SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
DESAIN PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH (IPAL) PABRIK TAHU “DUTA” MALANG
LAPORAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas KelompokMata
Kuliah AMDAL Tentang Desain IPAL
Disusun Oleh :
NAMA : DRAJAD PANGESTU (22415022)
FAHMI SHIDIQ (22415380)
FIRHAN ALBUKHARI (22415710)
GALANG WADIAN P. (22415810)
HEZI TRIPANGESTU J. (23415155)
IFADHO MAKMUR (23415233)
FEBBY ANTHONIO DE Q. (22415581)
YANUAR RACHMAT (27415219)
KELAS : 2IC01
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Industri tahu merupakan salah satu industri pangan yang berpotensi
dalam pencemaran air dari limbah cair yang dihasilkannya. Tahu dibuat dengan
bahan baku utama berupa kedelai dan mem- butuhkan banyak air dalam setiap
tahapan proses pembuatannya. Dari hasil proses produksi tahu tersebut
didapatkan tahu untuk dikonsumsi, ampas tahu untuk pakan ternak atau
pemanfaatan lainnya serta limbah cair.
Limbah cair yang dihasilkan dari setiap proses pembuatan tahu
mempunyai debit yang cukup besar. Untuk setiap 1 kg bahan baku kedelai
dibutuhkan rata-rata
45 liter air dan akan dihasilkan limbah cair berupa whey tahu sebanyak 43,5
liter (Nuraida dalam Amir Husin 2008:1). Whey mengandung bahan-bahan
organik berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak yang tinggi
(Nurhasan dan Pramudyanto, 1987 dalam Amir Husin2008:1). Limbah cair
tahu dengan karak- teristik mengandung bahan organik tinggi, suhu mencapai
40oC - 46oC, kadar BOD5 (6.000 - 8.000 mg/l), COD (7.500 -14.000 mg/l), TSS
dan pH yang cukup tinggi pula (Herlambang, 2002:15).
Pabrik Tahu DUTA merupakan salah satu industri tahu yang berada di
kota Malang. Pabrik tahu DUTA berkapasitas produksi 900 kg kedelai/hari.
Namun, Pabrik Tahu DUTA belum
melakukan pengolahan terhadap limbah cair tahu yang dihasilkannya. Limbah cair
dari proses produksi tahu tersebut
merupakan limbah cair organik bio- degradable yang berpotensi untuk men-
cemari lingkungan air pada sungai Sumpil. Oleh karena itu, Pabrik Tahu DUTA
membutuhkan sebuah instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ekonomis
dalam hal pengadaan dan pengoperasian ketika sudah dibangun.
Banyak teknologi untuk mengolah limbah cair organik, salah satu cara
untuk mengatasi masalah limbah cair industri tahu adalah dengan kombinasi
pengolahan anaerobik dan aerobik.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Pokok permasalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Tidak adanya usaha pengelolahan limbah cair dari proses produksi
tahu.
2. Kualitas BOD, COD, TSS dan pH belum memenuhi Keputusan
Gurbernur Jatim Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
3. Limbah cair tahu berpotensi untuk mencemari lingkungan air.
4. Pabrik Tahu DUTA memiliki modal yang terbatas dan luas lahan yang
terbatas untuk pembangunan (IPAL)
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mendapatkan desain IPAL
yang sesuai untuk memberi masukan kepada Pabrik Tahu DUTA Malang maupun
pihak yang terkait agar melakukan pengolahan terhadap limbah cair yang
dihasilkan dari proses produksi tahu. Dengan adanya pengolahan air limbah tahu,
maka kesehatan dan estetika lingkungan sekitar bisa ditingkatkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pabrik Tahu DUTA Malang yang berkapasitas produksi 900 kg kedelai
perhari menghasilkan limbah cair sebesar 17,745 m3
dengan kualitas BOD5,
COD, TSS, dan pH berturut – turut adalah 1.340 mg/L, 1.852 mg/L, 1.520 mg/L,
dan 4,09. Berdasarkan baku mutu limbah cair yang telah ditentukan oleh
pemerintah, maka dibutuhkan perencanaan instalasi pengolahan limbah cair
pabrik tahu tersebut. Untuk mengolah limbah cair pabrik tahu dapat
menggunakan kombinasi sistem anaerobik – aerobik dengan biofilter karena
limbah cair pabrik tahu dapat terurai secara biologis dengan peranan
mikroorganisme. Instalasi yang dibutuhkan yaitu bak pemisah minyak, bak
ekualisasi, bak anaerobik dan bak aerobik yang dilengkapi biofilter, serta
bak penjernih. Bak pemisah minyak multifungsi untuk saponifikasi, bak
ekualisasi dapat menurunkan kadar TSS, bak anaerobik memiliki efisiensi
sebesar 75 % dan efisiensi bak aerobik 95 %, serta bak penjernih yang
dilengkapi dengan pompa sirkulasi lumpur. Dari pengolahan tersebut tidak
didapatkan lumpur dan diperkirakan BOD5, COD, TSS berturut – turut sebesar
15,9 mg/L , 22,0 mg/L,1,5 mg/L, dan pH 6,50.
BAB III
METODE ANALISA
3.1 LOKASI STUDI
Lokasi penelitian berada di PabrikTahu DUTA pada Jalan Sumpil I,
Kel. Purwodadi, Kec. Blimbing, Kota Malang.
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
3.2. Tahap – Tahap Penelitian
Tahap – tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mulai
Data – Data
Perusahaan
Identifikasi Masalah
Kajian Pustaka
Pengumpulan Data
Pengukuran Lahan Pengukuran Debit Sampling danAnalisa
Data Debit Limbah Cair Pabrik Tahu
Data BOD, COD, TSS dan pH
Limbah Cair Tahu
Membandingkan Data Kualitas Limbah Cair Tahu
terhadap Keputusan Gurbernur Jatim
Nomor 72 Tahun 2013
Penentuan Model IPAL
dengan Kombinasi Sistem Anaerobik – Aerobik
Perencanaan dan Perhitungan Desain IPAL
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
3.3 PENENTUAN MODEL IPAL
Beberapa kriteria dalam penentuanmodel IPAL untuk pabrik tahu
DUTA adalah sebagai berikut:
a. Sistem pengoperasian dan pengolahan- nya harus mudah.
b. Efisiensi dari pengolahan limbah harus mampu memnghasilkan buangan
yang memenuhi baku mutu air yang telah ditentukan.
c. Lahan yang diperlukan untuk pem- bangunan instalasi tidak terlalu
besar.
d. Konsumsi energi, baik listrik maupun energi yang lain diharapkan
rendah.
e. Mampu menguraikan air limbah dengan beban BOD yang cukup
besar.
f. Dapat meminimalkan padatan tersus- pensi (TSS).
g. Biaya pembangunan instalasi dan biaya
perawatan harus sesuai dengan skala industri kecil atau rumahan.
3.4 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN IPAL
Hitungan desain IPAL kombinasi sistem anaerobik dan aerobik akan
dihitung desain standar yaitu bak pemisah minyak, bak ekualisasi, bak anaerobik
dan bak aerobik, dan bak penjernih. Berikut ini merupakan bagan proses
pengolahan lim- bah sederhana kombinasi sistem anaerobik – aerobik:
Industri Tahu Tahu
Influent (limbah cair)
Bak Pemisah Minyak Ampas Tahu
Bak Ekualisasi Bak anaerobik Bak aerobik
Gambar 3.2 Gambar bagan proses pengolahan limbah sederhana
kombinasi sistem anaerobik- aerobik.
Bak Penjernih
Eflluent
Proses
9 Kg Kedelai
Kebutuhan Air
(liter)
Hasil Limbah Cair
(liter)
Pencucian
Perendaman
Penggilingan
Pemasakan
Penyaringan
Penggumpalan
Pengepresan
Perendaman
Lain-lain
21
33,6
10
63
52,5
8
5,25
21
10
21
33,6
-
-
-
74,88
16,97
21
10
Total 224,35 177,45
900 Kg Kedelai 22.435 17.745
BAB IV
ANALISA & PEMBAHASAN
4.1 PENGUKURAN DEBIT LIMBAH CAIR
Pengukuran debit limbah tahu dilakukan dengan cara menghitung
volume air yang dibutuhkan dalam setiap proses pembuatan tahu pada Pabrik
Tahu DUTA Malang.
Air yang ditambahkan dalam se- tiap proses tersebut ditakar dengan
menggunakan kaleng yang mempunyai volume 5,25 liter. Berikut ini
merupakan tabel perkiraan kebutuhan air dan limbah cair yang
dihasilkan pada proses pemasakan kedelai hingga menjadi tahu pada
pabrik tersebut:
Tabel 4.1 Hasil pengukuran debit.
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 4.2 Neraca Keseimbangan Bahan untuk 9 kg Kedelai
Air
(L)
Kedelai
(kg)
Tahu
(kg)
Ampas
(kg)
Air
Cuka
(L)
Limbah
(L)224,35 9 23,62 10,00 22,28 177,45
233,35 233,35
4.2 SAMPLING DAN ANALISA KUALITAS LIMBAH PABRIK
CAIR TAHU
Pengambilan sampel limbah cairtahu dilakukan dengan metode
grab sampling.
Tabel 4.3. Volume Sampel Limbah Cair Tahu
Proses Air
limbah
(liter)
Sample
(liter)
Pencucian
Perendaman
Sisa penggumpalan
(bersifat asam)
Pengepresan
Perendaman tahu Lain-
lain
21,00
33,60
70,13
18,60
24,80
10,00
0,18
0,28
0,59
0,15
0,21
0,08
Total 177,45 1,50
Sumber: Hasil perhitungan
3.2.2. Analisa Kualitas Limbah Cair Pabrik Tahu
Analisa kualitas limbah cair pabrik pabrik tahu disajikan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Analisa Kualitas Limbah Cair Pabrik Tahu
Parameter
Kadar
Baku
mutu*
(mg/L)
Limbah cair
Pabrik Tahu DUTA**
(mg/L)
pH
BOD COD TSS
Vol.air limbah maks
(m3
/ton kedelai)
6,0 - 9,0
150
300
100
20
4,09
1.340
1.852
1.520
19,72
*) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013, Lamp. 1:17
**) Hasil analisa Laboratorium
Dari hasil analisa pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa kualitas
