SlideShare a Scribd company logo
28
BAB 3.2 JAMUR (FUNGI)
Kompetensi
Dasar
: Dapat menerangkan ciri utama dan cara hidup jasad hidup
golongan jamur
Indikator : Mhs dapat menerangkan ciri-ciri utama dari jamur, meliputi:
1. Morfologi dan klasifikasi
2. Habitat dan penyebaran ekologi
3. Cara hidup dan peran ekologi
4. Memberi contoh jamur-jamur yang penting secara
ekonomi
Sub Materi
Pokok
: 1. Morfologi dan klasifikasi
2. Habitat dan penyebaran ekologi
3. Cara hidup dan peran ekologi
4. Pemanfaatan jamur di bidang pertanian
Sumber
bahan /
Bacaan
: 1. Pelczar, MJ. & Chan, ECS. 1986. Dasar dasar
mikrobiologi, hal 183-194
2. Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar dasar mikrobiologi
3. Berbagai sumber internet
PENGERTIAN
Istilah fungi atau jamur menyatakan secara umum nama sekelompok jasad
hidup yang dicirikan oleh beberapa karakteristik tertentu (lihat di bawah).
Anggota kelompok jamur ini dengan ciri-ciri yang lebih khusus yakni berupa
plasma dengan banyak inti tetapi tanpa dinding dikenal sebagai jamur lendir;
tubuhnya hanya terdiri dari sel tunggal dikenal sebagai yeast (khamir);
tubuhnya serupa benang atau filamen dikenal dengn nama mold (jamur
benang atau kapang); sedangkan jamur dengan tubuh buah yang besar dikenal
sebagai mushroom (cendawan).
Dalam pembahasan di bidang mikrobiologi, maka yang termasuk jamur
protista adalah jamur selain mushroom (basidio-mycetes), yang bisanya
berukuran makroskopik.
Bahan-Ajar/ Bab 3-2/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi
GAMBARAN UMUM
Koloni jamur terdiri dari filamen yang bercabang-cabang, filamen serupa
tabung yang tertutup oleh dinding sel kaku. Filamen yang disebut hifa
(tunggal). Massa hifa disebut miselium, membentuk talus, atau tubuh dari
jamur yang khas. Beberapa jamur, terutama ragi, tidak membentuk miselium
tetapi tumbuh sebagai sel-sel individual. Miselium tumbuh dengan
memanfaatkan nutrisi dari lingkungan dan, setelah mencapai tahap kemata-
ngan tertentu mem bentuk - baik secara langsung atau dalam tubuh buah
khusus - sel reproduksi yang disebut spora. Spora dilepaskan dan disebarkan
baik secara pasif atau aktif, dan jika kemudian menemukan substrat yang
cocok, spora berkecambah dan mengembang-kan hifa yang tumbuh ber
cabang berulang kali, dan menjadi miselium dari individu baru.
Pertumbuhan jamur terutama terbatas pada ujung hifa. Ujung tumbuh
pada akhirnya melahirkan cabang dan seterusnya membentuk jaring hifa.
Semua bagian hidup dari talus berpotensi untuk tumbuh. Jika sepotong kecil
miselium ditempatkan di bawah kondisi yang menguntungkan untuk partum-
buhan, akan berkembang menjadi talus baru, bahkan jika tidak ada ujung yang
berkembang atau bagian itu terpotong. Semua struktur jamur tersusun dari
hifa atau bagian dari hifa, yang dibangun seluruhnya dari filamen mikroskopik
yang saling terjalin secara rumit.
ARTI PENTING JAMUR
Jamur merupakan jasad hidup yang sangat berperan pada berbagai daur
materi atau bahan di alam.. Dengan sifat dan cara hidupnya yang heterotrof,
menggunakan senyawa organic (mati) sebagai sumber nutrisinya, jamur hidup
secara saprofitk, sehingga di alam mereka berperan terutama sebagai
dekomposer (pengurai) sisa-sisa kehidupan (tumbuhan, binatang termasuk
manusia) menjadi bahan atau senyawa atau unsur yang lebih sederhana, yang
dikembalikan ke tanah. Fungsi ini menjadikan tanah lebih subur bagi
tanaman. Kemampuan saprofitik ini juga telah dimanfaatkan dalam berbagai
industri. Sebagai contoh pada industri fermentasi, antibiotika ataupun industri
makanan, seperti tempe, oncom dan lainnya.
Namun pada keadaan tertentu, jamur, dengan kemampuannya untuk
merombak bahan organic tersebut, misalnya pada berbagai perabotan rumah
tangga yang terbuat dari kayu, dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar
bagi manusia. Kemampuan jamur untuk menyerang jasad hidup lainnya
29
(tumbuhan dan binatang) dapat menimbulkan penyakit. Pada keadaan ini
jamur beralih sifat menjadi parasit. Misalnya telah diketahui, jamur
menyebabkan berbagai penyakit pada manusia – di antaranya, kutu air dan
kurap, kandidiasis dan aspergillosis, histoplasmosis dan coccidioido-mycosis.
Jamur embun jelaga merusak pakaian dan makanan. Demikian juga kini
banyak ditemukan species jamur yang menjadi patogen tanaman pertanian
dengan tingkat kerugian yang besar.
Bangsa kuno akrab dengan kerusakan akibat jamur dalam pertanian tetapi
penyebab penyakitnya dihubungkan dengan akibat dari murka-nya para dewa
mereka. Bangsa Romawi bahkan menetapkan dewa tertentu, Robigus, sebagai
dewa karat (penyebab penyakit karat pada gandum), dan dalam upaya untuk
meredam kemarahan dewa Robigus, mereka menyelenggarakan festival
tahunan Robigalia.
Dalam sejarah dicatat bahwa pada tahun 1845-an penyakit late-blight
yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans yang merusak tanaman
kentang telah mengakibatkan kelaparan, yang diikuti oleh pristiwa imigrasi
besar-besaran penduduk Inrandia ke benua Amerika.
Namun demikian, terdapat kelompok jamur yang justeru dapat berperan
sebagai antagonis bagi jamur pathogen tersebut, sebagaimana telah banyak
dikembangkan pada akhir-akhir ini. Trichoderma spp. Misalnya dimanfaatkan
sebagai agen pengendali hayati terhadap jamur-jamur pathogen tanaman.
Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa jamur berperan
sebagai penyeimbang antara sintesa bahan oleh alam (tumbuhan) dengan
dekomposisinya menjadi unsur-unsur dasar semula.
