Tiga kalimat:
Stakeholder organisasi bisnis terdiri dari internal dan eksternal, yang harus dikelola dengan baik agar tujuan organisasi tercapai. Semua stakeholder tunduk pada etika dan norma tertulis maupun tidak tertulis yang menjadi landasan hubungan kerja. Menjaga etika stakeholder dapat dilakukan dengan pemahaman bersama, pedoman bersama, serta sistem reward dan punishment yang jelas.
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
MENJAGA HUBUNGAN STAKEHOLDER
1. MENJAGA NORMA DAN ETIKA BISNIS STAKEHOLDER ORGANISASI
Wildan Karim Angga Perbata
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara
keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap
perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan
sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti yang diungkapkan oleh Budimanta dkk,
2008 yaitu mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan.
Secara garis besar, stakeholder ini bisa dibedakan menjadi dua, stakeholder internal dan
stakeholder eksternal. Stakeholder internaldiantaranya: Pemegang saham, manajemen dan top
executive, karyawana dan keluarga karyawan. Sedangkan Stakeholder external diantaranya:
Konsumen, distributor, supplier, Bank, pemerintah, pesaing dan lain sebagainya.
Mengelola stakeholder dalam organisasi bisnis berarti mampu memberdayakan dan
menjadikan semua stakholder sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan organisasi. Sebagai
contoh adalah walaupun pesaing, namun jika informasi mengenai pesaing tersebut bisa dikelola
dengan baik, hal tersebut bisa dijadikan sebagi referensi pengembangan produk dan layanan
bagi perusahaan. Karyawan sudah pasti harus dikelola dengan baik supaya mendapatkan bisnis
yang mampu bertahan secara jangka panjang.
Secara etika, semua stakeholder tersebut memiliki aturan baik tertulis maupun tidak tertulis.
Aturan tertuis bisa dilihat misalkan dari peraturan perusahaan, perauran pemerinta dan
perundang-undangan, perjanjian kerja sama dan lain sebagainya. Sednagkan aturan tidak
tertulis sifatnya lebih banyak dan lebih kepada kesamaan nilai-nilai yang dianut oleh manusia
khususnya setiap stakeholder seperti norma, adat, budaya. Keduanya menjadi etika yang
menjadi landasan dalam menjalin hubungan dan bekerja dalam sebuah organisasi bisnis. Jika
bisnis ingin bertahan, maka aturan dan etika tersbut harus dijaga oleh setiap stakehilder. Jika
salah satu stakeholder melanggar etika, keberlangsungan bisnis hanya akan menjadi angan-
angan saja.
Menjaga etika dan norma bagi setiap stakeholder bisa dilakukan melalui beberapa cara:
1. Adanya pemahaman dan pola fikir yang sama mengenai etika oleh setiap stakeholder, jika
hal ini terjadi maka masing-masing akan bertindak sesuai dengan koridor masing-masing.
2. 2. Norma dan etika tersebut lebih baik lagi diatur dalam sistem dan menjadi patokan bersama
bagi semua stakeholder, misalkan bukan hanya sekedar peraturana perusahaan saja, namun
pedoman etika dan good governance perusahaan.
3. Saling mengingatkan dan tegaknya sistem reward dan punishment. Mau tidak mau, setiap
stakeholder atau manusia menjadi bagian dari setiap sub sistem dalam organisasi, sehingga
untuk mengikat mereka dalam sebuah aturan yang jelas harus diterapkan juga sistem reward
dan punishment yang jelas. Sehingg beda antara orang yang berprestais dan tidak.
Terima kasih.
3. KEWAJIBAN KARYAWAN TERHADAP PERUSAHAAN DAN KEWAJIBAN
PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN
Setidaknya ada tiga kewajiban karyawan terhadapa perusahaan yaitu: kewajiban ketaatan,
kewajiban konfidensialitas dan kewajiban loyalitas.
1. Kewajiban Ketaatan
Karyawan harus taat kepada atasannya diperusahaan khususnya dalam kaitannya dengan
pekerjaan diperusahaan. Tetapi walau begitu :
Karyawan tidak perlu dan malah tidak boleh mematuhi perintah yang menyuruh dia
melakukan sesuatu yang tidak bermoral. Misalnya : penipuan, membunuh musuh dll.
Karyawan tidak wajib mematuhi perintah yang tidak wajar yaitu perintah yang tidak
diberikan demi kepentingan perusahaan. Contoh : menyuruh bawahan merenovasi
rumah atasan
Karyawan tidak perlu mematuhi perintah yang tidak sesuai job discription
Contoh ketaatan karyawan kepada perusahaan adalah ketika karyawan tersbeut diminta untuk
rotasi atau mutasi maka karyawan tersebut tidak boleh menolak.
