SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA
“KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MASYARAKAT MADANI DAN
KESEJAHTERAAN UMMAT KEBUDAYAAN ISLAM DAN SISTEM POLITIK ISLAM”
DOSEN PENGAMPU :
RIKO SUDIRMAN,M.Pdi
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 10:
1.TARMIJI
2.SHALSABILA
3.SUNDARI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, kami panjatkan puji serta syukur atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita, sehingga karena
dengan ridho-Nya kita dapat melaksanakan kegiatan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Pendidikan Agama.
Makalah ini berjudul “KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MASYARAKAT
MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMMAT KEBUDAYAAN ISLAM DAN SISTEM
POLITIK ISLAM” yang disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Agama. Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah Pendidikan Agama yaitu RIKO SUDIRMAN,M.Pdi dan teman-teman mahasiswa
Universitas Nahdlatul Ulama prodi Manajemen yang telah memberikan, saran dan
bantuannya kepada kami.
Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan pada makalah ini, baik dari segi isi maupun
penulisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan ridha Allah SWT kami membutuhkan
kritik dan saran bersifat membangun dari teman-teman Mahasiswa untuk penyempurnaan
makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Pontianak, 12 Desember 2019
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
I.1.Latar Belakang............................................................................................................. 1
I.2.Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
I.3.Tujuan.......................................................................................................................... 2
I.4.Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
II.1 Agama merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam......................................................... 3
II.1.1 Memahami Rahmat Islam ....................................................................................... 3
II.1.2 Bentuk-bentuk Rahmat Islam.................................................................................. 4
II.1.3 Rahmat dalam Hukum Had..................................................................................... 5
II.2 Definisi Ukhuwah Islamiyah...................................................................................... 6
II.2.1 Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah ...................................................................... 6
II.2.2.Hakekat Ukhuwah Islamiyah .................................................................................. 7
II.2.3. Manfaat Ukhuwah Islamiyah ................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 12
III.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12
III.2 Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR REFRENSI..................................................................................................... 13
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam
agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai
kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing. Indonesia merupakan sebuah
negara dengan berbagai macam keanekaragaman. Baik itu suku, budaya, adat, ras maupun
agama. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, sekali lagi,
terbanyak di dunia.
Maka melihat keterangan di atas, seharusnya Indonesia menjadi negara yang indah, damai,
dan beradab. Tapi lihat saja kenyataannya, kita tidak bisa menutup mata dan telinga dengan
pemberitaan sehari-hari yang mengabarkan tentang kisah-kisah menyedihkan dan tak
beradab. Mulai dari anak-anak yang melakukan pencabulan, berjudi, menghisab sabu.
Remaja tawuran antar sekolah, kumpul
kebo, menjadi pengedar, minum-minuman keras. Orang tua yang mencabuli anaknya sendiri,
membunuh anggota keluarga sendiri, membunuh karena masalah sepele, bunuh diri, mutilasi,
dan sebagainya. Sampai kepada pejabat kita yang melakukan tindak asusila, dan korupsi
besar-besaran. Hampir setiap hari kejadian semacam ini keluar di pemberitaan. Sebenarnya
apa yang terjadi? Di mana moral mereka? Bukankah sebagian besar dari mereka adalah
muslim? Bukankah orang muslim seharusnya menjadi rahmatan lil ‘alamin?
Jika ingin merasakan Indonesia yang damai sejahtera, maka yang harus dibenahi adalah
moral bangsanya, bukan sekedar pendidikan belaka. Dan pendidikan moral yang
sesungguhnya, yang komplit, dan yang diperintahkan oleh pencipta manusia adalah Islam.
Setiap muslim wajib untuk belajar tentang agamanya. Dengan begitu kita akan mampu
menjadi khalifah sesungguhnya di bumi sesuai tujuan diciptakannya kita, yaitu menjadi
rahmat bagi semesta alam.
Sedangkan kita tahu, dari firman Allah didalam QS.Ali Imran:110
110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,
penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah
agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan
kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama
islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi
2
Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi
dan Rasul-rasul berikutnya.
Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia, karena itu
agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat Islam, tetapi juga
hubungan dengan umat beragama lain.
Ukhuwah islamiyah berarti “persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan oleh
Islam”.Di dalam kitab suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam
persaudaraan:Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan kepada
Allah,Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara,
karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu,Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab,
yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaandan Ukhuwah fi din Al-Islam,
persaudaraan antarsesama Muslim. Rasulullah Saw.Secara garis besar ukhuwah dibagi
menjadi dua yaitu: Ukhuwah Islamiyah yang bersifat abadi dan universal karena berdasarkan
akidah dan syariat Islam dan Ukhuwah Jahiliyah yang bersifat temporer (terbatas waktu dan
tempat), yaitu ikatan selain ikatan akidah (missal: ikatan keturunan orang tua-anak,
perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi). Manfaat
ukhuwah Islamiyah: Merasakan lezatnya ima, Mendapatkan perlindungan Allah di hari
kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi) dan Mendapatkan tempat khusus di
surga.Untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya
ukhuwah Islamiyah antar : Melaksanakan proses Ta’aruf,Melaksanakan proses
Tafahum,Melakukan At-Ta’aawun dan Melaksanakan proses Takaful
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah agama merupakan rahmat bagi semua :
1)Apa definisi agama islam?
2)Bagaimana agama merupakan rahmat bagi semua umatnya?
3)Apa saja bentuk-bentuk rahmat Allah?
4)Apa itu Ukhuwah Islamiyah?
I.3 Tujuan
Tujuan pada makalah agama merupakan rahmat bagi semua adalah
1)Memberikan informasi kepada pembaca tentang rahmat yang diturunkan oleh Allah swt.
2)Mamahami bahwa setiap agama diturunkan kepada seluruh alam termasuk makhluk, jin
maupun manusia, muslim maupun kafir, benda hidup maupun mati untuk dijadikan rahmat.
3)Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam agar dapat ikut
serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi.
I.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur pada nikmat dan
rahmat yang telah Allah turunkan pada semua umat.Mengetahui apa itu ukhuwah islamiyah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Agama merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam
Setiap Rasul membawa rahmat bagi umat manusia. Wahyu yang diterima dari Allah
