SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bakso atau baso adalah bola daging. Bakso umumnya dibuat dari campuran
daging sapi dan tepung, tetapi ada juga bakso yang terbuat dari daging ayam atau
ikan.Jenis baksodaging sapi, ayam, dan ikan sekarang mulai banyak di tawarkan
dalam bentuk frozen yang dijual di super market, swalayan dan mall-mall. Dalam
penyajiannya bakso biasa dicampur dengan kuah bening dan mie.
Secara konvensional bakso diolah dengan cara yang kurang hygienis, bahkan
menggunakan bahan baku daging yang tidak segar lagi. Hal ini berakibat pada
kurangnya perlindungan terhadap kesehatan konsumen dan rendahnya kualitas
produk. Disamping itu beberapa pedagang bakso sering menggunakan bahan
tambahan pada produknya, seperti bahan pemutih dan bahan pengawet. Beberapa
bahan ini termasuk bahan kimia yang dilarang penggunaannya dalam produk pangan.
Untuk menghindari konsumsi bahan tambahan yang terlalu banyak, bakso dapat
dibuat sendiri di rumah dengan mengurangi atau menghindari sama sekali
penggunaan bahan-bahan tersebut.
2. Diskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang bakso dan bahan penyusunnya serta proses
pembuatan bakso.
3. Tujuan:
Agar peserta dapat meningkatkan kompetensi kerjanya dalam mengolah
daging menjadi bakso dengan baik sehingga aman bagi konsumen dan berkualitas.
4. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat menjelaskan bahan-bahan
untuk pembuatan bakso dan fungsinya serta dapat melakukan pembuatan bakso
daging.
1
5. Indikator Keberhasilan
Setelah menyelesaikan mata diklat ini, peserta dapat:
- menjelaskan bahan-bahan untuk pembuatan bakso dan fungsinya dengan
benar
- membuat bakso sesuai dengan prosedur dengan hasil benar.
6. Metode Pembelajaran
Penjelasan, diskusi, tanya jawab dan praktek
7. Materi Pokok
a. Bakso dan bahan penyusunnya
b. Proses pembuatan bakso
2
BAB II
BAKSO DAN BAHAN PENYUSUNNYA
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat menjelaskan bakso dan bahan-bahan
penyusun bakso serta fungsinya dengan benar
1. Bakso dan bahan penyusunnya.
Bakso adalah daging cacah yang diproses, dapat diklasifikasikan sebagai
daging direstrukturisasi dan merupakan produk olahan daging yang sangat populer.
Bakso umumnya diproduksi dengan mengemulsikan daging yang sudah dihaluskan
dengan pati, garam dan bumbu dan dicetak berbentuk bola, selanjutnya dimasak
dalam air panas, uap panas atau digoreng (Purnomo, 1990).
Kualitas bakso dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusunnya. Untuk
menghasilkan bakso dengan kualitas baik harus menggunakan bahan penyusun yang
tepat dan daging yang digunakan harus baik dan masih segar yaitu dari ternak yang
baru dipotong. Hal ini berkaitan dengan sifat menahan air daging (water holding
capacity) yang berperan dalam membentuk tekstur bakso. Semakin segar daging
yang digunakan semakin bagus kualitas bakso yang dihasilkan. Selain itu hendaknya
daging tidak banyak berlemak dan tidak banyak berurat. Lemak dan urat sebaiknya
dipisahkan dulu. Namun untuk membuat bakso urat justru digunakan daging yang
banyak uratnya, sedang lemak tetap dipisahkan (Wibowo, 2006).
Kesegaran daging antara lain dilihat dari warnanya yang dikarenakan adanya
mioglobin. Mioglobin dapat mengalami perubahan bentuk akibat berbagai reaksi
kimia. Bila terkena udara, pigmen mioglobin akan teroksidasi menjadi oksimioglobin
yang menghasilkan warna merah terang. Oksidasi lebih lanjut dari oksimioglobin
akan menghasilkan pigmen metmioglobin yang berwarna coklat. Timbulnya warna
coklat menandakan bahwa daging terlalu lama terkena udara bebas, sehingga
menjadi rusak (Purnomo, 1990). Bakso yang sehat berasal dari daging sapi segar
yang halal dan tanpa pengawet. Hampir semua bagian daging dapat digunakan untuk
membuat bakso. Jenis daging yang sering digunakan antara lain daging penutup,
gandik, lamusir, paha depan dan iga. Umumnya daging yang digunakan untuk
3
membuat bakso adalah daging sesegar mungkin, yaitu yang diperoleh segera setelah
pemotongan hewan tanpa mengalami proses penyimpanan atau pelayuan.
Bakso yang biasa kita kenal dikelompokkan menjadi bakso daging, bakso
urat, dan bakso aci. Bakso daging dibuat dari daging yang sedikit mengandung urat,
