SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
Makalah Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Tenaga Kerja Asing
Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu: Munawaroh, M. Si
Disusun oleh:
Kelompok 3
Bagas Yuliatmaji (1709619067)
Piby Syawallina (1709619073)
Thufailah Mujahidah (1709619016)
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan kita selaku umatnya hingga akhir
zaman.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Munawaroh M.Si selaku dosen
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia karena dengan makalah ini kami
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang membuat makalah. Kami
menyadari betul bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Dikarenakan
kemampuan yang kami pelajari hingga saat ini terbatas. Karena itu kami sangat
mengharapkan kritik atau saran yang dapat membangun sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan mulai dari
mahasiswa maupun dosen sebagai pembaca termasuk kami sebagai penulis.
Jakarta, 12 Juni 2020
Kelompok 3
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul Makalah ....................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi ...........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan...................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 4
2.1. Perbedaan Tenaga Kerja di Negara Maju dengan di Indonesia....... 4
2.2. Alasan Terdapat Perbedaan Tenaga Kerja di Negara Maju dengan di
Indonesia....................................................................................... 5
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tenaga Kerja di Negara
Maju dengan di Indonesia ............................................................. 7
BAB III. STUDI KASUS.......................................................................... 12
BAB IV. PENUTUP ................................................................................. 18
4.1. Kesimpulan................................................................................. 18
4.2. Saran........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia
ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia barusaha
mengambil manfaat materi yang tersedia di lingkungannya guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Banyak sedikitnya jumlah penduduk serta unsur-unsur yang
berkaitan dengan jumlah dalam batas tertentu merupakan potensi dalam bidang
pembangunan. Dengan jumlah penduduk yang banyak merupakan sumber daya
manusia untuk melakukan pembangunan. Bangsa yang sedang membangun melalui
pembangunan nasional yang berusaha meningkatkan hasilnya di segala bidang
kehidupan. Pembangunan nasional akan lebih bermakna sejauh pembangunan itu
mampu mewujudkan tujuan hakiki kebudayaan. Sumber daya manusia sebagai
pendukung pembangunan adalah perilaku produksi dari manusia dalam bentuk
tindakan nyata, sikap dan pengetahuannya kondusif bagi terjadinya perubahan-
perubahan dari tradisi, sikap dan fikiran dalam menghadapi hari depan dan
perubahan dalam arti pembaharuan. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pembangunan suatu wilayah atau negara perlu diketahui keadaan sumber daya
manusia yang ada di wilayah tersebut dan bagaimana pelaksanaannya. Sumber daya
manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada di dalam organisasi memegang
peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian organisasi. Sumber daya
manusia sebagai salah satu sumber daya manusia yang menjalankannya tidak
berkualifikasi untuk memperkenalkannya. Demikian dengan juga sumber
informasi. Sebaiknya dan selengkap apapun informasi yang diterima oleh
organisasi, tidak berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya manusia yang tidak
mampu menerjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi perkembangan
sumber daya manusia.
Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64
tahun) yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu
2
guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang
lain. Yang dimana Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja. Memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan. Dalam menghadapi di era globalisasi ini para tenaga
kerja dituntut agar dapat meningkatkan kinerja skillnya agar dapat tetap bersaing
dengan tenaga kerja asing. Saat ini yang terjadi pada tenaga kerja lokal yaitu masih
tertinggal dengan tenaga kerja asing dikarenakan mulai dari segi pendidikan,
pengalaman, budaya yang sudah turun menurun di dalam konteks tenaga kerja
masih lokal masih selalu kalah dengan tenaga kerja asing. Oleh karena itu tenaga
kerja lokal harus dapat meningkatkan skill dan kemampuannya sehingga apabila
tenaga kerja asing berkerja sama dengan tenaga kerja lokal dapat menjalankan
tugasnya dengan baik tanpa terganggu dan ada hambatan yang banyak untuk
meningkatkan hasil produktivitasnya. Dan apabila tenaga kerja asing masuk ke
negara Indonesia pasti mempunyai hal yang negatif maupun positif salah satu
contoh negatifnya yaitu ketidaktaatan pembagian upah dengan hasil tenaga kerja
lokal dan tenaga kerja asing oleh karena itu tenaga kerja lokal biasanya banyak yang
mengajukan protes sehingga menjadikan konflik yang pasti akan merugikan
perusahaan atau pihak-pihak penting dalam perusahaan. Selanjutnya sisi positifnya
yaitu pekerja lokal dapat mencontoh dan belajar sehingga dapat mengikuti dan
bersaing secara sehat dengan tanpa adanya keirian antara tenaga kerja lokal dengan
tenaga kerja asing sehingga mereka dapat menciptakan kerja sama yang baik antara
tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
a. Apa saja perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia?
b. Mengapa bisa terdapat perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di
Indonesia?
3
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan tenaga kerja di negara maju
dengan di Indonesia?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:
a. Mengetahui perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia
b. Mengetahui alasan mengapa terjadi perbedaan tenaga kerja di negara maju
dengan di Indonesia
c. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tenaga kerja di
negara maju dengan di Indonesia
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah diharapkan dapat mengetahui perbedaan
tenaaga kerja di negara maju dengan di Indonesia, alasan mengapa terdapat
perbedaan tersebut, serta faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perbedaan Tenaga Kerja Indonesia dengan Tenaga Kerja Asing
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara
garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk
tersebut telah memasuki usia kerja. Rata-rata tenaga kerja mulai pada umur 17
hingga 20 tahun. Hubungan kerja yang terbangun dengan baik di tempat kerja akan
berdampak kepada terbangunnya suasana kerja yang kondusif, sehingga setiap
karyawan dapat didorong untuk bekerja sama secara maksimal dan meningkatnya
produktivitas kerja secara signifikan guna mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
Perbedaan yang signifikan antara tenaga kerja Indonesia dengan tenaga
kerja asing salah satunya adalah pembagian upah yang belum merata. Apabila di
negara Indonesia jika ada tenaga kerja yang kurang efektif, biasanya mendapat
pengurangan upah, dikarenakan tenaga asing memiliki pendidikan dan pengetahuan
akan pengalamannya yang lebih di atas daripada tenaga kerja Indonesia secara
signifikan. Selanjutnya pada perbedaan budaya pada tenaga kerja Indonesia dengan
tenaga kerja asing yaitu adanya ketidakselarasan dan kebiasaan yang dialami antara
kinerja tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing, contohnya dalam hal
istirahat pada jam kerja dan operasional pada saat jam kerja. Biasanya dan sudah
terbukti bahwa kinerja tenaga kerja Indonesia jika dibandingkan dengan tenaga
kerja asing adalah lebih unggul tenaga kerja asing. Ini dikarenakan juga dari segi
disiplin dan sikap bertanggung jawab atas segala kinerjanya di Indonesia sangat
belum sepenuhnya dilakukan. Oleh karena itu, banyak sekali hal-hal yang perlu
dikoreksi dan dievaluasi pada kinerja lokal. Karena itu, tidak menutup
5
kemungkinan bahwa negara Indonesia sekarang lebih banyak memilih kinerja
tenaga kerja asing dikarenakan sudah terbukti bahwa tenaga kerja asing lebih
unggul mulai dari segi kedisiplinannya, keuletannya dalam berkerja, dan hal
terpenting adalah tanggung jawab dalam mengerjakan kinerjanya. Dampak positif
maupun negatif pun ada apabila adanya tenaga kerja asing di Indonesia. Contohnya
tenaga kerja asing bisa mencerminkan sikap dan budaya mereka yang baik hingga
tenaga kerja lokal pun ikut serta dalam hal baik yang dilakukan oleh tenaga asing
itu sendiri.
2.2. Alasan Terdapat Perbedaan Tenaga Kerja Indonesia dengan Tenaga
Kerja Asing
Dari data statistik kondisi kualitas sumber daya manusia dan
ketenagakerjaan, pekerja Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara ASEAN
lainnya. Penyebab kualitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah dibandingkan
dengan negara lain adalah karena tingkat dan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh
para tenaga kerja ini. Penyebab lainnya adalah masih banyaknya orang Indonesia
yang belum memasuki dunia kerja dikarenakan keterampilan mereka yang masih
minim. Akibatnya, mereka kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain
seperti Vietnam. Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja yang besar. Namun,
hanya sedikit dari mereka yang terserap dunia kerja. Rendahnya tenaga kerja di
Indonesia menyebabkan saat ini banyak tenaga kerja yang menganggur atau hanya
melakukan pekerjaan kasar dan berupah rendah. Ini terjadi karena tenaga kerja
Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan kompleks yang
memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi. Penyebab kurangnya kemampuan
tenaga kerja Indonesia berakar dari rendahnya pendidikan para tenaga kerja. Di
Indonesia, dari penduduk usia produktif umur 24-60 tahun, hanya 8% yang
memiliki pendidikan tinggi (sarjana dan diploma). Presentase ini jauh dari negara
tetangga, seperti dari Australia yang 48% sudah memiliki pendidikan tinggi. Selain
itu, sistem pendidikan di Indonesia tidak memprioritaskan analisis dan pemikiran
kritis. Ini membuat kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam menentukan dan
menyelesaikan masalah masih rendah.
6
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan
bahwa ada dua alasan mengapa Indonesia masih menjadi negara "tertinggal"
ketimbang negara-negara lain yang semakin maju. Pertama adalah masalah
pengelolaan sumber daya manusia dan yang kedua adalah pengelolaan sumber daya
alam. Sumber daya manusia yang memiliki keunggulan daya saing yang tinggi
merupakan salah satu cara untuk mengambil keuntungan dari globalisasi manusia
dengan cara melakukan berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
diantaranya adalah dengan cara bekerja. Permasalahan yang ada dalam tenaga kerja
Indonesia saat ini memang tidak dapat dihindari. Namun, permasalahan itu bukan
menjadi alasan untuk menghentikan persaingan di tingkat regional dalam MEA
2015. Justru sebaliknya, Indonesia harus melihat peluang yang terbuka untuk
memperbaiki kualitas SDM yang ada dengan meningkatkan daya saing,
menyediakan pendidikan dan kesehatan yang memadai, serta memberikan edukasi
terhadap pentingnya MEA 2015 itu sendiri. Dalam kondisi perekonomian Indonesia
yang sangat baik ini, kualitas SDM masih perlu diperbaiki lagi. Tenaga kerja yang
ada di Indonesia tidak bisa hanya bekerja sebagai tenaga kerja informal karena
kualitas yang belum memadai. Dalam hal ini, pemerintah berpengaruh sangat besar
untuk mendorong kemajuan kualitas itu. Tetapi tanpa adanya kesadaran dari setiap
individu sebagai bagian dari MEA 2015, maka akan sangat sulit mencapai target
yang hendak dicapai oleh Indonesia. MEA 2015 harus dijadikan media bagi tenaga
kerja Indonesia untuk belajar bersaing di tingkat yang lebih tinggi, yaitu tingkat
Asia Tenggara. Indonesia memiliki tiga persoalan seputar ketenagakerjaan
menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Tiga persoalan
utama adalah seputar tenaga kerja yang terjadi dalam negeri, antara lain kesempatan
kerja yang terbatas, rendahnya kualitas angkatan kerja, dan tingginya tingkat
pengangguran.
Hubungan pekerjaan dan kerjasama yang baik antara pemerintah, industri
pendidikan harus diarahkan guna meningkatkan daya saing SDM. Pemerintah harus
mengembangkan sistem yang dapat menjamin kesejahteraan atau kemakmuran
masyarakat dalam akses pendidikan yang berkualitas, teknologi yang memadai, dan
kemudahan investasi sehingga dapat membuka lapangan kerja. Di samping itu,
industri memiliki peran penting dalam kesempatan dan pelatihan kerja on-the-job
7
training bagi masyarakat. Dengan adanya sinergi atau kerjasama pemerintah dan
industri pendidikan tentang pelatihan kerja masyarakat dan industri, diharapkan
masyarakat akan mendapatkan manfaat dari pelatihan kerja sehingga dapat bersaing
di era globalisasi.
Kita dapat melihat bahwa tenaga kerja Indonesia masih belum dapat
menghasilkan barang maupun jasa yang berkualitas tinggi, daya saing masih
rendah, serta minim akan penguasaan atau pemahaman ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain karena kualitasnya yang masih rendah, banyaknya penanam
modal asing di Indonesia dapat mempengaruhi penghambatan perekonomian
Indonesia, serta hasil pendapatan tenaga kerja Indonesia rata-rata rendah. Berbeda
dengan negara maju lainnya karena memiliki teknologi yang canggih dan kualitas
sumber daya manusia yang tinggi sehingga memungkinkan negara tersebut untuk
melakukan banyak hal dan mendukung persaingan antarnegara.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tenaga Kerja Indonesia
dengan Tenaga Kerja Asing
Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat perbedaan-perbedaan dalam hal
tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja di negara maju lainnya. Lalu kita pasti
bertanya, apa faktor yang mempengaruhi hal tersebut? Jika kita melihat dari sisi
kualitas penduduknya, maka jelas Indonesia memiliki banyak faktor yang