SWT yang mengu-tus Rasul-Rasul sejak awal hingga Muhammad SAW membawa manusia
ke rahmat Allah. Nabi Muhammad membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Tidak
semata di zaman dia diutus, atau semasa hidupnya semata. Rahmat yang dibawanya berlaku
selalu sepanjang masa Bahkan untuk berabad-abad mendatang, hingga datangnya kiamat.
Ajaran yang dibawanya, yakni Dinul Islam, tidak terba-tas hanya di lingkungan tanah
kelahirannya saja. Ajaran Islam yang dibawanya melingkupi seluruh sudut bumi, dan berlaku
universal untuk segala tempat dan bangsa serta berlaku abadi sepanjang masa. Agama
diturunkan untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia guna mencapai
kesejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat.
II.1.1 Memahami Rahmat Islam
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan,
tumbuhan dan jin, jin maupun manusia, Muslim maupun kafir, benda hidup maupun mati,
apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Anbiya:107
107. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam”.
Ayat di atas sering dijadikan hujjah bahwa Islam adalah agama rahmat. Itu benar. Rahmat
Islam itu luas, seluas dan seluwes ajaran Islam itu sendiri. Itu pun juga pemahaman yang
benar.
Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah
1.Islam menunjukan Manusia jalan hidup yang benar.
2.Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka
muslim maupaun non muslim.
3.Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan professional.
4.Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan
oleh Allah secara tanggung jawab dan lain-lain.
Agama islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, namun banyak orang
menyimpangkan pernyataan ini pada pemahaman – pemahaman yang salah kaprah.sehingga
menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama, bahkan dalam hal yang sangat
fundamental yaitu dalam masalah toleransi.
4
Fungsi islam sebagai rahmatan lil ‘alamin tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian
manusia. Fungsi tersebut akan dapat terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia itu sendiri
ataupun makhluk lain apabila mannusia telah mentaati dan menjalankan ajaran islam dengan
benar. Nabi muhammad saw diutus dengan membawa ajaran islam dengan dasar rahmatan lil
‘alamin. Sedangkan rahmat itu sendiri dalam lisanul arab berarti kelembutan yang berpadu
dengan rasa iba atau bisa diartikan sebagai kasih sayang. Jadi, diutusnya nabi Muhammad
saw adalah bentuk kasih sayang Allah kepada semua makhluk, terutama manusia.
II.1.2 Bentuk-bentuk Rahmat Islam
Ketika seseorang telah mendapat petunjuk Allah, maka ia benar-benar mendapat rahmat
dengan arti yang seluas-luasnya. Dalam tataran praktis, ia mempunyai banyak bentuk.
1.Pertama, manhaj (ajaran).
Di antara rahmat Allah yang luas adalah manhaj atau ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah saw berupa manhaj yang menjawab kebahagiaan seluruh umat manusia, jauh
dari kesusahan dan menuntunnya ke puncak kesempurnaan yang hakiki. Allah SWT
berfirman,
Artinya : “Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).” (QS. Thahaa: 2-3).
2.Kedua, al-Qur`an.
Al-Qur`an telah meletakkan dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran yang abadi dan
permanen bagi kehidupan manusia yang selalu dinamis. Kitab suci terakhir ini
memberikan kesempatan bagi manusia untuk beristimbath (mengambil kesimpulan)
terhadap hukum-hukum yang bersifat furu’iyah. Hal tersebut merupakan konsekuensi
logis dari tuntutan dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan untuk menemukan
inovasi dalam hal sarana pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi
kehidupan, yang semuanya itu tidak boleh bertentangan dengan ushul atau pokok-pokok
ajaran yang permanen. Dari sini bisa kita pahami bahwa al-Qur`an itu benar-benar
sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu pun masalah dalam kehidupan ini kecuali al-
Qur`an telah memberikan petunjuk dan solusi. Allah berfirman :
Artinya :“Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dikumpulkan,” (QS al-An’aam: 38).
Dalam ayat lain berbunyi, “...Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri,” (QS an-Nahl: 89).
3.Ketiga, penyempurna kehidupan manusia
Di antara rahmat Islam adalah keberadaannya sebagai penyempurna kebutuhan
manusia dalam tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Rahmat Islam adalah
meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia agar menjadi lebih sempurna, bukan
5
membatasi potensi manusia. Islam tidak pernah mematikan potensi manusia, Islam juga
tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati hasil karyanya dalam bentuk
kebaikan-kebaikan dunia.
Artinya :“Katakanlah: ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hambahamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki
yang baik?...” (QS al-A`raf: 32).
Islam memberi petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk, sedang manusia sering
tidak mengetahuinya.
Artinya :“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).
4.Keempat, jalan untuk kebaikan.
Rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan/cara mencapai
kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya kebanyakan manusia memandang
jalan Islam tersebut memiliki beban yang berat, seperti kewajiban sholat dan zakat,
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, kewajiban memakai jilbab bagi wanita dewasa, dan
sebagainya. Padahal Allah SWT telah berfirman dalam Quran surah al-Isra :7.
Artinya :“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri,...” (QS
al-Isra’: 7).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam
artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya
sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan
ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan dengan
mengingatkan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar itu adalah rahmat,
sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Allah berfirman :
Artinya : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216)..
II.1.3 Rahmat dalam Hukum Had
Termasuk dalam hukum had dan qishas, kasih sayang Islam tidak pernah hilang.
Disamping hukum itu sendiri memang membawa rahmat, penerapannya pun tidak
sembarangan. Membutuhkan penyelidikan dan kepastian serta masih terkait dengan
tuntutan korban atau maafnya.
Seperti hukum qishas, hukum seorang yang membunuh adalah dibunuh pula. Hukum
ini membawa rahmat kepada seluruh kaum muslimin yaitu keamanan dan ketentraman.
Bahkan hukum yang sepintas terlihat akan membawa korban lebih banyak, ternyata bagi
6
orang yang cerdas akan terlihat bahwa sesungguhnya hukum ini justru menjaga
kehidupan. Allah berfirman :
Artinya: “Sesungguhnya pada hukum qishash ada kehidupan bagi kalian wahai orang yang
cerdas, semoga kalian bertakwa.” (Al-Baqarah: 179)
Namun hukum ini pun terkait dengan tuntutan keluarga korban. Jika mereka memaafkan
maka tidak dilakukan hukum bunuh melainkan membayar diat, semacam uang denda atau
tebusan senilai harga seratus ekor unta yang diberikan kepada keluarga korban. Ini pun
merupakan rahmat dan keringanan dari Allah untuk mereka sebagaimana Allah katakan
sendiri dalam ayat-Nya:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba
dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari
saudaranya, hendaknya (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara
yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
rahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat
pedih.” (Al-Baqarah: 178)
Ini pun kalau benar-benar terbukti ia membunuh dengan sengaja, kalau ternyata tidak
sengaja maka tidak ada qishas yang ada adalah diat. Bahkan kalau keluarga korban akan
