ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH.
Sehingga dalam fitrah itu, Islam juga memiliki pengaturan antara sesama manusia, termasuk dalam hal muamalah. Dalam muamalah, terdapat pengaturan masalah keluarga.
KELUARGA SAKINAH MAWADAH WA RAHMAH
Inilah harapan setiap keluarga, syariah Islam memberikan konsep dalam hal ini. Maka sangat penting kita bahas mengenai konsep Islam ini.
KELUARGA MENJADI PENETRAM HATI
Setiap anggota keluarga, menjadikan rumahnya sebagai penentram hati, limhana kasih sayang dan memberikan nafkah. Sehingga konsep keluarga Islam idaman ini sangat perlu disajikan.
KELUARGA MENJADI TEMPAT MEMELIHARA DIRI
Abdullah bin Abbas r.a memberikan penafsiran pada Q.S At Tahrim: 6, sebagai berikut: “Kamu semua hendaknya mengajar keluargamu dalam urusan-urusan syariat Allah dan didiklah mereka dengan akhlak yang sempurna.
.
.
.
Penjelasannya ada di: http://bit.ly/KonsepKeluargaIslam
ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH.
Sehingga dalam fitrah itu, Islam juga memiliki pengaturan antara sesama manusia, termasuk dalam hal muamalah. Dalam muamalah, terdapat pengaturan masalah keluarga.
KELUARGA SAKINAH MAWADAH WA RAHMAH
Inilah harapan setiap keluarga, syariah Islam memberikan konsep dalam hal ini. Maka sangat penting kita bahas mengenai konsep Islam ini.
KELUARGA MENJADI PENETRAM HATI
Setiap anggota keluarga, menjadikan rumahnya sebagai penentram hati, limhana kasih sayang dan memberikan nafkah. Sehingga konsep keluarga Islam idaman ini sangat perlu disajikan.
KELUARGA MENJADI TEMPAT MEMELIHARA DIRI
Abdullah bin Abbas r.a memberikan penafsiran pada Q.S At Tahrim: 6, sebagai berikut: “Kamu semua hendaknya mengajar keluargamu dalam urusan-urusan syariat Allah dan didiklah mereka dengan akhlak yang sempurna.
.
.
.
Penjelasannya ada di: http://bit.ly/KonsepKeluargaIslam
Huraian mengenai bentuk perkahwinan umum, mengenal konsep Cinta dan Sekufu yang dianggap sebagai sepadan atau keserasian dua pihak lelaki dan perempuan.
Huraian mengenai bentuk perkahwinan umum, mengenal konsep Cinta dan Sekufu yang dianggap sebagai sepadan atau keserasian dua pihak lelaki dan perempuan.
Mempresentasikan laporan penelitian dalam sebuah seminar merupakan keniscayaan sebagai salahsatu bentuk publikasi ilmiah, terutama untuk rekan-rekan tenaga pendidik. Slide ini berisi beberapa hal penting yang harus ada dalam presentasi anda, selamat mencoba.
Motivasi Belajar Orang Dewasa dan Implikasinya pada Diklat AparaturFirman Nugraha
Presentasi ini menjelaskan dan mendudukkan kembali konsep motivasi belajar orang dewasa serta implikasinya dalam proses diklat. Konsep pembelajaran orang dewasa dikenal dengan andragogi. Dalam paradigma andragogi diketahui bahwa orang dewasa belajar untuk kehidupannya. Implikasinya dalam pembelajaran diklat bahwa mereka akan senang bila aktivitas belajar yang dilakukan dapat diterapkan dan sekaligus dapat memecahkan permasalahan hidupnya. Implikasi penting lainnya, berdasarakan motivasi belajar mereka, maka desain pembelajaran diklat hendaknya menjadikan mereka sebagai pusat pembelajaran. Mereka diberikan kesempatan untuk menggali dan memperluas pengalaman dalam rangka mewujudkan aktualisasi dirinya.
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, seperti yang telah kita ketahui, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Mesjid tidak hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf). Masjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan.
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, seperti yang telah kita ketahui, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Mesjid tidak hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf). Masjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan.
-Aspek Ketuhanan dan Kepercayaan Berupaya Membangunkan Tamadun Manusia yang Unggul
-Prinsip kepercayaan kepada tuhan dalam membentuk masyarakat yang berbudi pekerti dan saling menghormati
-keburukan meninggalkan konsep ketuhanan dan kepercayaan dalam kehidupan manusia
-memupuk kesedaran kepercayaan kepada tuhan dalam kalangan masyarakat malaysia
slide pembentangan bagi subjek falsafah pendidikan islam yang telah dibentangkan di fakulti pendidikan universiti malaya oleh pelajar-pelajar sarjana muda pen.islam. pembentangan berkumpulan ini telah diseliakan oleh Dr. faisal, pensyarah bagi subjek ini.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
kekuatan kepada kita untuk selalu taat beribadah kepada-Nya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Pemimpin
ummat seluruh dunia, Rasulullah SAW. Semoga syafa’atnya sampai kepada kita semua
selaku ummat akhir zaman.
Dalam kesempatan ini Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “KELUARGA SAKINAH DALAM PERSPEKTIF HADIST”sebagai tugas
mata kuliah. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ditemui banyak
kesalahan. Akhir kata, semoga apa yang ada dalam isi makalah ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis umumnya bagi semua para pembaca.
Raha, Oktober 2014
Tim Penulis
3. DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang............................................................……….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………….… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti Pernikahan Dalam Islam...............................……………. 2
B. Fungsi Keluarga Dalam Islam.............................…………… 2
C. Keluarga sakinah .................................……………………. 4
D. Faktor-Faktor Pembentuk Keluarga Sakinah....................….. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 6
B. Saran.............................................................. ...................... 6
DAFTAR PUSTAKA 7
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah jiwa dan tulang punggung suatu negara, kesejahteraan lahir
batin yang dialaminya adalah cerminan dari situasi keluarga yang hidup ditengah-tengah
masyarakat negara itu sendiri[1]. Keluarga sebagai basis inti masyarakat, adalah wahana
yang paling tepat untuk memberdayakan manusia dan ‘mencekal’ berbagai bentuk
frustasi sosial, ini adalah hal yang aksiomatis dan universal. Masyarakat Eropa
misalnya, saat ini para sosiolog mereka merasa gelisah karena prediksi kepunahan
bangsa. Betapa tidak, tatanan, sakralitas dan antusiasme terhadap keluarga sudah tipis
sekali di kalangan muda mereka. Ini tentu saja berdampak buruk terhadap angka
pertumbuhan penduduk. Hingga iming-iming berbagai hadiah dan fasilitas dari
pemerintah bagi ibu yang melahirkan dan keluarganya, tidak membuat mereka
bergeming. Berbagai penyakit sosial pun muncul. Mulai dari angka bunuh diri yang
tinggi hingga anomali kemanusiaan yang lain.
Ini adalah saat yang tepat untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap
keluarga, khususnya dalam skala nasional. Berbagai pelajaran di atas menyuarakan hal
ini. Dan ini adalah tugas kita bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Arti Pernikahan Dalam Islam ?
2. Apakah Fungsi Keluarga Dalam Islam ?
3. Apakah Arti Keluarga Sakinah ?
4. Apakah Faktor-Faktor Pembentukan Keluarga Sakinah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Arti Pernikahan Dalam Islam
2. Untuk mengetahui Fungsi Keluarga Dalam Islam
3. Untuk mengetahui Arti Keluarga Sakinah
4. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Pembentukan Keluarga Sakinah
[1] Qurais Syihab dalam “Membumikan Al-Qur’an”.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. ARTI PERNIKAHAN DALAM ISLAM
Dalam menganjurkan ummatnya untuk melakukan pernikahan, Islam tidak
semata-mata beranggapan bahwa pernikahan merupakan sarana yang sah dalam
pembentukan keluarga, bahwa pernikahan bukanlah semata sarana terhormat untuk
mendapatkan anak yang sholeh, bukan semata cara untuk mengekang penglihatan,
memelihara fajar atau hendak menyalurkan biologis, atau semata menyalurkan naluri
saja. Sekali lagi bukan alasan tersebut di atas.
Akan tetapi lebih dari itu Islam memandang bahwa pernikahan sebagai salah
satu jalan untuk merealisasikan tujuan yang lebih besar yang meliputi berbagai aspek
kemayarakatan berdasarkan Islam yang akan mempunyai pengaruh mendasar terhadap
kaum muslimin dan eksistensi ummat Islam.
B. FUNGSI KELUARGA DALAM ISLAM
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, perlu diberdayakan
fungsinya agar dapat mensejahterakan ummat secara keseluruhan. Dalam Islam fungsi
keluarga meliputi[2] :
1. Penerus Misi Ummat Islam
Dalam sejarah dapat kita lihat, bagaimana Islam sanggup berdiri tegap dan tegar
dalam menghadapi berbagai ancaman dan bahaya, bahkan Islam dapat menyapu bersih
kekuatan musryik dan sesat yang ada, terlebih kekuatan Romawi dan Persia yang pada
waktu itu merupakan Negara adikuasa di dunia. Menurut riwayat Abu Zar’ah Arrozi
bahwa jumlah kaum muslimin ketika Rasulullah SAW wafat sebanyak 120.000 orang
pria dan wanita. Para sahabat sebanyak itu kemudian berguguran dalam berbagai
peperangan, ada yang syahid dalam perang jamal atau perang Shiffin. Namun sebagian
besar dari para syuhada itu telah meninggalkan keturunan yang berkah sehingga
muncullah berpuluh “singa” yang semuanya serupa dengan sang ayah dalam hal
kepahlawanan dan keimanan. Kaum muslimin yang jujur tersebut telah menyambut
pengarahan Nabi-nya: “Nikah-lah kalian, sesungguhnya aku bangga dengan jumlah
kalian dari ummat lainnya, dan janganlah kalian berfaham seperti rahib nashrani” .
[2] Ahmad Humaedi “Implikasi Pernikahan DalamPembentukan Keluarga Sakinah YangBerakhlakul
Karimah”.
6. Demikianlah, berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan yang bermutu
merupakan faktor penting yang telah memelihara keberadaan ummat Islam yang sedikit.
Pada waktu itu menjadi pendukung Islam dalam mempertahankan kehidupannya.
2. Perlindungan Terhadap Akhlaq
Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara
pemuda dari kerusakan dan melidungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah bagi
pemuda yang mampu dianjurkan untuk menyambut seruan Rosul.
“Wahai pemuda! Siapa di antara kalian berkemampuan maka menikahlah. Karena
nikah lebih melindungi mata dan farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka
hendaklah shoum, karena shoum itu baginya adalah penenang” ( HR.AL-Khosah dari
Abdullah bin Mas’ud ).
3. Wahana Pembentukan Generasi Islam
Pembentukan generasi yang handal, utamanya dilakukan oleh keluarga, karena
keluargalah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi seorang anak. Penyair
kondang Hafidz Ibrohim mengatakan: “Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila
engaku mendidiknya berarti engkau telah menyiapkan bangsa yang baik perangainya“.
Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yang
penting yaitu menyediakan sarana bagi berlangsungnya pendidikan tersebut. Keluarga-
lah yang menerapkan sunnah Rosul sejak bangun tidur, sampai akan tidur lagi, sehingga
bimbingan keluarga dalam melahirkan generasi Islam yang berkualitas sangat dominan.
4. Memelihara Status Sosial dan Ekonomi
Dalam pembentukan keluarga, Islam mempunyai tujuan untuk mewujudkan
ikatan dan persatuan. Dengan adanya ikatan keturunan maka diharapkan akan
mempererat tali persaudaraan anggota masyarakat dan antar bangsa.Islam
memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam (non Arab), antara kulit hitam
dan kulit putih, antara orang Timur dan orang Barat. Berdasarkan fakta ini menunjukkan
bahwa Islam sudah mendahului semua “sistem Demokrasi ” dalam mewujudkan
persatuan Ummat manusia. Bernard Shaw mengatakan:
Selain fungsi sosial, fungsi ekonomi dalam berkeluarga juga akan nampak. Mari
kita simak hadist Rosul “Nikahilah wanita, karena ia akan mendatangkan Maal”(HR.
Abu Dawud, dari Urwah RA). Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa perkawinan
merupakan sarana untuk mendapatkan keberkahan, karena apabila kita bandingkan
7. antara kehidupan bujangan dengan yang telah berkeluarga, maka akan kita dapatkan
bahwa yang telah berkeluarga lebih hemat dan ekonomis dibandingkan dengan yang
bujangan. Selain itu orang yang telah berkeluarga lebih giat dalam mencari nafkah
karena perasaan bertanggung jawab pada keluarga daripada para bujangan.
5. Menjaga Kesehatan
Ditinjau dari segi kesehatan, pernikahan berguna untuk memelihara para pemuda
dari kebiasaan onani yang banyak menguras tenaga, dan juga dapat mencegah
timbulnya penyakit kelamin.
6. Memantapkan Spiritual (Ruhiyyah)
Pernikahan berfungsi sebagai pelengkap, karena ia setengah dari keimanan dan
pelapang jalan menuju sabilillah, hati menjadi bersih dari berbagai kecendrungan dan
jiwa menjadi terlindung dari berbagai waswas.
C. Keluarga Sakinah
Selain fungsi keluarga tersebut di atas, fungsi kesakinahan merupakan
kebutuhan setiap manusia. Karena keluarga sakinah yang berarti: keluarga yang
terbentuk dari pasangan suami istri yang diawali dengan memilih pasangan yang baik,
kemudian menerapkan nilai-nilai Islam dalam melakukan hak dan kewajiban rumah
tangga serta mendidik anak dalam suasana mawaddah warahmah. Sebagaimana
dianjurkan Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya[3]
:
Artinya :“Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ia ciptakan untukmu pasangan-
pasangan dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenang kepadanya dan
dijadikannya diantaramu rasa cinta dan kasih saying. Sesungguhnya dalam
hal ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
memikirkan”. (QS. Ar-Ruum:21)
Sebagai kepala rumah tangga mempunyai tanggung jawab baik di dunia lebih-lebih
dihadapan Allah diakherat kelak. Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6[4]:
[3] http://www.alquran-indonesia.com.
[4] http://akuzamir.blogspot.com/2012/08/menjaga-diri-sendiri-dan-keluarga.html.
8. Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ketika turun ayat ini Umar bin Khotab bertanya kepada baginda Rasulallah SAW:
باهلنا وكيف انفسنا نقى
“Ya Rasulallah, kami talah menjaga diri kami masing-masing tapi bagaimankah
menjaga ahli kami ?” Rasulullah menjawab :
هللا امر بما وتأمرونهم هللا كم نها عما تنهونهم
“Kamu larang mereka terhadap hal-hal yang dilarang allah kepadamu, dan suruh
mereka terhadap hal-hal yang diperintahkan Allah kepadamu, dan kamu suruh mereka
terhadap hal-hal yang diperintahkan allah kepadamu“.
Atas dasar jawaban rasul tersebut maka munculah kewajiban suami isteri . apa
kewajiban suami hak istri? Pertama, ان عمها ط ت اذا عمت اط kewajiban memberi pangan.
Kedua, اهسو ك وت اذا بت س كmemberi pakaian atau sandang. Ketiga, memberi
perlindungan sekaligus menjunjung harga diri sang istri. Sebagaimana sabda Nabi :
البيت فى إال تهجر وال تقبح وال الوجه تضرب وال
“( Kalau marah ) Jangan memukul muka, jangan menghina isteri dan kalau kesal
jangan berpisah kecuali tetap dalam satu rumah.“ ( Al-Hadist ).
Kemudian apa kewajiban isteri hak suami? tergambar dalam sebuah hadist:
واذا سرتك عليها نظرت اذا امرأة النساء خيرمالك من حافظتك عنها غبت واذا اطاعتك امرتها
ونفسها
“sebaik-baik wanita adalah seorang istri apabila kau memandanginya, ia
mengembirakan, apabila kau perintah dia taat dan apabila kau tidak ada dirumah ia
pandai menjaga diri dan harta suaminya.”
D. Faktor-Faktor Pembentukan Keluarga Sakinah
1. Faktor Utama:
Untuk membentuk keluarga sakinah, dimulai dari pranikah, pernikahan, dan
berkeluarga. Dalam berkeluarga ada beberapa hal yang perlu difahami, antara lain :
a. Memahami hak suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap suami
9. 1) Menjadikannya sebagai Qowwam (yang bertanggung jawab)
2) Menjaga kehormatan diri
3) Berkhidmat kepada suami
b. Memahami hak istri terhadap suami dan kewajiban suami terhadap istri
1) Istri berhak mendapat mahar
2) Mendapat perlakuan baik, lembut dan penuh kasih sayang
2. Faktor Penunjang
a. Realistis dalam kehidupan berkeluarga
b. Realistis dalam pendidikan anak
c. Mengenal kondisi nafsiyyah suami istri
d. Menjaga kebersihan dan kerapihan rumah
e. Membina hubungan baik dengan orang-orang terdekat
f. Memiliki ketrampilan rumah tangga
g. Memiliki kesadaran kesehatan keluarga
3. Faktor Pemeliharaan
a. Meningkatkan kebersamaan dalam berbagai aktifitas
b. Menghidupkan suasana komunikatif dan dialogis
c. Menghidupkan hal-hal yang dapat merusak kemesraan keluarga baik dalam
sikap,
Menurut hadits Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat :
a. Memiliki kecendrungan kepada agama.
b. Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda.
c. Sederhana dalam belanja.
d. Santun dalam bergaul dan selalu melakukan introspeksi.
Rasulullah juga bersabda tentang empat faktor yang menjadi sumber kebahagiaan
keluarga.
a. Suami dan istri yang setia.
b. Shalih dan shalihah.
c. Anak-anak yang berbakti pada orangtuanya.
d. Lingkungan sosial yang sehat dan rezeki yang dekat.
Hari demi hari tak boleh berlalu begitu saja. Anak sebagai buah cinta kita,
tumbuh dan berkembang. Langkah kita hari ini menentukan masa depannya. Semoga
mereka bisa menjadi pewaris yang kita dambakan. Selama kita setia pada lima hal di
atas, insya Allah pertolongan Allah akan selalu menaungi kelurga kita. Amin.
10. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka jelaslah pernikahan merupakan sebuah ritul ibadah
yang mempunyai banyak fungsi dan manfaat bagi ummat manusia, baik secara pribadi
maupun masyarakat.
Keluarga sakinah merupakan pilar terbangunnya sebuah masyarakat yang baik
dan berakhlakul karimah, karena keluarga merupakan elemen terkecil dari masyarakat.
Jika keluarga nya baik, maka semua masyarakat akan baik, begitupun sebaliknya.
B. Saran
Untuk menuju keluarga sakinah, perlu perjuangan yang cukup berat. Dan yang
paling berat adalah menjaga konsistensinya supaya keutuhan sebuah keluarga tidak
tergoyahkan. Oleh karena itu, dimulai dari sejak dini, perlu ditanamkan pada anak-anak
bahwa penting sekali menjaga stabilitas keluarga dengan cara memberika tauladan yang
baik kepada generasi penerus kita, sebab mereka (anak-anak/remaja) adalah calon
pemimpin masa depan yang akan menentukan ke arah mana mereka akan membawa
masyarakatnya.
11. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Konsep Keluarga Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah Dalam Al Qur’an.
Sumber : http://alfithroh46.wordpress.com/2011/06/28/konsep-keluarga-
sakinah-mawaddah-wa-rahmah-dalam-al-quran/.
Ahmad Humaedi. 2011. Makalah Implikasi Pernikahan Dalam Pembentukan Keluarga
Sakinah Yang Berakhlakul Karimah. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI PUI).
Majalengka. Sumber : http://ahmad-humaedi.blogspot.com/2011/06/makalah-
keluarga-sakinah.html.
Syamsul Bahri. 2009. Konsep Keluarga Sakinah Menurut M. Quraish Shihab. Skripsi
Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga. Yogyakarta.
Tafsiran Surat Ar-Rum ayat 21 Tentang Keluarga Sakinah. Sumber :
http://marlansarjanamuda.wordpress.com/about/tafsiran-surat-ar-rum-ayat-21-
tentang-keluarga-sakinah/.