mempengaruhinya. Adapun kualitas penduduk ini akan berimplikasi langsung
terhadap kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia jika dibandingkan
dengan negara maju lainnya. Walaupun Amerika Serikat telah mengeluarkan
Indonesia dari daftar negara berkembang, yaitu dinobatkan sebagai negara maju, di
mana kini ekonomi Indonesia berada di peringkat ke-15 dan daya beli ekonomi
berada di peringkat ke-7 dari negara-negara G20, namun masih ada beberapa hal
yang harus dievaluasi kembali untuk mengukuhkan peringkat “negara maju”
tersebut. Sebab, jika melihat pada realita yang ada saat ini, maka ada banyak hal
yang masih harus dievaluasi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja yang ada, apabila dibandingkan dengan negara maju lainnya, contohnya
adalah Jepang.
8
Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia berkualitas, walaupun
kita sama-sama tahu bahwa sumber daya manusia yang kita miliki adalah
melimpah. Riset menemukan adanya kesenjangan keterampilan yang signifikan di
mana sulitnya menemukan karyawan berkualitas untuk posisi profesional dan
manajer. Daya saing tenaga kerja Indonesia masih tergolong rendah. Menurut
laporan World Talent Ranking 2018, skor Indonesia 51,3 dan menempati peringkat
45 dari 63 negara yang diteliti. Walaupun begitu, peringkat Indonesia meningkat
dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, di mana pada 2016 dan 2017,
Indonesia berada pada peringkat 47. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) dalam proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah
penduduk Indonesia 2020 berada di kisaran 271 juta jiwa dengan jumlah paling
banyak menghuni Pulau Jawa. Pada 2045 mendatang, generasi milenial Indonesia
akan berada pada puncak usia produktif mereka, yaitu berumur 40-51 tahun.
Apabila kita dapat mengasah kualitas sumber daya manusia yang ada, maka ini akan
berdampak langsung agar Indonesia menjadi negara yang memiliki kekuatan tenaga
kerja yang besar ke depannya.
Faktor pendidikan merupakan hal yang mendukung dalam menentukan
bagaimana kualitas penduduk di suatu negara. Di negara maju, pendidikan memiliki
kualitas yang tinggi. Sedangkan di Indonesia, pemerataaan pendidikan dirasa masih
menjadi suata kendala yang harus selekas mungkin diselesaikan sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang ada. Perkembangan dan kemajuan
peradaban suatu negara dalam berbagai dimensinya secara umum merupakan akibat
dari pendidikan dan pengajaran. Karena itu, pendidikan memegang peran penting
bagi anak-anak yang mana mereka akan menjadi penyokong untuk masa depan
yang cerah serta menjadi agent of change. Kita tidak bisa memungkiri bahwa
pendidikan bagi anak-anak di pedalaman Indonesia masihlah sulit untuk didapatkan
dengan layak seperti halnya anak-anak pada umumnya. Seperti halnya dirasakan
oleh sekolah-sekolah yang berada di salah satu pedalaman Papua, tepatnya di Desa
Tangma, Kabupaten Yahukimo. Di Tangma hanya terdapat 2 SD dan 1 SMP, yaitu
SD YPPGI Tangma, SMP YPPGI Tangma, dan SD Inpres Wamerek. Sulitnya akses
terhadap listrik dan internet membuat sekolah di Tangma ketinggalan informasi
terkini terkait pendidikan. Ini sudah seharusnya menjadi bahan evaluasi untuk kita
9
semua bahwa pendidikan sejatinya adalah hak setiap warga negara. Angkatan kerja
Indonesia memang jumlahnya besar, namun rata-rata memiliki tingkat pendidikan
yang rendah. Apabila tingkat pendidikan pekerja berkolerasi positif dengan
keterampilan dan produktivitas, maka kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian
besar tenaga kerja Indonesia merupakan pekerja yang memiliki keterampilan
rendah. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh seorang pekerja, maka
pengetahuan dan wawasannya juga semakin luas, berpikir menjadi lebih terarah,
sehingga akan melahirkan produktivitas yang cenderung semakin tinggi.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kualitas dan produktivitas tenaga
kerja Indonesia jika dibandingkan dengan negara maju lainnya adalah link and
match antara pendidikan dan industri. Kita ketahui bahwa lewat pendidikan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sebagai upaya untuk mengarahkan
peserta didik agas siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di bidang usaha.
Relevansi lulusan SMK dengan dunia kerja yang ada dapat dilihat dari lulusannya
yang terserap di dunia kerja dengan cepat dan sesuai dengan bidang keahliannya.
Namun pada kenyataannya, dikatakan oleh Kepala Badan Pusat Statistik
Suhariyanto, bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) didominasi oleh lulusan
SMK sebesar 10,42 persen pada Agustus 2019. Dari data tersebut dapat kita lihat
bahwa tenaga kerja yang dihasilkan sampai saat ini masih belum memenuhi
kualifikasi yang diisyaratkan oleh dunia kerja. Masih banyak peluang kerja yang
ditawarkan namun belum terisi, sebab lulusan pendidikan yang ada tidak semuanya
terserap pasar kerja. Hal ini pastinya membuat kita bertanya-tanya, mengapa hal
tersebut bisa terjadi? Idealnya secara nasional, lulusan SMK yang bisa langsung
memasuki dunia kerja adalah 80-85%. Namun, kompetensi yang dimiliki oleh
lulusan SMK masih belum cukup untuk menghadapi dunia kerja, sehingga pihak
pemberi kerja tidak bisa menempatkan mereka sesuai dengan keahliannya. Padahal
keahlian adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian
tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman. Keahlian seseorang
akan tercermin dari seberapa baik seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan
yang spesifik. Ini seharusnya menjadi bahan evaluasi untuk kita semua agar ke
depannya dapat memproyeksikan atau mempertimbangkan kembali akan
10
kesesuaian pendidikan dan industri kerja yang dibutuhkan, supaya seluruh tenaga
kerja yang ada dapat terserap.
Faktor kualitas hidup, khususnya dalam hal kesehatan, merupakan hal yang
menjadi perbedaan antara Indonesia dengan negara maju lainnya. Pemerintah di
negara maju memberikan jaminan kepada penduduknya dengan fasilitas
pendukung, seperti halnya akses terhadap kesehatan. Namun, kita bisa lihat di
Indonesia bahwa akses terhadap kesehatan masih banyak terkendala dan sampai
saat ini masih menjadi perhatian bagi pemerintah. Tingkat kesehatan masyarakat
yang tidak merata dan sangat rendah, khususnya terjadi pada masyarakat yang
tinggal di pemukiman kumuh. Belum maksimalnya upaya yang dilakukan oleh
pemerintah menyebabkan masalah kesehatan masyarakat masih tetap ada. Maka
dari itu, diperlukannya perencanaan dari pemerintah untuk mengatasi berbagai
masalah kesehatan yang ada. Ini dikarenakan, kualitas kesehatan yang ada di suatu
negara akan berdampak langsung terhadap kualitas penduduknya. Apabila kualitas
penduduknya baik, maka akan menjadi salah satu faktor pendukung pula dalam
terciptanya kualitas tenaga kerja Indonesia yang mampu bersaing dengan negara
maju lainnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat melihat bagaimana perbedaan
tenaga kerja di negara maju dan di Indonesia, yaitu dari hal pembagian upah yang
belum merata. Tenaga kerja asing jika dibandingkan dengan tenaga kerja Indonesia,
dianggap memiliki pendidikan, pengetahuan, serta pengalaman yang lebih
memadai. Selain itu, didapati juga bahwa kedisiplinan dan sikap bertanggung jawab
yang belum sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja Indonesia. Penyebab dari
perbedaan-perbedaan tersebut adalah minimnya keterampilan tenaga kerja
Indonesia serta rendahnya pendidikan juga membuatnya kalah saing dengan tenaga
kerja asing. Di sisi lain, faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dari tenaga
kerja Indonesia dan tenaga kerja asing, yaitu: (1) tidak meratanya pendidikan di
Indonesia; (2) permasalahan link and match antara pendidikan dan industri; (3) serta
faktor kualitas hidup, khususnya dalam hal kesehatan. Indonesia masih kekurangan
sumber daya manusia berkualitas, walaupun kuantitas sumber daya manusia yang
kita miliki adalah melimpah. Maka dari itu, perlu diadakannya evaluasi dalam
11
menangani permasalahan ini agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing dengan
tenaga kerja asing.
12
BAB III
STUDI KASUS
STUDI KASUS PERUSAHAAN DI NEGARA MAJU
Jepang tengah dilanda kekurangan tenaga kerja, di mana ketimpangan ini
adalah yang terbesar semenjak tahun 1973. Pasar tenaga kerja Jepang tengah
mengalami pengetatan dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan merosotnya
jumlah tenaga kerja serta populasi penduduk tua yang semakin meningkat dan
jumlah kelahiran yang cenderung rendah. Sehingga untuk memenuhi tenaga kerja
dengan usia produktif, maka Jepang harus merekrut tenaga kerja asing. Jepang juga
membutuhkan orang-orang di sektor formal. Di lain pihak, pasti perusahaan yang
berada di Jepang juga membutuhkan pasokan tenaga kerja guna mendukung
produktivitas dari perusahaan. Di mana sektor pekerjaan yang dibutuhkan antara
lain care worker, building cleaning management, machine parts and tooling
industries, industrial machiner, industry electric, electronics, and information
industries construction industries shipbuilding and ship machinery industry,
automobile repair and maintenance, aviation industry, accomodation industry,
agriculture, fishery and aquaculture, manufacture of food and beverages, and food
service industry
ANALISIS KASUS PERUSAHAAN DI NEGARA MAJU
Masalah demografi yang dialami oleh Jepang adalah diakibatkan oleh
menurunnya angkat kelahiran yang ada. Ini membuat jumlah usia produktif
penduduk Jepang juga menurun. Masyarakat Jepang dikatakan sebagai masyarakat
yang menua, sebab jumlah penduduk berusia tua –yaitu 65 tahun ke atas- terus
bertambah dan usia harapan hidup penduduk Jepang juga semakin panjang. Gejala
bertambahnya penduduk usia tua mulai terlihat sejak Jepang mengalami
pertumbuhan ekonomi tinggi pada dekade 1960-1970.
Salah satu dampak yang timbul dari makin meningkatnya penduduk usia
tua, adalah beban pemerintah yang bertambah berat karena kurangnya tenaga kerja
13
produktif. Kasus kekurangan tenaga kerja produktif ini adalah masalah yang cukup
sulit bagi Jepang, sebab tenaga kerja tersebut menunjang produktivitas dan kinerja
dari suatu perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Jepang membuka
kesempatan kerja bagi tenaga kerja asing. Jepang giat melakukan promosi ke
berbagai negara, terutama negara-negara Asia dengan jumlah populasi yang besar,
guna mendapatkan tenaga kerja usia produktif. Salah satu usaha Jepang untuk
mendapatkan tenaga kerja asing yang berkualitas adalah dengan membangun
kerjasama resmi dengan pemerintah dari beberapa negara Asia, termasuk Indonesia,
yaitu adalah IJ-EPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement). Dalam
kerangka IJ-EPA ini, pemerintah Jepang berkomitmen kepada Indonesia dalam
bidang jasa tenaga kerja, yaitu memberi peluang kepada Indonesia untuk
mengirimkan tenaga kerja terampil, seperti perawat, care worker, pekerja di sektor
perhotelan, pariwisata, dan kelautan ke Jepang. Saat ini, kerjasama yang sudah
terealisasi adalah pengiriman perawat dan care worger Indonesia ke Jepang.
Setiap tenaga kerja yang ingin bekerja di Jepang juga harus mengikuti
standar kerja di Jepang sebagai standar kompetensi kerja (SKK) khusus yang akan
menjadi standar dan pedoman dalam proses pelatihan maupun uji kompetensi bagi
calon tenaga kerja yang akan bekerja di Jepang. Kebijakan visa Jepang untuk
pekerja asing sudah berlaku sejak 1 April 2019, di mana kelompok bisnis di Jepang
menyambut kebijakan baru ini dengan kelegaan. Pemakaian jasa tenaga kerja asing
di Jepang hanya terbatas oleh kontrak kerja 5 tahun dan mereka harus memiliki
tingkat kecakapan tertentu serta kemahiran berbahasa Jepang. Dengan peraturan
tenaga kerja asing seperti ini, Jepang mulai ditinggalkan oleh peminat pencari
pekerjaan. Maka dari itu, ada baiknya pemerintah Jepang melakukan revisi terkait
peraturan tersebut, mulai dari apakah memang peraturan lama kerja dan tidak boleh
pindah profesi, kemahiran berbahasa Jepang, serta standar keahlian tertentu. Ini
dilakukan guna menarik minat dari tenaga kerja asing untuk bekerja di Jepang.
Namun demikian, tetap saja banyak kelompok masyarakat yang khawatir bahwa
kebijakan ini akan berisiko pada kurangnya lapangan kerja bagi penduduk lokal,
serta keharmonisan sosial bahkan keamanan nasional. Namun, ini harus tetap
dilakukan, sebab dari statistik pemerintah dan pelaku industri, bahwa keduanya
14
menunjukkan bahwa pasar pekerja benar-benar kosong. Masalah kekurangan
pekerja ini berada di semua sektor industri.
Melihat pertentangan yang terjadi akan keputusan pemerintah untuk
merekrut tenaga kerja asing, penulis rasa bahwa ini adalah kebijakan yang tepat
guna mempertahankan roda perekonomian yang ada di Jepang. Di sisi lain, Jepang
yang mengalami kekurangan kelompok usia produktif adalah suatu permasalahan
yang harus segera diatasi, maka dari itu kebijakan perekrutan tenaga kerja asing ini
adalah efektif. Penulis juga menilai bahwa untuk mengatasi kekhawatiran publik
akan tenaga kerja asing yang datang ke Jepang, pemerintah Jepang mengatakan
bahwa pekerja asing ini hanya berada untuk sementara waktu dan mereka bukanlah
imigran.
Masalah kekurangan pekerja ini dapat melumpuhkan banyak sektor industri
mengingat angka kelahiran Jepang yang rendah, serta populasi yang kian menua.
Dua faktor ini menjadi indikator yang sulit untuk diatasi dalam jangka pendek untuk
masalah kekurangan pekerja. Apabila perusahaan mempekerjakan kembali tenaga
yang sudah memasuki masa pensiun, ternyata hal ini mengundang permasalahan
tersendiri sebab umumnya pekerjaan yang tersedia memerlukan stamina dan
keterampilan khusus yang tentunya tidak banyak dimiliki oleh tenaga kerja yang
sudah memasuki masa pensiun. Kebijakan visa bagi tenaga kerja asing akan
setidaknya melegakan perusahaan, sebab masalah kekurangan pekerjaan akan
terselesaikan. Namun demikian, dalam perekrutan ini, pemerintah haruslah berhati-
hati dalam menyeleksi tenaga kerja asing. Ini dikarenakan agar usaha yang
dilakukan pemerintah Jepang dalam perekrutan tenaga kerja asing ini tidaklah sia-
sia.