Secara ringkas dikatakan, bagi manusia, binatang atau tumbuhan, jamur
dapat
ī‚§ merugikan, yaitu sebagai penyebab penyakit (patogen), dan
ī‚§ menguntungkan, yaitu sebagai antagonis (contoh: Trichoderma spp.)
terhadap jasad hidup yang lain (bakteri, jamur) yang patogenik terhadap
tumbuhan; sebagai simbion yang menguntungkan tanaman (contohnya
jamur-jamur mikoriza); atau juga banyak jenis yang telah dimanfaatkan
dalam industri makanan, bahan dan obat-obatan (sebagai contoh:
Saccharomyces cerevisiae pada industri minuman Rhizopus stolonifer dan
R. oryzae pada pembuatan tempe, dan Penicillium notatum penghasil
antibiotika penisilin).
CIRI-CIRI UTAMA
īž Secara morfologi terdapat variasi yang sangat luas dari bentuk, ukuran,
warna dan cara tumbuh, yang tergantung pada species jamurnya dan
lingkungan tempat hidupnya.
īž Secara umum tubuh (tallus) jamur ada yang hanya berupa plasma tanpa
dinding (seperti pada jamur lendir, Plasmodium); terdiri dari satu sel
(uniseluler) dengan beragam bentuk seperti: bulat elip, seperti buah peer
atau jeruk (kelompok yeast, khamir); atau seperti filament atau benang
yang memanjang dan bercabang-cabang (dikenal sebagai hifa).
īž Jamur mempunyai inti sejati (eukariotik), dengan jumlah yang bervariasi
dalam setiap selnya. Ada yang hanya mempunyai satu inti misalnya pada
khamir, namun ada yang mempunyai lebih dari satu inti, bahkan ada yang
mempunyai banyak inti, misalnya pada sel tipe konositik pada
Phycomycetes.
īž Hifa berbentuk seperti pipa (tabung panjang) berongga, di dalamnya berisi
cairan sitoplasma, dengan senyawa khitin, khitosan, glucan dan manan
sebagai penyusun dinding sel-nya.
īž Terdapat dua tipe hifa, pertama tanpa sekat (aseptate) dengan banyak
inti (multiseluler) yang disebut konositik (coenocyte)), dan kedua
bersekat (ber-septate) yang membagi hifa menjadi ruas atau ruang
dengan satu, dua atau beberapa inti. Sekat (septa) dimaksud mempunyai
pori atau lubang yang memungkinkan pergerakan inti atau cairan dari satu
ruang (ruas) ke ruang sel lainnya. Setiap ruang tersebut dapat diartikan
sebagai sebuah sel. (Gambar 4.1).
30
īž Umumnya hifa tumbuh terpisah-pisah, namun dalam keadaan tertentu
massa hifa ini terjalin sangat kompak namun tidak ada diferensiasi
(pemisahan fungsi) membentuk jaringan (organ) khusus. Kumpulan atau
massa hifa disebut miselium. Miselium dibedakan sebagai miselium
somatik atau vegetatif dengan fungsi utama mencari nutrisi, biasanya
tumbuh masuk ke dalam medium/substrat; dan miselium reproduktif
(generatif) yang berfungsi sebagai pembentuk spora dan biasanya tumbuh
ke atas (udara). (Gambar 4.2)
Gambar 4.2. Daur hidup dan perbedaan fungsi hifa vegetative dan hifa
reproduktif
īž Jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak dapat melakukan
fotosintesis. Jamur merupakan organisme heterotrof yang menggunakan
berbagai senyawa organic (mati) setelah mencernanya di luar tubuhnya.
Jamur mengambil nutrisinya dengan cara menyerap (absorpsi) zat
makanannya.
īž Jamur mempunyai fase perkembangan Aseksual dan fase perkembangan
seksual (Gambar 4.3), sehingga dalam kehidupan yang sempurna jamur
memperbanyak diri melalui proses aseksual dan seksual.
Secara ASEKSUAL (tak-kawin) atau secara vegetatif. Ini antara lain terjadi
melalui:
1. Pembelahan sel secara biner, misalnya pada khamir.
2. Fragmentasi hifa, dimana setiap potongan hifa kemudian dapat tumbuh
berkembang menjadi individu baru,
3. Pertunasan (budding), yaitu sel membentuk tunas yang kemudian dilepas
sebagai satu individu baru atau sebuah spora (blastospora),
4. Pembentukan spora aseksual sebagai hasil, segmentasi (pemisahan) ujung
hifa; sel-selnya membulat dan melepaskan diri sebagai spora.
Gambar 4.3. Fase reproduksi seksual dan aseksual dalam daur hidup jamur
Rhizopus spp.
31
Contoh tipe-tipe spora aseksual: (Gambar 4.4)
1. Blastospora, merupakan tunas atau kuncup pada sel-sel khamir yang
berperan sebagai spora. Contoh pada Khamir.
2. Sporangiospora, adalah spora bersel tunggal yang terbentuk sebagai hasil
dari pembagian protoplasma dalam suatu sel, dimana masing-masing
mempunyai membrane dan inti sendiri. Sel tempat terbentuknya spora
tersebut disebut sporangium (kantung spora) dan sporanya disebut
sporangiospora.
Ada dua tipe sporangiospora, yaitu: Aplanospora adalah sporangiospora
tak-bergerak Contoh, pada genus Mucor dan Rhizopus; dan Zoospora
adalah sporangiospora yang dapat bergerak (motil), contoh pada genus
Pythium dan Saprolegnia.
3. Oidium atau arthrospora. Spora ini bersel satu hasil dari terputusnya sel-
sel hifa. Contoh pada Geotrichum sp.
4. Konidiospora atau konidium. Spora ini dibentuk di ujung atau di sisi
suatu hifa sebagai hasil dari pembelahan ujung-ujung atau bagian sisi hifa
tersebut.
Ada yang bersel tunggal (mikrokonidium) dan bersel lebih dari satu
(makrokonidium).
Hifa pendukung konidia disebut kanidiofor; ada yang pendek ada yang
panjang; ada yang sederhana namun ada juga yang bercabang-cabang
(Gambar 4.5); ada yang terpisah-pisah dan ada yang terikat satu dengan
lainnya.
Himpunan konidiofor dapat berbentuk seperti piknidium, aservulus,
sporodokium atau sinema (Gambar 4.5). Contoh jamurnya adalah pada
hamprr semua anggota kelas Ascomycetes dan Deuteromycetes.
5. Klamidospora, yaitu pembulatan dan penebalan dinding sel pada hifa
vegetatif. Contoh: klamidospora. pada Fusarium spp.
Bahan-Ajar/ Bab 3-2/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi
Gambar 4.4. Beberapa tipe spora aseksual
32
Secara SEKSUAL
