tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
SISTEM INFORMASI
1. Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan SIA, Sistem pengolahan
Transaksi dan Sistem perencanaan Perusahaan
Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasasi, dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang
diperlukan. ( Analisis dan Disain Sistem Informasi, (Jogiyanto, 2005 :11)
Pengertian sistem informasi menurut John F. Nash Sistem Informasi adalah kombinasi dari
manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata
jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu
manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang
tepat.
Pengertian sistem informasi menurut Henry Lucas Sistem Informasi adalah suatu kegiatan
dariprosedurprosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam.
TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Pengertian SIA
Menurut Hall (2004: 2), “SIA adalah suatu subset khusus dari sistem informasi yang
memproses transaksi keuangan”. Sedangkan, menurut Jones and Rama (2006: 4), “SIA adalah
bagian dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan
seperti juga informasi lain yang diperoleh dari proses rutin transaksi akuntansi”. Menurut George
H Bodnar dan William S. (1998: 1), ”SIA adalah kumpulan sumber daya manusia dan
peralatan,yang diatur untuk mengubah data finansial atau data lain menjadi informasi. Informasi
ini dikonfirmasikan kepada beragam pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi
menyajikan informasi ini baik secara manual maupun secara komputerisasi ”. Menurut Barry E.
Gushing (1994:1), ”SIA adalah suatu seperangkat sumber daya manusia dan modal dalam suatu
organisasi yang bertanggung jawab dalam penyajian informasi keuangan yang diperoleh dari
kegiatan pengambilan dan pengolahan data transaksi”.
2. Komponen SIA
Menurut Romney and Steinbart (2005: 2),” SIA terdiri dari lima komponen yaitu: (1)
People, yang mengoperasikan, dan melakukan berbagai fungsi. (2) Procedures, baik yang manual
dan otomatis termasuk pengumpulan, pemprosesan, dan penyimpanan data mengenai aktivitas
organisasi. (3) Data mengenai bisnis proses organisasi. (4) Software yang digunakan untuk
memproses data organisasi. (4) Information Technology Infrastructure, termasuk komputer,
peripheral devices, dan network communication devices. “
Komponen-komponen tersebut memungkinkan SIA untuk memenuhi tiga fungsi penting
dalam organisasi yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas yang dilakukan
organisasi, resources yang dipengaruhi oleh events dan agents yang berpartisipasi
dalam berbagai aktivitas sehingga manajemen, karyawan, dan pihak luar yang
berkepentingan dapat melihat apa yang terjadi.
2. Mengubah data ke dalam informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan
yang memungkinkan manajemen untuk merencanakan, melakukan, dan
mengendalikan aktivitas.
3. Menyediakan pengendalian yang cukup untuk mengamankan aktiva organisasi,
termasuk datanya, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia ketika
dibutuhkan, dan akurat serta terpercaya.
Tujuan Penerapan SIA
Tujuan utama SIA menurut Wilkinson (2000: 8) adalah sebagai berikut “To provide
accounting information to a wide variety of users”. Sedangkan tujuan spesifik SIA menurut
Wilkinson (2000: 8) adalah sebagai berikut : (1) To support the dayto-day-operator, (2) To
support decision making by internal decision making. (3)To fulfill obligation relating to steward
ship.
Menurut La Midjan Azhar dan Susanto (2001: 30) fungsi utama SIA adalah sebagai
berikut : “Mendorong seoptimal mungkin agar dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi
yang berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan, akurat (dapat dipercaya) dan lengkap
yang secara keseluruhan informasi akuntansi tersebut mengandung arti dan berguna”.
Unsur-unsur SIA
Unsur-unsur SIA menurut Barry E. Chusing yang dialih bahasakan oleh Kosasih (2007: 24)
adalah sebagai berikut: sumber daya manusia, peralatan, formulir, catatan dan prosedur.
1. Sumber daya manusia, sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk
dapat berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data, bahan pendukung,
sumber daya manusia dan dana. Manusia merupakan unsur sistem informasi akuntansi
3. yang berperan dalam pengambilan keputusan dan mengendalikan jalannya sistem
informasi.
2. Peralatan, peralatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam
mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi atau perhitungan dan
kerapihan bentuk informasi.
3. Formulir, formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat semua
trasnsaksi yang tejadi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen.
4. Catatan, catatan terdiri dari:
a. Jurnal, jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk
mecatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya.
b. Buku besar. Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.
5. Prosedur, prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk menjalankan suatu
pekerjaan, tugas atau kegiatan. Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragamatas
transaksi perusahaan yang terjadi berulang.
Fungsi-fungsi penting yang dapat dilakukan SIA dalam organisasi
Pada SIA tersimpan catatan kegiatan (aktivitas dan transaksi-transaksi)
SIA memproses data menjadi informasi sehingga berguna untuk pengambilan keputusan
SIA memberikan pengawasan yang cukup untuk melindungi aset perusahaan
Pentingnya Mempelajari SIA
In Statement of Financial Accounting Concepts No. 2, The FASB...
