Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai sistem informasi akuntansi (SIA), yang merupakan susunan berbagai komponen yang saling terintegrasi untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. SIA terdiri atas subsistem operasi dan pelaporan, dengan tujuan untuk memenuhi tanggung jawab pengelolaan perusahaan, mendukung pengambilan keputusan manajemen, dan mendukung operasional perusaha
1. TINJAUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem berasal dari bahasa Latin (systêma) dan bahasa Yunani (sustêma), artinya suatu
kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set
entitas yang berinteraksi, di mana seringkali menggunakan suatu model matematika.
Menurut Hall (2009), sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling
berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut M.J Alexander (2001),
suatu sistem adalah suatu grup dari beberapa elemen, baik berbentuk fisik maupun bukan
fisik, yang menunjukkan suatu kumpulan saling berhubungan diantaranya dan beinteraksi
bersama menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akhir dari sistem.
Sistem merupakan suatu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-
bagian yang saling berintergrasi satu sama lain. Sebuah sistem harus memiliki dua
kegiatan; pertama, adanya masukan (input) yang merupakan sebagai sumber tenaga untuk
dapat beroperasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (proses) yang
mengubah masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi (tujuan/sasaran/target
pengoperasian suatu sistem).
1. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
Menurut Wijayanto (2001). Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai dokumen,
alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan, sedangkan menurut
Romney (2005), Sistem Informasi Akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal
dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan, dan (2)
Informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses barbagao transportasi
perusahaan.
Berdasarkan situs wikipedia, menyebutkan Sitem Informasi Akuntansi adalah susunan
berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat
berkomunikasi, tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat
yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang
dibutuhkan manajemen. Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan di bentuk data yang
memiliki arti bagi pihak yang membutuhkannya.
2. TUJUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Terdapat tiga tujuan sistem informasi akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan kepada
seseorang (to fulfil obligations relating to stewardship). Pengelolaan perusahaan
selalu mengacu kepada tanggung jawab manajemen guna menata secara jelas
segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Keberadaan sistem informasi membantu ketersediaan informasi yang dibutuhkan
oleh pihak eksternal melalui laporan keuangan tradisionaldan laporan yang diminta
lainnya, demikian pula ketersediaan laporan internal yang dibutuhkan oleh seluruh
jajaran dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan.
2. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi
pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal
decision makers). Sistem informasi menyediakan informasi guna mendukung setiap
keputusan yang diambil oleh pimpinan sesuai dengan pertanggungjawaban yang
ditetapkan.
2. 3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan
sehari-hari (to support the-day-to-day operations). Sistem informasi menyediakan
informasi bagi setiap satuan tugas dalam berbagai level manajemen, sehingga
mereka dapat lebih produktif.
3. PERBEDAAN DATA DAN INFORMASI
Yang dimaksud dengan data aalah suatu penjelasan, keterangan maupun sesuatu yang
memiliki nilai/harga bagi seseorang yang kemudian dijadikan sebagai masukan bagi sistem
informasi. Dengan demikian, data yang berupa penjelasan, keterangan atau memiliki nilai
tersebut dapat disimpan dalam bentuk catatan atau media penyimpanan lainnya untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sebuah fakta yang sudah dikumpulkan, disimpan, dan
diproses dengan menggunakan teknologi. Kemudian dari fakta tersebut, diolah dan diubah
oleh SIA guna dijadikan bahan oleh pimpinan untuk memuat keputusan.
Menurut Jogiyanto (2002), data merupakan bentuk mentah sebuah fakta, belum dapat
menceritakan banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model
untuk dihasilkan informasi. Sedangkan menurut Romney (2005), informasi adalah data
yang telah diproses dan diatur kedalam bentuk output yang memiliki arti bagi orang yang
menerima, dan menurut situs wikipedia, informasi adalah pengetahuan yang didapatkan
dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.Menurut Gordon B. Davis (1985), informasi
adalah data yang telah diolah kedalam suatu bentuk yang beguna bagi penerimanya dan
nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang mau[un masa
depan. Menurut Barry E.Cushing (1985), informsi menunjukkan hasil dari pengolahan data
yang diorganisasikan dan berguna kepada orang yang menerimanya.
Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data. Meliputi nilai gabungan, analisis,
penyimpulan, dan pengolahan sistem informasi komputerisasi. Selain itu, informasi adalah
data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. Dari beberapa definisi informasi
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah kemudian
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya,
menggambarkan suatu kejadian (event), dan kesatuan nyata (fact and entity) serta
digunakan untuk pengambilan keputusan.
Menurut Romney (2005), ada enam karakteristik yang membuat suatu informasi berguna
dan memiliki arti bagi pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut:
1. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga tidak menimbulkan
keraguan bagi yang menggunakannya dan dapat digunakan secara cepat untuk
membuat keputusan.
2. Andal,suatu informasi yang harus memiliki keterandalan yang tinggi, informasi yang
dijadikan alat pengambil keputusan merupakan kejadian nyata dalam aktivitas
perusahaan.
