1. Dokumen ini membahas tentang pembuatan bioetanol dari limbah kulit buah nanas menggunakan proses fermentasi oleh bakteri Saccharomyces cerevisiae.
2. Prosesnya terdiri dari pretreatment, fermentasi, dan destilasi. Fermentasi dilakukan dengan variasi waktu dan jumlah bakteri, sementara destilasi dilakukan pada suhu 75°C.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi dan semak
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020
1. Pembuatan Bioetanol dari Bahan Baku Kulit Buah Nanas
dengan Menggunakan Bakteri Saccharomyces cerviceae
D Eryani
Departemen Teknologi Industri, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro,
Semarang, Indonesia
Abstrak. Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang
prospektif pada masa depan. Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan
bahan baku berupa glukosa, pati, atau selulosa. Sejauh ini, bahan baku unggulan
untuk produksi bioetanol di Indonesia adalah gula tebu, jagung dan singkong.
Akan tetapi bahan-bahan tersebut merupakan komoditas pertanian yang ekonomis
dan tergolong dalam komoditas pangan, maka perlu di upayakan penggunaan
bahan baku non-pangan untuk mendukung terwujudnya industri biofuel dalam
negeri. Salah satu jenis selulosa yang dapat digunakan untuk substrat pada
pembuatan bioetanol adalah limbah buah nanas yaitu bagian kulit, selain murah
juga tersedia melimpah di Indonesia. Kulit Nanas digunakan karena mengandung
karbohidrat. Proses pembuatan bioetanol terdiri dari 3 tahapan yaitu pretetment,
fermentasi dan destilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah
buah nanas sebagai sumber bioetanol menggunakan fermentasi anaerob,
mengetahui proses pembuatan bioetanol dari limbah buah nanas, dan mengetahui
pengaruh jumlah bakteri yang digunakan dalam proses pembuatamn bioetanol.
Karbohidrat tersebut diurai terlebih dahulu melalui proses hidrolisis dengan
penaambahan aquades 750 ml pada masing-masing variabel kemudian di
fermentasi dengan menggunakan Saccharomyces cereviseae yaitu 5ml dan 10ml,
Za dan Urea 1,5gr,selama 2-4 hari. Selanjutnya hasil fermentasi akan dilanjutkan
dengan proses distilasi selama 3 jam pada suhu 75o
C untuk memurnikan
bioetanol, selama prosses pembuatan bioetanol hingga menjadi produk dilakukan
beberapa analisa uji meliputi uji kadar alkohol dan uji nyala.
Kata kunci: bioetanol, kulit nanas, karbohidrat, fermentasi
1. Introduction
Adanya krisis energi di dunia telah mendorong para peneliti untuk mendapatkan bahan bakar
alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Di Indonesia,
pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan perekonomian
menyebabkan peningkatan konsumsi energi yang semakin tinggi. Namun peningkatan
kebutuhan akan konsumsi energi tersebut tidak diiringi dengan kestabilan harga dan pasokan
energi yang mencukupi, sehingga memunculkan permasalahan keamanan ketersediaan
energi. Dalam Blue Print Energi Nasional 2005 – 2025, dinyatakan bahwa cadangan minyak
2. bumi nasional hanya tersisa 18 tahun ke depan . Penggunaan energi fosil seperti minyak
bumi, gas, dan batu bara juga memunculkan isu lingkungan dalam hal emisi CO2 dan
pemanasan global. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan NO2
membentuk lapisan di atmosfer yang dapat menahan panas yang akan keluar dari bumi
sehingga menyebabkan atmosfer bumi semakin panas (pemanasan global). Selain CO2,
penggunaan bahan bakar fosil juga menghasilkan emisi polutan seperti CO, NO, SO2, VOC,
POP, PAH, partikulat, logam beracun (Cd, Hg, As, dll.) ke udara.
Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang prospektif pada masa
depan. Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku berupa glukosa, pati,
atau selulosa. Bahan baku berupa glukosa atau gula sederhana misalnya adalah gula tebu dan
buah – buahan yang telah masak. Sumber pati yang dapat diolah menjadi bioetanol
contohnya adalah singkong, jagung, ubi jalar. Biomassa merupakan salah satu bentuk EBT
yang tersedia dalam jumlah besar. Salah satu biomassa yang banyak terdapat di daerah
Semarang yaitu nanas, namun penggunaan nanas untuk pembuatan bioetanol akan
berdampak pada ketersediaan nanas sebagai bahan pangan. Oleh karena itu pembuatan
bioetanol menggunakan limbah dari nanas kupas yang berupa kulitnya yang akan diolah
menjadi bioethanol.
