SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
Download to read offline
CAIRAN ELEKTROLIT DAN
ASAM BASA
Ns. Chrisyen Damanik, M.Kep
HOMEOSTATIS
VOLUME
KOMPOSISI
KARATERISTIK DARI
KOMPARTEMEN
• Volum
• Susunan
• Konsentrasi
70 – 80 % 50 – 60 % 45 – 50 %
VOLUM CAIRAN DIDALAM TUBUH
Berat Badan
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
❖EKSTRASEL ( 20% dr BB )
➢ PLASMA ( 5 % )
➢ INTERSTITIAL ( 15 % )
➢ TRANSELULER
Hasil sekresi & reabsorpsi dr sel epitelium.
Terdapat: cairan serebrospinal, gastrointestinal,
pleura, sinovial, peritoneal.
❖INTRASEL ( 40 % dr BB )
SUSUNAN
 NON ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang tetap, tidak berubah
menjadi partikel-partikel dan tidak bermuatan
listrik
Co: dektrosa, ureum, kreatinin,protein.
 ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang pecah menjadi partikel-
partikel bermuatan listrik (ion)
- kation = ion bermuatan (+) : Na,K,Ca dan Mg
- anion = ion bermuatan (-) : Cl,HCO3,SO4
KONSENTRASI
Konsentrasi adalah: perbandingan antara zat-zat
terlarut dalam pelarut.
(N) 275 – 290 mOsm/kg BB
= 300 – 310 mOsm/Liter
❖2 x (Na+) + glukosa + BUN
18 2,8
❖2 x (Na+) + 10
Regulasi cairan tubuh :
 Osmosis : pergerakan cairan terjadi dari cairan
yang berkonsentrasi rendah ke cairan yang
berkonsentrasi tinggi,sampai cairan itu sama
konsentrasinya.
 Diffusi : Pergerakan zat dari yang berkonsentrasi
tinggi ke zat yang berkonsentrasi rendah.
 Filtrasi : Perpindahan cairan dari bagian yang
bertekanan tinggi kebagian yang bertekanan rendah
dibantu oleh tekanan hidrostatik.
 Sodium pump :Pergerakan aktif natrium dari sel
ke extra sel.
Perpindahan air di antara bagian cairan tubuh
Kekuatan
1.Tekanan osmotik : daya dorong air yang dihasilkan oleh
partikel - partikel zat terlarut didalamnya.
2.Tekanan hidrostatik : kekuatan daya tekan dari cairan.
Osmosis : pindahnya cairan dari konsentrasi yang
rendah ke konsentrasi yang tinggi.
Tekanan onkotik : tekanan osmotik yang dihasilkan oleh
protein
PERPINDAHAN CAIRAN
DARI PLASMA KE INTERSTITIAL
Akumulasi cairan di interstitum (edema) terjadi
bila tekanan hidrostatik vena meningkat , plasma
onkotik menurun, atau tekanan osmotik
interstitial meningkat
 Tek. Hidrostatik kapiler meningkat
Co: volum berlebih, CHF, gagal hati, trombus
vena.
 Tek. Onkotik plasma menurun
Co: sindrom nefrotik, defisiensi sintetik ataupun
pemasukan protein <<
 Tek. Osmotik interstitial meningkat
Co: Trauma, terbakar, peradangan.
PERGERAKAN CAIRAN
DARI PLASMA KE INTERSTITIAL
 Tekanan onkotik plasma meningkat
Co: penambahan koloid, dekstran, manitol dan
cairan hipertonik yang lain.
➢Adanya kekuatan osmosis
➢Prinsip osmosis bisa diterapkan dalam
pemberian cairan : Isotonis,Hipotonis dan
Hipertonis.
herlina. rsjpdhk
KESEIMBANGAN CAIRAN NORMAL
DEWASA
 PEMASUKAN
- Minum 1200 ml
- Makan 1000 ml
- Oksidasi 300 ml
2500 ml
Perbedaan pemasukan
& pengeluaran tidak lebih
dari 200 – 400 ml
 PENGELUARAN
- Evaporasi 600 ml
- Kulit 300 ml
- Feses 100 ml
- Urin 1500 ml
2500 ml
Insensible water Loss (IWL)
: 15 cc/kg BB/hari
Kehilangan akibat demam +
10 % kebutuhan/hari
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
(HIPOVOLUM)
Penyebab:
1. Kehilangan melalui sal. Cerna: muntah, diare.
2. Poliuria
3. Demam
4. Keringat berlebih
5. Kurang pemasukan air
6. Perdarahan
7. Luka bakar
HIPOVOLUM
Gejala
1. BB turun 2% hipovolum ringan
BB turun 5% hipovolum sedang
BB turun 8% hipovolum berat
2. Menurunnya kelembaban di mulut, turgor kulit dan
lidah
3. Menurunnya produksi urin kurang dari 30 ml/jam
untuk orang dewasa
4. Hipotensi postural bila pasien bergerak dari tidur ke
duduk
5. Frekuensi nadi cepat
6. Menurunnya temperatur tubuh
7. Menurunnya perfusi otak
8. Tekanan vena sentral kurang dari 4 cm H2O
9. Meningkatnya berat jenis urin
10. Blood Urea Nitrogen meningkat
11. Hematokrit meningkat
Mekanisme Kompensasi
▪Aktivasi sistem saraf simpatetik
Volume <
SSS teraktivasi
Epinefrin lepas
Stimulasi B-adrenergik
HR & CO (N)
▪AKTIVASI RENIN-ANGIOTENSIN
Perfusi ginjal
Mekanisme renin angiotensin
Pituari anterior melepasADH
Resorbsi Na pd tubulus renal
(Output urine<)
Resobsi cairan ke vena
((mempertahankan volume vena)
Venous return
CO&TD terjaga
Vasokontriksi
Perifer….”dingin”
HIPERVOLUM
Penyebab
1. Gangguan mekanisme seperti: gagal jantung,
ginjal, hati.
2. Makanan dan pemberian infus yang
mengandung natrium berlebih
herlina. rsjpdhk
HIPERVOLUM
Gejala
1. BB naik 2 % : hipervolum ringan
BB naik 5 % : hipervolum sedang
BB naik 8 % : hipervolum berat
2. Oedema perifer
3. Distensi vena jugularis
4. Distensi vena perifer
5. Poliuria bila fungsi ginjal baik
6. Asites dan efusi pleura
7. Tekanan vena sentral lebih dari 11 cm H2O
8. BUN menurun karena dilusi plasma
9. Hematokrit menurun
10. Bila sudah berat terjadi edema paru
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
 FISIOLOGIS
1.Mempunyai penyakit atau kelainan yg dpt
menyebabkan gg dlm homeostatis cairan &
elektrolit (Gagal jantung, gagal ginjal, DM)
2. Menerima obat /terapi yg dpt menyebabkan gg
status cairan, elektrolit dan asam basa (diuretik,
penghisapan NGT)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN KLINIS
1. Timbang berat setiap hari
Penurunan 1 kg = 1 liter
2. Catat pemasukan dan pengeluaran
PENGKAJIAN FISIK
 Integumen
1. perubahan turgor kulit
2. edema
3. penurunan kelembaban
 Sistem kardiovaskuler
1. pengkajian distensi vena jugularis
2. pengisian kapiler
 Sistem Neurologis
