2. • Pada musim penghujan, tanaman tumbuh dengan cepat,
sehingga ketersediaan hijauan pakan ternak ataupun limbah
hasil pertanian pada musim tersebut akan berlimpah
(misalnya jerami padi,sisa tanaman jagung,kacang-kacangan,
dan lain-lain).
• Sebaliknya pada musim kemarau, ketersediaan hijauan
sangat langka, sehingga perlu dicarikan jalan keluar dalam
mengantisipasi kekurangan hijauan tersebut.
• Agar prmasalahan kekurangan pakan selama musim kemarau
tidak terjadi maka perlu dilakukan upaya memanfaatkan
hijauan yang melimpah pada musim penghujan dengan cara
pengawetan hijauan atau limbah pertanian.
• Cara pegawetan dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu, antara lain dengan cara kering dianginkan, dengan
cara fermentasi dan dengan amoniasi.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 2
3. • Selama ini penggunaan jerami padi hanyalah diberikan
langsung kepada ternak saja. Jika dilihat dari nilai
nutrisinya, jerami padi ini mempunyai kandungan protein
4,5 – 5,5%, lemak 1,4 - 1,7 %, serat kasar 31,5 – 46,5%, abu
19,9 – 22,9%, kalsium 0,19%, fosfor 0,1% dan BETN 27,8 –
39,9%. Dengan demikian karakteristik jerami padi sebagai
pakan ternak tergolong hijauan bermutu rendah.
• Serat kasar tersebut mengandung lignin dan silika yang
sulit dicerna oleh enzim yang ada dalam lambung dan usus
sapi. Nilai cerna jerami hanya sekitar 30%. Maka bila
jerami dan limbah pertanian lainnya difermentasi dengan
menggunakan fermenter atau diamoniasi, maka nilai
cernanya dapat meningkan hingga lebih dri 50%.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 3
4. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 4
• Pengawetan hijauan merupakan bagian dari sistem
produksi ternak. Pengawetan hijauan dengan
pembuatan silase bertujuan agar pemberian hijauan
sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara
merata sepanjang tahun, untuk mengatasi kekurangan
pakan di musim paceklik harus dilaksanakan
pengawetan.
• Metode pengawetan hijauan atau limbah
petanian dengan pembuatan:
1. Silase
2. Amoniasi
3. Hay
• Praktikum yang akan
dilaksanakan ialah membuat:
1. Silase jerami padi dan batang
pisang
2. Amoniasi basah jerami padi
5. silase
• Silase adalah pakan ternak yang telah diawetkan yang di
proses dari bahan baku berupa tanaman hijauan, limbah
industri pertanian, serta bahan pakan alami lainya,dengan
jumlah kadar/ kandungan air pada tingkat tertentu
kemudian ditambah dengan aditif dan fermenter , setelah
itu di masukkan ke dalam sebuah tempat yang tertutup
rapat kedap udara, yang biasa disebut dengan “Silo”,
selama kurang lebih tiga minggu.
• Di dalam silo tersebut akan terjadi beberapa tahap
proses anaerob (proses tanpa oksigen), dimana bakteri
asam laktat dari fermenter akan mengkonsumsi zat gula
yang terdapat pada bahan baku atau bahan aditif, sehingga
terjadilah proses fermentasi. Silase yang terbentuk
karena proses fermentasi ini dapat di simpan untuk jangka
waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan
nutrisi dari bahan bakunya.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 5
6. Apa tujuan pembuatan silase dan amoniasi?
Tujuan dan manfaat pembuatan silase dan amoniasi :
1. Untuk menampung kelebihan Hijauan Makanan Ternak pada
musim penghujan agar bisa dimanfaatkan secara
optimal dengan cara pengawetan.
2. Untuk mendayagunakan limbah hasil ikutan dari pertanian/
perkebunan seperti jerami padi /jagung dll.
3. Meningkatkan nilai gizi limbah pertanian atau bahan yang
gizi setara dengan hijauan dan bahkan bisa lebih
dengan adanya bahan tambahan.
4. Untuk mensiasati persediaan makanan ternak pada musim
kemarau.
