PPT Tafsir di Era Tabi'in (Eksistensi, Karateristik, dan Sumber-sumbernya)
oleh Kelompok 4
Mata Kuliah : Madzahib Tafsir
Kelas : IAT A / 6
Program Studi : Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
UIN Sulthan Maulana Hasanuddin Banten
PPT Tafsir di Era Tabi'in (Eksistensi, Karateristik, dan Sumber-sumbernya)
oleh Kelompok 4
Mata Kuliah : Madzahib Tafsir
Kelas : IAT A / 6
Program Studi : Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
UIN Sulthan Maulana Hasanuddin Banten
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mempelajari sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis ini diharapkan dapat mengetahui sikap dan tindakan umat Islam yang sebenarnya. Khususnya para ulama ahli hadits terhadap hadits serta usaha pembinaan dan pemeliharaan mereka pada tiap-tiap periodenya sampai akhirnya terwujud kitab-kitab hasil tadwin secara sempurna. Bahkan, menguatnya kajian hadis dalam dunia islam tidak lepas dari upaya umat islam yang melakukan counter balik terhadap sangkaan-sangkaan negatif kalangan orientalis terhadap keaslian hadis. Goldziger misalnya, ia meragukan sebagian besar keaslian (orisinalitas) hadits, oleh yang diriwayatkan oleh Bukhari sekalipun. Salah satu alasannya adalah semenjak wafatnya Nabi Muhammad SAW dengan masa upaya pentadwinan hadis sangat jauh, menurutnya, sangat sulit untuk menjaga tingkat orisinalitas hadis tersebut. Sebab studi tentang keberadaan hadis selalu makin menarik untuk di kaji seiring dengan perkembangan manusia yang semakin kritis. Oleh karena itu mengkaji sejarah ini berarti melakukan upaya mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya sehingga sulit untuk ditolak keberadaannya. Perjalanan hadis pada tiap-tiap periodenya mengalami berbagai persoalan dan hambatan yang dihadapinya, yang antara satu periode dengan periode lainnya tidak sama, maka pengungkapan sejarah persoalannya perlu diajukan ciri-ciri khusus dan persoalan-persoalan tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian sejarah hadits?
b. Hadits pada masa Nabi Muhammad SAW?
c. Sejarah hadits pada masa sahabat dan Tabiâin
d. Hadits pada abad ke-II, III, dan IV H
e. Sejarah pada abad ke-V sampai sekarang perkembangan hadits
Bab 2
PEMBAHASAN
a. Pengertian Sejarah Hadits
Sejarah hadits terdiri dua kata yaitu kata âsejarahâ dan kata âhaditsâ. Kata sejarah sendiri yang digunakan pada masa sekarang ini bersumber dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti pohon. Dari sisi lain, istilah history merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yakni histories yang memberikan arti suatu pengkajian. Dalam sebuah tulisan yang berjudul definisi sejarah (2007) mengutip pandangan Bapak Sejarah Herodotus yang menurutnya sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan satu perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh masyarakat dan peradaban.
Sedangkan menurut Aristoteles sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekam-rekam atau bukti-bukti yang kukuh.
Hadits secara Lughowi (Harfiyah) adalah ism masdar yang fiâil madhi dan mudhoriânya hadatsa-yahdutsu yang berarti baru. Hadits secara istilah ialah segala perkataan (aqwal), perbuatan (afâal) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejarah hadits ialah suatu kajian peristiwa-peristiwa masa lalu dari segala perkataan (aqwal), perbuatan (afâal) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW.
b. Hadits Pada masa Nabi Muhammad SAW
Membicarakan hadis pada masa Rasul SAW berarti membicarak
Nota perkuliahan PBJJ bagi kursus PPPY1272 Fiqh Sirah, kursus WAJIB dari Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mempelajari sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis ini diharapkan dapat mengetahui sikap dan tindakan umat Islam yang sebenarnya. Khususnya para ulama ahli hadits terhadap hadits serta usaha pembinaan dan pemeliharaan mereka pada tiap-tiap periodenya sampai akhirnya terwujud kitab-kitab hasil tadwin secara sempurna. Bahkan, menguatnya kajian hadis dalam dunia islam tidak lepas dari upaya umat islam yang melakukan counter balik terhadap sangkaan-sangkaan negatif kalangan orientalis terhadap keaslian hadis. Goldziger misalnya, ia meragukan sebagian besar keaslian (orisinalitas) hadits, oleh yang diriwayatkan oleh Bukhari sekalipun. Salah satu alasannya adalah semenjak wafatnya Nabi Muhammad SAW dengan masa upaya pentadwinan hadis sangat jauh, menurutnya, sangat sulit untuk menjaga tingkat orisinalitas hadis tersebut. Sebab studi tentang keberadaan hadis selalu makin menarik untuk di kaji seiring dengan perkembangan manusia yang semakin kritis. Oleh karena itu mengkaji sejarah ini berarti melakukan upaya mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya sehingga sulit untuk ditolak keberadaannya. Perjalanan hadis pada tiap-tiap periodenya mengalami berbagai persoalan dan hambatan yang dihadapinya, yang antara satu periode dengan periode lainnya tidak sama, maka pengungkapan sejarah persoalannya perlu diajukan ciri-ciri khusus dan persoalan-persoalan tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian sejarah hadits?
