MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sosiologi - Kajian Sosiologi
1.
2.
3. Sejarah dan
Perkembangan Konsep
Dasar Ilmu Sosiologi
Metode Pengkajian
Sosiologi
Fenomena di Masyarakat
Sebagai Sumber Data
Penelitian
Fungsi Sosiologi Mengkaji
Realitas Sosial
Closing
4. 1. Sejarah Perkembangan Sosiologi
Dahulu, sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung dalam filsafat.
Materi yang dibahas belum bisa dikatakan sebagai ilmu sosiologi karena materi
filsafat saat itu masih berkaitan dengan etika yang membahas bagaimana
seharusnya masyarakat itu sedangkan sosiologi membahas kenyataan yang ada di
masyarakat itu.
Ilmuwan yang mengembangkan filsafat sosial diantaranya adalah :
1 Plato (429-347 Sebelum Masehi) membahas unsur-unsur sosiologi tentang negara.
2. Aristoteles (384-322 SM)membahas unsur sosiologi dgn etika sosial.
Plato Aristoteles
5. Thomas Hobbes
J.J RosseauJohn Locke
Mereka memberikan sumbangan dalam sejarah ilmu sosiologi dengan
membentuk ilmu yang disebut sosiologi dengan pemikiran mereka
tentang kontak sosial. Namun, sampai awal tahun 1800-an, sosiologi
masih belum dianggap sebagai ilmu pengetahuan.
6. Auguste
Comte
Tahun 1798-1857 , Auguste Comte
menciptakan istilah sosiologi (1839)
terhadap keseluruhan pengetahuan
manusia mengenai kehidupan
bermasyarakat. Lahirlah sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan. Inilah tahap awal
pemikiran sosiologi. Comte berpendapat
bahwa tingkah laku dan kejadian di
masyarakat dapat diamati dan diukur
secara ilmiah. Comte pun dianggap
sebagai bapak sosiologi yang memulai
kajian sosial dengan metode ilmiah
7. Setelah Auguste Comte mencetuskan tentang ilmu sosiologi, banyak
ilmuwan lainnya yang mengembangkan ilmu sosiologi, misalnya Karl
Marx, Max Weber, Emile Durkheim, dan lainnya.
Setelah itu ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi termuka
yaitu :
1. Difusionisme , pengaruh masyarakat individual saling bergantung
dan meyakini bahwa perubahan sosial terjadi karena ciri budaya
masyarakat lain.
2. Fungsionalisme, memandang masyarakat sebagai suatu institusi
sehingga perubahan satu institusi berpengaruh kepada institusi
lain.
3. Strukturalisme, struktur sosial sebaai peran yang paling
berpengaruh dalam masyarakat karena peran suatu masyarakat
dapat menentukan tingkah laku manusia.
Tahun 1900-an merupakan perkembangan sosiologi memasuki
tahap modern dengan ciri utam,a ialah terjadinya spesialisasi
terus menerus pada bidang sosiologi.
8. Masuknya sosiologi ke tanah air dapat dilihat dari pemikiran para pujangga di
masa lalu. Salah satunya Wulang Reh, karya Sri Paduka Mangkunegoro 4 dari
Surakarta yang mengajarkan tata hubungan anggota masyarakat jawa kepada
golongan lainnya. Tokoh lainnya ialah Ki Hajar Dewantara yang membahas
konsep kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia. Ini membuktikan bahwa
unsur ssosiologi sudah ada meskipun tidak murni sosiologi.
Persinggungan antara masyarakat dengan dunia barat terjadi ketika penjajahan
belanda. Di zaman ini banyak karya sarjana Belanda yang mengambil rakyat
Indonesia sebagai pusat kajiannya. Sekolah Tinggi Hukum (Rechtchogeschool) di
Jakarta menjadi salah satu sekolah yang mengajarkan ilmu sosiologi sebelum
akhirnya ditutup pada tahun 1934-1935.
Sesudah proklamasi, Prof. Mr. Soenario Kolopaking memberikan kuliah sosiologi
tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (UGM). Tahun 1950 banyak
masyarakat Indonesia yang secara khusus mempelajari sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan.
9. Sosiologi mempelajari 3 aspek, yaitu :
1. Mempeajari hubungan timbal balik antara macam gejala-gejala sosial. Contoh : gejala
ekonomi dengan agama.
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial,
contohnya gejala geografis, gejala biologis, dsb.
3. Mempelajari ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.
Dengan adanya analisis cara hidup dan bergaul manusia, maka melahirkan cabang-cabang
sosiologi yaitu :
1. Kriminologi, mengkaji tindak kriminal
2. Demografi, bentuk, komposisi, dan persebaran manusia
3. Ekologi manusia, struktur lingkungan perkotaan&pola penempatan serta pertumbuhan
penduduk.
