1. Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah s.w.t karena dengan
rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan makalah ini, selatjutnya selawat dan salam
lepada junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w, yang telah membawa umat manusia
dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dengan taufiq dan hidayah-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan makalah
”Teori Pertumbuhan Ekonomi” yang merupakan salah satu tugas dalam rangka
melengkapi mata kuliah Ekonomi Pembangunan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan baik penyusunan ataupun isinya. Dengan demikian penulis
sangat menghatap lritik dan saran dari semua pihak demi untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkannya, terutama penulis sendiri dan khususnya untuk kawan-kawan
yang membacanya.
Penulis
i
2. Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan ....................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1
II.Pembahasan .................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Nilai Apgar ......................................................................... 2
2.2 Tujuan Mengevaluasi Nilai Apgar ....................................................... 2
2.3 Mengevaluasi Nilai Apgar .................................................................... 4
2.4 Pengertian Resusitasi ............................................................................. 6
2.5 Manfaat Resusitas.................................................................................. 6
BAB III.Kesimpulan ........................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 9
3.2 Saran ..................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ................................................................................................ 10
ii
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat
perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-
negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun
campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan
ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu
mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan
GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-
angka pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan
tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti
kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-
negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan
output dan pendapatan nasional.
Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian
pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas,
maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha
mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya
pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat,
meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan
pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan
jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan
ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
1
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi
terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis
antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan
W.W. Rostow.
Frederich list (1789 - 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah tingkat-
tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga).
Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah
sebagai berikut :
o Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi
kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sendiri
o Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk
hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
o Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil
memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha
sampingan.
o Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan
sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar,
sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
Karl Bucher (1847 - 1930)
Tahap Pertumbuhan Ekonomi menurut Karl Bucher dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
a) Rumah tangga tertutup. Masyarakat berproduksi hanya untuk memenuhi
kebutuhan kelompok sendiri. Pada masa ini keluarga mereka masih sangat
2
5. sederhana. Oleh karena itu, kehidupan masih bersifat tertutup dan belum ada
pertukaran antar desa atau antar kelompok.
b) Rumah tangga kota. Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan kelompok
atau desa tidak dapat lagi memenuhi kebutuhannya sendiri. Sehingga, timbul
pertukaran antar desa yang disebut dengan perdagangan. Pada masa ini, sebagian
kelompok masyarakat membangun tempat khusus sebagai pusat perdagangan dan
industri yang disebut kota. Selanjutnya, timbul hubungan dagang antara desa
dengan kota.
c) Rumah tangga bangsa. Sesuai perkembangan zaman, pertukaran yang terjadi di
satu kota sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Kadang-
kadang suatu kota tidak dapat menghasilkan satu jenis barang dan barang tersebut
harus didatangkan dari kota lain, sehingga terjadilah kegiatan perdagangan antar
kota. Perdagangan ini meluas ke seluruh kota sehingga terbentuk satu kesatuan
masyarakat yang melakukan pertukaran perdagangan antar kota dalam satu
negara atau dalam satu bangsa.
d) Rumah tangga dunia. Pada masa ini, pertukaran atau perdagangan sudah
melewati batasbatas negara karena antar negara ternyata saling membutuhkan.
Perdagangan antar negara juga didukung dengan kemajuan IPTEK yang
memudahkan manusia berhubungan dengan negara lain.
Bruno Hildebrand
Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari perkembangan alat
tukar-menukarnya, yaitu:
Masa tukar-menukar secara barter. Pertukaran masih bersifat kekeluargaan dan
dalam ruang lingkup yang masih sempit.
Masa tukar-menukar dengan uang. Pada masa ini pertukaran bisa dilakukan
dengan alat pembatyaran berupa uang, disamping bisa digunakan untuk alat
bertukar uang juga bisa dibuat untuk investasi atau tabungan.
Masa tukar-menukar dengan kredit. Pertukaran dengan menggunakan kredit ini
bisa dikatakan pertukaran barang yang sangat mudah yang diberikan oleh sistem
perdagangan, meskipun seseorang masih belum mempunyai uang mereka bisa
melakukan pertukaran dengan kredit.
