4. 70 – 80 % 50 – 60 % 45 – 50 %
VOLUM CAIRAN DIDALAM TUBUH
Berat Badan
5. KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
❖EKSTRASEL ( 20% dr BB )
➢ PLASMA ( 5 % )
➢ INTERSTITIAL ( 15 % )
➢ TRANSELULER
Hasil sekresi & reabsorpsi dr sel epitelium.
Terdapat: cairan serebrospinal, gastrointestinal,
pleura, sinovial, peritoneal.
❖INTRASEL ( 40 % dr BB )
6. SUSUNAN
NON ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang tetap, tidak berubah
menjadi partikel-partikel dan tidak bermuatan
listrik
Co: dektrosa, ureum, kreatinin,protein.
ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang pecah menjadi partikel-
partikel bermuatan listrik (ion)
- kation = ion bermuatan (+) : Na,K,Ca dan Mg
- anion = ion bermuatan (-) : Cl,HCO3,SO4
7. KONSENTRASI
Konsentrasi adalah: perbandingan antara zat-zat
terlarut dalam pelarut.
(N) 275 – 290 mOsm/kg BB
= 300 – 310 mOsm/Liter
❖2 x (Na+) + glukosa + BUN
18 2,8
❖2 x (Na+) + 10
8. Regulasi cairan tubuh :
Osmosis : pergerakan cairan terjadi dari cairan
yang berkonsentrasi rendah ke cairan yang
berkonsentrasi tinggi,sampai cairan itu sama
konsentrasinya.
Diffusi : Pergerakan zat dari yang berkonsentrasi
tinggi ke zat yang berkonsentrasi rendah.
Filtrasi : Perpindahan cairan dari bagian yang
bertekanan tinggi kebagian yang bertekanan rendah
dibantu oleh tekanan hidrostatik.
Sodium pump :Pergerakan aktif natrium dari sel
ke extra sel.
9. Perpindahan air di antara bagian cairan tubuh
Kekuatan
1.Tekanan osmotik : daya dorong air yang dihasilkan oleh
partikel - partikel zat terlarut didalamnya.
2.Tekanan hidrostatik : kekuatan daya tekan dari cairan.
Osmosis : pindahnya cairan dari konsentrasi yang
rendah ke konsentrasi yang tinggi.
Tekanan onkotik : tekanan osmotik yang dihasilkan oleh
protein
10. PERPINDAHAN CAIRAN
DARI PLASMA KE INTERSTITIAL
Akumulasi cairan di interstitum (edema) terjadi
bila tekanan hidrostatik vena meningkat , plasma
onkotik menurun, atau tekanan osmotik
interstitial meningkat
Tek. Hidrostatik kapiler meningkat
Co: volum berlebih, CHF, gagal hati, trombus
vena.
Tek. Onkotik plasma menurun
Co: sindrom nefrotik, defisiensi sintetik ataupun
pemasukan protein <<
Tek. Osmotik interstitial meningkat
Co: Trauma, terbakar, peradangan.
11. PERGERAKAN CAIRAN
DARI PLASMA KE INTERSTITIAL
Tekanan onkotik plasma meningkat
Co: penambahan koloid, dekstran, manitol dan
cairan hipertonik yang lain.
➢Adanya kekuatan osmosis
➢Prinsip osmosis bisa diterapkan dalam
pemberian cairan : Isotonis,Hipotonis dan
Hipertonis.