misalnya daging bagian penutup atau bagian gandik dengan penambahan tepung
yang lebih sedikit. Bakso urat terbuat dari daging yang mengandung jaringan ikat
atau urat, misalnya daging iga. Bakso aci adalah bakso yang penambahan tepungnya
lebih banyak dibanding dengan jumlah daging yang digunakan.
Parameter mutu bakso yang diperhatikan para pengolah maupun konsumen
adalah tekstur, warna dan rasa. Tekstur yang biasanya disukai adalah yang halus,
kompak, kenyal dan empuk. Halus yaitu permukaan irisannya rata, seragam dan serat
dagingnya tidak tampak. Kekenyalan bakso dapat ditentukan dengan melempar
bakso kepermukaan meja dan bakso yang kenyal akan memantul, sedang keempukan
diukur dengan cara digigit. Bakso yang empuk akan mudah pecah.
Komponen daging yang terpenting dalam pembuatan bakso adalah protein.
Protein daging berperan dalam pengikatan hancuran daging selama pemasakan dan
pengemulsi lemak sehingga produk menjadi empuk, kompak dan kenyal.
Kualitas bakso dikatakan baik jika bahan tambahan lain yang digunakan
kurang dari 50%. Menurut Asyahari (1992) penambahan tepung tapioka sampai 25%
dalam pembuatan bakso masih dapat diterima, sedang menurut Triatmojo (1992)
bahwa penambahan tepung sampai 50% masih dapat diterima secara organoleptik
walaupun kandungan proteinnya menurun.
Berbagai bahan yang ditambahkan harus memenuhi syarat yang tidak
menyebabkan efek samping terhadap kesehatan. Berdasarkan Standard Nasional
Indonesia (SNI 01-3818, 1995) untuk bakso ditetapkan sebagai berikut: kadar air
sekitar 70%, lemak maksimum 2%, protein minimum 6%, abu maksimum 3% dan
boraks negatif.
Tepung yang ditambahkan dalam pembuatan bakso berperan penting pada
produk akhir. Interaksi miofibril dari daging dengan tepung gelatinisasi yaitu
molekul tepung akan mengisi ruang-ruang matrik miofibril sehingga terbentuk
struktur gel-gel miofobril yang kokoh (Yulianti, 1999; Hidayati, 2002). Menurut
McWilliams (1997) pati gelatinisasi dapat menggantikan elastisitas dari protein otot
4
yang kehilangan elastisitasnya akibat degradasi pada proses rigor mortis. Tepung lain
yang memiliki kualitas yang hampir sama dengan tapioka adalah tepung jagung dan
tepung sago, tetapi kedua tepung tersebut menghasilkan tekstur bakso yang kurang
disukai konsumen dibanding tekstur bakso dengan campuran tepung tapioka
(Triatmojo et al.1995).
Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan pengisi, kaya akan karbohidrat
sedangkan kandungan proteinnya rendah. Pati tidak mengemulsikan lemak tetapi
memiliki kemampuan dalam mengikat air. Tepung tapioka disamping murah, mudah
didapat, suhu gelatinisasinya rendah sehingga menghemat energi dalam pemanasan,
juga tidak berasa sehingga tidak mencemari rasa dari produk yang dibuat.
Garam dapur berfungsi disamping memberikan rasa pada produk bakso, juga
sebagai pelarut protein, pengawet dan meningkatkan daya ikat air dari protein
daging. Pemakaian garam dalam pembuatan bakso berkisar antara 3 – 5 persen dari
berat daging.
Tekstur dan keempukan produk bakso dipengaruhi oleh kandungan airnya.
Penambahan air pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu supaya suhu
adonan selama penggilingan tetap rendah. Dalam adonan, air berfungsi untuk
melarutkan garam dan menyebarkannya secara merata keseluruh bagian masa
daging, memudahkan ekstraksi protein dan membantu pembentukan emulsi lemak.
Semakin banyak penambahan tepung semakin banyak air yang harus ditambahkan.
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada produk, seperti bahan
pemutih, bahan pengawet (Natrium benzoat), boraks, fosfat (STPP). Bahan pemutih
yang biasa digunakan adalah titanium dioksida. Bahan pengawet yang biasa
digunakan adalah benzoat yang batas penggunaannya dalam produk pangan
maksimum 0,1%-0,5% dari berat adonan. Boraks berupa serbuk putih yang
digunakan pada bakso untuk menghasilkan produk yang kering (kasat dan tidak
lengket), bahan ini termasuk bahan kimia yang dilarang penggunaannya dalam
produk pangan.
Pada produk makanan, peran dari penambahan STPP (Sodium Tri Poly
Phosphat) adalah untuk mempertahankan kadar air bahan. Penggunaan STPP yang
