SlideShare a Scribd company logo
1
1. Menjelaskan Konsep Tafsir bi al Ma’tsur, tafsir bi al ra’yi, tafsir isyari
2. Menganalisis Klasifiksi dan penerapan Tafsir bi al Ma’tsur, tafsir bi al
ra’yi, tafsir isyari.
3. Menjelaskan konsep Metode Tahlili, Ijmali, Muqaran, Maudhu’i.
4. Menganalisis Penerapan Metode Tahlili, Ijmali, Muqaran, Maudhu’i.
URAIAN MATERI
Pada zaman Nabi Saw para sahabat tidak membutuhkan suatu pendekatan atau
metode khusus dalam memahami ayat-ayat al Qur’an, karena segala permasalahan
langsung disampaikan kepada Nabi Saw dan beliau sendiri yang memberikan penjelasan.
Demikian juga pada masa sahabat, mereka adalah orang-orang yang mengetahui
bagaimana al Qur’an diturunkan dan bagaimana Nabi Saw menjelaskan.
Ketika zaman sudah semakin jauh dengan Nabi Saw dan para sahabat, sementara
penjelasan terhadap petunjuk-petunjuk al Qur’an semakin dibutuhkan, maka para ulama’
di bidang tafsir melakukan ijtihadnya masing-masing untuk melakukan penafsiran al
Qur’an. Adapun sumber informasi yang digunakan untuk menjelaskan ayat-ayat al Qur’an
adalah riwayat-riwayat yang dianggap dapat dipercaya baik dari hadist Nabi Saw maupun
atsar. Dalam melakukan ijtihadnya, sebagaian ulama’ menggunakan riwayat-riwayat
tersebut sebagai sumber utama penafsirannya dan sebagaian ulama’ mufassir yang lain
menggunakan riwayat-riwayat tersebut sebagai landasan berfikir yang kemudian dilakukan
ijtihad sesuai dengan pendapatnya masing-masing. Karena itu ditinjau dari sumbernya,
penafsirannya dibagi menjadi tiga pendekatan, yaitu: Tafsir bi al-Ma’tsur , Tafsir bi al-
Ra’yi dan Tafsir al Isyari.
KEGIATAN BELAJAR 2:
INDIKATOR KOMPETENSI
2
1. Pendekatan Penafsiran Al Qur’an
a. Tafsir bi al-Ma’tsur
Tafsir bi al-Ma’tsur adalah menafsirkan al-Qur’an didasarkan penjelasan-
penjelasan al Qur’an yang diperoleh melalui riwayat-riwayat pada sunnah, hadist
maupun atsar, bahkan sebuah ayat al Qur’an dapat dijelaskan dengan ayat-ayat al
Qur’an yang lain. Karena itu Tafsir bi al-Matsur disebut juga tafsir bi al-Riwayah,
karena didasarkan juga pada periwayatan-periwayatan. Selain hadist Nabi Saw, atsar
sahabat dianggap mampu menjelaskan ayat al Qur’an karena sahabat Nabi Saw dipandang
sebagai orang yang banyak mengetahui al-Qur’an dan bergaul bersama Nabi Saw,
demikian juga para ulama’ di masa tabi’in yang dianggap juga sebagai orang yang
bertemu langsung dan berguru kepada para sahabat. Karena itu sumber penafsiran bi-al-
Riwayah ini dipandang sebagai penafsiran terbaik terhadap al-Qur’an, karena dianggap
lebihterjagadarikekeliruandanpenyimpangandalammenafsirkanalQur’an.
Pada pendekatan tafsir bi al-ma’sur terdapat beberapa cara untuk menafsirkan ayat al-
Qur’an, yaitu;
a) Penafsiran ayat dengan ayat al-Quran yang lain
Suatu ayat dapat ditafsirkan dengan ayat yang lain, baik ayat itu kelanjutan
dari ayat yang ditafsirkan ataupun ayat yang menafsirkan berada di surat yang lain.
Misalnya pada surat al ikhlas ayat pertama yang menjelaskan tentang ketauhidan
Allah Swt, ditafsirkan oleh ayat berikutnya, yaitu ayat kedua, ketiga dan keempat.
Namun ayat pertama surat al Ikhlas tentang ketauhidan ini dapat ditafsirkan
(dijelaskan) lagi oleh ayat yang lain yang berada di surat yang lain. Misalnya surat al
Hasyr ( QS 59;22-24) yang menjelaskan sifat-sifat Allah Swt:
‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ۖ َ‫ُو‬‫ه‬ ‫ه‬‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬ََٰ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫َل‬ ‫ِي‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬( ُ‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬‫ه‬‫الر‬ ُ‫ن‬ ََٰ‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫الر‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ۖ ِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬‫ه‬‫ش‬‫ل‬22ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ‫ه‬‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬ََٰ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫َل‬ ‫ِي‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬)
َ‫ون‬ُ‫ك‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َ‫ع‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ان‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ ۚ ُ‫ر‬ِ‫َب‬‫ك‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫هار‬‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ُ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ن‬ِ‫ْم‬‫ي‬َ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ َ‫هَل‬‫س‬‫ال‬ ُ‫ُّوس‬‫د‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬(23)ُ‫ق‬ِ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ْ‫ال‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬
ُ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫ُو‬‫ه‬ َ‫و‬ ۖ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫او‬َ‫م‬‫ه‬‫س‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ح‬ِ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ۚ َٰ‫َى‬‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫س‬َ ْ‫اْل‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ۖ ُ‫ر‬ِ‫و‬َ‫ص‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ئ‬ ِ‫ار‬َ‫ب‬ْ‫ال‬( ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ْ‫ال‬24)
Artinya :
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang(22)
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang
Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara,
Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan,
3
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan(23)Dialah Allah Yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai
Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana(24).
b) Penafsirat ayat al Qur’an dengan hadits Nabi Saw
Ayat-ayat al Qur’an lebih banyak bersifat mujmal(global) dan untuk
dipahami tidak bisa berdiri sendiri, karena itu di sinilah fungsi hadits Nabi
Saw sebagai tafsir terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Misalnya ayat tentang
perintah sholat yang mujmal tidak menjelaskan tatacara sholat (S. al Baqarah
(SQ 43;43)
‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬َ‫ة‬ َ‫َل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬( َ‫ِين‬‫ع‬ِ‫ك‬‫ا‬ ‫ه‬‫الر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ك‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬‫ه‬‫الز‬43)
Artinya
Dan dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan rukuklah bersama orang-orang
yang ruku’
Ayat tersebut kemudian ditafsirkan oleh hadits Nabi Saw;
ُ‫ة‬‫َل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫ص‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫م‬ُ‫ؤ‬َ‫ي‬ْ‫ل‬ َ‫و‬ ، ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ِن‬‫ذ‬َ‫ُؤ‬‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬–(ُّ‫ي‬ ِ‫َار‬‫خ‬ُ‫ب‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬
)
Artinya:
Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat, maka apabila telah tiba
waktu sholat hendaklah salah seorang di antara kalian
mengumandangkan adzan dan orang yang lebih tua di antara kalian
menjadi imam. (HR Bukhori)
c) Penafsirat ayat al Qur’an dengan keterangan sahabat-sahabat Nabi saw.
Untuk mendapatkan informasi lebih luas perihal maksud-maksud al
Qur’an, setelah memahami sunnah Nabi Saw maka penjelasan para sahabat
juga diperlukan, dikarenakan mereka adalah orang-orang yang dekat bersama
Nabi Saw dan sangat memahami situasi dan kondisi bagaimana al Qur’an itu
diturunkan.
Contoh tafsir terhadap Surat al Baqarah )QS 2: 3):
....ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ِين‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬
4
Artinya
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…
Menurut ibnu abbas sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah
bahwa tafsir dari kata yukminuuna adalah yushoddiquuna (membenarkan). Dan
menurut Makmar yang diriwayatkan dari az Zuhri yang dimaksud yukminuuna adalah
iman yang disertai mengamalkan. Sedangkan menurut Abu Jakfar ar Razi dari Rabi’
bin Anas yang dimaksud dengan yukminuuna adalah yakhsyauna yang berarti takut.1
Contoh Tafsir bi al ma’tsur adalah kitab Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an
karya Ibnu Jarir at-Thabari, Tafsir al-Qur’an al-Adzim karya Ibnu Katsir.
b. Tafsir bi al-Ra’yi atau tafsir bi al-Dirayah
Al-Ra’yu berarti pikiran atau nalar, karena itu Tafsir bi al-Ra’yi adalah
penafsiran seorang mufassir yang diperoleh melalui hasil penalarannya atau ijtihadnya,
di mana penalaran di sini sebagai sumber utamanya. Seorang mufassir di sini tentu saja
adalah orang yang secara kompetensi keilmuannya telah dianggap telah memenuhi
persyaratan, sebagaimana disebutkan pada syarat-syarat mufassir.
Istilah Tafsir bi al-Ra’y pada dasarnya untuk membedakannya dengan Tafsir
bi al-Ma’tsur, dalam konteks, bahwa bukan berarti ketika sahabat melakukan
penafsiran Quran tidak menggunakan nalar. Para sahabat sebenarnya juga
menggunakan nalar dalam memberikan penafsiran, tetapi dalam istilah disiplin