perubahan pada tingkat kesadaran
 Sistem gastrointestinal
anoreksia, mual, muntah,
PEMANTAUAN HEMODINAMIK
1. Invasif
Pengukuran CVP, (N): 2 – 6 mmHG
atau 5 – 12 cm H2O
2. Non Invasif
Tanda vital:
- suhu tubuh
- kedalaman & frekuensi pernapasan
- frekuensi jantung/nadi
- tekanan darah
TERAPI CAIRAN
KRITALOID
- contohnya: RL atau NaCL 0,9%
- Harga murah
- Terapi garis pertama untuk mempertahankan volum
plasma pd pasien dg hemodinamik stabil
- Memerlukan volum 4x > dari koloid
Cont therapy…
 KOLOID
- ekspansi volum plasma tanpa ekspansi
interstitial
- lebih kuat daripada kristaloid
- masa kerja lebih lama dibandingkan kristaloid
- oksigenasi jaringan lebih baik
- resiko terjadi edema paru dan sistemik lebih kecil
PENGOBATAN
1. Tes cairan
Bila CVP < 5 cm H2O, beri cairan 200-300 cc
dalam 5 – 10 menit.
Observasi perubahan CVP, BP, paru & urin
1. Jika CVP tidak berubah atau naik hanya 2-3
cm H2O kmd turun, BP tidak stabil, bunyi paru
normal, beri cairan 200 cc selama 10 menit
3. Jika CVP selalu kurang dari 5 cmH2O & tanda
vital tidak berubah berikan cairan 500 cc/jam
sampai BP normal atau cari penyebab lain:
jantung, ginjal
Jenis-jenis larutan
❖ Larutan isotonik
Larutan cairan dengan tekanan sama seperti cairan
tubuh normal.
❖ Larutan hipotonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih ren-
dah dari cairan tubuh.
❖ Larutan hipertonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi
dari plasma darah.
ELEKTROLIT
Fungsi elektrolit adalah:
1. Turut mengatur volum cairan tubuh melalui
tekanan osmotik
2. Mempertahankan keseimbangan asam basa
KADAR ELEKTROLIT DALAM TUBUH
PLASMA INTERSTITIAL INTRESELULER
NA+ 142 145 10
CL- 103 110 2
HCO3- 27 27 8
K+ 4 4 160
CA++ 5 3 -
Mg++ 3 2 35
PO4 3- 2 3 140
SO4 2- 1 1 -
PROT 16 2 55
herlina. rsjpdhk
SODIUM
Ion Kation terbanyak di CES ( ± 90% )
Normal plasma: 135 – 145 mEq/liter
Berperan: osmolalitas darah & mengatur
regulasi volum CES.
Kontrol Na diatur oleh: aldosteron, antidiuretic
hormon (ADH), atrial natriuretic peptida (ANP).
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na.
ADH: mengurangi reabsorpsi Na
Kekurangan ADH akan mengeluarkan banyak urin
dan memperbaiki level Na+ di ekstrasel
HIPONATREMI
Sebab:
- Keringat banyak, muntah, diare, poliuri
- Perdarahan, efusi, ascites, edema karena
gagal ginjal.
Gejala: kelemahan otot, pusing, sakit kepala,
hipotensi, takikardi dan syok.
Koreksi Na:
0,6 X BB X (140 – Na Plasma)
HIPERNATREMI
Sebab :
- pemasukan Na yang berlebih
- tidak mampu mengeluarkan Na
- dehidrasi
Gejala: rasa haus, hpertensi, edema,
kesadaran menurun.
Koreksi dengan penambahan cairan.Cairan D 5%
jika penyebabnya kehilangan cairan.
KALIUM ( POTASIUM)
➢Ion K+ merupakan kation terbanyak dalam
Cairan intrasel ( 140 meq/liter).
➢Konsentrasi K serum normal 3.5 – 5.5 meq/L
Berperan dalam:
- Metabolisme sel dan kontraksi sel membran otot,
saraf dan beberapa kelenjar.
- Membantu agar volum cairan intrasel normal
- Membantu regulasi ph dg cara ketika K+ bergerak
keluar sel terjadi pertukaran dengan H+
HIPOKALEMI
Sebab:
- Pemasukan kalium yang kurang: malnutrisi, anoreksia nervosa.
- K keluar dari gastrointestinal: diare, muntah.
- K keluar dari ginjal: pemakaian diuretik, diabetik ketoasidosis
- Alkalosis ( K masuk ke CIS)
Tanda dan gejala:
- Susunan saraf pusat: disorientasi
- Kardiovaskuler: VES, ST depresi, Gel T terbalik, kadang adanya gel U
,sensivitas digitalis meningkat.
- Otot rangka: kelemahan, hipotonik disertai reflek-reflek hipoaktif
- Otot polos: Ileus paralitik, distensi lambung, mual & muntah
Tindakan:
Koreksi KCL: (4,5 – K) x BB
3
HIPERKALEMI
Sebab:
- Kelebihan kalium
- Gagal ginjal
- Kekuarangan aldosteron
- Asidosis ( K keluar CIS )
Tanda dan gejala:
- mual, muntah, diare, kelemahan otot
- Dapat menyebabkan kematian karena ventrikel
fibrilasi
- Pada EKG : Gel T tinggi,ST depresi.
Cont Hiperkalemia…
Koreksi hiperkalemi
- Diuretik
- Kalsium glukonas/klorida
- Mengupayakan agar kalium kembali ke CIS dg
memberikan glukosa & insulin
( Dektrosa 40% 2 cc/kg BB + insulin 0,1 U/kg BB )
- Memberikan NaHCO3
KALSIUM
Terdapat didalam tulang sebagai garam fosfat dan
karbonat.
Kadar kalsium serum total 8.5 – 10.5mg/dl.atau SI:
2.1 – 2.6 mmol/L.
Kalsium dibutuhkan untuk: kontraksi otot, transmisi
impuls saraf, sekresi hormon,
pembekuan darah dan penyembuhan luka.
Pengaturan dilakukan:
- Hormon paratiroid (PTH)
- Hormon kalsitonin
HIPOKALSEMI
Sebab:
- Kehilangan kalsium, pemasukan yang kurang,
hipoparatiroid)
- Pemberian tranfusi yang banyak
Gejala:
- Reflek hiperaktif, kram otot, tetani dan kejang
Tindakan:
- Koreksi Ca Cl2 0,2 cc/kg BB
- Ca glukonas 0,5 cc/kg BB
HIPERKALSEMI
Sebab:
- Hiperparatiroid, kanker
- Kelebihan pemasukan kalsium/ vit D
Gejala:
- Lesu, lemah, anoreksia, mual, muntah.
- Poliuria, gatal, depresi, disorientasi
MAGNESIUM
Setelah kalium,magnesium adalah kation intrasellular
yang terbanyak.
Kadar magnesim serum 1.5 – 2.5 meq/L
Berfungsi sebagai:
- Kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat dan
protein
- Aktifitas neuromuskular, transmisi impuls saraf dan
fungsi miokard
- Dibutuhkan untuk sekresi hormon paratiroid.
HIPOMAGNESIUM
Sebab:
- Kekurangan pemasukan Mg atau banyak kehilangan
melalui urin atau feses.
- Malnutrisi, diabetes mellitus
- Terapi diuretik
Gejala:
- lemah, iritabilitas, tetani, delirium, kejang,
- Disorientasi, anoreksia, mual dan aritmia jantung
- EKG : Perpanjangan PR interval,QRS lebar.
Koreksi:
- Akut: 1 – 2 gr MgSO4 atau 0,2 cc/kg BB