Atau contoh lain yang paling mudah adalah, semua perusahaan pasti memiliki Standar
Operational Procesure (SOP) di masing-masing unit kerja, SOP ini harus dijalankan sesuai
dengan kesepakatan bersama inilah bentuk ketaatan karyawan terhadap perusahaan.
2. Kewajiban Konfidensialitas
Yaitu kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat rahasia yang telah diperoleh dengan
menjalankan suatu profesi. Contoh : dokter, psikolog, pengacara, pendeta, ulama, akuntan.
Kewajiban kerahasiaan tidak saja berlaku selama karyawan bekerja di perusahaan, tetapi
berlangsung terus setelah ia pindah kerja. Yang termasuk rahasia perusahaan contohnya teknik
memroduksi suatu produk, contoh: program komputer, kenangan perusahaan, hasil penelitian
dll.
Contoh kewajiban konfidential di perusahaan saya adalah, teknik pricing, data dan gaji
karyawan, dll
3. Kewajiban Loyalitas
4. Kewajiban loyalitas merupakan konsekuensi dari status seseorang sebagai karyawan
perusahaan. Karyawan harus mendukung tujuan-tujuan perusahaan, karena sebagai karyawan
ia melibatkan diri untuk turut merealisasikan tujuan-tujuan tersebut, ia harus menghindari apa
yang bisa merugikan kepentingan perusahaan. Karyawan tersebut berarti melakukan kewajiban
loyalitas.
Contoh loyalitas di perusahaan saya adalah jika ada barang promosi, loyalitas karyawqan
dipertaruhkan, antara memborong barang promosi itu dan dijual ke konsumen lain mislakan
warung eceran atau tetap menjaga stabilitas stok barang promosi supaya tidak mengecewakan
konsumen perusahaan.
Sedangkan kewajiban perusahaan terhadap karyawannya dianataranya:
1. Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
Diskriminasi merupakan tindakan membeda-bedkan perilaku terhadap satu orang dengan
orang lainnya. Diskriminasi timbul biasanya disertai dengan alasan yang tidak relevan. Contoh
diskriminasi membedakan perlakuan terhadap anggota tim berdasarkan suku, ras dan agama.
2. Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman, bebas dari resiko terjadinya
kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati. Hampir semua negara
modern mempunyai peraturan hukum guna melindungi keselamatan dan kesehatan kaum
pekerja. Dalam hal ini peraturan hukum disemua negara belum tentu sama dan belum tentu
memuaskan. Terlepas dari aturan hukum para ajikan tidak bebas dari kewajiban tetapi terikat
dengan alasan-alasan etika.
Keselamatan dan kesehatan pekerja tidak pernah boleh dikorbankan untuk kepentingan
ekonomis. Resiko memang tidak selalu bisa dihindari, tetapi harus dibatasi sampai seminimal
mungkin, walaupun upaya itu bisa mengakibatkan biaya produksi bertambah. Selain itu si
pekerja harus menerima resiko itu dengan bebas, setelah lebih dahulu ia diberikan ekstra untuk
mengimbangi resiko, baik dalam gaji langsung maupun asuransi khusus.
3. Kewajiban memberi gaji yang adil
Upaya yang adil adalah sesuai prestasi hal ini ditinjau dari perusahaan. Tetapi bila ditinjau dari
pekerja upah yang adil adalah yang sesuai kebutuhan pekerja dan keluarganya. Besarnya upah
5. / gaji dapat dipengaruhi oleh beberapa hal : prestasi, kebutuhan, mekanisme pasar, tinggi
rendahnya pendidikan dan lain – lain.
Pemerataan pendapatan merupakan tuntutan etis yang berkaitan dengan prinsip “bagian yang
sama” Adil tidaknya gaji menjadi kompleks lagi ,jika kita akui bahwa imbalan kerja lebih luas
dari pada take home pay saja. Fasilitas khusus seperti rumah, kendaraan, beras dan lain – lain,
dipandang juga sebagai sebagiaan dari imbalan kerja, asuransi kerja, jaminan kesehatan,
prospek pensiun dan sebagainya.
4. Perusahaan tidak boleh menghentikan karyawan dengan semena – mena
Dalam lingkungan perusahaan, pemberitahuan karyawan sering tidak bisa dihindarkan.
Kejadian itu termasuk masalah yang paling sensitif, karena nasib hidup karyawan beserta
keluarganya dipertaruhkan secara langsung. Disamping itu harga diri si pekerja bisa terluka
juga. Cara menangani masalah ini bisa menunjukan mutu etis para perusahaan.
Ada beberapa kriteria pemberhentian karyawan biasa dilakukan:
Perusahaan hanya boleh memberhentikan karena alasan yang tepat
Perusahaan harus berpegangan pada prosedur yang semestinya.
Perusahaan harus membatasi akibat negate bagi karyawan sampai seminimal mungkin.