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula,
pati, maupun selulosa. Dalam dunia industri, etanol umumnya digunakan sebagai bahan
baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras, serta bahan baku farmasi
dan kosmetika. Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade yaitu grade
industri dengan kadar alkohol 90-94 %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5% (untuk
minuman keras atau bahan baku farmasi), sedangkan grade bahan bakar adalah dengan
kadar alkohol di atas 99,5 %. bau wangi dalam minyak atsiri.
Kulit buah nanas diketahui cukup banyak mengandung gula, sehingga bisa digunakan
sebagai bahan baku dalam pembuatan bioethanol. Menurut analisa diatas komponen terbesar
dalam kulit nanas adalah air (86,7%) dan karbohidrat (10,54%). Karbohidrat terbagi menjadi
tiga yaitu : monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa dan laktosa)
dan polisakarida (amilum, glikogen dan selulosa). Menurut Hasnely dan Dewi (1997)
kandungan gula reduksi pada filtrat kulit nanas sebesar 11,40 %. Mengingat kandungan gula
yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan bioetanol melalui proses fermentasi.
Fermentasi bioetanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula menjadi
bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa sel
mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah perubahan glukosa
menjadi bioetanol oleh sel-sel saccharomyces cereviseae.
C6H12O6 + saccharomyces cereviseae C2H5OH + 2CO2
Glukosa enzim zimosa etanol karbondioksida
Bioetanol hasil proses fermentasi dipisahkan dengan cara disaring, kemudian
filtrat didestilasi sehingga dapat dihasilkan bioetanol yang bebas dari kontaminan atau
pengotor yang terbentuk selama proses fermentasi. Bioetanol yang dihasilkan dari
3. destilasi pertama biasanya memiliki kadar sebesar 95%. Menurut Musanif (2008),
destilasi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya, titik didih
etanol murni sebesar 78°C, sedangkan air adalah 100°C, dengan pemanasan larutan pada
suhu rentang 78 – 100°C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui
unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95% volume.
2. Metodologi
2.1 Variabel Penelitian
Variabel tetap : Kulit nanas 250ml, aquadest 750ml, ZA dan urea 1,5gr
Variabel berubah : waktu fermentasi (2, 4, dan 6 hari) dan bakteri (5 dan 10 ml)
Variabel terkontrol : suhu destilasi 75 ml selama 3 jam
2.2 Alat, Bahan, dan Cara Kerja
Alat : Seperangkat alat destilasi, Corong pemisah, Pipet tetes, Beaker glass
Gelas Ukur, Corong, Botol sampel, Erlenmeyer, Klem dan statif, Labu
takar, Sendok reagen, Pengaduk, Kompor, Neraca digital, Thermometer,
Blender, Botol plastic, Saringan, Kaca arloji, Bunsen, Aluminium Foil,
Alkohol Meter, Kain Saring.
Bahan : Saccharomyces cerevisiae, Kulit nanas, Vaselin, Aquadest, Urea, ZA
Cara kerja :
A. Langkah Fermentasi
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Masukan bahan kedalam botol plastik
c. Tambahkan saccaromyces cereviseae
d. Tambahkan urea dan ZA
e. Tutup botol dengan rapat dan dilapisi dengan plastik agar tidak ada udara
yang masuk.
Sari kulit
nanas
Fermentasi
Saccharomyces Cereviseae 10ml,
5 ml,5 ml, 5 ml, 10 ml,10 ml,10
ml, 15 ml, 15 ml, 15 ml
ZA 1,5gr
Urea 1,5gr
Bioetanol
4. B. Langkah Destilasi
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Pasang seperangkat alat destilasi
c. Masukkan bahan kedalam labu leher tiga
d. Nyalakan air pendingin dan kompor listrik
e. Destilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75o
C
C. Uji nyala
1. Siapkan bunsen
2. Masukan bioetanol kedalam bunsen
3. Nyalakan api
D. Uji kadar alkohol
1. Siapkan alkohol meter
2. Masukan alkohol meter kedalam bioetanol
3. Baca skala pada alkohol meter
3. Hasil Penelitian
Proses pembuatan bioetanol dari limbah kulit buah nanas pada praktikum ini dilakukan
terhadap 9 variabel yang berbeda-beda. Data-data hasil pengamatan tersebut ditampilkan
pada Tabel 1. Hasil Pengamatan.