HIPERMAGNESIUM
Sebab:
- Gagal ginjal, pemasukan yang berlebih
- Kekurangan aldosteron, hipotiroidism
Gejala:
- hipotensi, kelemahan otot atau paralisis.
- Mual, muntah
Koreksi:
- Bila gagal ginjal dapat diberikan diuretik atau
dialisa
- Pemberian garam kalsium
- Bila terdapat penekanan pusat pernapasan,
lakukan pernapasan buatan.
HOMEOSTATIS
ASAM
BASA
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Bila terjadi gangguan keseimbangan asam basa akan
mengganggu aktifitas sel akan mengganggu
homeostatis tubuh.
Lebih lanjut akan:
- Mempengaruhi organ vital
- Mengancam kehidupan
Cont keseimbangan…
Fungsi sel di dalam tubuh manusia berlangsung
optimal, bila pH 7,4 ± 0,05.
Oleh karena itu ion hydrogen diatur secara ketat oleh
tubuh melalui dua organ penting, yaitu:
- paru-paru mengeluarkan 1.2 meq ion Hidrogen+
- Ginjal mengeluarkan 30-50 meq ion H+
Henderson-Hasselbalch
Stewart’s Approach
ASAM DAN BASA
 H+ dinamakan proton (donor)
Suatu cairan disebut asam apabila mampu
melepaskan atau menyumbang H+.
Contoh:
asam karbonat (H2CO3) = H+ + HCO3 –
 (OH-) ion hidroksida atau akseptor proton.
Suatu cairan bersifat basa bila mampu menerima
H+.
Contoh:
bikarbonat (HCO3) + H+ = H2CO3
KONSEP PH
pH = - log (H+)
{ H+} =0,0000001 g/L =10-7 g/L =7 (netral )
PH berbanding terbalik dengan {H+}
Apabila:
H+ meningkat: pH rendah = asam/asidosis
H+ rendah = pH tinggi = basa/alkalosis
Nilai pH normal di CES=7,4 ± 0,05(7.35-7.45)
PaO2 ( tekanan partial oksigen darah)
 PO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2
yang terlarut dalam darah atau menunjukkan
kemampuan paru untuk mengoksigenasi darah.
 Pengangkutan oksigen ke jaringan dalam 2 cara:
- 97% terikat oleh hemoglobin dan diukur dengan
SaO2 (N: diatas 94%)
- 3% larut dalam plasma diukur dengan kadar
PaO2 (N: 80 – 100 mmHg)
cont Pao2…
Tingkatan Hipoksemia
- Ringan : PaO2 60 – 80 mmHg
- Sedang : PaO2 40 – 60 mmHg
- Berat : PaO2 < 40 mmHg
PaCO2
Tekanan partial gas CO2 dalam darah
 CO2 merupakan hasil akhir dari metabolisme
tubuh.
 Perubahan konsentrasi CO2 menyebabkan
perubahan H+
H2O + CO2 ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3
Apabila jumlah CO2 ditingkatkan reaksi akan
bergeser ke kanan sehingga jumlah H+ meningkat.
Apabila jumlah CO2 diturunkan reaksi akan
bergeser ke kiri sehingga jumlah H+ menurun.
NILAI CO2: 35 – 45 mmHg
 Kontrol CO2 oleh paru-paru dan pusat pernapasan
di medula.
 Penilaian terhadap CO2 memberikan gambaran
terhadap keadaan alveolar ventilasi:
7 % larut dalam plasma
93 % berikatan dg sel darah merah
- 22 % CO2 berikatan dg Hb
(Carbominohemoglobin)
- 71% bereaksi dg H2O = H2CO3
SATURASI OKSIGEN (Sao2)
Saturasi oksigen adalah:
persentasi kejenuhan 1,34 ml
O2 yang terikat dalam 1 gr Hb.
Nilai normal: > 95 %
NILAI GAS DARAH
 Ph : 7.35 – 7.45
 Pco2 : 35 – 45 mmHg
 Po2 : 80 – 100 mmHg
 HCo3 : 22 – 26 mmol/L
 Actual BE : -2.4 – 2.3 mmol/L
 Standard BE : -2.4 – 2.3 mmol/L
 Saturasi O2 : 95 – 99 %
pH atau [H+] DALAM PLASMA
DITENTUKAN OLEH
VARIABEL
INDEPENDEN
VARIABEL
DEPENDEN
Menurut Stewart ;
Menentukan
Stewart PA. Can J Physiol Pharmacol 61:1444-1461, 1983.
Primer (cause) Sekunder (effect)
VARIABEL INDEPENDEN
CO2 STRONG ION
DIFFERENCE
WEAK ACID
pCO2
SID
Atot
Controlled by
the respiratory
system The electrolyte
composition of the
blood (controlled
by the kidney)
The protein
concentration
(controlled by the
liver and metabolic
state)
DEPENDENT VARIABLES
H+
OH-
CO3
= A-
AH
HCO3
-
Gamblegram
Na+
K+ 4
Ca++
Mg++
Cl-
HCO3
-
KATION ANION
SID
STRONG ION DIFFERENCE &
WEAK ACID
= {[Na+] + [K+] + [kation divalen]} - {[Cl-] + [As.organik kuat-]}
As. Organik kuat
Weak acid
(Alb-,P-)
 SID
Cl
Na
Hubungan SID dgn pH/H+
SID
(–) (+)
[H+] ↑↑ [OH-] ↑↑
Dalam cairan biologis (plasma) dgn suhu 370C, SID selalu positif,
nilainya berkisar 30-40 mEq/Liter
Asidosis Alkalosis
Konsentrasi H+
Na
SID↓
Cl
Na
Cl
SID↑
SID
KLASIFIKASI GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA BERDASARKAN PRINSIP STEWART
Fencl V, Jabor A, Kazda A, Figge J. Diagnosis of metabolic acid-base disturbances in critically ill
patients. Am J Respir Crit Care Med 2000 Dec;162(6):2246-51
Na+ = 140 mEq/L
Cl- = 102 mEq/L
SID = 38 mEq/L 140/1/2 = 280 mEq/L
102/1/2 = 204 mEq/L
SID = 76 mEq/L
1 liter ½ liter
WATER DEFICIT
Diuretic
Diabetes Insipidus
Evaporasi
SID : 38 → 76 = alkalosis
ALKALOSIS KONTRAKSI
Plasma Plasma
Na+ = 140 mEq/L
Cl- = 102 mEq/L
SID = 38 mEq/L
140/2 = 70 mEq/L
102/2 = 51 mEq/L
SID = 19 mEq/L
1 liter 2 liter
WATER EXCESS
1 Liter
H2O
SID : 38 → 19 = Acidosis
ASIDOSIS DILUSI
Plasma
Efek terapi cairan terhadap
keseimbangan asam basa
Na+ = 140 mEq/L
Cl- = 102 mEq/L
SID = 38 mEq/L
Na+ = 154 mEq/L
Cl- = 154 mEq/L
SID = 0 mEq/L
1 liter 1 liter
PLASMA + NaCl 0.9%
SID : 38 → pH normal
Plasma NaCl 0.9%
2 liter
ASIDOSIS HIPERKLOREMIK AKIBAT
PEMBERIAN LARUTAN Na Cl 0.9%
=
SID : 19 → pH  → lebih asidosis
Na+ = (140+154)/2 mEq/L= 147 mEq/L
Cl- = (102+ 154)/2 mEq/L= 128 mEq/L
SID = 19 mEq/L
Plasma
Na+ = 140 mEq/L
Cl- = 102 mEq/L
SID= 38 mEq/L
Cation+ = 137 mEq/L
Cl- = 109 mEq/L
Laktat- = 28 mEq/L
SID = 0 mEq/L
1 liter 1 liter
PLASMA + Larutan RINGER LACTATE
SID : 38
Plasma Ringer laktat
Laktat cepat
dimetabolisme
2 liter
=
Normal pH setelah pemberian
RINGER LACTATE
SID : 34 → lebih alkalosis dibanding jika diberikan NaCl 0.9%
Na+ = (140+137)/2 mEq/L= 139 mEq/L
Cl- = (102+ 109)/2 mEq/L = 105 mEq/L
Laktat- (termetabolisme) = 0 mEq/L
SID = 34 mEq/L
Plasma
herlina./2012