3
6. Werner sombart (1863 - 1947)
Pertumbuhan Ekonomi menurut Waner Sombart dibagi menjadi 4, yaitu:
a) Prakapitalisme (Varkapitalisme). Pada masa ini belum dikenal adanya kaum
kapitalis atau paham kapitalis. Masyarakat bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dalam suasana kekeluargaan. Di masa ini umumnya masyarakat hidup
dari sektor pertanian dan kehidupan masih bersifat statis.
b) Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme). Pada masa ini kehidupan sudah
mulai dinamis. Manusia sudah mengenal uang dan mulai menumpuk keuntungan
dan kekayaan. Suasana kekeluargaan mulai memudar, gaya hidup individualis
perlahan-lahan merasuki masyarakat.
c) Zaman kapitalais Raya (Hachkapitalismus). Pada masa ini kehidupan hanya
diarahkan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Maka, muncul para
kaum kapitalis (kaum yang bermodal besar). Kaum ini menguasai alat-alat
produksi untuk melakukan produksi secara besar-besaran. Sebagai akibat
munculnya kaum kapitalis, muncul pula kaum buruh (pekerja).
d) Zaman kapitalis akhir (spetkapitalismus). Akibat adanya kesenjangan
kesejahteraan antara kaum kapitalis dan kaum buruh, pada masa ini muncul kaum
sosialis yang ingin mewujudkan kesejahteraan bersama. Untuk itu, campur
tangan pemerintah mutlak diperlukan untuk mengendalikan perekonomian.
Akibatnya, peran kaum kapitalis terdesak oleh kaum sosialis.
Walt Whitmen Rosfow (1916 - 1979)
Walt Whitmen Rosfow membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap, yaitu:
a) Masyakart tradisional (Teh Traditional Society). Pada masa ini kehidupan masih
sangat tradisional, adat istiadat masih berperan kuat. Produksi masih
menggunakan alat yang sederhana dan hanya mampu memproduksi dengan hasil
yang terbatas.
b) Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off). Pada masa ini
masyarakat mulai menyadari pentingnya dilakukan pembaharuan atau perubahan
hidup. Mereka sudah tidak terpaku pada adat dan mulai menerima pemikiran-
pemikiran baru, menerima inovasiinovasi baru dan menerima perubahan cara-
cara berproduksi. Akibat selanjutnya terjadilah perubahan struktur sosial, sistem
politik dan struktur kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi mengalami perubahan
4
7. dari agraris menjadi industri dan perdagangan. Sehingga, proses pertumbuhan
ekonomi sudah mulai berlangsung dengan mantap dan negara dikatakan sudah
siap menuju tahap lepas landas.
c) Lepas landas (cake off). Pada masa ini pertumbuhan ekonomi terus berlangsung.
Pada permulaan masa lepas landas, bisa terjadi revolusi politik, timbulnya pasar
baru yang sangat luas dan muncul penemuan baru yang sangat banyak.
Selanjutnya, terjadi kegiatan penanaman modal yang pesat dan mencapai 10%
dari Produk Nasional Neto, terjadi kemajuan yang tinggi dalam sektor industri
serta terwujudnya suatu kerangka dasar yang kuat untuk melanjutkan
pertumbuhan ekonomi ke tahap berikutnya.
d) Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic). Pada masa ini
masyarakat sudah mampu menggunakan teknologi modern secara selektif
sehingga faktor-faktor produksi dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Sektor dan industri pada masa ini merupakan sektor yang semakin penting,
sedangkan sektor pertanian semakin menurun perannya. Kemudian, muncul
tenaga-tenaga profesional di bidang industri. Perekonomian yang matang
(dewasa) ditandai juga dengan kemampuan negara dalam menyelesaikan sendiri
kesulitan ekonomi tanpa meminta bantuan dari negara lain.
e) Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption). Masa konsumsi tinggi
merupakan tahap pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Pada masa ini
masyarakat telah mencapai kemakmuran. Masyarakat lebih memikirkan cara
berkonsumsi untuk mengalokasikan penghasilannya yang melimpah, pendapatan
per kapita riil yang sangat tinggi digunakan untuk konsumsi semua barang
termasuk barangbarang mewah. Pada masa ini negara dan masyarakat tinggal
berusaha untuk mempertahankan kemakmuran.
5
8. BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi
terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis
antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan
W.W. Rostow.
Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan
penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat
banyak.Oleh karena itu negara terus memajukan pendapatan negara dengan
menaikkan harga – harga kebutuhan pokok seperti minyak yang katanya
bisa menjadikan lebih baik tingkat perekonomian kita.
6