SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Pembuatan Bioetanol dari Bahan Baku Kulit Buah Nanas
dengan Menggunakan Bakteri Saccharomyces cerviceae
D Eryani
Departemen Teknologi Industri, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro,
Semarang, Indonesia
Abstrak. Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang
prospektif pada masa depan. Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan
bahan baku berupa glukosa, pati, atau selulosa. Sejauh ini, bahan baku unggulan
untuk produksi bioetanol di Indonesia adalah gula tebu, jagung dan singkong.
Akan tetapi bahan-bahan tersebut merupakan komoditas pertanian yang ekonomis
dan tergolong dalam komoditas pangan, maka perlu di upayakan penggunaan
bahan baku non-pangan untuk mendukung terwujudnya industri biofuel dalam
negeri. Salah satu jenis selulosa yang dapat digunakan untuk substrat pada
pembuatan bioetanol adalah limbah buah nanas yaitu bagian kulit, selain murah
juga tersedia melimpah di Indonesia. Kulit Nanas digunakan karena mengandung
karbohidrat. Proses pembuatan bioetanol terdiri dari 3 tahapan yaitu pretetment,
fermentasi dan destilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah
buah nanas sebagai sumber bioetanol menggunakan fermentasi anaerob,
mengetahui proses pembuatan bioetanol dari limbah buah nanas, dan mengetahui
pengaruh jumlah bakteri yang digunakan dalam proses pembuatamn bioetanol.
Karbohidrat tersebut diurai terlebih dahulu melalui proses hidrolisis dengan
penaambahan aquades 750 ml pada masing-masing variabel kemudian di
fermentasi dengan menggunakan Saccharomyces cereviseae yaitu 5ml dan 10ml,
Za dan Urea 1,5gr,selama 2-4 hari. Selanjutnya hasil fermentasi akan dilanjutkan
dengan proses distilasi selama 3 jam pada suhu 75o
C untuk memurnikan
bioetanol, selama prosses pembuatan bioetanol hingga menjadi produk dilakukan
beberapa analisa uji meliputi uji kadar alkohol dan uji nyala.
Kata kunci: bioetanol, kulit nanas, karbohidrat, fermentasi
1. Introduction
Adanya krisis energi di dunia telah mendorong para peneliti untuk mendapatkan bahan bakar
alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Di Indonesia,
pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan perekonomian
menyebabkan peningkatan konsumsi energi yang semakin tinggi. Namun peningkatan
kebutuhan akan konsumsi energi tersebut tidak diiringi dengan kestabilan harga dan pasokan
energi yang mencukupi, sehingga memunculkan permasalahan keamanan ketersediaan
energi. Dalam Blue Print Energi Nasional 2005 – 2025, dinyatakan bahwa cadangan minyak
bumi nasional hanya tersisa 18 tahun ke depan . Penggunaan energi fosil seperti minyak
bumi, gas, dan batu bara juga memunculkan isu lingkungan dalam hal emisi CO2 dan
pemanasan global. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan NO2
membentuk lapisan di atmosfer yang dapat menahan panas yang akan keluar dari bumi
sehingga menyebabkan atmosfer bumi semakin panas (pemanasan global). Selain CO2,
penggunaan bahan bakar fosil juga menghasilkan emisi polutan seperti CO, NO, SO2, VOC,
POP, PAH, partikulat, logam beracun (Cd, Hg, As, dll.) ke udara.
Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang prospektif pada masa
depan. Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku berupa glukosa, pati,
atau selulosa. Bahan baku berupa glukosa atau gula sederhana misalnya adalah gula tebu dan
buah – buahan yang telah masak. Sumber pati yang dapat diolah menjadi bioetanol
contohnya adalah singkong, jagung, ubi jalar. Biomassa merupakan salah satu bentuk EBT
yang tersedia dalam jumlah besar. Salah satu biomassa yang banyak terdapat di daerah
Semarang yaitu nanas, namun penggunaan nanas untuk pembuatan bioetanol akan
berdampak pada ketersediaan nanas sebagai bahan pangan. Oleh karena itu pembuatan
bioetanol menggunakan limbah dari nanas kupas yang berupa kulitnya yang akan diolah
menjadi bioethanol.
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula,
pati, maupun selulosa. Dalam dunia industri, etanol umumnya digunakan sebagai bahan
baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras, serta bahan baku farmasi
dan kosmetika. Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade yaitu grade
industri dengan kadar alkohol 90-94 %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5% (untuk
minuman keras atau bahan baku farmasi), sedangkan grade bahan bakar adalah dengan
kadar alkohol di atas 99,5 %. bau wangi dalam minyak atsiri.
Kulit buah nanas diketahui cukup banyak mengandung gula, sehingga bisa digunakan
sebagai bahan baku dalam pembuatan bioethanol. Menurut analisa diatas komponen terbesar
dalam kulit nanas adalah air (86,7%) dan karbohidrat (10,54%). Karbohidrat terbagi menjadi
tiga yaitu : monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa dan laktosa)
dan polisakarida (amilum, glikogen dan selulosa). Menurut Hasnely dan Dewi (1997)
kandungan gula reduksi pada filtrat kulit nanas sebesar 11,40 %. Mengingat kandungan gula
yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan bioetanol melalui proses fermentasi.
Fermentasi bioetanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula menjadi
bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa sel
mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah perubahan glukosa
menjadi bioetanol oleh sel-sel saccharomyces cereviseae.
C6H12O6 + saccharomyces cereviseae C2H5OH + 2CO2
Glukosa enzim zimosa etanol karbondioksida
Bioetanol hasil proses fermentasi dipisahkan dengan cara disaring, kemudian
filtrat didestilasi sehingga dapat dihasilkan bioetanol yang bebas dari kontaminan atau
pengotor yang terbentuk selama proses fermentasi. Bioetanol yang dihasilkan dari
destilasi pertama biasanya memiliki kadar sebesar 95%. Menurut Musanif (2008),
destilasi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya, titik didih
etanol murni sebesar 78°C, sedangkan air adalah 100°C, dengan pemanasan larutan pada
suhu rentang 78 – 100°C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui
unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95% volume.
2. Metodologi
2.1 Variabel Penelitian
Variabel tetap : Kulit nanas 250ml, aquadest 750ml, ZA dan urea 1,5gr
Variabel berubah : waktu fermentasi (2, 4, dan 6 hari) dan bakteri (5 dan 10 ml)
Variabel terkontrol : suhu destilasi 75 ml selama 3 jam
2.2 Alat, Bahan, dan Cara Kerja
Alat : Seperangkat alat destilasi, Corong pemisah, Pipet tetes, Beaker glass
Gelas Ukur, Corong, Botol sampel, Erlenmeyer, Klem dan statif, Labu
takar, Sendok reagen, Pengaduk, Kompor, Neraca digital, Thermometer,
Blender, Botol plastic, Saringan, Kaca arloji, Bunsen, Aluminium Foil,
Alkohol Meter, Kain Saring.
Bahan : Saccharomyces cerevisiae, Kulit nanas, Vaselin, Aquadest, Urea, ZA
Cara kerja :
A. Langkah Fermentasi
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Masukan bahan kedalam botol plastik
c. Tambahkan saccaromyces cereviseae
d. Tambahkan urea dan ZA
e. Tutup botol dengan rapat dan dilapisi dengan plastik agar tidak ada udara
yang masuk.
Sari kulit
nanas
Fermentasi
Saccharomyces Cereviseae 10ml,
5 ml,5 ml, 5 ml, 10 ml,10 ml,10
ml, 15 ml, 15 ml, 15 ml
ZA 1,5gr
Urea 1,5gr
Bioetanol
B. Langkah Destilasi
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Pasang seperangkat alat destilasi
c. Masukkan bahan kedalam labu leher tiga
d. Nyalakan air pendingin dan kompor listrik
e. Destilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75o
C
C. Uji nyala
1. Siapkan bunsen
2. Masukan bioetanol kedalam bunsen
3. Nyalakan api
D. Uji kadar alkohol
1. Siapkan alkohol meter
2. Masukan alkohol meter kedalam bioetanol
3. Baca skala pada alkohol meter
3. Hasil Penelitian
Proses pembuatan bioetanol dari limbah kulit buah nanas pada praktikum ini dilakukan
terhadap 9 variabel yang berbeda-beda. Data-data hasil pengamatan tersebut ditampilkan
pada Tabel 1. Hasil Pengamatan.
Sebelum dilakukan proses fermentasi, limbah kulit buah nanas dibersihkan
terlebih dahulu, dipisahkan dari limbah daun nanas yang terikut saat pengambilan limbah
kulit buah nanas. Setelah diperoleh kulit nanas kemudian dicuci hingga bersih dan
kemudian diblender lalu disaring sari pati kulit nanas tersebut. Setelah diperoleh sari pati
kulit nanas kemudian dilakukan proses fermentasi dengan bantuan bakteri saccaromyces
sereviceae. Hasil saringan kulit nanas (saripati) dimasukkan kedalam botol plastik,
kemudian ditambahkan bakteri saccaromyces cereviceae, pupuk ZA dan pupuk Urea dan
Aquadest dan kemudian difermentasi sesuai waktu tiap variabel percobaan.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml.
Pada variabel 8 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55ml.
Pada variabel 9 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57ml.
Pembahsan Grafik Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat yaitu fkuktuatif ( naik
turun ). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya semakin banyak bakteri yang
digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh
semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Variabel Rasio Bahan Waktu
Fermentasi
Bacteri Urea
& ZA
Lama
Destilasi
Suhu
Destilasi
Hasil Destilasi
Kulit
Nanas
Aquadest
I
250 ml 500 ml 2 hari
5 ml 1,5 gr 3 jam C 38 ml
II
250 ml 500 ml 2 hari
10 ml 1,5 gr 3 jam C 41 ml
III
250 ml 500 ml 2 hari
15 ml 1,5 gr 3 jam C 41 ml
IV
250 ml 500 ml 4 hari
5 ml 1,5 gr 3 jam C 43 ml
V
250 ml 500 ml 4 hari
10 ml 1,5 gr 3 jam C 48 ml
VI
250 ml 500 ml 4 hari
15 ml 1,5 gr 3 jam C 52 ml
VII
250 ml 500 ml 6 hari
5 ml 1,5 gr 3 jam C 54 ml
VIII
250 ml 500 ml 6 hari
10 ml 1,5 gr 3 jam C 55 ml
IX
250 ml 500 ml 6 hari
15 ml 1,5 gr 3 jam C 57 ml
Grafik 1. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 2 Hari
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3
jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Grafik 2. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 4 Hari
38
41 41
36
37
38
39
40
41
42
5 10 15
KadaeAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar
Alkohol Dengan waktu Fermentasi 2 Hari
43 45 52
0
50
100
5 10 15
KadaarAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar
Alkohol Dengan waktu Fermentasi 4 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak
gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 43 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 45 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 52 ml.
Grafik 3. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 6 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak
gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan
menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA
dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian
sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan
menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 54 ml.
54 55
57
50
55
60
5 10 15
KadarAlkohol
Jumlah Bakteri
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar
Alkohol Dengan waktu Fermentasi 6 Hari
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3
jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3
jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57 ml.
4.1 Pembahsan Grafik Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol
Grafik 1. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 2 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat yaitu fkuktuatif ( naik
turun ). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya semakin banyak bakteri yang
digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh
semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam
38
41 41
36.5
37
37.5
38
38.5
39
39.5
40
40.5
41
41.5
5 10 15
KadaeAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol
Dengan waktu Fermentasi 2 Hari
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml.
Grafik 2. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 4 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak
gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol.