5. Ketersediaannya pakan ternak tidak dipengaruhi oleh
musim.
6. Disukai oleh ternak dan nilai kecernaannyan meningkat.
7. Meningkatkan daya tahan penyimpanan
teknologi produksi ternak 2018
dwi pangesti s 6
7. silase jerami padi
• Bahan :
• jerami padi sebanyak 100 kg,
• EM-4/Mbio sebanyak 0,1% dari bahan jerami padi
• bekatul sebanyak 10% dari bahan jerami padi,
• molasses sebanyak ± 1.75 -2%
• air secukupnya (±30 liter).
• Alat :
• timbangan untuk menimbang jerami,
• timbangan duduk untuk menimbang bekatul,
• golok, talenan, plastik terpal
• ember untuk mencampur molasses dan EM4/Mbio serta air,
• drum plastik untuk silo, katup sebagai pengunci tutup drum.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 7
8. • Cara membuat :
• 1. Menimbang semua bahan yaitu jerami padi sebanyak 100 kg, bekatul 10
kg, dan menakar molasses sebanyak 2kg dan EM-4/Mbio sebanyak 100 ml.
• 2. Menghamparkan jerami di atas terpal.
• 3. Menaburkan bekatul pada jerami secara merata.
• 4. Mencampur M-bio dan molasses dan air, diamkan sekitar 15 menit
kemudian memercikkan pada jerami secara merata.
• 5. Menambahkan air jika tingkat kebasahan campuran kurang dan belum
merata. Bila dikepal air tidak menetes, tandanya air cukup.
• 6. Mengaduk/mencampur semua bahan secara merata dengan membolak-
balikkan jerami.
• 7. Memasukkan hasil campuran kedalam drum (silo) sedikit demi sedikit,
sambil di padatkan (di injak-injak), agar udara yang ada dalam drum dapat
dikurangi atau dihilangkan sama sekali.
• 8. Setelah semua bahan campuran di masukkan, maka silo di tutup dengan
katup serapat mungkin, agar tidak ada udara yang masuk dan proses
ensilase (pembuatan silase) secaraan-aerob berjalan dengan baik.
9. Melakukan fermentasi selama 1 minggu.
• 10. Setelah 1 minggu, membuka silo dan mengeluarkan hasil silase jerami
padi kemudian diberikan kepada ternak atau diangin-anginkan sebelumnya.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 8
9. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 9
silase batang pisang
• bahan
batang pisang sebanyak 100 kg,
• EM-4/ M-bio sebanyak ± 0.1% dari bahan
• Bekatul sebanyak ± 10% dari bahan,
• Molasses sebanyak ± 1.75%,
• Garam 250 gram
• Air secukupnya sekitar 10 liter atau kurang
Alat :
• timbangan untuk menimbang batang pisang,
• golok, talenan, plastik terpal
• ember untuk mencampur molasses dan EM4/Mbio serta air,
• drum plastik untuk silo, katup sebagai pengunci tutup drum.
• Atau kantung plastik diikat oleh tali rafia
10. Kualitas Silase yang baik
• Silase dapat berkualitas baik bila proses pembuatan dilakukan
secara tepat dan benar. Ciri-ciri silase yang baik adalah :
• Berbau harum agak kemanis-manisan, bau segar
• Fermentasi silase sangat baik , kandungan asam laktat 8 – 12 %.
• Fermentasi silase jelek, kandungan asam laktat kurang dari 8 %.
• Tidak berjamur,
• Tidak menggumpal.
• pH sekitar 4 sampai 4,5; pH 3,8 – 4,2 sangat ideal, dan tetap
stabil selama silo tidak bocor.
• Kandungan air 60-70%..
• Warna hijau masih jelas untuk bahan rumput segar atau warna
asli bahan relatif tetap.
• Tidak berlendir,tidak berbau mentega tengik.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 10
11. amoniasi
Amoniasi adalah cara pengolahan dan pengawetan bahan pakan
secara kimiawi menggunakan amonia (NH3).
