SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
HAIDAR BAQIR TTGRADIKALISME
MENCEGAH RADIKALISME DARI KELUARGA
Oleh: Haidar Bagir
BELUM lama ini, sebuah pengamatan menarik tentang radikalisme keagamaan,khususnya di
kalangan anak muda, diungkapkan Prof Oliver Roy, seorang ahli di bidang terorisme dan ‘jihad’ dari
Prancis. Daribanyak pengamatannya yang menarik, Prof Roy menunjukkan para pelaku teror,
termasuk dari kalangan muda yang paling rentan terbujuk rayu oleh kelompok-kelompok radikal,
justru bukanlah orang-orang yang penghayat-an agamanya kuat. Tak juga mereka memiliki
pengetahuan agama yang cukup. Bahkan, banyak di antara mereka yang tadinya ialah orang-orang
dengan masa silam yang gelap seperti pencandu narkoba, pelaku kegiatan seks bebas, dan sebagainya.
Umumnya perubahan atas diri anak-anak muda ini terjadi secara tiba-tiba. Dengan kata lain, ada
fenomena born-again, yang dicirikan ayunan bandul dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya.
Sebelumnya mereka ialah orang-orang yang jauh dari agama, lalu secara mendadak terkonversikan
menjadi penganut agama yang ekstrem atau radikal. Benar,yang menonjol sebagaipelaku saya
cenderung menyebutnya korban fenomena ini ialah anak-anak muda yang labil dan belum matang,
sekaligus memiliki temperamen dan semangat yang meluap-luap. Mudah diduga bahwa dalam
segenap ketidakmatangan dan kejahilan mereka akan ajaran agama,anak-anak muda ini mendapatkan
info-info instan yang menyesatkan dari guru-guru yang radikal, atau dari internet dan media sosial
yang mereka akses. Disisi lain, ada fenomena modern menyusutnya ketahanan keluarga di tengah
masyarakat. Problem terbesar ketahanan keluarga ini ialah berkembang pesatnya teknologi informasi
dan derasnya arus informasi yang dihasilkannya jika dibandingkan dengan kemampuan keluarga
dalam memberikan informasi alternatif sebagai bagian fungsi pendidikan yang harus
diselenggarakannya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa
institusi keluarga di zaman sekarang ini mendapatkan berbagai tekanan. Termasuk gempuran tuntutan
ekonomi yang makin meningkat, antara lain akibat makin complicated dan makin canggihnya
kemampuan dunia industri dalam menciptakan berbagai artificial needs (kebutuhan yang diada-
adakan atau dikesankan sebagai kebutuhan, meski sesungguhnya orang bisa hidup tanpanya).
Radikalisme di sekolah
Hal ini menuntut peningkatan pendapatan keluarga secara terus-menerus. Ayah yang menjadi salah
satu tulang punggung ketahanan keluarga terpaksa menghabiskan banyak waktunya di luar rumah
untuk bekerja. Halini terjadi bukan hanya di kalangan keluarga miskin, melainkan juga di keluarga
kaya. Belum lagi jika diingat makin beratnya kompetisi di dunia kerja atu di dunia bisnis pada
umumnya. Tantangan yang bahkan lebih besar lagi ialah kenyataan bahwa sekarang sudah mulai lebih
banyak kedua orangtua ayah dan ibu sama-sama bekerja. Saya tidak sedang mengkritik fenomena ibu
bekerja. Saya hanya mengungkapkan kenyataan tentang makin besarnya tantangan terhadap
kehidupan keluarga. Yakni, jika sebelumnya hanya ayah yang waktu dan energinya banyak terampas
di luar rumah yang berakibat pada menyusutnya waktu bagi komunikasi dengan anak sekarang hal
yang sama terjadi atas ibu.
Karena itu, ditambah persoalan besarnya pengaruh yang tak kadang negatif yang mungkin timbul dari
pergaulan dengan teman sebaya,keluarga akhirnya terpaksa menyerahkan pendidikan anak-anaknya
ke sekolah. Sebagian masalah tentu saja teratasi, tapi justru di sinilah problem besar bisa mengintai.
Apa pasal? Saya berani mengatakan tidak sedikit justru sumber-sumber pikiran radikal ke-agamaan
itu datang dari pendidikan agama di sekolah. Justru benih-benih radikalisme keagamaan tertanam
ketika anak mendapatkan informasi keliru dari guru agama. Mungkin disebabkan keterbatasan
wawasan guru, kesempitan pandangan, bahkan kadang-kadang kita tidak boleh terlalu naif juga
adanya kelompok-kelompok radikal yang secara sengaja ingin menyusupkan pikiran-pikiran
radikalnya lewat pengembangan lembaga pendidikan mereka sendiri, atau pengiriman guru agama
dari kalangan mereka ke sekolah-sekolah. Maklum, ketidakmatangan anak menjadikan mereka
sasaran.
Ingin saya sampaikan juga di sini, kalaupun kita tidak secara sengaja atau tidak ada kelompok-
kelompok yang secara sengaja berusaha memasukkan pikiran-pikiran radikal itu, dalam kenyataannya
setidaknya sebagian materi pengajaran agama,khususnya agama Islam (yang saya ketahui) di
sekolah-sekolah itu secara sadar atau bisa menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya pikiran-
pikiran radikal. Sebagai salah satu contoh, mari kita ambil pelajaran sirah atau biografi Nabi