b. Hadits pada masa Nabi Muhammad SAW?
c. Sejarah hadits pada masa sahabat dan Tabiâin
d. Hadits pada abad ke-II, III, dan IV H
e. Sejarah pada abad ke-V sampai sekarang perkembangan hadits
Bab 2
PEMBAHASAN
a. Pengertian Sejarah Hadits
Sejarah hadits terdiri dua kata yaitu kata âsejarahâ dan kata âhaditsâ. Kata sejarah sendiri yang digunakan pada masa sekarang ini bersumber dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti pohon. Dari sisi lain, istilah history merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yakni histories yang memberikan arti suatu pengkajian. Dalam sebuah tulisan yang berjudul definisi sejarah (2007) mengutip pandangan Bapak Sejarah Herodotus yang menurutnya sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan satu perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh masyarakat dan peradaban.
Sedangkan menurut Aristoteles sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekam-rekam atau bukti-bukti yang kukuh.
Hadits secara Lughowi (Harfiyah) adalah ism masdar yang fiâil madhi dan mudhoriânya hadatsa-yahdutsu yang berarti baru. Hadits secara istilah ialah segala perkataan (aqwal), perbuatan (afâal) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejarah hadits ialah suatu kajian peristiwa-peristiwa masa lalu dari segala perkataan (aqwal), perbuatan (afâal) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW.
b. Hadits Pada masa Nabi Muhammad SAW
Membicarakan hadis pada masa Rasul SAW berarti membicarak
Nota perkuliahan PBJJ bagi kursus PPPY1272 Fiqh Sirah, kursus WAJIB dari Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Tulisan ini mengungkap Tafsir Syiah Zaydiyah yang paparkan oleh Imam al-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir. Yang menarik dari tulisan ini, kendati madzhabnya syiah Zaidiyah, namun gagasan dan pemikirannya sering sejalan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. selain itu, tulisan ini menelisik corak pemikiran kalam dalam tafsir Fath al-Qadir.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. DOSEN : H. Muhammad iqbal A. Muin, Lc. MA
Metodologi Penafsiran Atau Pengantar Tafsir
Disusun oleh
DENI WAHYUHIDA TAUFIQ
SM IV-C FDK UINSU 2019/2020
2. ï§ Pengertian Tafsir
ï§ Tafsir secara bahasa ialah
dari al-fasr bahasa arab â«,ۧÙÙ۳۱⏠yaitu menyingkap sesuatu yang tertutup." Adapun
secara bahasa, tafsir Al-Qur'an adalah penjelasan terhadap makna-makna yang dikandung
Al-Qur'an. As-Syuthi menukil dari Al-Imam Az-Zarkasyi, menjelaskan pengertian tafsir
sebagai ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ,
menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.
âą Menurut Istilah
Menurut Al-Jurjani bahwa Tafsir ialah menjelaskan makna ayat-ayat Alquran dari
berbagai seginya, baik konteks historisnya maupun sebaba al-nuzulnya, dengan
menggunakan ungkapan atau keterangan yang dapat menunjukkan kepada makna yang
dikehendaki secara terang dan jelas.
3. Sejarah Singkat Ilmu Tafsir
âą Tafsir Pada masa Rasulullah SAW Dan Sahabat
âą Tafsir Pada Massa Tabiâin.
âą Tafsir pada Massa Tadwiin.
âą Tafsir Pada Masa Modren.
4. Tafsir Pada Masa Rasulullah Dan Sahabat
sejak masa Nabi Muhammad saw hingga masa kodifikasi. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan historis dengan content
anlysis.Pada masa Nabi Muhammad saw, penafsiran ayat-ayat Al-Qurâan menjadi otoritas beliau.
Namun, beliau hanya menafsirkan ayat- ayat Al-Qurâan yang dianggapnya penting dan yang
ditanyakan oleh sahabtnya. Oleh karena itu, tafsir dari beliau hanya sedikit. Dan sumber
penafsiran beliau adalah ayat-ayat Al-Qurâan dan Sunnah. Pada masa sahabat, pen. afsiran
sahabat memiliki empat sumber yaitu: ayat-ayat Al-Qurâan, sunnah nabi, pendapat sahabat
sendiri dan isrÄilyyah.