ulum Quran, para sahabat tetap saja tidak dinamai dalam kategori Tafsir bi al-
Ra’yi, sebab, para sahabat memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh generasi
sesudah mereka.2
Sebagaimana pendekatan tafsir yang lain, pendekatan Tafsir bi al-
Ra’y juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Di antara kelebihan pendekatan
Tafsir bi al-Ra’y ini adalah mempunyai ruang lingkup yang luas, dapat
mengapresiasi berbagai ide dan melihat dan memahami Quran secara mendalam
dengan melihat dari berbagai aspek. Kendatipun demikian, bukan berarti
pendekatan ini tidak mempunyai kelemahan. Kelemahaman pendekatan Tafsir bi
al-Ra’y bisa saja terjadi ketika ketika menjadikan petunjuk ayat yang bersifat
parsial, sehingga memberikan kesan Quran tidak utuh dan tidak konsisten. Di
samping itu, penafsiran dengan pendekatan Tafsir bi al-Ra’y tidak tertutup
1
. Ibnu Katsir. Tafsir al Qur’ani al Adzim, jilid 1 hal 43. Darul Kutub al Ilmiyah 2006 M.
2
.M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, hal. 363 Shihab, M. Quraish. (2013). Kaidah Tafsir Syarat,
Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an. eds.
Abd.SyakurDj. Tangerang: Lentera Hati.)
5
kemungkinan menimbulkan kesan subyektif yang dapat memberikan pembenaran
terhadap mazhab atau pemikiran tertentu, serta dengan pendekatan Tafsir bi al-Ra’y
tidak tertutup kemungkinan masuknya cerita-cerita isra’iliyat karena kelemahan
dalam membatasi pemikiran yang berkembang.3
Salah seorang mufassir yang tergolong bi al ro’yi adalah Abdul Qosim
Mahmud al Zamakhsari dalam melakukan penafsirannya beliau mengemukakan
pemikirannya akan tetapi didukung dengan dalil-dalil dari riwayat (hadis) atau ayat al-
Qur’an, baik yang berhubungan dengan sabab al-nuzul suatu ayat atau dalam hal
penafsiran ayat. Meskipun demikian, ia tidak terikat oleh riwayat dalam penafsirannya.
Dengan kata lain, kalau ada riwayat yang mendukung penafsirannya ia akan
mengambilnya dan kalau tidak ada riwayat, ia akan tetap melakukan penafsirannya. 4
Contoh lain adalah tafsir bi al Ro’yi adalah penafsiran Sayyid Qutub dalam
kitab tafsir Fi Dzilalil Qur’an pada saat menjelaskan Surat al Fatihah (SQ 1: 4) sebagai
berikut :
(4) ِ‫ن‬‫ﱢدي‬‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬
Artinya :
Tuhan yang menguasai hari pembalasan.
Ini merupakan 'aqidah pokok yang amat besar dan mempunyai kesan yang
amat mendalam dalam seluruh hidup manusia, yaitu 'aqidah pokok mempercayai hari
Akhirat. Kata-kata "yang menguasai atau penguasa" membayangkan darjah kuasa
yang paling tinggi. "Hari Pembalasan" ialah hari penentuan balasan di Akhirat. Ramai
orang yang percaya kepada Uluhiyah Allah dan percaya bahawa Allahlah yang
menciptakan 'alam buana ini bagi pertama kali, namun demikian mereka tidak percaya
kepada Hari Balasan. Keperihalan setengah-setengah mereka telah diceritakan oleh al-
Qur'an. Seperti pada surat azZumar (SQ 29;28) :
ُ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫او‬َ‫م‬‫ه‬‫س‬‫ال‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫أ‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬ َ‫و‬
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah.
Kemudian dalam surah Qoof (QS . 50:3) menceritakan hal mereka:
3
. Muhammad Ali Ash-Shabuniy, Studi Ilmu al-Qur’an… Ash-Shabuniy, Muhammad Ali.
(1999). Studi Ilmu al-Qur’an, alih Bahasa, Aminudin, Bandung: PustakaSetia., hal. 248
4
. Avif Alfiyah. Kajian Kitab Al Kasyaf Karya Zamakhsyari , Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir,
Volume 1 Nomor 1 Juni 2018
6
ٌ‫يب‬ ِ‫ج‬َ‫ع‬ ٌ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ِر‬‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُوا‬‫ب‬ ِ‫ج‬َ‫ع‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬
"Bahkan mereka heran kerana mereka telah didatangi seorang Rasul yang memberi
peringatan dari kalangan mereka sendiri, lalu berkatalah orang-orang kafir: "Ini
adalah suatu perkara yang amat aneh. "
Kepercayaan terhadap hari pembalasan merupakan satu lagi 'aqidah pokok di
dalam Islam. Nilai kepercayaan ini ialah ia meletakkan pandangan dan hati manusia
pada sebuah 'alam yang lain setelah tamatnya 'alam bumi supaya mereka tidak begitu
terkongkong kepada keperluan-keperluan bumi saja dan ketika itu mereka tidak lagi
terpengaruh kepada keperluan keperluan bumi, juga supaya mereka tidak begitu
gelisah untuk mendapatkan balasan dan ganjaran dari hasil usaha mereka dalam usia
mereka yang pendek dan di 'alam bumi yang terbatas ini dan ketika itu barulah
mereka dapat berbuat amalan-amalan semata-mata kerana Allah dan sanggup
menunggu ganjarannya mengikut bagaimana yang ditentukan Allah sama ada di 'alam
bumi ini atau 'alam Akhirat.
Dari contoh penafsiran dengan pendekatan bi al ra’yi di atas menjadi jelas
bahwa mereka tidak meninggalkan riwayat dan bukan semata-mata menafsirkan al
Qur’an dengan pendapatnya sendiri. Kitab tafsir yang lain misalnya Tafsir bi al-ra’yi
adalah kitab Tafsir Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin ar-Razi dan Tafsir Anwar at-
Tanzil wa Asrar at-Ta’wil karya al-Baidhawi.
c. Tafsir al Isyari
Menurut bahasa kata isyari berasal dari kata asyaara-yusyiiru-isyaaratan yang
berarti memberi isarat/ tanda, menunjukkan. Sedangkan menurut istilah suatu upaya
untuk menjelaskan kandungan Quran dengan menakwilkan ayat-ayat sesuai isyarat
yang tersirat dengan tanpa mengingkari yang tersurat atau dzahir ayat.5
Senada dengan
definisi tersebut menurut Shubhi al-Shalih adalah menjelaskan kandungan al Qur’an
melaui takwil dengan cara berupaya menggabungkan yang tersurat dan tersirat.
Lebih lanjut M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa dalam tafsir bi al-Isyarah
terdapat upaya penarikan makna ayat didasarkan pada kesan yang ditimbulkan oleh
5
. Muhammad Husain al-Zahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, (ttp., tp., 1396H./1976M), Jilid II, Cet. Ke-2,
hal. 352
7
lafazh ayat, di mana dalam benak para mufassir telah memiliki pencerahan batin atau
hati dan pikiran, hal itu dilakukan tanpa mengabaikan atau membatalkan makna secara
lafazh.6
Adapun syarat-syarat diterimanya tafsir isyari adalah :7
1. Tidak bertentangan dengan makna lahir (pengertian tekstual) al-Qur’an.
2. Penafsirannya didukung atau diperkuat oleh dalil-dalil syar’i lainnya.
3. Penafsirannya tidak bertentangan dengan dalil syara‘ atau rasio.
4. Penafsirannya tidak menganggap bahwa hanya itu saja tafsiran yang dikehendaki
Allah, bukan pengertian tekstual ayat terlebih dahulu.
5. Penafsirannya tidak terlalu jauh sehingga tidak ada hubungannya dengan lafadz.
Misalnya penafsiran al-Alusi terhadap surat Al-Baqarah (QS 2: 238) :
َ‫ِين‬‫ت‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ ‫ه‬ ِ‫َلِل‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ َٰ‫ى‬َ‫ط‬ْ‫س‬ ُ‫و‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬ َ‫َل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬
Peliharalah sholat dan sholat wustho serta tegakkan untuk Allah karena ketaatan
Al Alusi menafsiri shalat al-wustha pada ayat di atas dengan penjelasan lima
macam shalat sebagai berikut:
‫ا‬ ‫إن‬‫لصلو‬‫ات‬‫صَل‬ ‫خمﺲ‬‫ا‬ ‫ة‬‫بشهو‬ ‫لسر‬‫د‬‫مقا‬‫ا‬ ‫م‬‫لغيب‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫بخمو‬ ‫لنﻔﺲ‬‫ده‬‫عن‬ ‫ا‬‫دوا‬‫عى‬‫ا‬‫لريب‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫ب‬ ‫لقلب‬‫مر‬‫ا‬‫قبته‬
‫أ‬‫نو‬‫ا‬ ‫ار‬‫لكشﻒ‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫لر‬‫وح‬‫بمشا‬‫ه‬‫د‬‫ا‬ ‫ة‬‫لوصل‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫لبد‬‫ن‬‫بحﻔﻆ‬‫ا‬‫لحو‬‫وإ‬ ‫اس‬‫قامﺔ‬‫ا‬‫لحد‬‫ود‬.
Artinya :
Sesungguhnya shalat itu ada lima, yaitu 1) Shalat sirr dengan menyaksikan maqam
ghaib, 2) shalat nafs, yaitu dengan cara memadamkan hal-hal yang dapat
mengundang keragu-raguan, 3) Shalat qalb, dengan senantiasa berada dalam
penantian akan munculnya cahaya kasyf (penyingkapan), 4) shalat ruh dengan
menyaksikan wasl (pengabungan/peyatuan dengan Allah); 5) Shalat badan dengan
cara memelihara panca indera dan menegakkan ketentuanketentuan hukum Allah.
Bila dilihat dari terminologis yang digunakan, maka sebenarnya al-Alusi
memahami shalat al-wustha cenderung dengan pendekatan sufistik.
6
. M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam
Memahami Ayat-ayat al-Qur’an; Editor Abd. SyakurDj., Tangerang: Lentera Hati, 2013, h. 373
7
. Abd Wahid : Tafsir Isyari dalam Pandangan Imam Ghazali. JURNAL USHULUDDIN Vol. XVI No. 2, Juli
2010
8
2. Metode Penafsiran Al Qur’an
a. Metode Tahlili (Analisis)
Metode Tahlili adalah suatu metode dalam menjelaskan ayat al Qur’an dengan cara
menguraikan ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai tata urutan dengan penjelasan yang
cukup terperinci sesuai dengan kecenderungan masing-masing mufassir terhadap aspek-
aspek yang ingindisampaikan, misalnya menjelaskan ayat disertai aspek qira’at, asbabu
al- nuzul, munasabah, balaghah, hukum dan lain sebagainya, contoh kitab tafsir yang
