SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I
                               PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
               Diantara tumbuhan – tumbuhan rendah ( bercahaya ), maka
        golongan ganggang alga dan golongan jamur merupakan kelanjutan
        daripada golongan bakteri. Apakah golongan ganggang itu langsung
        menjadi golongana bakteri ataukah jamur yang menjadi kelanjutan
        langsung dari bakteri. Hali ini sangat sukar ditentukan. Peninjauan secara
        morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri , yaitu ordo
        chlamydobacterialos, yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan
        golongan ganggang , hal mana dapat diketahui dari sifat – sifatnya
        mengenai adanya lapisan lendir yang mengelubungi tubuh organisme
        tersebut, akan tetapi pembiakannya dengan menggunakan konidia itu lebih
        menggenangkan kepada sifat jamur ( Dwidjoseputro, 2005 ).
               Selanjutnya golongan jamur itu demikian luasnya sehingga
        penguasaannya      dibidang   ilmu   pengetahuan   memerlukan    keahlian
        tersendiri bidang itu disebut mikologi. Hanya jamur – jamur tingkat rendah
        masuk dalam bidang mikrobiologi ( Dwidjoseputro, 2005 ).
               Yang melatarbelakangi percobaan ini agar dapat memahami dan
        mengerti tentang fungi dan dapat membedakan jamur yang yeast dan
        jamur yang mold.


      1.2 Tujuan Praktikum
        -   Mengetahui perbedaan yeast dan mold
        -   Mengetahui hasil jenis jamur dari jagung busuk.
        -   Mempelajari cirri – cirri dari jamur
BAB II
                          TINJAUAN PUSTAKA




       Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual
atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri,
karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik
lainnya yaitu melalui absorpsi ( Gandjar. 1999 ).
       Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut
hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium
dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap menyerap
nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi
( Gandjar. 1999 ).
       Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu
berupa benang tunggal atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi
dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan
fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan
fungi bersel tunggal da tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai
tanaman , tetapi mempunyai beberapa perbedaan yaitu :
   Tidak mempunyai kolorofil
   Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda
   Berkembang biak dengan spora
   Tidak mempunyai batang , cabang, akas dan daun
   Tidak mempunyai system vesicular seperti pada tanaman
   Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungi masing - masing
   bagian seperti pada tanaman.
       Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit
apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda
hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh
makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat
mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat
( misalnya glukosa,sukrosa,atau maltose ), sumber nitrogen dari bahan organic
atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat
mensintesis   vitamin – vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan
sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus
mendapatkan dari substrat, misalkan tiamin dan biotin ( Dwidjoseputro,2005 ).
       Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya
mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang – cabang yang
disebut miselium, atau berupa kumpulan benang – benang yang padat menjadi
satu. Hanya golongan ragi ( sacharomycetes ) itu tubuhnya berupa sel – sel
tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya
terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan
kelanjutan bakteri di dalam evolusi ( Waluyo,2005 ).
       Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh
melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan
pendapat yang menyeluruh diantara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur
merupakan golongan tumbuh – tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai
diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus ( thallophyta ), lengkapnya
thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil
( Waluyo,2005 ).
       Jamur berbiak secara vegetative dan generative dengan berbagai macam
spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah :
a. Spora biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu
   berkelompok – kelompok kecil, masing – masing mempunyai membran serta
   inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium, dan sporanya
   disebut sporangiospora.
b. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah – belah
   seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut
   konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut
   konidiosfor.
c. Pada beberapa spesies, bagian – bagian miselium dapat membesar serta
   berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar serta berdinding tebal,
   bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora ( spora yang
   berkulit tebal )
d. Jika bagian – bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya,
   maka bagian – bagian itu disebut artospora ( serupa batu bata ), oidiospora
   atau oidia ( serupa telur ) saja ( Waluyo,2005 ).
       Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetative maupun
secara generatife. Pembiakan secara generative atau seksual dilakukan dengan
isogamete atau dengan heterogamete ( arisogamet ). Pada beberapa spesies
perbedaan morfologi antara jenis sel kelamin itu belum nampak sehingga
semuanya kita sebut isogamete, kadang – kadang kita beri tanda pengenal
+ dan - , untuk membedakan jenisnya ( Waluyo,2005 ).
       Pada beberapa spesies lain tampak adanya perbedaan mengenai besar
kecilnya gamet – gamet, sehingga untuk itu ada penyebutan mikrogamet
( sel kelamin jantan ) dan makrogamet ( sel kelamin betina ). Di dalam keadaan
yang serba optimum, maka jamur membiak dengan cepat sekali. Hanya
kekeringanlah merupakan factor pembatas bagi pertumbuhannya ( Waluyo,2005 ).
       Fungi dapat ditemukan pada arena substrat, baik dilingkungan darat ,
perairan, maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian
vegetativnya yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah terlihat pada
substrat yang membusuk ( kayu lapuk, buah – buahan yang terlalu masak,
makanan yang membusuk ). Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai
aneka warna ( merah , hitam , jingga, kuning, krem, putih, abu – abu , coklat,
kebiru – biruan, dan sebagainya ) pada daun , batang, kertas, tekstil, kulit dan
lain – lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena langsung dapat dilihat
dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetative yang menyerap makanan
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikrosokop ( Waluyo,2005 ).
       Spora kapang berproduksi secara aseksual dengan menghasilkan
arthokonidia, blastokonidia, klamisdospora, konidia, sporangiospora, dan secara
seksual dengan menghasilkan akospora, basidiospora dan zigospora.
Rizhoid adalah bentuk hifa vegetative mirip akar dari tumbuhan yang
dapat bercabang – cabang seperti jari – jari pada tangan, tetapi dapat juga
berbentuk sangat sederhana, yaitu hanya seperti jari tunggal. Perhatikan letak dari
rhizoid pada hifa, apakah langsung berhadapan dengan sporangiosfor atau
terdapat pada stolon ( Waluyo,2005 ).


Karakteristik fungi jamur adalah sebagai berikut ;
1. Kandungan air
   Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan dibanding
   khamir atau bakteri. Namun demikian, batasan ( pendekatan ) kandungan air
   totol pada makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan,
   dan dikatakan bahwa kandungan air dibawah 14 – 15 % pada biji – bijian atau
   makanan kering dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.
2. Suhu
   Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh
   pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar
   25O C – 30O C, namun beberapa tumbuh baik pada suhu 25O C – 37O C atau
   lebih, misalnya pada spesies Aspergilis.s.p
3. Kebutuhan oksigen dan derajat keasaman
   Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk
   pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval PH yang luas
   ( PH 2.0 – 8.5 ), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada konidia
   asam.
4. Kebutuhan makanan ( Nutrisi )
    Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam – macam makanan
    dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki
    bermacam – macam enzim hidrolit, yaitu amylase, pektinose, proteinose, dan
    lipase.
BAB III
                               METODE KERJA


3.1     Waktu dan Tempat
                Percobaan kali ini tentang pengamatan jamur mikroskopis yang
        dilakukan pada hari Rabu 04 Mei 2011 pada pukul 10.00 – 12.00 WITA,
        kemudian dilanjutkan dengan pengamatan pada hari Jum’at 06 Mei 2011
        pada pukul 10.00 – 12.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi dan
        Bioteknologi     Fakultas   Matematika   dan   Ilmu   Pengetahuan   Alam
        Universitas Mulawarman Samarinda.


3.2     Alat dan Bahan
3.2.1   Alat
        a. Jarum Ose
        b. Laminar air flow cabinet
        c. Inkubator
        d. Lampu Bunsen
        e. Cawan Petri
        f. Cover glass
        g. Beaker glass
        h. Mikroskop
        i. Silet
        j. Pinset
        k. Objek glass
        l. Kertas Label


3.2.2   Bahan
        a. Alkohol 70 %
        b. Media PDA
        c. Jagung busuk
3.3   Cara Kerja
      a. Disiapkan sample jamur dari jagung busuk
      b. Disiapkan media PDA yang telah diisi menjadi 1 cm menggunakan
         pisau / silet.
      c. Dipanaskan Jarum ose , diambil suspensi dari jagung busuk.
      d. Diinokulasikan dengan metode digoreskan pada keempat sisi pinggiran
         agar ( mengikuti bentuk agar )
      e. Diambil cover glass dengan pinset yang telah disterilkan dengan lampu
         Bunsen, dicelupkan ke dalam larutan alcohol 70 % kemudian difiksasi
         diatas lampu Bunsen.
      f. Diletakkan cover glass diatas media PDA yang telah diinokulasikan
         suspensi jamur.
      g. Diamati     karakteristik   dan   koloni   yang   terbentuk   (   struktur
         morfologi,warna,bentuk ) dengan menggunakan mikroskop.
      h. Diulangi langkah diatas untuk cawan petri yang ke 2.
BAB IV
                          HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1     Hasil Pengamatan
4.1.1   Tabel Pengamatan Jamur Mikroskopis


           No                 Objek                         Keterangan


                                                     1. Perbesaran 40 x 10
                                                     2. Jenis Jamur :
                                                     Aspergillus.s.p




4.2     Pembahasan
                 Jamur merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak
        memiliki klorofil. Dalam klasifikasi system tiga kingdom, jamur ( fungi )
        dikelompokkan sendiri terlepas dari kelompok plantae ( tumbuhan ) karena
        jamur tidak berfotosintesis dan dinding selnya bukan dari selulosa
        ( Anonim A.2009 ).
                 Jmaur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan
        hewan, makanan, dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat
        tumbuh dan berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang tinggi.
        Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis
        jamur.    Dari   jumlah   tersebut   dalam   kehidupan    memiliki   peran
masing – masing dihabitatnya baik yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung bagi manusia ( Anonim A.2009 ).
       Ciri – ciri jamur, organisme yang termasuk dalam kelompok jamur,
anggotanya mempunyai cirri – cirri umum yaitu uniseluler atau bersel satu
atau multi seluler ( benang – benang halus ), tubuhnya tersusun atas hifa
( jalinan benang – benang halus ), eukariotik( mempunyai membrane inti ),
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara
saprofit, parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin,
cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein,
pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, dimana makanan sebelum
diserap disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler yang
dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid
lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual
dengan membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara
memutuskan benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan
konidia. Sedangkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti
betina sehingga dihasilkan spora askus atau basidium ( Anonim A.2009 ).
       Klasifikasi jamur, berdasarkan cara reproduksi secara generative,
jamur dapat dibagi menjadi 4 kelas yaitu zygomycotina, ascomycotina,
basidiomycotina, dan duotromycotina.
1. Zygomycotina : Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karena
   dalam reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora.
   Jamur Zygomycotina mempunyai cirri – ciri yaitu dinding selnya
   tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung
   inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi
   generatife dengan konjugasi yang menghasilkan zigospora.
2. Ascomycotina : Jamur kelompok ini namanya Ascomycotina karena
   dalam reproduksi generatifnya menghasilkan askuspora. Jamur ini
   termasuk kelas Ascomycotina mempunyai cirri – cirri yaitu dinding
   selnya tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat,
   membentuk badan buah yang disebut askospora, memiliki keturunan
diploid lebih singkat, reproduksi vegetatifnya dengan membentuk
     konidiospora,   reproduksi   generatifnya   dengan    konjugasi   yang
     menghasilkan askospora.
3. Basidiomycotina : Jmaur kelompok ini disebut Basidiomycotina karena
     dalam reproduksi generatifnya menghasilkan basidiospora. Jamur yang
     termasuk kelas Basidiomycotina mempunyai ciri – ciri yaitu dinding
     selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa, bersekat, dibedakan
     hifa primer ( berinti satu ) dan sekunder ( berinti dua ), mengamdung
     inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, membentuk
     badan buah yang disebut basidikrop, reproduksi vegetatife dengan
     menghasilkan basidiospra.
4.   Duotromycotina : Jamur kelompok ini disebut jamur imperfecti
     ( jamur tidak sempurna ) atau Duotromycotina karena belum diketahui
     cara   perkembangbiakan      seksualnya.    Jamur    yang    termasuk
     Duotromycotina mempunyai ciri –ciri yaitu dinding selnya tersusun
     atas zat kitin, multiseluler, hifa bersekat, dibedakan tipe hifa lebih
     singkat, dan reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora
     ( Anonim A.2009 ).
        Dari percobaan yang telah dilakukan menggunakan sample
suspense, jamur yang terdapat pada jagung busuk yang telah diinkubator
dan diaamati dengan menggunakan mikroskop maka didapatkan hasil
percobaan yaitu terdapat jamur jenis Aspergilus. S.p.
        Aspergilus. S.p. kebanyakan spesies ini sering menyebabkan
kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies ini digunakan dalam
fermentasi makanan. Aspergilus. S.p. yang dapat menyebabkan kerusakan
makanan Aspergilus tepers. Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat
dengan kosentrasi gula dan garam tinggi. Kelompok Aspergilus flavus –
oryzae termasuk spesies penting dalam fermentasi beberapa makanan
tradisional dan untuk memproduksi enzim. Aspergilus oryzae digunakan
dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan
tauco konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hijau, atau mungkin
membentuk sklerotia ( Waluyo, 2005 ).
       Ciri – ciri Aspergilus adalah : hifa septet dan miselium bercabang,
sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya merupakan hifa
fertile, koloni berkelompok , konodiofora septet atau non septat muncul
dari foot cell yakni sel miselium yang membengkak dam berdinding tebal,
konidiofora membengkak menjadi vertikeel pada ujungnya, membawa
stegmata dimana tumbuh konidia, sterigmata atau fialida biasanya
sederhana berwarna atau tidak berwarna, beberapa spesies tumbuh baik
pada suhu 370 C atau lebih, konidia membentuk rantai yang berwarna
hijau, coklat, atau hitam ( Waluyo, 2005 ).
       Aspergilus adalah genus yang terdiri dari beberapa ratus cetakan
spesies yang ditemukan diberbagai iklim di seluruh dunia biologi.
Aspergilus pertama kali di catalog pada tahun 1729 oleh Italia imam dan
Pier Antonio Micheli. Aspergilus spesies sangat aerobic dan ditemukan
dihampir semua lingkungan yang kaya oksigen, dimana mereka umumnya
tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat, sebagai akibat dari
tekanan oksigen yang tinggi. Umumnya jamur tumbuh pada substrat yang
kaya karbon seperti monosakarida ( seperi glukosa ) dan polisakarida
( seperti amilosa ). Spesies Aspergilus adalah kontaminan yang umum
makanan bertepung ( seperti roti dan kentang ), dan tumbuh di dalam atau
dibanyak tanaman dan pohon ( Anonim B.2011 )
       Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast biasa kita kenal dengan
khamir sedangkan mold adalah kapang. Kapang merupakan fungi yang
berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi
bersel tunggal dan tak berfilamen. Kapang merupakan fungi yang
morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament
dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni
sperti kapas. Pertumbuhan fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila
tidak memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung
Dari jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis
ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.
Sedangkan khamir termasuk cendawan, tetapi bentuk berbeda dengan
kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetatife
terjadi dengan cara pertunasan. Morfologi dari khamir yaitu sel khamir
mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1- 5 mm sampai
20 – 50 mm, dan lebar 1 – 10 mm. Bentuk khamir bermacam – macam
yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bukit panjang dengan salah satu
ujung runcing, segitiga melengkung ( triangules ), berbentuk botol, bentuk
apikilat atau lemon, membentuk psedomiselium, dan sebagainya. Sistem
reproduksi khamir dan kapang berbeda. Sistem reproduksi kapang
berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan,
penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula dengan cara seksual
peleburan nukleous dari kedua induknya. Pada pembelahan suatu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada
penguncupan, suatu sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel
inang. Sedangkan system reproduksi yaitu dengan beberapa cara ,
pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas Dengan kombinasi anatara
pertunasan dengan pembelahan, spurulasi atau pembentukan spora, dengan
spora aseksual dan spora seksual. Reproduksi pembentukan dengan cara
pertunasan, dan pembelahan. Pembelahan tunas yaitu spora aseksual
dinamakan reproduksi vegetatife, sedangkan pembentukan spora seksual
disebut reproduksi seksual ( Waluyo, 2005 ).
       Pada percobaan kali ini menggunakan metode block square slide
yaitu dengan media PDA yang telah dibuat, setel;ah dituang didalam
cawan petri dan telah memadat, maka cawan petri yang berisi media PDA
yang ketebalan sekitar 2 mm, dibagi sehingga membentuk dadu dengan
menggunakan pisau kater / silet dengan ukuran 1 mm. Metode ini
berfungsi memudahkan dalam melakukan percobaan , karena media yang
kita pakai hanya berukuran 1 mm dengan mudah seperti yang kita ambil
dapat tumbuh pada media PDA. Teknik yang digunakan ini mengoleskan
suspensi pada pinggiran media, ini bertujuan agar semua pinggiran yang
teroles oleh suspensi dapat tumbuh menyebar.
       Dalam percobaan ini terdapat factor kesalahan pada saat
pengambilan suspensi dengan jarum ose, praktikan kurang teliti
mengambilnya sehingga terkadang biakan dari suspensi tidak terambil dan
pada saat diamati tidak ada jamur yang tumbuh pada media.
BAB V
                                PENUTUP


5.1   Kesimpulan
      Dari praktikum tentang pengamatan jamur mikroskopis dapat disimpulkan
      bahwa :
      1. Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast ( khamir ) sedangkan mold
         ( kapang ). Kpang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai
         miselium, sedangkan khamir merupakan fungi yang bersel tunggal dan
         tidak berfilamen.
      2. Hasil yang didapat dari suspensi jamur yang diambil dari jagung busuk
         adalah jenis jamur aspergilus, s.p. Aspergilus, s.p.adalah genus yang
         terdiri dari beberapa ratus cetakan spesies yang ditentukan berbagai
         iklim diseluruh dunia biologi. Ciri – cirri berhifa , koloni berkelompok,
         konidiofora septet, konidiofora membengkok, sterig mata sederhana.
      3. Ciri – cirri jamur fungi adalah uniseluler, atau multi seluler
         ( benang haus ), tersusun atas hifa , eukariotik, tidak mempunyai
         klorofil, dinding selnya terdiri atas tet keton, cadangan makanan
         tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein.
5.2   Saran
              Sebaiknya praktikan melakukan percobaan dengan teliti saat
      mengambil suspensi jamur, sehingga jamur yang akan dipindahkan
      kemedia terambil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA


Dwidjoseputro,D.2005.Dasar – Dasar Mikrobiologi.Jakarta : Djambatan.
Gandjar,Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : Yayasan
      Obor Indonesia.
Waluyo, Lud.2005.Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press.
Anonim A.2009.http://H:/MAKALAH IAD.Com.Fungi ( Jamur ). Diakses
      tanggal 10 Mei 2011. Pukul 04:26 WITA
Anonim B.2011.http://H:/MAKALAH IAD.Com.Aspergillus. Diakses tanggal 10
      Mei 2011. Pukul 04:27 WITA

More Related Content

What's hot

Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahDzikri Imaduddin
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisYunan Malifah
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumPengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumChandra Maulana
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiAgnescia Sera
 
Protozoa PPT REVISI.pptx
Protozoa PPT REVISI.pptxProtozoa PPT REVISI.pptx
Protozoa PPT REVISI.pptxIeieMawon1
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaYusuf Ahmad
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 

What's hot (20)

Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi
Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media MikrobiologiTrouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi
Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumPengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
 
Jamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsemJamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsem
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
protozoa
protozoaprotozoa
protozoa
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologi
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Protozoa PPT REVISI.pptx
Protozoa PPT REVISI.pptxProtozoa PPT REVISI.pptx
Protozoa PPT REVISI.pptx
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 

Viewers also liked (7)

LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
Makalah fungi
Makalah fungiMakalah fungi
Makalah fungi
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Pengertian sampel
Pengertian sampelPengertian sampel
Pengertian sampel
 
Laporan pengamatan
Laporan pengamatanLaporan pengamatan
Laporan pengamatan
 

Similar to PENDAHULUAN

Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Basyrowi Arby
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah ikhsan saputra
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiWarnet Raha
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Fadloli Akhmad
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Fadloli Akhmad
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGIUnny Ru
 
Contoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianContoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianKaniaRismayanti
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfWan Na
 
mengenal dunia fungi
mengenal dunia fungimengenal dunia fungi
mengenal dunia fungiyasin suharna
 
Mengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungiMengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungiyasin suharna
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur111NURUL
 
Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Hulwatun Nissa
 

Similar to PENDAHULUAN (20)

Mikr3
Mikr3Mikr3
Mikr3
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGI
 
Contoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianContoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitian
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
mengenal dunia fungi
mengenal dunia fungimengenal dunia fungi
mengenal dunia fungi
 
Mengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungiMengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungi
 
Buku Fungi
Buku FungiBuku Fungi
Buku Fungi
 
Makalah fungi
Makalah fungiMakalah fungi
Makalah fungi
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
 
Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

PENDAHULUAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diantara tumbuhan – tumbuhan rendah ( bercahaya ), maka golongan ganggang alga dan golongan jamur merupakan kelanjutan daripada golongan bakteri. Apakah golongan ganggang itu langsung menjadi golongana bakteri ataukah jamur yang menjadi kelanjutan langsung dari bakteri. Hali ini sangat sukar ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri , yaitu ordo chlamydobacterialos, yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang , hal mana dapat diketahui dari sifat – sifatnya mengenai adanya lapisan lendir yang mengelubungi tubuh organisme tersebut, akan tetapi pembiakannya dengan menggunakan konidia itu lebih menggenangkan kepada sifat jamur ( Dwidjoseputro, 2005 ). Selanjutnya golongan jamur itu demikian luasnya sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri bidang itu disebut mikologi. Hanya jamur – jamur tingkat rendah masuk dalam bidang mikrobiologi ( Dwidjoseputro, 2005 ). Yang melatarbelakangi percobaan ini agar dapat memahami dan mengerti tentang fungi dan dapat membedakan jamur yang yeast dan jamur yang mold. 1.2 Tujuan Praktikum - Mengetahui perbedaan yeast dan mold - Mengetahui hasil jenis jamur dari jagung busuk. - Mempelajari cirri – cirri dari jamur
  • 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi ( Gandjar. 1999 ). Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi ( Gandjar. 1999 ). Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman , tetapi mempunyai beberapa perbedaan yaitu : Tidak mempunyai kolorofil Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda Berkembang biak dengan spora Tidak mempunyai batang , cabang, akas dan daun Tidak mempunyai system vesicular seperti pada tanaman Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungi masing - masing bagian seperti pada tanaman. Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh
  • 3. makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat ( misalnya glukosa,sukrosa,atau maltose ), sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin – vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan tiamin dan biotin ( Dwidjoseputro,2005 ). Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang – cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan benang – benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi ( sacharomycetes ) itu tubuhnya berupa sel – sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi ( Waluyo,2005 ). Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh – tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus ( thallophyta ), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil ( Waluyo,2005 ). Jamur berbiak secara vegetative dan generative dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah : a. Spora biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok – kelompok kecil, masing – masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium, dan sporanya disebut sporangiospora. b. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah – belah seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut konidiosfor.
  • 4. c. Pada beberapa spesies, bagian – bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora ( spora yang berkulit tebal ) d. Jika bagian – bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian – bagian itu disebut artospora ( serupa batu bata ), oidiospora atau oidia ( serupa telur ) saja ( Waluyo,2005 ). Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetative maupun secara generatife. Pembiakan secara generative atau seksual dilakukan dengan isogamete atau dengan heterogamete ( arisogamet ). Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis sel kelamin itu belum nampak sehingga semuanya kita sebut isogamete, kadang – kadang kita beri tanda pengenal + dan - , untuk membedakan jenisnya ( Waluyo,2005 ). Pada beberapa spesies lain tampak adanya perbedaan mengenai besar kecilnya gamet – gamet, sehingga untuk itu ada penyebutan mikrogamet ( sel kelamin jantan ) dan makrogamet ( sel kelamin betina ). Di dalam keadaan yang serba optimum, maka jamur membiak dengan cepat sekali. Hanya kekeringanlah merupakan factor pembatas bagi pertumbuhannya ( Waluyo,2005 ). Fungi dapat ditemukan pada arena substrat, baik dilingkungan darat , perairan, maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetativnya yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah terlihat pada substrat yang membusuk ( kayu lapuk, buah – buahan yang terlalu masak, makanan yang membusuk ). Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna ( merah , hitam , jingga, kuning, krem, putih, abu – abu , coklat, kebiru – biruan, dan sebagainya ) pada daun , batang, kertas, tekstil, kulit dan lain – lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena langsung dapat dilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetative yang menyerap makanan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikrosokop ( Waluyo,2005 ). Spora kapang berproduksi secara aseksual dengan menghasilkan arthokonidia, blastokonidia, klamisdospora, konidia, sporangiospora, dan secara seksual dengan menghasilkan akospora, basidiospora dan zigospora.
  • 5. Rizhoid adalah bentuk hifa vegetative mirip akar dari tumbuhan yang dapat bercabang – cabang seperti jari – jari pada tangan, tetapi dapat juga berbentuk sangat sederhana, yaitu hanya seperti jari tunggal. Perhatikan letak dari rhizoid pada hifa, apakah langsung berhadapan dengan sporangiosfor atau terdapat pada stolon ( Waluyo,2005 ). Karakteristik fungi jamur adalah sebagai berikut ; 1. Kandungan air Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan dibanding khamir atau bakteri. Namun demikian, batasan ( pendekatan ) kandungan air totol pada makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan, dan dikatakan bahwa kandungan air dibawah 14 – 15 % pada biji – bijian atau makanan kering dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur. 2. Suhu Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25O C – 30O C, namun beberapa tumbuh baik pada suhu 25O C – 37O C atau lebih, misalnya pada spesies Aspergilis.s.p 3. Kebutuhan oksigen dan derajat keasaman Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval PH yang luas ( PH 2.0 – 8.5 ), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada konidia asam. 4. Kebutuhan makanan ( Nutrisi ) Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam – macam makanan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki bermacam – macam enzim hidrolit, yaitu amylase, pektinose, proteinose, dan lipase.
  • 6. BAB III METODE KERJA 3.1 Waktu dan Tempat Percobaan kali ini tentang pengamatan jamur mikroskopis yang dilakukan pada hari Rabu 04 Mei 2011 pada pukul 10.00 – 12.00 WITA, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan pada hari Jum’at 06 Mei 2011 pada pukul 10.00 – 12.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat a. Jarum Ose b. Laminar air flow cabinet c. Inkubator d. Lampu Bunsen e. Cawan Petri f. Cover glass g. Beaker glass h. Mikroskop i. Silet j. Pinset k. Objek glass l. Kertas Label 3.2.2 Bahan a. Alkohol 70 % b. Media PDA c. Jagung busuk
  • 7. 3.3 Cara Kerja a. Disiapkan sample jamur dari jagung busuk b. Disiapkan media PDA yang telah diisi menjadi 1 cm menggunakan pisau / silet. c. Dipanaskan Jarum ose , diambil suspensi dari jagung busuk. d. Diinokulasikan dengan metode digoreskan pada keempat sisi pinggiran agar ( mengikuti bentuk agar ) e. Diambil cover glass dengan pinset yang telah disterilkan dengan lampu Bunsen, dicelupkan ke dalam larutan alcohol 70 % kemudian difiksasi diatas lampu Bunsen. f. Diletakkan cover glass diatas media PDA yang telah diinokulasikan suspensi jamur. g. Diamati karakteristik dan koloni yang terbentuk ( struktur morfologi,warna,bentuk ) dengan menggunakan mikroskop. h. Diulangi langkah diatas untuk cawan petri yang ke 2.
  • 8. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Tabel Pengamatan Jamur Mikroskopis No Objek Keterangan 1. Perbesaran 40 x 10 2. Jenis Jamur : Aspergillus.s.p 4.2 Pembahasan Jamur merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil. Dalam klasifikasi system tiga kingdom, jamur ( fungi ) dikelompokkan sendiri terlepas dari kelompok plantae ( tumbuhan ) karena jamur tidak berfotosintesis dan dinding selnya bukan dari selulosa ( Anonim A.2009 ). Jmaur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan hewan, makanan, dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat tumbuh dan berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang tinggi. Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis jamur. Dari jumlah tersebut dalam kehidupan memiliki peran
  • 9. masing – masing dihabitatnya baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung bagi manusia ( Anonim A.2009 ). Ciri – ciri jamur, organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya mempunyai cirri – cirri umum yaitu uniseluler atau bersel satu atau multi seluler ( benang – benang halus ), tubuhnya tersusun atas hifa ( jalinan benang – benang halus ), eukariotik( mempunyai membrane inti ), tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara saprofit, parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin, cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein, pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, dimana makanan sebelum diserap disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler yang dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual dengan membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara memutuskan benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan konidia. Sedangkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti betina sehingga dihasilkan spora askus atau basidium ( Anonim A.2009 ). Klasifikasi jamur, berdasarkan cara reproduksi secara generative, jamur dapat dibagi menjadi 4 kelas yaitu zygomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan duotromycotina. 1. Zygomycotina : Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora. Jamur Zygomycotina mempunyai cirri – ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi generatife dengan konjugasi yang menghasilkan zigospora. 2. Ascomycotina : Jamur kelompok ini namanya Ascomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan askuspora. Jamur ini termasuk kelas Ascomycotina mempunyai cirri – cirri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat, membentuk badan buah yang disebut askospora, memiliki keturunan
  • 10. diploid lebih singkat, reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora, reproduksi generatifnya dengan konjugasi yang menghasilkan askospora. 3. Basidiomycotina : Jmaur kelompok ini disebut Basidiomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan basidiospora. Jamur yang termasuk kelas Basidiomycotina mempunyai ciri – ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa, bersekat, dibedakan hifa primer ( berinti satu ) dan sekunder ( berinti dua ), mengamdung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, membentuk badan buah yang disebut basidikrop, reproduksi vegetatife dengan menghasilkan basidiospra. 4. Duotromycotina : Jamur kelompok ini disebut jamur imperfecti ( jamur tidak sempurna ) atau Duotromycotina karena belum diketahui cara perkembangbiakan seksualnya. Jamur yang termasuk Duotromycotina mempunyai ciri –ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa bersekat, dibedakan tipe hifa lebih singkat, dan reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora ( Anonim A.2009 ). Dari percobaan yang telah dilakukan menggunakan sample suspense, jamur yang terdapat pada jagung busuk yang telah diinkubator dan diaamati dengan menggunakan mikroskop maka didapatkan hasil percobaan yaitu terdapat jamur jenis Aspergilus. S.p. Aspergilus. S.p. kebanyakan spesies ini sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies ini digunakan dalam fermentasi makanan. Aspergilus. S.p. yang dapat menyebabkan kerusakan makanan Aspergilus tepers. Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan kosentrasi gula dan garam tinggi. Kelompok Aspergilus flavus – oryzae termasuk spesies penting dalam fermentasi beberapa makanan tradisional dan untuk memproduksi enzim. Aspergilus oryzae digunakan dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan
  • 11. tauco konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hijau, atau mungkin membentuk sklerotia ( Waluyo, 2005 ). Ciri – ciri Aspergilus adalah : hifa septet dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya merupakan hifa fertile, koloni berkelompok , konodiofora septet atau non septat muncul dari foot cell yakni sel miselium yang membengkak dam berdinding tebal, konidiofora membengkak menjadi vertikeel pada ujungnya, membawa stegmata dimana tumbuh konidia, sterigmata atau fialida biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna, beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 370 C atau lebih, konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat, atau hitam ( Waluyo, 2005 ). Aspergilus adalah genus yang terdiri dari beberapa ratus cetakan spesies yang ditemukan diberbagai iklim di seluruh dunia biologi. Aspergilus pertama kali di catalog pada tahun 1729 oleh Italia imam dan Pier Antonio Micheli. Aspergilus spesies sangat aerobic dan ditemukan dihampir semua lingkungan yang kaya oksigen, dimana mereka umumnya tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat, sebagai akibat dari tekanan oksigen yang tinggi. Umumnya jamur tumbuh pada substrat yang kaya karbon seperti monosakarida ( seperi glukosa ) dan polisakarida ( seperti amilosa ). Spesies Aspergilus adalah kontaminan yang umum makanan bertepung ( seperti roti dan kentang ), dan tumbuh di dalam atau dibanyak tanaman dan pohon ( Anonim B.2011 ) Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast biasa kita kenal dengan khamir sedangkan mold adalah kapang. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Kapang merupakan fungi yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni sperti kapas. Pertumbuhan fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis
  • 12. ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang. Sedangkan khamir termasuk cendawan, tetapi bentuk berbeda dengan kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetatife terjadi dengan cara pertunasan. Morfologi dari khamir yaitu sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1- 5 mm sampai 20 – 50 mm, dan lebar 1 – 10 mm. Bentuk khamir bermacam – macam yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bukit panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung ( triangules ), berbentuk botol, bentuk apikilat atau lemon, membentuk psedomiselium, dan sebagainya. Sistem reproduksi khamir dan kapang berbeda. Sistem reproduksi kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula dengan cara seksual peleburan nukleous dari kedua induknya. Pada pembelahan suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang. Sedangkan system reproduksi yaitu dengan beberapa cara , pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas Dengan kombinasi anatara pertunasan dengan pembelahan, spurulasi atau pembentukan spora, dengan spora aseksual dan spora seksual. Reproduksi pembentukan dengan cara pertunasan, dan pembelahan. Pembelahan tunas yaitu spora aseksual dinamakan reproduksi vegetatife, sedangkan pembentukan spora seksual disebut reproduksi seksual ( Waluyo, 2005 ). Pada percobaan kali ini menggunakan metode block square slide yaitu dengan media PDA yang telah dibuat, setel;ah dituang didalam cawan petri dan telah memadat, maka cawan petri yang berisi media PDA yang ketebalan sekitar 2 mm, dibagi sehingga membentuk dadu dengan menggunakan pisau kater / silet dengan ukuran 1 mm. Metode ini berfungsi memudahkan dalam melakukan percobaan , karena media yang kita pakai hanya berukuran 1 mm dengan mudah seperti yang kita ambil dapat tumbuh pada media PDA. Teknik yang digunakan ini mengoleskan
  • 13. suspensi pada pinggiran media, ini bertujuan agar semua pinggiran yang teroles oleh suspensi dapat tumbuh menyebar. Dalam percobaan ini terdapat factor kesalahan pada saat pengambilan suspensi dengan jarum ose, praktikan kurang teliti mengambilnya sehingga terkadang biakan dari suspensi tidak terambil dan pada saat diamati tidak ada jamur yang tumbuh pada media.
  • 14. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum tentang pengamatan jamur mikroskopis dapat disimpulkan bahwa : 1. Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast ( khamir ) sedangkan mold ( kapang ). Kpang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi yang bersel tunggal dan tidak berfilamen. 2. Hasil yang didapat dari suspensi jamur yang diambil dari jagung busuk adalah jenis jamur aspergilus, s.p. Aspergilus, s.p.adalah genus yang terdiri dari beberapa ratus cetakan spesies yang ditentukan berbagai iklim diseluruh dunia biologi. Ciri – cirri berhifa , koloni berkelompok, konidiofora septet, konidiofora membengkok, sterig mata sederhana. 3. Ciri – cirri jamur fungi adalah uniseluler, atau multi seluler ( benang haus ), tersusun atas hifa , eukariotik, tidak mempunyai klorofil, dinding selnya terdiri atas tet keton, cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein. 5.2 Saran Sebaiknya praktikan melakukan percobaan dengan teliti saat mengambil suspensi jamur, sehingga jamur yang akan dipindahkan kemedia terambil dengan baik.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro,D.2005.Dasar – Dasar Mikrobiologi.Jakarta : Djambatan. Gandjar,Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Waluyo, Lud.2005.Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press. Anonim A.2009.http://H:/MAKALAH IAD.Com.Fungi ( Jamur ). Diakses tanggal 10 Mei 2011. Pukul 04:26 WITA Anonim B.2011.http://H:/MAKALAH IAD.Com.Aspergillus. Diakses tanggal 10 Mei 2011. Pukul 04:27 WITA