3. Lengkap, informasi tersebut harus memiliki penjelasan yang rinci dan jelas dari
setiap aspek peristiwa yang diukurnya.
4. Tepat Waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update tidak dalam bentuk
yang usang, sehingga penting untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.
5. Dapat Dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang jelas akan
memudahkan orang dalam menginterpretasikannya.
6. Dapat Diverifikasi, informasi tersebut tidak memiliki arti yang ambigu, memiliki
kesamaan pengertian bagi pemakainya.
3. 4. KOMPONEN DAN SUBSISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
1. Komponen SIA
Kegiatan SIA terdiri atas beberapa unsur penting, yaitu: pelaku (orang) yang
bertindak sebagai operator sistem atau orang yang mengendalikan dan
melaksanankan berbagai fungsi. Prosedur, baik manual maupun yang
terotomatisasi, yang dalamkegiatan mengumpulkan, memproses, dan menyimpan
data tentang aktivitas bisnis perusahaan perangkata lunak (software) dipakai untuk
mengolah data perusahaan. Keberadaan perangkat komputer, alat pendukung dan
peralatan untuk komunikasi jaringan merupakan infrastruktur teknologi informasi.
Dengan adanya unsur-unsur diatas, memungkinkan SIA melaksanakan tugas
utama dalam proses bisnis perusahaan, yaitu:
Melaksanakan pengarsipan data terkait dengan aktifitas operasional organisasi
sumber daya yang terkait dengan aktivitas tersebut baik pimpinan maupun para
pelaksana tugas serta pihak luar yang memiliki kepentingan terhadap pelaporan
yang dihasilkan oleh organisasi bisnis tersebut.
Data yang diubah menjadi informasi merupakan tugas pokok SIA yang
digunakan oleh pihak manajemen membuat keputusan dalam kegiatan
perencanaan, implementasi, dan pengendalian tugas-tugas harian perusahaan;
dan
Tersedia instrumen pengendalian yang handal untuk menjaga harta kekayaan
perusahaan, misalnya data yang memiliki nilai komersial organisasi, oleh karena
itu, data tersebut harus tersedia lengkap dan terjaga kerahasiaannya seta dapat
terandalkan serta relevan dengan kebutuhan.
2. Subsistem SIA
Subsistem SIA terbagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem aktivitas operasi dan
subsistem pelaporan. Subsistensi Sistem Informasi Akuntansi dalam kegiatan proses
bisnis perusahaan, yaitu terdiri dari dua kelompok aktivitas:
a. Subsistem operasi, merupakan subsistem dari mulai terjadinya aktivitas transaksi
atau aktivitas bisnis kepada pendokumentasian arsip-arsip transaksi, baik secara
normal maupun secara elektronik yang terdiri dari empat subsistem aktivitas
sebagai berikut:
1) Subsistem pendapatan (revenue cycle), mencakup kegiatan penjualan
barang atau jasa yang merupakan aktivitas bisnis perusahaan.
2) Subsistem pengeluaran (expenditure cycle) kegiatan pengadaan bahan baku,
barang dagangan, bahan pembantu, barikut biaya faktor input lainnya.
3) Subsistem produksi (production cycle) merupakan proses mengubah bahan
baku, bahan setengah jadi barang jadi.
4) Subsistem keuangan (finance cycle) kegiatan mengelola semua transaksi yang
diakibatkan oleh kegiatan, pendapatan, pengeluaran, dan memproduksi
barang/jasa.
b. Subsistem penyusunan laporan. Pelaporan dalam Sistem Informasi Akuntansi
dibuat berdasarkan masukan yang diterima dari subsistem operasional
perusahaan. Pelaporan dalam SIA penting artinya sebagai alat pengendalian
keuangan perusahaan. Laporan ini sangat diperlukan oleh manajemen sebagai
alat pembuat perencanaan maupun pembuat keputusan, demikian juga pihak luar
perusahaan yang dapat dijadikan sebagai ukuran kinerja perusahaan selama
periode akuntansi.
4. Subsistem pelaporan ini merupakan kompilasi hasil kerja yang dihasilkan oleh sistem
buku besar beserta buku pembantunya, serta beberapa penyesuaian yang
diperlukan dan ringkasan hasil aktivitas operasional perusahaan. Subsistem
penyusunan laporan keuangan merupakan pusat dari sistem informasi akuntansi
perusahaan, karena subsistem ini melaksanakan kegiatan pengumpulan data dari
berbagai sumber kegiatan.
Aktivitas pengumpulan data terdiri atas: informasi transaksi yang dihasilkan oleh
subsistem operasi, informasi mengenai kegiatan pendanaan dan investasi,
umpamanya penerbit dan pembayaran utang serta pembelian tunai atau penjualan
surat berharga bersifat investasi yang berasal dari analisis pada eksekutif keuangan.
Informasi terkait dengan anggaran yang disusun oleh bagian anggaran. Informasi
mengenai ayat jurnal penyesuaian yang telah disusun.
