Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berperan dalam membentuk karakter bangsa melalui kegiatan pendidikan non-formal yang menarik dan praktis berdasarkan Al-Quran dan Hadist. Tujuannya adalah membina watak, mental, emosional, jasmani, dan bakat serta meningkatkan iman, ilmu, keterampilan melalui pertemuan, perkemahan, bakti sosial, dan peduli masyarakat. Harapannya karakter bangsa yang hilang dapat d
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic StudiesAkhlis Nur Fu'adi
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang memiliki adat istiadat, budaya, dan agama yang berbeda. Globalisasi menyebabkan homogenitas budaya, dominasi budaya barat memiliki dampak pada budaya lokal. Fenomena globalisasi dalam segala aspek kehidupan dikhawatirkan dapat mengikis rasa kecintaan terhadap kearifan budaya lokal. Kearifan lokal (local wisdom) merupakan budaya lokal yang bernilai baik dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang menjadi pedoman warga masyarakat untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ada.
Makalah syariat islam dalam kebijakan pendidikanAnas Wibowo
Sangat jelas keunggulan sistem pendidikan Islam yang diatur oleh syariat Islam. Dengan bersikap objektif terhadap syariat Islam, seharusnya manusia yang jujur, berpikir, dan yang memiliki nurani yang jernih, akan kembali ke syariat Islam.
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic StudiesAkhlis Nur Fu'adi
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang memiliki adat istiadat, budaya, dan agama yang berbeda. Globalisasi menyebabkan homogenitas budaya, dominasi budaya barat memiliki dampak pada budaya lokal. Fenomena globalisasi dalam segala aspek kehidupan dikhawatirkan dapat mengikis rasa kecintaan terhadap kearifan budaya lokal. Kearifan lokal (local wisdom) merupakan budaya lokal yang bernilai baik dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang menjadi pedoman warga masyarakat untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ada.
Makalah syariat islam dalam kebijakan pendidikanAnas Wibowo
Sangat jelas keunggulan sistem pendidikan Islam yang diatur oleh syariat Islam. Dengan bersikap objektif terhadap syariat Islam, seharusnya manusia yang jujur, berpikir, dan yang memiliki nurani yang jernih, akan kembali ke syariat Islam.
Some parts of the information used in this presentation are based on my own reading and understanding while some are taken from various resources i.e. printed and online resources. I do not own the illustrations and graphics used in this presentation. All information/illustrations belong to their respective owner.
kehidupan
kehidupan lebih berorientasi pada kemajuan teknologi dan mengkesampingkan aspek manusiawi
Layanan bimbingan konseling dituntut untuk mampu merangkul dan memfasilitasi penyelesaian masalah yang dialami oleh inidividu, termasuk permasalahan sosial budaya yang muncul sebagai akibat dari modernisasi.
Konsekuensi dari suatu perubahan tatanan kehidupan dan tatanan teknologi adalah munculnya berbagai masalah sebagaimana dikemukakan oleh Rusdi Muslim (Syamsu Yusuf, 2008: 118)
Some parts of the information used in this presentation are based on my own reading and understanding while some are taken from various resources i.e. printed and online resources. I do not own the illustrations and graphics used in this presentation. All information/illustrations belong to their respective owner.
kehidupan
kehidupan lebih berorientasi pada kemajuan teknologi dan mengkesampingkan aspek manusiawi
Layanan bimbingan konseling dituntut untuk mampu merangkul dan memfasilitasi penyelesaian masalah yang dialami oleh inidividu, termasuk permasalahan sosial budaya yang muncul sebagai akibat dari modernisasi.
Konsekuensi dari suatu perubahan tatanan kehidupan dan tatanan teknologi adalah munculnya berbagai masalah sebagaimana dikemukakan oleh Rusdi Muslim (Syamsu Yusuf, 2008: 118)
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
1. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Menemukan
Karakter Bangsa Yang Hilang
Latar Belakang
Betapa parahnya kondisi karakter bangsa kita sekarang ini, sungguh ironis dan
tragis. Bangsaku kusayang, bangsaku malang, demikian sebuah ungkapan.
Sesungguhnya bangsa kita sudah terkenal sejak zaman dahulu kala yaitu bangsa yang
besar, bangsa yang berbudaya, bangsa yang lemah lembut, sopan santun, agamis,
toleransi, pemaaf, cinta damai, dan perilaku lainnya yang terpuji. Tetapi apa yang
terjadi saat ini, karakter bangsa telah hilang, bangsa kita sedang sakit.
