SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN DASAR
PEMBUATAN POLIMER SUPER ABSORBEN
CORNCOB UTILIZATION AS THE BASIC MATERIAL OF
SUPERABSORBENT POLYMER PRODUCTION
Wahyu Prayogi
Program Studi TeknikLingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
UniversitasIslamIndonesia, Sleman,Indonesia 55584
w_prayogi22@yahoo.com
Abstrak
Tongkol jagung merupakan sisa – sisa dari tanaman jagung atau limbah yang dapat dimanfaatkan kembali. Hal
ini disebabkan oleh tongkol jagung yang kaya akan serat – serat yang berguna dalam penyerapan air, seperti selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Pada saat ini telah dikembangkan suatu polimer superabsorben yang dapat mengabsorpsi air
dan mempunyai daya serap sampai ratusan kali lipat dibandingkan berat polimernya. Dalam sektor pertanian,
kebutuhan untuk memperbaiki sifat fisik tanah demi meningkatkan produktivitas sudah lama dilakukan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat di dalam tongkol jagung sehingga
dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan SAP. Dalam penelitian ini, metode uji yang digunakan adalah uji
selulosa yang bertujuan untuk mengetahui kandungan kadar selulosa di dalam tongkol jagung, dan uji swelling agar
dapat mengetahui persentase banyaknya air yang dapat diserap oleh SAP. Dilakukan pula pengamatan proses lamanya
waktu yang diperlukan dalam penyusutan SAP.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tongkol jagung memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, yaitu
sebesar 60.5%. Sementara untuk pembuatan SAP, diperlukan bahan yang mengandung selulosa. Dari uji swelling
diketahui bahwa kadar persentase penyerapan air bagi SAP adalah 1255%, dan berdasarkan pengamatan proses,
penyusutan SAP membutuhkan waktu selama 10 hari agar SAP kembali ke berat normal.
Kata Kunci: super absorben polymer, tongkol jagung, uji selulosa, uji swelling
Abstract
Corncob, the remnant of a corn plant, is considered as reusable waste for its richness in fibers that can help with
water absorption, such as cellulose, hemicellulose and lignin. At this point, superabsorbent polymer has been
developed to absorb water, and has possessed the absorptive capacity up to hundreds times more than polymer mass. In
agriculture, improving physical properties of the soil for the better productivity is something that has been done for a
long time.
This research was conducted to examine what corncob contains so it can be used as the basic component of the
SAP making. In this study, the test methods used are the cellulose test for discovering the cellulose content in corncob,
and the swelling test in order to determine the water percentage that can be absorbed by SAP. Also being conducted is
the observations to calculate how much time is needed for SAP to shrink.
This research finds that corncob contains 60% of cellulose, which is a sufficient number. Moreover, to make
SAP, a cellulose component is required. From the swelling test, it is determined that the percentage of SAP water
absorption is 1255%, and based on the process observations, the SAP shrinkage needs 10 days to return to the normal
weight.
Keywords: cellulose test, corncob, superabsorbent polymer, swelling test
2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menggarap lahan pertanian di daerah tadah hujan adalah pekerjaan yang sangat beresiko dan kurang
efektif karena ketergantungan pada air hujan yang menyebabkan petani hanya menanam pada
musim – musim tertentu saja. Ketidakpastian curah hujan ini merupakan kendala utama untuk
memanen hasil, terutama bila terjadi pada waktu yang tidak terduga dan masalah menjadi
diperparah jika kondisi kering terjadi untuk waktu yang lama. Untuk itulah diperlukan suatu cara
yang cermat dan efektif untuk menangani permasalahan ini (Wiwien, 2012). Permasalahan seperti
ini dapat diselesaikan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan membuat bahan
pengkondisi tanah soil conditioner yang murah, yaitu dengan menggunakan limbah selulosa yang
sangat melimpah di Indonesia seperti tongkol jagung, jerami padi, tandan kosong kelapa sawit,
sabut kelapa, kulit cocoa, dan sebagainya. Soil Conditioner telah dilaporkan untuk menjadi alat
yang efektif dalam meningkatkan kapasitas air, menurunkan laju infiltrasi dan kumulatif serta
meningkatkan penguapan air konservasi tanah berpasir (Wiwien, 2012).Tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh persentase kadar selulosa yang terkandung didalam tongkol jagung dengan uji
selulosa, mendapatkan persentase hasil penyerapan kadar air oleh super absorbent polymer dari
tongkol jagung dengan uji swelling, dan memperoleh waktu yang dibutuhkan super absorbent
polymer untuk menyusut ke ukuran semula sebelum uji swelling.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas beaker, corong gelas, pipet volume, strirer,
pemanas, erlenmeyer, cawan porselen, batang magnet, alat pemanas, pengaduk magnet, lemari
asam, oven, timbangan, dan mesin berkas elektron (MBE) 350 Kev/10 Ma. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Poliakrilamida (PAM), Aquadest, NaOH Merck 300 gr, HCl Merck 1
liter, dan H2SO4Merck 2,5 liter
2.2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap. Pertama adalah penyiapan umpan untuk pembuatan
selulosa, pembuatan selulosa, uji kadar selulosa, pembuatan SAP dengan iradiasi berkas elektron
menggunakan mesin berkas elektron (MBE) dan pemurnian SAP. Setelah itu melakukan pengujian
gugus fungsional SAP dengan Spektrofotometri FTIR, melakukan pengujian fraksi pencangkokkan
(Grafting) SAP, dan melakukan pengujian fraksi kemampuan penyerapan air (rasio swelling).
3
2.3. Penyiapan Umpan untuk Pembuatan Selulosa
Menyiapkan tongkol jagung sebanyak 1 kg yang akan dijadikan umpan selulosa, mencuci tongkol
jagung dengan air suling sampai bersih, lalu dijemur dibawah terik matahari salama 12 jam,
kemudian dilanjutkan dengan mengeringkan didalam oven pada suhu 85 o
C selama 16 jam. Potong
tongkol jagung kecil-kecil selanjutnya dihaluskan dengan blender sedikit demi sedikit sampai halus
seluruhnya. Serbuk tongkol jagung yang sudah halus dikeringkan kembali dalam oven pada suhu
110 o
C selama 6 jam.
2.4. Pembuatan Selulosa
Menyiapkan tongkol jagung yang sudah halus ditimbang sebanyak 20 gram dan dimasukkan