More Related Content

Similar to CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf

CAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptxCAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptxwindaeka9
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanyohanes meor
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitNeli Husniawati
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxHalimahPramudiyanti
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitDedi Kun
 
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdfKONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdfEstiNoviyanti6
 
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptalik_septian
 
elektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdf
elektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdfelektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdf
elektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdfMREmerald1
 
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
3. Askep Cairan dan elektrolit_Purwoko.pptx
3. Askep Cairan dan  elektrolit_Purwoko.pptx3. Askep Cairan dan  elektrolit_Purwoko.pptx
3. Askep Cairan dan elektrolit_Purwoko.pptxShinShintara1
 
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan ElektrolitDedi Kun
 
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptxCairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptxBayuAnggoro48
 

Similar to CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf (20)

CAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptxCAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
Referat-ginjal
 Referat-ginjal Referat-ginjal
Referat-ginjal
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan Elektrolit
 
Powerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuhPowerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuh
 
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdfKONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
 
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
 
elektrolit bedah anak.ppt
elektrolit bedah anak.pptelektrolit bedah anak.ppt
elektrolit bedah anak.ppt
 
elektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdf
elektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdfelektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdf
elektrolitbedahanak-220926155151-b87f64a0.pdf
 
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Kdpk cairan n elektrolit
Kdpk cairan n elektrolitKdpk cairan n elektrolit
Kdpk cairan n elektrolit
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
3. Askep Cairan dan elektrolit_Purwoko.pptx
3. Askep Cairan dan  elektrolit_Purwoko.pptx3. Askep Cairan dan  elektrolit_Purwoko.pptx
3. Askep Cairan dan elektrolit_Purwoko.pptx
 
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolitP2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Kebutuhan Electrolit
Kebutuhan ElectrolitKebutuhan Electrolit
Kebutuhan Electrolit
 