disusun dengan metode ini adalah kitab Tafsir Jami li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubi,
kitab Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Ibnu Jarir at-Thabari, Tafsir al-
Qur’an al-Adzim karya Ibnu Katsir dan kitab Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya at-Tusturi.
Berikut adalah contoh penafsiran dalam kitab tafsir Ibnu Katsir terhadap Surat al
Ahzab ayat 30 :
َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ﻔ‬ْ‫ع‬ ِ‫ض‬ ُ‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ﻒ‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬ُ‫ي‬ ٍ‫ﺔ‬َ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫م‬ ٍ‫ﺔ‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ﻔ‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ي‬( ‫ا‬ ‫ا‬‫ِير‬‫س‬َ‫ي‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫ى‬30)
Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji
yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat.
Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.
Allah Swt. berfirman menasihati istri-istri Nabi Saw. yang telah memilih Allah
dan Rasul-Nya serta pahala di negeri akhirat, selanjutnya mereka tetap menjadi istri
Rasulullah Saw. Maka sangatlah sesuai bila diceritakan kepada mereka ketentuan
hukumnya dan keistimewaan mereka yang melebihi wanita-wanita lainnya. Disebutkan
bahwa barang siapa di antara mereka yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata.
Menurut Ibnu Abbas, pengertian perbuatan keji ini ditakwilkan dengan makna
membangkang dan berakhlak buruk. Dan atas dasar hipotesis apa pun, maka ungkapan
ayat ini hanyalah semata-mata andaikan, dan makna andaikan itu tidak berarti pasti
terjadi. Pengertiannya sama dengan firman Allah Swt. dalam ayat yang lain, yaitu:
َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫ط‬َ‫ب‬ْ‫ح‬َ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬ َ‫ِك‬‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ِين‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ي‬ ِ‫وح‬ُ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu, "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah
amalanmu. (Az-Zumar: 65)
9
Seperti yang ada dalam ayat lain yang menyebutkan:
َ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ط‬ِ‫ب‬َ‫ح‬َ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka kerjakan. (Al-An'am: 88)
َ‫ِين‬‫د‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ل‬ ‫ه‬‫و‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ٌ‫د‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫لر‬ِ‫ل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬
Katakanlah, "Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka
akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” (Az-
Zukhruf: 81)
Dan firman Allah Swt.:
‫ه‬‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫د‬ ِ‫اح‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫ش‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ق‬ُ‫ل‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫م‬ ‫ى‬َ‫ﻔ‬َ‫ط‬ْ‫ص‬‫َل‬ ‫اا‬‫د‬َ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ذ‬ ِ‫خ‬‫ه‬‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ُ‫ار‬
Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang
dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci
Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Az-Zumar: 4)
Mengingat kedudukan istri-istri Nabi Saw. tinggi, maka sesuailah jika ada
seseorang dari mereka melakukan suatu dosa, dosa itu akan diperberat demi menjaga
kehormatan mereka dan kedudukan mereka yang tinggi. Karena itulah disebutkan oleh
firman-Nya: Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan
keji yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat.
(Al-Ahzab: 30)
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan makna
firman-Nya: niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. (Al-
Ahzab: 30) Yakni siksaan di dunia dan akhirat.
Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Ibnu AbuNajih, dari Mujahid.
‫ا‬ ‫ا‬‫ِير‬‫س‬َ‫ي‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬
Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah. (Al-Ahzab: 30)
Maksudnya, teramat mudah dan gampang.
b. Metode Ijmali (Global)
Metode ijmali adalah metode dalam menjelaskan ayat Al-Qur’an dengan cara
mengemukakan makna yang bersifat global dengan bahasa yang ringkas supaya mudah
dipahami. Di sini mufassir menjelaskan pesan-pesan pokok dari ayat tanpa menguraikan
10
panjang lebar, seperti kitab Tafsir Jalalain karya Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-
Mahalli dan Tafsir Al-Qur’an al-Adzim karya Muhammad Farid Wajdi, at-Tafsir al-Wasit
terbitan Majma’ al-Buhus al-Islamiyyah.
Berikut adalah contoh penafsiran dalam kitab Tafsir Jalalai :
‫ْلهله‬ ‫الخير‬ ‫إرادة‬ ‫وهي‬ ‫الرحمﺔ‬ ‫ذي‬ ‫أي‬ )‫الرحيم‬ ‫(الرحمن‬‫بالذكر‬ ‫ه‬‫ص‬ُ‫خ‬‫و‬ ، ‫القيامﺔ‬ ‫يوم‬ ‫وهو‬ ‫الجزاء‬ ‫أي‬ )‫الدين‬ ‫يوم‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬(
‫القيامﺔ‬ ‫يوم‬ ‫في‬ ‫كله‬ ‫اْلمر‬ ‫مالك‬ ‫فمعناه‬ }‫{مالك‬ ‫قرأ‬ ‫ومن‬ }‫هلل‬ ‫اليوم‬ ‫الملك‬ ‫{لمن‬ ‫بدليل‬ ‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫إَل‬ ‫ْلحد‬ ‫فيه‬ ‫ا‬‫ا‬‫ظاهر‬ ‫ملك‬ ‫َل‬ ‫ْلنه‬
‫أو‬‫لمعرفﺔ‬ ‫صﻔﺔ‬ ‫وقوعه‬ ‫فصح‬ }‫الذنب‬ ‫{كغافر‬ ‫ا‬‫ا‬‫دائم‬ ‫بذلك‬ ‫موصوف‬ ‫هو‬‫من‬ ‫بالعبادة‬ ‫نخصك‬ ‫أي‬ )‫نستعين‬ ‫وإياك‬ ‫نعبد‬ ‫(إياك‬
‫إليه‬ ‫أرشدنا‬ ‫أي‬ )‫المستقيم‬ ‫الصراط‬ ‫(اهدنا‬ ‫وغيرها‬ ‫العبادة‬ ‫على‬ ‫المعونﺔ‬ ‫ونطلب‬ ‫وغيره‬ ‫توحيد‬.‫الذين‬ ‫(صراط‬ : ‫منه‬ ‫ويبدل‬
( ‫بصلته‬ ‫الذين‬ ‫من‬ ‫ويبدل‬ ‫بالهدايﺔ‬ )‫عليهم‬ ‫أنعمت‬، ‫النصارى‬ ‫وهم‬ )‫(الضالين‬ ‫غير‬ )‫(وَل‬ ‫اليهود‬ ‫وهم‬ )‫عليهم‬ ‫المغضوب‬ ‫غير‬
‫سيدنا‬ ‫على‬ ‫هللا‬ ‫وصلى‬ ، ‫والمآب‬ ‫المرجع‬ ‫وإليه‬ ‫بالصواب‬ ‫أعلم‬ ‫وهللا‬ ‫نصارى‬ ‫وَل‬ ‫ا‬‫ا‬‫يهود‬ ‫ليسوا‬ ‫المهتدين‬ ‫أن‬ ‫إفادة‬ ‫البدل‬ ‫ونكتﺔ‬
‫الوكيل‬ ‫ونعم‬ ‫هللا‬ ‫وحسبنا‬ ، ‫ا‬‫ا‬‫أبد‬ ‫ا‬‫ا‬‫دائم‬ ‫ا‬‫ا‬‫كثير‬ ‫ا‬‫ا‬‫تسليم‬ ‫وسلم‬ ‫وصحبه‬ ‫آله‬ ‫وعلى‬ ‫محمد‬. ‫العظيم‬ ‫العلي‬ ‫باهلل‬ ‫إَل‬ ‫قوة‬ ‫وَل‬ ‫حول‬ ‫وَل‬ ،
‫عرفوا‬ ‫الذين‬ ‫هم‬ ‫عليهم‬ ‫المغضوب‬ ‫أن‬ ‫مﻔاده‬ ‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫تﻔسير‬ ‫مختصر‬ ‫في‬ ‫ورد‬ ‫ألطﻒ‬ ‫تﻔسير‬ ‫الرنكوسي‬ ‫محمود‬ ‫الشيخ‬ ‫[وعن‬
]‫الحديث‬ ‫دار‬ . ‫ا‬‫َل‬‫أص‬ ‫الحق‬ ‫إلى‬ ‫يهتدوا‬ ‫فلم‬ ‫الضالين‬ ‫أما‬ ‫وخالﻔوه‬ ‫الحق‬
Dalam penafsiran di atas tampak sekali dismpaikan secara singkat dan global,
misalnya kata ar rahman dan arrahiim dijelaskan dengan yang memiliki rahmat yaitu yang
berkehendak memberikan kebaikan kepada yang berhak mendapatkannya. Kemudian
berganti kepada ayat berikutnya.
c. Metode Muqaran (Komparatif)
Metode Muqaran adalah metode menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan
membandingkan dengan ayat lain yang memiliki kedekatan atau kemiripan tema namun
redaksinya berbeda, atau memiliki kemiripan redaksi tapi maknanya berbeda, atau
membandingkannya dengan penjelasan teks hadis Nabi Saw, perkataan sahabat maupun
tabi’in. Di samping itu juga mengkaji pendapat para ulama tafsir kemudian
membandingkannya atau bisa berupa membandingkan antara satu kitab tafsir dengan kitab
tafsir lainnya agar diketahui identitas corak kitab tafsir tersebut. Tafsir Muqarin juga bisa
berupa perbandingan teks lintas kitab samawi (seperti Al Qur’an dengan Injil/Bibel, Taurat
atau Zabur).8
d. Metode Maudhu’i (Tematik)
8
. Fahd Ar Rumi, Buhuth fi Usul Al - Tafsir wa Manahijuhu , (Maktabah al-Tawbah, 1419 H), 60
11
Metode Maudhu’i adalah metode menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan
mengambil suatu tema tertentu. Metode ini kelebihannya mampu menjawab kebutuhan
zaman yang ditujukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, praktis dan sistematis
serta dapat menghemat waktu, dinamis sesuai dengan kebutuhan zaman, membuat
pemahaman menjadi utuh. Namun kekurangannya seringkali dalam memenggal ayat yang
memilki permasalahan yang berbeda sehingga membatasi pemahaman ayat.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang mufassir ketika
melakukan proses penafsiran metode maudhu’i adalah;
a. Menetapkan masalah yang akan dibahas. Permasalahan yang dibahas diprioritaskan
pada persoalan yang menyentuh kehidupan masyarakat yang berarti bahwa seorang
mufassir harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang masyarakat.
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai pengetahuan tentang
asbab nuzulnya dan ilmu-ilmu lain yang mendukungnya. Memahami korelasi ayat-ayat
tersebut dalam surahnya masingmasing (terkait erat dengan ilmu munasabat).
d. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (membuat out line).
e. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan
f. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat-
ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama atau mengkompromikan antara yang
‘amm (umum) dengan yang khash (khusus), mutlak dan muqayyad (terikat), atau yang
apada lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya dapat bertemu dalam satu muara
tanpa perbedaan dan pemaksaan.

