SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
KONSEP LUKA
DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA
Dosen Pembimbing : Yuni Sapto Edhy Rahayu, M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
1. Kharisma Ladynda
2. Erni Yunia Nugroho
3. Widian Listanti
4. Aisah Fitriani
5. Esty Apriani
6. Ariyanti
7. Aprilianto
8. Ade Panji Nugroho
9. Muharom
10.Ginta Septiana
11.Duaji Iftinan
12.Marfenda Dila
S1-KEPERAWATAN
STIKES AL – IRSYAD AL – ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas segala
anugerah dan kenikmatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Kardiovascular dengan membahas Anatomi dan
Fisiologi jantung. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler Program Study S1
Keperawatan Stikes Al-irsyad Al-islamiyyah Cilacap.
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun kami menyadari pula bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini
tidak lain berkat rahmat dari Allah Subhanahu wata’ala. Kemudian bantuan, dorongan dan
bimbingan rekan–rekan juga memudahkan kami sehingga kendala–kendala yang dihadapi
dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Selanjutnya, kami merasa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi yang tersaji mengingat keterbatasan kemampuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan imbalan yang
setimpal pada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan
kepada kami. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.
Cilacap, 17 November 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh perawat.
Prinsip utama dalam menejemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena
infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka
morbiditas dan mortalitas bertambah besar disamping masa perawatan yang lebih lama,
sehingga biaya perawatan di rumah sakit menjadi lebih tinggi (Morison, 2003).
Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 4 fase utama yaitu
inflamasi yang ditandai dengan adanya mengeluaran mediator nyeri akibat kerusakan
integritas kulit sehingga mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah, hal ini
mengakibatkan aliran darah di sekitar luka tinggi dan muncul tanda kemerahan, hangat,
edema serta nyeri. Fase berikutnya adalah destruksi, proliferasi sel dan maturasi
(Morison, 2003).
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari luka?
2. Apa saja jenis – jenis luka?
3. Bagaimana proses penyembuhan luka?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka?
5. Masalah apa saja yang sering terjadi pada luka?
6. Apa tanda – tanda infeksi pada luka?
7. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada luka?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari luka.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis luka.
3. Untuk mengetahui proses penyembuhan luka.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka.
5. Untuk mengetahui masalah yang sering terjadi pada luka.
6. Untuk mengetahui tanda – tanda infeksi pada luka.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada luka
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP LUKA
1. Pengertian Luka
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik
atau gigitan hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997).
Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan
dibawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih
atau terkontaminasi, superfisial atau dalam (Koiner & Taylan).
Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di
bawahnya. Trauma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, luka dapat terbuka
atau tertutup, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. (kozier, 1992 hal.
43 Taylan, 1990).
Jadi luka merupakan sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena
suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
2. Klasifikasi Luka
a. Berdasarkan sifatnya:
1) Luka Akut
Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan
atau dengan kata lain sesuai dengan konsep penyembuhan luka akut dengan
dikatagorikan sebagai:
a) Luka akut pembedahan, contoh insisi, eksisi dan skin graft
b) Luka bukan pembedahan, contoh luka bakar
c) Luka akut factor lain, contoh abrasi, laserasi, atau imnjuri pada lapisan
kulit superficial.
2) Luka kronis
Adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan
atau bahkan kegagalan. Contoh luka dekubitus, luka diabetes dan leg ulcer.
Luka kronis berdasarkan kehilangan jaringan :
a) Superficial : luka hanya terbatas pada lapisan epodermis
b) Parsial (partial thickness) luka meliputi epidermi dan dermis
c) Penuh(full thickness) luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan sub
kutan bahan dengan juga melibatkn otot, tendon, dan tulang
b. Berdasarakan stadium :
1) Stage 1
Lapisan epidermis utuh, namun terdengan eritema atau perubahan warna.
2) Stage 2
Kehilangan kulit superficial dengan kerusakan lapisan epidermis dan dermis,
eritema di jaringan yang nyeri panas, dan edema.
3) Stage 3
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub kutan, dengan terbentuknya
rongga (cavity), eksudat sedang sampai banyak.
4) Stage 4
Hilangnya jaringan sub kutan dengan terbentuknya rongga yang melibatkan
otot, tendon, dan atau tulang. Eksudat sedang sampai banyak.
c. Berdasarkan mekanisme terjadinya :
1) Luka insisi (incised wounds)
Terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam.
Misalnya yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih
(aseptic), biasanya tertutup oleh sutura atau setelah
seluruh pembuluh darah yang luka di ikat (ligasi).
2) Luka memar (contusion Wound)
Terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikan oleh cedar pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
3) Luka lecet (Abraded Wound)
Terjadi akibat kulit bergesekan dengan
benda lain yang biasanya dengan benda yang
tidak tajam.
4) Luka tusuk (punctured wound)
Terjadi akibat adanya benda seperti peluru
atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan
diameter yang kecil.
5) Luka gores (lacerated wound)
Terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
kaca atau kawat
6) Luka tembus (penetrating wound)
Luka yang menembus organ tubuh biasanya
pada bagian awal luka masuk diameternya kecil
tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan
melebar.
7) Luka Bakar (Combutsio)
Luka yang disebabkan oleh trauma panas,
listrik, kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang
ekstrim.
d. Berdasarkan penampilan:
1) Nekrotik, (hitam), Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau
lembab.
2) Sloughy (kuning), jaringan mati yang fibrous
3) Terinfeksi (kehijauan), terdengan tanda-tanda klinis adanya infeksi seperti
nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat.
4) Granulasi (merah), jaringan granulasi yang sehat
5) Epitalisasi (pink), terjadi epitelisasi.
3. Proses Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati
atau rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi.
Melihat bahwa pada luka terjadi kerusakan pada jaringan maka tubuh akan
bereaksi sama seperti yang terjadi pada peradangan. Pembuluh-pembuluh darah di
daerah yang terluka akan melebar dan mengangkut sel-sel yang mati dan rusak. Di
daerah luka akan terbentuk jaringan dari serat-serat protein (fibrin). Jaringan ini nanti
akan membentuk suatu lapisan yang keras yang melindungi luka tersebut.
Pada saat yang bersamaaan akan tumbuh pada tepi-tepi luka suatu jaringan
granulasi. Jika luka itu bersih dan karena adanya jaringan-jaringan mati (nekrosis)
yang lebih sedikit pada luka tersebut, maka pertumbuhan dari jaringan granulasi itu
yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah dan jaringan-jaringan ikat- akan berjalan
lebih baik. Jika pada seluruh permukaan luka sudah terbentuk jaringan granulasi
maka keropeng luka akan terlepas.
Kemudian akan terbentuk bekas luka tertutup oleh lapisan kulit yang tipis (bekas
luka yang tertutup lapisan kulit itu adalah lapisan granulasi). Tanda-tanda bekas ini
akan memudar dan berkerut.
Disamping faktor-faktor yang disebut tadi, ada masalah lain, yaitu tentang
terinfeksinya luka oleh mikroorganisme yang ada pada luka tersebut, yang nanti akan
sangat menentukan penyembuhan lukanya. Luka steril seperti luka operasi akan lebih
cepat sembuh daripada luka meradang.
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor berikut akan berpengaruh
pada proses penyembuhan luka :
a. Pengaliran darah lokal. Ini harus seoptimal mungkin dalam proses
penyembuhan yang baik ;
b. Ada atau tidak adanya edema. Adanya edema dapat menghalangi penyembuhan
luka karena dengan demikian pengaliran darah akan terganggu ;
c. Zat-zat pembakar dan pembangun. Zat-zat ini harus ada dalam kadar yang
cukup dalam makanan yang dikonsumsi ;
d. Kebersihan luka. Luka yang bersih akan lebih cepat sembuh daripada luka ynag
banyak nekrosisnya ;
e. Besarnya luka. Luka ynag besar akan lebih lama sembuhnya daripada luka yang
kecil, dimana tepi luka itu lebih berdekatan ;
f. Kering atau tidaknya luka. Luka yang kering akan lebih cepat sembuh daripada
luka yang basah, karena luka kering akan lebih cepat tumbuh lapisan granulasi
dibawah keropeng luka.
Penyembuhan luka meliputi 2 kategori yaitu:
a. Pemulihan jaringan → Regenerasi jaringan pulih seperti semula baik
struktur maupun fungsinya.
b. Repair → Pemulihan atau penggantian oleh jaringan Ikat (Mawardi Hasan,
2002).
Fase penyembuhan luka terdiri dari
a. Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari)
Koagulasi merupakan respon yang pertama terjadi sesaat setelah luka
terjadi dan melibatkan platelet. Pengeluaran platelet menyebabkan
vasokontriksi. Proses ini bertujuan untuk hemostasis sehingga mencegah
perdarahan lebih lanjut.
Fase inflamasi selanjutnya terjadi beberapa menit setelah luka terjadi
berlanjut sekitar 3 hari. Fase inflamasi memungkinkan pergerakan
leukosit(utamanya Neutrifil). Neotrofil selanjutnya memfagosit dan
membunuh bakteri dan masuk ke matriks fibrin dalam persiapan
pembentukkan jaringan baru .
b. Fase proliferasi/rekonstruksi (2-24 hari)
Apabila tidak ada infeksi/kontaminasi pada fase inflamasi, maka proses
penyembuhan selanjutnya memasuki tahapan proliferasi/rekonstruksi.
Tujuan utama fase ini adalah :
1) Proses granulasi (untuk mengisi ruang yang kosong pada luka)
2) Angiogenesis (pertumbuhan kapiler baru)
Secara klinis akan tampak kemerahan pada luka. Angiogenesis
terjadi bersamaan dengan fibrioplasia. Tanpa proses angiogenesis sel-sel
penyembuhan tidak dengan bermigrasi, replikasi, melawan infeksi dan
pembentukkan atau deposit komponen matriks baru.
3) Proses konstriksi (untuk menarik kedua tepi luka agar saling
berdekatan).