limbah cair pabrik tahu belum memenuhi baku mutu yang ditentukan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengolahan terhadap limbah cair tersebut.
4.3 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN IPAL
4.3.1. Desain Proses IPAL untuk Limbah Cair Pabrik Tahu
Desain proses IPAL untuk limbah cair pabrik tahu didasarkan pada
kriteria kebutuhan pada lokasi studi. Menurut kajian teori pada bab sebelumnya
dan beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan desain proses
sebagai berikut:
a. Seluruh limbah cair yang dihasilkan akan dialirkan melalui saluran
limbah menuju ke bak pemisah lemak atau minyak.
b. Setelah dari bak pemisah minyak dialirkan menuju ke bak
ekualisasi yang berfungsi sebagai penampung limbah dan kontrol aliran
air limbah.
c. Limpasan limbah cair dari bak ekualisasi dialirkan ke bak
anaerob dengan aliran dari atas kebawah dilengkapi biakan melekat
aliran turun (downflow attached growth). Bak anaerob tersebut dapat
menggunakan media biofilter berupa susunan plastik yang dapat
berbentuk silang (crossflow) maupun tubular. Jumlah dari bak
anerobik adalah dua ruangan berisi mikroorganisme yang mampu
membentuk lapisan biofilm pada beberapa hari operasi. Lapisan biofilm
tersebut akan berfungsi untuk
d. Setelah diolah didalam bak anaerobik, limbah cair dialirkan ke bak
aerobik Proses yang digunakan dalam bak aerobik adalah proses biakan
melekat tercelup aliran turun (downflow submerged attached growth
processes). Biofilter pada bak aerobik ini juga menggunakan media dari
susunan plastik berbentuk silang (crossflow) maupun tubular.
e. Pengolahan dilakukan dengan diaerasi menggunakan blower
sehing- ga mikroorganisme akan mengurai- kan zat organik dan berkem-
bangbiak menempel pada media biofilter. Oleh karena itu, pada proses
penguraian secara aerobik ini limbah cair akan kontak dengan biakan
mikro- organisme yang melekat pada media biofilter dan mikroorganisme
yang tersuspensi.
` tahu
Gambar 4.2 Desain IPAL Pabrik Tahu DUTA Malang
4.3.2. Perhitungan Desain
4.3.2.1. Desain Bak Pemisah Lemak/ Minyak
Desain bak pemisah minyak direncanakan dengan dua alternatif, yaitu :
a. Alternatif 1
Bak pemisah minyak/skimmer diren- canakan untuk mengurangi beban
organik berupa lemak. Bak pemi sah minyak didesain dengan inlet yang
diletakkan didasar bak agar minyak mudah mengapung keatas.
Minyak/lemak yang telah menga- pung ke permukaan akan di-
scrap/dikikis menggunakan scraper dengan jangka waktu 1 – 2 minggu sekali
tergantung dari jumlah minyak/lemak yang dihasilkan.
Scraper dapat menggunakan serok, stainless pipih panjang, kayu, maupun
alat bantu lainnya. Pengikisan akan dilakukan secara manual mengingat
lemak/minyak dari limbah cair pabrik tahu hanya berjumlah sedikit.
Lemak/minyak yang telah dikikis oleh scraper akan dikumpulkan dan dibuang
ke petugas kebersihan yang ada di kampung/ dinas kebersihan terkait. Tidak
terdapat penampung minyak dan overflow weir. Outlet limbah cair selanjutnya
akan dialirkan menuju bak ekualisasi melalui pipa.
b. Alternatif 2
Pada dasarnya perencanaan alternatif 2 sama dengan alternatif
perbedaannya adalah sebagai berikut :
Minyak/ lemak yang telah menga- pung dikikis dengan scraper dan
didorong keluar dari skimmer menuju bak penampung minyak dengan melewati
overflow weir.
Pada bak penampung minyak akan dilakukan saponifikasi atau penya-
bunan terhadap minyak yang ter- kumpul. Saponifikasi dapat meng- gunakan basa
kuat NaOH dan KOH. Untuk menghasilkan sabun yang keras dapat digunakan
NaOH, dan untuk menghasilkan sabun yang lunak/ sabun cair digunakan KOH.
Bahan baku dan bahan pendukung untuk saponifikasi adalah lemak/ minyak dan
senyawa alkali (bersifat basa), umumnya yaitu NaCl, Na2CO3, NH4OH dan
ethanol.
Produk dari saponifikasi dapat disertakan menuju bak ekualisasi.
Sabun yang dihasilkan tersebut sangat mudah larut didalam air, dan mudah
berbusa. Sifat basa dari produk sabun tersebut dapat membantu menaikkan pH
limbah cair pabrik tahu. Jumlah basa kuat yang ditambahkan untuk saponifi- kasi
sebanding dengan jumlah limbah yang dihasilkan.
c. Perhitungan Dimensi
Data:
Debit limbah cair = 17,745 m3/hari Waktu produksi limbah (t) = 10 jam
Perhitungan:
Flow rate = Q (m3/hari) / t (jam)
= 17,745 / 10
= 1,775 m3/jam
Volume bak yang diperlukan :
Waktu tinggal direncanakan selama 2jam
Volume bak
= Flow rate x waktu tinggal
= 1,775 m3/jam x 2 jam
= 3,55 m3 ~ 3,60 m3
Perencanaan dimensi bak :
P x L x t = 2,50 x 1,20 x 1,20 m
Volume = 2,50 X 1,20 X 1,20 m
= 3,60 m3
Kadar minyak limbah cair adalah 26 mg/L (Bapeda Medan, 1993 dalam
Nurhamaswaty, 2008:14)
Vol. minyak = 17.745 L/hr x 26 mg/L
= 461.370 mg/hr
= 0,461 L/hari
4.3.2.2. Desain Bak Ekualisasi (Bak Penampung Limbah Cair)
Perencanaan bak ekualisasi dilakukan dengan memanfaatkan sisa ruangan dari
kolam penampungan yang telah digunakan sebagian untuk bak pemisah lemak.
Bak ekualisasi akan dilengkapi dengan pompa submersible yang kan memompa
limbah cair dari bak ekualisasi menuju bak anaerobik. Desain bak ekualisasi/ bak
penampung limbah cair adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan dimensi
Dari kolam penampungan yang telah tersedia, maka didapatkan
dimensi bak ekualisasi yaitu:
Gambar 4.3 Desain bak pemisah minyak / skimmer dan
bak ekualisasi
4.3.2.3. Pompa Limbah Cair pada Bak Ekualisasi
Pompa limbah cair yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan besarnya
debit limbah cair yang dipompa tiap hari. Pompa digunakan untuk
memompa
Panjang = 9,00 m – 1,20 m – 0,15 m
= 7,65 m Lebar a = 3,65 m Lebar b = 4,50 m
Volume tampungan maksimum :
= 0,5 x (3,65 +4,50) x 7,65 x 3
= 93,52 m3
Syarat:
Vol. tampungan maksimum > Q limbah
93,02 m3 > 17,745 m3 ….memenuhi
b. Penentuan inlet dan outlet
Inlet bak ekualisasi direncanakan berdia-
meter 4 inch sesuai dengan outlet dari skimmer dan untuk outletnya diren-
canakan menggunakan pipa PVC dengan diameter yang disesuaikan dengan
outlet dari pompa submersible.
c. Sludge removal
Sludge removal direncanakan membuat
saluran di dasar bak ekualisasi dengan slope 0,02 agar lumpur mudah
terkumpul. Lumpur yang telah terkumpul kemudian dapat ikut dipompa
menuju bak ekualisasi limbah cair dari bak ekualisasi ke bak anaerobik.
Perencanaan pompa pada bak ekualisasi yakni sebagai berikut:
a. Perhitungan flow rate
Debit limbah cair = 17,745 m3/hari
Dengan 10 jam kerja, sehingga :
Flow rate = 1,775 m3
/jam
= 29,6 liter/menit
b. Penentuan pompa
Dengan debit limbah cair 29,6 liter/menit dibutuhkan spesifikasi pompa
sebagai berikut :
Kapasitas : 20 - 140 liter/menit
Tipe : Submersible pump
Total head : 1 – 6 m
Daya listrik : 250 watt
Rekomendasi : Pompa Pedrollo TOP 1 (atau setara)
4.3.2.4. Bak anaerobik
Bak anaerobik akan dilengkapi
dengan media biofilter berupa media sarang tawon/ honey comb yang
bertipe crossflow. Perencanaan bak anaerobik yaitu sebagai berikut:
a. Data perencanaan:
Debit limbah cair = 17,745 m3/hari
Perkiraan suhuin = 35oC – 37oC BODin = 1.340 mg/L
CODin = 1.852 mg/L
Efisiensi = 60 % - 90 %
(Metcalf & Eddy, 2003:893)
Diasumsikan efisiensi sebesar 75%, sehingga:
BODout = 25 % x BODin = 335 mg/l
CODout = 25 % x CODin = 463 mg/l
b. Beban BOD dan COD didalam limbah cair (kg/hari)
BOD = Q limbah cair x kadar BOD
= 17,745 (m3/hari) x 1.340 (g/m3)
= 23.778,3 g/hari = 23,78 kg/hari
COD = Q limbah cair x kadar COD
= 17,745 (m
3
/hari) x 1.852 (g/m
3
)
= 32.863,7 g/hari = 32,86 kg/hari
c. Besar BOD dan COD yang dihi- langkan dalam bak anaerobik
BOD = Efisiensi x Beban BOD (kg/hr)
= 75% x 23,78 = 17,84 kg/hr
COD = Efisiensi x Beban COD (kg/hr)
= 75% x 32,86 = 24,65 kg/hr
d. Volume media biofilter yang diper- lukan
Standar beban BOD untuk high rate dengan packing material
berupaplastik adalah 0,6 – 3,2 kg BOD/m3.hari
(Metcalf & Eddy, 2003:893). Direncanakan standar beban BOD yang digunakan
sebesar 2,5 kg BOD/m3.hari.
Vol. = Beban BOD / Standar beban BOD
=17,84 (kg/hari) / 2,5 (kg/m3.hari)
= 7,13 m
e. Volume bak anaerobik
Volume media biofilter adalah 60% dari
jumlah volume efektif (Dept. PU,Pd-T-04-
2005-C), sehingga volume bak yang diperlukan adalah:
Vol. = 100/60 x vol.media biofilter
= 100/60 x 7,13 m3
= 11,89 m3 ~ 12,00 m3
Direncanakan kolam anaerobik dengan 2 ruang sehingga:
Vol.reaktor anaerobik rerata
=12,00 m3 : 2 = 6,00 m3
f. Waktu tinggal dalam reaktor atau bak anaerobik rata-rata
Untuk beban COD 12 – 30 kg/m3.hari dan
suhu rata-rata 36oC, waktu tinggalnya adalah 3 – 8 jam (Metcalf &
