SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Kewajiban
Melaporkan Usaha
untuk Dikukuhkan
Sebagai Pengusaha
Kena Pajak
1. Wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
(PKP)
(Pasal 3A ayat (1) UU PPN 1984)
– Wajib Pajak yang memenuhi syarat sebagai PKP wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lama sebelum melakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP. Dalam hal kewajiban ini tidak dilaksanakan, maka dapat
diterbitkan surat pengukuhan secara jabatan sebagai PKP. (Pasal 2 ayat (8) Peraturan Menteri
Keuangan 73/PMK.03/2012)
– PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP atau JKP, kewajiban ini
timbul setelah penyerahan ini dilakukan. (Pasal 1 angka 15 UU PPN 1984)
Hal ini akan berakibat Pajak Masukan sehubungan dengan perolehan BKP dan
JKP yang terjadi sebelum penyerahan BKP atau JKP tidak dapat dikreditkan.)
Syarat-syarat untuk memperoleh
NPWP adalah:
Untuk wajib pajak perorangan
- Foto copy KTP atau SIM atau Kartu
Keluarga
- Foto copy surat ijin usaha atau
keterangan tempat usaha.
Untuk wajib pajak badan usaha
- Foto copy akte pendirian
-Foto copy KTP salah seorang
pengurus
- Foto copy surat ijin usaha atau
keterangan tempat ijin usaha dari
instansi yang berwenang.
– Semua pengusaha yang kena pajak, wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan usahanya sebagai pengusaha
kena pajak. Pelaporan pengusaha kena pajak dapat
dilakukan bersamaan dengan permintaan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP)
Pelaksanaan pelaporan harus dilakukan:
– Pengusaha perorangan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
usaha dan tempat kegiatan yang dilakukan.
– Pengusaha Badan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak yang wilayah kerja meliputi tempat kedudukan
pengusaha dan tempat kegiatan yang dilakukan.
2. Wajib memungut PPN/PPnBM yang
terutang
– Dengan menjadi PKP, pengusaha wajib memungut,
menyetor dan melaporkan PPN yang terutang. Dalam
perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP, ada yag
disebut dengan pajak keluaran dan pajak masukan.
– Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP
menjual produknya.
– Pajak masukan adalah PPN yang dibayar ketika PKP
membeli, memperoleh, maupun membuat produknya.
Membuat Faktur Pajak
(Ps.13 UU PPN 1984)
– Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat
oleh pengusaha kena pajak karena penyerahan barang
atau jasa kena pajak. Dalam hal impor barang, faktur
pajak dibuat oleh Dirjen Bea Cukai.
– Faktur pajak merupakan bukti pungutan pajak, dan saran untuk
mengkreditkan pajak masukan. Oleh karena itu, faktur pajak harus benar
baik secara formal maupun material. Faktur pajak yang dibuat tidak sesuai
dengan ketentuan dapat mengakibatkan pajak pertambahan nilai yang
tercantum di dalamnya tidak dapat dikreditkan. Faktur pajak yang
pengisiannya sesuai dengan ketentuan disebut dengan “Faktur Pajak
Standar”
a. Wajib dibuat oleh pengusaha kena pajak untuk setiap
penyerahan barang atau jasa kena pajak, karena
faktur pajak merupakan bukti yang menjadi sarana
pelaksanaan cara kerja pengkreditan pajak.
b. Pengusaha dapat membuat satu faktur pajak yang
meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada
pembeli barang kena pajak yang sama selama
sebulan takwim, dan faktur pajak untuk seluruh
barang yang diserahkan pada pembeli yang sama
disebut Faktur Pajak Gabungan, serta tidak
memerlukan ijin Dirjen Pajak.
c. Apabila pembayaran diterima sebelum penyerahan
barang, maka faktur pajak dibuat setelah
pembayaran.
d. Bentuk, Ukuran, Pengadaan, tata cara penyampaian
dan tata cara pembetulan faktur pajak ditetapkan
oleh Dirjen Pajak.
e. Dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan
tentang penyerahan barang kena pajak atau jasa kena
pajak yang meliputi:
f. Nama, alamat, NPWP, nomor pengukuhan wajib
pajak dan nama pembeli barang kena pajak atau jasa
kena pajak.
g. Macam, jenis, harga dan potongan harga.
h. Pajak pertambahan nilai yang dipungut.
i. Tanggal penyerahan atau pembayaran.
j. Nomor dan tanggal pembuatan faktur pajak.
k. Nama, jabatan dan tanda tangan yang berhak
menandatangani faktur pajak.
Ketentuan mengenai pembuatan
faktur pajak adalah:
3. Wajib menyetorkan PPN/PPnBM yang
masih harus dibayar
Penyetoran PPN dilakukan di Kantor Pos terdekat atau bank yang ditunjuk untuk menerima setoran
pajak.
Ketentuan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai:
– Disetorkan selambat-lambatnya tanggal lima belas bulan takwim berikutnya setelah masa pajak
berakhir.
– Harus dilunasi sendiri oleh wajib pajak bersamaan saat pembayaran bea masuk.
– PPN yang pemungutannya dilakukan oleh Dirjen Bea Cukai harus disetor dalam jangka waktu
sehari setelah pemungutan pajak.
– PPN yang pemungutannya dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah harus disetor selambat-
lambatnya tanggal 7 setelah masa pajak.
– PPN oleh Badan Urusan Logistik harus dilunasi sendiri oleh pengusaha kena pajak
sebelum surat perintah pengeluaran barang.
4. Wajib Melaporkan Perhitungan Pajak
Surat pemberitahuan masa
adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk melaporkan
penghitungan pajak terhutang dalam
suatu masa pajak. Surat Pemberitahuan
masa pajak PPN berfungsi sebagai sarana
bagi pengusaha kena pajak untuk
melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan
jumlah PPN dan pajak penjualan atas
barang mewah yang sebenarnya
terhutang.
– Tempat, cara dan saat pelaporan SPT masa PPN adalah
sebagai berikut:
– Tempat pengambilan SPT masa PPN adalah Kantor Pelayanan
Pajak, Kantor Penyuluhan Pajak dan tempat lain yang
ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak.
– Tempat penyampaian SPT masa PPN adalah Kantor Pelayanan
Pajak di tempat pengusaha dikukuhkan sebagai PKP.
Cara pelaporan SPT masa PPN adalah:
Disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau
Kantor Penyuluhan Pajak, kemudian akan menerima
tanda terima.
Disampaikan dengan surat tercatat melalui pos dan giro,
dimana tanggal cap pos berfungsi sebagai tanggal
penerimaan SPT.
Akibat yang timbul apabila Pengusaha
Kena Pajak Tidak Melaksanakan
Kewajiban-Kewajibannya:
Apabila pengusaha kena pajak tidak melaksanakan
kewajiban-kewajibannya, maka Dirjen Pajak dapat
memberikan peringatan atau sangsi berupa
pencabutan ijin usaha atau denda sesuai dengan
Undang-undang Perpajakan yang berlaku.
Demikian juga untuk pemungutan `pajak tingkat
daerah, Bupati atau Walikota dapat memberikan
peringatan atau sangsi sesuai perturan yang
berlaku, melalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak
setempat.