Menurut Hunt (2003) konstraksi adalah peristiwa fisiologi yang
menyebabkan terjadinya penutupan pada luka terbuka
c. Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3 tahun)
Fase ini merupakan fase terakhir dan terpanjang pada proses
penyembuhan luka. Aktifitas sintesis dan degradasi kolagen berada
dalam keseimbangan. Akhir dari penyembuhan didengankan parut luka
yang matang yang mempunyai kekuatan 80% disbanding kulit normal.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
a. Timbulnya pendarahan. Sebagai akibat dari suatu kerusakan, dapat timbul
ditempat-tempat berlemak yang kurang aliran darah. Pembuluh darah itu dapat
rusak pada tempat yang berlemak tadi, akibat dari tegangan pada luka atau oleh
gerakan yang dipaksakan. Pendarahan itu dapat terjadi diluar maupaun di dalam
tubuh.
b. Adanya infeksi pada luka. Luka menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Oleh karena itu cara perawatan luka harus tertuju pada usaha
untuk menghindari terjadinya pencemaran luka atau sedapat mungkin
membatasinya. Meskipun demikian higiene luka merupakan satu-satunya faktor
pada perawatan luka yang menyebabkan timbulnya infeksi karena kondisi umum
pasien dan tempat terjadinya luka juga sangat menentukan dalam hal ini.
c. Vaskularisasi yaitu proses menjadi penuh dengan pembuluh darah,
pembentukan pembuluh darah secara abnormal atau berlebihan
d. Mempengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk
pertumbuhan atau perbaikan sel.
e. Usia. Kecepatan perbaikan sel berlangsung dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat
menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dengan memperlambat proses
penyembuhan luka.
f. Anemia. Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel
membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu orang yang mengalami
kekurangan kadar Hb dalam darah akan mengalami proses penyembuhan yang
lebih lama.
g. Penyakit. Adanya penyakit seperti diabetes melitus & ginjal dpt memperlambat
proses penyembuhan luka.
a. Nutrisi. Merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama
karena terdengan kandungan zat gizi didalamnya
b. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress, mempengaruhi proses
penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat –
obatan, merokok atau stres akan mengalami proses penyembuhan yang lebih
lama.
5. Masalah atau Komplikasi yang Terjadi pada Luka
a. Infeksi, terjadi bila terdapat tanda - tanda seperti kulit kemerahan, demam atau
panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan di sekitar luka mengeras, serta
adanya kenaikan leukosit.
b. Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhnya yang dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi,
terjadinya trauma, dsb. Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh (demam),
dan rasa nyeri pada daerah luka.
c. Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam kearah luar melalui
luka. Hal ini dapat terjadi jika luka tidak segera menyatu dengan baik akibat
proses penyembuhan yang lambat.
d. Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan tanda
vital seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan pernapasan, penurunan tekanan
darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin
dan lembab.
6. Tanda – Tanda Infeksi pada Luka
a. Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami
infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat
tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi
gangguan atau sesuatu yang tidak normal (patologis) jadi jangan abaikan rasa
nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya.
b. Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa
panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke
area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibodi dalam
memerangi antigen atau penyebab infeksi.
c. Tumor
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang
umum dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan
mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan
peningkatan aliran darah.
d. Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi
karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna
kemerahan.
e. Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami
infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan
berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA
1. Pengkajian Luka
a. Anamnesa
1) Tanggal dan waktu pengkajian → Mengetahui perkembangan penyakit.
2) Biodata → Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat.
3) Keluhan utama
4) Riwayat kesehatan → Kesehatan sekarang (PQRST), riwayat penyakit
dahulu, status kesehatan keluarga dan status perkembangan.
5) Aktivitas sehari-hari
6) Riwayat psikososial
b. Pemeriksaan Kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui
metode inspeksi dan palpasi.
1) Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :
a) Adanya perdarahan
b) Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan).
c) Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaksi inflamasi pada saat
pembekuan berkurang).
d) Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dalam jaringan
granulasi mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta
berkurangnya ukuran parut yang merupakan indikasi terbentuknya
koloid.
2) Melihat adanya benda asing atau bahan – bahan pengontaminasi pada luka
