3. Pengertian interaksi obat
Efek suatu obat akibat adanya obat lain yang
diberikan secara bersamaan atau terpisah obat
berinteraksi sehingga efektivitas atau toksisitas obat
berubah.
4. Pengertian interaksi Gastrointestinal
Interaksi gastrointestinal adalah interaksi dua/lebih obat yang diberikan secara
bersamaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan. Interaksi gastrointestinal
umumnya mempengaruhi proses absorpsi obat, sehingga dapat digolongkan
dalam interaksi absorpsi yang merupakan bagian dari interaksi farmakokenetik.
Seperti halnya interaksi obat lainnya, interaksi gastrointestinal juga ada yang
menguntungkan dan ada yang membahayakan.
5. Mekanisme Interaksi Obat
Secara garis besar dapat melalui beberapa cara yaitu :
Interaksi secara farmasetik (inkompatibilitas)
Interaksi secara farmakokinetik meliputi ADME
Interaksi secara farmakodinamik
Pada interaksi obat saluran cerna ini mekanisme yang di lewati hanya farmakokinetik
yaitu pada saat Adsorbsi.
6. Secara garis besar interaksi obat dibagi menjadi 2
bagian :
> Interaksi antara obat-obat
Faktor atau kerja terjainya interaksi obat dalam gastrointertinal.
• Interaksi Langsung
Yaitu interaksi sksecara fisiki / kimia antara obat dalam lumen saluran cerna sebelum diabsorpsi,sehingga
mengganggu proses absopsi.
Ex: obat obatan digoksin, siklosporin, asam valproate menjadi inaktif jika diberikan bersama adsorben (kaolin
charcoal) atau anionic exchang resins (kolestiramin, kolestipol).
• Perubahan Ph cairan saluran cerna
Perubahan Ph pada cairan saluran cerna akan mempengaruhi kelaruan dan absopsi obat-obat yang bersifat
asam atau basa Misalnya :
Ex: Pemberian Natrium bikarbonat bersamaan dengan aspirin akan meningkatkan disolusi aspirin,sehingga
absorpsinya juga meningkat. Tetapi akan mengurangi absorpsi dari tetrasiklin.
7. Lanjutan…
• Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus (motilitas saluran cerna)
Umumnya obat diabsorpsi di dalam usus, dimana absorpsi di usus jauh lebih cepat dibandinkan di lambung.
Oelh karena itu makin cepat obat sampai ke usus makamakin cepat juga diabsorpsi. Obat-obat yang
memperpendek waktu pengosongan lambung akan mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan secara
bersamaan dan begitu juga sebaliknya obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung akan
memperlambat absorpsi obat lain.
Ex: Metoklopramid yang akan mempercepat absorpsi parasetamol, diazepam dan propanolo dan obat
antikolinergik, antidepresi trisiklik, beberapa antihistamin antacid gram Al dan analgetik narkotik akan
memperlambat absorpsi obat lain.
8. Lanjutan…
• Perubahan Flora usus.
Secara normal flora usus berfungsi sebagai sebagai: Sintensis vitamin k dan merupakan sumber vitamin
K yang penting Memecah sulfasalazim menjadi bagian-bagian yang aktif Sebagai metabolism obat
(missal levodova) Hidrolsis ghukuronid yang dieksresi melalui empedu sehingga terjadi sirkulasi
enterohepatik yang memperpanjang kerja obat (missal kontrasepsi oral) Pemberian antibiotic spectrum
luas
Ex: tetrasiklin, kloranfenikol, ampislin,sulfonamide)akan mempengaruhi flora usus sehingga
menghambat sintesa vitamin K oleh mikroorganisme usus.Apabila antibiotic ini diberikan bersama
antikoagulan oral maka efek antikoagulan akan meningkat dan dapat terjadi pendarahan.
• Efek toksik pada saluran cerna
Ex: Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin dan kolkisin menimbullkan sindrom malabsorpsi
yang menyebabkan absorpsi obat lain terganggu.
• Mekanisme tidak diketahui
Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorpsi obat lain dengan mekanisme yang tidak diketahui.
Ex: phenobarbital yang dapat mengurangi absopsi griseofulvin dalam saluran cerna.
9. Interaksi antara obat – makanan
Interaski obat dengan makanan masih belum banyak diketahui, seperti
halnya dengan interaksi antara obat dengan obat lain maka interaksi ini juga
mempengaruhi absopsi obat. Interaksi antara obat-makanan ini dapat
terjadi karena beberapa hal:
1. Terjadinya perubahan Ph dalam lambung, sehingga menyebabkan penundaan absorpsi obat.
2. Perubahan motilitas usus, missal rifampisin dan isoniazida yang absorpsinya lebih kecil pada
pemakaian setelah makan dibandingkan jika obat tersebut diminum pada waktu lambung
kosong.
3. Terjadinya reaksi kimia yang menbentuk kompleks sama seperti obat-obat yang mengandung
kation multivalent, tetrasiklin akan membentuk khelat dengan makanan yang mengandung ion
klasium, magnesium atau besi sehingga suasah diabsorpsi.
10. 4. Terjadinya pembentukan senyawa N-nitroso (nitrosamine) yang disebut kanserogen.