kedalam gelas beaker 3000 ml. Selanjutnya ditambahkan 1000 ml NaOH 15%, diaduk lalu
dipanaskan pada suhu 110 o
C selama 4jam. Hasil leburan disaring dan endapan dicuci kemudian
dikeringkan pada suhu 100 o
C selama 6 jam. Residu yang dihasilkan dihidrolisis menggunakan HCl
0,1 M sebanyak 200 ml dan dipanaskan pada suhu 105 o
C selama 1 jam (perbandingan 1:10) dan
selanjutnya dicuci menggunakan aquadest hingga pH residu netral. Kemudian lakukan uji selulosa
untuk mendapatkan hasil selulosa yang paling optimum, untuk selanjutnya digunakan untuk
pembuatan SAP.
2.5. Uji Kadar Selulosa
Satu gram selulosa kering (Berat A) ditambahkan 150 ml aquadest atau alkoholbenzene dan
direfluk pada suhu 100 o
C dengan waterbath selama 2 jam. Hasilnya disaring dan residu dicuci
dengan air panas 300 ml.Residu kemudian dikeringkan dengan oven sampai beratnya konstan dan
kemudian ditimbang (Berat B). Residu ditambah 150 ml H2SO4 1 N kemudian direfluk dengan
waterbath selama 2 jam pada suhu 100 o
C.Hasilnya disaring dan dicuci dengan aquadest sampai
netral dan residunya dikeringkan hingga beratnya konstan. Beratnya ditimbang (Berat C). Residu
kering ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat 72% dan direndam pada suhu kamar selama 4 jam.
Ditambahkan 150 ml H2SO4 1N dan direfluk pada suhu 100 o
C dengan waterbath selama 2 jam.
Residu disaring dan dicuci dengan aquadest sampai netral. Residu kemudian dipanaskan dengan
oven dengan suhu 105 o
C sampai beratnya konstan dan ditimbang (berat D). Selanjutnya buat
perhitungan kadar selulosa untuk menemukan kadar seluosa yang paling optimum untuk dilanjutkan
dengan proses berikutnya.
4
2.6. Pembuatan SAP dengan Iradiasi Berkas Elektron Menggunakan Mesin Berkas
Elektron (MBE)
Selulosa serbuk tongkol jagung hasil proses dan Poliakrilamida (PAM) ditimbang dengan
perbandingan 1:12,5.Serbuk tongkol jagung dimasukkan kedalam gelas beker dan ditambahkan
aquadest sebanyak 75 ml.Kemudian dilakukan penambahan poliakrilamida (PAM), diaduk dan
dipanaskan pada suhu 90 o
C selama 1 jam.Hasil dari pencampuran selanjutnya dibuat lapisan tipis
dengan ukuran 15x4x0,5cm,, kemudian diiradiasi menggunakan mesin berkas elektron dengan dosis
sebesar 50 kGy.
2.7. Pemurnian SAP
SAP hasil iradiasi berkas elektron, dicuci dengan air, lalu dikeringkan pada suhu 85 o
C selama 24
jam.Untuk memisahkan SAP yang tidak bereaksi, pertama kali hidrogel hasil iradiasi tersebut
diubah menjadi sebuk halus. Larutkan dalam air selama 24 jam sambil disentrifugasi hingga
terbentuk dua lapisan. Setelah itu dilapisan bagian bawah yang berupa endapan dari SAP
dipisahkan dengan lapisan bagian atas berupa cairan yang tidak bereaksi. Kemudian endapan
dikeringkan dan dikarakterisasi.
2.8. Pengujian Fraksi Kemampuan Penyerapan Air (Rasio Swelling)
SAP Penentuan fraksi kemampuan penyerapan air (rasio swelling) SAP dilakukan dengan metode
gravimetri. Tiga buah cuplikan hasil iradiasi berkas elektron dikeringkan pada suhu 60 o
C hingga
berat tetap, lalu ditimbang (Wo).Setelah itu direndam dalam aquadest selama 48 jam, setelah
dikeluarkan dari air, lalu permukaan SAP dibersihkan dengan kertas tisu dan ditimbang (Ws),
kemudian menghitung fraksi swelling gel.
2.9. Pengamatan Proses Penyusutan SAP
Tigabuahcuplikanhasilfraksi swelling ditimbangdandidapatberatterbesarsebelum
SAPmenyusut.Kemudiantigabuahcuplikantersebutdidiamkanselama 24 jam di
suhuruang.Setelahitumasing-masingcuplikanditimbang,
dandidapatberatpertamasetelahpenyusutan.Kemudianulangicarakerjatahapkeduadanketigahinggaber
at SAP samaataukurangdariberat SAP sebelumuji swelling.
5
2.10. Analisa Data
Setelah dilakukan percobaan dan diperoleh data, dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh.
Data dianalisa untuk mengetahui kadar selulosa, kadar penyerapan air dan lamanya waktu
penyusutan SAP dengan menggunakan persamaan yang telah ditetapkan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pembuatan Super Absorbent Polymer (SAP)
Perlakuan awal atau pretreatment dalam penelitian ini dilakukan dengan dua macam perlakuan yaitu
pretreatment secara fisik dan pretreatment secara kimiawi. Perlakuan awal pada pembuatan serbuk
selulosa adalah melakukan pencucian dan pengeringan terhadap tongkol jagung untuk mengangkat
kotoran yang masih menempel pada tongkol jagung tersebut seperti pasir dan kerikil.Adapun tujuan
pengeringan ini adalah untuk mencegah proses pembusukan tongkol jagung akibat adanya
perkembangan mikroba perusak, selain itu proses pengeringan dilakukan untuk memudahkan pada
proses pengecilan ukuran menjadi serbuk.
Pembuatan SAP dilakukan dengan menambahkan Poliakrilamida (PAM) dan aquadest hingga
selulosa berbentuk jelly (gel), PAM adalah polimer sintetis rantai panjang yang bertindak sebagai
agen penguatan partikel pengikat bersama tanah. Selulosa yang telah siap kemudian diiradiasi
menggunakan mesin berkas elektron (MBE). Dosis radiasi sangat berpengaruh pada konversi
monomer yang membentuk polimer dan jumlah ikatan silangnya, semakin besar dosis radiasi maka
akan meningkatkan prsentase konversi komposit. Energi radiasi digunakan sebagai energi awal
untuk memulai reaksi polimerisasi.
6
3.2. Uji Selulosa
Pada uji selulosa tahap pertama dilakukan selama 4 hari, peneliti menggunakan 2 sampel selulosa
kering yang masing – masing beratnya 1 gram (Berat A). Proses uji selulosa ini dilakukan hingga
mendapatkan nilai berat B, berat C, dan berat D, kemudian berat yang telah diketahui dimasukan
kedalam rumus dan dilakukan perhitungan persentase kadar selulosa itu sendiri. Dari uji selulosa
tersebut peneliti mendapatakan kadar selulosa sebesar 7% dan 6%, dengan kadar selulosa yang
kecil, peneliti mencoba untuk mengulangi proses uji selulosa tersebut.
Uji selulosa tahap kedua juga dilakukan selama 4 hari, pada uji ini peneliti juga menggunakan 1
gram selulosa kering. Dari hasil perhitungan kadar selulosa, kadar selulosa tongkol jagung yang
didapat nilainya kisaran 55% hingga 65% berbeda dengan kadar selulosa ampas tebu dari penelitian
(Wiwien Andriyanti, 2012) yang mendapatkan kadar selulosa hingga 95%. Perbedaan hasil yang
didapatkan dipengaruhi dari pada kandungan senyawa-senyawa seperti lignin dan hemiselulosa
yang terdapat didalam tongkol jagung dan ampas tebu dan juga dalam hal ini konsentrasi senyawa
seperti NaOH, HCl, dan juga H2SO4 yang digunakan dipenelitian ini juga berbeda tidak seperti