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 43 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 45 ml.
43 45
52
0
10
20
30
40
50
60
5 10 15
KadaarAlkohol
Jumlah Bakteri (ml)
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan
Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 4
Hari
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak
250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam
sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam
sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama
3 jam dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 52 ml.
Grafik 3. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 6 Hari
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan
berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin
banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol
Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 54 ml.
Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55 ml.
Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml,
dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel,
pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel.
Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam
dengan menjaga suhu 75°
C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57 ml.
54
55
57
52
53
54
55
56
57
58
5 10 15
KadarAlkohol
Jumlah Bakteri
Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan
Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 6
Hari
4.3 Tabel Uji Kadar Alkohol dan Nyala Api
Tabel 4. Uji Nyala Api
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa praktikum yang kami lakukan menggunakan
volume kulit nanas yang sama sebanyak 250 ml, aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan
pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel. Waktu fermentasi variabel I, II, dan III yaitu 2
hari dengan ditambahkan bakteri Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml,
dan 15 ml. Waktu destilasi seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o
C.
Pada variabel I, II, dan III didapatkan kadar alkohol sebesar 0%, 0%, dan 0% sehingga
pada tahap uji nyala api tidak terdapat api yang menyala karena distilat yang didapat tidak
mengandung alkohol sama sekali. Hal ini dikarenakan waktu fermentasi bakteri yang
hanya 2 hari sehingga bakteri tersebut belum menghasilkan alkohol pada variabel yang
kami buat.
Pada variabel IV, V, dan VI menggunakan volume kulit nanas sebanyak 250 ml,
aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel. Waktu
Variabel
Rasio Bahan
Waktu
Fermentasi
Bacteri
Urea
& ZA
Hasil
Destilasi
Kadar
Alkohol
Uji
Nyala
Kulit
Nanas
Aquadest
I
250 ml 500 ml 2 hari 5 ml 1,5 gr 38 ml 0% Tidak
II
250 ml 500 ml 2 hari 10 ml 1,5 gr 41 ml 0% Tidak
III
250 ml 500 ml 2 hari 15 ml 1,5 gr 41 ml 0% Tidak
IV
250 ml 500 ml 4 hari 5 ml 1,5 gr 43 ml 1% Tidak
V
250 ml 500 ml 4 hari 10 ml 1,5 gr 48 ml 0% Tidak
VI
250 ml 500 ml 4 hari 15 ml 1,5 gr 52 ml 1,2% Tidak
VII
250 ml 500 ml 6 hari 5 ml 1,5 gr 54 ml 1% Tidak
VIII
250 ml 500 ml 6 hari 10 ml 1,5 gr 55 ml 1,5% Tidak
IX
250 ml 500 ml 6 hari 15 ml 1,5 gr 57 ml 2% Nyala
fermentasi variabel IV, V, dan VI yaitu 4 hari dengan ditambahkan bakteri
Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml, dan 15 ml. Waktu destilasi
seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o
C. Pada variabel IV, V, dan VI
didapatkan kadar alkoholnya yaitu 1 %, 0%, dan 1,2%. Kadar alkohol yang didapatkan
belum sesuai teori karena seharusnya semakin banyak bakteri yang ditambahkan, maka
kadar alkohol yang didapatkan akan semakin besar. Akan tetapi pada praktikum yang
kami lakukan terjadi penurunan kadar alkohol pada variabel V dengan penambahan
jumlah bakteri sebanyak 10 ml. Hal tersebut dapat disebabkan karena terdapat kebocoran
pada tutup botol saat fermentasi sehingga bakteri tidak dapat melakukan fermentasi
sebagaimana mestinya. Fermentasi harus dilakukan pada keadaan anaerob atau tidak
boleh adanya oksigen didalam proses fermmentasi. Ketika uji nyala api pun ketiga
variabel ini tidak mampu membuat api menyala karena kadarnya yang terlalu sedikit.
Pada variabel VII, VIII, dan IX menggunakan volume kulit nanas sebanyak 250
ml, aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel.
Waktu fermentasi variabel VII, VIII, dan IX yaitu 6 hari dengan ditambahkan bakteri
Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml, dan 15 ml. Waktu destilasi
seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o
C. Kadar alkohol yang didapatkan
yaitu sebesar 1%, 1,5% dan 2% pada variabel VII, VIII, dan IX secara berturut-turut. Hal
ini sudah sesuai teori karena semakin banyak bakteri yang ditambahkan maka semakin
banyak pula alkohol yang dihasilkan pada saat fermentasi. Pada uji nyala api, hanya
variabel IX yang dapat menyala akan tetapi api yang menyala tidak dapat bertahan lama.
Hal ini menandakan bahwa terdapat alkohol yang terkandung di dalam destilat yang
dihasilkan namun hanya sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Dirmanto, S., 2006. Fermentasi Anaerobik. http://www.kompas.com.[ 22 Agustus 2017]
Duryatmo, P., 2007. Proses Fermentasi. http://www.kompas.co.id. [ 22 Agustus 2017]
Harimbi Setyawati dan Nanik Astuti Rahman.2014. Bioetanol dari Kulit Nanas dengan
Variasi Massa Saccharomyces Cereviceae dan Waktu Fermentasi [18 Agustus 2017]
http:www.bioetanolindo.blogspot.com, 2007. Pembuatan Etanol Skala Home Industri. [22
Agustus 2017]
http://www. Biotek.lipi.co.id., 2008. Etanol Bahan Bakar Masa Depan. [25 Agustus 2017]
http://www.BPPT.co.id., 2008. Pembuatan Etanol. [25 Agustus 2017]
http://www.ristek.co.id., 2013. Etanol. [22 Agustus 2017]
http://www.wikipedia.com., 2006. Komposisi Kimia Molase. [22 Agustus 2017].
Judoamidjojo, M., A. A. Darwis dan E. G. Sa’id, 1992. Teknologi Fermentasi. Rajawali Press,
Jakarta.
Moat, A. G. and J. W. Fooster, 1998. Microbiological Physiology Second Edition. John Wiley
and Sons Inc., New York.
Wasito, 2005. Proses Pembuatan Etanol. http://www.suaramerdeka.co.id. [24 Agustus 2017].