ī‚ˇ Cara ini dilakukan melalui penggabungan atau fusi dua bagian hifa (yang
berfungsi sebagai gamet+ dan gamet−) dengan proses plasmogami,
karyogami, meiosis dan pemisahan, kemudian diikuti dengan
terbentuknya spora seksual.
ī‚ˇ Contoh spora seksual yang dihasilkan adalah:
1. oospora, adalah spora yang merupakan hasil pembuahan sel betina dalam
struktur yang disebut oogonium oleh gamet jantan dalam anteredium.
Dalam oogonium berisi satu atau lebih oosfer hasil pembuahan (Gambar
4.6).
2. zigospora, adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa (gametangia) yang secara seksual serasi melebur
(Gambar 4.6 dan lihat Gambar 4.3)
3. askuspora, Spora bersel satu, terbentuk dalam kantung yang dinamakan
askus. Dalam satu askus biasanya ada 8 askuspora (Gambar 4.7)
4. basidiospora. Spora bersel satu ini terbentuk pada suatu struktur yang
disebut basidium (Gambar 4.8)
33
HABITAT DAN PENYEBARAN
Keberadaan jamur dapat ditemukan di banyak tempat dan tersebar luas di
alam. Jamur ada dimana-mana dalam jumlah yang sangat besar - dalam tanah
dan udara, di danau, sungai, dan laut, dan dalam tumbuhan dan hewan, dalam
makanan dan pakaian, dan dalam tubuh manusia. Secara umum, jamur ada
pada jumlah yang sangat banyak di habitat lembab di mana bahan organik
berlimpah.
Terdapat jenis yang tersebar sangat luas (kosmopolitan), seperti Rhizopus
sp., Aspergillus sp., tetapi banyak juga yang ditemukan hanya pada habitat
yang khusus, seperti Candida sp. penyebab dermatitis pada kulit manusia.
Umumnya jamur tersebar terutama dengan spora.
CARA HIDUP DAN PERAN EKOLOGI
Jamur dapat hidup bebas di tanah atau air, atau membentuk hubungan
parasit atau simbiosis dengan tanaman atau hewan. Jamur yang hidup bebas
dikenal juga sebagai organisme saprobe yang hidup dari mencerna ‘sampah’
organisme yang lainnya, sehingga dikenal sebagai organisme pengurai
(decomposers) utama di alam.
Terdapat sejumlah species yang hidup secara saprofitik dengan
menggunakan bahan organik sebagai substrat (food base, makanan pokok)-
nya, sebagian lagi hidup bersimbiosis baik secara efifitik atau secara parasitik
(obligat) dengan organisme hidup lainnya untuk mendapatkan nutrisi, dan
sebagian lainnya mempunyai cara hidup berkisar dari kedua cara di atas.
KLASIFIKASI
Pada saat ini lebih dari 55 ribu species jamur yang telah dikenal, namun
masih lebih banyak lagi yang belum dapat diidentifikasi.
Tergantung system yang diikuti, jamur dapat ditempatkan sebagai anggota
dari Plantae atau sebagai golongan tersendiri. Mula-mula memang jamur
digolongkan dalam Plantae, divisi Mycota, namun kemudian karena tidak ber-
klorofil dan tidak mempunyai akar, batang dan daun, maka jamur kemudian
dikelompokkan pada Kingdom tersendiri.
Secara umum jamur berdasarkan karakter tubuhnya dibagi menjadi:
1. jamur yang berciri tubuh berupa plasma (plasmodium) yang
dikelompokkan dalam divisi: Myxomycota dengan kelas utama:
Myxomycetes (Jamur Lendir); dan
2. jamur yang berciri tubuh bersel, baik tunggal atau benbentuk benang atau
filament, yang dikelompokkan dalam divisi: Eumycota (jamur sejati).
Penggolongan Eumycota lebih lanjut dalam kelompok terutama
didasarkan pada ciri-ciri spora (aseksual dan seksual) dan tubuh buah yang
dibentuk selama tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Jamur yang
diketahui tingkat seksualnya disebut Fungi perpect (jamur sempurna).
Sementara itu, jamur yang belum diketahui perkembangan seksualnya
dikelompokkan sebagai jamur imperfek (tak-sempurna). Untuk ini, semua
jamur yang belum diketahui tahap seksualnya itu dimasukkan dalam kelas
khusus, Deuteromycetes atau Fungi Imperpecti.
Berdasarkan hal itu, secara umum jamur sejati dikelompokkan dalam
kelas: Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deutero-mycetes,
dengan ciri seperti pada Table 3.1. berikut.
Tabel 3.1 Ciri utama dari jamur anggota kelas Pycomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Ciri-ciri Phycomycetes Ascomycetes Basidiomycetes Deuteromycetes
Hifa Aseptat atau
konositik
Septat Septat Septat
Spora
Aseksual
Sporangiospora
Konidia
Konidia
Blastospora
Konidia Konodia
Klamidospora
Arthrospora
Spora
Seksual
Oospora
Zigospora
Askuspora
Askokarp:
ī‚§ Askus bugil
ī‚§ Apotesium,
ī‚§ Peritesium,
ī‚§ kleistotesium
Basidiospora Tidak diketahui
Habitat
alami
Air, tanah,
binatang
Tanah,
tumbuhan,
binatang
Tanah,
tumbuhan
Tanah,
tumbuhan,
hewan
34
CIRI KELAS, PERAN DAN PEMANFAATAN
Kelas Phycomycetes
ī‚ˇ Dikenal sebagai jamur tingkat rendah karena dianggap masih ‘primitif’
dalam tingkat evolusinya.
ī‚ˇ Sangat heterogen, sehingga dibagi lebih lanjut dalam 6 subkelas.
ī‚ˇ Ciri yang khas dari kelas ini adalah miseliumnya tidak berseptat dan
berinti banyak (tipe konositik; multinukleat).
ī‚ˇ Mempunyai talus yang berkembang baik. Hifa fertile menghasilkan
sporangium di ujung sporangiofor. Pada Rhizopus terdapat hifa seperti
akar pendek bercabang yang disebut rizoid (lihat Gambar 4.3).
ī‚ˇ Anggota kelas ini tersebar luas, sebagai penghuni air, tanah basah atau
lembab sampai dengan habitat yang relative kering.
ī‚ˇ Beberapa anggotanya merupakan penimbul masalah bagi manusia.
Sebagai contoh jamur penyebab penyakit pada ikan: Saproglenia sp.;
penyakit pada tanaman pertanian: Pythium debaryanum., Phytophthora
infestans, Plasmopora viticola, Sclerospora maydis; penyebab kerusakan
bahan pangan: jamur Mucor mucedo dan Rhizopus stolonifer. Namun
terdapat juga yang bermanfaat bagi manusia, contohnya: jamur Rhizopus