Sahabat menafsirkan ayat-ayat Al-Qurâan dengan pendapatnya atau
dengan isrÄilyyah ketika mereka tidak menemukan penjelasannya dari Al-Qurâan atau dari
sunnah. Adapun pada masa tabi`Ä«n, penafsiran tabi`Ä«n memiliki lima sumber yaitu: ayat-ayat Al-
Qurâan, sunnah nabi, pendapat sahabat, pendapat tabi`Ä«n sendiri dan isrÄilyyah. Tabi`Ä«n
menafsirkan ayat-ayat Al-Qurâan dengan pendapatnya atau dengan isrÄilyyah ketika mereka tidal
menemukan penjelasannya dari Al- Qur;an atau dari sunnah atau dari pendapat sahabat.
5. Tafsir Pada Massa Tabiâin
Membicarakan sejarah tafsir pada masa ini berarti memulai pembahasannya dari tahun 21 H dengan
ditandai kelahiran seorang tokoh mufassir besar yaitu Mujahid bin Jabir, hingga kira-kira pada tahun 159 H yang
ditandai wafatnya seorang mufassir yaitu Hasan al-Bashri. Pada masa ini, masih dikategorikan sebagai periode
pertama dari perkembangan tafsir. Sejak kegiatan penafsiran Rasulullah, penafsiran sahabat hingga sampai
kepada penafsiran tabiâinKurang lebih seratus tiga puluh delapan tahun penafsiran di masa tabiâin ini semakin
menampakkan perkembangannya. Terbukti bahwa banyak dikalangan mufassir pada masa ini terlahirkan..
Misalnya Mujahid bin Jabir, yang digadang-gadang sebagai mufassir yang sangat diperhitungkan
penafsirannya, baik penafsirannya itu sendiri maupun riwayat penafsirannya, serta menjadi pusat sandaran bagi
murid-murid selanjunya. Selain itu, ada lagi mufassir lain pada masa ini yang terkenal ketokohannya, baik
dari Makkah seperti Said bin Zubair yang berguru pada Ibn âAbbas, dari Madinah yaitu Muhammad bin Kaâab,
Zaid bin Aslam yang berguru pada Ubay bin Kaâab dan dari Irak seperti Al-Hasan Al-Bashriy, Amir Al-Syaâbi yang
berguru pada Abdullah bin Masâud.
6. Tafsir Pada Massa Tadwiin
Periode ini dimulai pada akhir abad pertama dan awal abad ke-2 Hijriyah. Masa tadwin ini dimulai
dari awal zaman Abbasiah. Para ulama saat itu mengumpulkan hadis-hadis yang mereka peroleh dari para
sahabat dan tabiâin. Mereka menyusun tafsir dengan menyebutkan sepotong ayat, kemudian menyebutkan
riwayat dari para sahabat dan tabiâin. Namun demikian, ayat-ayat al-Qurâan yang ditafsiri ini masih belum
tersusun sesuai dengan susunan mushaf.
Untuk memisahkan hadis-hadis tafsir dari hadis yang lain, para ulama mengumpulkan hadis-hadis
yang marfuâ dan hadis-hadis mauquf tentang tafsir. Mereka mengumpulkan hadis bahkan dengan
mengambilnya dari berbagai kota. Di antara ulama yang mengumpulkan hadis dari berbagi daerah ini adalah :
Sufyan Ibnu âUyainah, Wakiâ Ibnu Jarrah, Syuâbah Ibnu Hajjaj, Ishaq Ibnu Rahawaih. Pada akhir abad kedua
barulah hadis-hadis tafsir dipisahkan dari hadis-hadis lainnya dan disusun tafsir berdasarkan urutan mushaf.
7. Tafsir Pada Massa Modren
Abad ke empat belas hijriyah merupakan era modern, dimana perkembangan budaya umat
manusia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pada era modern juga di tandai dengan perkembangan
sains dan tekhnologi yang demikian pesat terutama yang terjadi di dunia barat. Berkat kemajuan dunia barat,
entah langsung atau tidak langsung, setelah perkembangan pemikiran tafsir mengalami kemunduran pada era
pertengahan islam, pada era modern ini perkembangan pemikiran tafsir mengalami kebangkitan kembali dan
Pada pertengahan abad 7 H/13 M terjadi penyerbuan besar-besaran tentara mongol ke wilayah
islam seperti samarkhand, bukhara, hingga baghdad (1258 M). Penyerbuan ini tidak hanya memukul telak
kekuatan dinasti islam yang berkuasa saat itu, tapi juga dunia keilmuan islam. Sejak peristiwa yang memilukan
tersebut, pergerakan keilmuan islam mengalami kemandegan. Ulama-ulama yang hidup setelah prahara
tersebut kebanyakan hanya meringkas, mengomentari dan mengulang dari warisan-warisan yang hampir
punah tersebut tidak terkecuali dalam bidang tafsir. Yang mengalami kemandegan paradigma sepeninggal
Fakh Al-Din Al-Razi. Kemudian ada juga yang menafsirkan Al-Qurâan hanya beberapa penggal ayat atau surat
saja dan itupun di percaya sebagai nukilan dari kitab-kitab sebelumnya.