More Related Content

What's hot

Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biologypemi p
 
1606653318271 soal xii aphp baru copy
1606653318271 soal xii aphp baru   copy1606653318271 soal xii aphp baru   copy
1606653318271 soal xii aphp baru copydediashadi
 
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG RiaAnggun
 
Makalah nata de coco
Makalah nata de cocoMakalah nata de coco
Makalah nata de cocoToni Ardi
 
Soal xi aphp copy
Soal xi aphp   copySoal xi aphp   copy
Soal xi aphp copydediashadi
 
tugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanoltugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanolAila Yumeko
 
Makalah nasgor bunderan
Makalah nasgor bunderanMakalah nasgor bunderan
Makalah nasgor bunderanKhoirul Anam
 
Makalah tape ketan
Makalah tape ketanMakalah tape ketan
Makalah tape ketanKurnia Wati
 
Perlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolah
Perlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolahPerlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolah
Perlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolahHudaya Sumeri
 
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9CBAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9CPhaphy Wahyudhi
 
Membuat tisu dari kulit pisang
Membuat tisu dari kulit pisangMembuat tisu dari kulit pisang
Membuat tisu dari kulit pisangDina Abriyanti
 
73e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b55
73e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b5573e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b55
73e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b55GilangFajarR
 
Pengolahan makanan
Pengolahan makananPengolahan makanan
Pengolahan makananDevi Giyanti
 
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGMAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGFirdika Arini
 

What's hot (20)

Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Makalahe toga
Makalahe togaMakalahe toga
Makalahe toga
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biology
 
1606653318271 soal xii aphp baru copy
1606653318271 soal xii aphp baru   copy1606653318271 soal xii aphp baru   copy
1606653318271 soal xii aphp baru copy
 
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
 
Makalah nata de coco
Makalah nata de cocoMakalah nata de coco
Makalah nata de coco
 
Soal xi aphp copy
Soal xi aphp   copySoal xi aphp   copy
Soal xi aphp copy
 
tugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanoltugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanol
 
Makalah nasgor bunderan
Makalah nasgor bunderanMakalah nasgor bunderan
Makalah nasgor bunderan
 
297839843
297839843297839843
297839843
 
9iv9re1613904637
9iv9re16139046379iv9re1613904637
9iv9re1613904637
 
Makalah tape ketan
Makalah tape ketanMakalah tape ketan
Makalah tape ketan
 
Perlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolah
Perlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolahPerlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolah
Perlukah praktikum bioteknologi dilaksanakan di sekolah
 
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9CBAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
 
Membuat tisu dari kulit pisang
Membuat tisu dari kulit pisangMembuat tisu dari kulit pisang
Membuat tisu dari kulit pisang
 
73e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b55
73e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b5573e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b55
73e001a6b3fd3922eeb61f1da2e12b55
 