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan Elektrolit
 
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptxCairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
 

More from Vinsensius12

KELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptx
KELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptxKELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptx
KELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptxVinsensius12
 
3S dalam proses keperawatan (1).pptx
3S dalam proses keperawatan (1).pptx3S dalam proses keperawatan (1).pptx
3S dalam proses keperawatan (1).pptxVinsensius12
 
DIABETES MELLITUS.pdf
DIABETES MELLITUS.pdfDIABETES MELLITUS.pdf
DIABETES MELLITUS.pdfVinsensius12
 
Askep pyk Terminal & keganasan.pdf
Askep pyk Terminal & keganasan.pdfAskep pyk Terminal & keganasan.pdf
Askep pyk Terminal & keganasan.pdfVinsensius12
 
426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptx
426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptx426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptx
426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptxVinsensius12
 
359218810-Apendisitis-PPT.pptx
359218810-Apendisitis-PPT.pptx359218810-Apendisitis-PPT.pptx
359218810-Apendisitis-PPT.pptxVinsensius12
 
Keseimbangan Asam Basa.pptx
Keseimbangan Asam Basa.pptxKeseimbangan Asam Basa.pptx
Keseimbangan Asam Basa.pptxVinsensius12
 

More from Vinsensius12 (7)

KELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptx
KELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptxKELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptx
KELAS_E_MMD_II_BISMILLAH.pptx
 
3S dalam proses keperawatan (1).pptx
3S dalam proses keperawatan (1).pptx3S dalam proses keperawatan (1).pptx
3S dalam proses keperawatan (1).pptx
 
DIABETES MELLITUS.pdf
DIABETES MELLITUS.pdfDIABETES MELLITUS.pdf
DIABETES MELLITUS.pdf
 
Askep pyk Terminal & keganasan.pdf
Askep pyk Terminal & keganasan.pdfAskep pyk Terminal & keganasan.pdf
Askep pyk Terminal & keganasan.pdf
 
426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptx
426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptx426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptx
426592331-Materi-Penyuluhan-TB.pptx
 
359218810-Apendisitis-PPT.pptx
359218810-Apendisitis-PPT.pptx359218810-Apendisitis-PPT.pptx
359218810-Apendisitis-PPT.pptx
 
Keseimbangan Asam Basa.pptx
Keseimbangan Asam Basa.pptxKeseimbangan Asam Basa.pptx
Keseimbangan Asam Basa.pptx
 

CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf

  • 1. CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA Ns. Chrisyen Damanik, M.Kep
  • 4. 70 – 80 % 50 – 60 % 45 – 50 % VOLUM CAIRAN DIDALAM TUBUH Berat Badan
  • 5. KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH ❖EKSTRASEL ( 20% dr BB ) ➢ PLASMA ( 5 % ) ➢ INTERSTITIAL ( 15 % ) ➢ TRANSELULER Hasil sekresi & reabsorpsi dr sel epitelium. Terdapat: cairan serebrospinal, gastrointestinal, pleura, sinovial, peritoneal. ❖INTRASEL ( 40 % dr BB )
  • 6. SUSUNAN  NON ELEKTROLIT = molekul-molekul yang tetap, tidak berubah menjadi partikel-partikel dan tidak bermuatan listrik Co: dektrosa, ureum, kreatinin,protein.  ELEKTROLIT = molekul-molekul yang pecah menjadi partikel- partikel bermuatan listrik (ion) - kation = ion bermuatan (+) : Na,K,Ca dan Mg - anion = ion bermuatan (-) : Cl,HCO3,SO4
  • 7. KONSENTRASI Konsentrasi adalah: perbandingan antara zat-zat terlarut dalam pelarut. (N) 275 – 290 mOsm/kg BB = 300 – 310 mOsm/Liter ❖2 x (Na+) + glukosa + BUN 18 2,8 ❖2 x (Na+) + 10
  • 8. Regulasi cairan tubuh :  Osmosis : pergerakan cairan terjadi dari cairan yang berkonsentrasi rendah ke cairan yang berkonsentrasi tinggi,sampai cairan itu sama konsentrasinya.  Diffusi : Pergerakan zat dari yang berkonsentrasi tinggi ke zat yang berkonsentrasi rendah.  Filtrasi : Perpindahan cairan dari bagian yang bertekanan tinggi kebagian yang bertekanan rendah dibantu oleh tekanan hidrostatik.  Sodium pump :Pergerakan aktif natrium dari sel ke extra sel.
  • 9. Perpindahan air di antara bagian cairan tubuh Kekuatan 1.Tekanan osmotik : daya dorong air yang dihasilkan oleh partikel - partikel zat terlarut didalamnya. 2.Tekanan hidrostatik : kekuatan daya tekan dari cairan. Osmosis : pindahnya cairan dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang tinggi. Tekanan onkotik : tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein
  • 10. PERPINDAHAN CAIRAN DARI PLASMA KE INTERSTITIAL Akumulasi cairan di interstitum (edema) terjadi bila tekanan hidrostatik vena meningkat , plasma onkotik menurun, atau tekanan osmotik interstitial meningkat  Tek. Hidrostatik kapiler meningkat Co: volum berlebih, CHF, gagal hati, trombus vena.  Tek. Onkotik plasma menurun Co: sindrom nefrotik, defisiensi sintetik ataupun pemasukan protein <<  Tek. Osmotik interstitial meningkat Co: Trauma, terbakar, peradangan.
  • 11. PERGERAKAN CAIRAN DARI PLASMA KE INTERSTITIAL  Tekanan onkotik plasma meningkat Co: penambahan koloid, dekstran, manitol dan cairan hipertonik yang lain. ➢Adanya kekuatan osmosis ➢Prinsip osmosis bisa diterapkan dalam pemberian cairan : Isotonis,Hipotonis dan Hipertonis. herlina. rsjpdhk
  • 12. KESEIMBANGAN CAIRAN NORMAL DEWASA  PEMASUKAN - Minum 1200 ml - Makan 1000 ml - Oksidasi 300 ml 2500 ml Perbedaan pemasukan & pengeluaran tidak lebih dari 200 – 400 ml  PENGELUARAN - Evaporasi 600 ml - Kulit 300 ml - Feses 100 ml - Urin 1500 ml 2500 ml Insensible water Loss (IWL) : 15 cc/kg BB/hari Kehilangan akibat demam + 10 % kebutuhan/hari
  • 13. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN (HIPOVOLUM) Penyebab: 1. Kehilangan melalui sal. Cerna: muntah, diare. 2. Poliuria 3. Demam 4. Keringat berlebih 5. Kurang pemasukan air 6. Perdarahan 7. Luka bakar
  • 14. HIPOVOLUM Gejala 1. BB turun 2% hipovolum ringan BB turun 5% hipovolum sedang BB turun 8% hipovolum berat 2. Menurunnya kelembaban di mulut, turgor kulit dan lidah 3. Menurunnya produksi urin kurang dari 30 ml/jam untuk orang dewasa 4. Hipotensi postural bila pasien bergerak dari tidur ke duduk 5. Frekuensi nadi cepat 6. Menurunnya temperatur tubuh 7. Menurunnya perfusi otak 8. Tekanan vena sentral kurang dari 4 cm H2O 9. Meningkatnya berat jenis urin 10. Blood Urea Nitrogen meningkat 11. Hematokrit meningkat
  • 15. Mekanisme Kompensasi ▪Aktivasi sistem saraf simpatetik Volume < SSS teraktivasi Epinefrin lepas Stimulasi B-adrenergik HR & CO (N) ▪AKTIVASI RENIN-ANGIOTENSIN Perfusi ginjal Mekanisme renin angiotensin Pituari anterior melepasADH Resorbsi Na pd tubulus renal (Output urine<) Resobsi cairan ke vena ((mempertahankan volume vena) Venous return CO&TD terjaga Vasokontriksi Perifer….”dingin”
  • 16. HIPERVOLUM Penyebab 1. Gangguan mekanisme seperti: gagal jantung, ginjal, hati. 2. Makanan dan pemberian infus yang mengandung natrium berlebih herlina. rsjpdhk
  • 17. HIPERVOLUM Gejala 1. BB naik 2 % : hipervolum ringan BB naik 5 % : hipervolum sedang BB naik 8 % : hipervolum berat 2. Oedema perifer 3. Distensi vena jugularis 4. Distensi vena perifer 5. Poliuria bila fungsi ginjal baik 6. Asites dan efusi pleura 7. Tekanan vena sentral lebih dari 11 cm H2O 8. BUN menurun karena dilusi plasma 9. Hematokrit menurun 10. Bila sudah berat terjadi edema paru
  • 18. PENGKAJIAN KEPERAWATAN  FISIOLOGIS 1.Mempunyai penyakit atau kelainan yg dpt menyebabkan gg dlm homeostatis cairan & elektrolit (Gagal jantung, gagal ginjal, DM) 2. Menerima obat /terapi yg dpt menyebabkan gg status cairan, elektrolit dan asam basa (diuretik, penghisapan NGT)
  • 19. PENGKAJIAN KEPERAWATAN  PENGKAJIAN KLINIS 1. Timbang berat setiap hari Penurunan 1 kg = 1 liter 2. Catat pemasukan dan pengeluaran
  • 20. PENGKAJIAN FISIK  Integumen 1. perubahan turgor kulit 2. edema 3. penurunan kelembaban  Sistem kardiovaskuler 1. pengkajian distensi vena jugularis 2. pengisian kapiler  Sistem Neurologis perubahan pada tingkat kesadaran  Sistem gastrointestinal anoreksia, mual, muntah,