More Related Content

What's hot

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
Studi al qur'an
Studi al qur'anStudi al qur'an
Studi al qur'an
Muhammad Azmi
 
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabatTafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabatJumal Ahmad
 
mafhum mukhalafah
mafhum mukhalafahmafhum mukhalafah
mafhum mukhalafah
Anita Rahman
 
Asbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam AlquranAsbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam Alquran
Sri Juwita Alfath
 
Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3
Amiruddin Ahmad
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Khusnul Kotimah
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
arfian kurniawan
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Khusnul Kotimah
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwinTafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwinJumal Ahmad
 
Pengertian al quran
Pengertian al quranPengertian al quran
Pengertian al quranYatie Emkay
 
Presentasi ilmu munasabah bab 8
Presentasi ilmu munasabah bab 8Presentasi ilmu munasabah bab 8
Presentasi ilmu munasabah bab 8
Putri Har
 
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anjuniska efendi
 

What's hot (20)

Makalah tafsir
Makalah tafsirMakalah tafsir
Makalah tafsir
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
Tafsir
TafsirTafsir
Tafsir
 
Studi al qur'an
Studi al qur'anStudi al qur'an
Studi al qur'an
 
Makalah al quran hadist
Makalah al quran hadistMakalah al quran hadist
Makalah al quran hadist
 
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabatTafsir pada masa nabi saw dan sahabat
Tafsir pada masa nabi saw dan sahabat
 
mafhum mukhalafah
mafhum mukhalafahmafhum mukhalafah
mafhum mukhalafah
 
Asbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam AlquranAsbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam Alquran
 
Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Tafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wilTafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wil
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwinTafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
 
Pengertian al quran
Pengertian al quranPengertian al quran
Pengertian al quran
 
Presentasi ilmu munasabah bab 8
Presentasi ilmu munasabah bab 8Presentasi ilmu munasabah bab 8
Presentasi ilmu munasabah bab 8
 