penelitian sebelumnya.
Sedangkan pada penelitian (Bambang Dwi Argo, 2013) didapat nilai kandungan selulosa sebesar
73.48%. Persentase kadar selulosa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Persentase Kadar Selulosa
No Jenis
Kadar
Selulosa
1
Selulosa
Tongkol Jagung
60.5%
2
Selulosa
Ampas Tebu
95 %
3
Selulosa
Jerami Padi
73.48 %
Perbedaan kadar selulosa pada penelitan yang menggunakan bahan dasar jerami padi ini
dikarenakan penelitian ini menggunakan metode yang berbeda yaitu proses pretreatment dengan
microwave oven gelombang mikro yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu yang sangat
cepat didalam microwave sehingga bahan mengalami perubahan suhu. Interaksi jerami dengan
gelombang mikro mengakibatkan dinding sel pembungkus mikrofibil selulosa dalam suatu matiks
7
hidrofobik yang terikat pada selulosa maupun hemiselulosa dapat terlepas dan kandungan lignin
pada dinding sel yang menghalangi selulosa mulai turun.
3.3. Uji Swelling (Uji Penyerapan)
Pada penelitian kali ini uji swelling dilakukan dengan 3 kali pengukuran dengan berat awal tiap –
tiap sampel sebesar 0.021 gr dan nilai radiasi 50 kGy dimana nilai rasio swelling memiliki rata –
rata penyerapan sebesar 1255%. Data rasio swelling dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Data Rasio Swelling
No Daftar
Berat Awal
(Ws)
Berat Akhir
(Wo)
Persentase
Swelling
1 Cuplikan A 0.021 gr 0.274 gr 1204 %
2 Cuplikan B 0.021 gr 0.283 gr 1247 %
3 Cuplikan C 0.021 gr 0.297 gr 1314 %
Rata - rata 1255 %
Pada uji sweliing hasilnya dipengaruhi oleh cara memperlakukan sampel dengan benar, pada saat
proses menimbang untuk mendapatkan data berat akhir sebelumnya dilakukan pembersihan
menggunakan tisu dibagian permukaan. Pada penelitian (Deni Swantomo, 2008). Perbedaan hasil
kapasitas absorpsi dipengaruhi oleh tingkat dosis radiasi yang digunakan pada polimer, hasil
terbesar yang didapat dengan kapasitas absorbsi 105.6 dikarenakan dosis yang dipakai sebesar 48
kGy, dan bahan dasar pembuatan yang digunakan berupa zeolit alam.
3.4. Pengamatan Proses Penyusutan SAP
Pengamatan proses penyusutan dilakukan setelah proses uji swelling, pada uji swelling diketahui
berat SAP yang mampu menahan air masing-masing adalah seberat 0,274 gr, 0,283 gr, dan 0,297
gr, proses penyusutan dilakukan selama 9 hari, dari berat awal diharapkan berat SAP setelah proses
penyusutan mengalami penurunan. Dari pengamatan proses penyusutan diperoleh data setelah 10
hari pengamatan dan SAP mengalami penyusutan berat pada hari ke-10 dan akan mengalami
penyusutan melebihi berat awal dari setiap cuplikan. Penyusutan hingga melebihi berat awal ini
disebabkan karena telah dikeringkan dan tidak disimpan dengan benar, melainkan disimpan dan
dibiarkan pada suhu ruang terbuka yang mengakibatkan berubahnya kelembaban pada SAP. Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini:
8
Gambar 1. Grafik Penyusutan Kadar Air
Dari Gambar 1. diatas dapat dilihat persentase penyusutan mengalami kenaikan nilai penyusutan
dari hari pertama hingga hari ke sepuluh, ini menunjukan bahwa semakin tinggi persentase
penyusutan, maka semakin tinggi juga kadar air yang menyusut dari SAP, hal ini berbanding
terbalik dengan berat SAP itu sendiri, karena semakin tinggi persentasenya maka berat dari SAP
akan mengalami penurunan, dan pada hari ke sepuluh penurunan berat SAP telah mencampai berat
mula – mula.
4. KESIMPULAN
Pada hasil penelitian pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan dasar pembuatan super absorbent
polymer, dapat disimpulkan hal-hal berikut:
 Pada uji selulosa terdapat 60.5% kadar selulosa yang terdapat pada tongkol jagung,
 Pada uji swelling terdapat 1255% hasil penyerapan kadar air oleh super absorbent polymer
dari tongkol jagung,
 Waktu yang dibutuhkan super absorbent polymer untuk menyusut ke ukuran semula sebelum
uji swelling adalah 10 hari.
5. SARAN
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0 2 4 6 8 10 12
PERSENTASE
H A R I
Cuplikan A Cuplikan B Cuplikan C
9
Pada hasil pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan dasar pembuatan super absorbent polymer,
dapat direkomendasikan hal-hal berikut:
 Pada pengamatan proses penyusutan superabsorben polimer perlu dilakukan pengukuran secara
berkala setiap hari dengan jarak waktu 24 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, D. A. 2013. Pemanfaatan Enzim Selulase dari Trichoderma Reseei dan Aspergillus
Niger sebagai katalisator Hidrolisis Enzimatik Jerami Padi dengan Pretreatment
Microwave. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. Vol. 1 : P. 36-42.
Chang, S. C. Dkk. 1999, Measurement and Calculation of Swelling Equilibria for Water / Poly
(Acrilamide-Sodiummallysufonate) Systems. Korean Journals of Chemical Engineering.
Vol. 16 : Issue. 5 : P. 581-584.
Deni, S. Dkk. 2008. Pembuatan Komposit Polimer Superabsorben dengan Mesin Berkas
Elektron. SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta.
Doane, S. W. 2008. Cellulose. 2008. In: Encyclopedia Britannica. Retrieved January 11, 2008,
from Encyclopedia Britania Online.
Hardman and Gunsolus. 1998. Corn growth and development. Extension Sevice. University of
Minesota. P. 5.
Ilindra. Dkk. 2008. Microcrystalline Cellulose from Baggase and Rice Straw. Indian Journal of
Chemical Technology. Vol. 15 : P. 497-499.
Palliwal, R. L. 2000. Tropical maize morphology. In: tropical maize: improvement and
production. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. P. 13-20.
Smith, M. E. Dkk. 1995. Genetic improvement of maize for nitrogenuse efficiency. In: Maize
research for stress environment. P. 39-43.
Syafruddin. 2002. Tolok ukur dan konsentrasi Al untuk penapisan tanaman jagung terhadap
ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan 24: P. 3-4.
Vasal, S. K. 1994. High quality protein corn. In: A.R. Halleuer (Ed.). Sepcialty corns. CRC Press
Inc. USA.
Wiwien, A. Dkk. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Polimer Superabsorben dari Ampas
Tebu. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya.
Vol. 13. P : 1-7.
White, P. J. 1994. Properties of corn strach. In: A. R. Halleuer (Ed.). Specialty corns. CRC Press
Inc. USA.
Zainal, A. A. Dkk. 2012. Sintesis dan Karakteristik Polimer Superabsorben dari Akrilamida.
Jurnal Teknik Kimia Indonesia. Vol. 11 : P. 87 – 93.