Berdasarkan informasi diatas, data akan digunakan sebagai bahan menyusun
berbagai laporan guna kepentingan internal maupun eksternal. Laporan dapat
dihasilkan secara periodik maupun sesuai dengan kebutuhan pimpinan. Selain
menghasilkan laporan periodik, sistem penyusunan laporan juga harus didesain
sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diminta oleh
berbagai jajaran dalam organisasi. Kebutuhan informasi itu dapat dijadikann sebagai
pembanding antara kegiatan yang telah ditargetkan dengan hasil kerja yang
dilaporkan.
a) Beberapa syarat yang penting dalam penyusunan laporan, yaitu:
1) Laporan dibuat sesuai target waktu,
2) Laporan harus informative dan dimengerti oleh pemakai,
3) Tampilan laporan sederhana dan menarik,
4) Menggunakan format yang umum di gunakan,
5) Memiliki nilai yang bermanfaat bagi pemakai,
6) Tingginya nilai yang diraih dibandingkan biaya yang dikeluarkan,
7) Laporan harus dilakukan cek silang ke bagian lain untuk membuktikan
keakuratannya.
b) Aktivitas subsistem penyusunan laporan, terdiri atas empat aktivitas dasar:
1) Melaksanakan pemuktahiran transaksi buku besar,
2) Menyusun ayat jurnal penyesuaian,
3) Aktivitas pelaporan keuangan,
4) Penyajian laporan bagi manajerial.
5. PERAN SIA DALAM RANTAI NILAI
Value chain yang dikembangkan oleh M. Porter, menganalisis aktivitasaktivitas rantai nilai
secara rinci serta memberikan analisis mengenai bagaimana suatu organisasi
melaksanakan aktivitasnya dan bagaimana aktivitas itu saling berintegrasi dan apa
kepentingan setiap aktivitas itu.
Rantai nilai organisasi ini terdiri atas lima aktivitas utama yang secara langsung
memberikan nilai kepada para pelanggannya dan empat aktivitas pendukung, yaitu
sebagai berikut:
1. Inbound logistic, yang terdiri atas penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan
baku yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang
dijual kepada pelanggan.
2. Operasi (operation), adalah aktivitas yang mengubah masukan menjadi produk atau
jasa yang siap untuk dipasarkan.
5. 3. Outbound logistics, adalah aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah
jadi kepada para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan, mengarah kepada aktivitas yang berhubungan dengan
membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan
organisasi.
5. Pelayanan (service), yaitu memberikan dukungan pelayanan purnajual kepada para
pelanggan.
Aktivitas pendukung dalam rantai nilai berperan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh
aktivitas utama, kegiatan aktivitas pendukung ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan
dukungan penuh terhadap pelaksanaan fungsi kelima aktivitas utama dalam operasional
perusahaan. Adapun aktivitas pendukung memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Infrastruktur perusahaan, meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan
aktivitas akuntansi, peraturan dan aspek lagalitas, dan administrasi umum yang
merupakan aspek utama dalam pelaksanaan sebuah operasional organisasi.
2. Sumber daya manusia, aktivitas sumber daya manusia adalah unsur yang
menentukan kemajuan organisasi bisnis, aktivitas yang terkait adalah perencanaan
SDM, mutasi, sistem jenjang karier, penggajian, dan pensiunan karyawan.
3. Teknologi, mengadopsi sebuah teknologi ke dalam aktivitas operasional
perusahaan adalah suatu yang menguntungkan, apabila dilakukan tanpa
perencanaan yang matang akan berdampak kepada kerugian perusahaan.
Teknologi yang dipakai harus bertujuan menunjang pelaksanaan aktivitas utama.
Bedasarkan diagram rantai nilai dan penjelasan di atas, posisi sistem informasi akuntansi
berperan di semua aktivitas rantai nilai tersebut. SIA mendukung kegiatan aktivitas utama
dan juga berperan dalam aktivitas pendukung. Laporan yang dihasilkan SIA akan
membantu manajemen di basis aktivitas utama maupun di aktivitas pendukung. Laporan
tersebut dapat dijadikan bahan untuk membuat keputusan penting dalam rangka
operasiional perusahaan.
6. PERANAN SIA MENAMBAH NILAI DALAM ORGANISASI
Merancang Sistem Informasi Akuntansi yang tepat dapat memberikan nilai tambah yang
optimal bagi perusahaan. Tujuan merancang SIA tersebut dapat menghasilkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Jika sistem dan prosedur kerja diatas secara tepat maka produk yang dihasilkan
lebih efisien, melalui SIA dapat dibuat SOP sehingga tidak ada pekerjaan yang
menyimpang dan memudahkan pengendalian produksi oleh manajer.
2. Sebuah pekerjaan yang dilakukan terencana sesuai prosedur dapat meningkatkan
efisiensi. Perancangan SIA yang baik dapat membantu memperbaiki efisiensi
jalannya suatu proses, misalnya tersedia data dan informasi secra tepat waktu.