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
 

Similar to Modul 10 kb 2

TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YITAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
Muhammad Rizaki
 
Pengertian tafsir
Pengertian tafsirPengertian tafsir
Pengertian tafsir4n9ry_61rd5
 
Method of Tafsir
Method of TafsirMethod of Tafsir
Method of TafsirHakim Ahma
 
Tugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyafTugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyafSida El Nurya
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahjuniska efendi
 
METODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptx
METODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptxMETODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptx
METODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptx
hamdanirizal2
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)Sukor Bakar
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
Al qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsirAl qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsir
Nur Alfiyatur Rochmah
 
akhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawufakhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawuf
Abdurosyid Amri
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamMarhamah Saleh
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
s4gito
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2andisalwa
 
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Rendra Fahrurrozie
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdfUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Zukét Printing
 
ulumul Quran .pptx
ulumul Quran .pptxulumul Quran .pptx
ulumul Quran .pptx
rijalrizkillah1
 
Tafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenyaTafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenya
Qomaruz Zaman
 
2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx
2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx
2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx
mansurcikal1
 
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiiiUrutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Khusnul Kotimah
 

Similar to Modul 10 kb 2 (20)

TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YITAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
 
Pengertian tafsir
Pengertian tafsirPengertian tafsir
Pengertian tafsir
 
Method of Tafsir
Method of TafsirMethod of Tafsir
Method of Tafsir
 
Tugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyafTugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyaf
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
 
METODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptx
METODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptxMETODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptx
METODE para ulama dalam PENAFSIRAN AL-QURAN.pptx
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
 
Al qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsirAl qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsir
 
akhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawufakhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawuf
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdfUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
 
ulumul Quran .pptx
ulumul Quran .pptxulumul Quran .pptx
ulumul Quran .pptx
 
Tafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenyaTafsir, pembagian dan metodenya
Tafsir, pembagian dan metodenya
 
2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx
2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx
2512-MANSUR-ILMU AL-MUNÂSABAH.pptx
 
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiiiUrutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
 

More from kasmuddin nanang

Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 9 kb 4
Modul 9 kb 4Modul 9 kb 4
Modul 9 kb 4
kasmuddin nanang
 

More from kasmuddin nanang (20)

Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4
 
Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3
 
Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1
 
Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2
 
Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4
 
Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3
 
Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2
 
Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1
 
Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4
 
Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3
 
Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2
 
Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1
 
Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4
 
Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3
 
Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1
 
Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2
 
Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4
 
Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3
 
Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1
 
Modul 9 kb 4
Modul 9 kb 4Modul 9 kb 4
Modul 9 kb 4
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 