Mendefinisikan akuntansi sebagai sebuah sistem informasi
Bahwa tujuan utama dari akuntansi adalah memberikan informasi yang berguna
untuk para pengambil keputusan
The Accounting Education Change Commission merekomendasikan bahwa
kurikulum mata kuliah akuntansi harus dapat memberikan pemahaman yang baik
mengenai 3 konsep :
Penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan
Karakteristik, desain, kegunaan dan implementasi dari SIA
Financial information reporting
Untuk memahami bagaimana sistem akuntansi bekerja.
Bagaimana mengumpulkan data mengenai aktifitas perusahaan/organisasi dan
transaksi-transaksi.
4. Bagaimana mengubah data menjadi informasi sehingga informasi tersebut dapat
digunakan untuk menjalankan perusahaan.
Bagaimana memastikan ketersediaan, keandalan dan keakuratan dari informasi.
Para auditor perlu memahami sistem-sistem yang digunakan untuk menghasilkan
laporan keuangan perusahaan.
Para profesional Pajak perlu untuk memahami mengenai para pengguna SIA agar
percaya bahwa informasi yang digunakan untuk Tax planning dan compliance work
adalah lengkap dan akurat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain SIA
Rantai Nilai
Aktifitas Utama
5. Inbound logistics terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-
bahan input untuk menghasilkan produk dan jasa
Operations : aktivitas yang mengubah input menjadi jasa atau produk yang
sudah jadi, contoh aktivitas perakitan
Outbound logistics : aktivitas mengenai distribusi produk ke pelanggan
Pemasaran dan penjualan : aktivitas yang membantu pelanggan untuk
membeli jasa/produk
Pelayanan Service : memberikan pelayanan purna jual kepada pelanggan,
contoh pelayanan perbaikan dan perawatan
RANTAI NILAI
Tujuan yang paling utama dari setiap bisnis adalah memberikan kepuasan
kepada para pelanggannya
Suatu bisnis akan menguntungkan apabila nilai yang diperoleh lebih besar dari
biaya produksi dan jasa-jasa yang diberikan
The four support activities in the value chain make it possible for the primary
activities to be performed efficiently and effectively.
Konsep rantai nilai dapat diperluas melalui pemahaman bahwa organisasi
harus berinteraksi dengan para supplier, para distributor, and para pelanggan
Rantai nilai organisasi dan rantai nilai dari para supplier, para distributor dan
para pelanggan secara kolektif membentuk value system.
6. The Supply Chain
Bagaimana SIA dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan
SIA adalah suatu nilai tambah
SIA dapat memberikan informasi yang akurat dan periodik sehingga aktifitas
5 rantai nilai utama dapat berjalan efektif dan efisien
Nilai tambah dari SIA adalah :
o Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya produksi dan jasa
o Memperbaiki efisiensi
o Memperbaiki decision making capabilities.
o Increasing the sharing of knowledge.
A well-designed AIS can also help an organization profit by improving the
efficiency and effectiveness of its supply chain.
Informasi dan Pengambilan Keputusan
Karakteristik Informasi dan Pengambilan Keputusan diantaranya:
Relevan. Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastia, memperbaiki kemampuan
pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki
eskpetasi mereka sebelumnya.
Andal. Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara
akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
Lengkap. Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari
kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
Tepat waktu. Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk
memungkinkan pengambilan keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan.
7. Dapat dipahami. Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat
dipakai dan jelas.
Dapat diverifikasi. Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang
baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang
sama.
SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI
A. Definisi
Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System disingkat TPS) adalahsistem yang
menjadi pintu utama dalam pengumpulan dan pengolahan data pada suatuorganisasi. Sistem
yang ber-interaksi langsung dengan sumber data (misalnya pelanggan)adalah sistem pengolahan
transaksi, dimana data transaksi sehari-hari yang mendukungoperasional organisasi dilakukan.
Tugas utama TPS adalah mengumpulkan danmempersiapkan data untuk keperluan sistem
informasi yang lain dalam organisasi,misalnya untuk kebutuhan sistem informasi manajemen,
atau kebutuhan sistem informasieksekutif.
B. Teknik pengolahan data yang biasa diperoleh ada empat macam, yaitu
Batch processing : data yang diperoleh dari sumber data biasanya dikumpulkan
atauditumpuk, lalu diproses pada waktu-waktu tertentu, misalnya data dikumpulkan
antarajam 8:00 sampai dengan jam 12:00, kemudian diproses mulai jam 14:00 sampai
dengan jam 17.00
Online processing : data yang diperoleh dari sumber data langsung diproses pada
saatditerima, yang mungkin terjadi adalah antrian data untuk menunggu giliran,
misalnyapemrosesan yang dilakukan pada saat melakukan transaksi online di depan teller
bank.
Real-time processing : pemrosesan data tidak boleh ditunda karena waktu sangat
kritis,penundaan pengolahan dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal. Misalnya
pengolahandata hasil pemantauan aktivitas gunung berapi.
