SlideShare a Scribd company logo
 
Semua Coretan Kuliah 
 Home 
Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis 
19:45 Laporan Mikrobiologi No comments 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1.Latar Belakang 
Diantara tumbuhan rendah, maka golongan ganggang (alga) dan golongan fungi 
merupakan kelanjutan dari golongan bakteri. Golongan ganggang itu langsung nebjadi 
keelanjutan bakteri hal ini masih sangat sulit untuk ditentukan. Peninjauan secara morfologi 
dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri, yaitu ordo chlamydobacterials. Yang dapat 
dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang. Hal ini dapat diketahui dari 
sifat-sifat mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme tersebut. 
Akan tetapi perkembangbiakannya menggunakan konidia dan hal ini lebih mendekati sifat-sifat 
fungi (Waluyo, 2007). 
Ada juga suatu fenomena yang menyebabkan orang menganggap bahwa jamur itu 
sebenarnya ganggang yang kehilangan klorofil. Hal ini jelas nampak pada golongan 
ganggang hijau dalam hubungannya dengan jamur ganggang Phycomycetes (Dwidjoseputro, 
1994). 
Golongan jamur itu demikian luasnya, sehingga penguasaannya dibidang ilmu 
pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri, dibidang itu disebut mikologi. Hanya jamur-jamur 
tingkat rendah (mikro fungi) masuk bidang mikrobiologi ( Dwidjoseputro, 1994). 
Golongan jamur mencakup lebih dari pada 55000 spesies. Jumlah ini jauh melebihi 
jumlah spesies bekteri. Tentang klasifikasi belum ada kesatuan pendapat yang menyeluruh di 
antara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan 
yang tubuhnya tidak mempunyai differensial (Swidjoseputro, 1994). 
Oleh karena itu dilakukan uji pengamatan jamur mikroskopis ini agar para praktikan 
dapat mengetahui jenis-jenis fungi mikroskopis, mengetahui perbedaan struktur morfologi 
fungi aniseluler dan fungi berfilamen.
1.2.Tujuan 
 Mengetahui cara identifikasi jamur 
 Mengetahui jenis-jenis fungi mikroskopis 
 Mengetahui spesies fungi dari roti berjamur 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
Istilah jamur atau fungi selau dikaitkan dengan suatu penyakit. Karena memang masih 
kurang difahami masyarakat luas. Fungi ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. 
Fungi berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena mampu mendaur ulang 
unsur-unsur di alam yang diperlukan untuk hidup lainnya (Gandjar, 1999). 
Peran fungi dalam kehidupan kita sehari-hari antara lain dapat disebutkan dibidang 
pertanian dan perkebunan menyebabkan penyakit pada tanaman ekonomi seperti padi, 
jagung, kentang, kopi, the, coklat, kelapa dan karet; di bidang kehutanan merusak kayu dan 
hasil olahannya, akan tetapi fungi justru diperlukan dalam penguburan lahan, di bidang 
farmasi fungi dimanfaatkan untuk menghasilkan aneka enzim dan senyawa asam organik 
tertentu, di bidang kedokteran sejumlah fungi memang phatogen bagi mannusia antara lain 
menyebabkan alergi dan dermatomikosis, di bidang kesehatan masyarakat spora fungi dii 
udara menyebabkan pengotoran udara yang bila dihirup menyebabkan batuk-batuk dan alergi 
disamping itu diketahui pula bahwa fungi dapat merusak lingkungan, cat minyak bumi, 
kertas, dan tekstil (Gandjar,1999). 
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, 
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam 
dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya 
berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999). 
Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling 
berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium 
vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang 
berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999). 
Fungi dapat ditemukan pada aneka substrat, baik dilingkungan darat, perairan maupun 
udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetatifnya yang umumnya 
berupa miselium berwarna putih dan mudah terlihat pada substrat yang membusuk.
Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai warna (merah, hitam, jingga, kuning, 
kream, putih, abu-abu, coklat, kebiru-biruan dan sebagainya). Pada daun, batang kertas, 
tekstil, kulit dan lain lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena dapat langsung diilihat 
dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetatif yang menyerap makanan hanya dapat 
dilhat menggunakan mikroskop(Gandjar, 1999) 
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas, yakni berupa 
benang tunggal atau yang bercabang-cabang yang disebut dengan hifa. Fungi merupakan 
organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 
1. Mempunyai spoora 
2. Memproduksi spora 
