3. Pengertian Tafsir
Tafsir menurut bahasa artinya menyingkap
(membuka) dan melahirkan.Menurut Az-Zakkasyi
tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk
memahami dan menjelaskan makna-makna kitab
Allah yang diturunkan kepada Rasulullah serta
menyimpulkan kandungan-kandungan hukum dan
hikmahnya.
4. Tafsir Pada Masa Rasulullah Dan Sahabat
Pada saat Al-Quran diturunkan, Rasul saw. yang
berfungsi sebagai mubayyin (pemberi
penjelasan),menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya
tentang arti dan kandungan Al-Quran, khususnya
menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau samar
artinya. Keadaan ini berlangsung sampai dengan
wafatnya Rasul saw, walaupun harus diakui bahwa
penjelasan tersebut tidak semua kita ketahui akibat
tidak sampainya riwayat-riwayat tentangnya atau karena
memang Rasul saw. sendiri tidak menjelaskan semua
kandungan Al-Quran.
5. Tafsir di Masa Tabi’in
Tabi’in dijadikan sebagai pusat perkembangan ilmu tafsir.
Para tokoh tabi’in mendapatkan qaul-qaul sahabat di tiga
tempat yaitu Makkah, Madinah dan di Iraq. Ibnu
Taimiyyah mengatakan: “Orang-orang yang paling
mengerti tentang tafsir adalah orang-orang Makkah,
karena mereka adalah murid-murid Ibnu Abbas r.a. seperti
Mujahid, ‘Atho’ ibn Abi Riyah, ‘Ikrimah, Jubair, Thawus,
dan lain-lain. Begitu juga di Kufah ada murid-murid Ibnu
Mas’ud. Sedangkan ulama Madinah di bidang tafsir seperti
Zaid Ibnu Aslam.Sebagaimana para sahabat, tabi’in pun
ada yang menerima tafsir dengan ijtihad ada pula yang
menolaknya.
6. Tafsir pada Masa Tadwin
Masa tadwin ini dimulai dari awal zaman
Abbasiah. Para ulama saat itu mengumpulkan
hadis-hadis yang mereka peroleh dari para
sahabat dan tabi’in. Mereka menyusun tafsir
dengan menyebutkan sepotong ayat, kemudian
menyebutkan riwayat dari para sahabat dan
tabi’in. Namun demikian, ayat-ayat al-Quran
yang ditafsiri ini masih belum tersusun sesuai
dengan susunan mushaf.
7. Tafsir Bil Ma’tsur
A. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an:
B. Menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah/Hadits
C. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para sahabat
D. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para Tabi’in
8. Tafsir Bir Ra’i
a) Tafsir Terpuji (Mahmud)
Suatu penafsiran yang cocok dengan tujuan syar’i, jauh
dari kesalahan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Arab, serta berpegang teguh pada ushlub-ushlubnya
dalam memahami nash Al-Qur’an.
b) Tafsir Al-Bathil Al-Madzmum
Suatu penafsiran berdasarkan hawa nafsu, yang berdiri di
atas kebodohan dan kesesatan. Manakala seseorang tidak
faham dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, serta tujuan
syara’, maka ia akan jatuh dalam kesesatan, dan pendapatnya
tidak bisa dijadikan acuan.
9. Tafsir Bil Isyari
Suatu penafsiran diamana menta`wilkan ayat
tidak menurut zahirnya namun disertai usaha
menggabungkan antara yang zahir dan yang
tersembunyi.”