Inline processing : biasa juga disebut sebagai hybrid-processing, yaitu kombinasi
antarabatch-processing dan online-processing. Misalnya pengolahan transaksi di
supermarket,dimana transaksi penjualan melalui POS (point of sale) langsung dilakukan
(online),tetapi pengolahan lebih lanjut tentang persediaan barang dilakukan setiap jam
10:00malam
C. Komponen-komponen Sistem Pemrosesan Transaksi
a. Dokumen Sumber
8. Kebanyakan transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakancatatan-catatan tertulis
dokumen sumber berfungsi :
1. Memicu meng-otorisasi operasi fisik Sebagai contoh surat pesanan penjualan meng-
otorisasi pengiriman barang dangangguan kepada pelanggan.
2. Memantau arus fisik Misalnya surat pesanan penjualan digunakan untuk memperlihatkan
pergerakanbarang pesanan dari gudang ke tempat pengiriman.
3. Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan yang diambilMisalnya tagihan dari pemasok
diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihanini sudah diperiksa kebenarannya.
4. Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan basis dataSebagai contoh kopi faktur penjualan
digunakan untuk memutakhirkan saldodalam catatan sediaan. Catatan pelanggan dan
kemudian diarsipkan untuk kepentingan riwayat penjualan.
5. Menyediakan data yang dibutuhkan untuk keluaranMisalnya data dalam surat pesanan
penjualan digunakan untuk menyiapkanfaktur penjualan dan ikhtiar penjualan.
b. Jurnal dan Register
Jurnal dan register merupakan catatan akunting yang memuat data dalamurutan kronologis.
Jurnal merupakan catatan akunting formal awal dalam sistemmanual. Mengikhtiarkan data
transaksi dalam satu keuangan. Register berfungsisebagai pengganti jurnal atau catatan
kronologis atau buku harian untuk data atauperistiwa yang tidak bersifat keuangan.
c. Buku Besar dan Arsip
Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuankeuangan. Nilai transaksi yang
muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan kepos perkiraan yang sesuai. Melalui proses
posting ini status setiap perkiraan yangterpengaruh dimutakhirkan dengan menaikkan atau
menurunkan saldo perkiraansebesar nilai transaksi. Jadi, jika jurnal menekankan pada kegiatan
transaksi, bukubesar menekankan pada status perkiraan.
d. Laporan dan Dokumen
Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah satujenis keluaran
laporan dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar dokumenoperasional juga dihasilkan
oleh sistem pemrosesan transaksi. Beberapa daridokumen ini dihasilkan untuk memicu tindakan.
Dokumen lain dihasilkan untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah diselesaikan. Dokumen
operasional tertentuyang disiapkan oleh sistem pemrosesan transaksi perusahaan menjadi
masukan dokumen sumber untuk pemrosesan lebih lanjut.
e. Bagian Perkiraan dan Kode Lainnya
9. Transaksi akunting harus diklasifikasikan dan dikodekan sebelum diposkanke dalam buku besar.
Bagan perkiraan merupakan daftar berkode dari perkiraan-perkiraan yang termuat dalam buku
besar umum perusahaan. Pada dasarnya, inimerupakan struktur data keuangan perusahaan.
Bagan perkiraan ini bukan sajamemungkinkan pengklasifikasian dan pengkodean data transaksi
melainkan jugamenyediakan elemen-elemen data rinci untuk menyusun dan menyajikan
informasidalam laporan keuangan
f. Rangkaian Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh elemen-elemen pemrosesan
transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat untuk melakukan penelusuran dari dokumen-
dokumen sumber melalui jurnal dan buku besar sampai ke total ikhtisar dalam laporan keuangan
atau keluaran keuanganlainnya, dan sebaliknya. Disamping membantu audit sistem pemrosesan
transaksi.Rangkaian audit memungkinkan :
o Koreksi kesalahan yang terdeteksi
o Menjawab pertanyaan
o Rekonstruksi arsip.
g. Tindakan Pengendalian dan Pengamanan
Pemrosesan transaksi yang baik menuntut adanya berbagai tindakanpengendalian dan
pengamanan. Contoh pengendalian yang telah dijelaskan meliputibagan perkiraan, perkiraan
pengendali, rangkaian audit, dan metode pemrosesansekali tulis. Pengendalian seperti itu harus
didukung dengan dokumentasi yangmemadai, meliputi :
o manual prosedur, dan
o uraian tanggung jawab yangdibebankan kepada mereka yang terlibat dalam
pemrosesan transaksi.
D. Ada empat tugas pokok dari sistem pengolahan transaksi, yaitu:
1. Pengumpulan Data : setiap organisasi yang ber-interaksi langsung denganlingkungannya
dalam penyediaan jasa dan produk, pasti memerlukan sistem yangmengumpulkan data
transaksi yang bersumber dari lingkungan.