Muhammad SAW, khususnya di sekolah. Sadar atau tidak, biografi nabi cenderung dipenuhi kisah-
kisah peperangan. Biasanya diceritakan bahwa, ketika di Makah nabi ditindas, kemudian nabi pun
berhijrah ke Madinah. Setelah memapankan diri di Madinah selama kurang lebih setahun, pada tahun
kedua setelah hijrah kaum Muslim di bawah pimpinan Nabi, terlibat dalam peperangan Badar
melawan invasi kaum kafir Quraisy dari Makkah. Setahun kemudian terjadilah perang Uhud, lalu
perang Khandaq di tahun keempat. Demikian seterusnya dikisahkan peperangan-peperangan hingga
saat-saat terakhir kehidupan Nabi.
Sirah Nabi Muhammad
Dengan demikian, saya khawatir, banyak anak-anak sekolah yang di benaknya terpikir bahwa
sebagian besar masa hidup nabi itu berperang. Padahal,menurut penelitian, jika dijumlahkan, seluruh
perang nabi itu memakan waktu total 800 hari. Penelitian lain yang mungkin tidak memasukkan hari-
hari persiapan-persiapan, atau mungkin juga tak memasukkan ekspedisi-ekspedisi (sariyah) yang tak
berujung pada peperangan malah mendapati bahwa jumlah total perangnya Nabi itu 80 hari. Padahal,
berapa lama karier kenabian Muhammad SAW? Nabi Muhammad SAW menjadi nabi kira-kira
selama 23 tahun, yakni sama dengan kira-kira 8.000 hari. Jika diterima bahwa total masa nabi ialah
800 hari, itu berarti hanya 10% dari masa kenabian Muhammad SAW yang terpakai untuk perang.
Apalagi, jika kita ambil penelitian yang menyatakan jumlahnya kurang-lebih 80 hari. Berarti hanya
1% dari karier kenabian Muhammad SAW yang terpakai untuk perang. Lalu, apa yang dikerjakan
nabi selama 90% atau bahkan 99% dari karier kenabiannya? Saya khawatir banyak di antara kita yang
tidak tahu. Saya khawatir, anak-anak kita, siswa-siswa kita di sekolah mengira sebagian besar masa
kenabian dihabiskan untuk perang. Padahal, semua orang yang mempelajari dengan sungguh-sungguh
biografi beliau, dengan mudah akan mendapati bahwa sebagian besar masa hidupnya dipakai untuk
mengajarkan akhlak mulia, dan memberikan teladan tentang hamba Allah yang tugasnya menebarkan
rahmat bagi semesta alam.
Nah, kalau pun suatu saat dalam hidupnya, seorang anak atau remaja terdorong untuk belajar lebih
banyak untuk belajar agamanya, tentang nabinya--yang amat mungkin akan dia upayakan dari internet
maka kemungkinan yang lebih besar ialah dia akan mendapati kesannya tentang Islam sebagai agama
hukum dan politik. Itu berarti Islam diyakini sebagai agama yang terkait dengan kekuasaan yang rigid
kalau tidak malah otoriter. Yang tak kalah memprihatinkan, obsesi terhadap perang dan kekuasaan
politik ini biasanya juga berimplikasi pada cara pandang penuh kecurigaan dan permusuhan kepada
kelompok-kelompok lain di luar agamanya. Para penganut paham seperti ini biasanya tak memiliki
kecenderungan lain dalam berhadapan dengan kelompok liyan, kecuali konflik yang saling
menghabisi. Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Pertama,tentu keluarga harus menyadari masalah
serius yang sedang kita hadapi ini, dan mencari jalan dalam setiap kendala yang ada untuk
memastikan kelancaran dan kedekatan komunikasi orangtua dan anak. Orangtua pun perlu membekali
diri dengan pengetahuan agama yang cukup bagi anak-anaknya,baik dengan secara langsung
mengambil peran pendidikan tersebut, atau mencarikan jalan lain. Kalau pun harus menyerahkan
peran ini ke sekolah, pastikan bahwa kita memilih sekolah yang tepat,lalu berupaya sebisanya untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah untuk memastikan bahwa materi pelajaran agama diberikan
dengan benar. Pengawasan yang memadai atas pergaulan anak, khususnya dalam kelompok-
kelompok keagamaan menjadi sangat krusial. Yayasan-yayasan pendidikan juga perlu mengevaluasi
pengelolaan pendidikan agama di lembaga-lembaga yang berada di bawahnya. Termasuk juga
kegiatan-kegiatan kerohanian sekolah dan mentoring, khususnya yang melibatkan pihak-pihak luar.
Kementerian Agama juga perlu memastikan bahwa pendidikan keguruan di sekolah-sekolah tinggi
agama telah menyiapkan para pendidik dengan pemahaman keagamaan yang benar. Juga menjadi
tugas Kementerian Agama untuk menyiapkan silabus dan buku-buku teks yang sesuai. Inisiatif
kementerian untuk menyusun dan menyebarkan buku-buku pelajaran agama Islam dengan tema
rahmatan lilalamin kiranya amat patut diapresiasi.
Akhirnya, pemerintah juga perlu mengambil peran. Caranya ialah dengan mengembangkan strategi
budaya serta pembangunan ekonomi dan kesejahteraan yang dapat memberi ruang lebih besar bagi
upaya pemberdayaan keluarga sebagai wahana pendidikan perilaku mulia, penuh kasih sayang,
toleransi, dan perdamaian bagi generasimuda bangsa.[]
Dimuat di Media Indonesia, Senin, 24 Oktober 2016.