• Amonia yang mudah digunakan dan tersedia di pasaran adalah
urea
Tujuan :
• Tujuan pebuatan amoniasi adalah untuk meningkatkan daya cerna
bahan pakan yang rendah gizi dan berserat kasar tinggi, menjadi
mudah dicerna dan sekaligus meningkatkan kadar proteinnya
Metode amoniasi: 1. cara basah
2. cara kering
1. Cara basah yaitu proses pembuatan amoniasi dengan
menggunakan urea sebagai sumber amonia dan air.
2. Cara kering yaitu hanya dengan menggunakan urea sebagai
sumber amonia
Cara pemanenan: setelah kurang lebih 1 bulan, dan akan diberikan
kepada ternak, maka jerami amoniasi diangin-anginkan terlebih dulu,
sampai bau amonia menghilang.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 11
12. Amoniasi jerami padi kering
• Bahan dan alat:
1. jerami 100 kg
2. Urea 3- 4 kg
3. Timbangan
4. Plastik / drum/ kotak kayu
• Cara pembuatan:
• 1. susun lapisan jerami di tempat penyimpanan.
• 2. taburkan urea kepada lapisan jerami pertama, kemudian
ditutup lagi oleh lapisan jerami kedua, demikian berturut-turut,
sampai jerami habis. Padatkan, ikat dengan tali atau tutup rapat,
suasana anaerob.
• 3. bila sedikit, dapat dilakukan pencampuran di atas terpal,
diaduk merata, kemudian baru dimasukkan ke dalam plastik,
drum, kotak kayu, dipadatkan dn segera ditutup, suasana
anaerob.
• 4. diamkan selama 1 bulan
• 5. panen: sebelum diberikan kepada ternak, jerami amoniasi
diangin2kan dulu sampai bau amonia hilang.
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 12
13. Amoniasi jerami padi basah
• Bahan dan alat :
1. jerami 100 kg
2. Urea 6 % dari bahan jerami (6 kg)
3. Air 30/40 liter
4. Timbangan
5. Plastik / drum/ kotak kayu
• Jerami padi ditambahkan urea sebanyak 6% dalam 100 kg jerami.
• 2) Urea padatan sebanyak 6% dilarutkan dengan sedikit air
supaya lebih merata saat disemprotkan.
• 3) Jerami ditumpuk, lalu baru disemprotkan larutan urea
diatasnya dan kembali diberi jerami, dan seterusnya hingga
jerami habis.
• 4) Setelah selesai jerami tadi ditutup agar terjadi reaksi
anaerob dan didiamkan selama 2-4 minggu.
• 5) Setelah 2/3 minggu, jerami fermentasi sudah dapat diberikan
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 13
14. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2018 14
Cara pembuatan :
1)Kantong plastik langsung dilapis dua dengan cara memasukan lembar
pertama ke dalam lembar kedua, agar lebih kuat dan menghindarkan
bocor.
2)Seluruh jerami dimasukkan ke dalam plastik agak dipadatkan dengan
cara menekan/ mendorong jerami jangan diinjak dapat menyebabkan
plastik sobek.
3)Larutkan 6% urea ke dalam ember yang berisi ± 30/40 liter air dengan
cara diaduk sampai benar-benar larut hingga tidak ada lagi butir-butir
urea yang terlihat.
4)Siramkan larutan urea tersebut ke dalam kantong plastik yang berisi
jerami dengan spray agar lebih mudah dan dapat merata, sampai seluruh
larutan tersebut habis.
5)Tutup dahulu kantong plastik lapis dalam dengan cara mengikat bagian
atasnya, kemudian baru kantong plastik bagian luarnya. Kantong plastik ini
dapat disimpan di tempat yang telah disediakan dan cukup aman.
6)Setelah satu bulan kantong plastik dapat dibuka, ketika membuka
plastik harus hati-hati karena selama proses amoniasi ini terjadi
pembentukan gas, sehingga ketika plastik tersebut dibuka gas akan keluar
dan dapat menyebabkan pedih di mata. Jerami hasil amoniasi kemudian
diambil lalu diangin-anginkan selama dua hari sebelum diberikan kepada
ternak.