More Related Content

What's hot

Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanjiaji indras
 
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masakFormulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masakFeny Kartika
 
Pembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasar
Pembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasarPembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasar
Pembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasarFirlita Nurul Kharisma
 
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikPembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikFirlita Nurul Kharisma
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
 
Zenia ika, kulit_singkong_untuk_putu
Zenia ika, kulit_singkong_untuk_putuZenia ika, kulit_singkong_untuk_putu
Zenia ika, kulit_singkong_untuk_putuZenia Ika Savitri
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikasalni nindita
 
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuPengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuFirlita Nurul Kharisma
 
Karaginan pengendapan
Karaginan  pengendapanKaraginan  pengendapan
Karaginan pengendapanbarlianhs
 
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,Arizqi Al-Ardy
 
Brosur~memanfaatkan sampah menjadi_kompos
Brosur~memanfaatkan sampah menjadi_komposBrosur~memanfaatkan sampah menjadi_kompos
Brosur~memanfaatkan sampah menjadi_komposSafrizal Ibrahim
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Sukmiyati Agustin
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
 

What's hot (20)

Sabun
SabunSabun
Sabun
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 
Biogas kimter
Biogas kimterBiogas kimter
Biogas kimter
 
Present sempro
Present semproPresent sempro
Present sempro
 
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masakFormulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
 
Pembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasar
Pembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasarPembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasar
Pembuatan biodigester biogas skala semipilot untuk pengolahan limbah pasar
 