Modul 10 kb 2

  • 1. 1 1. Menjelaskan Konsep Tafsir bi al Ma’tsur, tafsir bi al ra’yi, tafsir isyari 2. Menganalisis Klasifiksi dan penerapan Tafsir bi al Ma’tsur, tafsir bi al ra’yi, tafsir isyari. 3. Menjelaskan konsep Metode Tahlili, Ijmali, Muqaran, Maudhu’i. 4. Menganalisis Penerapan Metode Tahlili, Ijmali, Muqaran, Maudhu’i. URAIAN MATERI Pada zaman Nabi Saw para sahabat tidak membutuhkan suatu pendekatan atau metode khusus dalam memahami ayat-ayat al Qur’an, karena segala permasalahan langsung disampaikan kepada Nabi Saw dan beliau sendiri yang memberikan penjelasan. Demikian juga pada masa sahabat, mereka adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana al Qur’an diturunkan dan bagaimana Nabi Saw menjelaskan. Ketika zaman sudah semakin jauh dengan Nabi Saw dan para sahabat, sementara penjelasan terhadap petunjuk-petunjuk al Qur’an semakin dibutuhkan, maka para ulama’ di bidang tafsir melakukan ijtihadnya masing-masing untuk melakukan penafsiran al Qur’an. Adapun sumber informasi yang digunakan untuk menjelaskan ayat-ayat al Qur’an adalah riwayat-riwayat yang dianggap dapat dipercaya baik dari hadist Nabi Saw maupun atsar. Dalam melakukan ijtihadnya, sebagaian ulama’ menggunakan riwayat-riwayat tersebut sebagai sumber utama penafsirannya dan sebagaian ulama’ mufassir yang lain menggunakan riwayat-riwayat tersebut sebagai landasan berfikir yang kemudian dilakukan ijtihad sesuai dengan pendapatnya masing-masing. Karena itu ditinjau dari sumbernya, penafsirannya dibagi menjadi tiga pendekatan, yaitu: Tafsir bi al-Ma’tsur , Tafsir bi al- Ra’yi dan Tafsir al Isyari. KEGIATAN BELAJAR 2: INDIKATOR KOMPETENSI
  • 2. 2 1. Pendekatan Penafsiran Al Qur’an a. Tafsir bi al-Ma’tsur Tafsir bi al-Ma’tsur adalah menafsirkan al-Qur’an didasarkan penjelasan- penjelasan al Qur’an yang diperoleh melalui riwayat-riwayat pada sunnah, hadist maupun atsar, bahkan sebuah ayat al Qur’an dapat dijelaskan dengan ayat-ayat al Qur’an yang lain. Karena itu Tafsir bi al-Matsur disebut juga tafsir bi al-Riwayah, karena didasarkan juga pada periwayatan-periwayatan. Selain hadist Nabi Saw, atsar sahabat dianggap mampu menjelaskan ayat al Qur’an karena sahabat Nabi Saw dipandang sebagai orang yang banyak mengetahui al-Qur’an dan bergaul bersama Nabi Saw, demikian juga para ulama’ di masa tabi’in yang dianggap juga sebagai orang yang bertemu langsung dan berguru kepada para sahabat. Karena itu sumber penafsiran bi-al- Riwayah ini dipandang sebagai penafsiran terbaik terhadap al-Qur’an, karena dianggap lebihterjagadarikekeliruandanpenyimpangandalammenafsirkanalQur’an. Pada pendekatan tafsir bi al-ma’sur terdapat beberapa cara untuk menafsirkan ayat al- Qur’an, yaitu; a) Penafsiran ayat dengan ayat al-Quran yang lain Suatu ayat dapat ditafsirkan dengan ayat yang lain, baik ayat itu kelanjutan dari ayat yang ditafsirkan ataupun ayat yang menafsirkan berada di surat yang lain. Misalnya pada surat al ikhlas ayat pertama yang menjelaskan tentang ketauhidan Allah Swt, ditafsirkan oleh ayat berikutnya, yaitu ayat kedua, ketiga dan keempat. Namun ayat pertama surat al Ikhlas tentang ketauhidan ini dapat ditafsirkan (dijelaskan) lagi oleh ayat yang lain yang berada di surat yang lain. Misalnya surat al Hasyr ( QS 59;22-24) yang menjelaskan sifat-sifat Allah Swt: ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ۖ َ‫ُو‬‫ه‬ ‫ه‬‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬ََٰ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫َل‬ ‫ِي‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬( ُ‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬‫ه‬‫الر‬ ُ‫ن‬ ََٰ‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫الر‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ۖ ِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬‫ه‬‫ش‬‫ل‬22ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ‫ه‬‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬ََٰ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫َل‬ ‫ِي‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬) َ‫ون‬ُ‫ك‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َ‫ع‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ان‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ ۚ ُ‫ر‬ِ‫َب‬‫ك‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫هار‬‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ُ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ن‬ِ‫ْم‬‫ي‬َ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ َ‫هَل‬‫س‬‫ال‬ ُ‫ُّوس‬‫د‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬(23)ُ‫ق‬ِ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ْ‫ال‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ُ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫ُو‬‫ه‬ َ‫و‬ ۖ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫او‬َ‫م‬‫ه‬‫س‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ح‬ِ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ۚ َٰ‫َى‬‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫س‬َ ْ‫اْل‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ۖ ُ‫ر‬ِ‫و‬َ‫ص‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ئ‬ ِ‫ار‬َ‫ب‬ْ‫ال‬( ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ْ‫ال‬24) Artinya : Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang(22) Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan,
  • 3. 3 Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan(23)Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana(24). b) Penafsirat ayat al Qur’an dengan hadits Nabi Saw Ayat-ayat al Qur’an lebih banyak bersifat mujmal(global) dan untuk dipahami tidak bisa berdiri sendiri, karena itu di sinilah fungsi hadits Nabi Saw sebagai tafsir terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Misalnya ayat tentang perintah sholat yang mujmal tidak menjelaskan tatacara sholat (S. al Baqarah (SQ 43;43) ‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬َ‫ة‬ َ‫َل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬( َ‫ِين‬‫ع‬ِ‫ك‬‫ا‬ ‫ه‬‫الر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ك‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬‫ه‬‫الز‬43) Artinya Dan dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku’ Ayat tersebut kemudian ditafsirkan oleh hadits Nabi Saw; ُ‫ة‬‫َل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫ص‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫م‬ُ‫ؤ‬َ‫ي‬ْ‫ل‬ َ‫و‬ ، ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ِن‬‫ذ‬َ‫ُؤ‬‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬–(ُّ‫ي‬ ِ‫َار‬‫خ‬ُ‫ب‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬ ) Artinya: Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat, maka apabila telah tiba waktu sholat hendaklah salah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan dan orang yang lebih tua di antara kalian menjadi imam. (HR Bukhori) c) Penafsirat ayat al Qur’an dengan keterangan sahabat-sahabat Nabi saw. Untuk mendapatkan informasi lebih luas perihal maksud-maksud al Qur’an, setelah memahami sunnah Nabi Saw maka penjelasan para sahabat juga diperlukan, dikarenakan mereka adalah orang-orang yang dekat bersama Nabi Saw dan sangat memahami situasi dan kondisi bagaimana al Qur’an itu diturunkan. Contoh tafsir terhadap Surat al Baqarah )QS 2: 3): ....ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ِين‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬
  • 4. 4 Artinya (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib… Menurut ibnu abbas sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah bahwa tafsir dari kata yukminuuna adalah yushoddiquuna (membenarkan). Dan menurut Makmar yang diriwayatkan dari az Zuhri yang dimaksud yukminuuna adalah iman yang disertai mengamalkan. Sedangkan menurut Abu Jakfar ar Razi dari Rabi’ bin Anas yang dimaksud dengan yukminuuna adalah yakhsyauna yang berarti takut.1 Contoh Tafsir bi al ma’tsur adalah kitab Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Ibnu Jarir at-Thabari, Tafsir al-Qur’an al-Adzim karya Ibnu Katsir. b. Tafsir bi al-Ra’yi atau tafsir bi al-Dirayah Al-Ra’yu berarti pikiran atau nalar, karena itu Tafsir bi al-Ra’yi adalah penafsiran seorang mufassir yang diperoleh melalui hasil penalarannya atau ijtihadnya, di mana penalaran di sini sebagai sumber utamanya. Seorang mufassir di sini tentu saja adalah orang yang secara kompetensi keilmuannya telah dianggap telah memenuhi persyaratan, sebagaimana disebutkan pada syarat-syarat mufassir. Istilah Tafsir bi al-Ra’y pada dasarnya untuk membedakannya dengan Tafsir bi al-Ma’tsur, dalam konteks, bahwa bukan berarti ketika sahabat melakukan penafsiran Quran tidak menggunakan nalar. Para sahabat sebenarnya juga menggunakan nalar dalam memberikan penafsiran, tetapi dalam istilah disiplin ulum Quran, para sahabat tetap saja tidak dinamai dalam kategori Tafsir bi al- Ra’yi, sebab, para sahabat memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh generasi sesudah mereka.2 Sebagaimana pendekatan tafsir yang lain, pendekatan Tafsir bi al- Ra’y juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Di antara kelebihan pendekatan Tafsir bi al-Ra’y ini adalah mempunyai ruang lingkup yang luas, dapat mengapresiasi berbagai ide dan melihat dan memahami Quran secara mendalam dengan melihat dari berbagai aspek. Kendatipun demikian, bukan berarti pendekatan ini tidak mempunyai kelemahan. Kelemahaman pendekatan Tafsir bi al-Ra’y bisa saja terjadi ketika ketika menjadikan petunjuk ayat yang bersifat parsial, sehingga memberikan kesan Quran tidak utuh dan tidak konsisten. Di samping itu, penafsiran dengan pendekatan Tafsir bi al-Ra’y tidak tertutup 1 . Ibnu Katsir. Tafsir al Qur’ani al Adzim, jilid 1 hal 43. Darul Kutub al Ilmiyah 2006 M. 2 .M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, hal. 363 Shihab, M. Quraish. (2013). Kaidah Tafsir Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an. eds. Abd.SyakurDj. Tangerang: Lentera Hati.)