berlebihan menyebabkan rasa pahit pada bakso. Pada produk mie penggunaan STPP
0,25% atau CMC (Carboxymethyl Cellulose) 0,5% dari jumlah adonan dapat
5
meningkatkan kekenyalan dan keliatan sehingga mie tidak lengket dan licin,
disamping itu dengan penambahan CMC mie menjadi lebih elastis dan tidak mudah
menjadi bubur /mblobor (Bhs. Jawa) apabila dimasak.
6
BAB III
TAHAPAN PEMBUATAN BAKSO
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat membuat bakso sesuai dengan prosedur
dengan hasil benar.
Tahapan pembuatan bakso
Pembuatan bakso terdiri dari tahap pemotongan daging, penggilingan daging,
penghalusan daging giling sekaligus pencampuran dengan bahan pembantu dan
bumbu, pencampuran dengan tepung, pembentukan bola-bola dan perebusan.
Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang
dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat.
Menurut Purnomo (1995) penambahan tepung tapioka dan diikuti dengan pemanasan
dapat meningkatkan kemampuan pengikatan daging sehingga produk akhir menjadi
lebih kompak dan teksturnya sedikit elastis. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam
panci berisi air hangat sekitar 60o
C sampai 80o
C, sampai bakso mengeras dan
terapung. Pajanan panas yang terlalu tinggi menyebabkan warna bakso menjadi lebih
gelap. Bila sudah terapung dalam air, bola-bola bakso ini diangkat. Bila akan
dikonsumsi langsung, bakso tersebut didinginkan sebentar, lalu direbus lagi sampai
matang (sekitar 10 menit). Bila akan disimpan, dapat disimpan di refrigerator (untuk
jangka waktu pendek), atau di freezer (untuk jangka waktu lama). Secara
keseluruhan proses pembuatan bakso seperti disajikan berikut ini:
Pembuatan Bakso
a. Alat dan Bahan
1. Alat
Food processor (alat untuk melumatkan daging)
Panci
Kompor
Baskom plastik
Pisau dapur
Sendok
7
2. Bahan
Daging sapi segar 800 GRAM
Tepung tapioka 200 gram
Es ± 200 gram
Garam 30 gram atau sesuai selera
STPP (sodium tripoliphosphat) 2,5 gram
Telur 1 butir
Merica 1 sendok teh
Bawang putih 2 siung dihaluskan
b. Prosedur
Potong daging sapi menjadi ukuran yang lebih kecil, selanjutnya giling bersama
potongan es, dan STPP
Masukkan bumbu-bumbu (merica, garam, bawang putih) dan tepung tapioka
kedalam food processor, lalu haluskan bersama adonan daging sehingga menjadi
adonan bakso.
Diamkan adonan selama 10 menit, sementara itu memanaskan air tidak sampai
sampai mendidih (sekitar 60-80o
C).
Cetak adonan dengan tangan kanan menjadi butiran bakso dan ambil dengan
sendok lalu masukkan kedalam air panas (suhu 60-800
C).
Angkat butiran bakso yang sudah terapung menggunakan serok dan tiriskan. Ciri-
ciri bakso yang baik adalah elastis, kenyal, sedap dan warna keabu-abuan
Kemas bola-bola bakso yang telah dingin kedalam
kemasan plastik (polyprophelen setebal 0.6 mm – 0.7 mm)
Sealer dengan vacum sealer
Simpan bakso dalam kulkas (suhu 4o
C)
Rebus lagi 10 menit bila dikonsumsi dengan ditambahkan
bawang goreng dan irisan daun bawang dan sledri
Latihan
1. Jelaskan fungsi bahan yang ditambahkan pada daging dalam pembuatan
bakso
2. Sebutkan tahapan pembuatan bakso
3. Tuliskan hal-hal kritis dari tahap pembuatan bakso
8
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2008. Sodium TriPolyphoshate. Wikipedia, the free encyclopedia.htm.
Asyahari, F. 1992. Studi tentang proses pembuatan bakso di RW 2, Kelurahan
Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Kota Madya Malang Brawijaya
University, Intern Report.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1986. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono, U.I. Press. Jakarta
Mc Williams, M. 1997. Food experiments perspective. New Jersey: Merril, an
imprint of Prentice Hill Upper Saddle River.
Purnomo, H. 1990. Kajian mutu bakso daging, bakso urat dan bakso aci di daerah
Bogor. Bogor Agriculture Institute, Bachelor Thesis
Purnomo, H., 1996. Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT
Grasindo. Jakarta.
Triatmojo, S., Pertiwiningrum, A.W. and Indrayani, Y. 1995. Physical and
organoleptic quality of beef meatballs filled with five different fillers.
Special Edition Buletin Peternakan UGM, Yogyakarta.
Wibowo, S. 2006. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging. Penebar Swadaya.
Jakarta