Ini terjadi pada zat makanan yang mengandung nitrit (nitirit biasanya digunakan
sebagai pengawet daging dan sosis) dengan aminofenazon.
5. Kompetisi untuk mekanisme aktif, dimana absopsi obat dapat dihambat secara
kompetititf oleh zat makanan yang bersangutan. Kompetisi ini terjadi pada obat obat
yang merupakan analog dari zat makanan, seperti levodopa, metildopa dan 6-
merkaptopurin yang diabsorpsi aktif melalui mekanisme yang sama dengan
mekanisme yang sama dengan mekanisme bahan sama dengan mekanisme
bahan makanan. makanan
11. Pembagian obat-obatan
Dibagi menjadi 6 kelompok yaitu:
1. Antasida
2. Obat Penghambat Sekresi Penghambat Sekresi Asam Lambung Lambung
3. Obat-Obat Yang Obat-Obat Yang Meningkatkan Mukosa Meningkatkan
Mukosa Lambung
4. Digestan
5. Laksansia
6. Antidiare
7. Antiemetika
12. Contoh kasus interaksi obat beserta cara mengatasinya:
A. interaksi obat dengan tingkat severity minor
1. Antasida + Alplarozam
Sejumlah penelitian melaporkan bahwa antasida bisa menunda
penyerapan dan mengurangi konsentrasi Cmax pada benzodiazepin.
Mekanismenya belum di ketahui pasti, tetapi kemungkinan terkait dengan
pengosongan lambung atau kation yang mengikat benzodiazepin tersebut.
Dampaknya onset benzodiazepin tertunda dan efek klinis berkurang.
Kasus Interaksi Obat dan Cara Mengatasinya
13. Lanjutan…
2. Antasida + Ranitidin
Antasida dapat menurunkan kolestrol pada H2blocker.
Mekanismenya terkait dengan absorbsidan bioavilibitas di karenakan
penderita asam. Di sarankan H2blocker di berikan satu atau dua jam
sebelum antasida
3. Omeprazol - isosorbid dinitrat
Omeprazol dapat menghamvat distribusi obat nitrat oral. Efek
samping antiangina mungkin akan berkurang tetapi ini dapat
memperburuk iskemik miokard. Alternatifnya dapat mempertimbangkan
terapi acid-suppresant
14. B. interaksi obat dengan tingkat severity moderat
1. Antasida + Ondansentron
Ondansentron dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur. Resiko
meningkat ketika magnesium di dalam darah sedikit yang bisa terjadi ketika
penggunaan obat pencahar secara berlebihan. Jika di temui gejala rendah
magnesium seperti kelelahan, mengantuk, pusing, kesemutan, nyeri otot, mual,
muntah alangkah baiknya segera memeriksakan ke dokter.
15. C. Interaksi obat dengan tingkat severity major
1. Omeprazol + clopidogrel
Mekanismenya adalah PPI dapat menghambat bioaktivasi
CYP450 2C19 yang di mediasi oleh klopidogrel yang berakibat aktivitas
enzim berkurang dan bahkan tidak ada. Dampaknya dapat meningkatkan
resiko serangan jantung, strok, serta angina yang tidak stabil. Interaksi
obat harus di tangani secara tepat di dasarkan. Pada identifikasi interaksi
obat potensial sehingga bisa di beri tindakan yang tepat seperti
theraupetic dan monitoring atau penyesuaian dosis untuk mengurangi
dampak klinis akibat interaksi obat
- ADME pada interaksi obat pda saluran cerna ini adalah pada proses Adsobsi gastrointestinal.
1. Interai Langsung
Yaitu interaksi sksecara fisiki / kimia antara obat dalam lumen saluran cerna sebelum diabsorpsi,sehingga mengganggu proses absopsi.
2. Perubahan Ph cairan saluran cerna
Perubahan Ph pada cairan saluran cerna akan mempengaruhi kelaruan dan absopsi obat-obat yang bersifat asam atau basa Misalnya :
3. Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus (motilitas saluran cerna)
Umumnya obat diabsorpsi di dalam usus, dimana absorpsi di usus jauh lebih cepat dibandinkan di lambung. Oelh karena itu makin cepat obat sampai ke usus makamakin cepat juga diabsorpsi. Obat-obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung akan mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan secara bersamaan dan begitu juga sebaliknya obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung akan memperlambat absorpsi obat lain. Contoh :
4. Perubahan Flora usus.
Secara normal flora usus berfungsi sebagai sebagai: Sintensis vitamin k dan merupakan sumber vitamin K yang penting Memecah sulfasalazim menjadi bagian-bagian yang aktif Sebagai metabolism obat (missal levodova) Hidrolsis ghukuronid yang dieksresi melalui empedu sehingga terjadi sirkulasi enterohepatik yang memperpanjang kerja obat (missal kontrasepsi oral) Pemberian antibiotic spectrum luas (seperti :
5. Efek toksik pada saluran cerna
Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin dan kolkisin menimbullkan sindrom malabsorpsi yang menyebabkan absorpsi obat lain terganggu
6. Mekanisme tidak diketahui
Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorpsi obat lain dengan mekanisme yang tidak diketahui.