Eddy,2003:1022).
Waktu tinggal :
= volume reaktor (m 3 ) x 24 jam/hari
Q (m 3 hari )
= 6 ,00 (m 3 ) x 24 jam/hari
17 ,745 (m 3 hari )
= 8,10 jam
g. Dimensi reaktor anaerobik
P x L x H = 3,0 x 2,0 x 2,0 m
Ruang bebas = 0,5 m
Vol.efektif total = 3,0 x 2,0 x 2,0 = 12,0 m3
Jumlah ruang = 2 ruang Tebal dinding = 15 cm Konstruksi
= Beton K275
Perlindungan = Water proofing
4.3.2.5. Bak aerobik
Bak aerobik akan dilengkapi dengan media biofilter yang
sama pada kolam anaerobik dan akan dilengkapi dengan blower udara yang
berguna sebagai aerator. Perencanaan bak aerobik adalah sebagai berikut:
a. Data:
Q limbah cair = 17,745 m3/hari
BODin = 335 mg/L CODin = 463 mg/L
Efisiensi = 95 %
BODout = 5 % x BODin = 16,75 mg/l CODout = 5 % x CODin = 23,15
mg/l Perkiraan suhuin = 28oC – 30oC
b. Beban BOD dan COD didalam limbah cair (kg/hari)
BOD = Q x BOD dari anaerobik (g/m3)
= 17,745 (m3/hari) x 335 (g/m3)
= 5944,58 g/hari
= 5,94 kg/ hari
COD = Q x COD dari anaerobik (g/m3)
= 17,745 (m3/hari) x 463 (g/m3)
= 8215,94 g/hari
= 8,22 kg/ hari
c. Jumlah BOD dan COD yang dihilangkan
BOD = 95% x beban BOD didalam
= 95% x 5,94 kg/ hari
= 5,64 kg/ hari
COD = 95% x beban COD didalam limbah cair (kg/hari)
= 95% x 8,22 kg/ hari
= 7,81 kg/ hari
d. Volume media yang diperlukan
Volume media yang diperlukan yaitu:
= beban BOD dalam limbah cair (kg/hari)
/ beban BOD per vol.media
= 5,64 / 2,5
= 2,26 m3
e. Volume reaktor
Volume media 55 % dari volume efektif reaktor (Dept. Pekerjaan Umum, Pd-
T-04-2005-C, 2005:6), sehingga:
Volume reaktor = 100/55 x vol.media
= 100/55 x 2,26 m3
Gambar 4.4 Desain bak anaerobik dan bak aerobik
g. Dimensi
Bak aerobik direncanakan memiliki dua ruangan, sehingga direncanakan:
Ruang media biofilter.
P x L x h = 1,80 x 1,50 x 1,20 m
Ruang bebas
Volume efektif
= 0,50 m
= 1,80 x 1,50 x 1,20
= 3,24 m
3
Konstruksi = Beton K275
Ruang aerasi
P x L x h = 0,80 m
Ruang bebas = 0,50 m
Volume efektif = 0,80 x 1,50 x 2,00
= 2,40 m
3
3.3.2.6. Blower Udara
Penentuan blower udara didasarkan dari kebutuhan oksigen yang
diperl- ukan untuk menghilangkan beban BOD. Kebutuhan oksigen dalam
reaktor atau bak biofilter aerobik adalah sebanding dengan jumlah BOD yang
dihilangkan, sehingga kebutuhan oksigen yaitu:
a. Keb. oksigen
= Jml. BOD yang dihilangkan (kg/hari)
= 5,64 kg/hari
b. Untuk faktor keamanan (FS), maka digunakan:
FS = 1,6 untuk packing plastik cross flow
(Metcalf & Eddy, 2003:905) Sehingga, kebutuhan oksigen:
= FS x beban BOD
= 1,6 x 5,64 = 9,02 kg/hari
c. Kebutuhan udara teoritis untuk menentukan kapasitas blower:
(Appendix B,Metcalf & Eddy, 2003:1738)
Presentase oksigen dalam udara= 23,18 % Suhu udara rerata bak aerobik = 30oC
Massa jenis udara pada suhu 30oC, yaitu
�� =
� .�
�.𝑇
P =Tekanan atmosfer = 1,01325.105
N/m2
M =Mol udara= 28,97 kg/kg-mol
R = Konstanta gas universal
= 8314 N.m/kg-mol.K
d. Kebutuhan udara aktuall
Efisiensi blower udara = 9 -12 % tipe rigid porous plastic tubes, single
spiral roll (Metcalf & Eddy, 2003: 437). Efisiensi blower yang dipakai
adalah 10% sehingga :
Kebutuhan udara aktual
= Jml keb. udara teoritis / Ef. blower (%)
= 33,40 / 0,1 = 334 m3
/hari
= 0,23 m3
/menit = 230 ltr/menit
e. Perencanaan blower
Direncanakan blower udara yang diperlukan yaitu dengan spesifikasi:
Kapasitas = 200 – 250 ltr/menit
Head = 2 m
Jumlah = 2 unit (pemakaian secara bergantian)
Rekomendasi = Blower GF – 180
Output = 300 ltr/menit
Daya = 180 watt
3.3.2.4.1. Bak penjernih
Perencanaan bak penjernih / clarifier yaitu
sebagai berikut:
a. Data:
Debit limbah cair = 17,745 m3/hari BODmasuk = 16,75
mg/L CODmasuk = 23,15 mg/l
Waktu tinggal = Bak penjernih memiliki standar waktu tinggal 2 – 4
jam (Nusa Idaman, 1999:249)
Standar perencanaan untuk rectangular
dan circular clarifiers (Ronald L. Droste,
1997:323) adalah:
H maks = 4,90 m Panjang maks = 75,0 m Diameter maks= 38,0 m
b. Volume bak yang diperlukan adalah:
Direncanakan waktu tinggal bak penjernih
adalah 3,5 jam
c. Dimensi bak penjernih / clarifier
Bak penjernih direncanakan berbentuk silinder dengan dasar berbentuk
kerucut/ runcing agar endapan mudah terkumpul dan dipompa kembali ke
bak aerobik.
Dimensi bak penjernih: Volume total = 2,12 m3
+ 0,71 m3
Diameter = 1,50 m = 2,83 m3
Tinggi silinder = 1,20 m Tebal dinding = 15 cm
Tinggi kerucut = 0,30 m Konstruksi = Beton K275
Tinggi jagaan = 0,50 m Perlindungan = Water proofing
Volume silinder = ¼ x π x d2 x t
= ¼ x π x 1,502 x 1,20
= 2,12 m3
Volume kerucut = 1/3 x π x 1,502 x 0,30
= 0,71 m3
Gambar 4.5 Desain bak aerobik dan bak penjernih
e. Cek waktu tinggal pada saat beban puncak
Diasumsikan beban puncak adalah 2 x Q
limbah, sehingga:
Waktu tinggal = 3,83 jam / 2 = 1,91 jam
h. Beban permukaan (surface loading)
pada saat beban puncak
beban permukaan puncak:
= 10,05 m3/ m2. hr x 2
= 20,10 m3/ m2. Hr
4.4. Effluent / Hasil Pengolahan
Effluent yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah cair pabrik
tahu tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Perkiraan Kualitas Effluent dari Proses Pengolahan
Section
Parameter
BOD5
(mg/L)
COD
(mg/L)
TSS
(mg/L)
pH
Suhu
(o
C)Influent 1.340 1.852 1.520 4,09 40 – 45
Skimmer
0%
1.340,0
0%
1.852,0
5%
1.444,0
4,5 40 – 45
Bak
Ekualisasi
0%
1.340,0
0%
1.852,0
15%
1.227,4
5,0 37 – 39
Bak
Anaerobik
75%
335,0
75%
463,0
75%
306,9
5,5 35 – 37
Bak
Aerobik
95%
16,8
95%
23,2
95%
15,3
6,0 28 – 30
Bak
Penjernih
5%
15,9
5%
22,0
90%
1,5
6,5 27 – 28
Effluent 15,9 22,0 1,5 6,5 27 – 28
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 4.6 Perbandingan Kualitas Effluent dengan Baku Mutu Air Limbah
Parameter
Kadar
Baku mutu*
(mg/L)
Limbah cair
Pabrik Tahu
DUTA
(mg/L)pH
BOD5
COD
TSS
Volume air limbah maks
(m3
/ton kedelai)
6,0 - 9,0
150
300
100
20
6,50
15,90
21,99
18,05
19,72
*) Peraturan Gubernur Jatim No. 72 Thn. 2013
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Besar debit limbah cair pabrik tahu DUTA Malang adalah 17,745
m3/hari dengan kandungan BOD5, COD, TSS dan pH belum memenuhi
baku mutu air limbah yang telah ditetapkan.
b. Dari pengolahan yang dilakukan dengan kombinasi sistem
anaerobik – aerobik menggunakan biofilter didapat- kan perkiraan
effluent yang mampu memenuhi baku mutu air limbah untuk BOD5,
COD, TSS dan pH berturut – turut yaitu 15,9; 22,0; 1,5 mg/L dan Ph
6,50.
5.2 SARAN
Penulis selaku perencana pembangunan instalasi pengolahan air
limbah (IPAL) dari Pabrik Tahu DUTA Malang menyarankan agar pihak pabrik /
pihak terkait dapat mengkaji pengadaan atau pelaksanaan pembangunan IPAL
untuk menangani limbah cair yang tiap hari dihasilkan dari proses produksi tahu
ter- sebut.
Dengan dilakukannya pengolahan limbah cair tahu, maka diharapkan
dapat mengurangi potensi pencemaran terhadap badan air yaitu Sungai Sumpil
yang merupakan anak Sungai Brantas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Tata cara perencanaan dan
pemasang- an tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan
tangki biofilter. Pd-T-04-2005-C. Jakarta : Badan Litbang PU.
2. Droste, Ronald L.. 1997. Theory and practice of Water and Wastewater
Treatment. New York : John Wiley & Sons, Inc.
3. Gubernur Jawa Timur. 2013. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72
Tahun 2013 Tentang Baku Muttu Air Limbah Bagi Industri dan Kegiatan
Industri Lainnya. Surabaya : Gubernur Jawa Timur.
4. Husin, Amir. 2008. Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan Biofiltrasi
Anaerob dalam Reaktor Fixed- Bed. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
5. Herlambang, A. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri.
Cetakan Pertama. Jakarta Pusat: BPPT.
6. Metcalf, dan Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse.
Fourth Edition. International edition. New York : McGraw-Hill.
7. Nuraida. 1985. Analisi Kebutuhan Air Pada Industri Pengolahan Tahu dan
Kedelai, dalam Amir Husin 2008. Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan
Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor Fixed- Bed. Tesis dipublikasikan. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
8. Nurhasan, dan Pramudyanto.1991. Penanganan Air Limbah Tahu, dalam
Amir Husin 2008. Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan Biofiltrasi Anaerob
dalam Reaktor Fixed- Bed. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
9. Pohan, Nurhasmawaty.2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu
dengan Biofilter Aerobik. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera
Utara