More Related Content

What's hot

Hadits mendidk anak
Hadits mendidk anakHadits mendidk anak
Hadits mendidk anak
Raushan Fikr
 
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islamPendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
lizelwati
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Novia Senja
 
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & WarohmahMembentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Agam Real
 

What's hot (17)

Pendidikan karakter smp 15 juli 2010
Pendidikan karakter smp 15 juli 2010Pendidikan karakter smp 15 juli 2010
Pendidikan karakter smp 15 juli 2010
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anak
 
[1] sk kd pai sma
[1] sk kd pai sma[1] sk kd pai sma
[1] sk kd pai sma
 
Hadits mendidk anak
Hadits mendidk anakHadits mendidk anak
Hadits mendidk anak
 
Pendidikan anak islami
Pendidikan anak islamiPendidikan anak islami
Pendidikan anak islami
 
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islamPendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
 
Keluarga sakinah dalam
Keluarga sakinah dalamKeluarga sakinah dalam
Keluarga sakinah dalam
 
Aik kel 7
Aik kel 7Aik kel 7
Aik kel 7
 
Writer's week
Writer's weekWriter's week
Writer's week
 
Kajian Pendidikan Rasulullah SAW
Kajian Pendidikan Rasulullah SAWKajian Pendidikan Rasulullah SAW
Kajian Pendidikan Rasulullah SAW
 
Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V
Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. VBuletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V
Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V
 
[1] sk kd pai sma
[1] sk kd pai sma[1] sk kd pai sma
[1] sk kd pai sma
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
 
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & WarohmahMembentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
 
Morobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjaya
Morobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjayaMorobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjaya
Morobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjaya
 
Akademi Guru Al Fatih
Akademi Guru Al FatihAkademi Guru Al Fatih
Akademi Guru Al Fatih
 
Pendidikan anak
Pendidikan anakPendidikan anak
Pendidikan anak
 

Similar to Haidar baqir ttg radikalisme

Cara islam mengatasi kriminalitas remaja
Cara islam mengatasi kriminalitas remajaCara islam mengatasi kriminalitas remaja
Cara islam mengatasi kriminalitas remaja
SandSand Al-Busyra
 
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfNOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
izzah888925
 
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangGerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Ketut Darmanto Saputro
 