3. Informasi yang diterima dengan tepat waktu dapat meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan. Melalui SIA dapat dihasilkan informasi yang akurat
sehingga pengambilan keputusan denga informasi tepat waktu dapat meningkatkan
kinerja perusahaan.
4. Merancang SIA secara baik dan utuh akan mempermudah proses alih pengetahuan
dan pengalaman, terutama pada tingkat operator dan desainer. Semua kreativitas
yang muncul dan penularan pengetahuan akan meningkatkan keunggulan
perusahaan.
Peningkatan keuntungan yang diraih perusahaan biasanya berasal dari perancangan SIA
yang dilakukan dengan baik, bagaimana mengintegrasikan rantai nilai dalam organisasi
sehingga timbul efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Perlu dipikirkan
6. bagaimana pelanggan dapat mengakses langsung pesanannya melalui media internet
sehingga menyingkat jarak yang ditempuh.
7. PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Pihak-pihak yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi perusahaan terdiri atas
berikut ini:
a. Pihak internal perusahaan. Kelompok ini terdiri dari para manajer yang dalam
kapasitasnya diperusahaan memerlukan informasi sesuai bentuk tugas dan
tanggung jawabnya, mereka membuat keputusan berdasarkan data dan informasi
yang dihasilkan oleh SIA. Apabila informasi yang mereka peroleh dapat menunjang
tugasnya, maka kinerja perusahaan akan meningkat.
b. Pihak eksternal. Kelompok ini adalah pihak-pihak di luar perusahaan memiliki
kepentingan dengan perkembangan perusahaan, posisi mereka adakalanya
menentukan terhadap eksistensi perusahaan ke depan. Mereka memerlukan
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi, mereka berada di luar
perusahaan, seperti pemegang saham, kreditor, dan masyarakat umum.
8. HUBUNGAN SIM DAN SIA
Menurut Wijayanto (2002), Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem informasi
yang bersifat menyeluruh, bertujuan untuk menyajikan berbagai informasi yang jauh
lebih luas daripada informasi akuntansi yang bersifat historis. Menurut Jogiyanto (2005),
Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems) merupakan
penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang
dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
George M. Scott (2001) menyebutkan, Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan
dari interaksi sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan
manajerial maupun kebutuhan operasi. Menurut Barry E. Cushing (1989), Sistem
Informasi Manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam
suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen. Menurut
Frederick H. Wu (1985), Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari
sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.
Menurut Gordon B. Davis (1985), Sistem Informasi Manajemen adalah sistem manusia
atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan
fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Menurut Wijayanto (2002), Sistem
Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai dokumen alat komunikasi, tenaga
pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data
keuangan menjadi informasi keuangan. Menurut Romney (2005), Sistem Informasi
Akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung
jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi yang diperoleh dari
pengumpulan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Dari beberapa definisi
tersebut, dapat dirangkum bahwa SIM adalah kumpulan dari interaksi sistem informasi
dan menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen.
SIM merupakan sistem yang melakukan berbagai fungsi untuk menyediakan semua
informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi. SIM merupakan kumpulan
dari sistem operasi. SIM tergantung pada besar-kecilnya organisasi, dapat terdiri atas
sistem informasi berikut:
a. Sistem Informasi Akuntasni (Accounting Information Systems) menyediakan informasi
dari transaksi keuangan.
b. Sistem Informasi Pemasaran (Marketing Information Systems) menyediakan
informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan pemasaran, kegiatan penelitian
pasar, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
c. Sistem Informasi Manajemen Pesediaan (Inventory Management Information
Systems).
7. d. Sistem Informasi Personalia (Personnel Information Systems).
e. Sistem Informasi Distributor (Distributions Information Systems).
f. Sistem Informasi Pembelian (Purchasing Information Systems).
g. Sistem Infrormasi Kekayaan (Treasury Information Systems).
h. Sistem Informasi Analisis Kredit (Credit Analysts Information Systems).
i. Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan (Research and Development
Information Systems).
j. Sistem Informasi Teknik (Engineering Information Systems).
Semua sistem informasi tersebut dimaksudkan memberikan informasi kepada semua level
manajemen. Pada organisasi kecil, SIA (Sistem Informasi Akuntansi) hampir mewakili
semua SIM (Sistem Informasi Manajemen) atau dengan kata lain SIA adalah SIM dan SIM
adalah SIA. Pada organisasi yang benar, SIA merupakan subsistem dari SIM. SIA
merupakan subsistem yang terbesar dari SIM. George M.Scott memberikan sejumlah
angka untuk organisasi yang besar, sekitar sepertiga sampai dengan setengah dari total
trasnsaksi yang diproses adalah transaksi akuntansi dan untuk organisasi yang kecil 70%
atau lebih transaksi kebanyakan adalah transaksi akuntansi.