herlina. rsjpdhk
12. KESEIMBANGAN CAIRAN NORMAL
DEWASA
PEMASUKAN
- Minum 1200 ml
- Makan 1000 ml
- Oksidasi 300 ml
2500 ml
Perbedaan pemasukan
& pengeluaran tidak lebih
dari 200 – 400 ml
PENGELUARAN
- Evaporasi 600 ml
- Kulit 300 ml
- Feses 100 ml
- Urin 1500 ml
2500 ml
Insensible water Loss (IWL)
: 15 cc/kg BB/hari
Kehilangan akibat demam +
10 % kebutuhan/hari
14. HIPOVOLUM
Gejala
1. BB turun 2% hipovolum ringan
BB turun 5% hipovolum sedang
BB turun 8% hipovolum berat
2. Menurunnya kelembaban di mulut, turgor kulit dan
lidah
3. Menurunnya produksi urin kurang dari 30 ml/jam
untuk orang dewasa
4. Hipotensi postural bila pasien bergerak dari tidur ke
duduk
5. Frekuensi nadi cepat
6. Menurunnya temperatur tubuh
7. Menurunnya perfusi otak
8. Tekanan vena sentral kurang dari 4 cm H2O
9. Meningkatnya berat jenis urin
10. Blood Urea Nitrogen meningkat
11. Hematokrit meningkat
17. HIPERVOLUM
Gejala
1. BB naik 2 % : hipervolum ringan
BB naik 5 % : hipervolum sedang
BB naik 8 % : hipervolum berat
2. Oedema perifer
3. Distensi vena jugularis
4. Distensi vena perifer
5. Poliuria bila fungsi ginjal baik
6. Asites dan efusi pleura
7. Tekanan vena sentral lebih dari 11 cm H2O
8. BUN menurun karena dilusi plasma
9. Hematokrit menurun
10. Bila sudah berat terjadi edema paru
18. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
FISIOLOGIS
1.Mempunyai penyakit atau kelainan yg dpt
menyebabkan gg dlm homeostatis cairan &
elektrolit (Gagal jantung, gagal ginjal, DM)
2. Menerima obat /terapi yg dpt menyebabkan gg
status cairan, elektrolit dan asam basa (diuretik,
penghisapan NGT)
20. PENGKAJIAN FISIK
Integumen
1. perubahan turgor kulit
2. edema
3. penurunan kelembaban
Sistem kardiovaskuler
1. pengkajian distensi vena jugularis
2. pengisian kapiler
Sistem Neurologis
perubahan pada tingkat kesadaran
Sistem gastrointestinal
anoreksia, mual, muntah,
21. PEMANTAUAN HEMODINAMIK
1. Invasif
Pengukuran CVP, (N): 2 – 6 mmHG
atau 5 – 12 cm H2O
2. Non Invasif
Tanda vital:
- suhu tubuh
- kedalaman & frekuensi pernapasan
- frekuensi jantung/nadi
- tekanan darah
22. TERAPI CAIRAN
KRITALOID
- contohnya: RL atau NaCL 0,9%
- Harga murah
- Terapi garis pertama untuk mempertahankan volum
plasma pd pasien dg hemodinamik stabil
- Memerlukan volum 4x > dari koloid
23. Cont therapy…
KOLOID
- ekspansi volum plasma tanpa ekspansi
interstitial
- lebih kuat daripada kristaloid
- masa kerja lebih lama dibandingkan kristaloid
- oksigenasi jaringan lebih baik
- resiko terjadi edema paru dan sistemik lebih kecil
24. PENGOBATAN
1. Tes cairan
Bila CVP < 5 cm H2O, beri cairan 200-300 cc
dalam 5 – 10 menit.
Observasi perubahan CVP, BP, paru & urin
1. Jika CVP tidak berubah atau naik hanya 2-3
cm H2O kmd turun, BP tidak stabil, bunyi paru
normal, beri cairan 200 cc selama 10 menit
3. Jika CVP selalu kurang dari 5 cmH2O & tanda
vital tidak berubah berikan cairan 500 cc/jam
sampai BP normal atau cari penyebab lain:
jantung, ginjal
25. Jenis-jenis larutan
❖ Larutan isotonik
Larutan cairan dengan tekanan sama seperti cairan
tubuh normal.
❖ Larutan hipotonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih ren-
dah dari cairan tubuh.
❖ Larutan hipertonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi
dari plasma darah.
28. SODIUM
Ion Kation terbanyak di CES ( ± 90% )
Normal plasma: 135 – 145 mEq/liter
Berperan: osmolalitas darah & mengatur
regulasi volum CES.
Kontrol Na diatur oleh: aldosteron, antidiuretic
hormon (ADH), atrial natriuretic peptida (ANP).
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na.
ADH: mengurangi reabsorpsi Na
Kekurangan ADH akan mengeluarkan banyak urin
dan memperbaiki level Na+ di ekstrasel
29. HIPONATREMI
Sebab:
- Keringat banyak, muntah, diare, poliuri
- Perdarahan, efusi, ascites, edema karena
gagal ginjal.
Gejala: kelemahan otot, pusing, sakit kepala,
hipotensi, takikardi dan syok.
Koreksi Na:
0,6 X BB X (140 – Na Plasma)
30. HIPERNATREMI
Sebab :
- pemasukan Na yang berlebih
- tidak mampu mengeluarkan Na
- dehidrasi
Gejala: rasa haus, hpertensi, edema,
kesadaran menurun.
Koreksi dengan penambahan cairan.Cairan D 5%
jika penyebabnya kehilangan cairan.