Sebelum dilakukan proses fermentasi, limbah kulit buah nanas dibersihkan
terlebih dahulu, dipisahkan dari limbah daun nanas yang terikut saat pengambilan limbah
kulit buah nanas. Setelah diperoleh kulit nanas kemudian dicuci hingga bersih dan
kemudian diblender lalu disaring sari pati kulit nanas tersebut. Setelah diperoleh sari pati
kulit nanas kemudian dilakukan proses fermentasi dengan bantuan bakteri saccaromyces
sereviceae. Hasil saringan kulit nanas (saripati) dimasukkan kedalam botol plastik,
kemudian ditambahkan bakteri saccaromyces cereviceae, pupuk ZA dan pupuk Urea dan
Aquadest dan kemudian difermentasi sesuai waktu tiap variabel percobaan.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml.
5. Pada variabel 8 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55ml.
Pada variabel 9 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57ml.
Pembahsan Grafik Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat yaitu fkuktuatif ( naik
turun ). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya semakin banyak bakteri yang
digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh
semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Variabel Rasio Bahan Waktu
Fermentasi
Bacteri Urea
& ZA
Lama
Destilasi
Suhu
Destilasi
Hasil Destilasi
Kulit
Nanas
Aquadest
I
250 ml 500 ml 2 hari
5 ml 1,5 gr 3 jam C 38 ml
II
250 ml 500 ml 2 hari
10 ml 1,5 gr 3 jam C 41 ml
III
250 ml 500 ml 2 hari
15 ml 1,5 gr 3 jam C 41 ml
IV
250 ml 500 ml 4 hari
5 ml 1,5 gr 3 jam C 43 ml
V
250 ml 500 ml 4 hari
10 ml 1,5 gr 3 jam C 48 ml
VI
250 ml 500 ml 4 hari
15 ml 1,5 gr 3 jam C 52 ml
VII
250 ml 500 ml 6 hari
5 ml 1,5 gr 3 jam C 54 ml
VIII
250 ml 500 ml 6 hari
10 ml 1,5 gr 3 jam C 55 ml
IX
250 ml 500 ml 6 hari
15 ml 1,5 gr 3 jam C 57 ml
6. Grafik 1. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 2 Hari
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3
jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Grafik 2. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 4 Hari
38
41 41
36
37
38
39
40
41
42
5 10 15
KadaeAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar
Alkohol Dengan waktu Fermentasi 2 Hari
43 45 52
0
50
100
5 10 15
KadaarAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar
Alkohol Dengan waktu Fermentasi 4 Hari
7. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak
gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 43 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 45 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 52 ml.
Grafik 3. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 6 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak
gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan
menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA
dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian
sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan
menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 54 ml.
54 55
57
50
55
60
5 10 15
KadarAlkohol
Jumlah Bakteri
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar
Alkohol Dengan waktu Fermentasi 6 Hari
8. Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3
jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3
jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57 ml.
4.1 Pembahsan Grafik Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol
Grafik 1. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 2 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat yaitu fkuktuatif ( naik
turun ). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya semakin banyak bakteri yang
digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh
semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam
38
41 41
36.5
37
37.5
38
38.5
39
39.5
40
40.5
41
41.5
5 10 15
KadaeAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol
Dengan waktu Fermentasi 2 Hari
9. sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Grafik 2. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 4 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak
gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 43 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 45 ml.
43 45
52
0
10
20
30
40
50
60
5 10 15
KadaarAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan
Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 4
Hari
10. Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 52 ml.
Grafik 3. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 6 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin
banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 54 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57 ml.
54
55
57
52
53
54
55
56
57
58
5 10 15
KadarAlkohol
Jumlah Bakteri
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan
Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 6
Hari
11. 4.3 Tabel Uji Kadar Alkohol dan Nyala Api
Tabel 4. Uji Nyala Api
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa praktikum yang kami lakukan menggunakan
volume kulit nanas yang sama sebanyak 250 ml, aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan
pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel. Waktu fermentasi variabel I, II, dan III yaitu 2
hari dengan ditambahkan bakteri Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml,
dan 15 ml. Waktu destilasi seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o
C.
Pada variabel I, II, dan III didapatkan kadar alkohol sebesar 0%, 0%, dan 0% sehingga
pada tahap uji nyala api tidak terdapat api yang menyala karena distilat yang didapat tidak
mengandung alkohol sama sekali. Hal ini dikarenakan waktu fermentasi bakteri yang
hanya 2 hari sehingga bakteri tersebut belum menghasilkan alkohol pada variabel yang
kami buat.