  • 21. PEMANTAUAN HEMODINAMIK 1. Invasif Pengukuran CVP, (N): 2 – 6 mmHG atau 5 – 12 cm H2O 2. Non Invasif Tanda vital: - suhu tubuh - kedalaman & frekuensi pernapasan - frekuensi jantung/nadi - tekanan darah
  • 22. TERAPI CAIRAN KRITALOID - contohnya: RL atau NaCL 0,9% - Harga murah - Terapi garis pertama untuk mempertahankan volum plasma pd pasien dg hemodinamik stabil - Memerlukan volum 4x > dari koloid
  • 23. Cont therapy…  KOLOID - ekspansi volum plasma tanpa ekspansi interstitial - lebih kuat daripada kristaloid - masa kerja lebih lama dibandingkan kristaloid - oksigenasi jaringan lebih baik - resiko terjadi edema paru dan sistemik lebih kecil
  • 24. PENGOBATAN 1. Tes cairan Bila CVP < 5 cm H2O, beri cairan 200-300 cc dalam 5 – 10 menit. Observasi perubahan CVP, BP, paru & urin 1. Jika CVP tidak berubah atau naik hanya 2-3 cm H2O kmd turun, BP tidak stabil, bunyi paru normal, beri cairan 200 cc selama 10 menit 3. Jika CVP selalu kurang dari 5 cmH2O & tanda vital tidak berubah berikan cairan 500 cc/jam sampai BP normal atau cari penyebab lain: jantung, ginjal
  • 25. Jenis-jenis larutan ❖ Larutan isotonik Larutan cairan dengan tekanan sama seperti cairan tubuh normal. ❖ Larutan hipotonik Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih ren- dah dari cairan tubuh. ❖ Larutan hipertonik Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah.
  • 26. ELEKTROLIT Fungsi elektrolit adalah: 1. Turut mengatur volum cairan tubuh melalui tekanan osmotik 2. Mempertahankan keseimbangan asam basa
  • 27. KADAR ELEKTROLIT DALAM TUBUH PLASMA INTERSTITIAL INTRESELULER NA+ 142 145 10 CL- 103 110 2 HCO3- 27 27 8 K+ 4 4 160 CA++ 5 3 - Mg++ 3 2 35 PO4 3- 2 3 140 SO4 2- 1 1 - PROT 16 2 55 herlina. rsjpdhk
  • 28. SODIUM Ion Kation terbanyak di CES ( ± 90% ) Normal plasma: 135 – 145 mEq/liter Berperan: osmolalitas darah & mengatur regulasi volum CES. Kontrol Na diatur oleh: aldosteron, antidiuretic hormon (ADH), atrial natriuretic peptida (ANP). Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na. ADH: mengurangi reabsorpsi Na Kekurangan ADH akan mengeluarkan banyak urin dan memperbaiki level Na+ di ekstrasel
  • 29. HIPONATREMI Sebab: - Keringat banyak, muntah, diare, poliuri - Perdarahan, efusi, ascites, edema karena gagal ginjal. Gejala: kelemahan otot, pusing, sakit kepala, hipotensi, takikardi dan syok. Koreksi Na: 0,6 X BB X (140 – Na Plasma)
  • 30. HIPERNATREMI Sebab : - pemasukan Na yang berlebih - tidak mampu mengeluarkan Na - dehidrasi Gejala: rasa haus, hpertensi, edema, kesadaran menurun. Koreksi dengan penambahan cairan.Cairan D 5% jika penyebabnya kehilangan cairan.
  • 31. KALIUM ( POTASIUM) ➢Ion K+ merupakan kation terbanyak dalam Cairan intrasel ( 140 meq/liter). ➢Konsentrasi K serum normal 3.5 – 5.5 meq/L Berperan dalam: - Metabolisme sel dan kontraksi sel membran otot, saraf dan beberapa kelenjar. - Membantu agar volum cairan intrasel normal - Membantu regulasi ph dg cara ketika K+ bergerak keluar sel terjadi pertukaran dengan H+
  • 32. HIPOKALEMI Sebab: - Pemasukan kalium yang kurang: malnutrisi, anoreksia nervosa. - K keluar dari gastrointestinal: diare, muntah. - K keluar dari ginjal: pemakaian diuretik, diabetik ketoasidosis - Alkalosis ( K masuk ke CIS) Tanda dan gejala: - Susunan saraf pusat: disorientasi - Kardiovaskuler: VES, ST depresi, Gel T terbalik, kadang adanya gel U ,sensivitas digitalis meningkat. - Otot rangka: kelemahan, hipotonik disertai reflek-reflek hipoaktif - Otot polos: Ileus paralitik, distensi lambung, mual & muntah Tindakan: Koreksi KCL: (4,5 – K) x BB 3
  • 33. HIPERKALEMI Sebab: - Kelebihan kalium - Gagal ginjal - Kekuarangan aldosteron - Asidosis ( K keluar CIS ) Tanda dan gejala: - mual, muntah, diare, kelemahan otot - Dapat menyebabkan kematian karena ventrikel fibrilasi - Pada EKG : Gel T tinggi,ST depresi.
  • 34. Cont Hiperkalemia… Koreksi hiperkalemi - Diuretik - Kalsium glukonas/klorida - Mengupayakan agar kalium kembali ke CIS dg memberikan glukosa & insulin ( Dektrosa 40% 2 cc/kg BB + insulin 0,1 U/kg BB ) - Memberikan NaHCO3
  • 35. KALSIUM Terdapat didalam tulang sebagai garam fosfat dan karbonat. Kadar kalsium serum total 8.5 – 10.5mg/dl.atau SI: 2.1 – 2.6 mmol/L. Kalsium dibutuhkan untuk: kontraksi otot, transmisi impuls saraf, sekresi hormon, pembekuan darah dan penyembuhan luka. Pengaturan dilakukan: - Hormon paratiroid (PTH) - Hormon kalsitonin
  • 36. HIPOKALSEMI Sebab: - Kehilangan kalsium, pemasukan yang kurang, hipoparatiroid) - Pemberian tranfusi yang banyak Gejala: - Reflek hiperaktif, kram otot, tetani dan kejang Tindakan: - Koreksi Ca Cl2 0,2 cc/kg BB - Ca glukonas 0,5 cc/kg BB
  • 37. HIPERKALSEMI Sebab: - Hiperparatiroid, kanker - Kelebihan pemasukan kalsium/ vit D Gejala: - Lesu, lemah, anoreksia, mual, muntah. - Poliuria, gatal, depresi, disorientasi
  • 38. MAGNESIUM Setelah kalium,magnesium adalah kation intrasellular yang terbanyak. Kadar magnesim serum 1.5 – 2.5 meq/L Berfungsi sebagai: - Kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat dan protein - Aktifitas neuromuskular, transmisi impuls saraf dan fungsi miokard - Dibutuhkan untuk sekresi hormon paratiroid.
  • 39. HIPOMAGNESIUM Sebab: - Kekurangan pemasukan Mg atau banyak kehilangan melalui urin atau feses. - Malnutrisi, diabetes mellitus - Terapi diuretik Gejala: - lemah, iritabilitas, tetani, delirium, kejang, - Disorientasi, anoreksia, mual dan aritmia jantung - EKG : Perpanjangan PR interval,QRS lebar. Koreksi: - Akut: 1 – 2 gr MgSO4 atau 0,2 cc/kg BB