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
 
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahPengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahImam Faeruzz
 
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayurPengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayurHappinessa Brilliant
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)AhmadRifaldhi
 
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihProses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihNuruliswati
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaRada Kusnadi
 
Pemanfaatan sumber daya genetika ternak
Pemanfaatan sumber daya genetika ternakPemanfaatan sumber daya genetika ternak
Pemanfaatan sumber daya genetika ternakDian Susi Susanti
 
Pengamatan browning
Pengamatan browningPengamatan browning
Pengamatan browningIndex San
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
 
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahPengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayurPengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
 
Makalah Yoghurt
Makalah YoghurtMakalah Yoghurt
Makalah Yoghurt
 
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi PutihProses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
Proses Fermentasi Mikroba - Kimchi Sawi Putih
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
 
Pemanfaatan sumber daya genetika ternak
Pemanfaatan sumber daya genetika ternakPemanfaatan sumber daya genetika ternak
Pemanfaatan sumber daya genetika ternak
 
Pengamatan browning
Pengamatan browningPengamatan browning
Pengamatan browning
 
Perpindahan Massa
Perpindahan MassaPerpindahan Massa
Perpindahan Massa
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Pengasaman
PengasamanPengasaman
Pengasaman
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 

Similar to bakso sapi

Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingBBPP_Batu
 
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASLaporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoErnalia Rosita
 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxTataNiaga2
 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfwisriyul
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingBBPP_Batu
 
Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1QorryAina9
 
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGANInfografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGANsalni nindita
 
4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikanHeru Pramono
 
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdfSetiawan Putra Syah
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASRahma Sagistiva Sari
 

Similar to bakso sapi (20)

Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
 
bakso
baksobakso
bakso
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol daging
 
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASLaporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
tugas 1
tugas 1tugas 1
tugas 1
 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum Kamaboko
 
nugget
nuggetnugget
nugget
 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptx
 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan daging
 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan daging
 
MATERI.pptx
MATERI.pptxMATERI.pptx
MATERI.pptx
 
Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1
 
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGANInfografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
 
4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan
 
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (7)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

bakso sapi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bakso atau baso adalah bola daging. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi dan tepung, tetapi ada juga bakso yang terbuat dari daging ayam atau ikan.Jenis baksodaging sapi, ayam, dan ikan sekarang mulai banyak di tawarkan dalam bentuk frozen yang dijual di super market, swalayan dan mall-mall. Dalam penyajiannya bakso biasa dicampur dengan kuah bening dan mie. Secara konvensional bakso diolah dengan cara yang kurang hygienis, bahkan menggunakan bahan baku daging yang tidak segar lagi. Hal ini berakibat pada kurangnya perlindungan terhadap kesehatan konsumen dan rendahnya kualitas produk. Disamping itu beberapa pedagang bakso sering menggunakan bahan tambahan pada produknya, seperti bahan pemutih dan bahan pengawet. Beberapa bahan ini termasuk bahan kimia yang dilarang penggunaannya dalam produk pangan. Untuk menghindari konsumsi bahan tambahan yang terlalu banyak, bakso dapat dibuat sendiri di rumah dengan mengurangi atau menghindari sama sekali penggunaan bahan-bahan tersebut. 2. Diskripsi Singkat Mata diklat ini membahas tentang bakso dan bahan penyusunnya serta proses pembuatan bakso. 3. Tujuan: Agar peserta dapat meningkatkan kompetensi kerjanya dalam mengolah daging menjadi bakso dengan baik sehingga aman bagi konsumen dan berkualitas. 4. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat menjelaskan bahan-bahan untuk pembuatan bakso dan fungsinya serta dapat melakukan pembuatan bakso daging.
  • 2. 1 5. Indikator Keberhasilan Setelah menyelesaikan mata diklat ini, peserta dapat: - menjelaskan bahan-bahan untuk pembuatan bakso dan fungsinya dengan benar - membuat bakso sesuai dengan prosedur dengan hasil benar. 6. Metode Pembelajaran Penjelasan, diskusi, tanya jawab dan praktek 7. Materi Pokok a. Bakso dan bahan penyusunnya b. Proses pembuatan bakso
  • 3. 2 BAB II BAKSO DAN BAHAN PENYUSUNNYA Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat menjelaskan bakso dan bahan-bahan penyusun bakso serta fungsinya dengan benar 1. Bakso dan bahan penyusunnya. Bakso adalah daging cacah yang diproses, dapat diklasifikasikan sebagai daging direstrukturisasi dan merupakan produk olahan daging yang sangat populer. Bakso umumnya diproduksi dengan mengemulsikan daging yang sudah dihaluskan dengan pati, garam dan bumbu dan dicetak berbentuk bola, selanjutnya dimasak dalam air panas, uap panas atau digoreng (Purnomo, 1990). Kualitas bakso dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusunnya. Untuk menghasilkan bakso dengan kualitas baik harus menggunakan bahan penyusun yang tepat dan daging yang digunakan harus baik dan masih segar yaitu dari ternak yang baru dipotong. Hal ini berkaitan dengan sifat menahan air daging (water holding capacity) yang berperan dalam membentuk tekstur bakso. Semakin segar daging yang digunakan semakin bagus kualitas bakso yang dihasilkan. Selain itu hendaknya daging tidak banyak berlemak dan tidak banyak berurat. Lemak dan urat sebaiknya dipisahkan dulu. Namun untuk membuat bakso urat justru digunakan daging yang banyak uratnya, sedang lemak tetap dipisahkan (Wibowo, 2006). Kesegaran daging antara lain dilihat dari warnanya yang dikarenakan adanya mioglobin. Mioglobin dapat mengalami perubahan bentuk akibat berbagai reaksi kimia. Bila terkena udara, pigmen mioglobin akan teroksidasi menjadi oksimioglobin yang menghasilkan warna merah terang. Oksidasi lebih lanjut dari oksimioglobin akan menghasilkan pigmen metmioglobin yang berwarna coklat. Timbulnya warna coklat menandakan bahwa daging terlalu lama terkena udara bebas, sehingga menjadi rusak (Purnomo, 1990). Bakso yang sehat berasal dari daging sapi segar yang halal dan tanpa pengawet. Hampir semua bagian daging dapat digunakan untuk membuat bakso. Jenis daging yang sering digunakan antara lain daging penutup, gandik, lamusir, paha depan dan iga. Umumnya daging yang digunakan untuk
  • 4. 3 membuat bakso adalah daging sesegar mungkin, yaitu yang diperoleh segera setelah pemotongan hewan tanpa mengalami proses penyimpanan atau pelayuan. Bakso yang biasa kita kenal dikelompokkan menjadi bakso daging, bakso urat, dan bakso aci. Bakso daging dibuat dari daging yang sedikit mengandung urat, misalnya daging bagian penutup atau bagian gandik dengan penambahan tepung yang lebih sedikit. Bakso urat terbuat dari daging yang mengandung jaringan ikat atau urat, misalnya daging iga. Bakso aci adalah bakso yang penambahan tepungnya lebih banyak dibanding dengan jumlah daging yang digunakan. Parameter mutu bakso yang diperhatikan para pengolah maupun konsumen adalah tekstur, warna dan rasa. Tekstur yang biasanya disukai adalah yang halus, kompak, kenyal dan empuk. Halus yaitu permukaan irisannya rata, seragam dan serat dagingnya tidak tampak. Kekenyalan bakso dapat ditentukan dengan melempar bakso kepermukaan meja dan bakso yang kenyal akan memantul, sedang keempukan diukur dengan cara digigit. Bakso yang empuk akan mudah pecah. Komponen daging yang terpenting dalam pembuatan bakso adalah protein. Protein daging berperan dalam pengikatan hancuran daging selama pemasakan dan pengemulsi lemak sehingga produk menjadi empuk, kompak dan kenyal. Kualitas bakso dikatakan baik jika bahan tambahan lain yang digunakan kurang dari 50%. Menurut Asyahari (1992) penambahan tepung tapioka sampai 25% dalam pembuatan bakso masih dapat diterima, sedang menurut Triatmojo (1992) bahwa penambahan tepung sampai 50% masih dapat diterima secara organoleptik walaupun kandungan proteinnya menurun. Berbagai bahan yang ditambahkan harus memenuhi syarat yang tidak menyebabkan efek samping terhadap kesehatan. Berdasarkan Standard Nasional Indonesia (SNI 01-3818, 1995) untuk bakso ditetapkan sebagai berikut: kadar air sekitar 70%, lemak maksimum 2%, protein minimum 6%, abu maksimum 3% dan boraks negatif. Tepung yang ditambahkan dalam pembuatan bakso berperan penting pada produk akhir. Interaksi miofibril dari daging dengan tepung gelatinisasi yaitu molekul tepung akan mengisi ruang-ruang matrik miofibril sehingga terbentuk struktur gel-gel miofobril yang kokoh (Yulianti, 1999; Hidayati, 2002). Menurut McWilliams (1997) pati gelatinisasi dapat menggantikan elastisitas dari protein otot
  • 5. 4 yang kehilangan elastisitasnya akibat degradasi pada proses rigor mortis. Tepung lain yang memiliki kualitas yang hampir sama dengan tapioka adalah tepung jagung dan tepung sago, tetapi kedua tepung tersebut menghasilkan tekstur bakso yang kurang disukai konsumen dibanding tekstur bakso dengan campuran tepung tapioka (Triatmojo et al.1995). Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan pengisi, kaya akan karbohidrat sedangkan kandungan proteinnya rendah. Pati tidak mengemulsikan lemak tetapi memiliki kemampuan dalam mengikat air. Tepung tapioka disamping murah, mudah didapat, suhu gelatinisasinya rendah sehingga menghemat energi dalam pemanasan, juga tidak berasa sehingga tidak mencemari rasa dari produk yang dibuat. Garam dapur berfungsi disamping memberikan rasa pada produk bakso, juga sebagai pelarut protein, pengawet dan meningkatkan daya ikat air dari protein daging. Pemakaian garam dalam pembuatan bakso berkisar antara 3 – 5 persen dari berat daging. Tekstur dan keempukan produk bakso dipengaruhi oleh kandungan airnya. Penambahan air pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu supaya suhu adonan selama penggilingan tetap rendah. Dalam adonan, air berfungsi untuk melarutkan garam dan menyebarkannya secara merata keseluruh bagian masa daging, memudahkan ekstraksi protein dan membantu pembentukan emulsi lemak. Semakin banyak penambahan tepung semakin banyak air yang harus ditambahkan. Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada produk, seperti bahan pemutih, bahan pengawet (Natrium benzoat), boraks, fosfat (STPP). Bahan pemutih yang biasa digunakan adalah titanium dioksida. Bahan pengawet yang biasa digunakan adalah benzoat yang batas penggunaannya dalam produk pangan maksimum 0,1%-0,5% dari berat adonan. Boraks berupa serbuk putih yang digunakan pada bakso untuk menghasilkan produk yang kering (kasat dan tidak lengket), bahan ini termasuk bahan kimia yang dilarang penggunaannya dalam produk pangan. Pada produk makanan, peran dari penambahan STPP (Sodium Tri Poly Phosphat) adalah untuk mempertahankan kadar air bahan. Penggunaan STPP yang berlebihan menyebabkan rasa pahit pada bakso. Pada produk mie penggunaan STPP 0,25% atau CMC (Carboxymethyl Cellulose) 0,5% dari jumlah adonan dapat