misalkan : tanah, pecahan kaca atau benda asing lain.
3) Melihat ukuran, kedalaman dan lokasi luka.
4) Adanya drainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap dan nyeri pada
daerah luka.
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam diagnosis keperawatan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah
luka.
b. Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan.
Contoh diagnosa Keperawatan NANDA
a. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Insisi bedah, cedera
akibat zat kimia, efek tekanan, sekresi dan ekskresi.
b. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Imobilisasi fisik,
paparan sekresi.
c. Risiko infeksi yang berhubungan dengan : Malnutrisi, kehilangan jaringan dan
peningkatan paparan lingkungan.
d. Nyeri yang berhubungan dengan : Insisi bedah.
e. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan : Nyeri luka operasi.
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
Ketidakmampuan menelan makanan.
g. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan : Nyeri insisi
abdomen.
h. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan : Gangguan aliran arteri,
gangguan aliran vena.
i. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan : Persepsi terhadap jaringan
parut, persepsi terhadap dariain operasi, reaksi terhadap pengangkatan bagian
tubuh melalui pembedahan.
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
a. Meningkatkan hemostasis luka.
b. Mencegah infeksi.
c. Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut.
d. Meningkatkan penyembuhan luka.
e. Mempertahankan integritas kulit.
f. Mendengankan kembali fungsi normal.
g. Memperoleh rasa nyaman (mengurangi nyeri).
4. Rencana Tindakan
a. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan agar
luka tetap dalam keadaan bersih.
b. Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara
melakukan perawatan luka secara aseptic.
5. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dapat dinilai dari sempurnanya
proses penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya tanda radang, tidak ada
perdarahan, luka dalam keadaan bersih dan tidak ada keloid atau skiatrik.
b. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang dilakukan selama
mengganti balutan, saat terapi diberikan dan saat klien berusaha melakukan
sendiri perawatan lukanya.
c. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat
penyembuhan luka dan membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian.
d. Mencari tahu kebutuhan klien dan keluarga tentang peralatan bantuan tambahan.
Contoh proses diagnostik keperawatan untuk penyembuhan luka.
AKTVITAS
PENGKAJIAN
BATASAN KARAKTERISTIK DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Infeksi
permukaan kulit
Terdengan luka, dariainase dari
luka berwarna kuning dan berbau
busuk, tepi luka tidak saling
berdekatan, jahitan tetap berada di
tempatnya.
Kerusakan
integritas kulit yang
berhubungan
dengan luka yang
terkontaminasi.
Infeksi adanya
tanda-tanda
penyembuhan
luka
Tedengan dariainase berwarna
coklat kemerahan pada hari ke-5
setelah operasi, tepi luka tidak
saling berdekatan
Risiko infeksi yang
berhubungan
dengan luka
traumatik yang
terkontaminasi
Ukur suhu, nadi
dan jumlah sel
putih klien
Klien febris, Nadi 125x/m, jumlah
leukosit (sel darah putih)
12.000/mm3
Contoh rencana asuhan keperawatan untuk kerusakan integritas kulit
Dx. Kep : Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan luka yang
terkontaminasi.
TUJUAN
HASIL YANG
DIHARAPKA
N
INTERVENSI RASIONAL
Integritas kulit
pada area luka
operasi
meningkat
pada 20 april
Luka besih dan
utuh tanpa
inflamasi,
dariainase at
maserase pada
18 april
Tepi luka saling
berdekatan
Jaga agar luka tetap
bersih dan kering
Ganti balutan sesuai
program termasuk
debridemen dan
pemberian obat –
obatan.
Intruksikan klien atau
Penyembuhan luka
bergantung pada
keadaan yang bersih
dan lembab untuk
proses epitelialisasi
dan deposisi jaringan
Granulasi (Atwater,
1989;
orang yang penting
bagi klien untuk
mengkaji dan merawat
luka.
Minta klien
mendemonstrasikanny
a kembali
Cooper,1992).Pengka
jian luka dan kulit di
sekitarnya secara
teratur dana akurat
merupakan hal yang
penting dalam
rencana asuhan
keperawatan untuk
manejemen luka (
Cooper, 1992 ).
Contoh Evaluasi untuk intervensi kerusakan integritas kulit
TUJUAN TINDAKAN EVALUATIF
HASIL YANG
DIHARAPKAN
Integritas kulit
pada area luka
operasi
semakin baik
Inspeksi permukaan kulit didekat
luka & disekitar tempat dariain
Observasi kondisi luka & karakter
dariainase
Luka bersih & utuh tanpa
inflamasi, dariainase atau
maserasi
Tepi luka saling mendekat
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma
benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan
hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997).
Fase penyembuhan luka terdiri dari Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari) Fase
proliferasi/rekonstruksi (2-24 hari) dan Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3
tahun)
DAFTAR PUSTAKA
Steven, P., Bordui, F., dkk. 1997. Ilmu Keperwatan Jilid 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Murwani, Arita, 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitra
Maya.
Price & Wilson. 2001. Patofisiologi.Jakarta:EGC
http://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/konsep%20luka.pdf

