Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
ETIKA BISNIS DAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
1. TUGAS UTS :
BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
ETIKA BISNIS PADA PERUSAHAAN
PT.BANK DBS INDONESIA
2. Pengertian Etika
• Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,
aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan
diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu
generasi ke generasi yang lain.
3. Pengertian Bisnis dan Perusahaan
• Menurut M. Fuad dkk, (2003 : 1), “Bisnis (business) tidak
terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan,
maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang
atau perusahaan.” Aktivitas dalam bisnis pada umumnya
punya tujuan menghasilkan laba untuk kelangsungan hidup
serta mengumpulkan cukup dana bagi pelaksanaan kegiatan si
pelaku bisnis atau bisnisman (businessman) itu sendiri.
• Menurut M. Fuad dkk, (2003 : 7), “Perusahaan adalah suatu
unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahan faktor-
faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang dan jasa
bagi masyarakat, mendistribusikannya, serta melakukan
upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan
memuaskan kebutuhan masyarakat.”
4. Pengertian Etika Bisnis
• Menurut K. Bertens (2000 : 5), “Etika bisnis adalah pemikiran
atau refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi
dan bisnis.”
• Kemudian Bertens juga menyatakan bahwa bisnis yang ber
“etika” merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan bisnis itu sendiri, karena tujuan dari bisnis tidak
hanya semata-mata memaksimalkan keuntungan saja yang
akan mengakibatkan timbulnya keadaan yang tidak “etis”
tetapi juga harus memperhatikan lingkungan bisnis atau
disebut sebagai “the stakeholders’benefit” atau manfaat bagi
stakeholder.
5. Etika Bankir
• Bankir yang professional adalah bankir yang memiliki integritas pribadi, keahlian
dan tanggungjawab social yang tinggi serta wawasan yang luas agar mampu
melaksanakan pla manajemen bank yang professional pula. Bankir yang
professional memang dituntut melaksanakan 2 hal penting yaitu, dapat
menciptakan laba dan menciptakan iklim bisnis perbankan yang sehat.
• Menjadi bankir yang professional memerlukan beberapa persyaratan, diantaranya
adalah :
• 1. Memiliki skill (keterampilan) dan knowledge (pengetahuan)
• 2. Mampu menerima tekanan dari pihak manapun tanpa mengurangi kinerjanya
• 3. Memiliki inisiatif dan aktif dalam pencapaian tujuan serta tidak bersikap
menunggu
• 4. Memilik job motivation yang tinggi
• 5. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership ability)
• 6. Mempunyai sales ability
• 7. Memiliki kemampuan untuk : menyusun rencana, mengorganisasikan,
menetapkan prosedur kerja dan mengendalikan tugas pekerjaan agar menuju kea
rah pencapaian tujuan bank
6. Prinsip Dasar Etika Perbankan
Para bankir dalam prinsip pengelolaan bank harus
mengupayakan terselenggaranya iklim usaha perbankan yang
sehat yaitu dengan menjaga :
• Likuiditas Bank atau kelancaran operasional bank
• Solvabilitas Bank atau terpeliharanya kekayaan bank agar
kokoh dan mampu memenuhi seluruh kewajiban finansialnya
• Rentabilitas atau tingkat keuntungan yang dapat dicapai bank.
• Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank (bonafiditas).
7. Etika Bisnis Pada Bank DBS
DBS Indonesia selalu berpedoman pada Etika Bisnis dan lima pilar GCG sehingga Bank dapat
mencapai kinerja yang tertinggi. DBS Indonesia berkomitmen melaksanakan GCG, dan komitmen
tersebut diwujudkan dalam kebijakan, peraturan dan kode etik yang harus dipatuhi oleh seluruh
Pemangku Kepentingan. Dalam hubungannya dengan Pemegang Saham, Perseroan memandang
komitmen pelaksanaan GCG sangatlah penting karena komitmen tersebut menjadi bagian dari
nilai tambah baik untuk Perseroan dan Pemegang Saham maupun para Pemangku Kepentingan.
Pemangku Kepentingan sebagai berikut.
1. Para Pemegang Saham: peningkatan nilai Pemegang Saham, perkembangan usaha dan
tata kelola perusahaan.
2. Nasabah: kualitas pelayanan dan produk.
3. Investor: keamanan dan kenyamanan serta keuntungan dalam berinvestasi atau
Return on Investment (ROI).
4. Kreditur dan Bank: 3R (Return, Repayment, Risk Bearing Ability) atau Tingkat
Keuntungan, Pembayaran dan Kemampuan Menanggung Risiko.
5. Kompetitor: persaingan yang wajar.
6. Mitra Usaha Strategis: hubungan kerja sama yang saling menguntungkan.
7. Auditor: kemandirian.
8. Legislatif: kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku serta hubungan baik
antara Perseroan dengan lembaga legislatif dan masyarakat.
9. Pemerintah: kepatuhan pada hukum dan kontribusi pembangunan.
10. Media Massa, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Masyarakat: transparansi
penyampaian informasi.
11. Karyawan: kepuasan kerja dan kesejahteraan.
12. Serikat Pekerja: perlakuan yang adil dan setara.
8. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian penerapan etika bisnis pada PT. Bank Dbs Indonesia
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
• PT.Bank DBS Indonesia memiliki kewajiban moral yang berada pada tahap
postcoventional dan menggunakan pendekatan physchological dimana
perusahaan ini mengimplementasikan etika bisnis sesuai prinsip-prinsip
yang ada. Tujuan PT.Bank DBS Indonesia ini adalah melayani semua
stakeholder dan berkomitmen pada semua stakeholder. PT. Bank DBS
Indonesia ini membentuk sebuah nature yang terdiri dari culture yang
mengandung integritas moral. Dimana perusahaan ini memiliki kewajiban
moral dan prinsip yang kuat dalam penerapan etika bisnis pada PT Bank
DBS Indonesia. Hal itu diwujudkan oleh para leader, manajer, dan staf yang
terlibat dalam PT. Bank DBS Indonesia dimana penerapan etika bisnis pada
perusahaan ini dapat digolongkan ke physchological dimana perusahaan
ini mempunya level personal development yang berada pada tahap
postconventional dan mereka memiliki 7 prinsip yang terdiri dari prinsip
otonomi, prinsip kejujuran. Prinsip keadilan, prinsip saling
menguntungkan, integritas moral, prinsip kelestarian lingkungan hidup,
prinsip keselamatan konsumen.