Pengolahan makanan
Pengolahan makananPengolahan makanan
Pengolahan makanan
 
tugas 2
tugas 2tugas 2
tugas 2
 
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGMAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
 
Alkohol. second
Alkohol. secondAlkohol. second
Alkohol. second
 

Similar to peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020

Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoNuruliswati
 
makalah probiotik
makalah probiotikmakalah probiotik
makalah probiotiksay ahmad
 
38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-coco38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-cocostreetbandit
 
Teknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoTeknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoNuruliswati
 
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”Febsi Meri
 
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetPembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetrando_suhendra
 
360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdf
360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdf360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdf
360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdfHaryaDimasHendrasmar
 
Makalah nata _pdf
Makalah nata _pdfMakalah nata _pdf
Makalah nata _pdfXINYOUWANZ
 
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jerukregiandira739
 
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptxMaryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptxMaryMaryam7
 
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptxPresentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptxArifBudiman513458
 

Similar to peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020 (20)

PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptxPPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
 
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
 
Proposal Derivat
Proposal DerivatProposal Derivat
Proposal Derivat
 
PPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptxPPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptx
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
 
Nata de legen
Nata de legenNata de legen
Nata de legen
 
Produk Bioetanol Ubi Singkong Kelas 5J/Kel 3 .pptx
Produk Bioetanol Ubi Singkong Kelas 5J/Kel 3 .pptxProduk Bioetanol Ubi Singkong Kelas 5J/Kel 3 .pptx
Produk Bioetanol Ubi Singkong Kelas 5J/Kel 3 .pptx
 
makalah probiotik
makalah probiotikmakalah probiotik
makalah probiotik
 
38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-coco38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-coco
 
Teknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoTeknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de coco
 
PPT KEL 17 BIOETANOL.pptx
PPT KEL 17 BIOETANOL.pptxPPT KEL 17 BIOETANOL.pptx
PPT KEL 17 BIOETANOL.pptx
 
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”
Isi makalah LAPORAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDUSTRI “COCO NONO”
 
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetPembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
 
360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdf
360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdf360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdf
360838386-BIOSELULOSA19163659264749494.pdf
 
Biotechnology
BiotechnologyBiotechnology
Biotechnology
 
Makalah nata _pdf
Makalah nata _pdfMakalah nata _pdf
Makalah nata _pdf
 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
 
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
 
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptxMaryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
 
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptxPresentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
 

peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020

  • 1. Pembuatan Bioetanol dari Bahan Baku Kulit Buah Nanas dengan Menggunakan Bakteri Saccharomyces cerviceae D Eryani Departemen Teknologi Industri, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia Abstrak. Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang prospektif pada masa depan. Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku berupa glukosa, pati, atau selulosa. Sejauh ini, bahan baku unggulan untuk produksi bioetanol di Indonesia adalah gula tebu, jagung dan singkong. Akan tetapi bahan-bahan tersebut merupakan komoditas pertanian yang ekonomis dan tergolong dalam komoditas pangan, maka perlu di upayakan penggunaan bahan baku non-pangan untuk mendukung terwujudnya industri biofuel dalam negeri. Salah satu jenis selulosa yang dapat digunakan untuk substrat pada pembuatan bioetanol adalah limbah buah nanas yaitu bagian kulit, selain murah juga tersedia melimpah di Indonesia. Kulit Nanas digunakan karena mengandung karbohidrat. Proses pembuatan bioetanol terdiri dari 3 tahapan yaitu pretetment, fermentasi dan destilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah buah nanas sebagai sumber bioetanol menggunakan fermentasi anaerob, mengetahui proses pembuatan bioetanol dari limbah buah nanas, dan mengetahui pengaruh jumlah bakteri yang digunakan dalam proses pembuatamn bioetanol. Karbohidrat tersebut diurai terlebih dahulu melalui proses hidrolisis dengan penaambahan aquades 750 ml pada masing-masing variabel kemudian di fermentasi dengan menggunakan Saccharomyces cereviseae yaitu 5ml dan 10ml, Za dan Urea 1,5gr,selama 2-4 hari. Selanjutnya hasil fermentasi akan dilanjutkan dengan proses distilasi selama 3 jam pada suhu 75o C untuk memurnikan bioetanol, selama prosses pembuatan bioetanol hingga menjadi produk dilakukan beberapa analisa uji meliputi uji kadar alkohol dan uji nyala. Kata kunci: bioetanol, kulit nanas, karbohidrat, fermentasi 1. Introduction Adanya krisis energi di dunia telah mendorong para peneliti untuk mendapatkan bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Di Indonesia, pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan perekonomian menyebabkan peningkatan konsumsi energi yang semakin tinggi. Namun peningkatan kebutuhan akan konsumsi energi tersebut tidak diiringi dengan kestabilan harga dan pasokan energi yang mencukupi, sehingga memunculkan permasalahan keamanan ketersediaan energi. Dalam Blue Print Energi Nasional 2005 – 2025, dinyatakan bahwa cadangan minyak
  • 2. bumi nasional hanya tersisa 18 tahun ke depan . Penggunaan energi fosil seperti minyak bumi, gas, dan batu bara juga memunculkan isu lingkungan dalam hal emisi CO2 dan pemanasan global. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan NO2 membentuk lapisan di atmosfer yang dapat menahan panas yang akan keluar dari bumi sehingga menyebabkan atmosfer bumi semakin panas (pemanasan global). Selain CO2, penggunaan bahan bakar fosil juga menghasilkan emisi polutan seperti CO, NO, SO2, VOC, POP, PAH, partikulat, logam beracun (Cd, Hg, As, dll.) ke udara. Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang prospektif pada masa depan. Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku berupa glukosa, pati, atau selulosa. Bahan baku berupa glukosa atau gula sederhana misalnya adalah gula tebu dan buah – buahan yang telah masak. Sumber pati yang dapat diolah menjadi bioetanol contohnya adalah singkong, jagung, ubi jalar. Biomassa merupakan salah satu bentuk EBT yang tersedia dalam jumlah besar. Salah satu biomassa yang banyak terdapat di daerah Semarang yaitu nanas, namun penggunaan nanas untuk pembuatan bioetanol akan berdampak pada ketersediaan nanas sebagai bahan pangan. Oleh karena itu pembuatan bioetanol menggunakan limbah dari nanas kupas yang berupa kulitnya yang akan diolah menjadi bioethanol. Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula, pati, maupun selulosa. Dalam dunia industri, etanol umumnya digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras, serta bahan baku farmasi dan kosmetika. Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade yaitu grade industri dengan kadar alkohol 90-94 %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5% (untuk minuman keras atau bahan baku farmasi), sedangkan grade bahan bakar adalah dengan kadar alkohol di atas 99,5 %. bau wangi dalam minyak atsiri. Kulit buah nanas diketahui cukup banyak mengandung gula, sehingga bisa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioethanol. Menurut analisa diatas komponen terbesar dalam kulit nanas adalah air (86,7%) dan karbohidrat (10,54%). Karbohidrat terbagi menjadi tiga yaitu : monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa dan laktosa) dan polisakarida (amilum, glikogen dan selulosa). Menurut Hasnely dan Dewi (1997) kandungan gula reduksi pada filtrat kulit nanas sebesar 11,40 %. Mengingat kandungan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol melalui proses fermentasi. Fermentasi bioetanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula menjadi bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa sel mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah perubahan glukosa menjadi bioetanol oleh sel-sel saccharomyces cereviseae. C6H12O6 + saccharomyces cereviseae C2H5OH + 2CO2 Glukosa enzim zimosa etanol karbondioksida Bioetanol hasil proses fermentasi dipisahkan dengan cara disaring, kemudian filtrat didestilasi sehingga dapat dihasilkan bioetanol yang bebas dari kontaminan atau pengotor yang terbentuk selama proses fermentasi. Bioetanol yang dihasilkan dari