More Related Content

What's hot

134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratHenriantoKarolusSire
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesSujana Pkm
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infuspjj_kemenkes
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaAmalia Senja
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSulistia Rini
 

What's hot (20)

134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 

Similar to Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

Similar to Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka (20)

Perawatan luka dasar
Perawatan luka dasarPerawatan luka dasar
Perawatan luka dasar
 
Materi Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docxMateri Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docx
 
Perawatan Luka
Perawatan LukaPerawatan Luka
Perawatan Luka
 
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
 
INTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdfINTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdf
 
Gangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaGangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan luka
 
Luka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhanLuka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhan
 
Merawat luka
Merawat lukaMerawat luka
Merawat luka
 
Modul 3 kb 1 penanganan luka cedera
Modul 3 kb 1 penanganan luka cederaModul 3 kb 1 penanganan luka cedera
Modul 3 kb 1 penanganan luka cedera
 
Seminar Wound revisi
Seminar Wound revisi Seminar Wound revisi
Seminar Wound revisi
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
 
Perawatan luka
Perawatan luka Perawatan luka
Perawatan luka
 
Perawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorPerawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotor
 
Teknik perawatan luka
Teknik perawatan lukaTeknik perawatan luka
Teknik perawatan luka
 
Luka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nyaLuka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nya
 
WOUND_LUKA.pptx
WOUND_LUKA.pptxWOUND_LUKA.pptx
WOUND_LUKA.pptx
 
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidananPerawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
Perawatan Luka
Perawatan LukaPerawatan Luka
Perawatan Luka
 
Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

  • 1. KONSEP LUKA DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA Dosen Pembimbing : Yuni Sapto Edhy Rahayu, M.Kep Disusun Oleh : Kelompok 1 : 1. Kharisma Ladynda 2. Erni Yunia Nugroho 3. Widian Listanti 4. Aisah Fitriani 5. Esty Apriani 6. Ariyanti 7. Aprilianto 8. Ade Panji Nugroho 9. Muharom 10.Ginta Septiana 11.Duaji Iftinan 12.Marfenda Dila S1-KEPERAWATAN STIKES AL – IRSYAD AL – ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas segala anugerah dan kenikmatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Kardiovascular dengan membahas Anatomi dan Fisiologi jantung. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler Program Study S1 Keperawatan Stikes Al-irsyad Al-islamiyyah Cilacap. Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari pula bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat rahmat dari Allah Subhanahu wata’ala. Kemudian bantuan, dorongan dan bimbingan rekan–rekan juga memudahkan kami sehingga kendala–kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Selanjutnya, kami merasa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang tersaji mengingat keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan imbalan yang setimpal pada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan kepada kami. Amiin ya Rabbal ‘alamiin. Cilacap, 17 November 2015
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh perawat. Prinsip utama dalam menejemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah besar disamping masa perawatan yang lebih lama, sehingga biaya perawatan di rumah sakit menjadi lebih tinggi (Morison, 2003). Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 4 fase utama yaitu inflamasi yang ditandai dengan adanya mengeluaran mediator nyeri akibat kerusakan integritas kulit sehingga mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah, hal ini mengakibatkan aliran darah di sekitar luka tinggi dan muncul tanda kemerahan, hangat, edema serta nyeri. Fase berikutnya adalah destruksi, proliferasi sel dan maturasi (Morison, 2003). B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari luka? 2. Apa saja jenis – jenis luka? 3. Bagaimana proses penyembuhan luka? 4. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka? 5. Masalah apa saja yang sering terjadi pada luka? 6. Apa tanda – tanda infeksi pada luka? 7. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada luka? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari luka. 2. Untuk mengetahui jenis – jenis luka. 3. Untuk mengetahui proses penyembuhan luka. 4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka. 5. Untuk mengetahui masalah yang sering terjadi pada luka. 6. Untuk mengetahui tanda – tanda infeksi pada luka. 7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada luka
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP LUKA 1. Pengertian Luka Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997). Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan dibawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superfisial atau dalam (Koiner & Taylan). Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya. Trauma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, luka dapat terbuka atau tertutup, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. (kozier, 1992 hal. 43 Taylan, 1990). Jadi luka merupakan sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. 2. Klasifikasi Luka a. Berdasarkan sifatnya: 1) Luka Akut Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan atau dengan kata lain sesuai dengan konsep penyembuhan luka akut dengan dikatagorikan sebagai: a) Luka akut pembedahan, contoh insisi, eksisi dan skin graft b) Luka bukan pembedahan, contoh luka bakar c) Luka akut factor lain, contoh abrasi, laserasi, atau imnjuri pada lapisan kulit superficial.
  • 5. 2) Luka kronis Adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan atau bahkan kegagalan. Contoh luka dekubitus, luka diabetes dan leg ulcer. Luka kronis berdasarkan kehilangan jaringan : a) Superficial : luka hanya terbatas pada lapisan epodermis b) Parsial (partial thickness) luka meliputi epidermi dan dermis c) Penuh(full thickness) luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan sub kutan bahan dengan juga melibatkn otot, tendon, dan tulang b. Berdasarakan stadium : 1) Stage 1 Lapisan epidermis utuh, namun terdengan eritema atau perubahan warna. 2) Stage 2 Kehilangan kulit superficial dengan kerusakan lapisan epidermis dan dermis, eritema di jaringan yang nyeri panas, dan edema. 3) Stage 3 Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub kutan, dengan terbentuknya rongga (cavity), eksudat sedang sampai banyak. 4) Stage 4 Hilangnya jaringan sub kutan dengan terbentuknya rongga yang melibatkan otot, tendon, dan atau tulang. Eksudat sedang sampai banyak. c. Berdasarkan mekanisme terjadinya : 1) Luka insisi (incised wounds) Terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam. Misalnya yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptic), biasanya tertutup oleh sutura atau setelah seluruh pembuluh darah yang luka di ikat (ligasi). 2) Luka memar (contusion Wound) Terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikan oleh cedar pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
  • 6. 3) Luka lecet (Abraded Wound) Terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 4) Luka tusuk (punctured wound) Terjadi akibat adanya benda seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 5) Luka gores (lacerated wound) Terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau kawat 6) Luka tembus (penetrating wound) Luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7) Luka Bakar (Combutsio) Luka yang disebabkan oleh trauma panas, listrik, kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim. d. Berdasarkan penampilan: 1) Nekrotik, (hitam), Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau lembab. 2) Sloughy (kuning), jaringan mati yang fibrous