  • 40. HIPERMAGNESIUM Sebab: - Gagal ginjal, pemasukan yang berlebih - Kekurangan aldosteron, hipotiroidism Gejala: - hipotensi, kelemahan otot atau paralisis. - Mual, muntah Koreksi: - Bila gagal ginjal dapat diberikan diuretik atau dialisa - Pemberian garam kalsium - Bila terdapat penekanan pusat pernapasan, lakukan pernapasan buatan.
  • 42. KESEIMBANGAN ASAM BASA Bila terjadi gangguan keseimbangan asam basa akan mengganggu aktifitas sel akan mengganggu homeostatis tubuh. Lebih lanjut akan: - Mempengaruhi organ vital - Mengancam kehidupan
  • 43. Cont keseimbangan… Fungsi sel di dalam tubuh manusia berlangsung optimal, bila pH 7,4 ± 0,05. Oleh karena itu ion hydrogen diatur secara ketat oleh tubuh melalui dua organ penting, yaitu: - paru-paru mengeluarkan 1.2 meq ion Hidrogen+ - Ginjal mengeluarkan 30-50 meq ion H+
  • 45. ASAM DAN BASA  H+ dinamakan proton (donor) Suatu cairan disebut asam apabila mampu melepaskan atau menyumbang H+. Contoh: asam karbonat (H2CO3) = H+ + HCO3 –  (OH-) ion hidroksida atau akseptor proton. Suatu cairan bersifat basa bila mampu menerima H+. Contoh: bikarbonat (HCO3) + H+ = H2CO3
  • 46. KONSEP PH pH = - log (H+) { H+} =0,0000001 g/L =10-7 g/L =7 (netral ) PH berbanding terbalik dengan {H+} Apabila: H+ meningkat: pH rendah = asam/asidosis H+ rendah = pH tinggi = basa/alkalosis Nilai pH normal di CES=7,4 ± 0,05(7.35-7.45)
  • 47. PaO2 ( tekanan partial oksigen darah)  PO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2 yang terlarut dalam darah atau menunjukkan kemampuan paru untuk mengoksigenasi darah.  Pengangkutan oksigen ke jaringan dalam 2 cara: - 97% terikat oleh hemoglobin dan diukur dengan SaO2 (N: diatas 94%) - 3% larut dalam plasma diukur dengan kadar PaO2 (N: 80 – 100 mmHg)
  • 48. cont Pao2… Tingkatan Hipoksemia - Ringan : PaO2 60 – 80 mmHg - Sedang : PaO2 40 – 60 mmHg - Berat : PaO2 < 40 mmHg
  • 49. PaCO2 Tekanan partial gas CO2 dalam darah  CO2 merupakan hasil akhir dari metabolisme tubuh.  Perubahan konsentrasi CO2 menyebabkan perubahan H+ H2O + CO2 ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3 Apabila jumlah CO2 ditingkatkan reaksi akan bergeser ke kanan sehingga jumlah H+ meningkat. Apabila jumlah CO2 diturunkan reaksi akan bergeser ke kiri sehingga jumlah H+ menurun.
  • 50. NILAI CO2: 35 – 45 mmHg  Kontrol CO2 oleh paru-paru dan pusat pernapasan di medula.  Penilaian terhadap CO2 memberikan gambaran terhadap keadaan alveolar ventilasi:
  • 51. 7 % larut dalam plasma 93 % berikatan dg sel darah merah - 22 % CO2 berikatan dg Hb (Carbominohemoglobin) - 71% bereaksi dg H2O = H2CO3
  • 52. SATURASI OKSIGEN (Sao2) Saturasi oksigen adalah: persentasi kejenuhan 1,34 ml O2 yang terikat dalam 1 gr Hb. Nilai normal: > 95 %
  • 53. NILAI GAS DARAH  Ph : 7.35 – 7.45  Pco2 : 35 – 45 mmHg  Po2 : 80 – 100 mmHg  HCo3 : 22 – 26 mmol/L  Actual BE : -2.4 – 2.3 mmol/L  Standard BE : -2.4 – 2.3 mmol/L  Saturasi O2 : 95 – 99 %
  • 54. pH atau [H+] DALAM PLASMA DITENTUKAN OLEH VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN Menurut Stewart ; Menentukan Stewart PA. Can J Physiol Pharmacol 61:1444-1461, 1983. Primer (cause) Sekunder (effect)
  • 55. VARIABEL INDEPENDEN CO2 STRONG ION DIFFERENCE WEAK ACID pCO2 SID Atot Controlled by the respiratory system The electrolyte composition of the blood (controlled by the kidney) The protein concentration (controlled by the liver and metabolic state)
  • 57. Gamblegram Na+ K+ 4 Ca++ Mg++ Cl- HCO3 - KATION ANION SID STRONG ION DIFFERENCE & WEAK ACID = {[Na+] + [K+] + [kation divalen]} - {[Cl-] + [As.organik kuat-]} As. Organik kuat Weak acid (Alb-,P-)  SID
  • 58. Cl Na Hubungan SID dgn pH/H+ SID (–) (+) [H+] ↑↑ [OH-] ↑↑ Dalam cairan biologis (plasma) dgn suhu 370C, SID selalu positif, nilainya berkisar 30-40 mEq/Liter Asidosis Alkalosis Konsentrasi H+ Na SID↓ Cl Na Cl SID↑ SID
  • 59. KLASIFIKASI GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA BERDASARKAN PRINSIP STEWART Fencl V, Jabor A, Kazda A, Figge J. Diagnosis of metabolic acid-base disturbances in critically ill patients. Am J Respir Crit Care Med 2000 Dec;162(6):2246-51
  • 60. Na+ = 140 mEq/L Cl- = 102 mEq/L SID = 38 mEq/L 140/1/2 = 280 mEq/L 102/1/2 = 204 mEq/L SID = 76 mEq/L 1 liter ½ liter WATER DEFICIT Diuretic Diabetes Insipidus Evaporasi SID : 38 → 76 = alkalosis ALKALOSIS KONTRAKSI Plasma Plasma
  • 61. Na+ = 140 mEq/L Cl- = 102 mEq/L SID = 38 mEq/L 140/2 = 70 mEq/L 102/2 = 51 mEq/L SID = 19 mEq/L 1 liter 2 liter WATER EXCESS 1 Liter H2O SID : 38 → 19 = Acidosis ASIDOSIS DILUSI Plasma
  • 62. Efek terapi cairan terhadap keseimbangan asam basa
  • 63. Na+ = 140 mEq/L Cl- = 102 mEq/L SID = 38 mEq/L Na+ = 154 mEq/L Cl- = 154 mEq/L SID = 0 mEq/L 1 liter 1 liter PLASMA + NaCl 0.9% SID : 38 → pH normal Plasma NaCl 0.9%
  • 64. 2 liter ASIDOSIS HIPERKLOREMIK AKIBAT PEMBERIAN LARUTAN Na Cl 0.9% = SID : 19 → pH  → lebih asidosis Na+ = (140+154)/2 mEq/L= 147 mEq/L Cl- = (102+ 154)/2 mEq/L= 128 mEq/L SID = 19 mEq/L Plasma
  • 65. Na+ = 140 mEq/L Cl- = 102 mEq/L SID= 38 mEq/L Cation+ = 137 mEq/L Cl- = 109 mEq/L Laktat- = 28 mEq/L SID = 0 mEq/L 1 liter 1 liter PLASMA + Larutan RINGER LACTATE SID : 38 Plasma Ringer laktat Laktat cepat dimetabolisme
  • 66. 2 liter = Normal pH setelah pemberian RINGER LACTATE SID : 34 → lebih alkalosis dibanding jika diberikan NaCl 0.9% Na+ = (140+137)/2 mEq/L= 139 mEq/L Cl- = (102+ 109)/2 mEq/L = 105 mEq/L Laktat- (termetabolisme) = 0 mEq/L SID = 34 mEq/L Plasma