menginfakkan tebusan tersebut kepada si pembunuh dan mema’afkannya, berarti ia tidak
perlu membayar diat.
Walaupun yang dibunuh adalah seorang kafir mu’ahad yang terikat perjanjian, tetap
wajib bagi si pembunuh yang Muslim membayar diat kepada keluarga korban serta
memerdekakan seorang budak. Tetapi tidak ada qishas baginya.
Sedangkan hukum potong tangan bagi pencuri atau hukum cambuk (bagi penzina yang
belum menikah) dan rajam (bagi penzina yang telah menikah) dan lain-lain merupakan
kejahatan yang jika sudah sampai kasusnya kepada pemerintah maka harus ditegakkan
hukum padanya. Inipun sesungguhnya merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslimin
bahkan seluruh manusia.
II.2 Definisi Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang
pada mulanya berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan
mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.
Masyarakat Muslim mengenal istilah Ukhuwah Islamiyah. Istilah ini perlu didudukan
maknanya, agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak mengalami kerancauan. Untuk itu,
terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan kedudukan kata
Islamiyah dalam istilah diatas. Selama ini ada kesan bahwa istilah teresebut bermakna
7
“persaudaraan yang dijalin oleh sesama muslim”, atau dengan kata lain , kata “islamiyah”
dujadikan sebagai pelaku ukhuwah itu.
Pemahaman ini kurang tepat. Kata Islamiyah yang dirangkaikan dengan kata ukhuwah lebih
tepat dipahami sebagai adjektiva, sehingga ukhuwah islamiyah berarti “persaudaraan yang
bersifat islami atau yang diajarkan oleh Islam”. Paling tidak ada dua alasan untuk
mendukung pendapat ini. Pertama, Al-Qur’an dan Hadits memperkenalkan bermacam-
macam persaudaraan. Kedua, karena alasan kebahasaan. Di dalam bahasa arab, kata sifat
selalu harus disesuaikan dengan kata yang disifatinya. Jika yang disifati berbentuk
indefinitif maupun feminin, maka kata sifatnya pun harus demikian. Ini terlihat secara jelas
pada saat kita berkata “ukhuwah Islamiyah dan Al-Ukhuwah Al-Islamiyah”.
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun
shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam
Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain
dengan ikatan aqidah.
II.2.1.Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah
Di atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiyah, yakni ukhuwah yang bersifat
Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang
menyinggung masalah ukhuwah Islamiyah dan dapat kita simpulkan bahwa di dalam kitab
suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan:
1.Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan kepada Allah.
2.Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara,
karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu
3.Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.
4.Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antarsesama Muslim
Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-
ku.
II.2.2.Hakekat Ukhuwah Islamiyah
1.Nikmat Allah
‫َو‬‫ا‬‫ع‬ ْ
‫َت‬‫ص‬ِ‫م‬‫و‬ َ‫ا‬ ْ‫ح‬ِ‫ب‬َ‫ل‬ِْ ِْ ‫ج‬َ‫م‬ِْ‫ع‬َ‫ا‬ َ‫ل‬ َ‫ا‬ ‫َو‬‫ا‬َ ‫ر‬َََُّ‫ا‬ ‫او‬‫ا‬َّ‫ا‬‫ك‬ِ‫ر‬‫و‬ َ‫ا‬ َ‫ع‬َ‫ع‬ِ‫م‬َْ ِْ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َِِ‫م‬َ‫م‬ ِ‫ر‬ْْ ِ‫ل‬‫ا‬‫ص‬‫م‬‫ا‬‫ك‬ َ‫ع‬ََِْ‫م‬ًَ َ‫أ‬‫ر‬‫ل‬َ‫ف‬ََ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َِْ‫ا‬‫م‬‫ا‬َ ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ِ‫ل‬َ‫ب‬ِ‫ح‬َ‫ف‬ََ ْ‫ن‬ْ‫ص‬َ‫ع‬ِ‫م‬ْ‫م‬ِْ ‫ج‬ََ‫و‬ ََِ‫ن‬ْْ
ِ‫ل‬‫ا‬‫ص‬‫م‬‫ا‬‫ك‬ َ‫ا‬ ‫ع‬َ‫م‬َ‫م‬ ‫ج‬ََُ‫ا‬ ُ‫ف‬ََُِّ‫ا‬ٍ َ‫ي‬َْ ْ
‫جن‬‫ر‬‫م‬‫ول‬ ‫ل‬‫ا‬‫ك‬َ‫ن‬ََََ‫ف‬ََ ‫ج‬َِِّ‫م‬َْ َ‫ْذ‬‫ل‬َ‫ن‬َ‫ك‬ ‫يا‬َِْ‫ب‬‫ا‬ُ ‫ا‬ِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ْ‫ا‬‫ج‬َُ‫و‬َ‫ع‬ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬‫ر‬‫م‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ااه‬ََ‫ص‬َِِّ‫ا‬
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
8
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imron:103)
2. Perumpamaan tali tasbih
‫ا‬‫ع‬َ ْ‫ن‬َ‫ء‬ِ‫و‬ ََ ََُُِ‫ن‬ٍْ ِ‫ل‬‫ا‬ِّ‫ا‬‫ه‬ِ‫م‬َِ ُ
‫ب‬ِ‫م‬َ‫ب‬ْ‫ل‬ َ‫اا‬ََ‫م‬ ‫ر‬‫ل‬ْْ َ‫ِْي‬َ‫ر‬‫ص‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ول‬
Artinya: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S.Az-Zukhruf :67)
3. Merupakan arahan Rabbani
َ‫أ‬ ََ‫ل‬ًَ ََ َ‫ِي‬َِِ َِْ‫ا‬‫م‬‫ا‬َِ‫ل‬ِّْ ََِ‫ل‬ َ‫ع‬ًََََُِ ‫م‬َْ‫ج‬ََ ْ
‫أل‬ ِ‫ن‬َ‫ء‬ِ‫و‬ ‫ج‬َ‫م‬ِْ‫ع‬َ‫ا‬ َ‫ع‬ُِ‫ر‬‫ل‬ًَ‫ت‬‫ر‬َ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬َِِّْْ‫ا‬‫م‬‫ا‬َ ‫ر‬‫ي‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ا‬ َِ َ‫أ‬‫ر‬‫ل‬ًَ ِ‫ل‬‫ا‬َِّ‫م‬َِِِ ‫ا‬‫ن‬‫ر‬َْْ َ‫ُز‬ ْ
‫ز‬َ‫م‬ َ‫ل‬ِْ‫ي‬ٍَ
Artinya: “Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun
kamu membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Al-Anfal:63)
4. Merupakan cermin kekuatan iman
‫ج‬َ‫ع‬‫ر‬َْْ َ‫َه‬‫ا‬‫م‬َِْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ول‬ َ‫ف‬ ََِ‫ن‬ْْ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬ْ‫م‬ِ‫ح‬َ‫ف‬ََ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬ُِ َََ‫ن‬ًَ ‫َو‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫و‬ َ‫ا‬ َِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬‫ر‬‫م‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫َه‬‫ا‬‫ع‬ٍَ َِّ‫ا‬‫ا‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.
(Q.S. Al-hujurat:10)
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa
menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu
kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu
menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim).
Ta’awun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan
kemungkaran.
II.2.3. Manfaat Ukhuwah Islamiyah
1) Merasakan lezatnya iman.
2) Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang
dilindungi).
3) Mendapatkan tempat khusus di surga.
Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling
rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci,
dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan. Al-Qur’an menganggap permusuhan dan
saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang0orang yang kufur
terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayat-ayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt
dalam Q.S. Al-Ma’idah:14:
9
َ‫ي‬َْ َ‫ا‬ َ‫ُْي‬‫ن‬‫ر‬‫ل‬‫و‬ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬‫ج‬ََ ‫ج‬‫ر‬َْْ ‫ن‬ َ‫جن‬َ‫ت‬ََ ‫َج‬َِ‫ن‬َ‫ن‬ًَ ِ‫ل‬‫ا‬ََِّ‫ج‬ََُِْ ‫َو‬‫ا‬ََ‫م‬ََ ‫ج‬َ‫ظ‬ٍَ ‫ج‬‫ر‬‫ع‬َْ ‫او‬‫ا‬َّْ‫ك‬‫ا‬‫ر‬ ْ‫ن‬ِْ ‫َج‬‫م‬ََُِِّ‫ي‬َ‫ف‬ََ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬َِّ‫م‬َِِِ َ‫ف‬ َ‫وا‬َََ‫م‬ِ‫ول‬ َ‫ع‬‫ت‬َ‫ه‬ِ‫غ‬َ‫ب‬ِ‫ول‬ َ‫ا‬ ‫ع‬َ‫ل‬ْْ ْ‫و‬ ََُِ ََْْ‫ج‬ََِِْ‫ول‬
َ‫أ‬ ََِ‫ف‬ َ‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬ِّ‫ا‬ٍْ‫َب‬‫م‬‫ا‬ُ ‫ا‬ِ ‫ج‬َ‫ع‬ِْ ‫َو‬‫ا‬َ‫َج‬‫ك‬ َ‫َه‬‫ا‬‫م‬َ‫م‬ِ‫ت‬َُ
Artinya: “Dan diantara orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya kami orang-orang
Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan
sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan
diantara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan
memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan”..
Perjuangan Islam tidak akan tegak tanpa adanya ukhuwah islamiyah.Islam menjadikan
persaudaraan dalam islam dan iman sebagai dasar bagi aktifitas perjuangan untuk
menegakkan agama Allah di muka bumi. Ukhuwah islamiyah akan melahirkan rasa
kesatuan dan menenangkan hati manus ia. Banyak persaudaraan lain yang bukan karena
islam dan persaudaraan itu tidak akan kuat dikalangan umat dewasa ini terjadi disebabkan
mereka tidak memenuhi persyaratan ukhuwah, yaitu kurangnya mendekatkan diri kepada
Allah dengan ibadah yang bersungguh-sungguh. Sebagaimana firman Allah SWT:
‫ج‬َ‫ع‬‫ر‬َْْ َ‫َه‬‫ا‬‫م‬َِْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ول‬ َ‫ف‬ ََِ‫ن‬ْْ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬ْ‫م‬ِ‫ح‬َ‫ف‬ََ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬ُِ َََ‫ن‬ًَ ‫َو‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫و‬ َ‫ا‬ َِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬‫ر‬‫م‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫َه‬‫ا‬‫ع‬ٍَ َِّ‫ا‬‫ا‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat”.(Q.s. Al-Hujrat:10)
َ‫َذ‬ََ‫ا‬‫ل‬َ‫ف‬ََُِ ْ‫ي‬َ‫م‬ ْ‫أل‬‫ج‬َََُ‫ء‬ِ‫و‬ ْ‫ح‬‫ا‬َ ‫ا‬‫أل‬‫ج‬َََُ‫ء‬ِ‫و‬ ِْ ْ‫أل‬َ‫ا‬‫ف‬‫ر‬َّ‫ول‬ َ‫ا‬ ‫َو‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫ج‬ََ َِ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬ْ‫م‬ِ‫ح‬ًَ َ‫ا‬ َ‫وا‬َ‫ر‬ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َ‫م‬َِِِ ‫َو‬‫ا‬‫م‬ِْ‫ي‬ًَ َ‫ا‬ َِ ‫ا‬‫ن‬َ‫ل‬َ‫ا‬‫ف‬َ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ه‬ْْ ‫ل‬‫ا‬‫ص‬‫م‬‫ا‬‫ك‬ َ‫ِْي‬‫م‬َِْ‫ن‬َ
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang.
Katakanlah:"Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertaqwalah
kepada Allah dan perbaikilah perhubungan diantara sesamamu, dan taatlah kepada Allah
dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang beriman".(Q.S. Al-Anfal:1)
Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses
terbentuknya ukhuwah Islamiyah antara lain :
1. Melaksanakan proses Ta’aruf
Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin
merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT . Adanya interaksi dapat
membuat ukhuwah lebih solid dan kekal. Persaudaraan Islam yang dijalin oleh Allah SWT
merupakan ikatan terkuat yang tiada tandingannya, Perpecahan mengenal karakter individu.
Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah,
gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyan). Hal ini dilakukan
dengan dialog, pandangan terhadap suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola
yang dikagumi dan diikuti, dan lain sebagainya. Pengenalan terakhir adalah mengenal
kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi,
dan tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang
10
memepengaruhi kejiwaannya. Proses ukuhuwah islamiyah akan terganggu apabila tidak
mengenal karakter kejiwaan ini.
2. Melaksanakan proses Tafahum
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta,
karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Saling
memahami adalah kunci ukhuwah islamiyah. Tanpa tafahum maka ukhuwah tidak akan
berjalan. Proses ta’aruf (pengenalan) dapat deprogram namun proses tafahum dapat
dilakukan secara alami bersamaan dgn berjalannya ukhuwah. Dengan saling memahami
maka setiap individu akan mudah mengatahui kekuatan dan kelemahannya dan menerima
perbedaan. Dari sini akan lahirlah ta’awun (saling tolong menolong) dalam persaudaraan.
Ukhuwah tidak dapat berjalan apabila seseorang selalu ingin dipahami dan tidak berusaha
memahami org lain. Saling memahami keadaan dilakukan dgn cara penyatuan hati, pikiran
dan amal. Allah-lah yang menyatukan hati manusia.
3. Melakukan At-Ta’aawun
Bila saling memahami sudah lahir, maka timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat dilakukan
dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan aman
(saling bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri.
Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang lain.
Kebersamaan akan bernilai bila kita mengadakan saling Bantu membantu.
4. Melaksanakan proses Takaful
yang muncul setelah proses ta’awun berjalan. Rasa sedih dansenang diselesaikan bersama.
Takaful adalah tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi SAW dan
para sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang sahabat
kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih kehausan
juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada sahabat yang lain, terus begitu
hingga semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan saudaranya
sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inlah cirri utama dari ukhuwah islamiyah.
Seperti sabda Nabi SAW: “Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya
seperti kamu mencintai dirimu sendiri”. (HR. Bukhari-Muslim)..
5. Merakit Ulang Ukhuwah Islamiyah Yang Hampir Hilang
Ukhuwah atau persaudaraan dalam Islam bukan saja mencirikan kualitas ketaatan seseorang
terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga sekaligus merupakan salah satu kekuatan
perekat sosial untuk memperkokoh kebersamaan.
Karena itu, semangat ukhuwah ini secara sederhana dapat terlihat dari ada atau tidak adanya
sikap saling memahami untuk menumbuhkan interaksi dan komunikasi. Ukhuwah
Islamiyah sendiri menunjukkan jalan yang dapat ditempuh untuk membangun komunikasi
11
di satu sisi, dan di sisi lain, ia juga memberikan semangat baru untuk sekaligus
melaksanakan ajaran sesuai dengan petunjuk al-Qur'an serta teladan dari para Nabi dan
Rasul-Nya.
Sekurang-sekurangnya ada dua pernyataan Nabi SAW, yang menggambarkan persaudaraan
yang Islami. Pertama, persaudaraan Islam itu mengisyaratkan wujud tertentu yang
dipersonifikasikan ke dalam sosok jasad yang utuh, yang apabila salah satu dari anggota
badan itu sakit, maka anggota lainnya pun turut merasakan sakit. Kedua, persaudaraan Islam
itu juga mengilustrasikan wujud bangunan yang kuat, yang antara masing-masing unsur
dalam bangunan tersebut saling memberikan fungsi untuk memperkuat dan memperkokoh.
Al-Qur'an memang memberikan peluang kepada ummat manusia untuk bersilang pendapat
dan berbeda pendirian. Tetapi al-Qur'an sendiri sangat mengutuk percekcokan dan
pertengkaran. Interprestasi terhadap ayat-ayat yang mujmal (umum), pemaknaan terhadap
keterikatan sesuatu ayat dengan asbab al-Nuzul, atau sesuatu hadits dengan asbab wurud-
nya, seringkali melahirkan adanya sejumlah perbedaan. Lebih-lebih jika perbedaan itu telah
memasuki wilayah ijtihadiyah.
12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami
oleh sebagian orang menurut seleranya sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang
sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan.
Memerangi kemaksiatan dengan mengingatkan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar itu adalah rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut.
Ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan mengajarkan kepada umat islam untuk saling
tolong-menolong, saling menghargai, tidak membeda-bedakan satu sama lain. Umat muslim
satu dengan yang lainnya ibarat bangunan yang yang saling menguatkan. Tidak dibenarkan
menyinggung maupun menyakiti perasaan mereka, itu merupakan kefasikan. Membunuh
sesama muslim sangat tidak dibenarkan karena dapat membawa kepada kekafiran. Kewajiban
sesama muslim diantarany adalah menjawab salam, memenuhi undangan.
III.2 Saran
Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi kita semua. Kami mohon maaf
atas kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami menyadari dalam makalah ini jauh dari
kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.
13
DAFTAR REFRENSI
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
https://saidalfaraby.wordpress.com/2009/12/29/islam-adalah-agama-rahmatan-lil-alamin/
https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/31/islam-sebagai-rahmat-untuk-seluruh-
alam/
http://abuabdurrohmanmanado.org/tag/agama-islam-merupakan-rahmat-bagi-seluruh-alam/
https://blogminangkabau.wordpress.com/2013/07/21/agama-adalah-rahmat-allah/
http://nurussyarifatul.blogspot.co.id/2014/03/agama-merupakan-rahmat-bagi-semua.html
http://fusiua.blogspot.co.id/2013/02/islam-agama-rahmat-bagi-seluruh-alam.html
Depag. R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag R.I. : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-
Qur’an, 1978.
Shiahab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007.
Novi Hardian dan Tim ILNA Learning Center, Panduan Keislaman untuk Remaja, Super
Mentoring.

More Related Content

Similar to MAKALAH agamaaa.docx

WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxNurRahmaeda
 
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptxMATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptxjoharulfathoni
 
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptxMATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptxAbdurRozaq20
 
Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx
Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptxIslam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx
Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptxWiratnoaaykpn
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaandreanapulu
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAMMAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAMHerry Rachmat Safi'i
 
PPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptxPPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptxJimal11
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriPeran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriSeptiyan Niam
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukIndraGunawan335
 
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Alfin Fajar
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuanmusniumar
 
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatMakalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatRicoPradanaPutra
 
Agama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdfAgama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdfZukét Printing
 
Agama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docxAgama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docxZukét Printing
 

Similar to MAKALAH agamaaa.docx (20)

Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Kerukunan antar umat beragam
Kerukunan antar umat beragamKerukunan antar umat beragam
Kerukunan antar umat beragam
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
 
Sejarah dan Makna Islam
Sejarah dan Makna IslamSejarah dan Makna Islam
Sejarah dan Makna Islam
 
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptxMATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
 
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptxMATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
MATERI-MUI-Wawasan-Keislaman-dan-Radikalisme.pptx
 
Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx
Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptxIslam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx
Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx
 
Pluralisme
PluralismePluralisme
Pluralisme
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAMMAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
 
PPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptxPPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptx
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriPeran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkri
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
 
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
 
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatMakalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
 
Agama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdfAgama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdf
 
Agama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docxAgama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docx
 
Makalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama pluralMakalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama plural
 

Recently uploaded

Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 

Recently uploaded (7)

Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 

MAKALAH agamaaa.docx

  • 1. MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA “KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMMAT KEBUDAYAAN ISLAM DAN SISTEM POLITIK ISLAM” DOSEN PENGAMPU : RIKO SUDIRMAN,M.Pdi DISUSUN O L E H KELOMPOK 10: 1.TARMIJI 2.SHALSABILA 3.SUNDARI UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN 2019/2020
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, kami panjatkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita, sehingga karena dengan ridho-Nya kita dapat melaksanakan kegiatan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama. Makalah ini berjudul “KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMMAT KEBUDAYAAN ISLAM DAN SISTEM POLITIK ISLAM” yang disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama. Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama yaitu RIKO SUDIRMAN,M.Pdi dan teman-teman mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama prodi Manajemen yang telah memberikan, saran dan bantuannya kepada kami. Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan pada makalah ini, baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan ridha Allah SWT kami membutuhkan kritik dan saran bersifat membangun dari teman-teman Mahasiswa untuk penyempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum wr.wb Pontianak, 12 Desember 2019
  • 3. ii DAFTAR ISI JUDUL KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1 I.1.Latar Belakang............................................................................................................. 1 I.2.Rumusan Masalah........................................................................................................ 2 I.3.Tujuan.......................................................................................................................... 2 I.4.Manfaat........................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3 II.1 Agama merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam......................................................... 3 II.1.1 Memahami Rahmat Islam ....................................................................................... 3 II.1.2 Bentuk-bentuk Rahmat Islam.................................................................................. 4 II.1.3 Rahmat dalam Hukum Had..................................................................................... 5 II.2 Definisi Ukhuwah Islamiyah...................................................................................... 6 II.2.1 Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah ...................................................................... 6 II.2.2.Hakekat Ukhuwah Islamiyah .................................................................................. 7 II.2.3. Manfaat Ukhuwah Islamiyah ................................................................................. 8 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 12 III.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12 III.2 Saran ....................................................................................................................... 12 DAFTAR REFRENSI..................................................................................................... 13
  • 4. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing. Indonesia merupakan sebuah negara dengan berbagai macam keanekaragaman. Baik itu suku, budaya, adat, ras maupun agama. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, sekali lagi, terbanyak di dunia. Maka melihat keterangan di atas, seharusnya Indonesia menjadi negara yang indah, damai, dan beradab. Tapi lihat saja kenyataannya, kita tidak bisa menutup mata dan telinga dengan pemberitaan sehari-hari yang mengabarkan tentang kisah-kisah menyedihkan dan tak beradab. Mulai dari anak-anak yang melakukan pencabulan, berjudi, menghisab sabu. Remaja tawuran antar sekolah, kumpul kebo, menjadi pengedar, minum-minuman keras. Orang tua yang mencabuli anaknya sendiri, membunuh anggota keluarga sendiri, membunuh karena masalah sepele, bunuh diri, mutilasi, dan sebagainya. Sampai kepada pejabat kita yang melakukan tindak asusila, dan korupsi besar-besaran. Hampir setiap hari kejadian semacam ini keluar di pemberitaan. Sebenarnya apa yang terjadi? Di mana moral mereka? Bukankah sebagian besar dari mereka adalah muslim? Bukankah orang muslim seharusnya menjadi rahmatan lil ‘alamin? Jika ingin merasakan Indonesia yang damai sejahtera, maka yang harus dibenahi adalah moral bangsanya, bukan sekedar pendidikan belaka. Dan pendidikan moral yang sesungguhnya, yang komplit, dan yang diperintahkan oleh pencipta manusia adalah Islam. Setiap muslim wajib untuk belajar tentang agamanya. Dengan begitu kita akan mampu menjadi khalifah sesungguhnya di bumi sesuai tujuan diciptakannya kita, yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam. Sedangkan kita tahu, dari firman Allah didalam QS.Ali Imran:110 110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi
  • 5. 2 Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya. Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia, karena itu agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat Islam, tetapi juga hubungan dengan umat beragama lain. Ukhuwah islamiyah berarti “persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan oleh Islam”.Di dalam kitab suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan:Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan kepada Allah,Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu,Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaandan Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antarsesama Muslim. Rasulullah Saw.Secara garis besar ukhuwah dibagi menjadi dua yaitu: Ukhuwah Islamiyah yang bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat Islam dan Ukhuwah Jahiliyah yang bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan akidah (missal: ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi). Manfaat ukhuwah Islamiyah: Merasakan lezatnya ima, Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi) dan Mendapatkan tempat khusus di surga.Untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya ukhuwah Islamiyah antar : Melaksanakan proses Ta’aruf,Melaksanakan proses Tafahum,Melakukan At-Ta’aawun dan Melaksanakan proses Takaful I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah agama merupakan rahmat bagi semua : 1)Apa definisi agama islam? 2)Bagaimana agama merupakan rahmat bagi semua umatnya? 3)Apa saja bentuk-bentuk rahmat Allah? 4)Apa itu Ukhuwah Islamiyah? I.3 Tujuan Tujuan pada makalah agama merupakan rahmat bagi semua adalah 1)Memberikan informasi kepada pembaca tentang rahmat yang diturunkan oleh Allah swt. 2)Mamahami bahwa setiap agama diturunkan kepada seluruh alam termasuk makhluk, jin maupun manusia, muslim maupun kafir, benda hidup maupun mati untuk dijadikan rahmat. 3)Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam agar dapat ikut serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi. I.4 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur pada nikmat dan rahmat yang telah Allah turunkan pada semua umat.Mengetahui apa itu ukhuwah islamiyah.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN II.1 Agama merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam Setiap Rasul membawa rahmat bagi umat manusia. Wahyu yang diterima dari Allah SWT yang mengu-tus Rasul-Rasul sejak awal hingga Muhammad SAW membawa manusia ke rahmat Allah. Nabi Muhammad membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Tidak semata di zaman dia diutus, atau semasa hidupnya semata. Rahmat yang dibawanya berlaku selalu sepanjang masa Bahkan untuk berabad-abad mendatang, hingga datangnya kiamat. Ajaran yang dibawanya, yakni Dinul Islam, tidak terba-tas hanya di lingkungan tanah kelahirannya saja. Ajaran Islam yang dibawanya melingkupi seluruh sudut bumi, dan berlaku universal untuk segala tempat dan bangsa serta berlaku abadi sepanjang masa. Agama diturunkan untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia guna mencapai kesejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat. II.1.1 Memahami Rahmat Islam Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, jin maupun manusia, Muslim maupun kafir, benda hidup maupun mati, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Anbiya:107 107. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Ayat di atas sering dijadikan hujjah bahwa Islam adalah agama rahmat. Itu benar. Rahmat Islam itu luas, seluas dan seluwes ajaran Islam itu sendiri. Itu pun juga pemahaman yang benar. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah 1.Islam menunjukan Manusia jalan hidup yang benar. 2.Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupaun non muslim. 3.Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan professional. 4.Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab dan lain-lain. Agama islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini pada pemahaman – pemahaman yang salah kaprah.sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama, bahkan dalam hal yang sangat fundamental yaitu dalam masalah toleransi.
  • 7. 4 Fungsi islam sebagai rahmatan lil ‘alamin tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian manusia. Fungsi tersebut akan dapat terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia itu sendiri ataupun makhluk lain apabila mannusia telah mentaati dan menjalankan ajaran islam dengan benar. Nabi muhammad saw diutus dengan membawa ajaran islam dengan dasar rahmatan lil ‘alamin. Sedangkan rahmat itu sendiri dalam lisanul arab berarti kelembutan yang berpadu dengan rasa iba atau bisa diartikan sebagai kasih sayang. Jadi, diutusnya nabi Muhammad saw adalah bentuk kasih sayang Allah kepada semua makhluk, terutama manusia. II.1.2 Bentuk-bentuk Rahmat Islam Ketika seseorang telah mendapat petunjuk Allah, maka ia benar-benar mendapat rahmat dengan arti yang seluas-luasnya. Dalam tataran praktis, ia mempunyai banyak bentuk. 1.Pertama, manhaj (ajaran). Di antara rahmat Allah yang luas adalah manhaj atau ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw berupa manhaj yang menjawab kebahagiaan seluruh umat manusia, jauh dari kesusahan dan menuntunnya ke puncak kesempurnaan yang hakiki. Allah SWT berfirman, Artinya : “Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).” (QS. Thahaa: 2-3). 2.Kedua, al-Qur`an. Al-Qur`an telah meletakkan dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran yang abadi dan permanen bagi kehidupan manusia yang selalu dinamis. Kitab suci terakhir ini memberikan kesempatan bagi manusia untuk beristimbath (mengambil kesimpulan) terhadap hukum-hukum yang bersifat furu’iyah. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari tuntutan dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan untuk menemukan inovasi dalam hal sarana pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi kehidupan, yang semuanya itu tidak boleh bertentangan dengan ushul atau pokok-pokok ajaran yang permanen. Dari sini bisa kita pahami bahwa al-Qur`an itu benar-benar sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu pun masalah dalam kehidupan ini kecuali al- Qur`an telah memberikan petunjuk dan solusi. Allah berfirman : Artinya :“Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dikumpulkan,” (QS al-An’aam: 38). Dalam ayat lain berbunyi, “...Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,” (QS an-Nahl: 89). 3.Ketiga, penyempurna kehidupan manusia Di antara rahmat Islam adalah keberadaannya sebagai penyempurna kebutuhan manusia dalam tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Rahmat Islam adalah meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia agar menjadi lebih sempurna, bukan
  • 8. 5 membatasi potensi manusia. Islam tidak pernah mematikan potensi manusia, Islam juga tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati hasil karyanya dalam bentuk kebaikan-kebaikan dunia. Artinya :“Katakanlah: ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hambahamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?...” (QS al-A`raf: 32). Islam memberi petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk, sedang manusia sering tidak mengetahuinya. Artinya :“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216). 4.Keempat, jalan untuk kebaikan. Rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan/cara mencapai kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya kebanyakan manusia memandang jalan Islam tersebut memiliki beban yang berat, seperti kewajiban sholat dan zakat, kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, kewajiban memakai jilbab bagi wanita dewasa, dan sebagainya. Padahal Allah SWT telah berfirman dalam Quran surah al-Isra :7. Artinya :“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri,...” (QS al-Isra’: 7). Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan dengan mengingatkan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar itu adalah rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Allah berfirman : Artinya : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).. II.1.3 Rahmat dalam Hukum Had Termasuk dalam hukum had dan qishas, kasih sayang Islam tidak pernah hilang. Disamping hukum itu sendiri memang membawa rahmat, penerapannya pun tidak sembarangan. Membutuhkan penyelidikan dan kepastian serta masih terkait dengan tuntutan korban atau maafnya. Seperti hukum qishas, hukum seorang yang membunuh adalah dibunuh pula. Hukum ini membawa rahmat kepada seluruh kaum muslimin yaitu keamanan dan ketentraman. Bahkan hukum yang sepintas terlihat akan membawa korban lebih banyak, ternyata bagi
  • 9. 6 orang yang cerdas akan terlihat bahwa sesungguhnya hukum ini justru menjaga kehidupan. Allah berfirman : Artinya: “Sesungguhnya pada hukum qishash ada kehidupan bagi kalian wahai orang yang cerdas, semoga kalian bertakwa.” (Al-Baqarah: 179) Namun hukum ini pun terkait dengan tuntutan keluarga korban. Jika mereka memaafkan maka tidak dilakukan hukum bunuh melainkan membayar diat, semacam uang denda atau tebusan senilai harga seratus ekor unta yang diberikan kepada keluarga korban. Ini pun merupakan rahmat dan keringanan dari Allah untuk mereka sebagaimana Allah katakan sendiri dalam ayat-Nya: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaknya (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (Al-Baqarah: 178) Ini pun kalau benar-benar terbukti ia membunuh dengan sengaja, kalau ternyata tidak sengaja maka tidak ada qishas yang ada adalah diat. Bahkan kalau keluarga korban akan menginfakkan tebusan tersebut kepada si pembunuh dan mema’afkannya, berarti ia tidak perlu membayar diat. Walaupun yang dibunuh adalah seorang kafir mu’ahad yang terikat perjanjian, tetap wajib bagi si pembunuh yang Muslim membayar diat kepada keluarga korban serta memerdekakan seorang budak. Tetapi tidak ada qishas baginya. Sedangkan hukum potong tangan bagi pencuri atau hukum cambuk (bagi penzina yang belum menikah) dan rajam (bagi penzina yang telah menikah) dan lain-lain merupakan kejahatan yang jika sudah sampai kasusnya kepada pemerintah maka harus ditegakkan hukum padanya. Inipun sesungguhnya merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslimin bahkan seluruh manusia. II.2 Definisi Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Masyarakat Muslim mengenal istilah Ukhuwah Islamiyah. Istilah ini perlu didudukan maknanya, agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak mengalami kerancauan. Untuk itu, terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan kedudukan kata Islamiyah dalam istilah diatas. Selama ini ada kesan bahwa istilah teresebut bermakna
  • 10. 7 “persaudaraan yang dijalin oleh sesama muslim”, atau dengan kata lain , kata “islamiyah” dujadikan sebagai pelaku ukhuwah itu. Pemahaman ini kurang tepat. Kata Islamiyah yang dirangkaikan dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva, sehingga ukhuwah islamiyah berarti “persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan oleh Islam”. Paling tidak ada dua alasan untuk mendukung pendapat ini. Pertama, Al-Qur’an dan Hadits memperkenalkan bermacam- macam persaudaraan. Kedua, karena alasan kebahasaan. Di dalam bahasa arab, kata sifat selalu harus disesuaikan dengan kata yang disifatinya. Jika yang disifati berbentuk indefinitif maupun feminin, maka kata sifatnya pun harus demikian. Ini terlihat secara jelas pada saat kita berkata “ukhuwah Islamiyah dan Al-Ukhuwah Al-Islamiyah”. Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. II.2.1.Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah Di atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiyah, yakni ukhuwah yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menyinggung masalah ukhuwah Islamiyah dan dapat kita simpulkan bahwa di dalam kitab suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan: 1.Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan kepada Allah. 2.Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu 3.Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. 4.Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antarsesama Muslim Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)- ku. II.2.2.Hakekat Ukhuwah Islamiyah 1.Nikmat Allah ‫َو‬‫ا‬‫ع‬ ْ ‫َت‬‫ص‬ِ‫م‬‫و‬ َ‫ا‬ ْ‫ح‬ِ‫ب‬َ‫ل‬ِْ ِْ ‫ج‬َ‫م‬ِْ‫ع‬َ‫ا‬ َ‫ل‬ َ‫ا‬ ‫َو‬‫ا‬َ ‫ر‬َََُّ‫ا‬ ‫او‬‫ا‬َّ‫ا‬‫ك‬ِ‫ر‬‫و‬ َ‫ا‬ َ‫ع‬َ‫ع‬ِ‫م‬َْ ِْ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َِِ‫م‬َ‫م‬ ِ‫ر‬ْْ ِ‫ل‬‫ا‬‫ص‬‫م‬‫ا‬‫ك‬ َ‫ع‬ََِْ‫م‬ًَ َ‫أ‬‫ر‬‫ل‬َ‫ف‬ََ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َِْ‫ا‬‫م‬‫ا‬َ ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ِ‫ل‬َ‫ب‬ِ‫ح‬َ‫ف‬ََ ْ‫ن‬ْ‫ص‬َ‫ع‬ِ‫م‬ْ‫م‬ِْ ‫ج‬ََ‫و‬ ََِ‫ن‬ْْ ِ‫ل‬‫ا‬‫ص‬‫م‬‫ا‬‫ك‬ َ‫ا‬ ‫ع‬َ‫م‬َ‫م‬ ‫ج‬ََُ‫ا‬ ُ‫ف‬ََُِّ‫ا‬ٍ َ‫ي‬َْ ْ ‫جن‬‫ر‬‫م‬‫ول‬ ‫ل‬‫ا‬‫ك‬َ‫ن‬ََََ‫ف‬ََ ‫ج‬َِِّ‫م‬َْ َ‫ْذ‬‫ل‬َ‫ن‬َ‫ك‬ ‫يا‬َِْ‫ب‬‫ا‬ُ ‫ا‬ِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ْ‫ا‬‫ج‬َُ‫و‬َ‫ع‬ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬‫ر‬‫م‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ااه‬ََ‫ص‬َِِّ‫ا‬ Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
  • 11. 8 lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat- Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imron:103) 2. Perumpamaan tali tasbih ‫ا‬‫ع‬َ ْ‫ن‬َ‫ء‬ِ‫و‬ ََ ََُُِ‫ن‬ٍْ ِ‫ل‬‫ا‬ِّ‫ا‬‫ه‬ِ‫م‬َِ ُ ‫ب‬ِ‫م‬َ‫ب‬ْ‫ل‬ َ‫اا‬ََ‫م‬ ‫ر‬‫ل‬ْْ َ‫ِْي‬َ‫ر‬‫ص‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ول‬ Artinya: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S.Az-Zukhruf :67) 3. Merupakan arahan Rabbani َ‫أ‬ ََ‫ل‬ًَ ََ َ‫ِي‬َِِ َِْ‫ا‬‫م‬‫ا‬َِ‫ل‬ِّْ ََِ‫ل‬ َ‫ع‬ًََََُِ ‫م‬َْ‫ج‬ََ ْ ‫أل‬ ِ‫ن‬َ‫ء‬ِ‫و‬ ‫ج‬َ‫م‬ِْ‫ع‬َ‫ا‬ َ‫ع‬ُِ‫ر‬‫ل‬ًَ‫ت‬‫ر‬َ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬َِِّْْ‫ا‬‫م‬‫ا‬َ ‫ر‬‫ي‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ا‬ َِ َ‫أ‬‫ر‬‫ل‬ًَ ِ‫ل‬‫ا‬َِّ‫م‬َِِِ ‫ا‬‫ن‬‫ر‬َْْ َ‫ُز‬ ْ ‫ز‬َ‫م‬ َ‫ل‬ِْ‫ي‬ٍَ Artinya: “Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Al-Anfal:63) 4. Merupakan cermin kekuatan iman ‫ج‬َ‫ع‬‫ر‬َْْ َ‫َه‬‫ا‬‫م‬َِْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ول‬ َ‫ف‬ ََِ‫ن‬ْْ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬ْ‫م‬ِ‫ح‬َ‫ف‬ََ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬ُِ َََ‫ن‬ًَ ‫َو‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫و‬ َ‫ا‬ َِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬‫ر‬‫م‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫َه‬‫ا‬‫ع‬ٍَ َِّ‫ا‬‫ا‬ Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-hujurat:10) Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim). Ta’awun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. II.2.3. Manfaat Ukhuwah Islamiyah 1) Merasakan lezatnya iman. 2) Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi). 3) Mendapatkan tempat khusus di surga. Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci, dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan. Al-Qur’an menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang0orang yang kufur terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayat-ayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Ma’idah:14:
  • 12. 9 َ‫ي‬َْ َ‫ا‬ َ‫ُْي‬‫ن‬‫ر‬‫ل‬‫و‬ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬‫ج‬ََ ‫ج‬‫ر‬َْْ ‫ن‬ َ‫جن‬َ‫ت‬ََ ‫َج‬َِ‫ن‬َ‫ن‬ًَ ِ‫ل‬‫ا‬ََِّ‫ج‬ََُِْ ‫َو‬‫ا‬ََ‫م‬ََ ‫ج‬َ‫ظ‬ٍَ ‫ج‬‫ر‬‫ع‬َْ ‫او‬‫ا‬َّْ‫ك‬‫ا‬‫ر‬ ْ‫ن‬ِْ ‫َج‬‫م‬ََُِِّ‫ي‬َ‫ف‬ََ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬َِّ‫م‬َِِِ َ‫ف‬ َ‫وا‬َََ‫م‬ِ‫ول‬ َ‫ع‬‫ت‬َ‫ه‬ِ‫غ‬َ‫ب‬ِ‫ول‬ َ‫ا‬ ‫ع‬َ‫ل‬ْْ ْ‫و‬ ََُِ ََْْ‫ج‬ََِِْ‫ول‬ َ‫أ‬ ََِ‫ف‬ َ‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬ِّ‫ا‬ٍْ‫َب‬‫م‬‫ا‬ُ ‫ا‬ِ ‫ج‬َ‫ع‬ِْ ‫َو‬‫ا‬َ‫َج‬‫ك‬ َ‫َه‬‫ا‬‫م‬َ‫م‬ِ‫ت‬َُ Artinya: “Dan diantara orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya kami orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan diantara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan”.. Perjuangan Islam tidak akan tegak tanpa adanya ukhuwah islamiyah.Islam menjadikan persaudaraan dalam islam dan iman sebagai dasar bagi aktifitas perjuangan untuk menegakkan agama Allah di muka bumi. Ukhuwah islamiyah akan melahirkan rasa kesatuan dan menenangkan hati manus ia. Banyak persaudaraan lain yang bukan karena islam dan persaudaraan itu tidak akan kuat dikalangan umat dewasa ini terjadi disebabkan mereka tidak memenuhi persyaratan ukhuwah, yaitu kurangnya mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang bersungguh-sungguh. Sebagaimana firman Allah SWT: ‫ج‬َ‫ع‬‫ر‬َْْ َ‫َه‬‫ا‬‫م‬َِْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ول‬ َ‫ف‬ ََِ‫ن‬ْْ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬ْ‫م‬ِ‫ح‬َ‫ف‬ََ َ‫ِي‬َِِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬ُِ َََ‫ن‬ًَ ‫َو‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫و‬ َ‫ا‬ َِ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬‫ر‬‫م‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫َه‬‫ا‬‫ع‬ٍَ َِّ‫ا‬‫ا‬ Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.(Q.s. Al-Hujrat:10) َ‫َذ‬ََ‫ا‬‫ل‬َ‫ف‬ََُِ ْ‫ي‬َ‫م‬ ْ‫أل‬‫ج‬َََُ‫ء‬ِ‫و‬ ْ‫ح‬‫ا‬َ ‫ا‬‫أل‬‫ج‬َََُ‫ء‬ِ‫و‬ ِْ ْ‫أل‬َ‫ا‬‫ف‬‫ر‬َّ‫ول‬ َ‫ا‬ ‫َو‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫ج‬ََ َِ ‫َو‬‫ا‬‫ل‬ْ‫م‬ِ‫ح‬ًَ َ‫ا‬ َ‫وا‬َ‫ر‬ ِ‫ل‬‫ا‬‫ي‬َ‫م‬َِِِ ‫َو‬‫ا‬‫م‬ِْ‫ي‬ًَ َ‫ا‬ َِ ‫ا‬‫ن‬َ‫ل‬َ‫ا‬‫ف‬َ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ه‬ْْ ‫ل‬‫ا‬‫ص‬‫م‬‫ا‬‫ك‬ َ‫ِْي‬‫م‬َِْ‫ن‬َ Artinya: Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah:"Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan diantara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang beriman".(Q.S. Al-Anfal:1) Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya ukhuwah Islamiyah antara lain : 1. Melaksanakan proses Ta’aruf Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT . Adanya interaksi dapat membuat ukhuwah lebih solid dan kekal. Persaudaraan Islam yang dijalin oleh Allah SWT merupakan ikatan terkuat yang tiada tandingannya, Perpecahan mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan terhadap suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi dan diikuti, dan lain sebagainya. Pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang
  • 13. 10 memepengaruhi kejiwaannya. Proses ukuhuwah islamiyah akan terganggu apabila tidak mengenal karakter kejiwaan ini. 2. Melaksanakan proses Tafahum Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Saling memahami adalah kunci ukhuwah islamiyah. Tanpa tafahum maka ukhuwah tidak akan berjalan. Proses ta’aruf (pengenalan) dapat deprogram namun proses tafahum dapat dilakukan secara alami bersamaan dgn berjalannya ukhuwah. Dengan saling memahami maka setiap individu akan mudah mengatahui kekuatan dan kelemahannya dan menerima perbedaan. Dari sini akan lahirlah ta’awun (saling tolong menolong) dalam persaudaraan. Ukhuwah tidak dapat berjalan apabila seseorang selalu ingin dipahami dan tidak berusaha memahami org lain. Saling memahami keadaan dilakukan dgn cara penyatuan hati, pikiran dan amal. Allah-lah yang menyatukan hati manusia. 3. Melakukan At-Ta’aawun Bila saling memahami sudah lahir, maka timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan aman (saling bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang lain. Kebersamaan akan bernilai bila kita mengadakan saling Bantu membantu. 4. Melaksanakan proses Takaful yang muncul setelah proses ta’awun berjalan. Rasa sedih dansenang diselesaikan bersama. Takaful adalah tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi SAW dan para sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang sahabat kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih kehausan juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada sahabat yang lain, terus begitu hingga semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan saudaranya sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inlah cirri utama dari ukhuwah islamiyah. Seperti sabda Nabi SAW: “Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri”. (HR. Bukhari-Muslim).. 5. Merakit Ulang Ukhuwah Islamiyah Yang Hampir Hilang Ukhuwah atau persaudaraan dalam Islam bukan saja mencirikan kualitas ketaatan seseorang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga sekaligus merupakan salah satu kekuatan perekat sosial untuk memperkokoh kebersamaan. Karena itu, semangat ukhuwah ini secara sederhana dapat terlihat dari ada atau tidak adanya sikap saling memahami untuk menumbuhkan interaksi dan komunikasi. Ukhuwah Islamiyah sendiri menunjukkan jalan yang dapat ditempuh untuk membangun komunikasi
  • 14. 11 di satu sisi, dan di sisi lain, ia juga memberikan semangat baru untuk sekaligus melaksanakan ajaran sesuai dengan petunjuk al-Qur'an serta teladan dari para Nabi dan Rasul-Nya. Sekurang-sekurangnya ada dua pernyataan Nabi SAW, yang menggambarkan persaudaraan yang Islami. Pertama, persaudaraan Islam itu mengisyaratkan wujud tertentu yang dipersonifikasikan ke dalam sosok jasad yang utuh, yang apabila salah satu dari anggota badan itu sakit, maka anggota lainnya pun turut merasakan sakit. Kedua, persaudaraan Islam itu juga mengilustrasikan wujud bangunan yang kuat, yang antara masing-masing unsur dalam bangunan tersebut saling memberikan fungsi untuk memperkuat dan memperkokoh. Al-Qur'an memang memberikan peluang kepada ummat manusia untuk bersilang pendapat dan berbeda pendirian. Tetapi al-Qur'an sendiri sangat mengutuk percekcokan dan pertengkaran. Interprestasi terhadap ayat-ayat yang mujmal (umum), pemaknaan terhadap keterikatan sesuatu ayat dengan asbab al-Nuzul, atau sesuatu hadits dengan asbab wurud- nya, seringkali melahirkan adanya sejumlah perbedaan. Lebih-lebih jika perbedaan itu telah memasuki wilayah ijtihadiyah.
  • 15. 12 BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan dengan mengingatkan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar itu adalah rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan mengajarkan kepada umat islam untuk saling tolong-menolong, saling menghargai, tidak membeda-bedakan satu sama lain. Umat muslim satu dengan yang lainnya ibarat bangunan yang yang saling menguatkan. Tidak dibenarkan menyinggung maupun menyakiti perasaan mereka, itu merupakan kefasikan. Membunuh sesama muslim sangat tidak dibenarkan karena dapat membawa kepada kekafiran. Kewajiban sesama muslim diantarany adalah menjawab salam, memenuhi undangan. III.2 Saran Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi kita semua. Kami mohon maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami menyadari dalam makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.
  • 16. 13 DAFTAR REFRENSI Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers. https://saidalfaraby.wordpress.com/2009/12/29/islam-adalah-agama-rahmatan-lil-alamin/ https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/31/islam-sebagai-rahmat-untuk-seluruh- alam/ http://abuabdurrohmanmanado.org/tag/agama-islam-merupakan-rahmat-bagi-seluruh-alam/ https://blogminangkabau.wordpress.com/2013/07/21/agama-adalah-rahmat-allah/ http://nurussyarifatul.blogspot.co.id/2014/03/agama-merupakan-rahmat-bagi-semua.html http://fusiua.blogspot.co.id/2013/02/islam-agama-rahmat-bagi-seluruh-alam.html Depag. R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag R.I. : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al- Qur’an, 1978. Shiahab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007. Novi Hardian dan Tim ILNA Learning Center, Panduan Keislaman untuk Remaja, Super Mentoring.