31. KALIUM ( POTASIUM)
➢Ion K+ merupakan kation terbanyak dalam
Cairan intrasel ( 140 meq/liter).
➢Konsentrasi K serum normal 3.5 – 5.5 meq/L
Berperan dalam:
- Metabolisme sel dan kontraksi sel membran otot,
saraf dan beberapa kelenjar.
- Membantu agar volum cairan intrasel normal
- Membantu regulasi ph dg cara ketika K+ bergerak
keluar sel terjadi pertukaran dengan H+
32. HIPOKALEMI
Sebab:
- Pemasukan kalium yang kurang: malnutrisi, anoreksia nervosa.
- K keluar dari gastrointestinal: diare, muntah.
- K keluar dari ginjal: pemakaian diuretik, diabetik ketoasidosis
- Alkalosis ( K masuk ke CIS)
Tanda dan gejala:
- Susunan saraf pusat: disorientasi
- Kardiovaskuler: VES, ST depresi, Gel T terbalik, kadang adanya gel U
,sensivitas digitalis meningkat.
- Otot rangka: kelemahan, hipotonik disertai reflek-reflek hipoaktif
- Otot polos: Ileus paralitik, distensi lambung, mual & muntah
Tindakan:
Koreksi KCL: (4,5 – K) x BB
3
33. HIPERKALEMI
Sebab:
- Kelebihan kalium
- Gagal ginjal
- Kekuarangan aldosteron
- Asidosis ( K keluar CIS )
Tanda dan gejala:
- mual, muntah, diare, kelemahan otot
- Dapat menyebabkan kematian karena ventrikel
fibrilasi
- Pada EKG : Gel T tinggi,ST depresi.
34. Cont Hiperkalemia…
Koreksi hiperkalemi
- Diuretik
- Kalsium glukonas/klorida
- Mengupayakan agar kalium kembali ke CIS dg
memberikan glukosa & insulin
( Dektrosa 40% 2 cc/kg BB + insulin 0,1 U/kg BB )
- Memberikan NaHCO3
35. KALSIUM
Terdapat didalam tulang sebagai garam fosfat dan
karbonat.
Kadar kalsium serum total 8.5 – 10.5mg/dl.atau SI:
2.1 – 2.6 mmol/L.
Kalsium dibutuhkan untuk: kontraksi otot, transmisi
impuls saraf, sekresi hormon,
pembekuan darah dan penyembuhan luka.
Pengaturan dilakukan:
- Hormon paratiroid (PTH)
- Hormon kalsitonin
36. HIPOKALSEMI
Sebab:
- Kehilangan kalsium, pemasukan yang kurang,
hipoparatiroid)
- Pemberian tranfusi yang banyak
Gejala:
- Reflek hiperaktif, kram otot, tetani dan kejang
Tindakan:
- Koreksi Ca Cl2 0,2 cc/kg BB
- Ca glukonas 0,5 cc/kg BB
38. MAGNESIUM
Setelah kalium,magnesium adalah kation intrasellular
yang terbanyak.
Kadar magnesim serum 1.5 – 2.5 meq/L
Berfungsi sebagai:
- Kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat dan
protein
- Aktifitas neuromuskular, transmisi impuls saraf dan
fungsi miokard
- Dibutuhkan untuk sekresi hormon paratiroid.
39. HIPOMAGNESIUM
Sebab:
- Kekurangan pemasukan Mg atau banyak kehilangan
melalui urin atau feses.
- Malnutrisi, diabetes mellitus
- Terapi diuretik
Gejala:
- lemah, iritabilitas, tetani, delirium, kejang,
- Disorientasi, anoreksia, mual dan aritmia jantung
- EKG : Perpanjangan PR interval,QRS lebar.
Koreksi:
- Akut: 1 – 2 gr MgSO4 atau 0,2 cc/kg BB
40. HIPERMAGNESIUM
Sebab:
- Gagal ginjal, pemasukan yang berlebih
- Kekurangan aldosteron, hipotiroidism
Gejala:
- hipotensi, kelemahan otot atau paralisis.
- Mual, muntah
Koreksi:
- Bila gagal ginjal dapat diberikan diuretik atau
dialisa
- Pemberian garam kalsium
- Bila terdapat penekanan pusat pernapasan,
lakukan pernapasan buatan.
42. KESEIMBANGAN ASAM BASA
Bila terjadi gangguan keseimbangan asam basa akan
mengganggu aktifitas sel akan mengganggu
homeostatis tubuh.