STUDI KASUS PERUSAHAAN DI INDONESIA
Tenaga kerja berkualitas adalah hal yang dibutuhkan oleh setiap
perusahaan. Di sisi lain, hal ini menjadi salah satu tantangan utama praktisi HR
dalam mendapatkan calon karyawan yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Menurut laporan World Talent Ranking 2018, skor Indonesia 51,3 dan menempati
15
peringkat 45 dari 63 negara yang diteliti, terkait dengan daya saing tenaga kerja
Indonesia yang tergolong rendah. Mengapa hal ini bisa terjadi?
ANALISIS KASUS PERUSAHAAN DI INDONESIA
Mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan
pastinya menjadi tantangan tersendiri. Di sisi lain, perusahaan harus selektif ketika
rekrutmen tenaga kerja, sebab ini terkait dengan pekerja yang akan menjadi bagian
dalam berjalannya roda perusahaan. Tenaga kerja dari sisi jumlah dan kualitas akan
menentukan keberhasilan dalam kinerja perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang
besar tanpa diikuti kualitas yang baik akan membuat suatu perusahaan sulit untuk
bersaing dengan perusahaan lain atau negara lain. Indonesia masih menghadapi
jumlah tenaga kerja yang kurang memiliki kualitas yang mumpuni guna memasuki
dunia kerja. Penyerapan tenaga kerja dinilai sangat penting, sebab ini terkait dengan
upaya untuk mengatasi masalah pengangguran. Pada Agusuts 2019, jumlah
angkatan kerja Indonesia sebanyak 133,56 juta orang. Angka ini terdiri dari 126.41
juta pekerja dan 7,05 juta pengangguran. Dari total pekerja Indonesia, masih
terdapat penduduk yang menjadi setengah penganggur, yaitu 8,14 juta orang.
Lalu, kita pasti bertanya, apa faktor yang mempengaruhi kualitas dari tenaga
kerja tersebut? Salah satu faktornya adalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu
negara dapat dijadikan indikator akan kualitas tenaga kerja di negara tersebut.
Indonesia masih rendah akan tingkat pendidikannya dan menyebabkan penguasaan
serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi memnjadi rendah, jika
dibandingkan dengan negara tetangga. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, tenaga kerja lulusan SD mendominasi pangsa tenaga kerja Indonesia.
Dalam kurun waktu 2014-2018, setidaknya seperempat dari tenaga kerja
merupakan lulusan SD. Penyumbang terbanyak kedua, yaitu lulusan SMP, yaitu
sekitar 17-18 persen setiap tahunnya. Minimnya penguasaan serta penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga
kerja, sehingga akan berpengaruhi terhadap kualitas dan kuantital hasil produksi
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Selain itu, kompetisi dan etos kerja
masyarakat kita juga masih rendah.
16
Kemudian, Indonesia masih sedikit dalam hal tenaga ahli, sebab saat ini
pekerja di Indonesia masih banyak didominasi tenaga kerja kurang terampil. Setiap
tahunnya, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat, namun di sisi lain
jumlah tersebut tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja. Sehingga, angkatan
kerja yang tidak terserap dalam lapangan kerja akan menyebabkan penganggusan.
Seharusnya angkatan kerja yang besar itu bisa membuat suatu perubahan ekonomi
yang besar bagi perekonomian Indonesia, di mana tidak hanya berfokus pada
menjadi PNS dan karyawan, tetapi mempunyai inisiatif menjadi lebih dari itu,
sehingga bisa meningkatkan daya saing bangsa. Pemerintah harus memperbaiki
daya saing tenaga kerja Indonesia, sebab sumber daya manusia (SDM) sebagai
pelaku pembangunan adalah kunci utama untuk mengejar ketertinggalan dan
bersaing dalam ekonomi global. Dengan jumlah penduduk yang besar ini, jika
didukung oleh kualitas yang mumpuni, maka kinerja perusahaan di Indonesia akan
menjadi sangat baik dan tentunya ini akan berdampak langsung pada perekonomian
Indonesia. Pekerja yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas di dalam
suatu perusahaan.
Selain itu, persebaran tenaga kerja di Indonesia juga tidak merata, sebab
sebagian besarnya berada di Pulau Jawa yang merupakan magnet ekonomi bagi
pulau-pulaun lain yang pembangunannya dan lapangan pekerjaannya tidak sebaik
di pulau jawa. Hal ini terjadi karena pemerintah dahulu masih berfokus pada
pembangunan yang javasentris sehingga investor lebih tertarik untuk menanamkan
modalna di Jawa. Sementara di daerah lain hanya bergantung pada investor yang
berdiam diri di daerah itu di mana jika mereka berinvestasi pun, maka tidak akan
berinvestasi di high-tech yang bisa menyerapa ribuan tenaga kerja, sebab
infrastruktur yang ada masih belum mendukung. Banyaknya tenaga kerja yang
datang ke pulau Jawa menyebabkan jumlah lapangan kerja di Jawa semakin
terbatas, sehingga pengangguran banyak terjadi di Jawa.
Guna mengatas permasalahan tenaga kerja di Indonesia tersebut, maka perlu
diadakan evaluasi kembali dan perubahan nyata guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia, yaitu dengan cara meningkatkan kualitas
pendidikan, meningkatkan daya saing tenaga kerja kita, serta memeratakan tenaga
17
kerja yang ada. Apabila hal tersebut dilakukan, maka perusahaan yang mencari
tenaga kerja untuk di-rekrut ke perusahaannya tidak perlu merasa bingung kembali
mengenai kualitas tenaga kerja yang dimiliki oleh Indonesia.
18
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Persaingan tenaga kerja menjadi suatu hal yang tak bisa untuk dihindari. Hal
tersebut dapat terjadi di semua tempat, baik itu di dalam negari maupun di luar
negeri. Indonesia merupakan negara yang harus mampu memainkan peranan dalam
penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dan daya saing yang
tinggi agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Indonesia dituntut untuk
mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten agar dapat bersaing dengan tenaga
kerja dari negara maju lainnya. Maka dari itu, diperlukan persiapan yang matang
dengan memperhatikan peluang dimiliki dan sekaligus tantangan yang ada.
4.2. Saran
Tugas utama pemerintah adalah mengembangkan perguruan tinggi yang
bermutu dan unggul sehingga mampu memasok tenaga-tenaga ahli yang diperlukan
di berbagai bidang keahlian. Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan
tinggi wajib membekali lulusannya dengan ilmu dan kompetensi yang memenuhi
kebutuhan pasar tenaga kerja nasional dan internasionalnya. Pemerintah tidak bisa
melakukannya sendiri, melaikan diperlukan dukungan dunia usaha, kalangan
industri, dan para manajer SDM. Para elemen ini harus terlibat aktif dalam program
percepatan peningkatan kompetensi yang diselenggarakan pemerintah sehingga
peran pemerintah dan swasta dapat saling melengkapi.
19
DAFTAR PUSTAKA
A.Imam, Alimudin, Tatang Permana, dan Sriyono. 2018. Studi Kesiapan Kerja
Peserta Didik SMK untuk Bekerja di Industri Perbaikan Bodi Otomotif.
Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 5, No. 2 diakses pada
tanggal 30 Mei 2020.
Aminah, Shobichatul, Stedi Wardoyo, dan Sri Pangastoeti. 2018. Pengiriman
Tenaga Perawan dan Careworker Indonesia ke Jepang dalam Kerangka
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Bakti Budaya,
Vol. 1, No. 1, hlm: 92-102 diakses pada tanggal 12 Juni 2020.
Ukkas, Imran. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
Kerja Industri Kecil Kota Palopo. Journal of Islamic Education
Management, Vol. 2, No. 2 diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Arisandy, Moh. Rum. 2018. Pengaruh Keterampilan dan Pengalaman Kerja
Terhadap Pengembangan Karir Pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Donggala. E-Journal Katalogis, Volume 3 Nomor 8 hlm 149-156 diakses
pada tanggal 30 Mei 2020.
Mitra. 2012. (Masih) Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jurnal
Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 4 diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Wijaya, Wanda, dan Eddy Madiono Sutanto. 2014. Human Relations Tenaga Kerja
Asing dan Tenaga Kerja Lokal di PT Gramitrama Jaya Steel. AGORA Vol.
2, No. 2 diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
Pratiwi, Erliz Nindi, dan Rifa Atun Mahmudah. 2013. Peningkatan Daya Saing
Tenaga Kerja Indonesia Melalui Korelasi Input Penunjang Tenaga Kerja
dalam Menghadapi MEA 2015. Economics Development Analysis Journal
2 (2) diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
20
Adianto, Jepi, dan Muhammad Fedryansyah. 2018. Peningkatan Kualitas Tenaga
Keja dalam Menghadapi ASEAN Economic Community. Jurnal Pekerjaan
Sosial, Vol. 1, No. 2, Hal. 77-86 diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
Lidwin, Andrea. Ranking Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Tergolong Rendah.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/21/daya-saing-tenaga-
kerja-indonesia-tergolong-rendah diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Welianto, Ari. Perbedaan Negara Maju dan Negara Berkembang.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/10/070000769/perbedaan-
negara-maju-dan-negara-berkembang?page=all diakses pada tanggal 30 Mei
2020.
Muliana, Vina A. 7 Faktor Bisa Hambat Pertumbuhan Ekonomi RI, Apa Saja?
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3391752/7-faktor-bisa-hambat-
pertumbuhan-ekonomi-ri-apa-saja diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Indonesia Investments. Pengangguran di Indonesia. https://www.indonesia-
investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/pengangguran/item255
diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Halim, Vania. 12 Fakta Menarik AS ‘Nobatkan’ RI Jadi Negara Maju
https://economy.okezone.com/read/2020/02/28/320/2175531/12-fakta-
menarik-as-nobatkan-ri-jadi-negara-maju diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Abdurrahman. Pentingnya Pemerataan Pendidikan di Daerah Pedalaman.
https://www.halloriau.com/read-pendidikan-123800-2020-01-02-pentingnya-
pemerataan-pendidikan-di-daerah-pedalaman.html diakses pada tanggal 30
Mei 2020.
Maarif, Nurcholis. Mendikbud Nadiem, Akses Pendidikan di Pedalaman Papua
Butuh Bantuan. https://news.detik.com/berita/d-4813105/mendikbud-nadiem-
akses-pendidikan-di-pedalaman-papua-butuh-bantuan diakses pada tanggal 30
Mei 2020.
21
Widiyani, Rosmha. Berapa Jumlah Penduduk Indonesia 2020? Naik atau Turun?
https://news.detik.com/berita/d-4975893/berapa-jumlah-penduduk-
indonesia-2020-naik-atau-turun diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Kesijunawaroh. Pentingnya Kualitas Tenaga Kerja.
https://www.kompasiana.com/kesijunawaroh/57fcfca8c623bd2225a2c73f/
pentingnya-kualitas-tenaga-kerja diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
Aprillatu, Pramirvan Datu. Tenaga Kerja Indonesia Dinilai Kalah Bersaing dalam
Menghadapi MEA. https://www.merdeka.com/uang/tenaga-kerja-
indonesia-dinilai-kalah-bersaing-dalam-hadapi-mea.html diakses pada
tanggal 3 Juni 2020.
Kontan.co.id. Dua Alasan Indonesia Tertinggal dari Negara Lain.
https://nasional.kontan.co.id/news/dua-alasan-indonesia-tertinggal-dari-
negara-lain diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
Hamdani, Trio. Menaker Sebut RI Kalah Saing dari Vietnam karena Kurang Jam
Kerja. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
4717868/menaker-sebut-ri-kalah-saing-dari-vietnam-karena-kurang-jam-
kerja diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
SAH. Luhut: SDM Lokal Tak Siap Bersaing dengan Tenaga Kerja Asing.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180309125859-92-
281709/luhut-sdm-lokal-tak-siap-bersaing-dengan-tenaga-kerja-asing
diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
Syahmardan. Tenaga Kerja Asing di Indonesia: Kebijakan dan Implementasi.
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-bisnis/1427-tenaga-kerja-
asing-di-indonesia-kebijakan-dan-implementasi.html diakses pada tanggal
3 Juni 2020.
Fahriana, Dika. Meningkatkan Perekonomian dari Tenaga Kerja yang Berkualitas.
https://www.kompasiana.com/dikafahrina/57fa3929587b61c71bca013a/me
ningkatkan-perekonomian-dari-tenaga-kerja-yang-berkualitas diakses pada
tanggal 30 Mei 2020.
22
Jobstreet.com. Tenaga Kerja Berkualitas Kini Sulit Ditemui.
https://www.jobstreet.co.id/en/aboutus/tenaga-kerja-berkualitas-kini-sulit-
ditemui.htm diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Lidwina, Andrea. Ranking Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Tergolong Rendah.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/21/daya-saing-tenaga-
kerja-indonesia-tergolong-rendah diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Koran Jakarta. Kualitas Tenaga Kerja Mesti Ditingkatkan. http://www.koran-
jakarta.com/kualitas-tenaga-kerja-mesti-ditingkatkan/ diakses pada tanggal
30 Mei 2020.
Gusman, Hanif. 43% Tenaga Kerja Lulusan SD & SMP, Apa Indonesia Siap
Industri 4.0? https://tirto.id/43-tenaga-kerja-lulusan-sd-smp-apa-indonesia-
siap-industri-40-djZj diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Jayani, Dwi Hadya. 8,14 Juta Orang Indonesia Setengah Menganggur.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/13/814-juta-orang-
indonesia-setengah-menganggur diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Noor, Ronny Rachman. Jepang Kekurangan Tenaga Kerja Terampil, Indonesia
Berpeluang?
https://www.kompasiana.com/rrnoor/5d75ca9a097f3661993b03d2/jepang-
kekurangan-tenaga-kerja-terampil-indonesia-berpeluang?page=2 diakses
pada tanggal 30 Mei 2020.
JawaPos.com. Kurang Tenaga Kerja, Jepang Perbanyak Visa Pekerja Asing.
https://www.jawapos.com/internasional/dw/12/04/2019/kurang-tenaga-
kerja-jepang-perbanyak-visa-pekerja-asing/ diakses pada tanggal 30 Mei
2020.
Pratama, Akhdi Martin. Kekurangan Tenaga Kerja, Jepang Gandeng Indonesia.
https://money.kompas.com/read/2019/06/25/114324026/kekurangan-
tenaga-kerja-jepang-gandeng-indonesia?page=all diakses pada tanggal 30
Mei 2020.
23
Fauzia, Mutia. Jepang Dilanda Kekurangan Tenaga Kerja.
https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/01/171200626/jepang-dilanda-
kekurangan-tenaga-kerja diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Jayani, Dwi Hadya. Jumlah Pekerja Informal Lebih Banyak dari Pekerja Formal.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/08/jumlah-pekerja-
informal-lebih-banyak-dari-pekerja-formal diakses pada tanggal 30 Mei
2020.