oryzae dalam pembuatan tempe kedelai; atau jamur Glomales sebagai
pembentuk mikoriza yang membantu tanaman dalam penyerapan fosfor
dan unsur hara lainnya.
Kelas Ascomycetes
ī‚ˇ Anggotanya dicirikan oleh pembentukan askus tempat dihasilkannya
askuspora. Beberapa membentuk tubuh buah atau askokarp (lihat Gambar
4.7).
ī‚ˇ Ada anggota yang tubuhnya berupa sel tunggal (khamir) dengan
reproduksi melalui pembelahan biner melintang dan/atau dengan budding
(bertunas). Yang lain, tubuhnya berupa filament dengan hifa yang
bersekat. Kelompok ini adalah pembentuk konidiospora dalam jumlah
besar.
ī‚ˇ Kebanyakan hidup saprofitik, dan lainnya sebagai parasit.
ī‚ˇ Banyak anggota kelas ini adalah penyebab penyakit penting pada tanaman
pertanian. Antara lain: Ceratocyctis paradoxa, penyebab penyakit
perdarahan pada kelapa; Nectria spp. penyebab kanker pada batang
berbagai jenis tanaman; Microcyclus ulei penyebab gugur daun karet;
Capnodium sp. penyebab embun jelaga pada banyak tumbuhan.
ī‚ˇ Perusak bahan makanan, antara lain adalah Aspergillus spp.
ī‚ˇ Penyebab penyakit pada manusia, contohnya adalah Candida spp.
penyebab dermatitis dan keputihan.
ī‚ˇ Anggota yang bermanfaat adalah khamir Saccharomyces cerevisiae,
Candida sp. dan Hansenula sp. untuk pembuatan minuman. Penicillium
notatum penghasil antibiotika penisilin. Penicillium roquesforti dan P
camemberti untuk pembuatan keju, Neurospora sitophila dan Monilia
sitophila dikenal sebagai jamur oncom.
Kelas Basidiomycetes
ī‚ˇ Dicirikan oleh adanya basidiospora yang dibentuk pada basidium (lihat
Gambar 4.8).
ī‚ˇ Anggota kelas ini kebanyakan antara lain cendawan (mushroom)
menghasilkan badan buah yang berukuran makroskopik,
ī‚ˇ Tersebar utamanya di daerah lembab, seperti hutan tropis.
ī‚ˇ Beberapa species anggotanya telah dibudidayakan, seperti jamur merang
(Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia auricula), jamur
kerang (Pleurotus ostreatus) dan Champignon (Agaricus campestris).
ī‚ˇ Banyak speciesnya yang menjadi penyebab penyakit tanaman, seperti
Puccinia graminis (serealia), Ustilago maydis (jagung), Exobasidium
vexans (cacar daun teh), Hemileia vastatrix (kopi), dan Ganoderma sp.
(karet, kelapa sawit).
ī‚ˇ Berbagai genusnya juga diketahui sebagai jamur yang bersimbiosis
membentuk ektomikoriza dengan pohon hutan.
Kelas Deuteromycetes
ī‚ˇ Meliputi jamur yang tidak mempunyai daur hidup yang lengkap (fungi
imperct), yaitu karena belum diketahui mempunyai fase reproduksi
seksual-nya. Berhifa septet, sehingga kemungkinan mereka adalah
anggota Ascomycetes.
ī‚ˇ Tersebar sangat luas menggunakan konidia dengan berbagai tipenya (lihat
Gambar 4.5).
ī‚ˇ Sebagian besar menjadi penyebab penyakit baik pada manusia, ternak dan
tumbuhan. Contoh penyebab penyakit tanaman adalah: Phyllosticta sp.
(penyebab gugur daun cengkeh); Colletotrichum spp. (hawar buah cabai);
35
Pestalotsia spp., Verticillium spp., Fusarium oxysporum, Rhizoctonia
solani, Alternaria solani dan Sclerotium rolfsii (penyebab berbagai jenis
penyakit pada banyak jenis tanaman);
ī‚ˇ Beberapa anggota genus seperti Trichoderma dan Glyocladium kini
banyak digunakan untuk pengendalian jamur patogenik pada tumbuhan.
KHAMIR (YEAST, Ragi)
Kata ‘ragi’ digunakan biasanya untuk menyebut bahan yang digunakan dalam
pembuatan berbagai jenis maknan atau minuman, seperti tempe, oncon, tape,
roti, anggur, bir, brem, kecap dan lainnya. Ragi untuk tempe terdiri atas
beberapa jenis jamur dari genus Rhizopus dan Mucor; keduanya masuk kelas
Phycomycetes.
Ragi untuk oncom terutama adalah terdiri dari Neurospora sitophila dan
Monilia sitophila (Ascomycetes). Untuk pembuatan tape biasanya digunakan
ragi yang merupakan campuran species dari genus Aspergillus, dan khamir
dari genus Saccharomyces, genus Candida, genus Hansenula yang bekerja
secara sinergistik.
Sebagai contoh Aspergillus sp. menyederhanakan pati (amilum) menjadi gula;
sedangkan khamir: Saccharomyces, Candida dan Hansenula bekerja
mengurai gula menjadi alcohol dan senyawa organic lainnya.
Pada kondisi tertentu jika ada bakteri Acetobacter sp. yang terikut (sebagai
kontaminan) maka biasanya alcohol akan diubahnya menjadi asam cuka. Pada
ragi murni untuk pembuatan minuman, seperti wine (anggur) biasanya hanya
ada satu species khamir yaitu Saccharomyces cerevisiase.
Umumnya khamir berbentuk uniseluler (terdiri atas satu sel), namun pada
kondisi tertentu dapat membentuk untaian sel seperti hifa (pseudo-mycelium).
Khamir memperbanyak diri secara aseksual dengan pembelahan sel dan
budding; dan secara seksual dengan membentuk ascuspora (Gambar 4.9).
Gambar 4.9 Bentuk dan pola pertunasan sel khamir
SOAL LATIHAN
1. Sebutkan ciri-ciri jamur!
2. Sebutkan kelas jamur sejati dan sifat-sifat apa yang berbeda di antara
mereka?
3. Jamur dari kelas manakah yang tergolong mikroba?
4. Jamur tidak mempunyai khlorofil, bagaimanakah cara mereka memper-
oleh makanannya?
5. Jamur dapat hidup secara saprofit dan parasit. Jelaskan perbedaan
keduanya!
6. Sebutkan ciri jamur yang dikelompokkan dalam kelas Deueromycetes!
7. Sebutkan cara jamur memperbanyak diri!
8. Ada beberapa macam spora seksual dan aseksual. Sebutkan dan berikan
contoh jamurnya!
9. Apa beda antara genus Mucor dan Rhizopus!
10. Apa manfaat jamur bagi manusia!
11. Sebutkan lima jenis jamur yang dapat menim,bulkan penyakit pada
tumbuhan dan pada manusia!
12. Apa yang dimaksud dengan ragi?
13. Contohkan beberapa jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan alcohol!