Lebih lanjut akan:
- Mempengaruhi organ vital
- Mengancam kehidupan
43. Cont keseimbangan…
Fungsi sel di dalam tubuh manusia berlangsung
optimal, bila pH 7,4 ± 0,05.
Oleh karena itu ion hydrogen diatur secara ketat oleh
tubuh melalui dua organ penting, yaitu:
- paru-paru mengeluarkan 1.2 meq ion Hidrogen+
- Ginjal mengeluarkan 30-50 meq ion H+
45. ASAM DAN BASA
H+ dinamakan proton (donor)
Suatu cairan disebut asam apabila mampu
melepaskan atau menyumbang H+.
Contoh:
asam karbonat (H2CO3) = H+ + HCO3 –
(OH-) ion hidroksida atau akseptor proton.
Suatu cairan bersifat basa bila mampu menerima
H+.
Contoh:
bikarbonat (HCO3) + H+ = H2CO3
46. KONSEP PH
pH = - log (H+)
{ H+} =0,0000001 g/L =10-7 g/L =7 (netral )
PH berbanding terbalik dengan {H+}
Apabila:
H+ meningkat: pH rendah = asam/asidosis
H+ rendah = pH tinggi = basa/alkalosis
Nilai pH normal di CES=7,4 ± 0,05(7.35-7.45)
47. PaO2 ( tekanan partial oksigen darah)
PO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2
yang terlarut dalam darah atau menunjukkan
kemampuan paru untuk mengoksigenasi darah.
Pengangkutan oksigen ke jaringan dalam 2 cara:
- 97% terikat oleh hemoglobin dan diukur dengan
SaO2 (N: diatas 94%)
- 3% larut dalam plasma diukur dengan kadar
PaO2 (N: 80 – 100 mmHg)
49. PaCO2
Tekanan partial gas CO2 dalam darah
CO2 merupakan hasil akhir dari metabolisme
tubuh.
Perubahan konsentrasi CO2 menyebabkan
perubahan H+
H2O + CO2 ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3
Apabila jumlah CO2 ditingkatkan reaksi akan
bergeser ke kanan sehingga jumlah H+ meningkat.
Apabila jumlah CO2 diturunkan reaksi akan
bergeser ke kiri sehingga jumlah H+ menurun.
50. NILAI CO2: 35 – 45 mmHg
Kontrol CO2 oleh paru-paru dan pusat pernapasan
di medula.
Penilaian terhadap CO2 memberikan gambaran
terhadap keadaan alveolar ventilasi:
51. 7 % larut dalam plasma
93 % berikatan dg sel darah merah
- 22 % CO2 berikatan dg Hb
(Carbominohemoglobin)
- 71% bereaksi dg H2O = H2CO3
52. SATURASI OKSIGEN (Sao2)
Saturasi oksigen adalah:
persentasi kejenuhan 1,34 ml
O2 yang terikat dalam 1 gr Hb.
Nilai normal: > 95 %
53. NILAI GAS DARAH
Ph : 7.35 – 7.45
Pco2 : 35 – 45 mmHg
Po2 : 80 – 100 mmHg
HCo3 : 22 – 26 mmol/L
Actual BE : -2.4 – 2.3 mmol/L
Standard BE : -2.4 – 2.3 mmol/L
Saturasi O2 : 95 – 99 %
54. pH atau [H+] DALAM PLASMA
DITENTUKAN OLEH
VARIABEL
INDEPENDEN
VARIABEL
DEPENDEN
Menurut Stewart ;
Menentukan
Stewart PA. Can J Physiol Pharmacol 61:1444-1461, 1983.
Primer (cause) Sekunder (effect)
55. VARIABEL INDEPENDEN
CO2 STRONG ION
DIFFERENCE
WEAK ACID
pCO2
SID
Atot
Controlled by
the respiratory
system The electrolyte
composition of the
blood (controlled
by the kidney)
The protein
concentration
(controlled by the
liver and metabolic
state)
58. Cl
Na
Hubungan SID dgn pH/H+
SID
(–) (+)
[H+] ↑↑ [OH-] ↑↑
Dalam cairan biologis (plasma) dgn suhu 370C, SID selalu positif,
nilainya berkisar 30-40 mEq/Liter
Asidosis Alkalosis
Konsentrasi H+
Na
SID↓
Cl
Na
Cl
SID↑
SID
59. KLASIFIKASI GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA BERDASARKAN PRINSIP STEWART
Fencl V, Jabor A, Kazda A, Figge J. Diagnosis of metabolic acid-base disturbances in critically ill
patients. Am J Respir Crit Care Med 2000 Dec;162(6):2246-51