3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis 
4. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual 
5. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan (Waluyo, 
2007) 
Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni: kapang dan khamir. Kapang 
merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Sedangkan khamir merupakan 
fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, 
tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yakni: 
 Tidak mempunyai klorofil 
 Mempunyai dinding sel dengan kompossi berbeda 
 Berkembang biak dengan spora 
 Tidak mempunyai cabang, batang, akar dan daun 
 Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman 
 Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian seperti pada 
tanaman. 
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam 
memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya. 
Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak 
merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon 
dan karbohodrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa)., sumber nitrogen dari bahan 
organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya . ada juga beberapa fungi yang dapat 
mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
sendiri. Tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan 
dari substrat, misalkan thaimin dan biotin (Waluyo,2007). 
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan 
pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. 
Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah memproduksi apora maka 
akan terbentuk berbagi warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat yang penampakan 
mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang 
(Waluyo, 2007). 
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa 
tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, 
dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih. Dinding penyekat pada 
kapang disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat 
bebas bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya. Kapang bersepta yaitu terutama kelas 
Ascomycetes. Sedangkan kapang tak bersepta yakni kelas Phycomycetes. Kapang yang tak 
bersepta intinya tersebar disepanjang septa (Waluyo, 2007). 
Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai 
ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium. Atau 
berupa kumpulan benang-benang yang dapat menjadi satu. Hanya golongan ragi itu tubuhnya 
berupa sel-sel tunggal. Ciri kedua ialah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya 
terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat bahwa jamur itu merupakan kelanjutan 
bakteri di dalam evolusi (Dwidjoseputro, 1994) 
Golongan jamur mencangkup lebih daripada 55000 spesies, jumlah ini jauh lebih 
banyak dari spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada kesatuan pendapat yang 
menyeluruh dari para sarjana taksononi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan 
yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi. Oleh karena itu disebut tumbuhan 
talus (thallophyta) lengkapnya thallopyta yang tidak berklorofil (Dwidjoseputro, 1994). 
Beberapa fungi, meskipun sapiofitik dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu 
tumbuh dengan subur disitu sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan penyakit 
pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Akan tetapi diantara sekitar 500.000 spesies 
cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. kematian infeksi oleh 
cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh diagnosis 
yang terlambat atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karena tidak tersediannya 
antibiotik. Antibiotik non toksik yang secara medis tepat guna. Banayak cendawan patogenik, 
misalnya Histoplasma Capsulatum, yang menyebabkan histoplasmosis (nfeksi mikosis pada
sistem retikolendotelium yang meliputi banyak organ). Dapat juga hidup sebagai saprofit, 
fungsi deperti itu menunjukan dimorfisme : artinya mereka dapat ada dalam bentuk uniseluler 
seperti halnya khamir ataupun dalam bentuk bening (filamen) seperti halnya kapang. Fase 
khamir timbul bilamana organisme itu hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan, 
sedangkan bentuk kapang bila organisme itu merupakan saprofit dalam tanah atau dalam 
medium laboratorium. Identifikasi laboratorium untuk cendawan – cendawan patogenik 
acapkali tergantung kepada dapat tidaknya dimorfisme ini dipertunjukan (Pelczar. 2006). 
Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntukan 
dibandingkan dengan jasad – jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai contoh, 
khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan konsentrasi 
gula yang dapat menghambat kebanyakan bakteri. Demikian pula, kapang dan khamir 
umumnya dapat bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba 
yang lain(Pelczar. 2006) 
BAB III 
METODE KERJA 
3.1 Waktu dan Tempat 
Praktikum kali ini yang berjudul ”Pengamatan Jamur Mikroskopis” dilaksanakan pada 
hari Rabu 5 Mei 2011 pukul 10.00-12.00 WITA dan dilanjutkan lagi pada hari Jum’at 7 Mei 
2011 pukul 10.00-12.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas 
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda. 
3.2 Alat dan Bahan 
3.2.1.Alat-alat 
 Cawan petri 
 Cover glass 
 Jarum ose 
 Bunsen 
 Gelas objek 
 Pinset 
 Beaker gelas 
 Inkubator 
 Kater / silet
 Kertas label 
 Mikroskop 
3.2.2.Bahan-bahan 
 Roti berjamur 
 Media PDA 
 Alkohol 70% 
3.3 Cara kerja metode Block Square Slide 
1. Disterilkan tangan dengan alkohol 70% 
2. Dipijarkan tepi cawan petri yang berisi media PDA 
3. Fiksasi Jarum ose 
4. Diambil secara aseptis 1 block media PDA 
5. Diletakkan kedalam cawan petri yang telah diletakkan sebelumnya gelas objek 
6. Difiksasi jarum ose 
7. Diambil pada bagian roti yang berjamur 
8. Dioleskan pada keempat sisi pinggiran block media PDA 
9. Fiksasi Jarum ose 
10. Diambil satu cover glass, dicelupkan dalam alkohol 70% lalu difiksasi 
11. Diletakkan diatas media Block 
12. Inkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 30oC 
BAB IV 
HASIL DAN PENGAMATAN 
4.1. Hasil Pengamatan 
4.1.1. Tabel hasil pengamatan jamur mikroskopis 
Objek Keterangan 
Nama : Aspergillus sp 
Warna : Hijau kekuning-kuningan 
Bentuk : Bulat (coccus) 
Sampel : Roti
4.2. Pembahasan 
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, 
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam 
dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya 
berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999). 
Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling 
berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium 
vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang 
berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999). 
Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 
1. Mempunyai spoora 
2. Memproduksi spora 
3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis 
4. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual 
5. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan (Waluyo, 
2007) 
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam 
memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya. 
Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak 
merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon 
dan karbohodrat. sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari 
substratnya (Waluyo,2007). 
Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa 
perbedaan, yakni: 
 Tidak mempunyai klorofil 
 Mempunyai dinding sel dengan kompossi berbeda 
 Berkembang biak dengan spora 
 Tidak mempunyai cabang, batang, akar dan daun 
 Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman 
 Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi (Waluyo, 2007). 
Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni 
Kapang
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan pertumbuhannya 
dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas (Waluyo, 2007). 
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa 
tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, 
dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih (Waluyo, 2007). 
Secara lamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan 
pembelahan, penguncupan atau pembentukkan spora dapat pula secara seksual dengan 
pembelahan nukleus dari kedua induknya (Waluyo, 2007). 
Khamir 
Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya yang 
terutama uniseluler. Reproduksi vegetativ terjadi dengan cara pertunasan. Sebagian sel 
tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding kapang yang tubuh 
dengan pembentukkan filamen (Waluyo, 2007). 
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20- 
50 mm, dan lebar 1-10 mm. bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, 
ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, berbentuk 
batat, bentuk apikal atau lemon, membentuk psedomiselium dan sebagianya (waluyo, 2007). 
Pada praktikum kali ini digunakan sampel dari roti berjamur, ditanam (diinokulasi) pada 
media PDA, yang di inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 30oC. setelah diinkubasi selama 2 
x 24 jam diamati dengan mikroskop, didapatkan fungi berkonidia yang memiliki ciri-ciri 
morfologis berwarna hijau kekuning-kuningan berbentuk bulat-bulat dan berspora. Dari ciri-ciri 