Semua data di dalam organisasi ditangani oleh SIM dan menghasilkan semua informasi
yang dubutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh SIM
dapat berupa informasi keuangan dan informasi dari pengolahan data transaksi yang
bukan bersifat keuangan. SIA sebagai subsistem yang terbesar dalam SIM memegang
peranan yang sangat penting, sehingga untuk memahami SIA, berarti haru memahami SIM
secara menyeluruh.
9. TRANSAKSI YANG DIPROSES OLEH SISTEM INFORMASI
Transaksi merupakan suatu kejadian yang berpengaruh penting bagi eksistensi keuangan
perusahaan dan diproses melalui sistem informasi dalam unitunit yang terkait. Transaksi
dapat pula diartikan sebagai kejadian dengan pihak luar perusahaan yang melibatkan
pertukaran antara dua entitas atau lebih. Misalnya terjadinya transaksi jual beli barang atau
jasa antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Transaksi yang diproses oleh sistem
informasi akuntansi diuraikan sebagai berikut:
1. Transaksi Keuangan
Transaksi keuangan merupakan aktivitas ekonomi dalam subsistem perusahaan atau
kejadian yang terjadi pada unit perusahaan yang memiliki objek pengukurannya dapat
dinilai dengan ilai mata uang serta dalam sistem akuntansi dapat mempengaruhi laporan
keuangan yang dibuat. Dengan demikian, transaksi keuangan dapat pula diartikan sebuah
peristiwa ekonomi yan berpengaruh terhadap aktiva dan ekuitas perusahaan yang
diwujudkan ke dalam akun yang bertambah dan yang berkurang dan diukur dalam satuan
moneter.
Transaksi keuangan mempunyai nilai atau dinyatakandalam satuan uang. Transaksi
keuangan sanagat berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan atau unit
organisasi, karena denganadanya transaksi yang terjadi dalam perusahaan kita dapat
melihat bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi perusahaan dan
bagaimana cara memperoleh dana yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
tersebut.
2. Transaksi Nonkeuangan
Transaksi nonkeuangan dapat diartikan sebuah kejadian yan diproses oleh sistem
informasi manajemen yang memiliki makna lebih luas dari pada transaksi keuangan,
umpamanya peristiwa penandatanganan kesepakatan kerja sama (MOU) antara suatu
perusahaan dengan i dapat dicatat oleh sistem informasi perusahaan sebagai sebuah
transaksi. perusahaan lain terkait dengan pasokan bahan baku untuk produksi, maka
kejadian inI
8. SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI
1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System disingkat TPS)
adalahsistem yang menjadi pintu utama dalam pengumpulan dan pengolahan data pada
suatuorganisasi. Sistem yang ber-interaksi langsung dengan sumber data (misalnya
pelanggan)adalah sistem pengolahan transaksi, dimana data transaksi sehari-hari yang
mendukungoperasional organisasi dilakukan. Tugas utama TPS adalah mengumpulkan
danmempersiapkan data untuk keperluan sistem informasi yang lain dalam
organisasi,misalnya untuk kebutuhan sistem informasi manajemen, atau kebutuhan sistem
informasieksekutif.
2. Teknik pengolahan data yang biasa diperoleh ada empat macam, yaitu
– Batch processing : data yang diperoleh dari sumber data biasanya dikumpulkan
atauditumpuk, lalu diproses pada waktu-waktu tertentu, misalnya data dikumpulkan
antarajam 8:00 sampai dengan jam 12:00, kemudian diproses mulai jam 14:00 sampai
dengan jam 17.00
– Online processing : data yang diperoleh dari sumber data langsung diproses pada
saatditerima, yang mungkin terjadi adalah antrian data untuk menunggu giliran,
misalnyapemrosesan yang dilakukan pada saat melakukan transaksi online di depan teller
bank.
– Real-time processing : pemrosesan data tidak boleh ditunda karena waktu sangat
kritis,penundaan pengolahan dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal. Misalnya
pengolahandata hasil pemantauan aktivitas gunung berapi.
– Inline processing : biasa juga disebut sebagai hybrid-processing, yaitu kombinasi
antarabatch-processing dan online-processing. Misalnya pengolahan transaksi di
supermarket,dimana transaksi penjualan melalui POS (point of sale) langsung dilakukan
(online),tetapi pengolahan lebih lanjut tentang persediaan barang dilakukan setiap jam
10:00malam
3. Komponen-komponen Sistem Pemrosesan Transaksi
a. Dokumen Sumber
Kebanyakan transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakancatatan-catatan
tertulis dokumen sumber berfungsi :
1. Memicu meng-otorisasi operasi fisik Sebagai contoh surat pesanan penjualan
meng-otorisasi pengiriman barang dangangguan kepada pelanggan.
2. Memantau arus fisik Misalnya surat pesanan penjualan digunakan untuk
memperlihatkan pergerakanbarang pesanan dari gudang ke tempat pengiriman.
3. Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan yang diambilMisalnya tagihan dari
pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihanini sudah diperiksa
kebenarannya.
