP1A2 , CYP2C9 , dan CYP2D6 ) , dan dengan demikian meningkatkan kadar berbagai obat yang substrat untuk enzim tersebut. Ranitidin berinteraksi dengan CYPs hati , tetapi dengan afinitas hanya 10 % dari cimetidine, dengan demikian ranitidin mengganggu hanya minimal dengan metabolisme hepatik obat lain. Famotidine dan nizatidine lebih aman dalam hal ini , dengan tidak adanya interaksi obat yang signifikan dimediasi oleh CYPs hati.