Dokumen tersebut membahas tentang luka dan proses penyembuhannya, yang terdiri dari tiga fase yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan penyudahan. Faktor-faktor seperti usia, nutrisi, kekebalan tubuh, penyakit seperti diabetes, dan kebersihan dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka.
1. LUKA DAN WOUND HEALING
SERTA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
2. DEFINISI LUKA
Hilang atau pun rusaknya sebagian dari jaringan tubuh = rusaknya
kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi
jaringan yg rusak atau hilang.
Menurut Baxter (1990), Luka juga diartikan terjadinya suatu gangguan dari
kondisi normal pada kulit dimana terjadinya kerusakan kontinuitas kulit,
mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain.
Penyebab luka : trauma benda tajam/tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan
suhu, sengatan listrik, gigitan hewan.
3. Efek yg Muncul bila Timbul Luka
1) Hilangnya seluruh/sebagian fungsi organ
2) Respon stres simpatis
3) Perdarahan dan pembekuan darah
4) Kontaminasi bakteri
5) Kematian sel
4. Proses Penyembuhan
Proses penyembuhan ditandai dengan terjadinya proses pemecahan/katabolik dan
proses pembentukan/anabolik.
Proses anabolik telah dimulai sesaat setelah terjadi perlukaan dan akan terus
berlanjut pd keadaan dimana dominasi proses katabolisme selesai.
5. Fase Penyembuhan
1. Fase inflamasi/Eksudasi; menghentikan perdarahan dan mempersiapkan tempat
luka menjadi bersih dari benda asing atau kuman sebelum dimulai proses
penyembuhan.
2. Fase proliferasi/granulasi/fibroplasia; pembentukan jaringan granulasi untuk
menutup defek atau cedera pd jaringan yg luka.
3. Fase Remodeling/deferensiasi/Penyudahan; memoles jaringan penyembuhan yg
telah terbentuk menjadi lebih matang dan fungsional.
6. a. vasokonstriksi, b. pengerutan
ujung pembuluh yg putus
(retraksi), c. reaksi Hemostasis
perdarahan
Trombosit keluar dari vaskuler saling
melekat dan bersama dg jala fibrin yg
terbentuk membekukan darah yg
keluar dr pembuluh darah
Reaksi inflamasi Sel mast dalam jaringan ikat
menghasilkan serotonin dan histamin permeabilitas
kapiler↑ eksudasi cairan, penyebukan sel radang,
vasodilatasi setempat udem
Aktifitas seluler :
1. Pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh darah menuju luka karena daya kemotaksis
Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik utk mencerna bakteri /kotoran luka.
2. Limfosit dan monosit yg kemudian muncul ikut menghancurkan dan memakan kotoran luka
dan bakteri (fagositosis) fase lamban krn reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan luka
hanya dipertautkan oleh fibrin yg amat lemah
1.Fase Inflamasi
Gejala klinis
reaksi radang
jelas
Pembuluh darah
terputus
Berlangsung sejak terjadinya luka s/d ±
hari kelima.
7. 2. Fase proliferasi = fase fibroplasia karena yg menonjol
adalah proses proliferasi fibroblast, mulai akhir fase inflamasi
s/d akhir minggu ke-3.
Fibroblast dari sel mesenkim yg belum berdiferensiasi
mukopolisakarida, asam aminoglisin, prolin
bahan dasar kolagen serat
yg akan mempertautkan
tepi luka
Serat
dihancurkan kembali untuk
penyesuaian diri dg tegangan
pada luka yg cenderung mengerut
Bersama dg sifat kontraktil miofibroblasttarikan pd tepi luka. Pada akhir fase ini
kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal.
Luka dipenuhi sel radang, fibroblast dan kolagen jaringan berwarna kemerahan
dg permukaan yg berbenjol halus (jaringan granulasi).
Epitel tepi luka yg terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi
permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yg terbentuk dari proses
mitosis
8. Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yg lebih rendah atau datar, sebab
epitel tak dapat bermigrasi ke arah yg lebih tinggi. Proses ini baru berhenti
setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka.
Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan
pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses
pematangan dalam fase penyudahan.
9. 3. Fase Penyudahan (Remodelling).
Terjadi proses pematangan penyerapan kembali jaringan yg
berlebih, pengerutan sesuai dg gaya gravitasi, dan perupaan kembali
jaringan yg baru terbentuk.
Dapat berlangsung berbulan – bulan, berakhir jika semua tanda
radang sudah lenyap.
Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yg menjadi abnormal
karena proses penyembuhan :
o Oedema & sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler
baru menutup & diserap kembali, kolagen yg berlebih diserap
dan sisanya mengerut.
o Dihasilkan jaringan parut yg pucat, tipis dan lemas serta mudah
digerakkan dari dasarpengerutan maksimal luka.
Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan
kira – kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira – kira 3-
6 bulan setelah penyembuhan.
10. Berdasarkan kedalaman dan luasnya, luka
dapat dibagi menjadi:
1. Luka superfisial; terbatas pada lapisan dermis.
2. Luka “partial thickness”; hilangnya jaringan kulit pada lapisan epidermis dan
lapisan bagian atas dermis.
3. Luka “full thickness”; jaringan kulit yg hilang pada lapisan epidermis, dermis, dan
fasia, tidak mengenai otot.
4. Luka mengenai otot, tendon dan tulang.
11. Luka berdasarkan waktu penyembuhan dapat
dibagi menjadi:
1. Luka akut : luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yg telah disepakati.
2. Luka kronis : luka yg mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan,
dapat karena faktor eksogen atau endogen.
12. Faktor yg mempengaruhi proses penyembuhan luka
Menurut Potter & Perry
a. Usia
b. Status nutrisi, Banyak vitamin terutama vitamin C
membantu dalam metabolisme yg terlibat dalam
penyembuhan luka.
c. Status imunologi
d. Penyakit metabolik : diabetes
e. Pemakaian obat steroid yg dapat menekan respon inflamasi
dan meningkatkan resiko inflamasi
f. Kebersihan
g. Istirahat dan posisi