2. Manipulasi Data : data transaksi yang dikumpulkan biasanya diolah lebih dahulu sebelum
disajikan sebagai informasi untuk keperluan bagian-bagian dalam organisasi atau menjadi
bahan masukan sistem informasi yang lebih tinggi. Beberapa tugasmanipulasi data adalah
sebagai berikut:
o Klassifikasi : data dikelompokkan menurut kategori tertentu, misalnya
menurutjenis kelamin, menurut agama, menurut golongan, dsb.
o Sortir : data diurutkan menurut urutan tertentu agar lebih mudah dalam
pencariandata, misalnya di-sortir menurut abjad nama, atau menurut nomer induk,
dsb.
10. o Perhitungan : melakukan operasi aritmetika terhadap elemen data tertentu,
misalnya menjumlahkan penerimaan dan pengeluaran setiap hari, atau
menghitung jumlah hutang pelanggan, dsb.
o Pengikhtisaran : melakukan peringkasan data (summary) seperti sintesa data
menjadi total, sub-total, rata-rata, dsb.
3. Penyimpanan data : data transaksi harus di-simpan dan dipelihara sehingga selalu siap
memenuhi kebutuhan para pengguna.
4. Penyiapan dokumen : beberapa dokumen laporan harus disiapkan untuk memenuhi
keperluan unit-unit kerja dalam organisasi
E. Karakteristik sistem pengolahan transaksi
o Volume data yang di-proses relatif sangat besar.
o Kapasitas penyimpanan data (database) tentu sangat besar.
o Kecepatan pengolahan di-perlukan sangat tinggi agar data yang banyak bisa diperoses
dalam waktu singkat.
o Sumber data umumnya internal dan keluarannya umumnya untuk keperluan internal.
o Pengolahan data biasa dilakukan periodik, harian, mingguan, bulanan, dsb.
o Orientasi data yang dikumpulkan umumnya mengacu pada data masa lalu.
o Masukan dan keluaran terstruktur, data diformat menurut suatu standar.
o Komputasi tidak terlalu rumit.
Sistem Perencanaan Perusahaan
DEFINISI ERP
ERP merupakan sebuah framework transaksi enterprise yang menghubungkan proses
pemesanan barang, manajemen inventarisasi dan kontrol, perencanaan distribusi dan produksi,
dan keuangan. ERP bekerja sebagai kekuatan lintas fungsional perusahaan yang
mengintegrasikan dan mengautomatisasi berbagai proses bisnis internal dan sistem informasi
termasuk manufacturing, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia dari
sebuah perusahaan (O‟Brien, 2005).
ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk
mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses
bisnis lengkap. Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat
lunak modular. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi
suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan
perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan.
11. Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah
menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga
memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi.
Gambar 1. Konsep dasar ERP (Rashid et al. 2002)
Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan. ERP
merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan yang bertujuan untuk:
Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
Menghasilkan informasi yang real-time
Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
PERKEMBANGAN ERP
Dalam perkembangan ERP tidak terlepas dari perkembangan rekayasa pabrikasi
(manufacturing) itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dari proses pabrikasi juga semakin
banyak yang akan berguna bagi setiap pelaku dari pabrikasi baik pelaksanaan maupun pengambil
keputusan. Perkembangan ERP melalui tahapan yang sangat lama dengan mengembangkan dari
sistem yang telah lahir sebelumnya.
Tahap I : Material Requirement Planning (MRP), merupakan cikal bakal dari ERP, dengan
konsep perencanaan kebutuhan material
Tahap II: Close-Loop MRP, merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP,
terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau
diganti jika diperlukan
Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II), merupakan pengembangan dari close-
loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka
keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan
12. Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP), merupakan perluasan dari MRP II yaitu
perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi
lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah
Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan dari ERP
Tahun 1970-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP (Material Requirements
Planning), sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material perusahaan.
Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang
memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan kebutuhan sumber
daya untuk proses produksi. Tahun 1990-an perkembangan ERP mulai pesat, awal dari
perkembangan ERP dumulai Tahun 1972 dengan dipelopori oleh 5 karyawan IBM di Mannheim
Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk menyatukan solusi bisnis. Pada dasarnya
ERP adalah penambahan module keuangan pada MRP II, sehingga lebih memudahkan bagi para
pengambil keputusan menentukan keputusan-keputusannya.
MANFAAT DAN KELEMAHAN ERP
Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi
produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi
lainnya. ERP telah berkembang sebagai alat integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan
semua aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan data dengan mudah diakses oleh semua bagian
yang membutuhkan.