Pada variabel IV, V, dan VI menggunakan volume kulit nanas sebanyak 250 ml,
aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel. Waktu
Variabel
Rasio Bahan
Waktu
Fermentasi
Bacteri
Urea
& ZA
Hasil
Destilasi
Kadar
Alkohol
Uji
Nyala
Kulit
Nanas
Aquadest
I
250 ml 500 ml 2 hari 5 ml 1,5 gr 38 ml 0% Tidak
II
250 ml 500 ml 2 hari 10 ml 1,5 gr 41 ml 0% Tidak
III
250 ml 500 ml 2 hari 15 ml 1,5 gr 41 ml 0% Tidak
IV
250 ml 500 ml 4 hari 5 ml 1,5 gr 43 ml 1% Tidak
V
250 ml 500 ml 4 hari 10 ml 1,5 gr 48 ml 0% Tidak
VI
250 ml 500 ml 4 hari 15 ml 1,5 gr 52 ml 1,2% Tidak
VII
250 ml 500 ml 6 hari 5 ml 1,5 gr 54 ml 1% Tidak
VIII
250 ml 500 ml 6 hari 10 ml 1,5 gr 55 ml 1,5% Tidak
IX
250 ml 500 ml 6 hari 15 ml 1,5 gr 57 ml 2% Nyala
12. fermentasi variabel IV, V, dan VI yaitu 4 hari dengan ditambahkan bakteri
Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml, dan 15 ml. Waktu destilasi
seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o
C. Pada variabel IV, V, dan VI
didapatkan kadar alkoholnya yaitu 1 %, 0%, dan 1,2%. Kadar alkohol yang didapatkan
belum sesuai teori karena seharusnya semakin banyak bakteri yang ditambahkan, maka
kadar alkohol yang didapatkan akan semakin besar. Akan tetapi pada praktikum yang
kami lakukan terjadi penurunan kadar alkohol pada variabel V dengan penambahan
jumlah bakteri sebanyak 10 ml. Hal tersebut dapat disebabkan karena terdapat kebocoran
pada tutup botol saat fermentasi sehingga bakteri tidak dapat melakukan fermentasi
sebagaimana mestinya. Fermentasi harus dilakukan pada keadaan anaerob atau tidak
boleh adanya oksigen didalam proses fermmentasi. Ketika uji nyala api pun ketiga
variabel ini tidak mampu membuat api menyala karena kadarnya yang terlalu sedikit.
Pada variabel VII, VIII, dan IX menggunakan volume kulit nanas sebanyak 250
ml, aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel.
Waktu fermentasi variabel VII, VIII, dan IX yaitu 6 hari dengan ditambahkan bakteri
Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml, dan 15 ml. Waktu destilasi
seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o
C. Kadar alkohol yang didapatkan
yaitu sebesar 1%, 1,5% dan 2% pada variabel VII, VIII, dan IX secara berturut-turut. Hal
ini sudah sesuai teori karena semakin banyak bakteri yang ditambahkan maka semakin
banyak pula alkohol yang dihasilkan pada saat fermentasi. Pada uji nyala api, hanya
variabel IX yang dapat menyala akan tetapi api yang menyala tidak dapat bertahan lama.
Hal ini menandakan bahwa terdapat alkohol yang terkandung di dalam destilat yang
dihasilkan namun hanya sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Dirmanto, S., 2006. Fermentasi Anaerobik. http://www.kompas.com.[ 22 Agustus 2017]
Duryatmo, P., 2007. Proses Fermentasi. http://www.kompas.co.id. [ 22 Agustus 2017]
Harimbi Setyawati dan Nanik Astuti Rahman.2014. Bioetanol dari Kulit Nanas dengan
Variasi Massa Saccharomyces Cereviceae dan Waktu Fermentasi [18 Agustus 2017]
http:www.bioetanolindo.blogspot.com, 2007. Pembuatan Etanol Skala Home Industri. [22
Agustus 2017]
http://www. Biotek.lipi.co.id., 2008. Etanol Bahan Bakar Masa Depan. [25 Agustus 2017]
http://www.BPPT.co.id., 2008. Pembuatan Etanol. [25 Agustus 2017]
http://www.ristek.co.id., 2013. Etanol. [22 Agustus 2017]
http://www.wikipedia.com., 2006. Komposisi Kimia Molase. [22 Agustus 2017].
Judoamidjojo, M., A. A. Darwis dan E. G. Sa’id, 1992. Teknologi Fermentasi. Rajawali Press,
Jakarta.
Moat, A. G. and J. W. Fooster, 1998. Microbiological Physiology Second Edition. John Wiley
and Sons Inc., New York.
Wasito, 2005. Proses Pembuatan Etanol. http://www.suaramerdeka.co.id. [24 Agustus 2017].