4. Ekologi politik, mendapatkan, menggunakan, dan terjadinya politik.
5. Psikologi sosial, tingkah laku antar individu
6. Sosiolinguistik, cara berbahasa.
7. Sosiologi Pendidikan, lembaga pendidikan mentransformasi perilaku budaya&tradisi.
8. Sosiologi Ilmu Pengetahuan, mitos, pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan
pengaruhnya.
9. Sosiologi Hukum, hubungan antara hukum formal.
10. Sosiometri, pengukuran ilmiah antara anggota-anggota kelompok
11. Sosiologi Urban, kondisi&masalah sosial yg terjadi di kota-kota.
me
nu
10. Sosiologi terapan mampu menangani masalah sosial praktis dalam kehidupan sehari-
hari. Contohnya seseorang melakukan kajian di suatu tempat mengenai kemiskinan
lalu menghasilkan analisis yang akurat lalu atas dasar analisi tersebut dijadikan
kajian untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk mewujudkan peran tersebut,
sosiologi berusaha mengupas realitas untuk mengungkap fakta dibalik fenomena
sosial.
Sorjono Soekanto (1982) menyatakan bahwa suatu masyarakat tersusun oleh 6
realitas sosial, yaitu :
a. Interaksi Sosial
b. Kebudayaan
c. Nilai dan Norma Sosial
d. Stratifikasi Sosial
e. Status dan Peran Sosial
f. Perubahan Sosial
11. a.Hubungan antaraNilaiSosialdengan InteraksiSosial
Berlangsungnya interaksi sosial di masyarakat tidak dapat dilrpaskan dari pengaruh nilai-nilai sosial.Ini terjadi
karenaseseorangyangbertindakharusmemperhatikanprinsip-prinsipyangberlaku.
b.Hubungan antaraNormaSosialdengan InteraksiSosial
Agar suatu pergaulan dalam masyarakat tertib dan teratur, dibutuhkan aturan dan norma-norma yang dapat
mengarahkan interaksi sosial. Interaksi sosial yang dilakukan seseorang akan dipengaruhi oleh norma yang
berlaku.
c.Hubungan antaraStatus&PerananSosialdengan InteraksiSosial
Setiap orang yang memiliki status dan peran yang harus dijalankan. Contoh : seorang berstatus ustad maka peran
dimasyarakatsebagai pembimbing.
d.Hubungan antaraKebutuhanDasar,Norma,danInstitusiSosial
Suatu norma yang berkaitan akan membentuk rangkaian norma yang disebut sebagai institusi untuk mengatur
kebutuhandasar.
e.Hubungan AntaraPeranSosialdenganKebudayaan
Peransosialterjadikarenaadanyakebudayaandi masyarakat,tidakterjadisecaranaluriah.
f.Hubungan antaraKelasSosialdenganInteraksiSosial
Kelassosial mempengaruhitingkahlakuseseorang,nilai yangdianut,dangayahidupkelas tersebut.
Back
12. Semua realitas sosial dapat dipelajari oleh ilmu sosiologi dan dapat dipelajari
pengaruhnya terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Berbagai gejala
sosial dapat dikaji oleh sosiologi. Untuk memahaminya, kita memerlukan suatu studi
sosial. Studi ini memungkinkan kita melakukan identifikasi data sosiologis mengenai
fenomena dengan lingkungan.. Studi sosial merupakan kajian segala sesuatu yang
berhubungan dengan individu, kelompok, atau institusi yang menyusun masyarakat.
Saat kita mengkaji ketiga hal tersebut, berarti kita meneliti dari sudut pandang
hubungan sosial dan kelompok.
Dalam pelaksanaan kajian sosial, kita membutuhkan 4 keterampilan pokok yaitu :
1. Mengkaji, mengumpulkan data/informasi.
2. Intelektual, menentukan dan menganalisis persoalan.
3. Kerja kelompok, memudahkan pelaksanaan penelitian kajian sosial.
4. Sosial, kemampuan berinteraksi dan bergaul dengan masyarakat (supel).
Tambahan lainnya, kita harus kritis dalam mengajukan pertanyaan mengenai objek
yang dikaji dan berusaha menemukan sendiri jawabannya. Metode seperti ini
dinamakan metode penemuan. Informasi yang kita cari adalah data sosiologis.
Data sosiologis ialah keterangan/informasi mengenai objek sosiologi yang
dibutuhkan untuk membuktikan teori.
13. Jenis-jenis data sosiologis ada 2, yaitu :
1.. Data Kualitatif.
Data kualitatif adalah hasil penelitian yang tidak dapat diukur dengan angka/ukuran lain
yang bersifat eksak. Data kualitatif dapat diperoleh melalui :
a. Penelitian historis, mengkaji peristiwa-peristiwa masa lampau untuk dapat
memahami kejadian masa kini.
b. Penelitian komparatif, membandingkan dua objek yang dikaji.
c. Studi kasus, memusatkan perhatian kepada fenomena sosial yang nyata di
masyarakat.
d. Penelitian historis-komparatif , gabungan antara penelitian historis dan komparatif.