Selamatkan Generasi Dengan Islam
Selamatkan Generasi Dengan IslamSelamatkan Generasi Dengan Islam
Selamatkan Generasi Dengan Islam
kaka imoet
 
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaPengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Fataha Fatih
 
Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja
Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gerejaPenerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja
Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja
Jerry Makawimbang
 
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASIPEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
yizreel nicholas
 

Similar to Haidar baqir ttg radikalisme (20)

Cara islam mengatasi kriminalitas remaja
Cara islam mengatasi kriminalitas remajaCara islam mengatasi kriminalitas remaja
Cara islam mengatasi kriminalitas remaja
 
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfNOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
 
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangGerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
 
Akmal 1
Akmal 1Akmal 1
Akmal 1
 
Selamatkan Generasi Dengan Islam
Selamatkan Generasi Dengan IslamSelamatkan Generasi Dengan Islam
Selamatkan Generasi Dengan Islam
 
PESANTREN_KILAT_SANLAT.pptx
PESANTREN_KILAT_SANLAT.pptxPESANTREN_KILAT_SANLAT.pptx
PESANTREN_KILAT_SANLAT.pptx
 
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyak
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang BanyakMusni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyak
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyak
 
Dakwah dan Media Sosial
Dakwah dan Media SosialDakwah dan Media Sosial
Dakwah dan Media Sosial
 
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaPengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
 
Writer's week
Writer's weekWriter's week
Writer's week
 
peran pesanren kilat di smk dalam .pptx
peran pesanren kilat di smk dalam  .pptxperan pesanren kilat di smk dalam  .pptx
peran pesanren kilat di smk dalam .pptx
 
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
 
Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja
Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gerejaPenerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja
Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja
 
Dualisme Pendidikan
Dualisme PendidikanDualisme Pendidikan
Dualisme Pendidikan
 
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASIPEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
 
Soalan tma 1
Soalan tma 1Soalan tma 1
Soalan tma 1
 
MAKALAH agamaaa.docx
MAKALAH agamaaa.docxMAKALAH agamaaa.docx
MAKALAH agamaaa.docx
 
Silabus ski kls vii
Silabus ski kls viiSilabus ski kls vii
Silabus ski kls vii
 
Proposal temnas dana
Proposal temnas danaProposal temnas dana
Proposal temnas dana
 
Proposal TEMNAS dana
Proposal TEMNAS danaProposal TEMNAS dana
Proposal TEMNAS dana
 

Recently uploaded

PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 

Recently uploaded (20)

PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Haidar baqir ttg radikalisme