  • 7. 3) Terinfeksi (kehijauan), terdengan tanda-tanda klinis adanya infeksi seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat. 4) Granulasi (merah), jaringan granulasi yang sehat 5) Epitalisasi (pink), terjadi epitelisasi. 3. Proses Penyembuhan Luka Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati atau rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Melihat bahwa pada luka terjadi kerusakan pada jaringan maka tubuh akan bereaksi sama seperti yang terjadi pada peradangan. Pembuluh-pembuluh darah di daerah yang terluka akan melebar dan mengangkut sel-sel yang mati dan rusak. Di daerah luka akan terbentuk jaringan dari serat-serat protein (fibrin). Jaringan ini nanti akan membentuk suatu lapisan yang keras yang melindungi luka tersebut. Pada saat yang bersamaaan akan tumbuh pada tepi-tepi luka suatu jaringan granulasi. Jika luka itu bersih dan karena adanya jaringan-jaringan mati (nekrosis) yang lebih sedikit pada luka tersebut, maka pertumbuhan dari jaringan granulasi itu yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah dan jaringan-jaringan ikat- akan berjalan lebih baik. Jika pada seluruh permukaan luka sudah terbentuk jaringan granulasi maka keropeng luka akan terlepas. Kemudian akan terbentuk bekas luka tertutup oleh lapisan kulit yang tipis (bekas luka yang tertutup lapisan kulit itu adalah lapisan granulasi). Tanda-tanda bekas ini akan memudar dan berkerut. Disamping faktor-faktor yang disebut tadi, ada masalah lain, yaitu tentang terinfeksinya luka oleh mikroorganisme yang ada pada luka tersebut, yang nanti akan sangat menentukan penyembuhan lukanya. Luka steril seperti luka operasi akan lebih cepat sembuh daripada luka meradang. Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor berikut akan berpengaruh pada proses penyembuhan luka : a. Pengaliran darah lokal. Ini harus seoptimal mungkin dalam proses penyembuhan yang baik ; b. Ada atau tidak adanya edema. Adanya edema dapat menghalangi penyembuhan luka karena dengan demikian pengaliran darah akan terganggu ; c. Zat-zat pembakar dan pembangun. Zat-zat ini harus ada dalam kadar yang cukup dalam makanan yang dikonsumsi ;
  • 8. d. Kebersihan luka. Luka yang bersih akan lebih cepat sembuh daripada luka ynag banyak nekrosisnya ; e. Besarnya luka. Luka ynag besar akan lebih lama sembuhnya daripada luka yang kecil, dimana tepi luka itu lebih berdekatan ; f. Kering atau tidaknya luka. Luka yang kering akan lebih cepat sembuh daripada luka yang basah, karena luka kering akan lebih cepat tumbuh lapisan granulasi dibawah keropeng luka. Penyembuhan luka meliputi 2 kategori yaitu: a. Pemulihan jaringan → Regenerasi jaringan pulih seperti semula baik struktur maupun fungsinya. b. Repair → Pemulihan atau penggantian oleh jaringan Ikat (Mawardi Hasan, 2002). Fase penyembuhan luka terdiri dari a. Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari) Koagulasi merupakan respon yang pertama terjadi sesaat setelah luka terjadi dan melibatkan platelet. Pengeluaran platelet menyebabkan vasokontriksi. Proses ini bertujuan untuk hemostasis sehingga mencegah perdarahan lebih lanjut. Fase inflamasi selanjutnya terjadi beberapa menit setelah luka terjadi berlanjut sekitar 3 hari. Fase inflamasi memungkinkan pergerakan leukosit(utamanya Neutrifil). Neotrofil selanjutnya memfagosit dan membunuh bakteri dan masuk ke matriks fibrin dalam persiapan pembentukkan jaringan baru . b. Fase proliferasi/rekonstruksi (2-24 hari) Apabila tidak ada infeksi/kontaminasi pada fase inflamasi, maka proses penyembuhan selanjutnya memasuki tahapan proliferasi/rekonstruksi. Tujuan utama fase ini adalah : 1) Proses granulasi (untuk mengisi ruang yang kosong pada luka) 2) Angiogenesis (pertumbuhan kapiler baru) Secara klinis akan tampak kemerahan pada luka. Angiogenesis terjadi bersamaan dengan fibrioplasia. Tanpa proses angiogenesis sel-sel penyembuhan tidak dengan bermigrasi, replikasi, melawan infeksi dan pembentukkan atau deposit komponen matriks baru.
  • 9. 3) Proses konstriksi (untuk menarik kedua tepi luka agar saling berdekatan). Menurut Hunt (2003) konstraksi adalah peristiwa fisiologi yang menyebabkan terjadinya penutupan pada luka terbuka c. Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3 tahun) Fase ini merupakan fase terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka. Aktifitas sintesis dan degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Akhir dari penyembuhan didengankan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% disbanding kulit normal. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka a. Timbulnya pendarahan. Sebagai akibat dari suatu kerusakan, dapat timbul ditempat-tempat berlemak yang kurang aliran darah. Pembuluh darah itu dapat rusak pada tempat yang berlemak tadi, akibat dari tegangan pada luka atau oleh gerakan yang dipaksakan. Pendarahan itu dapat terjadi diluar maupaun di dalam tubuh. b. Adanya infeksi pada luka. Luka menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu cara perawatan luka harus tertuju pada usaha untuk menghindari terjadinya pencemaran luka atau sedapat mungkin membatasinya. Meskipun demikian higiene luka merupakan satu-satunya faktor pada perawatan luka yang menyebabkan timbulnya infeksi karena kondisi umum pasien dan tempat terjadinya luka juga sangat menentukan dalam hal ini. c. Vaskularisasi yaitu proses menjadi penuh dengan pembuluh darah, pembentukan pembuluh darah secara abnormal atau berlebihan d. Mempengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel. e. Usia. Kecepatan perbaikan sel berlangsung dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dengan memperlambat proses penyembuhan luka. f. Anemia. Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu orang yang mengalami kekurangan kadar Hb dalam darah akan mengalami proses penyembuhan yang lebih lama.
  • 10. g. Penyakit. Adanya penyakit seperti diabetes melitus & ginjal dpt memperlambat proses penyembuhan luka. a. Nutrisi. Merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena terdengan kandungan zat gizi didalamnya b. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat – obatan, merokok atau stres akan mengalami proses penyembuhan yang lebih lama. 5. Masalah atau Komplikasi yang Terjadi pada Luka a. Infeksi, terjadi bila terdapat tanda - tanda seperti kulit kemerahan, demam atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan di sekitar luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit. b. Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhnya yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi, terjadinya trauma, dsb. Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh (demam), dan rasa nyeri pada daerah luka. c. Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam kearah luar melalui luka. Hal ini dapat terjadi jika luka tidak segera menyatu dengan baik akibat proses penyembuhan yang lambat. d. Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan tanda vital seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan pernapasan, penurunan tekanan darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin dan lembab. 6. Tanda – Tanda Infeksi pada Luka a. Dolor Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal (patologis) jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya. b. Kalor Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke
  • 11. area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibodi dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi. c. Tumor Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah. d. Rubor Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan. e. Fungsio Laesa Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan. B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA 1. Pengkajian Luka a. Anamnesa 1) Tanggal dan waktu pengkajian → Mengetahui perkembangan penyakit. 2) Biodata → Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat. 3) Keluhan utama 4) Riwayat kesehatan → Kesehatan sekarang (PQRST), riwayat penyakit dahulu, status kesehatan keluarga dan status perkembangan. 5) Aktivitas sehari-hari 6) Riwayat psikososial b. Pemeriksaan Kulit Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui metode inspeksi dan palpasi. 1) Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti : a) Adanya perdarahan b) Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan). c) Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaksi inflamasi pada saat pembekuan berkurang).
  • 12. d) Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dalam jaringan granulasi mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut yang merupakan indikasi terbentuknya koloid. 2) Melihat adanya benda asing atau bahan – bahan pengontaminasi pada luka misalkan : tanah, pecahan kaca atau benda asing lain. 3) Melihat ukuran, kedalaman dan lokasi luka. 4) Adanya drainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap dan nyeri pada daerah luka. 2. Diagnosa Keperawatan Dalam diagnosis keperawatan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : a. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka. b. Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan. Contoh diagnosa Keperawatan NANDA a. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Insisi bedah, cedera akibat zat kimia, efek tekanan, sekresi dan ekskresi. b. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Imobilisasi fisik, paparan sekresi. c. Risiko infeksi yang berhubungan dengan : Malnutrisi, kehilangan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan. d. Nyeri yang berhubungan dengan : Insisi bedah. e. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan : Nyeri luka operasi. f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan : Ketidakmampuan menelan makanan. g. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan : Nyeri insisi abdomen. h. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan : Gangguan aliran arteri, gangguan aliran vena. i. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan : Persepsi terhadap jaringan parut, persepsi terhadap dariain operasi, reaksi terhadap pengangkatan bagian tubuh melalui pembedahan.
  • 13. 3. Intervensi Keperawatan Tujuan : a. Meningkatkan hemostasis luka. b. Mencegah infeksi. c. Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut. d. Meningkatkan penyembuhan luka. e. Mempertahankan integritas kulit. f. Mendengankan kembali fungsi normal. g. Memperoleh rasa nyaman (mengurangi nyeri). 4. Rencana Tindakan a. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan agar luka tetap dalam keadaan bersih. b. Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara melakukan perawatan luka secara aseptic. 5. Evaluasi a. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dapat dinilai dari sempurnanya proses penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya tanda radang, tidak ada perdarahan, luka dalam keadaan bersih dan tidak ada keloid atau skiatrik. b. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang dilakukan selama mengganti balutan, saat terapi diberikan dan saat klien berusaha melakukan sendiri perawatan lukanya. c. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka dan membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian. d. Mencari tahu kebutuhan klien dan keluarga tentang peralatan bantuan tambahan.
  • 14. Contoh proses diagnostik keperawatan untuk penyembuhan luka. AKTVITAS PENGKAJIAN BATASAN KARAKTERISTIK DIAGNOSA KEPERAWATAN Infeksi permukaan kulit Terdengan luka, dariainase dari luka berwarna kuning dan berbau busuk, tepi luka tidak saling berdekatan, jahitan tetap berada di tempatnya. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan luka yang terkontaminasi. Infeksi adanya tanda-tanda penyembuhan luka Tedengan dariainase berwarna coklat kemerahan pada hari ke-5 setelah operasi, tepi luka tidak saling berdekatan Risiko infeksi yang berhubungan dengan luka traumatik yang terkontaminasi Ukur suhu, nadi dan jumlah sel putih klien Klien febris, Nadi 125x/m, jumlah leukosit (sel darah putih) 12.000/mm3 Contoh rencana asuhan keperawatan untuk kerusakan integritas kulit Dx. Kep : Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan luka yang terkontaminasi. TUJUAN HASIL YANG DIHARAPKA N INTERVENSI RASIONAL Integritas kulit pada area luka operasi meningkat pada 20 april Luka besih dan utuh tanpa inflamasi, dariainase at maserase pada 18 april Tepi luka saling berdekatan Jaga agar luka tetap bersih dan kering Ganti balutan sesuai program termasuk debridemen dan pemberian obat – obatan. Intruksikan klien atau Penyembuhan luka bergantung pada keadaan yang bersih dan lembab untuk proses epitelialisasi dan deposisi jaringan Granulasi (Atwater, 1989;
  • 15. orang yang penting bagi klien untuk mengkaji dan merawat luka. Minta klien mendemonstrasikanny a kembali Cooper,1992).Pengka jian luka dan kulit di sekitarnya secara teratur dana akurat merupakan hal yang penting dalam rencana asuhan keperawatan untuk manejemen luka ( Cooper, 1992 ). Contoh Evaluasi untuk intervensi kerusakan integritas kulit TUJUAN TINDAKAN EVALUATIF HASIL YANG DIHARAPKAN Integritas kulit pada area luka operasi semakin baik Inspeksi permukaan kulit didekat luka & disekitar tempat dariain Observasi kondisi luka & karakter dariainase Luka bersih & utuh tanpa inflamasi, dariainase atau maserasi Tepi luka saling mendekat
  • 16. BAB III PENUTUP  Kesimpulan Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997). Fase penyembuhan luka terdiri dari Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari) Fase proliferasi/rekonstruksi (2-24 hari) dan Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3 tahun)
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Steven, P., Bordui, F., dkk. 1997. Ilmu Keperwatan Jilid 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Murwani, Arita, 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitra Maya. Price & Wilson. 2001. Patofisiologi.Jakarta:EGC http://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/konsep%20luka.pdf