More Related Content

Similar to BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf

Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
MikroorganismeBasyrowi Arby
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
111NURUL
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
wahyu tri
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)itatriewahyuni
 
Proposisi Klasifikasi Sistem Kingdom
Proposisi Klasifikasi Sistem KingdomProposisi Klasifikasi Sistem Kingdom
Proposisi Klasifikasi Sistem Kingdom
sukmawati_
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
tochi run
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
Syiah Kuala University
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK firanitaputry
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUKBAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
firanitaputry
 
JENIS KINGDOM.docx
JENIS KINGDOM.docxJENIS KINGDOM.docx
JENIS KINGDOM.docx
seuramoefoto
 
Mengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungiMengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungi
yasin suharna
 
Buku Fungi
Buku FungiBuku Fungi
Buku Fungi
Nadya Zein
 
mengenal dunia fungi
mengenal dunia fungimengenal dunia fungi
mengenal dunia fungi
yasin suharna
 
Tugas ipa biokim
Tugas ipa biokimTugas ipa biokim
Tugas ipa biokim
Naufal Maulana
 

Similar to BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf (20)

Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Fungi pertemuan 1
Fungi pertemuan 1Fungi pertemuan 1
Fungi pertemuan 1
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
Proposisi Klasifikasi Sistem Kingdom
Proposisi Klasifikasi Sistem KingdomProposisi Klasifikasi Sistem Kingdom
Proposisi Klasifikasi Sistem Kingdom
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUKBAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
 
JENIS KINGDOM.docx
JENIS KINGDOM.docxJENIS KINGDOM.docx
JENIS KINGDOM.docx
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Mengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungiMengenal dunia fungi
Mengenal dunia fungi
 
Buku Fungi
Buku FungiBuku Fungi
Buku Fungi
 
mengenal dunia fungi
mengenal dunia fungimengenal dunia fungi
mengenal dunia fungi
 
Tugas ipa biokim
Tugas ipa biokimTugas ipa biokim
Tugas ipa biokim
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 

More from Wan Na

PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
Wan Na
 
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdfMATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
Wan Na
 
quiz mikro.docx
quiz mikro.docxquiz mikro.docx
quiz mikro.docx
Wan Na
 
Kajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdfKajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdf
Wan Na
 
Stat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdfStat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdf
Wan Na
 
BIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdfBIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdf
Wan Na
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.pptPengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Wan Na
 
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptxKasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
Wan Na
 
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
HO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdfHO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdf
Wan Na
 
Virus.pdf
Virus.pdfVirus.pdf
Virus.pdf
Wan Na
 
Materi3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdfMateri3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdf
Wan Na
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
FLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdfFLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdfBAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
Wan Na
 
TERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdfTERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdf
Wan Na
 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdf
Wan Na
 

More from Wan Na (20)

PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
 
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdfMATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
 
quiz mikro.docx
quiz mikro.docxquiz mikro.docx
quiz mikro.docx
 
Kajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdfKajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdf
 
Stat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdfStat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdf
 
BIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdfBIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdf
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.pptPengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
 
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptxKasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
 
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
HO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdfHO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdf
 
Virus.pdf
Virus.pdfVirus.pdf
Virus.pdf
 
Materi3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdfMateri3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdf
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
FLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdfFLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdfBAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
 
TERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdfTERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdf
 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdf
 

Recently uploaded

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 

Recently uploaded (20)