  • 1. HAIDAR BAQIR TTGRADIKALISME MENCEGAH RADIKALISME DARI KELUARGA Oleh: Haidar Bagir BELUM lama ini, sebuah pengamatan menarik tentang radikalisme keagamaan,khususnya di kalangan anak muda, diungkapkan Prof Oliver Roy, seorang ahli di bidang terorisme dan ‘jihad’ dari Prancis. Daribanyak pengamatannya yang menarik, Prof Roy menunjukkan para pelaku teror, termasuk dari kalangan muda yang paling rentan terbujuk rayu oleh kelompok-kelompok radikal, justru bukanlah orang-orang yang penghayat-an agamanya kuat. Tak juga mereka memiliki pengetahuan agama yang cukup. Bahkan, banyak di antara mereka yang tadinya ialah orang-orang dengan masa silam yang gelap seperti pencandu narkoba, pelaku kegiatan seks bebas, dan sebagainya. Umumnya perubahan atas diri anak-anak muda ini terjadi secara tiba-tiba. Dengan kata lain, ada fenomena born-again, yang dicirikan ayunan bandul dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya. Sebelumnya mereka ialah orang-orang yang jauh dari agama, lalu secara mendadak terkonversikan menjadi penganut agama yang ekstrem atau radikal. Benar,yang menonjol sebagaipelaku saya cenderung menyebutnya korban fenomena ini ialah anak-anak muda yang labil dan belum matang, sekaligus memiliki temperamen dan semangat yang meluap-luap. Mudah diduga bahwa dalam segenap ketidakmatangan dan kejahilan mereka akan ajaran agama,anak-anak muda ini mendapatkan info-info instan yang menyesatkan dari guru-guru yang radikal, atau dari internet dan media sosial yang mereka akses. Disisi lain, ada fenomena modern menyusutnya ketahanan keluarga di tengah masyarakat. Problem terbesar ketahanan keluarga ini ialah berkembang pesatnya teknologi informasi dan derasnya arus informasi yang dihasilkannya jika dibandingkan dengan kemampuan keluarga dalam memberikan informasi alternatif sebagai bagian fungsi pendidikan yang harus diselenggarakannya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa institusi keluarga di zaman sekarang ini mendapatkan berbagai tekanan. Termasuk gempuran tuntutan ekonomi yang makin meningkat, antara lain akibat makin complicated dan makin canggihnya kemampuan dunia industri dalam menciptakan berbagai artificial needs (kebutuhan yang diada- adakan atau dikesankan sebagai kebutuhan, meski sesungguhnya orang bisa hidup tanpanya). Radikalisme di sekolah Hal ini menuntut peningkatan pendapatan keluarga secara terus-menerus. Ayah yang menjadi salah satu tulang punggung ketahanan keluarga terpaksa menghabiskan banyak waktunya di luar rumah untuk bekerja. Halini terjadi bukan hanya di kalangan keluarga miskin, melainkan juga di keluarga kaya. Belum lagi jika diingat makin beratnya kompetisi di dunia kerja atu di dunia bisnis pada umumnya. Tantangan yang bahkan lebih besar lagi ialah kenyataan bahwa sekarang sudah mulai lebih banyak kedua orangtua ayah dan ibu sama-sama bekerja. Saya tidak sedang mengkritik fenomena ibu bekerja. Saya hanya mengungkapkan kenyataan tentang makin besarnya tantangan terhadap
  • 2. kehidupan keluarga. Yakni, jika sebelumnya hanya ayah yang waktu dan energinya banyak terampas di luar rumah yang berakibat pada menyusutnya waktu bagi komunikasi dengan anak sekarang hal yang sama terjadi atas ibu. Karena itu, ditambah persoalan besarnya pengaruh yang tak kadang negatif yang mungkin timbul dari pergaulan dengan teman sebaya,keluarga akhirnya terpaksa menyerahkan pendidikan anak-anaknya ke sekolah. Sebagian masalah tentu saja teratasi, tapi justru di sinilah problem besar bisa mengintai. Apa pasal? Saya berani mengatakan tidak sedikit justru sumber-sumber pikiran radikal ke-agamaan itu datang dari pendidikan agama di sekolah. Justru benih-benih radikalisme keagamaan tertanam ketika anak mendapatkan informasi keliru dari guru agama. Mungkin disebabkan keterbatasan wawasan guru, kesempitan pandangan, bahkan kadang-kadang kita tidak boleh terlalu naif juga adanya kelompok-kelompok radikal yang secara sengaja ingin menyusupkan pikiran-pikiran radikalnya lewat pengembangan lembaga pendidikan mereka sendiri, atau pengiriman guru agama dari kalangan mereka ke sekolah-sekolah. Maklum, ketidakmatangan anak menjadikan mereka sasaran. Ingin saya sampaikan juga di sini, kalaupun kita tidak secara sengaja atau tidak ada kelompok- kelompok yang secara sengaja berusaha memasukkan pikiran-pikiran radikal itu, dalam kenyataannya setidaknya sebagian materi pengajaran agama,khususnya agama Islam (yang saya ketahui) di sekolah-sekolah itu secara sadar atau bisa menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya pikiran- pikiran radikal. Sebagai salah satu contoh, mari kita ambil pelajaran sirah atau biografi Nabi Muhammad SAW, khususnya