Fan et, al dalam Yusuf, et al. (2006) menyatakan ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software
yang dapat membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat
mengurangi tingkat stok dan inventori, meningkatkan perputaran stok, mengurangi cycle time
order, meningkatkan produktivitas, komunikasi lebih baik serta berdampak pada peningkatan
benefit (profit) perusahaan. Sedangkan Leon (2005) menyatakan bahwa ERP mempunyai
keuntungan dengan pengurangan lead-time, pengiriman tepat waktu, pengurangan dalam waktu
siklus, kepuasan pelanggan yang lebih baik, kinerja pemasok yang lebih baik, peningkatan
fleksibilitas, pengurangan dalam biaya-biaya kualitas, penggunaan sumber daya yang lebih baik,
peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan
Teori yang disampaikan Gargeya dan Brady (2005) menyatakan bahwa ada faktor-faktor
keberhasilan dan faktor-faktor kegagalan antara lain: pertama, kemampuan untuk mempersingkat
bisnis proses atau operasi sehingga kustomisasi berkurang pada perusahaan; kedua, keberhasilan
tim proyek yang didukung oleh manajemen, konsultan dan vendor; ketiga, adanya pelatihan yang
berkelanjutan saat implementasi ERP pada perusahaan; keempat, menyesuaikan budaya
organisasi yang sama untuk menghindari cara-cara tersendiri dalam mengerjakan hal-hal dan
setiap fungsi/departemen beroperasi dengan prosedur berbeda dan ketentuan bisnis berbeda,
maka perlu dilakukan wadah untuk sharing knowledge ERP pada perusahaan. Kelima,
merencanakan biaya pada saat implementasi dan pengembangan ERP untuk menghindari
13. pemakaian biaya yang melebihi dari kemampuan perusahaan. Keenam, pengujian sistem yang
terbukti untuk jadi unsur sukses bagi beberapa perusahaan dan penyebab langsung kegagalan
implementasi ERP pada perusahaan.
Disamping banyak keuntungan yang diperoleh dari ERP, beberapa kelemahan ERP juga perlu
diperhatikan. Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :
1. Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus
merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to
change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.
2. Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
3. Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak
mempersiapkan personilnya untuk berubah
4. Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab
yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
PENDEKATAN IMPLEMENTASI ERP
Penerapan ERP pada perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa perencanaan produksi,
pemrosesan pesanan, manajemen persediaan, pengiriman, maupun keuangan sehingga
mendukung pencapaian keberhasilan perusahaan. Kegiatan bisnis akan terintegrasi dengan
software ERP dan database umum yang dipelihara oleh DBMS. Menciptakan perusahaan yang
efisien, responsif serta lincah dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.
Implikasi ERP pada perusahaan sangat di sesuaikan dengan keadaan perusahaan. Perencanaa
maupun penerapan ERP melalui proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Penerapan tersebut
tidak hanya didukung dengan ERP sebagai alat tetapi juga didukung oleh keempat komponen
teknologi yaitu humanware, technoware, organware dan infoware. Dari konsep keempat
komponen tersebut maka kesuksesan dalam ERP tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Management/organisasi; meliputi komitmen, edukasi, keterlibatan, pemilihan tim, pelatihan,
serta peran dan tanggung jawab.
b. Proses; meliputi alignment, dokumentasi, integrasi, dan re-desain proses.
c. Teknologi; meliputi hardware, software, manajemen sistem, dan interface.
d. Data; meliputi file utama, file transaksi, struktur data, dan maintenance dan integrasi data.
e. Personel; meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan skill, dan pengembangan pengetahuan.
14. Dalam implementasi ERP terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan diantaranya :
1. The Big Bang
Yaitu strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP secara simultan di seluruh fungsi
perusahaan. Kelebihannya adalah hanya memerlukan sedikit interface antara sistem lama dan
sistem baru, sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal. Kekurangannya adalah
implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi.
2. Step-by-step (Phased Approach)
Melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap selanjutnya berkonsentrasi
mengimplementasikan modul yang terkait. Keseluruhan proses bisnis harus terlebih dahulu
disiapkan. Kelebihannya adalah kompleksitas dapat dikurangi, memungkinkan terjadinya
perbaikan proyek yang akan dating akibat konsultasi internal, ongkos tidak terlalu membebani.
Kekurangan adalah waktu implementasi keseluruhan lebih panjang. Manfaat dari ERP hanya
dapat dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak optimal.
3. Small Bang (Pilot Approach)
Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi perusahaan sebagai pilot project
dan diteruskan ke fungsi atau site yang terkait. Kelebihannya adalah biaya relatif rendah,
kompleksitas berkurang. Kekurangannya adalah membutuhkan banyak customisasi akibat
adanya operasi spesifik antar site.
Daftar Pustaka :
http://pengertiansisteminformasi.blogspot.co.id/
http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2016/07/pengertian-sistem-informasi/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28535/Chapter%20II.pdf;sequenc
e=4
Referensi : Romney Marshall B. and Paul John Steinbart , Sistem Informasi Akuntansi,
Prentice Hall
https://view.officeapps.live.com/op/view.aspx?src=http%3A%2F%2Fmyunanto.staff.gun
adarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F40535%2FBab%2B01%2BTinjauan%2BMeny
eluruh%2BSIA.ppt
https://syani3z.wordpress.com/2012/05/09/sistem-pengolahan-transaksi/
http://www.totoharyanto.staff.ipb.ac.id/files/2011/09/SI_PemrosesenTransaksi_Kelompo
k_1.pdf
http://suhendi.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/29/peran-enterprise-resource-planning-
erp-dalam-meningkatkan-kinerja-perusahaan/
http://budi-prayogi.blogspot.co.id/2010/01/tinjauan-menyeluruh-sistem-informasi.html
15. PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENDUKUNG
PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT PADA
PT. BANK BUKOPIN MANADO
Jaringan Proses Kredit
Dalam proses pemberian kredit yang diajukan oleh calon nasabah terdapat poin-poin tertentu
yang dijadikan bahan pertimbangan oleh PT. Bank Bukopin Cabang Manado yaitu sebagai
berikut.