More Related Content

What's hot

Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif1106499
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Oswar Mungkasa
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku EPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku ELestari Rachmawati
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 

What's hot (20)

Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Lumpur aktif
Lumpur aktifLumpur aktif
Lumpur aktif
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku EPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 

Viewers also liked

Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Rizka Lubis
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanCITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Permen no.13 thn 2010 ukl-upl
Permen no.13 thn 2010 ukl-uplPermen no.13 thn 2010 ukl-upl
Permen no.13 thn 2010 ukl-uplAdi Handarbeni
 
Proyek Tasi Mane Suai Covalima
Proyek Tasi Mane Suai CovalimaProyek Tasi Mane Suai Covalima
Proyek Tasi Mane Suai Covalimaaguiaximenes
 
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik TahuLap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik TahuKecy Lukita
 
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaNota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaEdoy Mulyana
 
Pengetahuan lingkungan industri polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri   polutan udaraPengetahuan lingkungan industri   polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri polutan udaraWildan Wafiyudin
 

Viewers also liked (20)

Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
 
Pembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebongPembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebong
 
Reklamasi dan revitalisasi
Reklamasi   dan  revitalisasiReklamasi   dan  revitalisasi
Reklamasi dan revitalisasi
 
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otopartsKebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
 
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
 
Tempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampahTempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampah
 
Sengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adatSengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adat
 