ini dapat disimpulkan bahwa fungi ini termasuk Aspergilus sp. Karena memiliki ciri-ciri 
morfologis berwarna hijau kekuning-kuningan dan berspora. Kebanyakan spesies ini sering 
menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies digunakan digunakan dalam 
fermentasi makanan Aspergillus yang dapat menyebabkan kerusakan makanan adalah 
Aspergillus repens, kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula 
dan garam tinggi. Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah: (1) Hifa, septat, miselium bercabang 
sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya merupakan hifa fertil, (2) koloni 
berkelompok, (3) konidiofora septat atau nonseptat muncul dari “foot cell” yakni sel 
miselium yang membengkok dan berdinding tebal, (4) konidiofora membengkak menjadi 
vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata dimana tumbuh konidia, (5) sterigmata atau 
fialida biasanya sederhana berwarna, (6) berupa spesies tumbuh baik pada suhu 37oC atau 
lebih, (7) konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam (Waluyo, 2007).
Aspergillus sp sangat aerobik dan ditemukan hampir disemua lingkungan yang kaya 
oksigen. Dimana mereka umumnya tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat. 
Sebagai akibat dari tekanan oksigen yang tinggi (Waluyo, 2007). 
Klasifikasi lmiah: 
Domain : Eukarya 
Kerajaan : Jamur 
Filum : Ascomycota 
Kelas : Eurotiomycetes 
Order : Eurotiales 
Keluarga : Trichocomaceae 
Genus : Aspergillus 
Spesies : Aspergillus sp 
Pada praktikum kali ini digunakan metode block square slide. Dimana media PDA 
dibuat dengan ketipisan sekitas 2 mm, kemudian dibentuk seperti dadu dengan ukuran 1 x 1 
cm. keuntungan dari penggunaan metode ini adalah kita dapat lebih mudah mengamati dari 
fungi yang dihasilkan karena penggunaan metode aquare sampel yang digunakan diletakkan 
dipinggairan block. Karena penggunaan (peletakkan) sampel dicetakkan dipinggir maka akan 
lebih mudah mengamatinya. 
Dalam praktikum kali ini mungkin saja terjadi faktor kesalahan. Misalnya pada saat 
pengolesan sampel tidak begitu teliti sehingga dapat mengakibatkan sampel tidak melekat 
pada media sehingga dapat mengakibatkan tidak adanya pertumbuhan fungi. 
BAB V 
PENUTUP 
5.1 Kesimpulan 
Dari praktikum kali ini dapat ditari kesimpulan bahwa: 
 Cara mengidentifikasi dasar jamur adalah dengan mengamati bentuk koloni, diameter, tepi 
koloni, permukaannya, konsistensinya, warna, pembentukkan pigmen dalam media dan 
apakah koloni tumbuh pada permukaan atau dalam media 
 Jenis-jenis fungi yaitu: 
o Yeast / ragi / khamir 
o Fillamentus fungi
o Cendawan (mushroom) 
 Dari praktikum kali ini didapatkan bahwa spesies dari roti berjamur adalah Aspergillus sp. 
5.2 Saran 
Sebaiknya dalam praktikum ini tidak hanya menggunakan satu sampel, tetapi sampel lain 
juga. Misalnya pada buah jeruk agar para praktikum mengetahui perbedaannya. 
DAFTAR PUSTAKA 
Dwidjoseputro, D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan 
Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press 
Pelczar, Micheal. 2006. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press 
Waluyo, Lud.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press 
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest 
Older Post Home 
0 komentar: 
Post a Comment 
Subscribe to: Post Comments (Atom) 
Search 
 Popular 
 Tags 
 Blog Archives 
Translate 
Powered by Translate 
Popular Posts 
 Laporan Kimia Dasar I Pembuatan Larutan 
 Laporan Mikrobiologi Pewarnaan dan Cara-cara Pewarnaan 
 Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri 
 Laporan Kimia Dasar II Pembuatan dan Sifat-sifat Koloid 
 Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
Archives 
 ▼ 2013 (14) 
o ▼ September (14) 
 Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis 
 Laporan Mikrobiologi Uji Daya Hambat Mikroba 
 Laporan Mikrobiologi Most Probable Number 
 Laporan Mikrobiologi Total Plate Count 
 Laporan Mikrobiologi Pewarnaan dan Cara-cara Pewar... 
 Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni 
 Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasa... 
 Laporan Mikrobioloi Media Pertumbuhan Mikroba 
 Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi 
 Download ebook Introduction to Chemical Engineerin... 
 Download ebook Unit Operations Of Chemical Enginee... 
 Download ebook Perrys-Chemical Engineers Handbook 
 Download ebook Plant Design and Economics for Chem... 
 Download ebook Transport Processes And Unit Operat... 
 ► 2012 (13) 
Categories 
 ebook (5) 
 Laporan Kimia Dasar I (6) 
 Laporan Kimia Dasar II (7) 
 Laporan Mikrobiologi (9) 
Powered by Blogger. 
Followers 
 