1. Permohonan formulir aplikasi adalah tahap awal dalam jaringan proses kredit. Dokumen
yang diperlukan dalam melengkapi permohonan formulir aplikasi adalah sebagai berikut.
a. Konsumtif (pribadi)
1) KTP suami dan istri bagi yang sudah menikah, bagi yang menikah mencantumkan ktp
orang tua/ SIM/PASPORT,
2) KK (kartu keluarga) kartu keluarga yang dipakai adalah kartu keluarga inti.
3) Aktanikah (bagi calon nasabah yang telah menikah)
4) Pencantuman data-data laporan keuangan calon nasabah seperti jumlah gaji penghasilan,
jumlah kebutuhan, jumlah kewajiban serta slip gaji pegawai.
5) Rekening Koran
b. Produktif (perusahaan)
1) Surat Perusahaan (bagi perusahaan berskala besar berupa Company Profile)
2) KTP
3) NPWP
4) Surat izin tempat usaha
5) Surat izin usaha perdagangan
16. 6) Pihak administrasi kredit pada Bank Bukopin akan menerima data pemohon kredit yang
telah diajukan oleh debitor, setelah itu dilakukan penelititan kelengkapan data-data yang telah
ditetapkan oleh PT Bank Bukopin. Karyawan dari PT Bank Bukopin juga akan melakukan
pembuktian langsung ke lapangan dengnan tujuan untuk mencocokan antara catatan berkas
debitur dan hasil wawancara awal dengan jaminan kredit. Melalui formulir aplikasi yang diisi
oleh nasabah pemohon kredit karyawan bank akan memberikan informasi kepada pemohon
kredit tentang fasilitas kredit yang sesuai dengan kebutuhan pemohon. Hal ini nantinya akan
mempermudah dalam pelunasan debitur karena kredit yang diberikan sesuai dengan kemampuan
dari pemohon kredit. Sehingga pengendalian intern dalam pemberian kredit dapat berjalan
dengan baik.
Cross selling dalam hubungannya dengan permohonan formulir aplikasi adalah sistem promosi
bank terhadap calon nasabah baru sebelum calon nasabah tersebut mengajukan permohonan
kredit pada Bank Bukopin. Jadi sang calon nasabah harus membuka rekening tabungan.
2. Analisis (bank checking)
a) Interview adalah proses mendapatkan informasi secara langsung mengenai data pribadi
kepada nasabah tersebut. Biasanya berupa keabsahan dari dokumen-dokumen yang dilampirkan
pada saat pengisian permohonan formulir aplikasi. Melalui interview ini juga pihak bank dapat
mengetahui karakter nasabah, kemauan dan kemampuan nasabah dalam mengangsur pinjaman
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan persetujuan pemberian kredit, karena jika ketiganya
baik maka kendala pemberian kredit tidak akan ditemukan.
b) Verifikasi berupa proposal pengajuan kredit. Dalam proposal ini diuraikan mengenai
alasan pengajuan permohonan kredit.
c) Appraisal adalah jaminan yang diberikan oleh nasabah perseorangan atau perusahaan
dalam proses pengajuan permohonan kredit (trade checking) penilaian agunan.
Jenis agunan atau jaminan yang dapat digunakan sebagai berikut.
1) Tanah
2) Bpkb kendaraan bermotor
3) Barang elektronik
4) Cek mundur / surat berharga
3. Keputusan
a. CC (comite credit) berupa penilaian pihak bank mengenai kepribadian, kemampuan, modal,
kondisi ekonomi, dan nilai agunan dari nasabah tersebut.
17. b. SP3K (Surat Persetujuan Permohonan Pemberian Kredit) adalah tanda disetujuinya
permohonan kredit yang diajukan nasabah kepada Bank Bukopin.
Pihak bank akan menyampaikan daftar nama-nama pemohon yang diusulkan untuk disetujui atau
ditolak permohonanya dan telah melampirkan data-data yang telah terjamin keakuratannya,
ketepatan, kebenaran,dan kelengkapanya.
Cross selling dalam hubungannya dengan keputusan yang diberikan bank terhadap permohonan
kredit nasabah adalah kelanjutan dari sistem promosi bank setelah disetujuinya kredit yang
diajukan. Yaitu berupa, perubahan jenis tabungan yang semula berupa tabungan biasa menjadi
tabungan deposito.
4. Realisasi
Sebelum kredit direalisasikan harus dipersiapkan kelengkapan-kelengkaan perjanjian kredit yang
disesuaikan dengan hasil keputusan rapat kelompok pemutus kredit. Kelengkapan atas legalitas
jaminan atau agunan yang telah disahkan oleh bank. Setelah itu pemohon dapat melakukan
proses penarikan kredit setelah semua kelengkapan dokumen dan persyaratan lainnya dilengkapi
dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang berwenang dalam penarikan kredit. Kelengkapaan-
kelengkapan perjanjian kredit yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengikatan drawdown adalah perjanjian antara nasabah dan bank yang melahirkan hubungan
hutang piutang dimana nasabah berkewajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh
bank, dengan berdasarkan syarat dan kondisi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
b. Disburstment adalah pencairan kredit oleh bank kepada nasabah.