Permen no.13 thn 2010 ukl-upl
Permen no.13 thn 2010 ukl-uplPermen no.13 thn 2010 ukl-upl
Permen no.13 thn 2010 ukl-upl
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8
 
Proyek Tasi Mane Suai Covalima
Proyek Tasi Mane Suai CovalimaProyek Tasi Mane Suai Covalima
Proyek Tasi Mane Suai Covalima
 
Pengolahan Air Limbah
Pengolahan Air LimbahPengolahan Air Limbah
Pengolahan Air Limbah
 
Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
 
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik TahuLap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
 
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaNota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
 
Pengetahuan lingkungan industri polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri   polutan udaraPengetahuan lingkungan industri   polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri polutan udara
 

Similar to OPTIMAL IPAL PABRIK TAHU

Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011yoga marta
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitMuhammad Solihin
 
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...PT BioSeven Fiberglass Indonesia
 
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)Norma Asrika
 
Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...
Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...
Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...Hajrah Nanda Putri
 
Instalasi pengolahan air limbah domestik
Instalasi pengolahan air limbah domestikInstalasi pengolahan air limbah domestik
Instalasi pengolahan air limbah domestikgerry handoyo
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptAlFharel
 
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...PT BioSeven Fiberglass Indonesia
 
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIKTugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIKanitawulandari11
 
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggKELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggAnanthaAzizah
 
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Rista Uyul
 
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gasProses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gasYeni Hardika
 
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetPembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetrando_suhendra
 

Similar to OPTIMAL IPAL PABRIK TAHU (20)

Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011
 
Pengolahan limbah medis
Pengolahan limbah medisPengolahan limbah medis
Pengolahan limbah medis
 
Pedoman Teknis IPAL
Pedoman Teknis IPALPedoman Teknis IPAL
Pedoman Teknis IPAL
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
 
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
 
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
 
Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...
Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...
Hajrah nanda_pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas dengan digest...
 
Instalasi pengolahan air limbah domestik
Instalasi pengolahan air limbah domestikInstalasi pengolahan air limbah domestik
Instalasi pengolahan air limbah domestik
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.ppt
 
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
 
Penanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri PanganPenanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri Pangan
 
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIKTugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
Tugas pelestarian lingkungan LIMBAH PEBRIK
 
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggKELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
 
PLA 2 Lanjutan.doc
PLA 2 Lanjutan.docPLA 2 Lanjutan.doc
PLA 2 Lanjutan.doc
 
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
 
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gasProses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas
 
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetPembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (9)