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikPembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Zenia ika, kulit_singkong_untuk_putu
Zenia ika, kulit_singkong_untuk_putuZenia ika, kulit_singkong_untuk_putu
Zenia ika, kulit_singkong_untuk_putu
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
 
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuPengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
 
Karaginan pengendapan
Karaginan  pengendapanKaraginan  pengendapan
Karaginan pengendapan
 
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
 
Brosur~memanfaatkan sampah menjadi_kompos
Brosur~memanfaatkan sampah menjadi_komposBrosur~memanfaatkan sampah menjadi_kompos
Brosur~memanfaatkan sampah menjadi_kompos
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011
 
Jurnal -sintha
Jurnal  -sinthaJurnal  -sintha
Jurnal -sintha
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
 

Similar to 08 naskah publikasi

Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalyulina096
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxJepriadi5
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperbrawijaya university
 
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Achmad Fathony
 
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020afif Prabowo
 
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdfadelbb
 
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...Dwiprayogo Wibowo
 
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...AriefWidjaja1
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Sii AQyuu
 
praktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptx
praktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptxpraktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptx
praktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptxLukmanAdiPrayitno
 
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptxpembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptxTheReaper87
 
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Alif Zulfikar
 

Similar to 08 naskah publikasi (20)

Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
 
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
 
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020
 
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
 
PPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptxPPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptx
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
 
Nata de legen
Nata de legenNata de legen
Nata de legen
 
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
 
HANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURULHANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURUL
 
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
 
praktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptx
praktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptxpraktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptx
praktikum_pembuatan_silase_dan_amoniasi_jerami.pptx
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Ppt praktikum fermentasi
Ppt praktikum fermentasiPpt praktikum fermentasi
Ppt praktikum fermentasi
 
Responsi Bioreaksi
Responsi BioreaksiResponsi Bioreaksi
Responsi Bioreaksi
 
NATA_DE_COCO.pptx
NATA_DE_COCO.pptxNATA_DE_COCO.pptx
NATA_DE_COCO.pptx
 
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptxpembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
 