5. Administrasi berupa dokumentasi kredit adalah bukti penyerahan kredit kepada nasabah.
Pihak bank akan membuat surat perjanjian kredit yang berisi peraturan-peraturan yang harus
ditaati oleh nasabah serta pengikat jaminan kredit. Selain itu pihak bank juga akan memberikan
informasi tentang rekening nasabah untuk mempermudah proses pengawasan agar tidak terjadi
kredit macet.
6. Pelayanan Purna Jual
a. Informasi Baki Debet adalah informasi kepada debitur mengenai nominal sisa hutang.
b. Korespondensi adalah informasi kepada debitur mengenai perubahan suku bunga.
c. Ultah / Gift adalah pemberian oleh pihak bank kepada debitur yang merayakan ulang tahun
biasanya berupa kartu ucapan.
18. Cross selling dalam hubungannya dengan pelayanan purna jual adalah kelanjutan dari sistem
promosi bank setelah disetujuinya kredit yang diajukan. Yaitu berupa, perubahan jangka waktu
deposito yang telah dilakukan sebelumnya.
7. Pelunasan dapat otomatis dipercepat apabila nasabah ingin menambah jumlah kredit.
Pengendalian internal :
Dalam pengendalian internal kredit pada PT. Bank Bukopin Cabang Manado terdapat beberapa
tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Pembinaan, berupa konfirmasi dan SP (surat peringatan)
2) Rescue (penyelesaian), berupa take over, reschedulle, dan restructure
3) Likuidasi, berupa eksekusi dan lelang
Dalam tahap pengendalian internal kredit pada PT. Bank Bukopin Cabang Manado bisa
dikatakan bahwa PT Bank Bukopin Cabang Manado telah memenuhi ke lima komponen pokok
suatu sistem pengendalian internal yang efektif.
Hal ini dapat dinilai dari komponen-komponen sebagai berikut :
1) Lingkungan pengendalian (control environtment), dimana jika ada nasabah yang mulai
memperlihatkan tanda-tanda penunggakan cicilan, karyawan harus segera memberikan informasi
kepada bagian pembinaan kredit agar nasabah tersebut terus dikontrol periode pembayaran
cicilan kreditnya berupa:
a. Konfirmasi, yaitu pemberitahuan setiappenyetoran. Konfirmasi biasanya dilakukan kepada
nasabah yang belum atau terlambat menyetorkan cicilan kredit. Lewat konfirmasi ini
diberitahukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran cicilan kredit.
b. SP (Surat Peringatan) diberikan kepada nasabah jika setelah dikonfirmasi nasabah tersebut
belum melakukan pembayaran cicilan kredit. Hal ini juga dapat berupa pembinaan terhadap
karyawan mengenai tugas dan tanggung jawab seoarang nasabah serta kinerja setiap karyawan
tersebut dalam menangani dan melaporkannya.
2) Penaksiran risiko (risk assestmant), yaitu identifikasi analisis, dan pengelolaan resiko entitas
dimana jika nasabah tersebut mengalami keterlambatan atau kemacetan dalam pembayaran
cicilan kredit maka bank telah mempersiapkan langkah selanjutnya berupa take over. Take over
adalah usaha penyelesaian hutang yang ditawarkan bank kepada nasabah jika nasabah belum
melakukan pembayaran cicilan kredit setelah mendapat surat peringatan.
3) Aktivitas pengendalian (control activities), merupakan langkah selanjutnya dari penaksiran
risiko yang jika terjadi kemacetan dalam pembayaran cicilan kredit maka pihak bank akan
19. melakukan reschedulle. Reschedulle adalah penjadwalan kembali waktu pembayaran kredit
sebagai langkah pengendalian dari pihak bank kepada nasabah agar tetap melunasi cicilan
kreditnya walaupun waktu pembayarannya diperpanjang. Tentunya dengan alasan untuk
mempermudah nasabah melunasi hutangnya. Hal ini berkaitan dengan aktivitas pengendalian
yaitu kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang
dibuat manajemen dilaksanakan.
4) Informasi dan komunikasi, yaitu untuk mengidentifikasi, menganalisis, mencatat dan
melaporkan transaksi nasabah. Jika terjadi kemacetan dalam pembayaran cicilan kredit maka
pihak bank akan menghubungi untuk memberikan informasi kepada nasabah dalam hal ini
berupa restructure, yaitu langkah penyehatan kredit. Langkah ini sama seperti reschedulle, bank
akan melakukan perpanjangan waktu pelunasan cicilan kredit. Misalnya jika pada awal
permohonan kredit disepakati waktu pelunasan kredit hanya 2 tahun maka melalui restructure ini
pelunasan kredit dapat diperpanjang menjadi 3 tahun atau lebih tergantung keputusan bank
bersangkutan.