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 

OPTIMAL IPAL PABRIK TAHU

  • 1. DESAIN PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PABRIK TAHU “DUTA” MALANG LAPORAN Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas KelompokMata Kuliah AMDAL Tentang Desain IPAL Disusun Oleh : NAMA : DRAJAD PANGESTU (22415022) FAHMI SHIDIQ (22415380) FIRHAN ALBUKHARI (22415710) GALANG WADIAN P. (22415810) HEZI TRIPANGESTU J. (23415155) IFADHO MAKMUR (23415233) FEBBY ANTHONIO DE Q. (22415581) YANUAR RACHMAT (27415219) KELAS : 2IC01 UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri tahu merupakan salah satu industri pangan yang berpotensi dalam pencemaran air dari limbah cair yang dihasilkannya. Tahu dibuat dengan bahan baku utama berupa kedelai dan mem- butuhkan banyak air dalam setiap tahapan proses pembuatannya. Dari hasil proses produksi tahu tersebut didapatkan tahu untuk dikonsumsi, ampas tahu untuk pakan ternak atau pemanfaatan lainnya serta limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan dari setiap proses pembuatan tahu mempunyai debit yang cukup besar. Untuk setiap 1 kg bahan baku kedelai dibutuhkan rata-rata 45 liter air dan akan dihasilkan limbah cair berupa whey tahu sebanyak 43,5 liter (Nuraida dalam Amir Husin 2008:1). Whey mengandung bahan-bahan organik berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak yang tinggi (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987 dalam Amir Husin2008:1). Limbah cair tahu dengan karak- teristik mengandung bahan organik tinggi, suhu mencapai 40oC - 46oC, kadar BOD5 (6.000 - 8.000 mg/l), COD (7.500 -14.000 mg/l), TSS dan pH yang cukup tinggi pula (Herlambang, 2002:15). Pabrik Tahu DUTA merupakan salah satu industri tahu yang berada di kota Malang. Pabrik tahu DUTA berkapasitas produksi 900 kg kedelai/hari. Namun, Pabrik Tahu DUTA belum melakukan pengolahan terhadap limbah cair tahu yang dihasilkannya. Limbah cair dari proses produksi tahu tersebut
  • 3. merupakan limbah cair organik bio- degradable yang berpotensi untuk men- cemari lingkungan air pada sungai Sumpil. Oleh karena itu, Pabrik Tahu DUTA membutuhkan sebuah instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ekonomis dalam hal pengadaan dan pengoperasian ketika sudah dibangun. Banyak teknologi untuk mengolah limbah cair organik, salah satu cara untuk mengatasi masalah limbah cair industri tahu adalah dengan kombinasi pengolahan anaerobik dan aerobik. 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH Pokok permasalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Tidak adanya usaha pengelolahan limbah cair dari proses produksi tahu. 2. Kualitas BOD, COD, TSS dan pH belum memenuhi Keputusan Gurbernur Jatim Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya. 3. Limbah cair tahu berpotensi untuk mencemari lingkungan air. 4. Pabrik Tahu DUTA memiliki modal yang terbatas dan luas lahan yang terbatas untuk pembangunan (IPAL) 1.3. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mendapatkan desain IPAL yang sesuai untuk memberi masukan kepada Pabrik Tahu DUTA Malang maupun pihak yang terkait agar melakukan pengolahan terhadap limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi tahu. Dengan adanya pengolahan air limbah tahu, maka kesehatan dan estetika lingkungan sekitar bisa ditingkatkan.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pabrik Tahu DUTA Malang yang berkapasitas produksi 900 kg kedelai perhari menghasilkan limbah cair sebesar 17,745 m3 dengan kualitas BOD5, COD, TSS, dan pH berturut – turut adalah 1.340 mg/L, 1.852 mg/L, 1.520 mg/L, dan 4,09. Berdasarkan baku mutu limbah cair yang telah ditentukan oleh pemerintah, maka dibutuhkan perencanaan instalasi pengolahan limbah cair pabrik tahu tersebut. Untuk mengolah limbah cair pabrik tahu dapat menggunakan kombinasi sistem anaerobik – aerobik dengan biofilter karena limbah cair pabrik tahu dapat terurai secara biologis dengan peranan mikroorganisme. Instalasi yang dibutuhkan yaitu bak pemisah minyak, bak ekualisasi, bak anaerobik dan bak aerobik yang dilengkapi biofilter, serta bak penjernih. Bak pemisah minyak multifungsi untuk saponifikasi, bak ekualisasi dapat menurunkan kadar TSS, bak anaerobik memiliki efisiensi sebesar 75 % dan efisiensi bak aerobik 95 %, serta bak penjernih yang dilengkapi dengan pompa sirkulasi lumpur. Dari pengolahan tersebut tidak didapatkan lumpur dan diperkirakan BOD5, COD, TSS berturut – turut sebesar 15,9 mg/L , 22,0 mg/L,1,5 mg/L, dan pH 6,50.
  • 5. BAB III METODE ANALISA 3.1 LOKASI STUDI Lokasi penelitian berada di PabrikTahu DUTA pada Jalan Sumpil I, Kel. Purwodadi, Kec. Blimbing, Kota Malang. Gambar 3.1 Lokasi Penelitian 3.2. Tahap – Tahap Penelitian Tahap – tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  • 6. Mulai Data – Data Perusahaan Identifikasi Masalah Kajian Pustaka Pengumpulan Data Pengukuran Lahan Pengukuran Debit Sampling danAnalisa Data Debit Limbah Cair Pabrik Tahu Data BOD, COD, TSS dan pH Limbah Cair Tahu Membandingkan Data Kualitas Limbah Cair Tahu terhadap Keputusan Gurbernur Jatim Nomor 72 Tahun 2013 Penentuan Model IPAL dengan Kombinasi Sistem Anaerobik – Aerobik Perencanaan dan Perhitungan Desain IPAL Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
  • 7. 3.3 PENENTUAN MODEL IPAL Beberapa kriteria dalam penentuanmodel IPAL untuk pabrik tahu DUTA adalah sebagai berikut: a. Sistem pengoperasian dan pengolahan- nya harus mudah. b. Efisiensi dari pengolahan limbah harus mampu memnghasilkan buangan yang memenuhi baku mutu air yang telah ditentukan. c. Lahan yang diperlukan untuk pem- bangunan instalasi tidak terlalu besar. d. Konsumsi energi, baik listrik maupun energi yang lain diharapkan rendah. e. Mampu menguraikan air limbah dengan beban BOD yang cukup besar. f. Dapat meminimalkan padatan tersus- pensi (TSS). g. Biaya pembangunan instalasi dan biaya perawatan harus sesuai dengan skala industri kecil atau rumahan. 3.4 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN IPAL Hitungan desain IPAL kombinasi sistem anaerobik dan aerobik akan dihitung desain standar yaitu bak pemisah minyak, bak ekualisasi, bak anaerobik dan bak aerobik, dan bak penjernih. Berikut ini merupakan bagan proses pengolahan lim- bah sederhana kombinasi sistem anaerobik – aerobik:
  • 8. Industri Tahu Tahu Influent (limbah cair) Bak Pemisah Minyak Ampas Tahu Bak Ekualisasi Bak anaerobik Bak aerobik Gambar 3.2 Gambar bagan proses pengolahan limbah sederhana kombinasi sistem anaerobik- aerobik. Bak Penjernih Eflluent
  • 9. Proses 9 Kg Kedelai Kebutuhan Air (liter) Hasil Limbah Cair (liter) Pencucian Perendaman Penggilingan Pemasakan Penyaringan Penggumpalan Pengepresan Perendaman Lain-lain 21 33,6 10 63 52,5 8 5,25 21 10 21 33,6 - - - 74,88 16,97 21 10 Total 224,35 177,45 900 Kg Kedelai 22.435 17.745 BAB IV ANALISA & PEMBAHASAN 4.1 PENGUKURAN DEBIT LIMBAH CAIR Pengukuran debit limbah tahu dilakukan dengan cara menghitung volume air yang dibutuhkan dalam setiap proses pembuatan tahu pada Pabrik Tahu DUTA Malang. Air yang ditambahkan dalam se- tiap proses tersebut ditakar dengan menggunakan kaleng yang mempunyai volume 5,25 liter. Berikut ini merupakan tabel perkiraan kebutuhan air dan limbah cair yang dihasilkan pada proses pemasakan kedelai hingga menjadi tahu pada pabrik tersebut: Tabel 4.1 Hasil pengukuran debit. Sumber: Hasil perhitungan Tabel 4.2 Neraca Keseimbangan Bahan untuk 9 kg Kedelai Air (L) Kedelai (kg) Tahu (kg) Ampas (kg) Air Cuka (L) Limbah (L)224,35 9 23,62 10,00 22,28 177,45 233,35 233,35
  • 10. 4.2 SAMPLING DAN ANALISA KUALITAS LIMBAH PABRIK CAIR TAHU Pengambilan sampel limbah cairtahu dilakukan dengan metode grab sampling. Tabel 4.3. Volume Sampel Limbah Cair Tahu Proses Air limbah (liter) Sample (liter) Pencucian Perendaman Sisa penggumpalan (bersifat asam) Pengepresan Perendaman tahu Lain- lain 21,00 33,60 70,13 18,60 24,80 10,00 0,18 0,28 0,59 0,15 0,21 0,08 Total 177,45 1,50 Sumber: Hasil perhitungan 3.2.2. Analisa Kualitas Limbah Cair Pabrik Tahu Analisa kualitas limbah cair pabrik pabrik tahu disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Analisa Kualitas Limbah Cair Pabrik Tahu Parameter Kadar Baku mutu* (mg/L) Limbah cair Pabrik Tahu DUTA** (mg/L) pH BOD COD TSS Vol.air limbah maks (m3 /ton kedelai) 6,0 - 9,0 150 300 100 20 4,09 1.340 1.852 1.520 19,72 *) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013, Lamp. 1:17 **) Hasil analisa Laboratorium