  • 3. destilasi pertama biasanya memiliki kadar sebesar 95%. Menurut Musanif (2008), destilasi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya, titik didih etanol murni sebesar 78°C, sedangkan air adalah 100°C, dengan pemanasan larutan pada suhu rentang 78 – 100°C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95% volume. 2. Metodologi 2.1 Variabel Penelitian Variabel tetap : Kulit nanas 250ml, aquadest 750ml, ZA dan urea 1,5gr Variabel berubah : waktu fermentasi (2, 4, dan 6 hari) dan bakteri (5 dan 10 ml) Variabel terkontrol : suhu destilasi 75 ml selama 3 jam 2.2 Alat, Bahan, dan Cara Kerja Alat : Seperangkat alat destilasi, Corong pemisah, Pipet tetes, Beaker glass Gelas Ukur, Corong, Botol sampel, Erlenmeyer, Klem dan statif, Labu takar, Sendok reagen, Pengaduk, Kompor, Neraca digital, Thermometer, Blender, Botol plastic, Saringan, Kaca arloji, Bunsen, Aluminium Foil, Alkohol Meter, Kain Saring. Bahan : Saccharomyces cerevisiae, Kulit nanas, Vaselin, Aquadest, Urea, ZA Cara kerja : A. Langkah Fermentasi a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan b. Masukan bahan kedalam botol plastik c. Tambahkan saccaromyces cereviseae d. Tambahkan urea dan ZA e. Tutup botol dengan rapat dan dilapisi dengan plastik agar tidak ada udara yang masuk. Sari kulit nanas Fermentasi Saccharomyces Cereviseae 10ml, 5 ml,5 ml, 5 ml, 10 ml,10 ml,10 ml, 15 ml, 15 ml, 15 ml ZA 1,5gr Urea 1,5gr Bioetanol
  • 4. B. Langkah Destilasi a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan b. Pasang seperangkat alat destilasi c. Masukkan bahan kedalam labu leher tiga d. Nyalakan air pendingin dan kompor listrik e. Destilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75o C C. Uji nyala 1. Siapkan bunsen 2. Masukan bioetanol kedalam bunsen 3. Nyalakan api D. Uji kadar alkohol 1. Siapkan alkohol meter 2. Masukan alkohol meter kedalam bioetanol 3. Baca skala pada alkohol meter 3. Hasil Penelitian Proses pembuatan bioetanol dari limbah kulit buah nanas pada praktikum ini dilakukan terhadap 9 variabel yang berbeda-beda. Data-data hasil pengamatan tersebut ditampilkan pada Tabel 1. Hasil Pengamatan. Sebelum dilakukan proses fermentasi, limbah kulit buah nanas dibersihkan terlebih dahulu, dipisahkan dari limbah daun nanas yang terikut saat pengambilan limbah kulit buah nanas. Setelah diperoleh kulit nanas kemudian dicuci hingga bersih dan kemudian diblender lalu disaring sari pati kulit nanas tersebut. Setelah diperoleh sari pati kulit nanas kemudian dilakukan proses fermentasi dengan bantuan bakteri saccaromyces sereviceae. Hasil saringan kulit nanas (saripati) dimasukkan kedalam botol plastik, kemudian ditambahkan bakteri saccaromyces cereviceae, pupuk ZA dan pupuk Urea dan Aquadest dan kemudian difermentasi sesuai waktu tiap variabel percobaan. Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml.
  • 5. Pada variabel 8 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55ml. Pada variabel 9 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75°C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57ml. Pembahsan Grafik Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat yaitu fkuktuatif ( naik turun ). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya semakin banyak bakteri yang digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol. Variabel Rasio Bahan Waktu Fermentasi Bacteri Urea & ZA Lama Destilasi Suhu Destilasi Hasil Destilasi Kulit Nanas Aquadest I 250 ml 500 ml 2 hari 5 ml 1,5 gr 3 jam C 38 ml II 250 ml 500 ml 2 hari 10 ml 1,5 gr 3 jam C 41 ml III 250 ml 500 ml 2 hari 15 ml 1,5 gr 3 jam C 41 ml IV 250 ml 500 ml 4 hari 5 ml 1,5 gr 3 jam C 43 ml V 250 ml 500 ml 4 hari 10 ml 1,5 gr 3 jam C 48 ml VI 250 ml 500 ml 4 hari 15 ml 1,5 gr 3 jam C 52 ml VII 250 ml 500 ml 6 hari 5 ml 1,5 gr 3 jam C 54 ml VIII 250 ml 500 ml 6 hari 10 ml 1,5 gr 3 jam C 55 ml IX 250 ml 500 ml 6 hari 15 ml 1,5 gr 3 jam C 57 ml
  • 6. Grafik 1. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 2 Hari Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml. Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml. Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml. Grafik 2. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 4 Hari 38 41 41 36 37 38 39 40 41 42 5 10 15 KadaeAlkohol Jumlah Bakteri (ml) Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 2 Hari 43 45 52 0 50 100 5 10 15 KadaarAlkohol Jumlah Bakteri (ml) Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 4 Hari
  • 7. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol. Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 43 ml. Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 45 ml. Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 52 ml. Grafik 3. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 6 Hari Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 54 ml. 54 55 57 50 55 60 5 10 15 KadarAlkohol Jumlah Bakteri Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 6 Hari
  • 8. Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55 ml. Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57 ml. 4.1 Pembahsan Grafik Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Grafik 1. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 2 Hari Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat yaitu fkuktuatif ( naik turun ). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya semakin banyak bakteri yang digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol. Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 38 ml. Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam 38 41 41 36.5 37 37.5 38 38.5 39 39.5 40 40.5 41 41.5 5 10 15 KadaeAlkohol Jumlah Bakteri (ml) Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 2 Hari
  • 9. sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml. Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 2 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 41 ml. Grafik 2. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 4 Hari Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol. Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 43 ml. Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 45 ml. 43 45 52 0 10 20 30 40 50 60 5 10 15 KadaarAlkohol Jumlah Bakteri (ml) Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 4 Hari