5) Monitoring, yaitu proses penilaian mutu kerja dimana pihak bank melakukan penilaian dari
tahap awal sampai ketahap akhir kepada karyawan apakah bisa atau mampu untuk menjalankan
prosedur yang ada, yaitu melakukan sistem pengendalian tahap pertama hingga ketahap akhir
berupa eksekusi jika nasabah tidak dapat melakukan pembayaran cicilan kredit. Eksekusi
dilakukan jika setelah restructure nasabah belum melakukan pembayaran cicilan kredit maka
bank melakukan eksekusi atau penarikan terhadap jaminan yang diberikan pada saat permohonan
kredit, misalnya pada saat permohonan kredit nasabah memberikan jaminan berupa sertifikat
agunan (bangunan atau tanah) maka jika nasabah tidak dapat melakukan pembayaran cicilan
kredit, agunan tersebut dapat diambil alih secara paksa oleh pihak bank.
Nasabah pun tidak lepas dari pantauan dan penilaian dari pihak bank yang jika mengalami
kemacetan dalam pembayaran hingga tidak mampunya nasabah untuk melunasi cicilan kredit
setelah melewati tahap-tahap sebelumnya yang telah diberikan pihak bank, maka pihak bank
akan melakukan penarikan terhadap jaminan yang diberikan pada saat permohonan. Dalam tahap
ini nasabah tidak juga melakukan pembayaran cicilan kredit maka pihak bank akan melakukan
lelang. Lelang adalah penjualan barang sitaan nasabah yang dilakukan oleh bank untuk menutupi
jumlah kredit yang tidak dapat dilunasi oleh nasabah tersebut.
Hasil pembahasan yang ada dapat diketahui bahwa setiap pemberian kredit pada setiap bank
akan melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh bank yang bersangkutan, dalam hal
ini ditujukan pada PT Bank Bukopin Cabang Manado. Prosedur-prosedur yang dilaksanakan
merupakan upaya pihak bank bukopin agar dapat mengetahui data identitas dari pemohon kredit,
apakah pemohon layak atau tidak untuk deberikan pinjaman kredit. Terealisasinya pinjaman
kredit pemohon tidak lepas dari aturan-aturan dan perjanjian yang disepakati oleh pihak bank
dan pemohon. Aturan-aturan yang diberlakukan PT. Bank Bukopin Cabang Manado tidak lain
untuk berusaha menghindari kendala-kendala yang mungkin nantinya akanterjadi baik berupa
20. keterlambatan penyetoran ataupun nasabah yang sudah tidak melakukan penyetoran (mengalami
kredit macet). Untuk hal ini pihak bank juga sudah menyediakan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan, mulai dari peringatan, musyawarah antara pihak bank dan nasabah mengenai
pelunasan atau penyelesaian, penjadwalan kembali waktu pembayaran kredit, sampai dengan
dieksekusinya jaminan untuk dilelang bagi nasabah yang memang sudah tidak dapat melunasi
hutangnya.
Pihak bank akan melakukan konfirmasi atau pemberitahuan setiap penyetoran baik yang belum
atau terlambat menyetorkan cicilan kredit. Lewat konfirmasi ini diberitahukan kembali tanggal
jatuh tempo pembayaran cicilan kredit. Dalam tanggal jatuh tempo debitor belum melakukan
penyetoran maka pihak bank akan melayangkan surat peringatan. Apabila lewat satu bulan dari
semenjak dilayangkan surat peringatan debitor belum juga beritikad baik menyelesaikan
kewajibannya membayar kredit, maka pihak bank akan memberikan surat peringatan kembali
sampai dengan ketiga kalinya. Selanjutnya pihak bank akan melakukan musyawarah dengan
nasabah dalam usaha penyelesaian hutang jika nasabah tersebut belum melakukan pembayaran
ciclan kredit setelah mendapat surat peringatan. Dalam usaha ini bank akan melakukan
penjadwalan kembali waktu pembayaran kredit. Bank akan melakukan perpanjangan waktu
pelunasan cicilan kredit, misalnya jika pada awal permohonan kredit disepakati pelunasan hanya
dua tahun maka dapat diperpanjang menjadi tiga tahun atau lebih tergantung keputusan bank
yang bersangkutan. Dalam usaha penyelesaian ini nasabah belum melakukan pembayaran cicilan
kredit maka bank akan melakukan eksekusi atau penarikan terhadap jaminan yang diberikan
pada saat permohonan kredit, misalnya pada saat permohonan kredit nasabah memberikan
jaminan berupa sertifikat agunan (bangunan atau tanah) maka agunan tersebut dapat diambil alih
secara paksa oleh pihak bank. Dalam tahap akhir ini nasabah tidak juga melakukan pelunasan
maka bank akan melakukan penjualan barang sitaan untuk menutupi jumlah kredit yang tidak
dapat dilunasi oleh nassabah.
Daftar Pustaka
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/7808/7371