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 

08 naskah publikasi

  • 1. 1 PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN POLIMER SUPER ABSORBEN CORNCOB UTILIZATION AS THE BASIC MATERIAL OF SUPERABSORBENT POLYMER PRODUCTION Wahyu Prayogi Program Studi TeknikLingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UniversitasIslamIndonesia, Sleman,Indonesia 55584 w_prayogi22@yahoo.com Abstrak Tongkol jagung merupakan sisa – sisa dari tanaman jagung atau limbah yang dapat dimanfaatkan kembali. Hal ini disebabkan oleh tongkol jagung yang kaya akan serat – serat yang berguna dalam penyerapan air, seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Pada saat ini telah dikembangkan suatu polimer superabsorben yang dapat mengabsorpsi air dan mempunyai daya serap sampai ratusan kali lipat dibandingkan berat polimernya. Dalam sektor pertanian, kebutuhan untuk memperbaiki sifat fisik tanah demi meningkatkan produktivitas sudah lama dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat di dalam tongkol jagung sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan SAP. Dalam penelitian ini, metode uji yang digunakan adalah uji selulosa yang bertujuan untuk mengetahui kandungan kadar selulosa di dalam tongkol jagung, dan uji swelling agar dapat mengetahui persentase banyaknya air yang dapat diserap oleh SAP. Dilakukan pula pengamatan proses lamanya waktu yang diperlukan dalam penyusutan SAP. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tongkol jagung memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, yaitu sebesar 60.5%. Sementara untuk pembuatan SAP, diperlukan bahan yang mengandung selulosa. Dari uji swelling diketahui bahwa kadar persentase penyerapan air bagi SAP adalah 1255%, dan berdasarkan pengamatan proses, penyusutan SAP membutuhkan waktu selama 10 hari agar SAP kembali ke berat normal. Kata Kunci: super absorben polymer, tongkol jagung, uji selulosa, uji swelling Abstract Corncob, the remnant of a corn plant, is considered as reusable waste for its richness in fibers that can help with water absorption, such as cellulose, hemicellulose and lignin. At this point, superabsorbent polymer has been developed to absorb water, and has possessed the absorptive capacity up to hundreds times more than polymer mass. In agriculture, improving physical properties of the soil for the better productivity is something that has been done for a long time. This research was conducted to examine what corncob contains so it can be used as the basic component of the SAP making. In this study, the test methods used are the cellulose test for discovering the cellulose content in corncob, and the swelling test in order to determine the water percentage that can be absorbed by SAP. Also being conducted is the observations to calculate how much time is needed for SAP to shrink. This research finds that corncob contains 60% of cellulose, which is a sufficient number. Moreover, to make SAP, a cellulose component is required. From the swelling test, it is determined that the percentage of SAP water absorption is 1255%, and based on the process observations, the SAP shrinkage needs 10 days to return to the normal weight. Keywords: cellulose test, corncob, superabsorbent polymer, swelling test
  • 2. 2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menggarap lahan pertanian di daerah tadah hujan adalah pekerjaan yang sangat beresiko dan kurang efektif karena ketergantungan pada air hujan yang menyebabkan petani hanya menanam pada musim – musim tertentu saja. Ketidakpastian curah hujan ini merupakan kendala utama untuk memanen hasil, terutama bila terjadi pada waktu yang tidak terduga dan masalah menjadi diperparah jika kondisi kering terjadi untuk waktu yang lama. Untuk itulah diperlukan suatu cara yang cermat dan efektif untuk menangani permasalahan ini (Wiwien, 2012). Permasalahan seperti ini dapat diselesaikan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan membuat bahan pengkondisi tanah soil conditioner yang murah, yaitu dengan menggunakan limbah selulosa yang sangat melimpah di Indonesia seperti tongkol jagung, jerami padi, tandan kosong kelapa sawit, sabut kelapa, kulit cocoa, dan sebagainya. Soil Conditioner telah dilaporkan untuk menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kapasitas air, menurunkan laju infiltrasi dan kumulatif serta meningkatkan penguapan air konservasi tanah berpasir (Wiwien, 2012).Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh persentase kadar selulosa yang terkandung didalam tongkol jagung dengan uji selulosa, mendapatkan persentase hasil penyerapan kadar air oleh super absorbent polymer dari tongkol jagung dengan uji swelling, dan memperoleh waktu yang dibutuhkan super absorbent polymer untuk menyusut ke ukuran semula sebelum uji swelling. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas beaker, corong gelas, pipet volume, strirer, pemanas, erlenmeyer, cawan porselen, batang magnet, alat pemanas, pengaduk magnet, lemari asam, oven, timbangan, dan mesin berkas elektron (MBE) 350 Kev/10 Ma. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Poliakrilamida (PAM), Aquadest, NaOH Merck 300 gr, HCl Merck 1 liter, dan H2SO4Merck 2,5 liter 2.2. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap. Pertama adalah penyiapan umpan untuk pembuatan selulosa, pembuatan selulosa, uji kadar selulosa, pembuatan SAP dengan iradiasi berkas elektron menggunakan mesin berkas elektron (MBE) dan pemurnian SAP. Setelah itu melakukan pengujian gugus fungsional SAP dengan Spektrofotometri FTIR, melakukan pengujian fraksi pencangkokkan (Grafting) SAP, dan melakukan pengujian fraksi kemampuan penyerapan air (rasio swelling).
  • 3. 3 2.3. Penyiapan Umpan untuk Pembuatan Selulosa Menyiapkan tongkol jagung sebanyak 1 kg yang akan dijadikan umpan selulosa, mencuci tongkol jagung dengan air suling sampai bersih, lalu dijemur dibawah terik matahari salama 12 jam, kemudian dilanjutkan dengan mengeringkan didalam oven pada suhu 85 o C selama 16 jam. Potong tongkol jagung kecil-kecil selanjutnya dihaluskan dengan blender sedikit demi sedikit sampai halus seluruhnya. Serbuk tongkol jagung yang sudah halus dikeringkan kembali dalam oven pada suhu 110 o C selama 6 jam. 2.4. Pembuatan Selulosa Menyiapkan tongkol jagung yang sudah halus ditimbang sebanyak 20 gram dan dimasukkan kedalam gelas beaker 3000 ml. Selanjutnya ditambahkan 1000 ml NaOH 15%, diaduk lalu dipanaskan pada suhu 110 o C selama 4jam. Hasil leburan disaring dan endapan dicuci kemudian dikeringkan pada suhu 100 o C selama 6 jam. Residu yang dihasilkan dihidrolisis menggunakan HCl 0,1 M sebanyak 200 ml dan dipanaskan pada suhu 105 o C selama 1 jam (perbandingan 1:10) dan selanjutnya dicuci menggunakan aquadest hingga pH residu netral. Kemudian lakukan uji selulosa untuk mendapatkan hasil selulosa yang paling optimum, untuk selanjutnya digunakan untuk pembuatan SAP. 2.5. Uji Kadar Selulosa Satu gram selulosa kering (Berat A) ditambahkan 150 ml aquadest atau alkoholbenzene dan direfluk pada suhu 100 o C dengan waterbath selama 2 jam. Hasilnya disaring dan residu dicuci dengan air panas 300 ml.Residu kemudian dikeringkan dengan oven sampai beratnya konstan dan kemudian ditimbang (Berat B). Residu ditambah 150 ml H2SO4 1 N kemudian direfluk dengan waterbath selama 2 jam pada suhu 100 o C.Hasilnya disaring dan dicuci dengan aquadest sampai netral dan residunya dikeringkan hingga beratnya konstan. Beratnya ditimbang (Berat C). Residu kering ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat 72% dan direndam pada suhu kamar selama 4 jam. Ditambahkan 150 ml H2SO4 1N dan direfluk pada suhu 100 o C dengan waterbath selama 2 jam. Residu disaring dan dicuci dengan aquadest sampai netral. Residu kemudian dipanaskan dengan oven dengan suhu 105 o C sampai beratnya konstan dan ditimbang (berat D). Selanjutnya buat perhitungan kadar selulosa untuk menemukan kadar seluosa yang paling optimum untuk dilanjutkan dengan proses berikutnya.
  • 4. 4 2.6. Pembuatan SAP dengan Iradiasi Berkas Elektron Menggunakan Mesin Berkas Elektron (MBE) Selulosa serbuk tongkol jagung hasil proses dan Poliakrilamida (PAM) ditimbang dengan perbandingan 1:12,5.Serbuk tongkol jagung dimasukkan kedalam gelas beker dan ditambahkan aquadest sebanyak 75 ml.Kemudian dilakukan penambahan poliakrilamida (PAM), diaduk dan dipanaskan pada suhu 90 o C selama 1 jam.Hasil dari pencampuran selanjutnya dibuat lapisan tipis dengan ukuran 15x4x0,5cm,, kemudian diiradiasi menggunakan mesin berkas elektron dengan dosis sebesar 50 kGy. 2.7. Pemurnian SAP SAP hasil iradiasi berkas elektron, dicuci dengan air, lalu dikeringkan pada suhu 85 o C selama 24 jam.Untuk memisahkan SAP yang tidak bereaksi, pertama kali hidrogel hasil iradiasi tersebut diubah menjadi sebuk halus. Larutkan dalam air selama 24 jam sambil disentrifugasi hingga terbentuk dua lapisan. Setelah itu dilapisan bagian bawah yang berupa endapan dari SAP dipisahkan dengan lapisan bagian atas berupa cairan yang tidak bereaksi. Kemudian endapan dikeringkan dan dikarakterisasi. 2.8. Pengujian Fraksi Kemampuan Penyerapan Air (Rasio Swelling) SAP Penentuan fraksi kemampuan penyerapan air (rasio swelling) SAP dilakukan dengan metode gravimetri. Tiga buah cuplikan hasil iradiasi berkas elektron dikeringkan pada suhu 60 o C hingga berat tetap, lalu ditimbang (Wo).Setelah itu direndam dalam aquadest selama 48 jam, setelah dikeluarkan dari air, lalu permukaan SAP dibersihkan dengan kertas tisu dan ditimbang (Ws), kemudian menghitung fraksi swelling gel. 2.9. Pengamatan Proses Penyusutan SAP Tigabuahcuplikanhasilfraksi swelling ditimbangdandidapatberatterbesarsebelum SAPmenyusut.Kemudiantigabuahcuplikantersebutdidiamkanselama 24 jam di suhuruang.Setelahitumasing-masingcuplikanditimbang, dandidapatberatpertamasetelahpenyusutan.Kemudianulangicarakerjatahapkeduadanketigahinggaber at SAP samaataukurangdariberat SAP sebelumuji swelling.
  • 5. 5 2.10. Analisa Data Setelah dilakukan percobaan dan diperoleh data, dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh. Data dianalisa untuk mengetahui kadar selulosa, kadar penyerapan air dan lamanya waktu penyusutan SAP dengan menggunakan persamaan yang telah ditetapkan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pembuatan Super Absorbent Polymer (SAP) Perlakuan awal atau pretreatment dalam penelitian ini dilakukan dengan dua macam perlakuan yaitu pretreatment secara fisik dan pretreatment secara kimiawi. Perlakuan awal pada pembuatan serbuk selulosa adalah melakukan pencucian dan pengeringan terhadap tongkol jagung untuk mengangkat kotoran yang masih menempel pada tongkol jagung tersebut seperti pasir dan kerikil.Adapun tujuan pengeringan ini adalah untuk mencegah proses pembusukan tongkol jagung akibat adanya perkembangan mikroba perusak, selain itu proses pengeringan dilakukan untuk memudahkan pada proses pengecilan ukuran menjadi serbuk. Pembuatan SAP dilakukan dengan menambahkan Poliakrilamida (PAM) dan aquadest hingga selulosa berbentuk jelly (gel), PAM adalah polimer sintetis rantai panjang yang bertindak sebagai agen penguatan partikel pengikat bersama tanah. Selulosa yang telah siap kemudian diiradiasi menggunakan mesin berkas elektron (MBE). Dosis radiasi sangat berpengaruh pada konversi monomer yang membentuk polimer dan jumlah ikatan silangnya, semakin besar dosis radiasi maka akan meningkatkan prsentase konversi komposit. Energi radiasi digunakan sebagai energi awal untuk memulai reaksi polimerisasi.
  • 6. 6 3.2. Uji Selulosa Pada uji selulosa tahap pertama dilakukan selama 4 hari, peneliti menggunakan 2 sampel selulosa kering yang masing – masing beratnya 1 gram (Berat A). Proses uji selulosa ini dilakukan hingga mendapatkan nilai berat B, berat C, dan berat D, kemudian berat yang telah diketahui dimasukan kedalam rumus dan dilakukan perhitungan persentase kadar selulosa itu sendiri. Dari uji selulosa tersebut peneliti mendapatakan kadar selulosa sebesar 7% dan 6%, dengan kadar selulosa yang kecil, peneliti mencoba untuk mengulangi proses uji selulosa tersebut. Uji selulosa tahap kedua juga dilakukan selama 4 hari, pada uji ini peneliti juga menggunakan 1 gram selulosa kering. Dari hasil perhitungan kadar selulosa, kadar selulosa tongkol jagung yang didapat nilainya kisaran 55% hingga 65% berbeda dengan kadar selulosa ampas tebu dari penelitian (Wiwien Andriyanti, 2012) yang mendapatkan kadar selulosa hingga 95%. Perbedaan hasil yang didapatkan dipengaruhi dari pada kandungan senyawa-senyawa seperti lignin dan hemiselulosa yang terdapat didalam tongkol jagung dan ampas tebu dan juga dalam hal ini konsentrasi senyawa seperti NaOH, HCl, dan juga H2SO4 yang digunakan dipenelitian ini juga berbeda tidak seperti penelitian sebelumnya. Sedangkan pada penelitian (Bambang Dwi Argo, 2013) didapat nilai kandungan selulosa sebesar 73.48%. Persentase kadar selulosa dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Persentase Kadar Selulosa No Jenis Kadar Selulosa 1 Selulosa Tongkol Jagung 60.5% 2 Selulosa Ampas Tebu 95 % 3 Selulosa Jerami Padi 73.48 % Perbedaan kadar selulosa pada penelitan yang menggunakan bahan dasar jerami padi ini dikarenakan penelitian ini menggunakan metode yang berbeda yaitu proses pretreatment dengan microwave oven gelombang mikro yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu yang sangat cepat didalam microwave sehingga bahan mengalami perubahan suhu. Interaksi jerami dengan gelombang mikro mengakibatkan dinding sel pembungkus mikrofibil selulosa dalam suatu matiks
  • 7. 7 hidrofobik yang terikat pada selulosa maupun hemiselulosa dapat terlepas dan kandungan lignin pada dinding sel yang menghalangi selulosa mulai turun. 3.3. Uji Swelling (Uji Penyerapan) Pada penelitian kali ini uji swelling dilakukan dengan 3 kali pengukuran dengan berat awal tiap – tiap sampel sebesar 0.021 gr dan nilai radiasi 50 kGy dimana nilai rasio swelling memiliki rata – rata penyerapan sebesar 1255%. Data rasio swelling dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Data Rasio Swelling No Daftar Berat Awal (Ws) Berat Akhir (Wo) Persentase Swelling 1 Cuplikan A 0.021 gr 0.274 gr 1204 % 2 Cuplikan B 0.021 gr 0.283 gr 1247 % 3 Cuplikan C 0.021 gr 0.297 gr 1314 % Rata - rata 1255 % Pada uji sweliing hasilnya dipengaruhi oleh cara memperlakukan sampel dengan benar, pada saat proses menimbang untuk mendapatkan data berat akhir sebelumnya dilakukan pembersihan menggunakan tisu dibagian permukaan. Pada penelitian (Deni Swantomo, 2008). Perbedaan hasil kapasitas absorpsi dipengaruhi oleh tingkat dosis radiasi yang digunakan pada polimer, hasil terbesar yang didapat dengan kapasitas absorbsi 105.6 dikarenakan dosis yang dipakai sebesar 48 kGy, dan bahan dasar pembuatan yang digunakan berupa zeolit alam. 3.4. Pengamatan Proses Penyusutan SAP Pengamatan proses penyusutan dilakukan setelah proses uji swelling, pada uji swelling diketahui berat SAP yang mampu menahan air masing-masing adalah seberat 0,274 gr, 0,283 gr, dan 0,297 gr, proses penyusutan dilakukan selama 9 hari, dari berat awal diharapkan berat SAP setelah proses penyusutan mengalami penurunan. Dari pengamatan proses penyusutan diperoleh data setelah 10 hari pengamatan dan SAP mengalami penyusutan berat pada hari ke-10 dan akan mengalami penyusutan melebihi berat awal dari setiap cuplikan. Penyusutan hingga melebihi berat awal ini disebabkan karena telah dikeringkan dan tidak disimpan dengan benar, melainkan disimpan dan dibiarkan pada suhu ruang terbuka yang mengakibatkan berubahnya kelembaban pada SAP. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini:
  • 8. 8 Gambar 1. Grafik Penyusutan Kadar Air Dari Gambar 1. diatas dapat dilihat persentase penyusutan mengalami kenaikan nilai penyusutan dari hari pertama hingga hari ke sepuluh, ini menunjukan bahwa semakin tinggi persentase penyusutan, maka semakin tinggi juga kadar air yang menyusut dari SAP, hal ini berbanding terbalik dengan berat SAP itu sendiri, karena semakin tinggi persentasenya maka berat dari SAP akan mengalami penurunan, dan pada hari ke sepuluh penurunan berat SAP telah mencampai berat mula – mula. 4. KESIMPULAN Pada hasil penelitian pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan dasar pembuatan super absorbent polymer, dapat disimpulkan hal-hal berikut:  Pada uji selulosa terdapat 60.5% kadar selulosa yang terdapat pada tongkol jagung,  Pada uji swelling terdapat 1255% hasil penyerapan kadar air oleh super absorbent polymer dari tongkol jagung,  Waktu yang dibutuhkan super absorbent polymer untuk menyusut ke ukuran semula sebelum uji swelling adalah 10 hari. 5. SARAN 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 0 2 4 6 8 10 12 PERSENTASE H A R I Cuplikan A Cuplikan B Cuplikan C
  • 9. 9 Pada hasil pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan dasar pembuatan super absorbent polymer, dapat direkomendasikan hal-hal berikut:  Pada pengamatan proses penyusutan superabsorben polimer perlu dilakukan pengukuran secara berkala setiap hari dengan jarak waktu 24 jam. DAFTAR PUSTAKA Bambang, D. A. 2013. Pemanfaatan Enzim Selulase dari Trichoderma Reseei dan Aspergillus Niger sebagai katalisator Hidrolisis Enzimatik Jerami Padi dengan Pretreatment Microwave. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. Vol. 1 : P. 36-42. Chang, S. C. Dkk. 1999, Measurement and Calculation of Swelling Equilibria for Water / Poly (Acrilamide-Sodiummallysufonate) Systems. Korean Journals of Chemical Engineering. Vol. 16 : Issue. 5 : P. 581-584. Deni, S. Dkk. 2008. Pembuatan Komposit Polimer Superabsorben dengan Mesin Berkas Elektron. SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta. Doane, S. W. 2008. Cellulose. 2008. In: Encyclopedia Britannica. Retrieved January 11, 2008, from Encyclopedia Britania Online. Hardman and Gunsolus. 1998. Corn growth and development. Extension Sevice. University of Minesota. P. 5. Ilindra. Dkk. 2008. Microcrystalline Cellulose from Baggase and Rice Straw. Indian Journal of Chemical Technology. Vol. 15 : P. 497-499. Palliwal, R. L. 2000. Tropical maize morphology. In: tropical maize: improvement and production. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. P. 13-20. Smith, M. E. Dkk. 1995. Genetic improvement of maize for nitrogenuse efficiency. In: Maize research for stress environment. P. 39-43. Syafruddin. 2002. Tolok ukur dan konsentrasi Al untuk penapisan tanaman jagung terhadap ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan 24: P. 3-4. Vasal, S. K. 1994. High quality protein corn. In: A.R. Halleuer (Ed.). Sepcialty corns. CRC Press Inc. USA. Wiwien, A. Dkk. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Polimer Superabsorben dari Ampas Tebu. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya. Vol. 13. P : 1-7. White, P. J. 1994. Properties of corn strach. In: A. R. Halleuer (Ed.). Specialty corns. CRC Press Inc. USA. Zainal, A. A. Dkk. 2012. Sintesis dan Karakteristik Polimer Superabsorben dari Akrilamida. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. Vol. 11 : P. 87 – 93.