  • 10. Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 4 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 52 ml. Grafik 3. Hubungan Jumlah Bakteri dan Distilat yang Dihasilkan pada Fermentasi 6 Hari Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak bakteri yang digunakan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak gula reduksi yang terkonversi menjadi etanol Pada variabel 1 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 5ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 54 ml. Pada variabel 2 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 10ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 55 ml. Pada variabel 3 dengan menggunakan sari pati limbah kulit nanas sebanyak 250ml, dengan menambahkan bakteri saccaromyces cereviceae sebanyak 15ml kedalam sampel, pupuk ZA dan Urea 1,5gr/100ml aquadest, dan 300ml dimasukkan kedalam sampel. Kemudian sampel difermentasi selama 6 hari dan selanjutnya di distilasi selama 3 jam dengan menjaga suhu 75° C. Didapatkan hasil distilasi sebanyak 57 ml. 54 55 57 52 53 54 55 56 57 58 5 10 15 KadarAlkohol Jumlah Bakteri Hubungan Antara Jumlah Bakteri dan Kadar Alkohol Dengan waktu Fermentasi 6 Hari
  • 11. 4.3 Tabel Uji Kadar Alkohol dan Nyala Api Tabel 4. Uji Nyala Api Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa praktikum yang kami lakukan menggunakan volume kulit nanas yang sama sebanyak 250 ml, aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel. Waktu fermentasi variabel I, II, dan III yaitu 2 hari dengan ditambahkan bakteri Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml, dan 15 ml. Waktu destilasi seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o C. Pada variabel I, II, dan III didapatkan kadar alkohol sebesar 0%, 0%, dan 0% sehingga pada tahap uji nyala api tidak terdapat api yang menyala karena distilat yang didapat tidak mengandung alkohol sama sekali. Hal ini dikarenakan waktu fermentasi bakteri yang hanya 2 hari sehingga bakteri tersebut belum menghasilkan alkohol pada variabel yang kami buat. Pada variabel IV, V, dan VI menggunakan volume kulit nanas sebanyak 250 ml, aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel. Waktu Variabel Rasio Bahan Waktu Fermentasi Bacteri Urea & ZA Hasil Destilasi Kadar Alkohol Uji Nyala Kulit Nanas Aquadest I 250 ml 500 ml 2 hari 5 ml 1,5 gr 38 ml 0% Tidak II 250 ml 500 ml 2 hari 10 ml 1,5 gr 41 ml 0% Tidak III 250 ml 500 ml 2 hari 15 ml 1,5 gr 41 ml 0% Tidak IV 250 ml 500 ml 4 hari 5 ml 1,5 gr 43 ml 1% Tidak V 250 ml 500 ml 4 hari 10 ml 1,5 gr 48 ml 0% Tidak VI 250 ml 500 ml 4 hari 15 ml 1,5 gr 52 ml 1,2% Tidak VII 250 ml 500 ml 6 hari 5 ml 1,5 gr 54 ml 1% Tidak VIII 250 ml 500 ml 6 hari 10 ml 1,5 gr 55 ml 1,5% Tidak IX 250 ml 500 ml 6 hari 15 ml 1,5 gr 57 ml 2% Nyala
  • 12. fermentasi variabel IV, V, dan VI yaitu 4 hari dengan ditambahkan bakteri Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml, dan 15 ml. Waktu destilasi seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o C. Pada variabel IV, V, dan VI didapatkan kadar alkoholnya yaitu 1 %, 0%, dan 1,2%. Kadar alkohol yang didapatkan belum sesuai teori karena seharusnya semakin banyak bakteri yang ditambahkan, maka kadar alkohol yang didapatkan akan semakin besar. Akan tetapi pada praktikum yang kami lakukan terjadi penurunan kadar alkohol pada variabel V dengan penambahan jumlah bakteri sebanyak 10 ml. Hal tersebut dapat disebabkan karena terdapat kebocoran pada tutup botol saat fermentasi sehingga bakteri tidak dapat melakukan fermentasi sebagaimana mestinya. Fermentasi harus dilakukan pada keadaan anaerob atau tidak boleh adanya oksigen didalam proses fermmentasi. Ketika uji nyala api pun ketiga variabel ini tidak mampu membuat api menyala karena kadarnya yang terlalu sedikit. Pada variabel VII, VIII, dan IX menggunakan volume kulit nanas sebanyak 250 ml, aquadest 500 ml, pupuk urea 1,5 gr, dan pupuk ZA 1,5 gr untuk seluruh variabel. Waktu fermentasi variabel VII, VIII, dan IX yaitu 6 hari dengan ditambahkan bakteri Saccharomyces cereviceae masing-masing 5 ml, 10 ml, dan 15 ml. Waktu destilasi seluruh variabel adalah 3 jam dan suhu dijaga pada 75o C. Kadar alkohol yang didapatkan yaitu sebesar 1%, 1,5% dan 2% pada variabel VII, VIII, dan IX secara berturut-turut. Hal ini sudah sesuai teori karena semakin banyak bakteri yang ditambahkan maka semakin banyak pula alkohol yang dihasilkan pada saat fermentasi. Pada uji nyala api, hanya variabel IX yang dapat menyala akan tetapi api yang menyala tidak dapat bertahan lama. Hal ini menandakan bahwa terdapat alkohol yang terkandung di dalam destilat yang dihasilkan namun hanya sedikit. DAFTAR PUSTAKA Dirmanto, S., 2006. Fermentasi Anaerobik. http://www.kompas.com.[ 22 Agustus 2017] Duryatmo, P., 2007. Proses Fermentasi. http://www.kompas.co.id. [ 22 Agustus 2017] Harimbi Setyawati dan Nanik Astuti Rahman.2014. Bioetanol dari Kulit Nanas dengan Variasi Massa Saccharomyces Cereviceae dan Waktu Fermentasi [18 Agustus 2017] http:www.bioetanolindo.blogspot.com, 2007. Pembuatan Etanol Skala Home Industri. [22 Agustus 2017] http://www. Biotek.lipi.co.id., 2008. Etanol Bahan Bakar Masa Depan. [25 Agustus 2017] http://www.BPPT.co.id., 2008. Pembuatan Etanol. [25 Agustus 2017] http://www.ristek.co.id., 2013. Etanol. [22 Agustus 2017] http://www.wikipedia.com., 2006. Komposisi Kimia Molase. [22 Agustus 2017]. Judoamidjojo, M., A. A. Darwis dan E. G. Sa’id, 1992. Teknologi Fermentasi. Rajawali Press, Jakarta. Moat, A. G. and J. W. Fooster, 1998. Microbiological Physiology Second Edition. John Wiley and Sons Inc., New York. Wasito, 2005. Proses Pembuatan Etanol. http://www.suaramerdeka.co.id. [24 Agustus 2017].