di sekolah. Sadar atau tidak, biografi nabi cenderung dipenuhi kisah- kisah peperangan. Biasanya diceritakan bahwa, ketika di Makah nabi ditindas, kemudian nabi pun berhijrah ke Madinah. Setelah memapankan diri di Madinah selama kurang lebih setahun, pada tahun kedua setelah hijrah kaum Muslim di bawah pimpinan Nabi, terlibat dalam peperangan Badar melawan invasi kaum kafir Quraisy dari Makkah. Setahun kemudian terjadilah perang Uhud, lalu perang Khandaq di tahun keempat. Demikian seterusnya dikisahkan peperangan-peperangan hingga saat-saat terakhir kehidupan Nabi. Sirah Nabi Muhammad Dengan demikian, saya khawatir, banyak anak-anak sekolah yang di benaknya terpikir bahwa sebagian besar masa hidup nabi itu berperang. Padahal,menurut penelitian, jika dijumlahkan, seluruh perang nabi itu memakan waktu total 800 hari. Penelitian lain yang mungkin tidak memasukkan hari- hari persiapan-persiapan, atau mungkin juga tak memasukkan ekspedisi-ekspedisi (sariyah) yang tak berujung pada peperangan malah mendapati bahwa jumlah total perangnya Nabi itu 80 hari. Padahal, berapa lama karier kenabian Muhammad SAW? Nabi Muhammad SAW menjadi nabi kira-kira selama 23 tahun, yakni sama dengan kira-kira 8.000 hari. Jika diterima bahwa total masa nabi ialah 800 hari, itu berarti hanya 10% dari masa kenabian Muhammad SAW yang terpakai untuk perang. Apalagi, jika kita ambil penelitian yang menyatakan jumlahnya kurang-lebih 80 hari. Berarti hanya 1% dari karier kenabian Muhammad SAW yang terpakai untuk perang. Lalu, apa yang dikerjakan nabi selama 90% atau bahkan 99% dari karier kenabiannya? Saya khawatir banyak di antara kita yang
  • 3. tidak tahu. Saya khawatir, anak-anak kita, siswa-siswa kita di sekolah mengira sebagian besar masa kenabian dihabiskan untuk perang. Padahal, semua orang yang mempelajari dengan sungguh-sungguh biografi beliau, dengan mudah akan mendapati bahwa sebagian besar masa hidupnya dipakai untuk mengajarkan akhlak mulia, dan memberikan teladan tentang hamba Allah yang tugasnya menebarkan rahmat bagi semesta alam. Nah, kalau pun suatu saat dalam hidupnya, seorang anak atau remaja terdorong untuk belajar lebih banyak untuk belajar agamanya, tentang nabinya--yang amat mungkin akan dia upayakan dari internet maka kemungkinan yang lebih besar ialah dia akan mendapati kesannya tentang Islam sebagai agama hukum dan politik. Itu berarti Islam diyakini sebagai agama yang terkait dengan kekuasaan yang rigid kalau tidak malah otoriter. Yang tak kalah memprihatinkan, obsesi terhadap perang dan kekuasaan politik ini biasanya juga berimplikasi pada cara pandang penuh kecurigaan dan permusuhan kepada kelompok-kelompok lain di luar agamanya. Para penganut paham seperti ini biasanya tak memiliki kecenderungan lain dalam berhadapan dengan kelompok liyan, kecuali konflik yang saling menghabisi. Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Pertama,tentu keluarga harus menyadari masalah serius yang sedang kita hadapi ini, dan mencari jalan dalam setiap kendala yang ada untuk memastikan kelancaran dan kedekatan komunikasi orangtua dan anak. Orangtua pun perlu membekali diri dengan pengetahuan agama yang cukup bagi anak-anaknya,baik dengan secara langsung mengambil peran pendidikan tersebut, atau mencarikan jalan lain. Kalau pun harus menyerahkan peran ini ke sekolah, pastikan bahwa kita memilih sekolah yang tepat,lalu berupaya sebisanya untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah untuk memastikan bahwa materi pelajaran agama diberikan dengan benar. Pengawasan yang memadai atas pergaulan anak, khususnya dalam kelompok- kelompok keagamaan menjadi sangat krusial. Yayasan-yayasan pendidikan juga perlu mengevaluasi pengelolaan pendidikan agama di lembaga-lembaga yang berada di bawahnya. Termasuk juga kegiatan-kegiatan kerohanian sekolah dan mentoring, khususnya yang melibatkan pihak-pihak luar. Kementerian Agama juga perlu memastikan bahwa pendidikan keguruan di sekolah-sekolah tinggi agama telah menyiapkan para pendidik dengan pemahaman keagamaan yang benar. Juga menjadi tugas Kementerian Agama untuk menyiapkan silabus dan buku-buku teks yang sesuai. Inisiatif kementerian untuk menyusun dan menyebarkan buku-buku pelajaran agama Islam dengan tema rahmatan lilalamin kiranya amat patut diapresiasi. Akhirnya, pemerintah juga perlu mengambil peran. Caranya ialah dengan mengembangkan strategi budaya serta pembangunan ekonomi dan kesejahteraan yang dapat memberi ruang lebih besar bagi upaya pemberdayaan keluarga sebagai wahana pendidikan perilaku mulia, penuh kasih sayang, toleransi, dan perdamaian bagi generasimuda bangsa.[] Dimuat di Media Indonesia, Senin, 24 Oktober 2016.