  • 6. 5 meningkatkan kekenyalan dan keliatan sehingga mie tidak lengket dan licin, disamping itu dengan penambahan CMC mie menjadi lebih elastis dan tidak mudah menjadi bubur /mblobor (Bhs. Jawa) apabila dimasak.
  • 7. 6 BAB III TAHAPAN PEMBUATAN BAKSO Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat membuat bakso sesuai dengan prosedur dengan hasil benar. Tahapan pembuatan bakso Pembuatan bakso terdiri dari tahap pemotongan daging, penggilingan daging, penghalusan daging giling sekaligus pencampuran dengan bahan pembantu dan bumbu, pencampuran dengan tepung, pembentukan bola-bola dan perebusan. Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat. Menurut Purnomo (1995) penambahan tepung tapioka dan diikuti dengan pemanasan dapat meningkatkan kemampuan pengikatan daging sehingga produk akhir menjadi lebih kompak dan teksturnya sedikit elastis. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam panci berisi air hangat sekitar 60o C sampai 80o C, sampai bakso mengeras dan terapung. Pajanan panas yang terlalu tinggi menyebabkan warna bakso menjadi lebih gelap. Bila sudah terapung dalam air, bola-bola bakso ini diangkat. Bila akan dikonsumsi langsung, bakso tersebut didinginkan sebentar, lalu direbus lagi sampai matang (sekitar 10 menit). Bila akan disimpan, dapat disimpan di refrigerator (untuk jangka waktu pendek), atau di freezer (untuk jangka waktu lama). Secara keseluruhan proses pembuatan bakso seperti disajikan berikut ini: Pembuatan Bakso a. Alat dan Bahan 1. Alat Food processor (alat untuk melumatkan daging) Panci Kompor Baskom plastik Pisau dapur Sendok
  • 8. 7 2. Bahan Daging sapi segar 800 GRAM Tepung tapioka 200 gram Es ± 200 gram Garam 30 gram atau sesuai selera STPP (sodium tripoliphosphat) 2,5 gram Telur 1 butir Merica 1 sendok teh Bawang putih 2 siung dihaluskan b. Prosedur Potong daging sapi menjadi ukuran yang lebih kecil, selanjutnya giling bersama potongan es, dan STPP Masukkan bumbu-bumbu (merica, garam, bawang putih) dan tepung tapioka kedalam food processor, lalu haluskan bersama adonan daging sehingga menjadi adonan bakso. Diamkan adonan selama 10 menit, sementara itu memanaskan air tidak sampai sampai mendidih (sekitar 60-80o C). Cetak adonan dengan tangan kanan menjadi butiran bakso dan ambil dengan sendok lalu masukkan kedalam air panas (suhu 60-800 C). Angkat butiran bakso yang sudah terapung menggunakan serok dan tiriskan. Ciri- ciri bakso yang baik adalah elastis, kenyal, sedap dan warna keabu-abuan Kemas bola-bola bakso yang telah dingin kedalam kemasan plastik (polyprophelen setebal 0.6 mm – 0.7 mm) Sealer dengan vacum sealer Simpan bakso dalam kulkas (suhu 4o C) Rebus lagi 10 menit bila dikonsumsi dengan ditambahkan bawang goreng dan irisan daun bawang dan sledri Latihan 1. Jelaskan fungsi bahan yang ditambahkan pada daging dalam pembuatan bakso 2. Sebutkan tahapan pembuatan bakso 3. Tuliskan hal-hal kritis dari tahap pembuatan bakso
  • 9. 8 DAFTAR PUSTAKA Anonym. 2008. Sodium TriPolyphoshate. Wikipedia, the free encyclopedia.htm. Asyahari, F. 1992. Studi tentang proses pembuatan bakso di RW 2, Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Kota Madya Malang Brawijaya University, Intern Report. Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1986. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono, U.I. Press. Jakarta Mc Williams, M. 1997. Food experiments perspective. New Jersey: Merril, an imprint of Prentice Hill Upper Saddle River. Purnomo, H. 1990. Kajian mutu bakso daging, bakso urat dan bakso aci di daerah Bogor. Bogor Agriculture Institute, Bachelor Thesis Purnomo, H., 1996. Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT Grasindo. Jakarta. Triatmojo, S., Pertiwiningrum, A.W. and Indrayani, Y. 1995. Physical and organoleptic quality of beef meatballs filled with five different fillers. Special Edition Buletin Peternakan UGM, Yogyakarta. Wibowo, S. 2006. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging. Penebar Swadaya. Jakarta