 
 
Copyright © 2011 Semua Coretan Kuliah | Powered by Blogger 
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best 
Web Host
http://semuacoretankuliah.blogspot.com/2013/09/laporan-mikrobiologi-pengamatan-jamur.html

More Related Content

What's hot

Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
Ernalia Rosita
 
Sistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanSistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanHafiza Maulita
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4Juliah Bioedu
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
Nova Wardany
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentation
nurahlina08
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
Awe Wardani
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Selly Noviyanty Yunus
 
Bab 9. Reptil
Bab 9. ReptilBab 9. Reptil
Bab 9. Reptil
Nana Citra
 
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellusPenanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
AsthrEey' Schwarzenegger
 
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologiMengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
achmad sulaiman
 
2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan
AhmadPurnawarmanFais
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Joel mabes
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
hunun
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Maedy Ripani
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Mifta Rahmat
 

What's hot (20)

Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Sistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanSistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewan
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentation
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Bab 9. Reptil
Bab 9. ReptilBab 9. Reptil
Bab 9. Reptil
 
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellusPenanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
 
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologiMengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
 
2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 

Viewers also liked

Klasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawanKlasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawan
udayana
 
Resume jakkrit for photographer (resize)
Resume  jakkrit for photographer (resize)Resume  jakkrit for photographer (resize)
Resume jakkrit for photographer (resize)
Jakkrit Kirdsiri
 
ประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัวประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัวParith Promwaranon
 
เจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resume
เจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resumeเจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resume
เจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resume
Nuntapong Ponngam
 
resume罗璐简历
resume罗璐简历resume罗璐简历
resume罗璐简历Lu Lu
 
Curriculum vitae kamonrat edit
Curriculum vitae kamonrat editCurriculum vitae kamonrat edit
Curriculum vitae kamonrat edit
กมลรัตน์ ฉิมพาลี
 

Viewers also liked (6)

Klasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawanKlasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawan
 
Resume jakkrit for photographer (resize)
Resume  jakkrit for photographer (resize)Resume  jakkrit for photographer (resize)
Resume jakkrit for photographer (resize)
 
ประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัวประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัว
 
เจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resume
เจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resumeเจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resume
เจ้าหน้าที่คอมพิวเตอร์Resume
 
resume罗璐简历
resume罗璐简历resume罗璐简历
resume罗璐简历
 
Curriculum vitae kamonrat edit
Curriculum vitae kamonrat editCurriculum vitae kamonrat edit
Curriculum vitae kamonrat edit
 

Similar to Mikr3

Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)itatriewahyuni
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
ojan3107
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Warnet Raha
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
Wan Na
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGI
Unny Ru
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
ikhsan saputra
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Basyrowi Arby
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
dilaaasf
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
Syiah Kuala University
 
Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Hulwatun Nissa
 
Contoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianContoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitian
KaniaRismayanti
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
wahyu tri
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
tochi run
 
Klasifikasi 5 kingdom
Klasifikasi 5 kingdomKlasifikasi 5 kingdom
Klasifikasi 5 kingdom
STT Qomaruddin
 

Similar to Mikr3 (20)

Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
 
Jamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsemJamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsem
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGI
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
 
Makalah fungi
Makalah fungiMakalah fungi
Makalah fungi
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
 
Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Contoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianContoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitian
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Karakteristik kapang dan peranannya
Karakteristik kapang dan peranannyaKarakteristik kapang dan peranannya
Karakteristik kapang dan peranannya
 
Klasifikasi 5 kingdom
Klasifikasi 5 kingdomKlasifikasi 5 kingdom
Klasifikasi 5 kingdom
 

More from Warnet Raha

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
Warnet Raha
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
Warnet Raha
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
Warnet Raha
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Warnet Raha
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
Warnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
Warnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
Warnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
Warnet Raha
 
Ipink
IpinkIpink
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
Warnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
Warnet Raha
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
Warnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Warnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Warnet Raha
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
Warnet Raha
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
Warnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 

Recently uploaded (11)

Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 

Mikr3

  • 1.  Semua Coretan Kuliah  Home Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis 19:45 Laporan Mikrobiologi No comments BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diantara tumbuhan rendah, maka golongan ganggang (alga) dan golongan fungi merupakan kelanjutan dari golongan bakteri. Golongan ganggang itu langsung nebjadi keelanjutan bakteri hal ini masih sangat sulit untuk ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri, yaitu ordo chlamydobacterials. Yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang. Hal ini dapat diketahui dari sifat-sifat mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme tersebut. Akan tetapi perkembangbiakannya menggunakan konidia dan hal ini lebih mendekati sifat-sifat fungi (Waluyo, 2007). Ada juga suatu fenomena yang menyebabkan orang menganggap bahwa jamur itu sebenarnya ganggang yang kehilangan klorofil. Hal ini jelas nampak pada golongan ganggang hijau dalam hubungannya dengan jamur ganggang Phycomycetes (Dwidjoseputro, 1994). Golongan jamur itu demikian luasnya, sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri, dibidang itu disebut mikologi. Hanya jamur-jamur tingkat rendah (mikro fungi) masuk bidang mikrobiologi ( Dwidjoseputro, 1994). Golongan jamur mencakup lebih dari pada 55000 spesies. Jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bekteri. Tentang klasifikasi belum ada kesatuan pendapat yang menyeluruh di antara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai differensial (Swidjoseputro, 1994). Oleh karena itu dilakukan uji pengamatan jamur mikroskopis ini agar para praktikan dapat mengetahui jenis-jenis fungi mikroskopis, mengetahui perbedaan struktur morfologi fungi aniseluler dan fungi berfilamen.
  • 2. 1.2.Tujuan  Mengetahui cara identifikasi jamur  Mengetahui jenis-jenis fungi mikroskopis  Mengetahui spesies fungi dari roti berjamur BAB II TINJAUAN PUSTAKA Istilah jamur atau fungi selau dikaitkan dengan suatu penyakit. Karena memang masih kurang difahami masyarakat luas. Fungi ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. Fungi berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena mampu mendaur ulang unsur-unsur di alam yang diperlukan untuk hidup lainnya (Gandjar, 1999). Peran fungi dalam kehidupan kita sehari-hari antara lain dapat disebutkan dibidang pertanian dan perkebunan menyebabkan penyakit pada tanaman ekonomi seperti padi, jagung, kentang, kopi, the, coklat, kelapa dan karet; di bidang kehutanan merusak kayu dan hasil olahannya, akan tetapi fungi justru diperlukan dalam penguburan lahan, di bidang farmasi fungi dimanfaatkan untuk menghasilkan aneka enzim dan senyawa asam organik tertentu, di bidang kedokteran sejumlah fungi memang phatogen bagi mannusia antara lain menyebabkan alergi dan dermatomikosis, di bidang kesehatan masyarakat spora fungi dii udara menyebabkan pengotoran udara yang bila dihirup menyebabkan batuk-batuk dan alergi disamping itu diketahui pula bahwa fungi dapat merusak lingkungan, cat minyak bumi, kertas, dan tekstil (Gandjar,1999). Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999). Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999). Fungi dapat ditemukan pada aneka substrat, baik dilingkungan darat, perairan maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetatifnya yang umumnya berupa miselium berwarna putih dan mudah terlihat pada substrat yang membusuk.
  • 3. Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai warna (merah, hitam, jingga, kuning, kream, putih, abu-abu, coklat, kebiru-biruan dan sebagainya). Pada daun, batang kertas, tekstil, kulit dan lain lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena dapat langsung diilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetatif yang menyerap makanan hanya dapat dilhat menggunakan mikroskop(Gandjar, 1999) Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas, yakni berupa benang tunggal atau yang bercabang-cabang yang disebut dengan hifa. Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 1. Mempunyai spoora 2. Memproduksi spora 3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis 4. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual 5. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan (Waluyo, 2007) Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni: kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yakni:  Tidak mempunyai klorofil  Mempunyai dinding sel dengan kompossi berbeda  Berkembang biak dengan spora  Tidak mempunyai cabang, batang, akar dan daun  Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman  Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian seperti pada tanaman. Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya. Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dan karbohodrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa)., sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya . ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