More Related Content

What's hot

Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)Yuni Tri Retnani Sardi, S.Pd
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaranabdul ajid
 
Monopoli dan-kbjkan-pmrintah
Monopoli dan-kbjkan-pmrintahMonopoli dan-kbjkan-pmrintah
Monopoli dan-kbjkan-pmrintahHaidar Bashofi
 
Bentuk – bentuk pasar
Bentuk – bentuk pasarBentuk – bentuk pasar
Bentuk – bentuk pasarKuny Raint
 
Pasar Monopolistik
Pasar MonopolistikPasar Monopolistik
Pasar Monopolistikfauzie zie
 
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONIPerbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
Perjanjian kerja
Perjanjian kerjaPerjanjian kerja
Perjanjian kerjanugpra
 
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanRizki Gumilar
 
Pasar semen di indonesia mengarah oligopoli
Pasar semen di indonesia mengarah oligopoliPasar semen di indonesia mengarah oligopoli
Pasar semen di indonesia mengarah oligopoliRetna Rindayani
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesiaabdul kodir
 
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomiNasyida Rokhmadiyah
 

What's hot (20)

Biaya peluang
Biaya peluangBiaya peluang
Biaya peluang
 
Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 3 Pendapatan Nasional (Kelas XI, Kurikulum 2013)
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
Monopoli dan-kbjkan-pmrintah
Monopoli dan-kbjkan-pmrintahMonopoli dan-kbjkan-pmrintah
Monopoli dan-kbjkan-pmrintah
 
makalah ojk
makalah ojkmakalah ojk
makalah ojk
 
Bentuk – bentuk pasar
Bentuk – bentuk pasarBentuk – bentuk pasar
Bentuk – bentuk pasar
 
Pasar Monopolistik
Pasar MonopolistikPasar Monopolistik
Pasar Monopolistik
 
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
 
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONIPerbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
 
Ppt ketenagakerjaan
Ppt ketenagakerjaanPpt ketenagakerjaan
Ppt ketenagakerjaan
 
Perjanjian kerja
Perjanjian kerjaPerjanjian kerja
Perjanjian kerja
 
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
 
Pasar semen di indonesia mengarah oligopoli
Pasar semen di indonesia mengarah oligopoliPasar semen di indonesia mengarah oligopoli
Pasar semen di indonesia mengarah oligopoli
 
Perekonimian empat sektor
Perekonimian empat sektorPerekonimian empat sektor
Perekonimian empat sektor
 
Pasar monopolistik
Pasar monopolistikPasar monopolistik
Pasar monopolistik
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 

Similar to Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia

Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia
Masalah Ketenagakerjaan Di IndonesiaMasalah Ketenagakerjaan Di Indonesia
Masalah Ketenagakerjaan Di IndonesiaLX Savage
 
LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...
LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman  WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman  WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...
LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...tempatpklsmkiin
 
Ppt ranti tio lina
Ppt ranti tio linaPpt ranti tio lina
Ppt ranti tio linaadminhusna
 
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)Ahmad Sayadi
 
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiavinaamelia12
 
MAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149) III REG I LA.pdf
MAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149)  III REG I LA.pdfMAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149)  III REG I LA.pdf
MAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149) III REG I LA.pdfAdeliaSarumaha
 
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Muhammad Nasrulloh
 
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdfNajip Hendra SP
 
Ptk asli
Ptk asliPtk asli
Ptk aslidynaayu
 
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS KesehatanLaporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS KesehatanFadhil Zulfikar
 