  • 5. 5 kemungkinan menimbulkan kesan subyektif yang dapat memberikan pembenaran terhadap mazhab atau pemikiran tertentu, serta dengan pendekatan Tafsir bi al-Ra’y tidak tertutup kemungkinan masuknya cerita-cerita isra’iliyat karena kelemahan dalam membatasi pemikiran yang berkembang.3 Salah seorang mufassir yang tergolong bi al ro’yi adalah Abdul Qosim Mahmud al Zamakhsari dalam melakukan penafsirannya beliau mengemukakan pemikirannya akan tetapi didukung dengan dalil-dalil dari riwayat (hadis) atau ayat al- Qur’an, baik yang berhubungan dengan sabab al-nuzul suatu ayat atau dalam hal penafsiran ayat. Meskipun demikian, ia tidak terikat oleh riwayat dalam penafsirannya. Dengan kata lain, kalau ada riwayat yang mendukung penafsirannya ia akan mengambilnya dan kalau tidak ada riwayat, ia akan tetap melakukan penafsirannya. 4 Contoh lain adalah tafsir bi al Ro’yi adalah penafsiran Sayyid Qutub dalam kitab tafsir Fi Dzilalil Qur’an pada saat menjelaskan Surat al Fatihah (SQ 1: 4) sebagai berikut : (4) ِ‫ن‬‫ﱢدي‬‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ Artinya : Tuhan yang menguasai hari pembalasan. Ini merupakan 'aqidah pokok yang amat besar dan mempunyai kesan yang amat mendalam dalam seluruh hidup manusia, yaitu 'aqidah pokok mempercayai hari Akhirat. Kata-kata "yang menguasai atau penguasa" membayangkan darjah kuasa yang paling tinggi. "Hari Pembalasan" ialah hari penentuan balasan di Akhirat. Ramai orang yang percaya kepada Uluhiyah Allah dan percaya bahawa Allahlah yang menciptakan 'alam buana ini bagi pertama kali, namun demikian mereka tidak percaya kepada Hari Balasan. Keperihalan setengah-setengah mereka telah diceritakan oleh al- Qur'an. Seperti pada surat azZumar (SQ 29;28) : ُ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫او‬َ‫م‬‫ه‬‫س‬‫ال‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫أ‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬ َ‫و‬ Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah. Kemudian dalam surah Qoof (QS . 50:3) menceritakan hal mereka: 3 . Muhammad Ali Ash-Shabuniy, Studi Ilmu al-Qur’an… Ash-Shabuniy, Muhammad Ali. (1999). Studi Ilmu al-Qur’an, alih Bahasa, Aminudin, Bandung: PustakaSetia., hal. 248 4 . Avif Alfiyah. Kajian Kitab Al Kasyaf Karya Zamakhsyari , Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir, Volume 1 Nomor 1 Juni 2018
  • 6. 6 ٌ‫يب‬ ِ‫ج‬َ‫ع‬ ٌ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ِر‬‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُوا‬‫ب‬ ِ‫ج‬َ‫ع‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ "Bahkan mereka heran kerana mereka telah didatangi seorang Rasul yang memberi peringatan dari kalangan mereka sendiri, lalu berkatalah orang-orang kafir: "Ini adalah suatu perkara yang amat aneh. " Kepercayaan terhadap hari pembalasan merupakan satu lagi 'aqidah pokok di dalam Islam. Nilai kepercayaan ini ialah ia meletakkan pandangan dan hati manusia pada sebuah 'alam yang lain setelah tamatnya 'alam bumi supaya mereka tidak begitu terkongkong kepada keperluan-keperluan bumi saja dan ketika itu mereka tidak lagi terpengaruh kepada keperluan keperluan bumi, juga supaya mereka tidak begitu gelisah untuk mendapatkan balasan dan ganjaran dari hasil usaha mereka dalam usia mereka yang pendek dan di 'alam bumi yang terbatas ini dan ketika itu barulah mereka dapat berbuat amalan-amalan semata-mata kerana Allah dan sanggup menunggu ganjarannya mengikut bagaimana yang ditentukan Allah sama ada di 'alam bumi ini atau 'alam Akhirat. Dari contoh penafsiran dengan pendekatan bi al ra’yi di atas menjadi jelas bahwa mereka tidak meninggalkan riwayat dan bukan semata-mata menafsirkan al Qur’an dengan pendapatnya sendiri. Kitab tafsir yang lain misalnya Tafsir bi al-ra’yi adalah kitab Tafsir Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin ar-Razi dan Tafsir Anwar at- Tanzil wa Asrar at-Ta’wil karya al-Baidhawi. c. Tafsir al Isyari Menurut bahasa kata isyari berasal dari kata asyaara-yusyiiru-isyaaratan yang berarti memberi isarat/ tanda, menunjukkan. Sedangkan menurut istilah suatu upaya untuk menjelaskan kandungan Quran dengan menakwilkan ayat-ayat sesuai isyarat yang tersirat dengan tanpa mengingkari yang tersurat atau dzahir ayat.5 Senada dengan definisi tersebut menurut Shubhi al-Shalih adalah menjelaskan kandungan al Qur’an melaui takwil dengan cara berupaya menggabungkan yang tersurat dan tersirat. Lebih lanjut M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa dalam tafsir bi al-Isyarah terdapat upaya penarikan makna ayat didasarkan pada kesan yang ditimbulkan oleh 5 . Muhammad Husain al-Zahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, (ttp., tp., 1396H./1976M), Jilid II, Cet. Ke-2, hal. 352
  • 7. 7 lafazh ayat, di mana dalam benak para mufassir telah memiliki pencerahan batin atau hati dan pikiran, hal itu dilakukan tanpa mengabaikan atau membatalkan makna secara lafazh.6 Adapun syarat-syarat diterimanya tafsir isyari adalah :7 1. Tidak bertentangan dengan makna lahir (pengertian tekstual) al-Qur’an. 2. Penafsirannya didukung atau diperkuat oleh dalil-dalil syar’i lainnya. 3. Penafsirannya tidak bertentangan dengan dalil syara‘ atau rasio. 4. Penafsirannya tidak menganggap bahwa hanya itu saja tafsiran yang dikehendaki Allah, bukan pengertian tekstual ayat terlebih dahulu. 5. Penafsirannya tidak terlalu jauh sehingga tidak ada hubungannya dengan lafadz. Misalnya penafsiran al-Alusi terhadap surat Al-Baqarah (QS 2: 238) : َ‫ِين‬‫ت‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ ‫ه‬ ِ‫َلِل‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ َٰ‫ى‬َ‫ط‬ْ‫س‬ ُ‫و‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬ َ‫َل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ل‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬ Peliharalah sholat dan sholat wustho serta tegakkan untuk Allah karena ketaatan Al Alusi menafsiri shalat al-wustha pada ayat di atas dengan penjelasan lima macam shalat sebagai berikut: ‫ا‬ ‫إن‬‫لصلو‬‫ات‬‫صَل‬ ‫خمﺲ‬‫ا‬ ‫ة‬‫بشهو‬ ‫لسر‬‫د‬‫مقا‬‫ا‬ ‫م‬‫لغيب‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫بخمو‬ ‫لنﻔﺲ‬‫ده‬‫عن‬ ‫ا‬‫دوا‬‫عى‬‫ا‬‫لريب‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫ب‬ ‫لقلب‬‫مر‬‫ا‬‫قبته‬ ‫أ‬‫نو‬‫ا‬ ‫ار‬‫لكشﻒ‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫لر‬‫وح‬‫بمشا‬‫ه‬‫د‬‫ا‬ ‫ة‬‫لوصل‬‫و‬ ،‫صَل‬‫ا‬ ‫ة‬‫لبد‬‫ن‬‫بحﻔﻆ‬‫ا‬‫لحو‬‫وإ‬ ‫اس‬‫قامﺔ‬‫ا‬‫لحد‬‫ود‬. Artinya : Sesungguhnya shalat itu ada lima, yaitu 1) Shalat sirr dengan menyaksikan maqam ghaib, 2) shalat nafs, yaitu dengan cara memadamkan hal-hal yang dapat mengundang keragu-raguan, 3) Shalat qalb, dengan senantiasa berada dalam penantian akan munculnya cahaya kasyf (penyingkapan), 4) shalat ruh dengan menyaksikan wasl (pengabungan/peyatuan dengan Allah); 5) Shalat badan dengan cara memelihara panca indera dan menegakkan ketentuanketentuan hukum Allah. Bila dilihat dari terminologis yang digunakan, maka sebenarnya al-Alusi memahami shalat al-wustha cenderung dengan pendekatan sufistik. 6 . M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an; Editor Abd. SyakurDj., Tangerang: Lentera Hati, 2013, h. 373 7 . Abd Wahid : Tafsir Isyari dalam Pandangan Imam Ghazali. JURNAL USHULUDDIN Vol. XVI No. 2, Juli 2010
  • 8. 8 2. Metode Penafsiran Al Qur’an a. Metode Tahlili (Analisis) Metode Tahlili adalah suatu metode dalam menjelaskan ayat al Qur’an dengan cara menguraikan ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai tata urutan dengan penjelasan yang cukup terperinci sesuai dengan kecenderungan masing-masing mufassir terhadap aspek- aspek yang ingindisampaikan, misalnya menjelaskan ayat disertai aspek qira’at, asbabu al- nuzul, munasabah, balaghah, hukum dan lain sebagainya, contoh kitab tafsir yang disusun dengan metode ini adalah kitab Tafsir Jami li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubi, kitab Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Ibnu Jarir at-Thabari, Tafsir al- Qur’an al-Adzim karya Ibnu Katsir dan kitab Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya at-Tusturi. Berikut adalah contoh penafsiran dalam kitab tafsir Ibnu Katsir terhadap Surat al Ahzab ayat 30 : َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ﻔ‬ْ‫ع‬ ِ‫ض‬ ُ‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ﻒ‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬ُ‫ي‬ ٍ‫ﺔ‬َ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫م‬ ٍ‫ﺔ‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ﻔ‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ي‬( ‫ا‬ ‫ا‬‫ِير‬‫س‬َ‫ي‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫ى‬30) Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Allah Swt. berfirman menasihati istri-istri Nabi Saw. yang telah memilih Allah dan Rasul-Nya serta pahala di negeri akhirat, selanjutnya mereka tetap menjadi istri Rasulullah Saw. Maka sangatlah sesuai bila diceritakan kepada mereka ketentuan hukumnya dan keistimewaan mereka yang melebihi wanita-wanita lainnya. Disebutkan bahwa barang siapa di antara mereka yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata. Menurut Ibnu Abbas, pengertian perbuatan keji ini ditakwilkan dengan makna membangkang dan berakhlak buruk. Dan atas dasar hipotesis apa pun, maka ungkapan ayat ini hanyalah semata-mata andaikan, dan makna andaikan itu tidak berarti pasti terjadi. Pengertiannya sama dengan firman Allah Swt. dalam ayat yang lain, yaitu: َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫ط‬َ‫ب‬ْ‫ح‬َ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬ َ‫ِك‬‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ِين‬‫ذ‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ي‬ ِ‫وح‬ُ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalanmu. (Az-Zumar: 65)
  • 9. 9 Seperti yang ada dalam ayat lain yang menyebutkan: َ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ط‬ِ‫ب‬َ‫ح‬َ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Al-An'am: 88) َ‫ِين‬‫د‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ل‬ ‫ه‬‫و‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ٌ‫د‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫لر‬ِ‫ل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ Katakanlah, "Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” (Az- Zukhruf: 81) Dan firman Allah Swt.: ‫ه‬‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫د‬ ِ‫اح‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫ش‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ق‬ُ‫ل‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫م‬ ‫ى‬َ‫ﻔ‬َ‫ط‬ْ‫ص‬‫َل‬ ‫اا‬‫د‬َ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ذ‬ ِ‫خ‬‫ه‬‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ ‫ه‬‫َّللا‬ َ‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ُ‫ار‬ Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Az-Zumar: 4) Mengingat kedudukan istri-istri Nabi Saw. tinggi, maka sesuailah jika ada seseorang dari mereka melakukan suatu dosa, dosa itu akan diperberat demi menjaga kehormatan mereka dan kedudukan mereka yang tinggi. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. (Al-Ahzab: 30) Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan makna firman-Nya: niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. (Al- Ahzab: 30) Yakni siksaan di dunia dan akhirat. Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Ibnu AbuNajih, dari Mujahid. ‫ا‬ ‫ا‬‫ِير‬‫س‬َ‫ي‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah. (Al-Ahzab: 30) Maksudnya, teramat mudah dan gampang. b. Metode Ijmali (Global) Metode ijmali adalah metode dalam menjelaskan ayat Al-Qur’an dengan cara mengemukakan makna yang bersifat global dengan bahasa yang ringkas supaya mudah dipahami. Di sini mufassir menjelaskan pesan-pesan pokok dari ayat tanpa menguraikan
  • 10. 10 panjang lebar, seperti kitab Tafsir Jalalain karya Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al- Mahalli dan Tafsir Al-Qur’an al-Adzim karya Muhammad Farid Wajdi, at-Tafsir al-Wasit terbitan Majma’ al-Buhus al-Islamiyyah. Berikut adalah contoh penafsiran dalam kitab Tafsir Jalalai : ‫ْلهله‬ ‫الخير‬ ‫إرادة‬ ‫وهي‬ ‫الرحمﺔ‬ ‫ذي‬ ‫أي‬ )‫الرحيم‬ ‫(الرحمن‬‫بالذكر‬ ‫ه‬‫ص‬ُ‫خ‬‫و‬ ، ‫القيامﺔ‬ ‫يوم‬ ‫وهو‬ ‫الجزاء‬ ‫أي‬ )‫الدين‬ ‫يوم‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬( ‫القيامﺔ‬ ‫يوم‬ ‫في‬ ‫كله‬ ‫اْلمر‬ ‫مالك‬ ‫فمعناه‬ }‫{مالك‬ ‫قرأ‬ ‫ومن‬ }‫هلل‬ ‫اليوم‬ ‫الملك‬ ‫{لمن‬ ‫بدليل‬ ‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫إَل‬ ‫ْلحد‬ ‫فيه‬ ‫ا‬‫ا‬‫ظاهر‬ ‫ملك‬ ‫َل‬ ‫ْلنه‬ ‫أو‬‫لمعرفﺔ‬ ‫صﻔﺔ‬ ‫وقوعه‬ ‫فصح‬ }‫الذنب‬ ‫{كغافر‬ ‫ا‬‫ا‬‫دائم‬ ‫بذلك‬ ‫موصوف‬ ‫هو‬‫من‬ ‫بالعبادة‬ ‫نخصك‬ ‫أي‬ )‫نستعين‬ ‫وإياك‬ ‫نعبد‬ ‫(إياك‬ ‫إليه‬ ‫أرشدنا‬ ‫أي‬ )‫المستقيم‬ ‫الصراط‬ ‫(اهدنا‬ ‫وغيرها‬ ‫العبادة‬ ‫على‬ ‫المعونﺔ‬ ‫ونطلب‬ ‫وغيره‬ ‫توحيد‬.‫الذين‬ ‫(صراط‬ : ‫منه‬ ‫ويبدل‬ ( ‫بصلته‬ ‫الذين‬ ‫من‬ ‫ويبدل‬ ‫بالهدايﺔ‬ )‫عليهم‬ ‫أنعمت‬، ‫النصارى‬ ‫وهم‬ )‫(الضالين‬ ‫غير‬ )‫(وَل‬ ‫اليهود‬ ‫وهم‬ )‫عليهم‬ ‫المغضوب‬ ‫غير‬ ‫سيدنا‬ ‫على‬ ‫هللا‬ ‫وصلى‬ ، ‫والمآب‬ ‫المرجع‬ ‫وإليه‬ ‫بالصواب‬ ‫أعلم‬ ‫وهللا‬ ‫نصارى‬ ‫وَل‬ ‫ا‬‫ا‬‫يهود‬ ‫ليسوا‬ ‫المهتدين‬ ‫أن‬ ‫إفادة‬ ‫البدل‬ ‫ونكتﺔ‬ ‫الوكيل‬ ‫ونعم‬ ‫هللا‬ ‫وحسبنا‬ ، ‫ا‬‫ا‬‫أبد‬ ‫ا‬‫ا‬‫دائم‬ ‫ا‬‫ا‬‫كثير‬ ‫ا‬‫ا‬‫تسليم‬ ‫وسلم‬ ‫وصحبه‬ ‫آله‬ ‫وعلى‬ ‫محمد‬. ‫العظيم‬ ‫العلي‬ ‫باهلل‬ ‫إَل‬ ‫قوة‬ ‫وَل‬ ‫حول‬ ‫وَل‬ ، ‫عرفوا‬ ‫الذين‬ ‫هم‬ ‫عليهم‬ ‫المغضوب‬ ‫أن‬ ‫مﻔاده‬ ‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫تﻔسير‬ ‫مختصر‬ ‫في‬ ‫ورد‬ ‫ألطﻒ‬ ‫تﻔسير‬ ‫الرنكوسي‬ ‫محمود‬ ‫الشيخ‬ ‫[وعن‬ ]‫الحديث‬ ‫دار‬ . ‫ا‬‫َل‬‫أص‬ ‫الحق‬ ‫إلى‬ ‫يهتدوا‬ ‫فلم‬ ‫الضالين‬ ‫أما‬ ‫وخالﻔوه‬ ‫الحق‬ Dalam penafsiran di atas tampak sekali dismpaikan secara singkat dan global, misalnya kata ar rahman dan arrahiim dijelaskan dengan yang memiliki rahmat yaitu yang berkehendak memberikan kebaikan kepada yang berhak mendapatkannya. Kemudian berganti kepada ayat berikutnya. c. Metode Muqaran (Komparatif) Metode Muqaran adalah metode menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan membandingkan dengan ayat lain yang memiliki kedekatan atau kemiripan tema namun redaksinya berbeda, atau memiliki kemiripan redaksi tapi maknanya berbeda, atau membandingkannya dengan penjelasan teks hadis Nabi Saw, perkataan sahabat maupun tabi’in. Di samping itu juga mengkaji pendapat para ulama tafsir kemudian membandingkannya atau bisa berupa membandingkan antara satu kitab tafsir dengan kitab tafsir lainnya agar diketahui identitas corak kitab tafsir tersebut. Tafsir Muqarin juga bisa berupa perbandingan teks lintas kitab samawi (seperti Al Qur’an dengan Injil/Bibel, Taurat atau Zabur).8 d. Metode Maudhu’i (Tematik) 8 . Fahd Ar Rumi, Buhuth fi Usul Al - Tafsir wa Manahijuhu , (Maktabah al-Tawbah, 1419 H), 60
  • 11. 11 Metode Maudhu’i adalah metode menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengambil suatu tema tertentu. Metode ini kelebihannya mampu menjawab kebutuhan zaman yang ditujukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, praktis dan sistematis serta dapat menghemat waktu, dinamis sesuai dengan kebutuhan zaman, membuat pemahaman menjadi utuh. Namun kekurangannya seringkali dalam memenggal ayat yang memilki permasalahan yang berbeda sehingga membatasi pemahaman ayat. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang mufassir ketika melakukan proses penafsiran metode maudhu’i adalah; a. Menetapkan masalah yang akan dibahas. Permasalahan yang dibahas diprioritaskan pada persoalan yang menyentuh kehidupan masyarakat yang berarti bahwa seorang mufassir harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang masyarakat. b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut. c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai pengetahuan tentang asbab nuzulnya dan ilmu-ilmu lain yang mendukungnya. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masingmasing (terkait erat dengan ilmu munasabat). d. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (membuat out line). e. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan f. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat- ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama atau mengkompromikan antara yang ‘amm (umum) dengan yang khash (khusus), mutlak dan muqayyad (terikat), atau yang apada lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya dapat bertemu dalam satu muara tanpa perbedaan dan pemaksaan.