  • 4. sendiri. Tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan thaimin dan biotin (Waluyo,2007). Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah memproduksi apora maka akan terbentuk berbagi warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat yang penampakan mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang (Waluyo, 2007). Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih. Dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya. Kapang bersepta yaitu terutama kelas Ascomycetes. Sedangkan kapang tak bersepta yakni kelas Phycomycetes. Kapang yang tak bersepta intinya tersebar disepanjang septa (Waluyo, 2007). Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium. Atau berupa kumpulan benang-benang yang dapat menjadi satu. Hanya golongan ragi itu tubuhnya berupa sel-sel tunggal. Ciri kedua ialah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Dwidjoseputro, 1994) Golongan jamur mencangkup lebih daripada 55000 spesies, jumlah ini jauh lebih banyak dari spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada kesatuan pendapat yang menyeluruh dari para sarjana taksononi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi. Oleh karena itu disebut tumbuhan talus (thallophyta) lengkapnya thallopyta yang tidak berklorofil (Dwidjoseputro, 1994). Beberapa fungi, meskipun sapiofitik dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur disitu sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Akan tetapi diantara sekitar 500.000 spesies cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. kematian infeksi oleh cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh diagnosis yang terlambat atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karena tidak tersediannya antibiotik. Antibiotik non toksik yang secara medis tepat guna. Banayak cendawan patogenik, misalnya Histoplasma Capsulatum, yang menyebabkan histoplasmosis (nfeksi mikosis pada
  • 5. sistem retikolendotelium yang meliputi banyak organ). Dapat juga hidup sebagai saprofit, fungsi deperti itu menunjukan dimorfisme : artinya mereka dapat ada dalam bentuk uniseluler seperti halnya khamir ataupun dalam bentuk bening (filamen) seperti halnya kapang. Fase khamir timbul bilamana organisme itu hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan, sedangkan bentuk kapang bila organisme itu merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium laboratorium. Identifikasi laboratorium untuk cendawan – cendawan patogenik acapkali tergantung kepada dapat tidaknya dimorfisme ini dipertunjukan (Pelczar. 2006). Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntukan dibandingkan dengan jasad – jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat kebanyakan bakteri. Demikian pula, kapang dan khamir umumnya dapat bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba yang lain(Pelczar. 2006) BAB III METODE KERJA 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum kali ini yang berjudul ”Pengamatan Jamur Mikroskopis” dilaksanakan pada hari Rabu 5 Mei 2011 pukul 10.00-12.00 WITA dan dilanjutkan lagi pada hari Jum’at 7 Mei 2011 pukul 10.00-12.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1.Alat-alat  Cawan petri  Cover glass  Jarum ose  Bunsen  Gelas objek  Pinset  Beaker gelas  Inkubator  Kater / silet
  • 6.  Kertas label  Mikroskop 3.2.2.Bahan-bahan  Roti berjamur  Media PDA  Alkohol 70% 3.3 Cara kerja metode Block Square Slide 1. Disterilkan tangan dengan alkohol 70% 2. Dipijarkan tepi cawan petri yang berisi media PDA 3. Fiksasi Jarum ose 4. Diambil secara aseptis 1 block media PDA 5. Diletakkan kedalam cawan petri yang telah diletakkan sebelumnya gelas objek 6. Difiksasi jarum ose 7. Diambil pada bagian roti yang berjamur 8. Dioleskan pada keempat sisi pinggiran block media PDA 9. Fiksasi Jarum ose 10. Diambil satu cover glass, dicelupkan dalam alkohol 70% lalu difiksasi 11. Diletakkan diatas media Block 12. Inkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 30oC BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1. Tabel hasil pengamatan jamur mikroskopis Objek Keterangan Nama : Aspergillus sp Warna : Hijau kekuning-kuningan Bentuk : Bulat (coccus) Sampel : Roti
  • 7. 4.2. Pembahasan Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999). Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999). Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 1. Mempunyai spoora 2. Memproduksi spora 3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis 4. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual 5. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan (Waluyo, 2007) Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya. Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dan karbohodrat. sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya (Waluyo,2007). Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yakni:  Tidak mempunyai klorofil  Mempunyai dinding sel dengan kompossi berbeda  Berkembang biak dengan spora  Tidak mempunyai cabang, batang, akar dan daun  Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman  Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi (Waluyo, 2007). Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni Kapang