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 

BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf

  • 1. 28 BAB 3.2 JAMUR (FUNGI) Kompetensi Dasar : Dapat menerangkan ciri utama dan cara hidup jasad hidup golongan jamur Indikator : Mhs dapat menerangkan ciri-ciri utama dari jamur, meliputi: 1. Morfologi dan klasifikasi 2. Habitat dan penyebaran ekologi 3. Cara hidup dan peran ekologi 4. Memberi contoh jamur-jamur yang penting secara ekonomi Sub Materi Pokok : 1. Morfologi dan klasifikasi 2. Habitat dan penyebaran ekologi 3. Cara hidup dan peran ekologi 4. Pemanfaatan jamur di bidang pertanian Sumber bahan / Bacaan : 1. Pelczar, MJ. & Chan, ECS. 1986. Dasar dasar mikrobiologi, hal 183-194 2. Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar dasar mikrobiologi 3. Berbagai sumber internet PENGERTIAN Istilah fungi atau jamur menyatakan secara umum nama sekelompok jasad hidup yang dicirikan oleh beberapa karakteristik tertentu (lihat di bawah). Anggota kelompok jamur ini dengan ciri-ciri yang lebih khusus yakni berupa plasma dengan banyak inti tetapi tanpa dinding dikenal sebagai jamur lendir; tubuhnya hanya terdiri dari sel tunggal dikenal sebagai yeast (khamir); tubuhnya serupa benang atau filamen dikenal dengn nama mold (jamur benang atau kapang); sedangkan jamur dengan tubuh buah yang besar dikenal sebagai mushroom (cendawan). Dalam pembahasan di bidang mikrobiologi, maka yang termasuk jamur protista adalah jamur selain mushroom (basidio-mycetes), yang bisanya berukuran makroskopik. Bahan-Ajar/ Bab 3-2/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi GAMBARAN UMUM Koloni jamur terdiri dari filamen yang bercabang-cabang, filamen serupa tabung yang tertutup oleh dinding sel kaku. Filamen yang disebut hifa (tunggal). Massa hifa disebut miselium, membentuk talus, atau tubuh dari jamur yang khas. Beberapa jamur, terutama ragi, tidak membentuk miselium tetapi tumbuh sebagai sel-sel individual. Miselium tumbuh dengan memanfaatkan nutrisi dari lingkungan dan, setelah mencapai tahap kemata- ngan tertentu mem bentuk - baik secara langsung atau dalam tubuh buah khusus - sel reproduksi yang disebut spora. Spora dilepaskan dan disebarkan baik secara pasif atau aktif, dan jika kemudian menemukan substrat yang cocok, spora berkecambah dan mengembang-kan hifa yang tumbuh ber cabang berulang kali, dan menjadi miselium dari individu baru. Pertumbuhan jamur terutama terbatas pada ujung hifa. Ujung tumbuh pada akhirnya melahirkan cabang dan seterusnya membentuk jaring hifa. Semua bagian hidup dari talus berpotensi untuk tumbuh. Jika sepotong kecil miselium ditempatkan di bawah kondisi yang menguntungkan untuk partum- buhan, akan berkembang menjadi talus baru, bahkan jika tidak ada ujung yang berkembang atau bagian itu terpotong. Semua struktur jamur tersusun dari hifa atau bagian dari hifa, yang dibangun seluruhnya dari filamen mikroskopik yang saling terjalin secara rumit. ARTI PENTING JAMUR Jamur merupakan jasad hidup yang sangat berperan pada berbagai daur materi atau bahan di alam.. Dengan sifat dan cara hidupnya yang heterotrof, menggunakan senyawa organic (mati) sebagai sumber nutrisinya, jamur hidup secara saprofitk, sehingga di alam mereka berperan terutama sebagai dekomposer (pengurai) sisa-sisa kehidupan (tumbuhan, binatang termasuk manusia) menjadi bahan atau senyawa atau unsur yang lebih sederhana, yang dikembalikan ke tanah. Fungsi ini menjadikan tanah lebih subur bagi tanaman. Kemampuan saprofitik ini juga telah dimanfaatkan dalam berbagai industri. Sebagai contoh pada industri fermentasi, antibiotika ataupun industri makanan, seperti tempe, oncom dan lainnya. Namun pada keadaan tertentu, jamur, dengan kemampuannya untuk merombak bahan organic tersebut, misalnya pada berbagai perabotan rumah tangga yang terbuat dari kayu, dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi manusia. Kemampuan jamur untuk menyerang jasad hidup lainnya
  • 2. 29 (tumbuhan dan binatang) dapat menimbulkan penyakit. Pada keadaan ini jamur beralih sifat menjadi parasit. Misalnya telah diketahui, jamur menyebabkan berbagai penyakit pada manusia – di antaranya, kutu air dan kurap, kandidiasis dan aspergillosis, histoplasmosis dan coccidioido-mycosis. Jamur embun jelaga merusak pakaian dan makanan. Demikian juga kini banyak ditemukan species jamur yang menjadi patogen tanaman pertanian dengan tingkat kerugian yang besar. Bangsa kuno akrab dengan kerusakan akibat jamur dalam pertanian tetapi penyebab penyakitnya dihubungkan dengan akibat dari murka-nya para dewa mereka. Bangsa Romawi bahkan menetapkan dewa tertentu, Robigus, sebagai dewa karat (penyebab penyakit karat pada gandum), dan dalam upaya untuk meredam kemarahan dewa Robigus, mereka menyelenggarakan festival tahunan Robigalia. Dalam sejarah dicatat bahwa pada tahun 1845-an penyakit late-blight yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans yang merusak tanaman kentang telah mengakibatkan kelaparan, yang diikuti oleh pristiwa imigrasi besar-besaran penduduk Inrandia ke benua Amerika. Namun demikian, terdapat kelompok jamur yang justeru dapat berperan sebagai antagonis bagi jamur pathogen tersebut, sebagaimana telah banyak dikembangkan pada akhir-akhir ini. Trichoderma spp. Misalnya dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati terhadap jamur-jamur pathogen tanaman. Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa jamur berperan sebagai penyeimbang antara sintesa bahan oleh alam (tumbuhan) dengan dekomposisinya menjadi unsur-unsur dasar semula. Secara ringkas dikatakan, bagi manusia, binatang atau tumbuhan, jamur dapat ī‚§ merugikan, yaitu sebagai penyebab penyakit (patogen), dan ī‚§ menguntungkan, yaitu sebagai antagonis (contoh: Trichoderma spp.) terhadap jasad hidup yang lain (bakteri, jamur) yang patogenik terhadap tumbuhan; sebagai simbion yang menguntungkan tanaman (contohnya jamur-jamur mikoriza); atau juga banyak jenis yang telah dimanfaatkan dalam industri makanan, bahan dan obat-obatan (sebagai contoh: Saccharomyces cerevisiae pada industri minuman Rhizopus stolonifer dan R. oryzae pada pembuatan tempe, dan Penicillium notatum penghasil antibiotika penisilin). CIRI-CIRI UTAMA īž Secara morfologi terdapat variasi yang sangat luas dari bentuk, ukuran, warna dan cara tumbuh, yang tergantung pada species jamurnya dan lingkungan tempat hidupnya. īž Secara umum tubuh (tallus) jamur ada yang hanya berupa plasma tanpa dinding (seperti pada jamur lendir, Plasmodium); terdiri dari satu sel (uniseluler) dengan beragam bentuk seperti: bulat elip, seperti buah peer atau jeruk (kelompok yeast, khamir); atau seperti filament atau benang yang memanjang dan bercabang-cabang (dikenal sebagai hifa). īž Jamur mempunyai inti sejati (eukariotik), dengan jumlah yang bervariasi dalam setiap selnya. Ada yang hanya mempunyai satu inti misalnya pada khamir, namun ada yang mempunyai lebih dari satu inti, bahkan ada yang mempunyai banyak inti, misalnya pada sel tipe konositik pada Phycomycetes. īž Hifa berbentuk seperti pipa (tabung panjang) berongga, di dalamnya berisi cairan sitoplasma, dengan senyawa khitin, khitosan, glucan dan manan sebagai penyusun dinding sel-nya. īž Terdapat dua tipe hifa, pertama tanpa sekat (aseptate) dengan banyak inti (multiseluler) yang disebut konositik (coenocyte)), dan kedua bersekat (ber-septate) yang membagi hifa menjadi ruas atau ruang dengan satu, dua atau beberapa inti. Sekat (septa) dimaksud mempunyai pori atau lubang yang memungkinkan pergerakan inti atau cairan dari satu ruang (ruas) ke ruang sel lainnya. Setiap ruang tersebut dapat diartikan sebagai sebuah sel. (Gambar 4.1).
  • 3. 30 īž Umumnya hifa tumbuh terpisah-pisah, namun dalam keadaan tertentu massa hifa ini terjalin sangat kompak namun tidak ada diferensiasi (pemisahan fungsi) membentuk jaringan (organ) khusus. Kumpulan atau massa hifa disebut miselium. Miselium dibedakan sebagai miselium somatik atau vegetatif dengan fungsi utama mencari nutrisi, biasanya tumbuh masuk ke dalam medium/substrat; dan miselium reproduktif (generatif) yang berfungsi sebagai pembentuk spora dan biasanya tumbuh ke atas (udara). (Gambar 4.2) Gambar 4.2. Daur hidup dan perbedaan fungsi hifa vegetative dan hifa reproduktif īž Jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis. Jamur merupakan organisme heterotrof yang menggunakan berbagai senyawa organic (mati) setelah mencernanya di luar tubuhnya. Jamur mengambil nutrisinya dengan cara menyerap (absorpsi) zat makanannya. īž Jamur mempunyai fase perkembangan Aseksual dan fase perkembangan seksual (Gambar 4.3), sehingga dalam kehidupan yang sempurna jamur memperbanyak diri melalui proses aseksual dan seksual. Secara ASEKSUAL (tak-kawin) atau secara vegetatif. Ini antara lain terjadi melalui: 1. Pembelahan sel secara biner, misalnya pada khamir. 2. Fragmentasi hifa, dimana setiap potongan hifa kemudian dapat tumbuh berkembang menjadi individu baru, 3. Pertunasan (budding), yaitu sel membentuk tunas yang kemudian dilepas sebagai satu individu baru atau sebuah spora (blastospora), 4. Pembentukan spora aseksual sebagai hasil, segmentasi (pemisahan) ujung hifa; sel-selnya membulat dan melepaskan diri sebagai spora. Gambar 4.3. Fase reproduksi seksual dan aseksual dalam daur hidup jamur Rhizopus spp.
  • 4. 31 Contoh tipe-tipe spora aseksual: (Gambar 4.4) 1. Blastospora, merupakan tunas atau kuncup pada sel-sel khamir yang berperan sebagai spora. Contoh pada Khamir. 2. Sporangiospora, adalah spora bersel tunggal yang terbentuk sebagai hasil dari pembagian protoplasma dalam suatu sel, dimana masing-masing mempunyai membrane dan inti sendiri. Sel tempat terbentuknya spora tersebut disebut sporangium (kantung spora) dan sporanya disebut sporangiospora. Ada dua tipe sporangiospora, yaitu: Aplanospora adalah sporangiospora tak-bergerak Contoh, pada genus Mucor dan Rhizopus; dan Zoospora adalah sporangiospora yang dapat bergerak (motil), contoh pada genus Pythium dan Saprolegnia. 3. Oidium atau arthrospora. Spora ini bersel satu hasil dari terputusnya sel- sel hifa. Contoh pada Geotrichum sp. 4. Konidiospora atau konidium. Spora ini dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa sebagai hasil dari pembelahan ujung-ujung atau bagian sisi hifa tersebut. Ada yang bersel tunggal (mikrokonidium) dan bersel lebih dari satu (makrokonidium). Hifa pendukung konidia disebut kanidiofor; ada yang pendek ada yang panjang; ada yang sederhana namun ada juga yang bercabang-cabang (Gambar 4.5); ada yang terpisah-pisah dan ada yang terikat satu dengan lainnya. Himpunan konidiofor dapat berbentuk seperti piknidium, aservulus, sporodokium atau sinema (Gambar 4.5). Contoh jamurnya adalah pada hamprr semua anggota kelas Ascomycetes dan Deuteromycetes. 5. Klamidospora, yaitu pembulatan dan penebalan dinding sel pada hifa vegetatif. Contoh: klamidospora. pada Fusarium spp. Bahan-Ajar/ Bab 3-2/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi Gambar 4.4. Beberapa tipe spora aseksual
  • 5. 32 Secara SEKSUAL ī‚ˇ Cara ini dilakukan melalui penggabungan atau fusi dua bagian hifa (yang berfungsi sebagai gamet+ dan gamet−) dengan proses plasmogami, karyogami, meiosis dan pemisahan, kemudian diikuti dengan terbentuknya spora seksual. ī‚ˇ Contoh spora seksual yang dihasilkan adalah: 1. oospora, adalah spora yang merupakan hasil pembuahan sel betina dalam struktur yang disebut oogonium oleh gamet jantan dalam anteredium. Dalam oogonium berisi satu atau lebih oosfer hasil pembuahan (Gambar 4.6). 2. zigospora, adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa (gametangia) yang secara seksual serasi melebur (Gambar 4.6 dan lihat Gambar 4.3) 3. askuspora, Spora bersel satu, terbentuk dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam satu askus biasanya ada 8 askuspora (Gambar 4.7) 4. basidiospora. Spora bersel satu ini terbentuk pada suatu struktur yang disebut basidium (Gambar 4.8)
  • 6. 33 HABITAT DAN PENYEBARAN Keberadaan jamur dapat ditemukan di banyak tempat dan tersebar luas di alam. Jamur ada dimana-mana dalam jumlah yang sangat besar - dalam tanah dan udara, di danau, sungai, dan laut, dan dalam tumbuhan dan hewan, dalam makanan dan pakaian, dan dalam tubuh manusia. Secara umum, jamur ada pada jumlah yang sangat banyak di habitat lembab di mana bahan organik berlimpah. Terdapat jenis yang tersebar sangat luas (kosmopolitan), seperti Rhizopus sp., Aspergillus sp., tetapi banyak juga yang ditemukan hanya pada habitat yang khusus, seperti Candida sp. penyebab dermatitis pada kulit manusia. Umumnya jamur tersebar terutama dengan spora. CARA HIDUP DAN PERAN EKOLOGI Jamur dapat hidup bebas di tanah atau air, atau membentuk hubungan parasit atau simbiosis dengan tanaman atau hewan. Jamur yang hidup bebas dikenal juga sebagai organisme saprobe yang hidup dari mencerna ‘sampah’ organisme yang lainnya, sehingga dikenal sebagai organisme pengurai (decomposers) utama di alam. Terdapat sejumlah species yang hidup secara saprofitik dengan menggunakan bahan organik sebagai substrat (food base, makanan pokok)- nya, sebagian lagi hidup bersimbiosis baik secara efifitik atau secara parasitik (obligat) dengan organisme hidup lainnya untuk mendapatkan nutrisi, dan sebagian lainnya mempunyai cara hidup berkisar dari kedua cara di atas. KLASIFIKASI Pada saat ini lebih dari 55 ribu species jamur yang telah dikenal, namun masih lebih banyak lagi yang belum dapat diidentifikasi. Tergantung system yang diikuti, jamur dapat ditempatkan sebagai anggota dari Plantae atau sebagai golongan tersendiri. Mula-mula memang jamur digolongkan dalam Plantae, divisi Mycota, namun kemudian karena tidak ber- klorofil dan tidak mempunyai akar, batang dan daun, maka jamur kemudian dikelompokkan pada Kingdom tersendiri. Secara umum jamur berdasarkan karakter tubuhnya dibagi menjadi: 1. jamur yang berciri tubuh berupa plasma (plasmodium) yang dikelompokkan dalam divisi: Myxomycota dengan kelas utama: Myxomycetes (Jamur Lendir); dan 2. jamur yang berciri tubuh bersel, baik tunggal atau benbentuk benang atau filament, yang dikelompokkan dalam divisi: Eumycota (jamur sejati). Penggolongan Eumycota lebih lanjut dalam kelompok terutama didasarkan pada ciri-ciri spora (aseksual dan seksual) dan tubuh buah yang dibentuk selama tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Jamur yang diketahui tingkat seksualnya disebut Fungi perpect (jamur sempurna). Sementara itu, jamur yang belum diketahui perkembangan seksualnya dikelompokkan sebagai jamur imperfek (tak-sempurna). Untuk ini, semua jamur yang belum diketahui tahap seksualnya itu dimasukkan dalam kelas khusus, Deuteromycetes atau Fungi Imperpecti. Berdasarkan hal itu, secara umum jamur sejati dikelompokkan dalam kelas: Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deutero-mycetes, dengan ciri seperti pada Table 3.1. berikut. Tabel 3.1 Ciri utama dari jamur anggota kelas Pycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Ciri-ciri Phycomycetes Ascomycetes Basidiomycetes Deuteromycetes Hifa Aseptat atau konositik Septat Septat Septat Spora Aseksual Sporangiospora Konidia Konidia Blastospora Konidia Konodia Klamidospora Arthrospora Spora Seksual Oospora Zigospora Askuspora Askokarp: ī‚§ Askus bugil ī‚§ Apotesium, ī‚§ Peritesium, ī‚§ kleistotesium Basidiospora Tidak diketahui Habitat alami Air, tanah, binatang Tanah, tumbuhan, binatang Tanah, tumbuhan Tanah, tumbuhan, hewan
  • 7. 34 CIRI KELAS, PERAN DAN PEMANFAATAN Kelas Phycomycetes ī‚ˇ Dikenal sebagai jamur tingkat rendah karena dianggap masih ‘primitif’ dalam tingkat evolusinya. ī‚ˇ Sangat heterogen, sehingga dibagi lebih lanjut dalam 6 subkelas. ī‚ˇ Ciri yang khas dari kelas ini adalah miseliumnya tidak berseptat dan berinti banyak (tipe konositik; multinukleat). ī‚ˇ Mempunyai talus yang berkembang baik. Hifa fertile menghasilkan sporangium di ujung sporangiofor. Pada Rhizopus terdapat hifa seperti akar pendek bercabang yang disebut rizoid (lihat Gambar 4.3). ī‚ˇ Anggota kelas ini tersebar luas, sebagai penghuni air, tanah basah atau lembab sampai dengan habitat yang relative kering. ī‚ˇ Beberapa anggotanya merupakan penimbul masalah bagi manusia. Sebagai contoh jamur penyebab penyakit pada ikan: Saproglenia sp.; penyakit pada tanaman pertanian: Pythium debaryanum., Phytophthora infestans, Plasmopora viticola, Sclerospora maydis; penyebab kerusakan bahan pangan: jamur Mucor mucedo dan Rhizopus stolonifer. Namun terdapat juga yang bermanfaat bagi manusia, contohnya: jamur Rhizopus oryzae dalam pembuatan tempe kedelai; atau jamur Glomales sebagai pembentuk mikoriza yang membantu tanaman dalam penyerapan fosfor dan unsur hara lainnya. Kelas Ascomycetes ī‚ˇ Anggotanya dicirikan oleh pembentukan askus tempat dihasilkannya askuspora. Beberapa membentuk tubuh buah atau askokarp (lihat Gambar 4.7). ī‚ˇ Ada anggota yang tubuhnya berupa sel tunggal (khamir) dengan reproduksi melalui pembelahan biner melintang dan/atau dengan budding (bertunas). Yang lain, tubuhnya berupa filament dengan hifa yang bersekat. Kelompok ini adalah pembentuk konidiospora dalam jumlah besar. ī‚ˇ Kebanyakan hidup saprofitik, dan lainnya sebagai parasit. ī‚ˇ Banyak anggota kelas ini adalah penyebab penyakit penting pada tanaman pertanian. Antara lain: Ceratocyctis paradoxa, penyebab penyakit perdarahan pada kelapa; Nectria spp. penyebab kanker pada batang berbagai jenis tanaman; Microcyclus ulei penyebab gugur daun karet; Capnodium sp. penyebab embun jelaga pada banyak tumbuhan. ī‚ˇ Perusak bahan makanan, antara lain adalah Aspergillus spp. ī‚ˇ Penyebab penyakit pada manusia, contohnya adalah Candida spp. penyebab dermatitis dan keputihan. ī‚ˇ Anggota yang bermanfaat adalah khamir Saccharomyces cerevisiae, Candida sp. dan Hansenula sp. untuk pembuatan minuman. Penicillium notatum penghasil antibiotika penisilin. Penicillium roquesforti dan P camemberti untuk pembuatan keju, Neurospora sitophila dan Monilia sitophila dikenal sebagai jamur oncom. Kelas Basidiomycetes ī‚ˇ Dicirikan oleh adanya basidiospora yang dibentuk pada basidium (lihat Gambar 4.8). ī‚ˇ Anggota kelas ini kebanyakan antara lain cendawan (mushroom) menghasilkan badan buah yang berukuran makroskopik, ī‚ˇ Tersebar utamanya di daerah lembab, seperti hutan tropis. ī‚ˇ Beberapa species anggotanya telah dibudidayakan, seperti jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia auricula), jamur kerang (Pleurotus ostreatus) dan Champignon (Agaricus campestris). ī‚ˇ Banyak speciesnya yang menjadi penyebab penyakit tanaman, seperti Puccinia graminis (serealia), Ustilago maydis (jagung), Exobasidium vexans (cacar daun teh), Hemileia vastatrix (kopi), dan Ganoderma sp. (karet, kelapa sawit). ī‚ˇ Berbagai genusnya juga diketahui sebagai jamur yang bersimbiosis membentuk ektomikoriza dengan pohon hutan. Kelas Deuteromycetes ī‚ˇ Meliputi jamur yang tidak mempunyai daur hidup yang lengkap (fungi imperct), yaitu karena belum diketahui mempunyai fase reproduksi seksual-nya. Berhifa septet, sehingga kemungkinan mereka adalah anggota Ascomycetes. ī‚ˇ Tersebar sangat luas menggunakan konidia dengan berbagai tipenya (lihat Gambar 4.5). ī‚ˇ Sebagian besar menjadi penyebab penyakit baik pada manusia, ternak dan tumbuhan. Contoh penyebab penyakit tanaman adalah: Phyllosticta sp. (penyebab gugur daun cengkeh); Colletotrichum spp. (hawar buah cabai);
  • 8. 35 Pestalotsia spp., Verticillium spp., Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, Alternaria solani dan Sclerotium rolfsii (penyebab berbagai jenis penyakit pada banyak jenis tanaman); ī‚ˇ Beberapa anggota genus seperti Trichoderma dan Glyocladium kini banyak digunakan untuk pengendalian jamur patogenik pada tumbuhan. KHAMIR (YEAST, Ragi) Kata ‘ragi’ digunakan biasanya untuk menyebut bahan yang digunakan dalam pembuatan berbagai jenis maknan atau minuman, seperti tempe, oncon, tape, roti, anggur, bir, brem, kecap dan lainnya. Ragi untuk tempe terdiri atas beberapa jenis jamur dari genus Rhizopus dan Mucor; keduanya masuk kelas Phycomycetes. Ragi untuk oncom terutama adalah terdiri dari Neurospora sitophila dan Monilia sitophila (Ascomycetes). Untuk pembuatan tape biasanya digunakan ragi yang merupakan campuran species dari genus Aspergillus, dan khamir dari genus Saccharomyces, genus Candida, genus Hansenula yang bekerja secara sinergistik. Sebagai contoh Aspergillus sp. menyederhanakan pati (amilum) menjadi gula; sedangkan khamir: Saccharomyces, Candida dan Hansenula bekerja mengurai gula menjadi alcohol dan senyawa organic lainnya. Pada kondisi tertentu jika ada bakteri Acetobacter sp. yang terikut (sebagai kontaminan) maka biasanya alcohol akan diubahnya menjadi asam cuka. Pada ragi murni untuk pembuatan minuman, seperti wine (anggur) biasanya hanya ada satu species khamir yaitu Saccharomyces cerevisiase. Umumnya khamir berbentuk uniseluler (terdiri atas satu sel), namun pada kondisi tertentu dapat membentuk untaian sel seperti hifa (pseudo-mycelium). Khamir memperbanyak diri secara aseksual dengan pembelahan sel dan budding; dan secara seksual dengan membentuk ascuspora (Gambar 4.9). Gambar 4.9 Bentuk dan pola pertunasan sel khamir SOAL LATIHAN 1. Sebutkan ciri-ciri jamur! 2. Sebutkan kelas jamur sejati dan sifat-sifat apa yang berbeda di antara mereka? 3. Jamur dari kelas manakah yang tergolong mikroba? 4. Jamur tidak mempunyai khlorofil, bagaimanakah cara mereka memper- oleh makanannya? 5. Jamur dapat hidup secara saprofit dan parasit. Jelaskan perbedaan keduanya! 6. Sebutkan ciri jamur yang dikelompokkan dalam kelas Deueromycetes! 7. Sebutkan cara jamur memperbanyak diri! 8. Ada beberapa macam spora seksual dan aseksual. Sebutkan dan berikan contoh jamurnya! 9. Apa beda antara genus Mucor dan Rhizopus! 10. Apa manfaat jamur bagi manusia! 11. Sebutkan lima jenis jamur yang dapat menim,bulkan penyakit pada tumbuhan dan pada manusia! 12. Apa yang dimaksud dengan ragi? 13. Contohkan beberapa jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan alcohol!