Hampir setiap hari kita disuguhkan pemandangan peristiwa yang mengerikan,
pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, konflik antar kelompok, perkelahian antar
suku, tawuran pelajar/mahasiswa, penyalahgunaan obat terlarang “narkotika”, dan lain-
lain. Dahulu bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah, sopan santun,
tapi sekarang berubah menjadi bangsa yang kasar, beringas, pemarah, anarkhi.
Semangat musyawarah, kekeluargaan, gotong royong, kesetiakawanan, kebersamaan
sudah menipis. Budaya tertib, patuh, disiplin, rasa malu juga sudah luntur.
Permasalahan Bangsa
Sesungguhnya ada apa dengan bangsa kita, dan mengapa terjadi seperti itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu maka saya akan mengutip (inti sarinya saja)
perkembangan Lingkungan Strategik. Perkembangan Lingkungan Strategik pada
tingkat global dan tingkat nasional dapat mempengaruhi kondisi bangsa Indonesia
(karakter bangsa) ada 5 (lima) faktor, yaitu:
1. Revolusi Komunikasi dan Teknologi
Telah terjadi percepatan perkembangan teknologi yang sangat tinggi dan sangat
mempengaruhi kehidupan dunia. Era komputer dan komunikasi yang didominasi
oleh “budaya interaktif” dengan adanya internet, komputer jinjing, dan telepon
genggam menciptakan kehidupan “lingkungan hidup yang baru”. Kemudahan
akses informasi membawa terjadinya penetrasi global dari model-model gaya hidup
yang sering tidak cocok dengan realita lokal. Seperti misalnya, masuknya
konsumsirisme yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan sehingga
menimbulkan aspirasi-aspirasi yang tidak terpenuhi, yang berlanjut dengan frustasi
yang makin meningkat, terutama pada generasi muda. Akibatnya adalah akses-
2. akses seperti perkelahian masal, kenaikan kriminalitas dan penyalahgunaan
narkoba.
2. Globalisasi
Proses globalisasi dalam teknologi, pasar, perdagangan, perjalanan dan imigrasi
telah berkembang dengan sangat cepat. Dampak yang diakibatkan oleh kekuatan
dan kebijakan global sangat mempengaruhi keadaan dan pengambilan keputusan
pada tingkat nasional dan lokal.Aspek yang menonjol disini adalah kesiapan kita
untuk menghadapi keterbukaan dan kemampuan bersaing. Pers, radio, dan
televisis hampir setiap hari menyiarkan gambar-gambar tentang kekerasan yang
melanda masyarakat diberbagai tempat di dunia,yang terpecah belah dalam
pertikaian etnik, masyarakat yang terjerumus kedalam konflik sipil dan sebagainya.
3. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan gelombang “reformasi total”, pergantian
kepemimpinan negara, disusul dengan pergolakan politik yang diwarnai oleh unjuk
rasa dengan berbagai tuntutan, menciptakan kondisi yang sangat rawan. Keadaan
seperti ini memberi peluang kepada pihak-pihak tertentu untuk mengumbar dan
melampiaskan segala kegiatan tercela seperti provokasi-provokasi, tuntutan-
tuntutan, hujatan-hujatan, isu-isu SARA dan upaya-upaya yang melecehkan hukum
dan wibawa pemerintah yang menjurus ke anarkhi dan mengamcam keutuhan
persatuan dan kesatuan bangsa. Tindakan kekerasan dan kriminalitas seolah-olah
mendapat keleluasaan sehingga waktu merajalela dan seiring dengan itu tindakan-
tindakan main hakim sendiri sering terjadi. Nilai-nilai budaya seperti tersingkirkan
dan tidak mampu untuk menjadi kendala terhadap akses-akses dalam masyarakat
itu.
4. Ancaman Narkoba dan HIV/AIDS
Pada saat ini sudah sekitar 1,3 juta orang di Indonesia diperkirakan mengkonsumsi
narkotika dan obat terlarang. Karena omset perdagangannya secara nasional
mencapai ratusan miliyar rupiah perhari. Sebagai bursa transaksi, orang tidak
hanya merujuk ketempat hiburan seperti diskotik, karaoke dan bandara tetapi
kampus dan sekolah juga disebut-sebut sebagai pintu masuknya budaya narkotika
dan obat terlarang. Demikian juga dengan penyebaran HIV/AIDS merupakan
ancaman yang harus diwaspadai. Terlebih-lebih dengan meningkatnya pergaulan
bebas dan perubahan gaya hidup.
5. Defisit Pendidikan
3. Pendidikan formal (sekolah) mengalami defisit, demikian juga pendidikan informal
(keluarga).Orang berkata bahwa sekarang “sekolah-sekolah makin banyak
mengajar, tapi kurang mendidik”.Yang dimaksud dengan “mengajar” disini adalah
pengalihan pengetahuan, sedangkan “mendidik” dimaksudkan membangun
kepribadian. Gejala inilah yang dimaksud dengan “defisit pendidikan” yang terdapat
dalam pendidkan formal di sekolah. Karena berbagai sebab, sekarang ibu-ibu ikut
bekerja di luar rumah, sehingga anak mendapat kebebasan pada usia yang makin
muda. Tetapi kebebasan ini tidak dibarengi pembekalan bagaimana mereka harus
membawa diri dalam kebebasan itu, sehingga anak tersebut dapat terjerumus
dalam penggunaan obat terlarang atau pergaulan yang kurang baik. Terjadilah
“defisit pendidikan informal” (pendidikan di lingkungan keluarga). Jadi, pendidikan
formal (sekolah) dan pendidikan informal (keluarga) ternyata kurang dapat
memberikan sahamnya baik dalam hal “pembangunan watak, kepribadian, dan
karakter” dalam hal membekali kemampuan otonomi untuk mandiri dalam
membekali nilai-nilai hidup. Oleh sebab itu Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
sebagai gerakan pendidikan non formal tampil untuk membantu dan melengkapi
kekurangan pendidikan formal dan informal. Sehingga kesenjangan pendidikan
karakter bangsa dapat diatasi melalui pendidikan formal dan pendidikan informal
serta dimantabkan melalui pendidikan non formal ( pendidikan kepanduan ).
Peran Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Berdasarkan Keputusan Tanwir tentang Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, maka
peranan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam pendidikan karakter bangsa
menjadi besar. Disebutkan di dalam konsideran, “…bahwa Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan selaku penyelenggara pendidikan kepanduan dibawah Naungan Persyarikatan
Muhammadiyah mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian dan solusi
pembinaan generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional dan global”. Untuk melaksanakan peran besar itu, maka Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan memiliki mesin penggerak dan bagi anggotanya memegang teguh kode
etik kehormatan Hizbul Wathan berupa Undang – Undang Pandu Hizbul Wathan dan
komitmen serta ketentuan moral Hizbul Wathan.
Ketentuan moral itu dirumuskan dalam “ Janji dan Undang – Undang ” yang dapat
diambil intinya antara lain memuat butir-butir kegiatan pendidik kepanduan Hizbul
Wathan, yaitu:
1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
2. Berakhlak mulia.
4. 3. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan mengamalkan Pancasila.
4. Berjiwa perwira.
5. Taat hukum.
6. Menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Kecintaan kepada alam dan sesama manusia.
8. Melestarikan lingkungan hidup.
9. Kedisiplinan, keberanian dan sukarela.
10. Tolong menolong.
11. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
12. Suci dalam berfikir, berkata dan berbuat.
13. Hemat, dan cermat.
14. Tangkas,pemberani, tahan uji dan dapat dipercaya
15. Tau akan sopan santun dan tiada membesarkan diri.
16. Memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa.
Butir-butir kegiatan pendidikan kepanduan Hizbul Wathan itu dimaksudkan untuk
meningkatkan kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, keterampilan dan
ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif.
Penggunaan metode belajar interaktif dan progresif itu dapat diterapkan sesuai dengan
golongan anggota HW yaitu Atfhal (umur 7-10 tahun), Pengenal (umur 11-15 tahun),
Penghela (umur 16-20 tahun) dan Penuntun (21-25 tahun). Bagi Atfhal melalui proses
mengerti dan memahami, sedangkan untuk Pengenal menggunakan proses
mengamati dan menghayati. Nah, untuk Penghela dan Pannuntun menggunakan
proses melakukan, mengamalkan, mempertahankan dan melestarikan serta
membudayakan. Kehadiran anggota dewasa (pemimpin, pelatih) memberikan
dorongan dan dukungan kepada anggota muda tersebut di atas dengan prinsip dasar
kehidupan menurut pandangan Muhammadiyah yang tersimpul dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah, sebagai berikut :
1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid,ibadah,dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu
satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat.
5. 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan;
5. Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW;
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
Pendapat Tentang Karakter Bangsa
Ada beberapa pendapat untuk mencari karakter bangsa yang hilang dan
menemukannya kembali. Pendapat pertama menyatakan bahwa pendidikan karakter
bangsa diberikan secara khusus dalam kurikulum pendidikan formal yaitu “pelajaran
budi pekerti”. Pendapat yang kedua, pendidikan karakter bangsa di masukkan dalam
mata pelajaran PPKn sedangkan pendapat ketiga menyatakan bahwa pendidikan
karakter bangasa dimuat/disisipkan ke dalam semua mata pelajaran dalam pendidikan
formal. Baik pendapat pertama, kedua dan ketiga, kesemuanya belum menyentuh
secara komprehensif, karena mereka masih berkutat pada pendidikan formal.
Bagaimana pendidikan informal dan non formal?
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi yang bergerak dalam
bidang pendidikan non formal diharapkan mampu menjadi suatu kekuatan perubahan
sosial nasional dan peranan Garakan Kepanduan Hizbul Wathan ini semakin nyata
dengan diakuinya Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam Masyarakat dan Bangsa.
Peran besar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam pembentukan kepribadian
generasi muda dalam bidang karakter bangsa hendaknya dapat diwujudkan dalam
praktek kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan
bangsa maka pendidikan kepanduan yang sebenarnya paling cocok untuk
mempersiapkan anak muda/kaum muda untuk menanggulangi merosotnya karakter
bangsa.
Bagaimana caranya Gerakan Kepanduan Kepanduan Hizbul Wathan untuk
menemukan karakter bangsa yang hilang? Caranya, Gerakan Hizbul Wathan
melakukan kegiatan yang menarik dan menyenangkan, dilaksanakan secara praktik
yang praktis, kegiatan belajar sambil melakukan. Kegiatan itu bersumber dari Al Qur’an
dan Al Hadist. Janji dan Undang – Undang Hizbul Wathan sebagai ketentuan moral.
Segala upaya dan usaha Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diarahkan untuk
mencapai tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Tujuan itu diarahkan pembinaan
watak, mental, emosional, jasmani, dan bakat, serta meningkatkan Akidah Iman dan
6. takwa kepada ALLAH SWT, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan
kecakapan melalui berbagai kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yaitu: kegiatan
pertemuan, kegiatan perkemahan, kegiatan bakti sosial, kegiatan peduli masyarakat,
tadddabur Alam,kegiatan kemitraan dan masih banyak lagi kegiatan berskala lokal,
nasional maupun internasional.
Harapan
Marilah kita satukan tekad dan semangat untuk bersama-sama menggempur
musuh-musuh yang akan menghancurkan karakter bangsa Indonesia. Kita cari karakter
bangsa yang hilang, dengan sistem “gropyokan” melalui jalur pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan non formal (pendidikan kepanduan). Insya Allah,
karakter bangsa yang hilang bakal ketemu lagi dan pulih kembali sebagaimana nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia.
Billahi fii sabilihaq Fastabiqul Khairat.
Darmanto Saputro
Mahasiswa Fisip/Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Aktivis Hizbul Wathan
7. takwa kepada ALLAH SWT, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan
kecakapan melalui berbagai kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yaitu: kegiatan
pertemuan, kegiatan perkemahan, kegiatan bakti sosial, kegiatan peduli masyarakat,
tadddabur Alam,kegiatan kemitraan dan masih banyak lagi kegiatan berskala lokal,
nasional maupun internasional.
Harapan
Marilah kita satukan tekad dan semangat untuk bersama-sama menggempur
musuh-musuh yang akan menghancurkan karakter bangsa Indonesia. Kita cari karakter
bangsa yang hilang, dengan sistem “gropyokan” melalui jalur pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan non formal (pendidikan kepanduan). Insya Allah,
karakter bangsa yang hilang bakal ketemu lagi dan pulih kembali sebagaimana nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia.
Billahi fii sabilihaq Fastabiqul Khairat.
Darmanto Saputro
Mahasiswa Fisip/Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Aktivis Hizbul Wathan