  • 8. Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas (Waluyo, 2007). Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih (Waluyo, 2007). Secara lamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukkan spora dapat pula secara seksual dengan pembelahan nukleus dari kedua induknya (Waluyo, 2007). Khamir Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetativ terjadi dengan cara pertunasan. Sebagian sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding kapang yang tubuh dengan pembentukkan filamen (Waluyo, 2007). Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20- 50 mm, dan lebar 1-10 mm. bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, berbentuk batat, bentuk apikal atau lemon, membentuk psedomiselium dan sebagianya (waluyo, 2007). Pada praktikum kali ini digunakan sampel dari roti berjamur, ditanam (diinokulasi) pada media PDA, yang di inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 30oC. setelah diinkubasi selama 2 x 24 jam diamati dengan mikroskop, didapatkan fungi berkonidia yang memiliki ciri-ciri morfologis berwarna hijau kekuning-kuningan berbentuk bulat-bulat dan berspora. Dari ciri-ciri ini dapat disimpulkan bahwa fungi ini termasuk Aspergilus sp. Karena memiliki ciri-ciri morfologis berwarna hijau kekuning-kuningan dan berspora. Kebanyakan spesies ini sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies digunakan digunakan dalam fermentasi makanan Aspergillus yang dapat menyebabkan kerusakan makanan adalah Aspergillus repens, kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi. Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah: (1) Hifa, septat, miselium bercabang sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya merupakan hifa fertil, (2) koloni berkelompok, (3) konidiofora septat atau nonseptat muncul dari “foot cell” yakni sel miselium yang membengkok dan berdinding tebal, (4) konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata dimana tumbuh konidia, (5) sterigmata atau fialida biasanya sederhana berwarna, (6) berupa spesies tumbuh baik pada suhu 37oC atau lebih, (7) konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam (Waluyo, 2007).
  • 9. Aspergillus sp sangat aerobik dan ditemukan hampir disemua lingkungan yang kaya oksigen. Dimana mereka umumnya tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat. Sebagai akibat dari tekanan oksigen yang tinggi (Waluyo, 2007). Klasifikasi lmiah: Domain : Eukarya Kerajaan : Jamur Filum : Ascomycota Kelas : Eurotiomycetes Order : Eurotiales Keluarga : Trichocomaceae Genus : Aspergillus Spesies : Aspergillus sp Pada praktikum kali ini digunakan metode block square slide. Dimana media PDA dibuat dengan ketipisan sekitas 2 mm, kemudian dibentuk seperti dadu dengan ukuran 1 x 1 cm. keuntungan dari penggunaan metode ini adalah kita dapat lebih mudah mengamati dari fungi yang dihasilkan karena penggunaan metode aquare sampel yang digunakan diletakkan dipinggairan block. Karena penggunaan (peletakkan) sampel dicetakkan dipinggir maka akan lebih mudah mengamatinya. Dalam praktikum kali ini mungkin saja terjadi faktor kesalahan. Misalnya pada saat pengolesan sampel tidak begitu teliti sehingga dapat mengakibatkan sampel tidak melekat pada media sehingga dapat mengakibatkan tidak adanya pertumbuhan fungi. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum kali ini dapat ditari kesimpulan bahwa:  Cara mengidentifikasi dasar jamur adalah dengan mengamati bentuk koloni, diameter, tepi koloni, permukaannya, konsistensinya, warna, pembentukkan pigmen dalam media dan apakah koloni tumbuh pada permukaan atau dalam media  Jenis-jenis fungi yaitu: o Yeast / ragi / khamir o Fillamentus fungi
  • 10. o Cendawan (mushroom)  Dari praktikum kali ini didapatkan bahwa spesies dari roti berjamur adalah Aspergillus sp. 5.2 Saran Sebaiknya dalam praktikum ini tidak hanya menggunakan satu sampel, tetapi sampel lain juga. Misalnya pada buah jeruk agar para praktikum mengetahui perbedaannya. DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press Pelczar, Micheal. 2006. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press Waluyo, Lud.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest Older Post Home 0 komentar: Post a Comment Subscribe to: Post Comments (Atom) Search  Popular  Tags  Blog Archives Translate Powered by Translate Popular Posts  Laporan Kimia Dasar I Pembuatan Larutan  Laporan Mikrobiologi Pewarnaan dan Cara-cara Pewarnaan  Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri  Laporan Kimia Dasar II Pembuatan dan Sifat-sifat Koloid  Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
  • 11. Archives  ▼ 2013 (14) o ▼ September (14)  Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis  Laporan Mikrobiologi Uji Daya Hambat Mikroba  Laporan Mikrobiologi Most Probable Number  Laporan Mikrobiologi Total Plate Count  Laporan Mikrobiologi Pewarnaan dan Cara-cara Pewar...  Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni  Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasa...  Laporan Mikrobioloi Media Pertumbuhan Mikroba  Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi  Download ebook Introduction to Chemical Engineerin...  Download ebook Unit Operations Of Chemical Enginee...  Download ebook Perrys-Chemical Engineers Handbook  Download ebook Plant Design and Economics for Chem...  Download ebook Transport Processes And Unit Operat...  ► 2012 (13) Categories  ebook (5)  Laporan Kimia Dasar I (6)  Laporan Kimia Dasar II (7)  Laporan Mikrobiologi (9) Powered by Blogger. Followers    Copyright © 2011 Semua Coretan Kuliah | Powered by Blogger Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host