Begg, ririen eka dinyati, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical decision making employer responsibilitis and employee rights, universitas mercu buana
BEGG, Ririen Eka Dinyati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethical decision making employer responsibilitis and employee rights, Universitas Mercu Buana
Similar to Begg, ririen eka dinyati, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical decision making employer responsibilitis and employee rights, universitas mercu buana
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ethi...Muhammad Nur Cholish
Similar to Begg, ririen eka dinyati, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical decision making employer responsibilitis and employee rights, universitas mercu buana (20)
Begg, ririen eka dinyati, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical decision making employer responsibilitis and employee rights, universitas mercu buana
1. Nama : Ririen Eka Dinyati
NIM : 55116120156
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Ethical Decision Making Employer Responsibilitis and Employee Rights
FORUM 6
Jelaskan apa saja stakeholder dimaksud dan bagaimana cara menjaga norma etika bisnis yang
baik sesuai dengan budaya dan etika Bangsa Indonesia.
Stakeholder yang dimaksud dalam perusahaan dapat terdiri dari :
1. Pengusaha (Pemegang Saham) yang sehari-hari diwakili manajemen.
2. Para pekerja dan serikat pekerja.
3. Para pengusaha Pemasok.
4. Masyarakat (konsumen).
5. Perusahaan Pengguna.
6. Masyarakat sekitar.
7. Pemerintah.
Cara menjaga norma etika bisnis yang baik dan sesuai dengan budaya dan etika Bangsa
Indonesia dengan penerapan norma sebagai berikut :
1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam
organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Parakaryawan akan bekerja sesuai
dengan kebijakan dan prosedur perusahaan/organisasi.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan
yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dan sikap mental individual biasanya
berasal dari keluarga, agama, dan sekolah. Sebagaiman lain yang menentukan etika
perilaku adalah pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan
perusahaan sangat penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi
pemahaman tentang etika perilaku.
QUIZ 6
Kewajiban perusahaan terhadap karyawan
Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
Diskriminasi dalam konteks perusahaan bila beberapa karyawan diperlakukan dengan
cara berbeda, karena alasan yang tidak relevan. Biasanya alasan itu berakar dalam
2. suatu stereotip terhadap ras, agama, atau jenis kelamin bersangkutan. Praktek
diskriminasi bertentangan dengan keadilan, khususnya keadilan distributif. Keadilan
distributif menuntut bahwa kita memmperlakukan semua orang dengan cara yang
sama, selama tidak ada alasan khusus untuk memperlakukan mereka dengan cara
yang berbeda.
Implementasinya adalah pada perekrutan karyawan tidak melakukan pembedaan
berdasarkan agama dan agama. Dan pada praktek dalam kerja tidak mengkotakkan
diantara ras, agama maupun jenis kelamin. Semua karyawan dihargai sama.
Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
Tempat kerja dianggap sehat bila bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan
atau penyakit sebagai akibat kondisi kurang baik di tempat kerja. Perusahaan selalu
wajib berupaya agar risiko bagi pekerja seminimal mungkin
Implementasinya pada perusahaan adalah penerapan BPJS atau Asuransi bagi
karyawan
Kewajiban memberi gaji yang adil
Pandangan liberalistis dikemukakan dari sudut pandang perusahaan yaitu yang
berprestasi diberi gaji besar, yang berprestasi rendah hanya diberi gaji yang setimpal.
Pandangan sosialistis dikemukakan dari sudut pandang pekerja yaitu bahwa gaji baru
adil bila sesuai dengan kebutuhan si pekerja beserta keluarga.
Implementasi, penggajian disesuaikan berdasarkan tingkatan pendidikan, jabatan dan
pengalaman.
Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan dengan semena-mena
Karyawan diberhentikan karena alasan yang tepat, apakah karena kondisi ekonomi
atau terdapat kesalahan dari karyawan itu sendiri.
Kewajiban karyawan terhadap perusahaan
Tiga kewajiban karyawan yang penting
1. Kewajiban ketaatan
Implementasinya, karyawan harus mentaati peratuan yang sudah ditetapkan dalam
perusahaannya, misalnya ketaatan pada jam kehadiran kantor.
2. Kewajiban konfidensialitas
Adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat konfidensial – dan
karena itu rahasia – yang telah diperoleh dengan menjalankan suatu profesi. Dalam
konteks perusahaan juga konfidensialitas bisa memegang peranan penting. Karena
seseorang bekerja pada suatu perusahaan, bisa saja ia mempunyai akses kepada
informasi rahasia. Adalah sangat tidak etis jika seseorang pindah kerja sambil
membawa rahasia perusahaan ke perusahaan baru supaya mendapat gaji lebih tinggi.
Karena ada kerahasiaan ini, industrial espionage pun harus dianggap tidak etis. Alasan
utama etika yang mendasari kewajiban ini adalah bahwa perusahaan menjadi pemilik
3. informasi rahasia itu. Membuka informasi rahasia sama dengan mencuri. Alasan lain
adalah bahwa membuka rahasia perusahaan bertentangan dengan etika pasar bebas –
mampu mengganggu kompetisi bisnis yang fair.
Implementasinya,seorang akuntan pada perusahaan tidak boleh membocorkan laporan
keuangan perusahaan kepada pihak lain. Semua data keuangan dan transaksi tidak
bisa dibagikan keluar
3. Kewajiban loyalitas
Dengan mulai bekerja di suatu perusahaan, karyawan harus mendukung tujuan-tujuan
perusahaan, karena sebagai karyawan ia melibatkan diri untuk turut merealisasikan
tujuan-tujuan tersebut, dan karena itu pula ia harus menghindari segala sesuatu yang
bertentangan dengannya.
Implementasinya, pada saat perusahaan terjebak dalam masalah pajak, karyawan
menghadapi masalah dan menyelesaikan hingga masalah tersebut selesai.
Melaporkan kesalahan perusahaan
Dalam etika bisnis berbahasa inggris masalah ini dikenal sebagai whistle blowing.
Sering digunakan dalam arti kiasan: membuat keributan untuk menarik perhatian
orang banyak. Pelaporan bisa dibenarkan secara moral, bila lima syarat berikut ini
terpenuhi:
- Kesalahan perusahaan harus besar
Kesalahan perusahaan adalah besar, jika menyebabkan kerugian yang tidak perlu
untuk pihak ketiga (selain perusahaan dan si pelapor). Kesalahan bisa dianggap
besar juga, bila terjadi pelanggaran hak-hak asasi manusia. Kesalahan dinilai
besar, bila dilakuukan kegiatan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan.
- Pelaporan harus didukung oleh fakta yang jelas dan benar.
- Pelaporan harus dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kerugian bagi
pihak ketiga, bukan karena motif lain
- Penyelesaian masalah secara internal harus dilakukan dulu, sebelum kesalahan
perusahaan dibawa ke luar.
- Harus ada kemungkinan nyata bahwa pelaporan kesalahan akan mencatat sukses.
Whistle Blowing adalah masalah etis yang tidak enak untuk semua pihak yang
tersangkut. Untuk bisnis, pelaporan akan membawa banyak kerugian, secara material
maupun moral. Sebab, nama baik merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap
perusahaan. Untuk si pelapor juga, whistle blowing adalah langkah yang diambil
dengan berat hati. Ia melakukannya semata-mata terdorong oleh hati nuraninya dan
sebetulnya sangat ingin menyesalkan akibat negatif bagi perusahaan.