Metode ini digunakan untuk mengkaji suatu objek yang membutuhkan dua
pendekatan sekaligus persoalan lebih efektif untuk dipecahkan.
2. Data Kuantitatif
Merupakan informasi hasil penelitian yang berupa angka-angka. Gejala-gejala yang
dikaji dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, ataupun rumus-rumus yang lalu diuji
dengan rumus-rumus hitung statistik. Dalam ilmu sosiologi, sosiologi lebih banyak
menggunakan uji statistik dalam mengkaji objek penelitian. Biasanya metode
kuantitatif menggunakan uji statistik secara lebih rumit.
Back
14. 1.Metode Survei
Disebut juga sebagai metode polling dan paling banyak digunakan dalam sosiologi. Digunakan untuk mengukur
sikaporang-orangmengenai berbagaihal.Adaduamacam pertanyaandalammetodesurvei, yaitu:
a. Pertanyaanterbuka,pertanyaanyangmenghendakijawabanberupauraianbebas.
b. Pertanyaantertutup,pertanyaanyangmenghendakirespondenmenjawabsesuaidengan opsiyangada..
Seorang peneliti dapat memilih kelompok individu sebagai responden (sampel). Sampel dapat dipilih secara acak
(random) atau dapat dipilih sebagai perwakilan dari masyarakat (proporsional). Metode ini dapat digunaka
untukmengetahuiinformasitentangsikapdanperilakumanusia.
2.MetodeEksperimen Terkontrol
Digunakan untuk mempelajari kelompok-kelompok kecil. Hanya ada sedikit pengkajian sosiologi yang dapat
dilakukan dalam sebuah laboratorium dalam kondisi yang terkontrol. Sebagai contoh ada dua kelompok yang
memiliki kesamaan dalam berbagai aspek tetapi ada satu aspek yang berbeda yang akan diteliti. Aspek-aspek
tersebutdisebutjuga sebagaivariabel.
15. 3. Metode Pengamatan Lapangan (Observasi)
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan
langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain
penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang
ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi
untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.
1. Tujuan Observasi
Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui
dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga berfungsi eksploitasi. Dari hasil
observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk
tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data
konkret secara langsung di lapangan atau tempat penelitian.
2. Jenis-jenis Observasi
Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi
non partisipasi.
a. Observasi partisipasi
Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam
kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan
bagian dari kelompokyang ditelitinya. Keuntungan cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang integral dari
situasi yang dipelajarinya sehingga kehadirannya tidak memengaruhi situasi penelitian. Kelemahannya, yaitu
ada kecenderungan peneliti terlampau terlibat dalam situasi itu sehingga proseduryang berikutnya tidak
mudah dicek kebenarannya oleh peneliti lain.
b. Observasi non partisipasi
Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai
partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada saat ini. Kelemahan cara ini antara lain
kehadiran pengamat dapat memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya.
16. 4. Metode Analisis Isi (Content Analysis)
Analisis isi merupakan metode penlitian yang digunakan untuk mengetahui simpulan dari sebuah
teks. Atau dengan kata lain, analisis isi merupakan metode penelitian yang ingin mengungkap
gagasan penulis yang termanifestasi maupun yang laten. Oleh karenanya, secara praksis metode
ini dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti; menjembatani isi dari komunikasi
internasional, membandingkan media atau ‘level’ dalam komunikasi, mendeteksi propaganda,
menjelaskan kecendrungan dalam konten komunkasi, dan lain-lain (Weber, 1990: 9). Dengan
demikian, analisis isi lebih akrab digunakan di bidang komunikasi.
Dalam kajian Weber, ada beberapa langkah dalam analisis isi untuk mengumpulkan data
diantaranya:
1.Menetapkan unit yang terekam, hal ini sangat penting dalam proses pengaregorian data.
Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa level :
a. Kata, yaitu mengklasifikasi masing-masing kata
b. Paragraf, kalau sumberdaya manusia atau komputer yang tersedia terbatas, peneliti
dapat mereduksinya dengan melakukan pengkodeaan berdasarakan paragraf. Namun hal ini
sulit mendapatkan hasil yang reliable karena cakupannya terlalu luas.
c. Keseluruhan teks, hal ini dilakukan dalam pengecualian ketika teks tersebut tidak
terlalu banyak, seperti cerpen, headline berita, dan berita koran.
d. Menetapkan kategori, ada dua tahap dalam menetapkan kategori. Pertama kita harus
mengetahui apakah hubungannya ekslusif (spesial). Kedua, harus seberapa dekatkah hubungan
antar unit dalam satu kategori. Melakukan tes coding di teks sampel. Hal ini diupayakan agar
tidak ada ambiguitas dalam kategori. Tahapan ini juga digunakan untuk merevisi hal-hal yang
tidak tepat dalam skema klasifikasi
e. Menilai akurasi atau reabilitas
f. Merefisi aturan pengkodingan Back