  • 11. Dari hasil analisa pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa kualitas limbah cair pabrik tahu belum memenuhi baku mutu yang ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan terhadap limbah cair tersebut. 4.3 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN IPAL 4.3.1. Desain Proses IPAL untuk Limbah Cair Pabrik Tahu Desain proses IPAL untuk limbah cair pabrik tahu didasarkan pada kriteria kebutuhan pada lokasi studi. Menurut kajian teori pada bab sebelumnya dan beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan desain proses sebagai berikut: a. Seluruh limbah cair yang dihasilkan akan dialirkan melalui saluran limbah menuju ke bak pemisah lemak atau minyak. b. Setelah dari bak pemisah minyak dialirkan menuju ke bak ekualisasi yang berfungsi sebagai penampung limbah dan kontrol aliran air limbah. c. Limpasan limbah cair dari bak ekualisasi dialirkan ke bak anaerob dengan aliran dari atas kebawah dilengkapi biakan melekat aliran turun (downflow attached growth). Bak anaerob tersebut dapat menggunakan media biofilter berupa susunan plastik yang dapat berbentuk silang (crossflow) maupun tubular. Jumlah dari bak anerobik adalah dua ruangan berisi mikroorganisme yang mampu membentuk lapisan biofilm pada beberapa hari operasi. Lapisan biofilm tersebut akan berfungsi untuk d. Setelah diolah didalam bak anaerobik, limbah cair dialirkan ke bak aerobik Proses yang digunakan dalam bak aerobik adalah proses biakan melekat tercelup aliran turun (downflow submerged attached growth processes). Biofilter pada bak aerobik ini juga menggunakan media dari susunan plastik berbentuk silang (crossflow) maupun tubular. e. Pengolahan dilakukan dengan diaerasi menggunakan blower sehing- ga mikroorganisme akan mengurai- kan zat organik dan berkem-
  • 12. bangbiak menempel pada media biofilter. Oleh karena itu, pada proses penguraian secara aerobik ini limbah cair akan kontak dengan biakan mikro- organisme yang melekat pada media biofilter dan mikroorganisme yang tersuspensi. ` tahu Gambar 4.2 Desain IPAL Pabrik Tahu DUTA Malang 4.3.2. Perhitungan Desain 4.3.2.1. Desain Bak Pemisah Lemak/ Minyak Desain bak pemisah minyak direncanakan dengan dua alternatif, yaitu : a. Alternatif 1 Bak pemisah minyak/skimmer diren- canakan untuk mengurangi beban organik berupa lemak. Bak pemi sah minyak didesain dengan inlet yang diletakkan didasar bak agar minyak mudah mengapung keatas.
  • 13. Minyak/lemak yang telah menga- pung ke permukaan akan di- scrap/dikikis menggunakan scraper dengan jangka waktu 1 – 2 minggu sekali tergantung dari jumlah minyak/lemak yang dihasilkan. Scraper dapat menggunakan serok, stainless pipih panjang, kayu, maupun alat bantu lainnya. Pengikisan akan dilakukan secara manual mengingat lemak/minyak dari limbah cair pabrik tahu hanya berjumlah sedikit. Lemak/minyak yang telah dikikis oleh scraper akan dikumpulkan dan dibuang ke petugas kebersihan yang ada di kampung/ dinas kebersihan terkait. Tidak terdapat penampung minyak dan overflow weir. Outlet limbah cair selanjutnya akan dialirkan menuju bak ekualisasi melalui pipa. b. Alternatif 2 Pada dasarnya perencanaan alternatif 2 sama dengan alternatif perbedaannya adalah sebagai berikut : Minyak/ lemak yang telah menga- pung dikikis dengan scraper dan didorong keluar dari skimmer menuju bak penampung minyak dengan melewati overflow weir. Pada bak penampung minyak akan dilakukan saponifikasi atau penya- bunan terhadap minyak yang ter- kumpul. Saponifikasi dapat meng- gunakan basa kuat NaOH dan KOH. Untuk menghasilkan sabun yang keras dapat digunakan
  • 14. NaOH, dan untuk menghasilkan sabun yang lunak/ sabun cair digunakan KOH. Bahan baku dan bahan pendukung untuk saponifikasi adalah lemak/ minyak dan senyawa alkali (bersifat basa), umumnya yaitu NaCl, Na2CO3, NH4OH dan ethanol. Produk dari saponifikasi dapat disertakan menuju bak ekualisasi. Sabun yang dihasilkan tersebut sangat mudah larut didalam air, dan mudah berbusa. Sifat basa dari produk sabun tersebut dapat membantu menaikkan pH limbah cair pabrik tahu. Jumlah basa kuat yang ditambahkan untuk saponifi- kasi sebanding dengan jumlah limbah yang dihasilkan. c. Perhitungan Dimensi Data: Debit limbah cair = 17,745 m3/hari Waktu produksi limbah (t) = 10 jam Perhitungan: Flow rate = Q (m3/hari) / t (jam) = 17,745 / 10 = 1,775 m3/jam Volume bak yang diperlukan : Waktu tinggal direncanakan selama 2jam Volume bak = Flow rate x waktu tinggal = 1,775 m3/jam x 2 jam = 3,55 m3 ~ 3,60 m3 Perencanaan dimensi bak : P x L x t = 2,50 x 1,20 x 1,20 m Volume = 2,50 X 1,20 X 1,20 m = 3,60 m3
  • 15. Kadar minyak limbah cair adalah 26 mg/L (Bapeda Medan, 1993 dalam Nurhamaswaty, 2008:14) Vol. minyak = 17.745 L/hr x 26 mg/L = 461.370 mg/hr = 0,461 L/hari 4.3.2.2. Desain Bak Ekualisasi (Bak Penampung Limbah Cair) Perencanaan bak ekualisasi dilakukan dengan memanfaatkan sisa ruangan dari kolam penampungan yang telah digunakan sebagian untuk bak pemisah lemak. Bak ekualisasi akan dilengkapi dengan pompa submersible yang kan memompa limbah cair dari bak ekualisasi menuju bak anaerobik. Desain bak ekualisasi/ bak penampung limbah cair adalah sebagai berikut: a. Perhitungan dimensi Dari kolam penampungan yang telah tersedia, maka didapatkan dimensi bak ekualisasi yaitu: Gambar 4.3 Desain bak pemisah minyak / skimmer dan bak ekualisasi
  • 16. 4.3.2.3. Pompa Limbah Cair pada Bak Ekualisasi Pompa limbah cair yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan besarnya debit limbah cair yang dipompa tiap hari. Pompa digunakan untuk memompa Panjang = 9,00 m – 1,20 m – 0,15 m = 7,65 m Lebar a = 3,65 m Lebar b = 4,50 m Volume tampungan maksimum : = 0,5 x (3,65 +4,50) x 7,65 x 3 = 93,52 m3 Syarat: Vol. tampungan maksimum > Q limbah 93,02 m3 > 17,745 m3 ….memenuhi b. Penentuan inlet dan outlet Inlet bak ekualisasi direncanakan berdia- meter 4 inch sesuai dengan outlet dari skimmer dan untuk outletnya diren- canakan menggunakan pipa PVC dengan diameter yang disesuaikan dengan outlet dari pompa submersible. c. Sludge removal Sludge removal direncanakan membuat saluran di dasar bak ekualisasi dengan slope 0,02 agar lumpur mudah terkumpul. Lumpur yang telah terkumpul kemudian dapat ikut dipompa menuju bak ekualisasi limbah cair dari bak ekualisasi ke bak anaerobik. Perencanaan pompa pada bak ekualisasi yakni sebagai berikut:
  • 17. a. Perhitungan flow rate Debit limbah cair = 17,745 m3/hari Dengan 10 jam kerja, sehingga : Flow rate = 1,775 m3 /jam = 29,6 liter/menit b. Penentuan pompa Dengan debit limbah cair 29,6 liter/menit dibutuhkan spesifikasi pompa sebagai berikut : Kapasitas : 20 - 140 liter/menit Tipe : Submersible pump Total head : 1 – 6 m Daya listrik : 250 watt Rekomendasi : Pompa Pedrollo TOP 1 (atau setara) 4.3.2.4. Bak anaerobik Bak anaerobik akan dilengkapi dengan media biofilter berupa media sarang tawon/ honey comb yang bertipe crossflow. Perencanaan bak anaerobik yaitu sebagai berikut: a. Data perencanaan: Debit limbah cair = 17,745 m3/hari Perkiraan suhuin = 35oC – 37oC BODin = 1.340 mg/L CODin = 1.852 mg/L
  • 18. Efisiensi = 60 % - 90 % (Metcalf & Eddy, 2003:893) Diasumsikan efisiensi sebesar 75%, sehingga: BODout = 25 % x BODin = 335 mg/l CODout = 25 % x CODin = 463 mg/l b. Beban BOD dan COD didalam limbah cair (kg/hari) BOD = Q limbah cair x kadar BOD = 17,745 (m3/hari) x 1.340 (g/m3) = 23.778,3 g/hari = 23,78 kg/hari COD = Q limbah cair x kadar COD = 17,745 (m 3 /hari) x 1.852 (g/m 3 ) = 32.863,7 g/hari = 32,86 kg/hari c. Besar BOD dan COD yang dihi- langkan dalam bak anaerobik BOD = Efisiensi x Beban BOD (kg/hr) = 75% x 23,78 = 17,84 kg/hr COD = Efisiensi x Beban COD (kg/hr) = 75% x 32,86 = 24,65 kg/hr d. Volume media biofilter yang diper- lukan Standar beban BOD untuk high rate dengan packing material berupaplastik adalah 0,6 – 3,2 kg BOD/m3.hari
  • 19. (Metcalf & Eddy, 2003:893). Direncanakan standar beban BOD yang digunakan sebesar 2,5 kg BOD/m3.hari. Vol. = Beban BOD / Standar beban BOD =17,84 (kg/hari) / 2,5 (kg/m3.hari) = 7,13 m e. Volume bak anaerobik Volume media biofilter adalah 60% dari jumlah volume efektif (Dept. PU,Pd-T-04- 2005-C), sehingga volume bak yang diperlukan adalah: Vol. = 100/60 x vol.media biofilter = 100/60 x 7,13 m3 = 11,89 m3 ~ 12,00 m3 Direncanakan kolam anaerobik dengan 2 ruang sehingga: Vol.reaktor anaerobik rerata =12,00 m3 : 2 = 6,00 m3 f. Waktu tinggal dalam reaktor atau bak anaerobik rata-rata Untuk beban COD 12 – 30 kg/m3.hari dan suhu rata-rata 36oC, waktu tinggalnya adalah 3 – 8 jam (Metcalf & Eddy,2003:1022).