9. 4. Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan basis dataSebagai contoh kopi faktur
penjualan digunakan untuk memutakhirkan saldodalam catatan sediaan. Catatan
pelanggan dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan riwayat penjualan.
5. Menyediakan data yang dibutuhkan untuk keluaranMisalnya data dalam surat
pesanan penjualan digunakan untuk menyiapkanfaktur penjualan dan ikhtiar
penjualan.
b. Jurnal dan Register
Jurnal dan register merupakan catatan akunting yang memuat data dalamurutan
kronologis. Jurnal merupakan catatan akunting formal awal dalam sistemmanual.
Mengikhtiarkan data transaksi dalam satu keuangan. Register berfungsisebagai pengganti
jurnal atau catatan kronologis atau buku harian untuk data atauperistiwa yang tidak bersifat
keuangan.
c. Buku Besar dan Arsip
Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuankeuangan. Nilai
transaksi yang muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan kepos perkiraan yang
sesuai. Melalui proses posting ini status setiap perkiraan yangterpengaruh dimutakhirkan
dengan menaikkan atau menurunkan saldo perkiraansebesar nilai transaksi. Jadi, jika
jurnal menekankan pada kegiatan transaksi, bukubesar menekankan pada status
perkiraan.
d. Laporan dan Dokumen
Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah satujenis keluaran
laporan dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar dokumenoperasional juga
dihasilkan oleh sistem pemrosesan transaksi. Beberapa daridokumen ini dihasilkan untuk
memicu tindakan. Dokumen lain dihasilkan untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah
diselesaikan. Dokumen operasional tertentuyang disiapkan oleh sistem pemrosesan
transaksi perusahaan menjadi masukan dokumen sumber untuk pemrosesan lebih lanjut.
e. Bagian Perkiraan dan Kode Lainnya
Transaksi akunting harus diklasifikasikan dan dikodekan sebelum diposkanke dalam buku
besar. Bagan perkiraan merupakan daftar berkode dari perkiraan-perkiraan yang termuat
dalam buku besar umum perusahaan. Pada dasarnya, inimerupakan struktur data
keuangan perusahaan. Bagan perkiraan ini bukan sajamemungkinkan pengklasifikasian
dan pengkodean data transaksi melainkan jugamenyediakan elemen-elemen data rinci
untuk menyusun dan menyajikan informasidalam laporan keuangan
f. Rangkaian Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh elemen-elemen
pemrosesan transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat untuk melakukan
penelusuran dari dokumen-dokumen sumber melalui jurnal dan buku besar sampai ke total
ikhtisar dalam laporan keuangan atau keluaran keuanganlainnya, dan sebaliknya.
Disamping membantu audit sistem pemrosesan transaksi.Rangkaian audit memungkinkan
:
1. Koreksi kesalahan yang terdeteksi
2. Menjawab pertanyaan
10. 3. Rekonstruksi arsip.
g. Tindakan Pengendalian dan Pengamanan
Pemrosesan transaksi yang baik menuntut adanya berbagai tindakanpengendalian dan
pengamanan. Contoh pengendalian yang telah dijelaskan meliputibagan perkiraan,
perkiraan pengendali, rangkaian audit, dan metode pemrosesansekali tulis. Pengendalian
seperti itu harus didukung dengan dokumentasi yangmemadai, meliputi :
1) manual prosedur, dan
2) uraian tanggung jawab yangdibebankan kepada mereka yang terlibat dalam
pemrosesan transaksi.
4. Ada empat tugas pokok dari sistem pengolahan transaksi, yaitu:
1. Pengumpulan Data : setiap organisasi yang ber-interaksi langsung
denganlingkungannya dalam penyediaan jasa dan produk, pasti memerlukan
sistem yangmengumpulkan data transaksi yang bersumber dari lingkungan.
2. Manipulasi Data : data transaksi yang dikumpulkan biasanya diolah lebih
dahulusebelum disajikan sebagai informasi untuk keperluan bagian-bagian dalam
organisasiatau menjadi bahan masukan sistem informasi yang lebih tinggi.
Beberapa tugasmanipulasi data adalah sebagai berikut:
1) Klassifikasi : data dikelompokkan menurut kategori tertentu, misalnya menurutjenis
kelamin, menurut agama, menurut golongan, dsb.
2) Sortir : data diurutkan menurut urutan tertentu agar lebih mudah dalam pencariandata,
misalnya di-sortir menurut abjad nama, atau menurut nomer induk, dsb.
IMPLEMENTASI SISTEM TRANSAKSI PADA BANK BNI.
Penerapan sistem yang digunakan oleh Bank BNI untuk mendukung proses transaksi
adalah dengan penggunaan BNI ICONS ( Integrated and Centralized Online System) yang
diharapkan dapat terjadi pembenahan mekanisme dan penambahan kapabilitas layanan
serta meningkatkan daya saing perusahaan ditengah persaingan bisnis perbankan yang
semakin kompetitif.
Untuk dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan, maka diperlukan suatu sistem
informasi yang sesuai dengan business proses perusahaan dan dukungan dari
sumberdaya manusia perusahaan. Pada Bank BNI, perusahaan mencoba menerapkan
sistem yaitu BNI ICONS dengan memperhatikan sistem transaksi pada industri perbankan
dan dukungan dukungan people dengan memberikan berbagai pelatihan, persuasi,
memberikan reward dan kompetisi kepada seluruh pihak yang berkepentingan terhadap
sistem yang baru tersebut, sehingga dapat memberikan support karena adanya keyakinan
terhadap manfaat yang akan didapat dari berjalannya sistem baru tersebut.
Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang dilakukan pada Bank BNI adalah dengan melalui
implementasi bertahap. Penerapan sistem baru pada organisasi dilakukan dengan
11. mengkoordinir aktivitaas pengembangan pelayanan. Perusahaan senantiasa
berkomunikasi langsung dengan pengembang dalam penerapan sistem tersebut serta
menerbitkan semacam cetak biru untuk merancang pelayanan yang dibangun dengan
pendekatan SOA (Serviced oriented Architecture), serta mendorong penggunaan common
resources berisi pelayanan - pelayanan yang sudah dikembangkan. Tujuannya adalah agar
pengembangan pelayanan yang tengah berjalan bisa berlangsung konsisten. Tata kelola
SOA yang baik juga akan mengurangi risiko ketidakserasian pelayanan dan upaya
pengembangan yang terlalu berlebihan, dan para pelaksana tetap harus memiliki big
picture ketika mereka memulai proyek pengembangan sistem.
Pemanfaatan Project Management
Penerapan BNI ICONS didukung dengan pembentukan tim yang bertanggung jawab
terhadap keberhasilan penerapan sistem baru tersebut. Dalam implementasi sistem
tersebut, BNI membentuk suatu tim yang disebut tim New Core Banking, yang terdiri dari
150 orang pegawai langsung dibawah naungan direksi. Hal ini dimaksudkan untuk
mendukung keberhasilan penerapan sistem baru dan sebagai tanda adanya dukungan
penuh dari manajemen. Selain itu perusahaan menggunakan tenaga konsultan, yang terdiri
dari konsultan teknis, proyek, dan bisnis. Dalam implementasinya perusahaan juga
menggunakan vendor seperti IBM untuk hardwarenya, Hewlett-packard untuk switching
mesin, Lintas Artha dan Citra Sari Makmur (CSM) untuk provider komunikasi, dan juga PT
Telekomunikasi Indonesia (Telkom).
BNI icons Dengan sistem yang baru tersebut akan mempermudah nasabah untuk
mengakses berbagai layanan perusahaan yang berimplikasi pada peningkatan jumlah
transaksi nasabah, sehingga diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.
Keamanan Informasi
BNI e-Secure adalah alat pengamanan tambahan untuk transaksi finansial di BNI
Internet Banking.
BNI e-Secure berfungsi menghasilkan PIN yang selalu berganti (Dynamic PIN)
setiap kali nasabah melakukan transaksi finansial, tanpa BNI e-Secure Anda masih
bisa mengakses Layanan BNI Internet Banking untuk melakukan transaksi non
finansial antara lain melihat Informasi Saldo dan mutasi transaksi.
Rekening yang dapat diakses adalah Tabungan (BNI Taplus, BNI Taplus Utama,
BNI Taplus Mahasiswa, BNI Taplus Pegawai, BNI Tapenas), BNI Giro Perorangan
(rupiah ataupun valas), BNI Deposito (rupiah ataupun valas) dan Rekening
Pinjaman Perorangan dengan syarat memiliki Customer Information File yang
sama.
Aman, layanan BNI Internet Banking mengutamakan kemudahan dan keamanan
informasi serta transaksi finansial anda.
Menggunakan Internasional Internet Standard Security SSL 3.0 dengan sistim
enkripsi 128-bit, suatu sistem pengacak informasi yang tercanggih saat ini,
sehingga informasi pribadi & keuangan anda lebih terjamin keamanannya.
Anda juga akan membuat sendiri User ID & Password BNI Internet Banking yang
unik, sehingga tidak ada duplikasi dan hanya anda yang mengetahuinya. Setiap kali
Login, anda hanya diperkenankan mengulang Password BNI Internet Banking yang
12. salah sebanyak tiga kali sebelum akses tersebut diblokir untuk mencegah
penyalahgunaan yang tidak bertanggung jawab.
Setiap transaksi finansial harus menggunakan alat pengaman tambahan yang disebut BNI
e-Secure dimana setiap transaksi akan diberikan nomor referensi yang digunakan apabila
ada pertanyaan atau terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan transaksi tersebut.
Jika tidak terdapat aktivitas selama beberapa menit, sistem secara otomatis akan
mengakhiri (log-out) akses anda untuk mencegah penyalahgunaan yang tidak berwenang.
BNI Internet Banking pengamanan sebagai mempunyai sistem berikut :
1. Menggunakan sistem keamanan standar internasional dengan enskripsi SSL128 bit
oleh Verisign. SSL 128 bit (Secure Socket Layer), yaitu lapisan pertama sistem
pengamanan BNI Internet Banking yang lazim digunakan dalam dunia perbankan.
Dengan menggunakan SSL ini, semua data yang dikirimkan dari server BNI Internet
Banking ke komputer nasabah dan sebaliknya selalu melalui proses enkripsi (acak
secara sistem) dengan menggunakan sandi 128-bit yang hanya diketahui oleh komputer
nasabah dan server BNI Internet Banking. Dengan demikian, pihak-pihak lain tidak akan
dapat mengartikan transmisi data tersebut apabila menerimanya.
2. Pengamanan pintu akses BNI Internet Banking dengan firewall.
3. Proses registrasi Layanan BNI Internet Banking dilakukan melalui BNI ATM
menggunakan PIN BNI Card.
4.Proses aktivasi melalui www.bni.co.id atau langsung
ke https://ibank.bni.co.idmenggunakan PIN registrasi dan nomor BNI Card yang
digunakan untuk registrasi di BNI ATM.
5. User ID dan Password dibuat oleh Pengguna saat aktivasi BNI Internet Banking, berupa
kombinasi alphabet dan numeric (alphanumeric).
6. Password BNI Internet Banking dapat diubah kapan saja oleh Pengguna BNI Internet
Banking.
7. Sistem BNI Internet Banking dilengkapi dengan session time out dimana akan
otomatis Log Off.
8. Alat tambahan untuk transaksi finansial menggunakan BNI e-Secure yang akan
menghasilkan kombinasi angka yang berubah-ubah (dynamic PIN) setiap kali Pengguna
melakukan transaksi.
9. PIN BNI e-Secure dibuat oleh Pengguna dan digunakan setiap kali mengaktifkan/
menyalakan BNI e-Secure
10.BNI e-Secure akan otomatis mati apabila tidak digunakan dalam waktu 45 (empat puluh
lima) detik
11.Pemblokiran layanan BNI Internet Banking dilakukan oleh Pengguna melalui permintaan
kepada BNI PhonePlus melalui BNI Call.
12. Limit transaksi finansial per hari dibatasi.
13. 13. Bukti transaksi BNI Internet Banking dapat dicetak dan atau disimpan sesuai keperluan
pengguna.
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama
kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah
Management Decision Sistem. Menurut Scott Morton “Sistem Pendukung Keputusan
merupakan penggabungan sumber – sumber kecerdasan individu dengan kemampuan
komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga
merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan
yang menangani masalah – masalah semi struktur“.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan
merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu
pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah
diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah
dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk
menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Sehingga keputusan dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI), di industri jasa keuangan
khususnya Bank BNI dewasa ini membutuhkan TI sebagai driver untuk mendukung proses
bisnis, kegiatan operasi, dan customer servicenya. Penerapan teknologi informasi di
lingkungan perbankan berjalan sangat intensif dan membutuhkan investasi yang tidak
kecil. Tujuannya adalah memudahkan dan memuaskan nasabah melalui layanan yang
convenience.
Dalam perjalanan sejarahnya BNI beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas
perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan
komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Dalam pemanfaatan teknologi informasi dan mengembangkan kualitas BNI membutuhkan
TI sebagai driver untuk mendukung proses bisnis, kegiatan operasi, dan customer service.
Penerapan TI sekarang ini lebih dimaksudkan untuk mendekati customer yaitu untuk
memenuhi tuntutan nasabah, yang umumnya sangat membutuhkan layanan yang
convenience, yakni tersedianya channel access yang banyak, aman, nyaman dan layanan
24 jam sehari, ini dilakukan dengan menambah jumlah channel access yang bisa berupa
cabang maupun ATM (automated teller machine), internet banking dan phone banking
yang semuanya memanjakan customer, sehingga dapat melakukan transaksi perbankan di
mana saja dan kapan saja.
Salah satu Keputusan Bank BNI dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI), adalah
dengan membuka layanan aplikasi nirkabel bersifat mobile (bergerak) seperti BNI Internet
Banking yang merupakan fasilitas layanan yang diberikan kepada nasabah BNI untuk
melakukan transaksi perbankan melalui jaringan Internet, kapan saja, dimana saja, yang
mempermudah penggunanya dari cek saldo, mutasi rekening sampai transfer, pembayaran
tagihan dan pembelian voucher prabayar. Dan untuk menambah keamanan BNI
menambahkan BNI e-Secure yaitu alat pengaman tambahan untuk transaksi finansial di
BNI Internet Banking. BNI e-Secure berfungsi menghasilkan PIN yang selalu berganti
(Dynamic PIN) setiap kali nasabah melakukan transaksi finansial, tanpa BNI e-Secure
Anda masih bisa mengakses Layanan BNI Internet Banking untuk melakukan transaksi non
finansial antara lain melihat Informasi Saldo dan mutasi transaksi.