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdfIndraChoky
 
Contoh Laporan Prakerin Industri
Contoh Laporan Prakerin IndustriContoh Laporan Prakerin Industri
Contoh Laporan Prakerin IndustriNur Arifaizal Basri
 
Tenaga Kerja Asing di Indonesia
Tenaga Kerja Asing di IndonesiaTenaga Kerja Asing di Indonesia
Tenaga Kerja Asing di IndonesiaElma Maa
 
LAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docx
LAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docxLAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docx
LAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docxAdyahZulfitri
 

Similar to Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia (20)

Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia
Masalah Ketenagakerjaan Di IndonesiaMasalah Ketenagakerjaan Di Indonesia
Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia
 
LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...
LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman  WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman  WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...
LAPORAN PKL SMK Icha.pdfAman WA:0812-9859-7180, Kursus Mengemudi Berapa Cakr...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ppt ranti tio lina
Ppt ranti tio linaPpt ranti tio lina
Ppt ranti tio lina
 
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (moh. arifin)
 
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesia
 
MAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149) III REG I LA.pdf
MAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149)  III REG I LA.pdfMAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149)  III REG I LA.pdf
MAKALAH INDIVIDU MSDM ADELIA q (2215310149) III REG I LA.pdf
 
Pak fadli 1
Pak fadli 1Pak fadli 1
Pak fadli 1
 
Kemitraan
KemitraanKemitraan
Kemitraan
 
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
 
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
 
Ptk asli
Ptk asliPtk asli
Ptk asli
 
Ptk asli
Ptk asliPtk asli
Ptk asli
 
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS KesehatanLaporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan
 
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
 
Contoh Laporan Prakerin Industri
Contoh Laporan Prakerin IndustriContoh Laporan Prakerin Industri
Contoh Laporan Prakerin Industri
 
Tenaga Kerja Asing di Indonesia
Tenaga Kerja Asing di IndonesiaTenaga Kerja Asing di Indonesia
Tenaga Kerja Asing di Indonesia
 
Pembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran MendengarkanPembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran Mendengarkan
 
Laporan KKL Rio, dkk. 2014 UDINUS
Laporan KKL Rio, dkk. 2014 UDINUSLaporan KKL Rio, dkk. 2014 UDINUS
Laporan KKL Rio, dkk. 2014 UDINUS
 
LAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docx
LAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docxLAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docx
LAPORAN PPL SITI NOER SOADIYAH ZULFITRI-12405173116-MBS (1).docx
 

More from Thufailah Mujahidah

Rangkuman Materi Perkembangan Peserta Didik
Rangkuman Materi Perkembangan Peserta DidikRangkuman Materi Perkembangan Peserta Didik
Rangkuman Materi Perkembangan Peserta DidikThufailah Mujahidah
 
Analisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
Analisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya ManusiaAnalisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
Analisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya ManusiaThufailah Mujahidah
 
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di Indonesia
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di IndonesiaDampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di Indonesia
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di IndonesiaThufailah Mujahidah
 
Komunikasi Internal Melalui E-mail dan Memo
Komunikasi Internal Melalui E-mail dan MemoKomunikasi Internal Melalui E-mail dan Memo
Komunikasi Internal Melalui E-mail dan MemoThufailah Mujahidah
 
Pengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang Tunai
Pengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang TunaiPengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang Tunai
Pengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang TunaiThufailah Mujahidah
 
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)Thufailah Mujahidah
 
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufUrgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufThufailah Mujahidah
 
Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"
Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"
Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"Thufailah Mujahidah
 
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 - BAB 11)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 -  BAB 11)Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 -  BAB 11)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 - BAB 11)Thufailah Mujahidah
 
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 - BAB 6) serta Perbedaan ...
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 -  BAB 6) serta Perbedaan ...Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 -  BAB 6) serta Perbedaan ...
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 - BAB 6) serta Perbedaan ...Thufailah Mujahidah
 
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045Thufailah Mujahidah
 
Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan
Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah SembaranganSampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan
Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah SembaranganThufailah Mujahidah
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 

More from Thufailah Mujahidah (20)

Tugas Statistik
Tugas StatistikTugas Statistik
Tugas Statistik
 
Rangkuman Materi Perkembangan Peserta Didik
Rangkuman Materi Perkembangan Peserta DidikRangkuman Materi Perkembangan Peserta Didik
Rangkuman Materi Perkembangan Peserta Didik
 
Analisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
Analisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya ManusiaAnalisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
Analisis Jurnal tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Uang dan Bank
Uang dan BankUang dan Bank
Uang dan Bank
 
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di Indonesia
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di IndonesiaDampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di Indonesia
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di Indonesia
 
Komunikasi Internal Melalui E-mail dan Memo
Komunikasi Internal Melalui E-mail dan MemoKomunikasi Internal Melalui E-mail dan Memo
Komunikasi Internal Melalui E-mail dan Memo
 
Pengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang Tunai
Pengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang TunaiPengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang Tunai
Pengelolaan Kas Kecil dan Praktik Pengelolaan Pengajuan Uang Tunai
 
Teks Proposal
Teks ProposalTeks Proposal
Teks Proposal
 
Pengantar Manajemen: Planning
Pengantar Manajemen: Planning Pengantar Manajemen: Planning
Pengantar Manajemen: Planning
 
Teori Biaya Produksi
Teori Biaya ProduksiTeori Biaya Produksi
Teori Biaya Produksi
 
Tugas PAI - Insan Kamil
Tugas PAI - Insan KamilTugas PAI - Insan Kamil
Tugas PAI - Insan Kamil
 
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 12 - 17)
 
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufUrgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Presentasi Bisnis: Pudabi
Presentasi Bisnis: PudabiPresentasi Bisnis: Pudabi
Presentasi Bisnis: Pudabi
 
Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"
Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"
Analisa Keuangan Makalah Bisnis "Pudabi"
 
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 - BAB 11)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 -  BAB 11)Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 -  BAB 11)
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 7 - BAB 11)
 
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 - BAB 6) serta Perbedaan ...
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 -  BAB 6) serta Perbedaan ...Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 -  BAB 6) serta Perbedaan ...
Resume Introduction to Business 4th edition (BAB 3 - BAB 6) serta Perbedaan ...
 
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
 
Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan
Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah SembaranganSampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan
Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia

  • 1. Makalah Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Tenaga Kerja Asing Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Munawaroh, M. Si Disusun oleh: Kelompok 3 Bagas Yuliatmaji (1709619067) Piby Syawallina (1709619073) Thufailah Mujahidah (1709619016) Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2020
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Munawaroh M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia karena dengan makalah ini kami dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang membuat makalah. Kami menyadari betul bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Dikarenakan kemampuan yang kami pelajari hingga saat ini terbatas. Karena itu kami sangat mengharapkan kritik atau saran yang dapat membangun sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan mulai dari mahasiswa maupun dosen sebagai pembaca termasuk kami sebagai penulis. Jakarta, 12 Juni 2020 Kelompok 3
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman Judul Makalah ....................................................................................i Kata Pengantar..................................................................................................ii Daftar Isi ...........................................................................................................iii BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 2 1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan...................................................... 3 BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 4 2.1. Perbedaan Tenaga Kerja di Negara Maju dengan di Indonesia....... 4 2.2. Alasan Terdapat Perbedaan Tenaga Kerja di Negara Maju dengan di Indonesia....................................................................................... 5 2.3. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tenaga Kerja di Negara Maju dengan di Indonesia ............................................................. 7 BAB III. STUDI KASUS.......................................................................... 12 BAB IV. PENUTUP ................................................................................. 18 4.1. Kesimpulan................................................................................. 18 4.2. Saran........................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia barusaha mengambil manfaat materi yang tersedia di lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak sedikitnya jumlah penduduk serta unsur-unsur yang berkaitan dengan jumlah dalam batas tertentu merupakan potensi dalam bidang pembangunan. Dengan jumlah penduduk yang banyak merupakan sumber daya manusia untuk melakukan pembangunan. Bangsa yang sedang membangun melalui pembangunan nasional yang berusaha meningkatkan hasilnya di segala bidang kehidupan. Pembangunan nasional akan lebih bermakna sejauh pembangunan itu mampu mewujudkan tujuan hakiki kebudayaan. Sumber daya manusia sebagai pendukung pembangunan adalah perilaku produksi dari manusia dalam bentuk tindakan nyata, sikap dan pengetahuannya kondusif bagi terjadinya perubahan- perubahan dari tradisi, sikap dan fikiran dalam menghadapi hari depan dan perubahan dalam arti pembaharuan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pembangunan suatu wilayah atau negara perlu diketahui keadaan sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut dan bagaimana pelaksanaannya. Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada di dalam organisasi memegang peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian organisasi. Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya manusia yang menjalankannya tidak berkualifikasi untuk memperkenalkannya. Demikian dengan juga sumber informasi. Sebaiknya dan selengkap apapun informasi yang diterima oleh organisasi, tidak berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya manusia yang tidak mampu menerjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi perkembangan sumber daya manusia. Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu
  • 5. 2 guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Yang dimana Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan. Dalam menghadapi di era globalisasi ini para tenaga kerja dituntut agar dapat meningkatkan kinerja skillnya agar dapat tetap bersaing dengan tenaga kerja asing. Saat ini yang terjadi pada tenaga kerja lokal yaitu masih tertinggal dengan tenaga kerja asing dikarenakan mulai dari segi pendidikan, pengalaman, budaya yang sudah turun menurun di dalam konteks tenaga kerja masih lokal masih selalu kalah dengan tenaga kerja asing. Oleh karena itu tenaga kerja lokal harus dapat meningkatkan skill dan kemampuannya sehingga apabila tenaga kerja asing berkerja sama dengan tenaga kerja lokal dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa terganggu dan ada hambatan yang banyak untuk meningkatkan hasil produktivitasnya. Dan apabila tenaga kerja asing masuk ke negara Indonesia pasti mempunyai hal yang negatif maupun positif salah satu contoh negatifnya yaitu ketidaktaatan pembagian upah dengan hasil tenaga kerja lokal dan tenaga kerja asing oleh karena itu tenaga kerja lokal biasanya banyak yang mengajukan protes sehingga menjadikan konflik yang pasti akan merugikan perusahaan atau pihak-pihak penting dalam perusahaan. Selanjutnya sisi positifnya yaitu pekerja lokal dapat mencontoh dan belajar sehingga dapat mengikuti dan bersaing secara sehat dengan tanpa adanya keirian antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing sehingga mereka dapat menciptakan kerja sama yang baik antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu: a. Apa saja perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia? b. Mengapa bisa terdapat perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia?
  • 6. 3 c. Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu: a. Mengetahui perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia b. Mengetahui alasan mengapa terjadi perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia c. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tenaga kerja di negara maju dengan di Indonesia Manfaat penulisan dari makalah ini adalah diharapkan dapat mengetahui perbedaan tenaaga kerja di negara maju dengan di Indonesia, alasan mengapa terdapat perbedaan tersebut, serta faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tersebut.
  • 7. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Perbedaan Tenaga Kerja Indonesia dengan Tenaga Kerja Asing Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Rata-rata tenaga kerja mulai pada umur 17 hingga 20 tahun. Hubungan kerja yang terbangun dengan baik di tempat kerja akan berdampak kepada terbangunnya suasana kerja yang kondusif, sehingga setiap karyawan dapat didorong untuk bekerja sama secara maksimal dan meningkatnya produktivitas kerja secara signifikan guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Perbedaan yang signifikan antara tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing salah satunya adalah pembagian upah yang belum merata. Apabila di negara Indonesia jika ada tenaga kerja yang kurang efektif, biasanya mendapat pengurangan upah, dikarenakan tenaga asing memiliki pendidikan dan pengetahuan akan pengalamannya yang lebih di atas daripada tenaga kerja Indonesia secara signifikan. Selanjutnya pada perbedaan budaya pada tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing yaitu adanya ketidakselarasan dan kebiasaan yang dialami antara kinerja tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing, contohnya dalam hal istirahat pada jam kerja dan operasional pada saat jam kerja. Biasanya dan sudah terbukti bahwa kinerja tenaga kerja Indonesia jika dibandingkan dengan tenaga kerja asing adalah lebih unggul tenaga kerja asing. Ini dikarenakan juga dari segi disiplin dan sikap bertanggung jawab atas segala kinerjanya di Indonesia sangat belum sepenuhnya dilakukan. Oleh karena itu, banyak sekali hal-hal yang perlu dikoreksi dan dievaluasi pada kinerja lokal. Karena itu, tidak menutup
  • 8. 5 kemungkinan bahwa negara Indonesia sekarang lebih banyak memilih kinerja tenaga kerja asing dikarenakan sudah terbukti bahwa tenaga kerja asing lebih unggul mulai dari segi kedisiplinannya, keuletannya dalam berkerja, dan hal terpenting adalah tanggung jawab dalam mengerjakan kinerjanya. Dampak positif maupun negatif pun ada apabila adanya tenaga kerja asing di Indonesia. Contohnya tenaga kerja asing bisa mencerminkan sikap dan budaya mereka yang baik hingga tenaga kerja lokal pun ikut serta dalam hal baik yang dilakukan oleh tenaga asing itu sendiri. 2.2. Alasan Terdapat Perbedaan Tenaga Kerja Indonesia dengan Tenaga Kerja Asing Dari data statistik kondisi kualitas sumber daya manusia dan ketenagakerjaan, pekerja Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara ASEAN lainnya. Penyebab kualitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara lain adalah karena tingkat dan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh para tenaga kerja ini. Penyebab lainnya adalah masih banyaknya orang Indonesia yang belum memasuki dunia kerja dikarenakan keterampilan mereka yang masih minim. Akibatnya, mereka kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain seperti Vietnam. Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja yang besar. Namun, hanya sedikit dari mereka yang terserap dunia kerja. Rendahnya tenaga kerja di Indonesia menyebabkan saat ini banyak tenaga kerja yang menganggur atau hanya melakukan pekerjaan kasar dan berupah rendah. Ini terjadi karena tenaga kerja Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan kompleks yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi. Penyebab kurangnya kemampuan tenaga kerja Indonesia berakar dari rendahnya pendidikan para tenaga kerja. Di Indonesia, dari penduduk usia produktif umur 24-60 tahun, hanya 8% yang memiliki pendidikan tinggi (sarjana dan diploma). Presentase ini jauh dari negara tetangga, seperti dari Australia yang 48% sudah memiliki pendidikan tinggi. Selain itu, sistem pendidikan di Indonesia tidak memprioritaskan analisis dan pemikiran kritis. Ini membuat kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam menentukan dan menyelesaikan masalah masih rendah.
  • 9. 6 Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan bahwa ada dua alasan mengapa Indonesia masih menjadi negara "tertinggal" ketimbang negara-negara lain yang semakin maju. Pertama adalah masalah pengelolaan sumber daya manusia dan yang kedua adalah pengelolaan sumber daya alam. Sumber daya manusia yang memiliki keunggulan daya saing yang tinggi merupakan salah satu cara untuk mengambil keuntungan dari globalisasi manusia dengan cara melakukan berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya adalah dengan cara bekerja. Permasalahan yang ada dalam tenaga kerja Indonesia saat ini memang tidak dapat dihindari. Namun, permasalahan itu bukan menjadi alasan untuk menghentikan persaingan di tingkat regional dalam MEA 2015. Justru sebaliknya, Indonesia harus melihat peluang yang terbuka untuk memperbaiki kualitas SDM yang ada dengan meningkatkan daya saing, menyediakan pendidikan dan kesehatan yang memadai, serta memberikan edukasi terhadap pentingnya MEA 2015 itu sendiri. Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang sangat baik ini, kualitas SDM masih perlu diperbaiki lagi. Tenaga kerja yang ada di Indonesia tidak bisa hanya bekerja sebagai tenaga kerja informal karena kualitas yang belum memadai. Dalam hal ini, pemerintah berpengaruh sangat besar untuk mendorong kemajuan kualitas itu. Tetapi tanpa adanya kesadaran dari setiap individu sebagai bagian dari MEA 2015, maka akan sangat sulit mencapai target yang hendak dicapai oleh Indonesia. MEA 2015 harus dijadikan media bagi tenaga kerja Indonesia untuk belajar bersaing di tingkat yang lebih tinggi, yaitu tingkat Asia Tenggara. Indonesia memiliki tiga persoalan seputar ketenagakerjaan menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Tiga persoalan utama adalah seputar tenaga kerja yang terjadi dalam negeri, antara lain kesempatan kerja yang terbatas, rendahnya kualitas angkatan kerja, dan tingginya tingkat pengangguran. Hubungan pekerjaan dan kerjasama yang baik antara pemerintah, industri pendidikan harus diarahkan guna meningkatkan daya saing SDM. Pemerintah harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat dalam akses pendidikan yang berkualitas, teknologi yang memadai, dan kemudahan investasi sehingga dapat membuka lapangan kerja. Di samping itu, industri memiliki peran penting dalam kesempatan dan pelatihan kerja on-the-job
  • 10. 7 training bagi masyarakat. Dengan adanya sinergi atau kerjasama pemerintah dan industri pendidikan tentang pelatihan kerja masyarakat dan industri, diharapkan masyarakat akan mendapatkan manfaat dari pelatihan kerja sehingga dapat bersaing di era globalisasi. Kita dapat melihat bahwa tenaga kerja Indonesia masih belum dapat menghasilkan barang maupun jasa yang berkualitas tinggi, daya saing masih rendah, serta minim akan penguasaan atau pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain karena kualitasnya yang masih rendah, banyaknya penanam modal asing di Indonesia dapat mempengaruhi penghambatan perekonomian Indonesia, serta hasil pendapatan tenaga kerja Indonesia rata-rata rendah. Berbeda dengan negara maju lainnya karena memiliki teknologi yang canggih dan kualitas sumber daya manusia yang tinggi sehingga memungkinkan negara tersebut untuk melakukan banyak hal dan mendukung persaingan antarnegara. 2.3. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tenaga Kerja Indonesia dengan Tenaga Kerja Asing Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat perbedaan-perbedaan dalam hal tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja di negara maju lainnya. Lalu kita pasti bertanya, apa faktor yang mempengaruhi hal tersebut? Jika kita melihat dari sisi kualitas penduduknya, maka jelas Indonesia memiliki banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun kualitas penduduk ini akan berimplikasi langsung terhadap kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia jika dibandingkan dengan negara maju lainnya. Walaupun Amerika Serikat telah mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang, yaitu dinobatkan sebagai negara maju, di mana kini ekonomi Indonesia berada di peringkat ke-15 dan daya beli ekonomi berada di peringkat ke-7 dari negara-negara G20, namun masih ada beberapa hal yang harus dievaluasi kembali untuk mengukuhkan peringkat “negara maju” tersebut. Sebab, jika melihat pada realita yang ada saat ini, maka ada banyak hal yang masih harus dievaluasi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang ada, apabila dibandingkan dengan negara maju lainnya, contohnya adalah Jepang.
  • 11. 8 Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia berkualitas, walaupun kita sama-sama tahu bahwa sumber daya manusia yang kita miliki adalah melimpah. Riset menemukan adanya kesenjangan keterampilan yang signifikan di mana sulitnya menemukan karyawan berkualitas untuk posisi profesional dan manajer. Daya saing tenaga kerja Indonesia masih tergolong rendah. Menurut laporan World Talent Ranking 2018, skor Indonesia 51,3 dan menempati peringkat 45 dari 63 negara yang diteliti. Walaupun begitu, peringkat Indonesia meningkat dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, di mana pada 2016 dan 2017, Indonesia berada pada peringkat 47. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah penduduk Indonesia 2020 berada di kisaran 271 juta jiwa dengan jumlah paling banyak menghuni Pulau Jawa. Pada 2045 mendatang, generasi milenial Indonesia akan berada pada puncak usia produktif mereka, yaitu berumur 40-51 tahun. Apabila kita dapat mengasah kualitas sumber daya manusia yang ada, maka ini akan berdampak langsung agar Indonesia menjadi negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar ke depannya. Faktor pendidikan merupakan hal yang mendukung dalam menentukan bagaimana kualitas penduduk di suatu negara. Di negara maju, pendidikan memiliki kualitas yang tinggi. Sedangkan di Indonesia, pemerataaan pendidikan dirasa masih menjadi suata kendala yang harus selekas mungkin diselesaikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang ada. Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu negara dalam berbagai dimensinya secara umum merupakan akibat dari pendidikan dan pengajaran. Karena itu, pendidikan memegang peran penting bagi anak-anak yang mana mereka akan menjadi penyokong untuk masa depan yang cerah serta menjadi agent of change. Kita tidak bisa memungkiri bahwa pendidikan bagi anak-anak di pedalaman Indonesia masihlah sulit untuk didapatkan dengan layak seperti halnya anak-anak pada umumnya. Seperti halnya dirasakan oleh sekolah-sekolah yang berada di salah satu pedalaman Papua, tepatnya di Desa Tangma, Kabupaten Yahukimo. Di Tangma hanya terdapat 2 SD dan 1 SMP, yaitu SD YPPGI Tangma, SMP YPPGI Tangma, dan SD Inpres Wamerek. Sulitnya akses terhadap listrik dan internet membuat sekolah di Tangma ketinggalan informasi terkini terkait pendidikan. Ini sudah seharusnya menjadi bahan evaluasi untuk kita
  • 12. 9 semua bahwa pendidikan sejatinya adalah hak setiap warga negara. Angkatan kerja Indonesia memang jumlahnya besar, namun rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Apabila tingkat pendidikan pekerja berkolerasi positif dengan keterampilan dan produktivitas, maka kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia merupakan pekerja yang memiliki keterampilan rendah. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh seorang pekerja, maka pengetahuan dan wawasannya juga semakin luas, berpikir menjadi lebih terarah, sehingga akan melahirkan produktivitas yang cenderung semakin tinggi. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia jika dibandingkan dengan negara maju lainnya adalah link and match antara pendidikan dan industri. Kita ketahui bahwa lewat pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sebagai upaya untuk mengarahkan peserta didik agas siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di bidang usaha. Relevansi lulusan SMK dengan dunia kerja yang ada dapat dilihat dari lulusannya yang terserap di dunia kerja dengan cepat dan sesuai dengan bidang keahliannya. Namun pada kenyataannya, dikatakan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) didominasi oleh lulusan SMK sebesar 10,42 persen pada Agustus 2019. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa tenaga kerja yang dihasilkan sampai saat ini masih belum memenuhi kualifikasi yang diisyaratkan oleh dunia kerja. Masih banyak peluang kerja yang ditawarkan namun belum terisi, sebab lulusan pendidikan yang ada tidak semuanya terserap pasar kerja. Hal ini pastinya membuat kita bertanya-tanya, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Idealnya secara nasional, lulusan SMK yang bisa langsung memasuki dunia kerja adalah 80-85%. Namun, kompetensi yang dimiliki oleh lulusan SMK masih belum cukup untuk menghadapi dunia kerja, sehingga pihak pemberi kerja tidak bisa menempatkan mereka sesuai dengan keahliannya. Padahal keahlian adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman. Keahlian seseorang akan tercermin dari seberapa baik seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang spesifik. Ini seharusnya menjadi bahan evaluasi untuk kita semua agar ke depannya dapat memproyeksikan atau mempertimbangkan kembali akan
  • 13. 10 kesesuaian pendidikan dan industri kerja yang dibutuhkan, supaya seluruh tenaga kerja yang ada dapat terserap. Faktor kualitas hidup, khususnya dalam hal kesehatan, merupakan hal yang menjadi perbedaan antara Indonesia dengan negara maju lainnya. Pemerintah di negara maju memberikan jaminan kepada penduduknya dengan fasilitas pendukung, seperti halnya akses terhadap kesehatan. Namun, kita bisa lihat di Indonesia bahwa akses terhadap kesehatan masih banyak terkendala dan sampai saat ini masih menjadi perhatian bagi pemerintah. Tingkat kesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat rendah, khususnya terjadi pada masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh. Belum maksimalnya upaya yang dilakukan oleh pemerintah menyebabkan masalah kesehatan masyarakat masih tetap ada. Maka dari itu, diperlukannya perencanaan dari pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ada. Ini dikarenakan, kualitas kesehatan yang ada di suatu negara akan berdampak langsung terhadap kualitas penduduknya. Apabila kualitas penduduknya baik, maka akan menjadi salah satu faktor pendukung pula dalam terciptanya kualitas tenaga kerja Indonesia yang mampu bersaing dengan negara maju lainnya. Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat melihat bagaimana perbedaan tenaga kerja di negara maju dan di Indonesia, yaitu dari hal pembagian upah yang belum merata. Tenaga kerja asing jika dibandingkan dengan tenaga kerja Indonesia, dianggap memiliki pendidikan, pengetahuan, serta pengalaman yang lebih memadai. Selain itu, didapati juga bahwa kedisiplinan dan sikap bertanggung jawab yang belum sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja Indonesia. Penyebab dari perbedaan-perbedaan tersebut adalah minimnya keterampilan tenaga kerja Indonesia serta rendahnya pendidikan juga membuatnya kalah saing dengan tenaga kerja asing. Di sisi lain, faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dari tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing, yaitu: (1) tidak meratanya pendidikan di Indonesia; (2) permasalahan link and match antara pendidikan dan industri; (3) serta faktor kualitas hidup, khususnya dalam hal kesehatan. Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia berkualitas, walaupun kuantitas sumber daya manusia yang kita miliki adalah melimpah. Maka dari itu, perlu diadakannya evaluasi dalam
  • 14. 11 menangani permasalahan ini agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing dengan tenaga kerja asing.
  • 15. 12 BAB III STUDI KASUS STUDI KASUS PERUSAHAAN DI NEGARA MAJU Jepang tengah dilanda kekurangan tenaga kerja, di mana ketimpangan ini adalah yang terbesar semenjak tahun 1973. Pasar tenaga kerja Jepang tengah mengalami pengetatan dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan merosotnya jumlah tenaga kerja serta populasi penduduk tua yang semakin meningkat dan jumlah kelahiran yang cenderung rendah. Sehingga untuk memenuhi tenaga kerja dengan usia produktif, maka Jepang harus merekrut tenaga kerja asing. Jepang juga membutuhkan orang-orang di sektor formal. Di lain pihak, pasti perusahaan yang berada di Jepang juga membutuhkan pasokan tenaga kerja guna mendukung produktivitas dari perusahaan. Di mana sektor pekerjaan yang dibutuhkan antara lain care worker, building cleaning management, machine parts and tooling industries, industrial machiner, industry electric, electronics, and information industries construction industries shipbuilding and ship machinery industry, automobile repair and maintenance, aviation industry, accomodation industry, agriculture, fishery and aquaculture, manufacture of food and beverages, and food service industry ANALISIS KASUS PERUSAHAAN DI NEGARA MAJU Masalah demografi yang dialami oleh Jepang adalah diakibatkan oleh menurunnya angkat kelahiran yang ada. Ini membuat jumlah usia produktif penduduk Jepang juga menurun. Masyarakat Jepang dikatakan sebagai masyarakat yang menua, sebab jumlah penduduk berusia tua –yaitu 65 tahun ke atas- terus bertambah dan usia harapan hidup penduduk Jepang juga semakin panjang. Gejala bertambahnya penduduk usia tua mulai terlihat sejak Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi pada dekade 1960-1970. Salah satu dampak yang timbul dari makin meningkatnya penduduk usia tua, adalah beban pemerintah yang bertambah berat karena kurangnya tenaga kerja
  • 16. 13 produktif. Kasus kekurangan tenaga kerja produktif ini adalah masalah yang cukup sulit bagi Jepang, sebab tenaga kerja tersebut menunjang produktivitas dan kinerja dari suatu perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Jepang membuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja asing. Jepang giat melakukan promosi ke berbagai negara, terutama negara-negara Asia dengan jumlah populasi yang besar, guna mendapatkan tenaga kerja usia produktif. Salah satu usaha Jepang untuk mendapatkan tenaga kerja asing yang berkualitas adalah dengan membangun kerjasama resmi dengan pemerintah dari beberapa negara Asia, termasuk Indonesia, yaitu adalah IJ-EPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement). Dalam kerangka IJ-EPA ini, pemerintah Jepang berkomitmen kepada Indonesia dalam bidang jasa tenaga kerja, yaitu memberi peluang kepada Indonesia untuk mengirimkan tenaga kerja terampil, seperti perawat, care worker, pekerja di sektor perhotelan, pariwisata, dan kelautan ke Jepang. Saat ini, kerjasama yang sudah terealisasi adalah pengiriman perawat dan care worger Indonesia ke Jepang. Setiap tenaga kerja yang ingin bekerja di Jepang juga harus mengikuti standar kerja di Jepang sebagai standar kompetensi kerja (SKK) khusus yang akan menjadi standar dan pedoman dalam proses pelatihan maupun uji kompetensi bagi calon tenaga kerja yang akan bekerja di Jepang. Kebijakan visa Jepang untuk pekerja asing sudah berlaku sejak 1 April 2019, di mana kelompok bisnis di Jepang menyambut kebijakan baru ini dengan kelegaan. Pemakaian jasa tenaga kerja asing di Jepang hanya terbatas oleh kontrak kerja 5 tahun dan mereka harus memiliki tingkat kecakapan tertentu serta kemahiran berbahasa Jepang. Dengan peraturan tenaga kerja asing seperti ini, Jepang mulai ditinggalkan oleh peminat pencari pekerjaan. Maka dari itu, ada baiknya pemerintah Jepang melakukan revisi terkait peraturan tersebut, mulai dari apakah memang peraturan lama kerja dan tidak boleh pindah profesi, kemahiran berbahasa Jepang, serta standar keahlian tertentu. Ini dilakukan guna menarik minat dari tenaga kerja asing untuk bekerja di Jepang. Namun demikian, tetap saja banyak kelompok masyarakat yang khawatir bahwa kebijakan ini akan berisiko pada kurangnya lapangan kerja bagi penduduk lokal, serta keharmonisan sosial bahkan keamanan nasional. Namun, ini harus tetap dilakukan, sebab dari statistik pemerintah dan pelaku industri, bahwa keduanya
  • 17. 14 menunjukkan bahwa pasar pekerja benar-benar kosong. Masalah kekurangan pekerja ini berada di semua sektor industri. Melihat pertentangan yang terjadi akan keputusan pemerintah untuk merekrut tenaga kerja asing, penulis rasa bahwa ini adalah kebijakan yang tepat guna mempertahankan roda perekonomian yang ada di Jepang. Di sisi lain, Jepang yang mengalami kekurangan kelompok usia produktif adalah suatu permasalahan yang harus segera diatasi, maka dari itu kebijakan perekrutan tenaga kerja asing ini adalah efektif. Penulis juga menilai bahwa untuk mengatasi kekhawatiran publik akan tenaga kerja asing yang datang ke Jepang, pemerintah Jepang mengatakan bahwa pekerja asing ini hanya berada untuk sementara waktu dan mereka bukanlah imigran. Masalah kekurangan pekerja ini dapat melumpuhkan banyak sektor industri mengingat angka kelahiran Jepang yang rendah, serta populasi yang kian menua. Dua faktor ini menjadi indikator yang sulit untuk diatasi dalam jangka pendek untuk masalah kekurangan pekerja. Apabila perusahaan mempekerjakan kembali tenaga yang sudah memasuki masa pensiun, ternyata hal ini mengundang permasalahan tersendiri sebab umumnya pekerjaan yang tersedia memerlukan stamina dan keterampilan khusus yang tentunya tidak banyak dimiliki oleh tenaga kerja yang sudah memasuki masa pensiun. Kebijakan visa bagi tenaga kerja asing akan setidaknya melegakan perusahaan, sebab masalah kekurangan pekerjaan akan terselesaikan. Namun demikian, dalam perekrutan ini, pemerintah haruslah berhati- hati dalam menyeleksi tenaga kerja asing. Ini dikarenakan agar usaha yang dilakukan pemerintah Jepang dalam perekrutan tenaga kerja asing ini tidaklah sia- sia. STUDI KASUS PERUSAHAAN DI INDONESIA Tenaga kerja berkualitas adalah hal yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Di sisi lain, hal ini menjadi salah satu tantangan utama praktisi HR dalam mendapatkan calon karyawan yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Menurut laporan World Talent Ranking 2018, skor Indonesia 51,3 dan menempati
  • 18. 15 peringkat 45 dari 63 negara yang diteliti, terkait dengan daya saing tenaga kerja Indonesia yang tergolong rendah. Mengapa hal ini bisa terjadi? ANALISIS KASUS PERUSAHAAN DI INDONESIA Mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan pastinya menjadi tantangan tersendiri. Di sisi lain, perusahaan harus selektif ketika rekrutmen tenaga kerja, sebab ini terkait dengan pekerja yang akan menjadi bagian dalam berjalannya roda perusahaan. Tenaga kerja dari sisi jumlah dan kualitas akan menentukan keberhasilan dalam kinerja perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang besar tanpa diikuti kualitas yang baik akan membuat suatu perusahaan sulit untuk bersaing dengan perusahaan lain atau negara lain. Indonesia masih menghadapi jumlah tenaga kerja yang kurang memiliki kualitas yang mumpuni guna memasuki dunia kerja. Penyerapan tenaga kerja dinilai sangat penting, sebab ini terkait dengan upaya untuk mengatasi masalah pengangguran. Pada Agusuts 2019, jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 133,56 juta orang. Angka ini terdiri dari 126.41 juta pekerja dan 7,05 juta pengangguran. Dari total pekerja Indonesia, masih terdapat penduduk yang menjadi setengah penganggur, yaitu 8,14 juta orang. Lalu, kita pasti bertanya, apa faktor yang mempengaruhi kualitas dari tenaga kerja tersebut? Salah satu faktornya adalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu negara dapat dijadikan indikator akan kualitas tenaga kerja di negara tersebut. Indonesia masih rendah akan tingkat pendidikannya dan menyebabkan penguasaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi memnjadi rendah, jika dibandingkan dengan negara tetangga. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, tenaga kerja lulusan SD mendominasi pangsa tenaga kerja Indonesia. Dalam kurun waktu 2014-2018, setidaknya seperempat dari tenaga kerja merupakan lulusan SD. Penyumbang terbanyak kedua, yaitu lulusan SMP, yaitu sekitar 17-18 persen setiap tahunnya. Minimnya penguasaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga akan berpengaruhi terhadap kualitas dan kuantital hasil produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Selain itu, kompetisi dan etos kerja masyarakat kita juga masih rendah.
  • 19. 16 Kemudian, Indonesia masih sedikit dalam hal tenaga ahli, sebab saat ini pekerja di Indonesia masih banyak didominasi tenaga kerja kurang terampil. Setiap tahunnya, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat, namun di sisi lain jumlah tersebut tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja. Sehingga, angkatan kerja yang tidak terserap dalam lapangan kerja akan menyebabkan penganggusan. Seharusnya angkatan kerja yang besar itu bisa membuat suatu perubahan ekonomi yang besar bagi perekonomian Indonesia, di mana tidak hanya berfokus pada menjadi PNS dan karyawan, tetapi mempunyai inisiatif menjadi lebih dari itu, sehingga bisa meningkatkan daya saing bangsa. Pemerintah harus memperbaiki daya saing tenaga kerja Indonesia, sebab sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaku pembangunan adalah kunci utama untuk mengejar ketertinggalan dan bersaing dalam ekonomi global. Dengan jumlah penduduk yang besar ini, jika didukung oleh kualitas yang mumpuni, maka kinerja perusahaan di Indonesia akan menjadi sangat baik dan tentunya ini akan berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Pekerja yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas di dalam suatu perusahaan. Selain itu, persebaran tenaga kerja di Indonesia juga tidak merata, sebab sebagian besarnya berada di Pulau Jawa yang merupakan magnet ekonomi bagi pulau-pulaun lain yang pembangunannya dan lapangan pekerjaannya tidak sebaik di pulau jawa. Hal ini terjadi karena pemerintah dahulu masih berfokus pada pembangunan yang javasentris sehingga investor lebih tertarik untuk menanamkan modalna di Jawa. Sementara di daerah lain hanya bergantung pada investor yang berdiam diri di daerah itu di mana jika mereka berinvestasi pun, maka tidak akan berinvestasi di high-tech yang bisa menyerapa ribuan tenaga kerja, sebab infrastruktur yang ada masih belum mendukung. Banyaknya tenaga kerja yang datang ke pulau Jawa menyebabkan jumlah lapangan kerja di Jawa semakin terbatas, sehingga pengangguran banyak terjadi di Jawa. Guna mengatas permasalahan tenaga kerja di Indonesia tersebut, maka perlu diadakan evaluasi kembali dan perubahan nyata guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yaitu dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan daya saing tenaga kerja kita, serta memeratakan tenaga
  • 20. 17 kerja yang ada. Apabila hal tersebut dilakukan, maka perusahaan yang mencari tenaga kerja untuk di-rekrut ke perusahaannya tidak perlu merasa bingung kembali mengenai kualitas tenaga kerja yang dimiliki oleh Indonesia.
  • 21. 18 BAB III PENUTUP 4.1. Kesimpulan Persaingan tenaga kerja menjadi suatu hal yang tak bisa untuk dihindari. Hal tersebut dapat terjadi di semua tempat, baik itu di dalam negari maupun di luar negeri. Indonesia merupakan negara yang harus mampu memainkan peranan dalam penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dan daya saing yang tinggi agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Indonesia dituntut untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten agar dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara maju lainnya. Maka dari itu, diperlukan persiapan yang matang dengan memperhatikan peluang dimiliki dan sekaligus tantangan yang ada. 4.2. Saran Tugas utama pemerintah adalah mengembangkan perguruan tinggi yang bermutu dan unggul sehingga mampu memasok tenaga-tenaga ahli yang diperlukan di berbagai bidang keahlian. Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi wajib membekali lulusannya dengan ilmu dan kompetensi yang memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja nasional dan internasionalnya. Pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri, melaikan diperlukan dukungan dunia usaha, kalangan industri, dan para manajer SDM. Para elemen ini harus terlibat aktif dalam program percepatan peningkatan kompetensi yang diselenggarakan pemerintah sehingga peran pemerintah dan swasta dapat saling melengkapi.
  • 22. 19 DAFTAR PUSTAKA A.Imam, Alimudin, Tatang Permana, dan Sriyono. 2018. Studi Kesiapan Kerja Peserta Didik SMK untuk Bekerja di Industri Perbaikan Bodi Otomotif. Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 5, No. 2 diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Aminah, Shobichatul, Stedi Wardoyo, dan Sri Pangastoeti. 2018. Pengiriman Tenaga Perawan dan Careworker Indonesia ke Jepang dalam Kerangka Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Bakti Budaya, Vol. 1, No. 1, hlm: 92-102 diakses pada tanggal 12 Juni 2020. Ukkas, Imran. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Kota Palopo. Journal of Islamic Education Management, Vol. 2, No. 2 diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Arisandy, Moh. Rum. 2018. Pengaruh Keterampilan dan Pengalaman Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala. E-Journal Katalogis, Volume 3 Nomor 8 hlm 149-156 diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Mitra. 2012. (Masih) Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 4 diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Wijaya, Wanda, dan Eddy Madiono Sutanto. 2014. Human Relations Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Kerja Lokal di PT Gramitrama Jaya Steel. AGORA Vol. 2, No. 2 diakses pada tanggal 3 Juni 2020. Pratiwi, Erliz Nindi, dan Rifa Atun Mahmudah. 2013. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Melalui Korelasi Input Penunjang Tenaga Kerja dalam Menghadapi MEA 2015. Economics Development Analysis Journal 2 (2) diakses pada tanggal 3 Juni 2020.
  • 23. 20 Adianto, Jepi, dan Muhammad Fedryansyah. 2018. Peningkatan Kualitas Tenaga Keja dalam Menghadapi ASEAN Economic Community. Jurnal Pekerjaan Sosial, Vol. 1, No. 2, Hal. 77-86 diakses pada tanggal 3 Juni 2020. Lidwin, Andrea. Ranking Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Tergolong Rendah. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/21/daya-saing-tenaga- kerja-indonesia-tergolong-rendah diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Welianto, Ari. Perbedaan Negara Maju dan Negara Berkembang. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/10/070000769/perbedaan- negara-maju-dan-negara-berkembang?page=all diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Muliana, Vina A. 7 Faktor Bisa Hambat Pertumbuhan Ekonomi RI, Apa Saja? https://www.liputan6.com/bisnis/read/3391752/7-faktor-bisa-hambat- pertumbuhan-ekonomi-ri-apa-saja diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Indonesia Investments. Pengangguran di Indonesia. https://www.indonesia- investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/pengangguran/item255 diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Halim, Vania. 12 Fakta Menarik AS ‘Nobatkan’ RI Jadi Negara Maju https://economy.okezone.com/read/2020/02/28/320/2175531/12-fakta- menarik-as-nobatkan-ri-jadi-negara-maju diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Abdurrahman. Pentingnya Pemerataan Pendidikan di Daerah Pedalaman. https://www.halloriau.com/read-pendidikan-123800-2020-01-02-pentingnya- pemerataan-pendidikan-di-daerah-pedalaman.html diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Maarif, Nurcholis. Mendikbud Nadiem, Akses Pendidikan di Pedalaman Papua Butuh Bantuan. https://news.detik.com/berita/d-4813105/mendikbud-nadiem- akses-pendidikan-di-pedalaman-papua-butuh-bantuan diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
  • 24. 21 Widiyani, Rosmha. Berapa Jumlah Penduduk Indonesia 2020? Naik atau Turun? https://news.detik.com/berita/d-4975893/berapa-jumlah-penduduk- indonesia-2020-naik-atau-turun diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Kesijunawaroh. Pentingnya Kualitas Tenaga Kerja. https://www.kompasiana.com/kesijunawaroh/57fcfca8c623bd2225a2c73f/ pentingnya-kualitas-tenaga-kerja diakses pada tanggal 3 Juni 2020. Aprillatu, Pramirvan Datu. Tenaga Kerja Indonesia Dinilai Kalah Bersaing dalam Menghadapi MEA. https://www.merdeka.com/uang/tenaga-kerja- indonesia-dinilai-kalah-bersaing-dalam-hadapi-mea.html diakses pada tanggal 3 Juni 2020. Kontan.co.id. Dua Alasan Indonesia Tertinggal dari Negara Lain. https://nasional.kontan.co.id/news/dua-alasan-indonesia-tertinggal-dari- negara-lain diakses pada tanggal 3 Juni 2020. Hamdani, Trio. Menaker Sebut RI Kalah Saing dari Vietnam karena Kurang Jam Kerja. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d- 4717868/menaker-sebut-ri-kalah-saing-dari-vietnam-karena-kurang-jam- kerja diakses pada tanggal 3 Juni 2020. SAH. Luhut: SDM Lokal Tak Siap Bersaing dengan Tenaga Kerja Asing. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180309125859-92- 281709/luhut-sdm-lokal-tak-siap-bersaing-dengan-tenaga-kerja-asing diakses pada tanggal 3 Juni 2020. Syahmardan. Tenaga Kerja Asing di Indonesia: Kebijakan dan Implementasi. http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-bisnis/1427-tenaga-kerja- asing-di-indonesia-kebijakan-dan-implementasi.html diakses pada tanggal 3 Juni 2020. Fahriana, Dika. Meningkatkan Perekonomian dari Tenaga Kerja yang Berkualitas. https://www.kompasiana.com/dikafahrina/57fa3929587b61c71bca013a/me ningkatkan-perekonomian-dari-tenaga-kerja-yang-berkualitas diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
  • 25. 22 Jobstreet.com. Tenaga Kerja Berkualitas Kini Sulit Ditemui. https://www.jobstreet.co.id/en/aboutus/tenaga-kerja-berkualitas-kini-sulit- ditemui.htm diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Lidwina, Andrea. Ranking Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Tergolong Rendah. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/21/daya-saing-tenaga- kerja-indonesia-tergolong-rendah diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Koran Jakarta. Kualitas Tenaga Kerja Mesti Ditingkatkan. http://www.koran- jakarta.com/kualitas-tenaga-kerja-mesti-ditingkatkan/ diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Gusman, Hanif. 43% Tenaga Kerja Lulusan SD & SMP, Apa Indonesia Siap Industri 4.0? https://tirto.id/43-tenaga-kerja-lulusan-sd-smp-apa-indonesia- siap-industri-40-djZj diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Jayani, Dwi Hadya. 8,14 Juta Orang Indonesia Setengah Menganggur. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/13/814-juta-orang- indonesia-setengah-menganggur diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Noor, Ronny Rachman. Jepang Kekurangan Tenaga Kerja Terampil, Indonesia Berpeluang? https://www.kompasiana.com/rrnoor/5d75ca9a097f3661993b03d2/jepang- kekurangan-tenaga-kerja-terampil-indonesia-berpeluang?page=2 diakses pada tanggal 30 Mei 2020. JawaPos.com. Kurang Tenaga Kerja, Jepang Perbanyak Visa Pekerja Asing. https://www.jawapos.com/internasional/dw/12/04/2019/kurang-tenaga- kerja-jepang-perbanyak-visa-pekerja-asing/ diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Pratama, Akhdi Martin. Kekurangan Tenaga Kerja, Jepang Gandeng Indonesia. https://money.kompas.com/read/2019/06/25/114324026/kekurangan- tenaga-kerja-jepang-gandeng-indonesia?page=all diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
  • 26. 23 Fauzia, Mutia. Jepang Dilanda Kekurangan Tenaga Kerja. https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/01/171200626/jepang-dilanda- kekurangan-tenaga-kerja diakses pada tanggal 30 Mei 2020. Jayani, Dwi Hadya. Jumlah Pekerja Informal Lebih Banyak dari Pekerja Formal. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/08/jumlah-pekerja- informal-lebih-banyak-dari-pekerja-formal diakses pada tanggal 30 Mei 2020.