  • 20. Waktu tinggal : = volume reaktor (m 3 ) x 24 jam/hari Q (m 3 hari ) = 6 ,00 (m 3 ) x 24 jam/hari 17 ,745 (m 3 hari ) = 8,10 jam g. Dimensi reaktor anaerobik P x L x H = 3,0 x 2,0 x 2,0 m Ruang bebas = 0,5 m Vol.efektif total = 3,0 x 2,0 x 2,0 = 12,0 m3 Jumlah ruang = 2 ruang Tebal dinding = 15 cm Konstruksi = Beton K275 Perlindungan = Water proofing 4.3.2.5. Bak aerobik Bak aerobik akan dilengkapi dengan media biofilter yang sama pada kolam anaerobik dan akan dilengkapi dengan blower udara yang berguna sebagai aerator. Perencanaan bak aerobik adalah sebagai berikut: a. Data: Q limbah cair = 17,745 m3/hari BODin = 335 mg/L CODin = 463 mg/L Efisiensi = 95 %
  • 21. BODout = 5 % x BODin = 16,75 mg/l CODout = 5 % x CODin = 23,15 mg/l Perkiraan suhuin = 28oC – 30oC b. Beban BOD dan COD didalam limbah cair (kg/hari) BOD = Q x BOD dari anaerobik (g/m3) = 17,745 (m3/hari) x 335 (g/m3) = 5944,58 g/hari = 5,94 kg/ hari COD = Q x COD dari anaerobik (g/m3) = 17,745 (m3/hari) x 463 (g/m3) = 8215,94 g/hari = 8,22 kg/ hari c. Jumlah BOD dan COD yang dihilangkan BOD = 95% x beban BOD didalam = 95% x 5,94 kg/ hari = 5,64 kg/ hari COD = 95% x beban COD didalam limbah cair (kg/hari) = 95% x 8,22 kg/ hari = 7,81 kg/ hari
  • 22. d. Volume media yang diperlukan Volume media yang diperlukan yaitu: = beban BOD dalam limbah cair (kg/hari) / beban BOD per vol.media = 5,64 / 2,5 = 2,26 m3 e. Volume reaktor Volume media 55 % dari volume efektif reaktor (Dept. Pekerjaan Umum, Pd- T-04-2005-C, 2005:6), sehingga: Volume reaktor = 100/55 x vol.media = 100/55 x 2,26 m3 Gambar 4.4 Desain bak anaerobik dan bak aerobik
  • 23. g. Dimensi Bak aerobik direncanakan memiliki dua ruangan, sehingga direncanakan: Ruang media biofilter. P x L x h = 1,80 x 1,50 x 1,20 m Ruang bebas Volume efektif = 0,50 m = 1,80 x 1,50 x 1,20 = 3,24 m 3 Konstruksi = Beton K275 Ruang aerasi P x L x h = 0,80 m Ruang bebas = 0,50 m Volume efektif = 0,80 x 1,50 x 2,00 = 2,40 m 3 3.3.2.6. Blower Udara Penentuan blower udara didasarkan dari kebutuhan oksigen yang diperl- ukan untuk menghilangkan beban BOD. Kebutuhan oksigen dalam reaktor atau bak biofilter aerobik adalah sebanding dengan jumlah BOD yang dihilangkan, sehingga kebutuhan oksigen yaitu: a. Keb. oksigen = Jml. BOD yang dihilangkan (kg/hari) = 5,64 kg/hari b. Untuk faktor keamanan (FS), maka digunakan: FS = 1,6 untuk packing plastik cross flow (Metcalf & Eddy, 2003:905) Sehingga, kebutuhan oksigen: = FS x beban BOD = 1,6 x 5,64 = 9,02 kg/hari
  • 24. c. Kebutuhan udara teoritis untuk menentukan kapasitas blower: (Appendix B,Metcalf & Eddy, 2003:1738) Presentase oksigen dalam udara= 23,18 % Suhu udara rerata bak aerobik = 30oC Massa jenis udara pada suhu 30oC, yaitu �� = � .� �.𝑇 P =Tekanan atmosfer = 1,01325.105 N/m2 M =Mol udara= 28,97 kg/kg-mol R = Konstanta gas universal = 8314 N.m/kg-mol.K d. Kebutuhan udara aktuall Efisiensi blower udara = 9 -12 % tipe rigid porous plastic tubes, single spiral roll (Metcalf & Eddy, 2003: 437). Efisiensi blower yang dipakai adalah 10% sehingga : Kebutuhan udara aktual = Jml keb. udara teoritis / Ef. blower (%) = 33,40 / 0,1 = 334 m3 /hari = 0,23 m3 /menit = 230 ltr/menit e. Perencanaan blower Direncanakan blower udara yang diperlukan yaitu dengan spesifikasi: Kapasitas = 200 – 250 ltr/menit
  • 25. Head = 2 m Jumlah = 2 unit (pemakaian secara bergantian) Rekomendasi = Blower GF – 180 Output = 300 ltr/menit Daya = 180 watt 3.3.2.4.1. Bak penjernih Perencanaan bak penjernih / clarifier yaitu sebagai berikut: a. Data: Debit limbah cair = 17,745 m3/hari BODmasuk = 16,75 mg/L CODmasuk = 23,15 mg/l Waktu tinggal = Bak penjernih memiliki standar waktu tinggal 2 – 4 jam (Nusa Idaman, 1999:249) Standar perencanaan untuk rectangular dan circular clarifiers (Ronald L. Droste, 1997:323) adalah: H maks = 4,90 m Panjang maks = 75,0 m Diameter maks= 38,0 m b. Volume bak yang diperlukan adalah: Direncanakan waktu tinggal bak penjernih adalah 3,5 jam
  • 26. c. Dimensi bak penjernih / clarifier Bak penjernih direncanakan berbentuk silinder dengan dasar berbentuk kerucut/ runcing agar endapan mudah terkumpul dan dipompa kembali ke bak aerobik. Dimensi bak penjernih: Volume total = 2,12 m3 + 0,71 m3 Diameter = 1,50 m = 2,83 m3 Tinggi silinder = 1,20 m Tebal dinding = 15 cm Tinggi kerucut = 0,30 m Konstruksi = Beton K275 Tinggi jagaan = 0,50 m Perlindungan = Water proofing Volume silinder = ¼ x π x d2 x t = ¼ x π x 1,502 x 1,20 = 2,12 m3 Volume kerucut = 1/3 x π x 1,502 x 0,30 = 0,71 m3 Gambar 4.5 Desain bak aerobik dan bak penjernih e. Cek waktu tinggal pada saat beban puncak Diasumsikan beban puncak adalah 2 x Q limbah, sehingga: Waktu tinggal = 3,83 jam / 2 = 1,91 jam
  • 27. h. Beban permukaan (surface loading) pada saat beban puncak beban permukaan puncak: = 10,05 m3/ m2. hr x 2 = 20,10 m3/ m2. Hr 4.4. Effluent / Hasil Pengolahan Effluent yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah cair pabrik tahu tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Perkiraan Kualitas Effluent dari Proses Pengolahan Section Parameter BOD5 (mg/L) COD (mg/L) TSS (mg/L) pH Suhu (o C)Influent 1.340 1.852 1.520 4,09 40 – 45 Skimmer 0% 1.340,0 0% 1.852,0 5% 1.444,0 4,5 40 – 45 Bak Ekualisasi 0% 1.340,0 0% 1.852,0 15% 1.227,4 5,0 37 – 39 Bak Anaerobik 75% 335,0 75% 463,0 75% 306,9 5,5 35 – 37 Bak Aerobik 95% 16,8 95% 23,2 95% 15,3 6,0 28 – 30 Bak Penjernih 5% 15,9 5% 22,0 90% 1,5 6,5 27 – 28 Effluent 15,9 22,0 1,5 6,5 27 – 28 Sumber: Hasil perhitungan
  • 28. Tabel 4.6 Perbandingan Kualitas Effluent dengan Baku Mutu Air Limbah Parameter Kadar Baku mutu* (mg/L) Limbah cair Pabrik Tahu DUTA (mg/L)pH BOD5 COD TSS Volume air limbah maks (m3 /ton kedelai) 6,0 - 9,0 150 300 100 20 6,50 15,90 21,99 18,05 19,72 *) Peraturan Gubernur Jatim No. 72 Thn. 2013
  • 29. BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Besar debit limbah cair pabrik tahu DUTA Malang adalah 17,745 m3/hari dengan kandungan BOD5, COD, TSS dan pH belum memenuhi baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. b. Dari pengolahan yang dilakukan dengan kombinasi sistem anaerobik – aerobik menggunakan biofilter didapat- kan perkiraan effluent yang mampu memenuhi baku mutu air limbah untuk BOD5, COD, TSS dan pH berturut – turut yaitu 15,9; 22,0; 1,5 mg/L dan Ph 6,50. 5.2 SARAN Penulis selaku perencana pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dari Pabrik Tahu DUTA Malang menyarankan agar pihak pabrik / pihak terkait dapat mengkaji pengadaan atau pelaksanaan pembangunan IPAL untuk menangani limbah cair yang tiap hari dihasilkan dari proses produksi tahu ter- sebut. Dengan dilakukannya pengolahan limbah cair tahu, maka diharapkan dapat mengurangi potensi pencemaran terhadap badan air yaitu Sungai Sumpil yang merupakan anak Sungai Brantas.
  • 30. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Tata cara perencanaan dan pemasang- an tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter. Pd-T-04-2005-C. Jakarta : Badan Litbang PU. 2. Droste, Ronald L.. 1997. Theory and practice of Water and Wastewater Treatment. New York : John Wiley & Sons, Inc. 3. Gubernur Jawa Timur. 2013. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Baku Muttu Air Limbah Bagi Industri dan Kegiatan Industri Lainnya. Surabaya : Gubernur Jawa Timur. 4. Husin, Amir. 2008. Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor Fixed- Bed. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara. 5. Herlambang, A. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri. Cetakan Pertama. Jakarta Pusat: BPPT. 6. Metcalf, dan Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse. Fourth Edition. International edition. New York : McGraw-Hill. 7. Nuraida. 1985. Analisi Kebutuhan Air Pada Industri Pengolahan Tahu dan Kedelai, dalam Amir Husin 2008. Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor Fixed- Bed. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara. 8. Nurhasan, dan Pramudyanto.1991. Penanganan Air Limbah Tahu, dalam Amir Husin 2008. Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor Fixed- Bed. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara. 9. Pohan, Nurhasmawaty.2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dengan Biofilter Aerobik. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara