SlideShare a Scribd company logo
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Menemukan
Karakter Bangsa Yang Hilang
Latar Belakang
Betapa parahnya kondisi karakter bangsa kita sekarang ini, sungguh ironis dan
tragis. Bangsaku kusayang, bangsaku malang, demikian sebuah ungkapan.
Sesungguhnya bangsa kita sudah terkenal sejak zaman dahulu kala yaitu bangsa yang
besar, bangsa yang berbudaya, bangsa yang lemah lembut, sopan santun, agamis,
toleransi, pemaaf, cinta damai, dan perilaku lainnya yang terpuji. Tetapi apa yang
terjadi saat ini, karakter bangsa telah hilang, bangsa kita sedang sakit.
Hampir setiap hari kita disuguhkan pemandangan peristiwa yang mengerikan,
pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, konflik antar kelompok, perkelahian antar
suku, tawuran pelajar/mahasiswa, penyalahgunaan obat terlarang “narkotika”, dan lain-
lain. Dahulu bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah, sopan santun,
tapi sekarang berubah menjadi bangsa yang kasar, beringas, pemarah, anarkhi.
Semangat musyawarah, kekeluargaan, gotong royong, kesetiakawanan, kebersamaan
sudah menipis. Budaya tertib, patuh, disiplin, rasa malu juga sudah luntur.
Permasalahan Bangsa
Sesungguhnya ada apa dengan bangsa kita, dan mengapa terjadi seperti itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu maka saya akan mengutip (inti sarinya saja)
perkembangan Lingkungan Strategik. Perkembangan Lingkungan Strategik pada
tingkat global dan tingkat nasional dapat mempengaruhi kondisi bangsa Indonesia
(karakter bangsa) ada 5 (lima) faktor, yaitu:
1. Revolusi Komunikasi dan Teknologi
Telah terjadi percepatan perkembangan teknologi yang sangat tinggi dan sangat
mempengaruhi kehidupan dunia. Era komputer dan komunikasi yang didominasi
oleh “budaya interaktif” dengan adanya internet, komputer jinjing, dan telepon
genggam menciptakan kehidupan “lingkungan hidup yang baru”. Kemudahan
akses informasi membawa terjadinya penetrasi global dari model-model gaya hidup
yang sering tidak cocok dengan realita lokal. Seperti misalnya, masuknya
konsumsirisme yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan sehingga
menimbulkan aspirasi-aspirasi yang tidak terpenuhi, yang berlanjut dengan frustasi
yang makin meningkat, terutama pada generasi muda. Akibatnya adalah akses-
akses seperti perkelahian masal, kenaikan kriminalitas dan penyalahgunaan
narkoba.
2. Globalisasi
Proses globalisasi dalam teknologi, pasar, perdagangan, perjalanan dan imigrasi
telah berkembang dengan sangat cepat. Dampak yang diakibatkan oleh kekuatan
dan kebijakan global sangat mempengaruhi keadaan dan pengambilan keputusan
pada tingkat nasional dan lokal.Aspek yang menonjol disini adalah kesiapan kita
untuk menghadapi keterbukaan dan kemampuan bersaing. Pers, radio, dan
televisis hampir setiap hari menyiarkan gambar-gambar tentang kekerasan yang
melanda masyarakat diberbagai tempat di dunia,yang terpecah belah dalam
pertikaian etnik, masyarakat yang terjerumus kedalam konflik sipil dan sebagainya.
3. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan gelombang “reformasi total”, pergantian
kepemimpinan negara, disusul dengan pergolakan politik yang diwarnai oleh unjuk
rasa dengan berbagai tuntutan, menciptakan kondisi yang sangat rawan. Keadaan
seperti ini memberi peluang kepada pihak-pihak tertentu untuk mengumbar dan
melampiaskan segala kegiatan tercela seperti provokasi-provokasi, tuntutan-
tuntutan, hujatan-hujatan, isu-isu SARA dan upaya-upaya yang melecehkan hukum
dan wibawa pemerintah yang menjurus ke anarkhi dan mengamcam keutuhan
persatuan dan kesatuan bangsa. Tindakan kekerasan dan kriminalitas seolah-olah
mendapat keleluasaan sehingga waktu merajalela dan seiring dengan itu tindakan-
tindakan main hakim sendiri sering terjadi. Nilai-nilai budaya seperti tersingkirkan
dan tidak mampu untuk menjadi kendala terhadap akses-akses dalam masyarakat
itu.
4. Ancaman Narkoba dan HIV/AIDS
Pada saat ini sudah sekitar 1,3 juta orang di Indonesia diperkirakan mengkonsumsi
narkotika dan obat terlarang. Karena omset perdagangannya secara nasional
mencapai ratusan miliyar rupiah perhari. Sebagai bursa transaksi, orang tidak
hanya merujuk ketempat hiburan seperti diskotik, karaoke dan bandara tetapi
kampus dan sekolah juga disebut-sebut sebagai pintu masuknya budaya narkotika
dan obat terlarang. Demikian juga dengan penyebaran HIV/AIDS merupakan
ancaman yang harus diwaspadai. Terlebih-lebih dengan meningkatnya pergaulan
bebas dan perubahan gaya hidup.
5. Defisit Pendidikan
Pendidikan formal (sekolah) mengalami defisit, demikian juga pendidikan informal
(keluarga).Orang berkata bahwa sekarang “sekolah-sekolah makin banyak
mengajar, tapi kurang mendidik”.Yang dimaksud dengan “mengajar” disini adalah
pengalihan pengetahuan, sedangkan “mendidik” dimaksudkan membangun
kepribadian. Gejala inilah yang dimaksud dengan “defisit pendidikan” yang terdapat
dalam pendidkan formal di sekolah. Karena berbagai sebab, sekarang ibu-ibu ikut
bekerja di luar rumah, sehingga anak mendapat kebebasan pada usia yang makin
muda. Tetapi kebebasan ini tidak dibarengi pembekalan bagaimana mereka harus
membawa diri dalam kebebasan itu, sehingga anak tersebut dapat terjerumus
dalam penggunaan obat terlarang atau pergaulan yang kurang baik. Terjadilah
“defisit pendidikan informal” (pendidikan di lingkungan keluarga). Jadi, pendidikan
formal (sekolah) dan pendidikan informal (keluarga) ternyata kurang dapat
memberikan sahamnya baik dalam hal “pembangunan watak, kepribadian, dan
karakter” dalam hal membekali kemampuan otonomi untuk mandiri dalam
membekali nilai-nilai hidup. Oleh sebab itu Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
sebagai gerakan pendidikan non formal tampil untuk membantu dan melengkapi
kekurangan pendidikan formal dan informal. Sehingga kesenjangan pendidikan
karakter bangsa dapat diatasi melalui pendidikan formal dan pendidikan informal
serta dimantabkan melalui pendidikan non formal ( pendidikan kepanduan ).
Peran Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Berdasarkan Keputusan Tanwir tentang Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, maka
peranan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam pendidikan karakter bangsa
menjadi besar. Disebutkan di dalam konsideran, “…bahwa Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan selaku penyelenggara pendidikan kepanduan dibawah Naungan Persyarikatan
Muhammadiyah mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian dan solusi
pembinaan generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional dan global”. Untuk melaksanakan peran besar itu, maka Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan memiliki mesin penggerak dan bagi anggotanya memegang teguh kode
etik kehormatan Hizbul Wathan berupa Undang – Undang Pandu Hizbul Wathan dan
komitmen serta ketentuan moral Hizbul Wathan.
Ketentuan moral itu dirumuskan dalam “ Janji dan Undang – Undang ” yang dapat
diambil intinya antara lain memuat butir-butir kegiatan pendidik kepanduan Hizbul
Wathan, yaitu:
1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
2. Berakhlak mulia.
3. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan mengamalkan Pancasila.
4. Berjiwa perwira.
5. Taat hukum.
6. Menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Kecintaan kepada alam dan sesama manusia.
8. Melestarikan lingkungan hidup.
9. Kedisiplinan, keberanian dan sukarela.
10. Tolong menolong.
11. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
12. Suci dalam berfikir, berkata dan berbuat.
13. Hemat, dan cermat.
14. Tangkas,pemberani, tahan uji dan dapat dipercaya
15. Tau akan sopan santun dan tiada membesarkan diri.
16. Memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa.
Butir-butir kegiatan pendidikan kepanduan Hizbul Wathan itu dimaksudkan untuk
meningkatkan kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, keterampilan dan
ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif.
Penggunaan metode belajar interaktif dan progresif itu dapat diterapkan sesuai dengan
golongan anggota HW yaitu Atfhal (umur 7-10 tahun), Pengenal (umur 11-15 tahun),
Penghela (umur 16-20 tahun) dan Penuntun (21-25 tahun). Bagi Atfhal melalui proses
mengerti dan memahami, sedangkan untuk Pengenal menggunakan proses
mengamati dan menghayati. Nah, untuk Penghela dan Pannuntun menggunakan
proses melakukan, mengamalkan, mempertahankan dan melestarikan serta
membudayakan. Kehadiran anggota dewasa (pemimpin, pelatih) memberikan
dorongan dan dukungan kepada anggota muda tersebut di atas dengan prinsip dasar
kehidupan menurut pandangan Muhammadiyah yang tersimpul dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah, sebagai berikut :
1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid,ibadah,dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu
satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan;
5. Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW;
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
Pendapat Tentang Karakter Bangsa
Ada beberapa pendapat untuk mencari karakter bangsa yang hilang dan
menemukannya kembali. Pendapat pertama menyatakan bahwa pendidikan karakter
bangsa diberikan secara khusus dalam kurikulum pendidikan formal yaitu “pelajaran
budi pekerti”. Pendapat yang kedua, pendidikan karakter bangsa di masukkan dalam
mata pelajaran PPKn sedangkan pendapat ketiga menyatakan bahwa pendidikan
karakter bangasa dimuat/disisipkan ke dalam semua mata pelajaran dalam pendidikan
formal. Baik pendapat pertama, kedua dan ketiga, kesemuanya belum menyentuh
secara komprehensif, karena mereka masih berkutat pada pendidikan formal.
Bagaimana pendidikan informal dan non formal?
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi yang bergerak dalam
bidang pendidikan non formal diharapkan mampu menjadi suatu kekuatan perubahan
sosial nasional dan peranan Garakan Kepanduan Hizbul Wathan ini semakin nyata
dengan diakuinya Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam Masyarakat dan Bangsa.
Peran besar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam pembentukan kepribadian
generasi muda dalam bidang karakter bangsa hendaknya dapat diwujudkan dalam
praktek kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan
bangsa maka pendidikan kepanduan yang sebenarnya paling cocok untuk
mempersiapkan anak muda/kaum muda untuk menanggulangi merosotnya karakter
bangsa.
Bagaimana caranya Gerakan Kepanduan Kepanduan Hizbul Wathan untuk
menemukan karakter bangsa yang hilang? Caranya, Gerakan Hizbul Wathan
melakukan kegiatan yang menarik dan menyenangkan, dilaksanakan secara praktik
yang praktis, kegiatan belajar sambil melakukan. Kegiatan itu bersumber dari Al Qur’an
dan Al Hadist. Janji dan Undang – Undang Hizbul Wathan sebagai ketentuan moral.
Segala upaya dan usaha Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diarahkan untuk
mencapai tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Tujuan itu diarahkan pembinaan
watak, mental, emosional, jasmani, dan bakat, serta meningkatkan Akidah Iman dan
takwa kepada ALLAH SWT, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan
kecakapan melalui berbagai kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yaitu: kegiatan
pertemuan, kegiatan perkemahan, kegiatan bakti sosial, kegiatan peduli masyarakat,
tadddabur Alam,kegiatan kemitraan dan masih banyak lagi kegiatan berskala lokal,
nasional maupun internasional.
Harapan
Marilah kita satukan tekad dan semangat untuk bersama-sama menggempur
musuh-musuh yang akan menghancurkan karakter bangsa Indonesia. Kita cari karakter
bangsa yang hilang, dengan sistem “gropyokan” melalui jalur pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan non formal (pendidikan kepanduan). Insya Allah,
karakter bangsa yang hilang bakal ketemu lagi dan pulih kembali sebagaimana nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia.
Billahi fii sabilihaq Fastabiqul Khairat.
Darmanto Saputro
Mahasiswa Fisip/Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Aktivis Hizbul Wathan
takwa kepada ALLAH SWT, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan
kecakapan melalui berbagai kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yaitu: kegiatan
pertemuan, kegiatan perkemahan, kegiatan bakti sosial, kegiatan peduli masyarakat,
tadddabur Alam,kegiatan kemitraan dan masih banyak lagi kegiatan berskala lokal,
nasional maupun internasional.
Harapan
Marilah kita satukan tekad dan semangat untuk bersama-sama menggempur
musuh-musuh yang akan menghancurkan karakter bangsa Indonesia. Kita cari karakter
bangsa yang hilang, dengan sistem “gropyokan” melalui jalur pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan non formal (pendidikan kepanduan). Insya Allah,
karakter bangsa yang hilang bakal ketemu lagi dan pulih kembali sebagaimana nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia.
Billahi fii sabilihaq Fastabiqul Khairat.
Darmanto Saputro
Mahasiswa Fisip/Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Aktivis Hizbul Wathan

More Related Content

What's hot

Hubungan etnik islam & hubungan etnik
Hubungan etnik   islam & hubungan etnikHubungan etnik   islam & hubungan etnik
Hubungan etnik islam & hubungan etnikMahyuddin Khalid
 
Pendidikan moral-tugasan-harian
Pendidikan moral-tugasan-harianPendidikan moral-tugasan-harian
Pendidikan moral-tugasan-harianRicky Ong
 
Problematika ummat islam
Problematika ummat islamProblematika ummat islam
Problematika ummat islam
Indra Lesmana
 
Pramuka dan pendidikan berkarakter
Pramuka  dan pendidikan berkarakterPramuka  dan pendidikan berkarakter
Pramuka dan pendidikan berkarakterSunarti Narti
 
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
JasonCundrawijaya
 
Nilai Masyarakat Malaysia
Nilai Masyarakat MalaysiaNilai Masyarakat Malaysia
Nilai Masyarakat Malaysia
Florence Nandong
 
Pembentukan karakter generasi muda melalui
Pembentukan  karakter generasi muda melaluiPembentukan  karakter generasi muda melalui
Pembentukan karakter generasi muda melalui
Minna Tiani
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnik
Syafiqah Lyana
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...Operator Warnet Vast Raha
 
Patriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisPatriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisJamilah Abd Halim
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCik BaCo
 
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
aidadwiinizuka.blogspot.com
 
Krisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaan
Krisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaanKrisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaan
Krisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaanOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (19)

Hubungan etnik islam & hubungan etnik
Hubungan etnik   islam & hubungan etnikHubungan etnik   islam & hubungan etnik
Hubungan etnik islam & hubungan etnik
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnik
 
Tugasan moral (sabrina)
Tugasan moral (sabrina)Tugasan moral (sabrina)
Tugasan moral (sabrina)
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Pendidikan moral-tugasan-harian
Pendidikan moral-tugasan-harianPendidikan moral-tugasan-harian
Pendidikan moral-tugasan-harian
 
Problematika ummat islam
Problematika ummat islamProblematika ummat islam
Problematika ummat islam
 
13 04-2013
13 04-201313 04-2013
13 04-2013
 
Pramuka dan pendidikan berkarakter
Pramuka  dan pendidikan berkarakterPramuka  dan pendidikan berkarakter
Pramuka dan pendidikan berkarakter
 
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
 
Cbran dialog
Cbran dialogCbran dialog
Cbran dialog
 
Nilai Masyarakat Malaysia
Nilai Masyarakat MalaysiaNilai Masyarakat Malaysia
Nilai Masyarakat Malaysia
 
Pembentukan karakter generasi muda melalui
Pembentukan  karakter generasi muda melaluiPembentukan  karakter generasi muda melalui
Pembentukan karakter generasi muda melalui
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnik
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangs sebagai rasa persatu...
 
Pendidikan Karakter
Pendidikan KarakterPendidikan Karakter
Pendidikan Karakter
 
Patriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisPatriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakis
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
 
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
 
Krisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaan
Krisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaanKrisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaan
Krisis nilai nilai kebangsaan dan keberagamaan
 

Similar to Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang

Krisis Pendidikan
Krisis PendidikanKrisis Pendidikan
Krisis Pendidikan
vivid rohmaniyah
 
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
Teacher Nasrah
 
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konselingKedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon
 
Pergaulan bebas
Pergaulan bebasPergaulan bebas
Pergaulan bebas
Sherly Jewinly
 
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
Hamida ID
 
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Mohd Shuhaimi Padzil
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Operator Warnet Vast Raha
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
ValenciaAngellica1
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
ValenciaAngellica1
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
ValenciaAngellica1
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
ValenciaAngellica1
 
Penyelesaiaan Masalah Gejala Sosial
Penyelesaiaan Masalah Gejala SosialPenyelesaiaan Masalah Gejala Sosial
Penyelesaiaan Masalah Gejala SosialProfil Modal Uniti
 
Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)
Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)
Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)
noerman12
 
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tatha Yunietha
 
Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12
Warnet Raha
 
Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12
Warnet Raha
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
Vinda Syakira
 
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
rgnaayu
 

Similar to Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang (20)

Krisis Pendidikan
Krisis PendidikanKrisis Pendidikan
Krisis Pendidikan
 
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
 
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konselingKedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
 
Pergaulan bebas
Pergaulan bebasPergaulan bebas
Pergaulan bebas
 
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
 
Soalan tma 1
Soalan tma 1Soalan tma 1
Soalan tma 1
 
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
 
Penyelesaiaan Masalah Gejala Sosial
Penyelesaiaan Masalah Gejala SosialPenyelesaiaan Masalah Gejala Sosial
Penyelesaiaan Masalah Gejala Sosial
 
Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)
Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)
Essensialisme dan pengaruh globalisasi terhadap moralitas bangsa (p pt)
 
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
 
Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12
 
Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12
 
Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
 
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
 

More from Ketut Darmanto Saputro

Revitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggi
Revitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggiRevitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggi
Revitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggi
Ketut Darmanto Saputro
 
Ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk
Ambil yang baik dan tinggalkan yang burukAmbil yang baik dan tinggalkan yang buruk
Ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk
Ketut Darmanto Saputro
 

More from Ketut Darmanto Saputro (11)

Revitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggi
Revitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggiRevitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggi
Revitalisasi gerakan kepanduan hizbul wathan di perguruan tinggi
 
Jangan jadi kader manja
Jangan jadi kader manjaJangan jadi kader manja
Jangan jadi kader manja
 
Politik dan dakwah
Politik dan dakwahPolitik dan dakwah
Politik dan dakwah
 
Ketika jeruk teriak
Ketika jeruk teriakKetika jeruk teriak
Ketika jeruk teriak
 
Pendaftaran gelombang ii
Pendaftaran gelombang iiPendaftaran gelombang ii
Pendaftaran gelombang ii
 
Tanya jawab-tentang-jilbab
Tanya jawab-tentang-jilbabTanya jawab-tentang-jilbab
Tanya jawab-tentang-jilbab
 
Pendidikan atau mesin
Pendidikan atau mesinPendidikan atau mesin
Pendidikan atau mesin
 
Cinta ala sahabat nabi
Cinta ala sahabat nabiCinta ala sahabat nabi
Cinta ala sahabat nabi
 
Budaya barat rusak anak bangsa
Budaya barat rusak anak bangsaBudaya barat rusak anak bangsa
Budaya barat rusak anak bangsa
 
Ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk
Ambil yang baik dan tinggalkan yang burukAmbil yang baik dan tinggalkan yang buruk
Ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 

Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang

  • 1. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Menemukan Karakter Bangsa Yang Hilang Latar Belakang Betapa parahnya kondisi karakter bangsa kita sekarang ini, sungguh ironis dan tragis. Bangsaku kusayang, bangsaku malang, demikian sebuah ungkapan. Sesungguhnya bangsa kita sudah terkenal sejak zaman dahulu kala yaitu bangsa yang besar, bangsa yang berbudaya, bangsa yang lemah lembut, sopan santun, agamis, toleransi, pemaaf, cinta damai, dan perilaku lainnya yang terpuji. Tetapi apa yang terjadi saat ini, karakter bangsa telah hilang, bangsa kita sedang sakit. Hampir setiap hari kita disuguhkan pemandangan peristiwa yang mengerikan, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, konflik antar kelompok, perkelahian antar suku, tawuran pelajar/mahasiswa, penyalahgunaan obat terlarang “narkotika”, dan lain- lain. Dahulu bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah, sopan santun, tapi sekarang berubah menjadi bangsa yang kasar, beringas, pemarah, anarkhi. Semangat musyawarah, kekeluargaan, gotong royong, kesetiakawanan, kebersamaan sudah menipis. Budaya tertib, patuh, disiplin, rasa malu juga sudah luntur. Permasalahan Bangsa Sesungguhnya ada apa dengan bangsa kita, dan mengapa terjadi seperti itu? Untuk menjawab pertanyaan itu maka saya akan mengutip (inti sarinya saja) perkembangan Lingkungan Strategik. Perkembangan Lingkungan Strategik pada tingkat global dan tingkat nasional dapat mempengaruhi kondisi bangsa Indonesia (karakter bangsa) ada 5 (lima) faktor, yaitu: 1. Revolusi Komunikasi dan Teknologi Telah terjadi percepatan perkembangan teknologi yang sangat tinggi dan sangat mempengaruhi kehidupan dunia. Era komputer dan komunikasi yang didominasi oleh “budaya interaktif” dengan adanya internet, komputer jinjing, dan telepon genggam menciptakan kehidupan “lingkungan hidup yang baru”. Kemudahan akses informasi membawa terjadinya penetrasi global dari model-model gaya hidup yang sering tidak cocok dengan realita lokal. Seperti misalnya, masuknya konsumsirisme yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan sehingga menimbulkan aspirasi-aspirasi yang tidak terpenuhi, yang berlanjut dengan frustasi yang makin meningkat, terutama pada generasi muda. Akibatnya adalah akses-
  • 2. akses seperti perkelahian masal, kenaikan kriminalitas dan penyalahgunaan narkoba. 2. Globalisasi Proses globalisasi dalam teknologi, pasar, perdagangan, perjalanan dan imigrasi telah berkembang dengan sangat cepat. Dampak yang diakibatkan oleh kekuatan dan kebijakan global sangat mempengaruhi keadaan dan pengambilan keputusan pada tingkat nasional dan lokal.Aspek yang menonjol disini adalah kesiapan kita untuk menghadapi keterbukaan dan kemampuan bersaing. Pers, radio, dan televisis hampir setiap hari menyiarkan gambar-gambar tentang kekerasan yang melanda masyarakat diberbagai tempat di dunia,yang terpecah belah dalam pertikaian etnik, masyarakat yang terjerumus kedalam konflik sipil dan sebagainya. 3. Krisis Ekonomi Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan gelombang “reformasi total”, pergantian kepemimpinan negara, disusul dengan pergolakan politik yang diwarnai oleh unjuk rasa dengan berbagai tuntutan, menciptakan kondisi yang sangat rawan. Keadaan seperti ini memberi peluang kepada pihak-pihak tertentu untuk mengumbar dan melampiaskan segala kegiatan tercela seperti provokasi-provokasi, tuntutan- tuntutan, hujatan-hujatan, isu-isu SARA dan upaya-upaya yang melecehkan hukum dan wibawa pemerintah yang menjurus ke anarkhi dan mengamcam keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Tindakan kekerasan dan kriminalitas seolah-olah mendapat keleluasaan sehingga waktu merajalela dan seiring dengan itu tindakan- tindakan main hakim sendiri sering terjadi. Nilai-nilai budaya seperti tersingkirkan dan tidak mampu untuk menjadi kendala terhadap akses-akses dalam masyarakat itu. 4. Ancaman Narkoba dan HIV/AIDS Pada saat ini sudah sekitar 1,3 juta orang di Indonesia diperkirakan mengkonsumsi narkotika dan obat terlarang. Karena omset perdagangannya secara nasional mencapai ratusan miliyar rupiah perhari. Sebagai bursa transaksi, orang tidak hanya merujuk ketempat hiburan seperti diskotik, karaoke dan bandara tetapi kampus dan sekolah juga disebut-sebut sebagai pintu masuknya budaya narkotika dan obat terlarang. Demikian juga dengan penyebaran HIV/AIDS merupakan ancaman yang harus diwaspadai. Terlebih-lebih dengan meningkatnya pergaulan bebas dan perubahan gaya hidup. 5. Defisit Pendidikan
  • 3. Pendidikan formal (sekolah) mengalami defisit, demikian juga pendidikan informal (keluarga).Orang berkata bahwa sekarang “sekolah-sekolah makin banyak mengajar, tapi kurang mendidik”.Yang dimaksud dengan “mengajar” disini adalah pengalihan pengetahuan, sedangkan “mendidik” dimaksudkan membangun kepribadian. Gejala inilah yang dimaksud dengan “defisit pendidikan” yang terdapat dalam pendidkan formal di sekolah. Karena berbagai sebab, sekarang ibu-ibu ikut bekerja di luar rumah, sehingga anak mendapat kebebasan pada usia yang makin muda. Tetapi kebebasan ini tidak dibarengi pembekalan bagaimana mereka harus membawa diri dalam kebebasan itu, sehingga anak tersebut dapat terjerumus dalam penggunaan obat terlarang atau pergaulan yang kurang baik. Terjadilah “defisit pendidikan informal” (pendidikan di lingkungan keluarga). Jadi, pendidikan formal (sekolah) dan pendidikan informal (keluarga) ternyata kurang dapat memberikan sahamnya baik dalam hal “pembangunan watak, kepribadian, dan karakter” dalam hal membekali kemampuan otonomi untuk mandiri dalam membekali nilai-nilai hidup. Oleh sebab itu Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai gerakan pendidikan non formal tampil untuk membantu dan melengkapi kekurangan pendidikan formal dan informal. Sehingga kesenjangan pendidikan karakter bangsa dapat diatasi melalui pendidikan formal dan pendidikan informal serta dimantabkan melalui pendidikan non formal ( pendidikan kepanduan ). Peran Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Berdasarkan Keputusan Tanwir tentang Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, maka peranan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam pendidikan karakter bangsa menjadi besar. Disebutkan di dalam konsideran, “…bahwa Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan selaku penyelenggara pendidikan kepanduan dibawah Naungan Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian dan solusi pembinaan generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global”. Untuk melaksanakan peran besar itu, maka Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan memiliki mesin penggerak dan bagi anggotanya memegang teguh kode etik kehormatan Hizbul Wathan berupa Undang – Undang Pandu Hizbul Wathan dan komitmen serta ketentuan moral Hizbul Wathan. Ketentuan moral itu dirumuskan dalam “ Janji dan Undang – Undang ” yang dapat diambil intinya antara lain memuat butir-butir kegiatan pendidik kepanduan Hizbul Wathan, yaitu: 1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. 2. Berakhlak mulia.
  • 4. 3. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan mengamalkan Pancasila. 4. Berjiwa perwira. 5. Taat hukum. 6. Menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Kecintaan kepada alam dan sesama manusia. 8. Melestarikan lingkungan hidup. 9. Kedisiplinan, keberanian dan sukarela. 10. Tolong menolong. 11. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya. 12. Suci dalam berfikir, berkata dan berbuat. 13. Hemat, dan cermat. 14. Tangkas,pemberani, tahan uji dan dapat dipercaya 15. Tau akan sopan santun dan tiada membesarkan diri. 16. Memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa. Butir-butir kegiatan pendidikan kepanduan Hizbul Wathan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, keterampilan dan ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Penggunaan metode belajar interaktif dan progresif itu dapat diterapkan sesuai dengan golongan anggota HW yaitu Atfhal (umur 7-10 tahun), Pengenal (umur 11-15 tahun), Penghela (umur 16-20 tahun) dan Penuntun (21-25 tahun). Bagi Atfhal melalui proses mengerti dan memahami, sedangkan untuk Pengenal menggunakan proses mengamati dan menghayati. Nah, untuk Penghela dan Pannuntun menggunakan proses melakukan, mengamalkan, mempertahankan dan melestarikan serta membudayakan. Kehadiran anggota dewasa (pemimpin, pelatih) memberikan dorongan dan dukungan kepada anggota muda tersebut di atas dengan prinsip dasar kehidupan menurut pandangan Muhammadiyah yang tersimpul dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, sebagai berikut : 1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid,ibadah,dan taat kepada Allah. 2. Hidup manusia bermasyarakat. 3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
  • 5. 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan; 5. Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW; 6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. Pendapat Tentang Karakter Bangsa Ada beberapa pendapat untuk mencari karakter bangsa yang hilang dan menemukannya kembali. Pendapat pertama menyatakan bahwa pendidikan karakter bangsa diberikan secara khusus dalam kurikulum pendidikan formal yaitu “pelajaran budi pekerti”. Pendapat yang kedua, pendidikan karakter bangsa di masukkan dalam mata pelajaran PPKn sedangkan pendapat ketiga menyatakan bahwa pendidikan karakter bangasa dimuat/disisipkan ke dalam semua mata pelajaran dalam pendidikan formal. Baik pendapat pertama, kedua dan ketiga, kesemuanya belum menyentuh secara komprehensif, karena mereka masih berkutat pada pendidikan formal. Bagaimana pendidikan informal dan non formal? Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan non formal diharapkan mampu menjadi suatu kekuatan perubahan sosial nasional dan peranan Garakan Kepanduan Hizbul Wathan ini semakin nyata dengan diakuinya Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam Masyarakat dan Bangsa. Peran besar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam pembentukan kepribadian generasi muda dalam bidang karakter bangsa hendaknya dapat diwujudkan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan bangsa maka pendidikan kepanduan yang sebenarnya paling cocok untuk mempersiapkan anak muda/kaum muda untuk menanggulangi merosotnya karakter bangsa. Bagaimana caranya Gerakan Kepanduan Kepanduan Hizbul Wathan untuk menemukan karakter bangsa yang hilang? Caranya, Gerakan Hizbul Wathan melakukan kegiatan yang menarik dan menyenangkan, dilaksanakan secara praktik yang praktis, kegiatan belajar sambil melakukan. Kegiatan itu bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadist. Janji dan Undang – Undang Hizbul Wathan sebagai ketentuan moral. Segala upaya dan usaha Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Tujuan itu diarahkan pembinaan watak, mental, emosional, jasmani, dan bakat, serta meningkatkan Akidah Iman dan
  • 6. takwa kepada ALLAH SWT, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yaitu: kegiatan pertemuan, kegiatan perkemahan, kegiatan bakti sosial, kegiatan peduli masyarakat, tadddabur Alam,kegiatan kemitraan dan masih banyak lagi kegiatan berskala lokal, nasional maupun internasional. Harapan Marilah kita satukan tekad dan semangat untuk bersama-sama menggempur musuh-musuh yang akan menghancurkan karakter bangsa Indonesia. Kita cari karakter bangsa yang hilang, dengan sistem “gropyokan” melalui jalur pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (pendidikan kepanduan). Insya Allah, karakter bangsa yang hilang bakal ketemu lagi dan pulih kembali sebagaimana nilai- nilai luhur bangsa Indonesia. Billahi fii sabilihaq Fastabiqul Khairat. Darmanto Saputro Mahasiswa Fisip/Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Aktivis Hizbul Wathan
  • 7. takwa kepada ALLAH SWT, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yaitu: kegiatan pertemuan, kegiatan perkemahan, kegiatan bakti sosial, kegiatan peduli masyarakat, tadddabur Alam,kegiatan kemitraan dan masih banyak lagi kegiatan berskala lokal, nasional maupun internasional. Harapan Marilah kita satukan tekad dan semangat untuk bersama-sama menggempur musuh-musuh yang akan menghancurkan karakter bangsa Indonesia. Kita cari karakter bangsa yang hilang, dengan sistem “gropyokan” melalui jalur pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (pendidikan kepanduan). Insya Allah, karakter bangsa yang hilang bakal ketemu lagi dan pulih kembali sebagaimana nilai- nilai luhur bangsa Indonesia. Billahi fii sabilihaq Fastabiqul Khairat. Darmanto Saputro Mahasiswa Fisip/Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Aktivis Hizbul Wathan