More Related Content

What's hot

PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bmdesy diana
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewakaromah95
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIARIEF DJUNAEDI
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahraSinduaji
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppnAy Kent
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakBbe Mee
 
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiIqbal Fauzi
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8Rekno Wr
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMIcha Icha
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajakkaromah95
 
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaPajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaYesica Adicondro
 

What's hot (20)

Pertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajakPertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajak
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bm
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewa
 
Ppn & p pn bm
Ppn & p pn bmPpn & p pn bm
Ppn & p pn bm
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppn
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
 
Pajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbmPajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbm
 
ppn dan ppnbm
ppn dan ppnbmppn dan ppnbm
ppn dan ppnbm
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
Karakteristik PPN
Karakteristik PPNKarakteristik PPN
Karakteristik PPN
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
Riyan afiantoro rmk 1
Riyan afiantoro rmk 1Riyan afiantoro rmk 1
Riyan afiantoro rmk 1
 
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaPajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
 

Similar to D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP

nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajaknomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakaulawendi
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Kewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawanKewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawanGuruh Agustinus
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNpuspa
 
Perpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptx
Perpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptxPerpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptx
Perpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptxAtikaSitiAminah1
 
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan IndonesiaBudi Septiawan
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPAriza Ekky
 
Kewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawanKewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawanGuruh Agustinus
 
Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Yesica Adicondro
 
Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )rizan kusuma
 
PPT Perpajakan I [TM2].pdf
PPT Perpajakan I [TM2].pdfPPT Perpajakan I [TM2].pdf
PPT Perpajakan I [TM2].pdfNurFaridSyahbana
 
pajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptxpajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptxarifahnr
 
NPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPTNPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPTsaidah2323
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahJuwita W'tio
 

Similar to D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP (20)

nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajaknomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
 
Booklet KUP
Booklet KUPBooklet KUP
Booklet KUP
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Kewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawanKewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawan
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
 
Perpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptx
Perpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptxPerpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptx
Perpajakan-2-Pertemuan-2-02092019.pptx
 
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Kewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawanKewajiban perpajakan karyawan
Kewajiban perpajakan karyawan
 
Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi
 
Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
 
Update Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - IIUpdate Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - II
 
Uukup
UukupUukup
Uukup
 
Uu kup
Uu kupUu kup
Uu kup
 
2_KUP A - NPWP.pptx
2_KUP A - NPWP.pptx2_KUP A - NPWP.pptx
2_KUP A - NPWP.pptx
 
PPT Perpajakan I [TM2].pdf
PPT Perpajakan I [TM2].pdfPPT Perpajakan I [TM2].pdf
PPT Perpajakan I [TM2].pdf
 
pajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptxpajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptx
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
NPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPTNPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPT
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
 

More from Nur Rina Martyas Ningrum

D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalD1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalNur Rina Martyas Ningrum
 
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...Nur Rina Martyas Ningrum
 
D1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
D1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat DikreditkanD1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
D1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat DikreditkanNur Rina Martyas Ningrum
 

More from Nur Rina Martyas Ningrum (20)

D1 Pajak: Tax Ratio
D1 Pajak: Tax RatioD1 Pajak: Tax Ratio
D1 Pajak: Tax Ratio
 
D1 Pajak: Sumber Sumber Penerimaan Negara
D1 Pajak: Sumber Sumber Penerimaan NegaraD1 Pajak: Sumber Sumber Penerimaan Negara
D1 Pajak: Sumber Sumber Penerimaan Negara
 
X: Sumber Hukum Formal
X: Sumber Hukum FormalX: Sumber Hukum Formal
X: Sumber Hukum Formal
 
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalD1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
 
D1 Pajak: Peradilan Umum
D1 Pajak: Peradilan UmumD1 Pajak: Peradilan Umum
D1 Pajak: Peradilan Umum
 
D1 Pajak: Peradilan Tata Usaha Negara
D1 Pajak: Peradilan Tata Usaha NegaraD1 Pajak: Peradilan Tata Usaha Negara
D1 Pajak: Peradilan Tata Usaha Negara
 
D1 Pajak: Peradilan Pajak
D1 Pajak: Peradilan PajakD1 Pajak: Peradilan Pajak
D1 Pajak: Peradilan Pajak
 
D1 Pajak: Peradilan Militer
D1 Pajak: Peradilan MiliterD1 Pajak: Peradilan Militer
D1 Pajak: Peradilan Militer
 
D1 Pajak: Peradilan International
D1 Pajak: Peradilan InternationalD1 Pajak: Peradilan International
D1 Pajak: Peradilan International
 
D1 Pajak: Peradilan Agama
D1 Pajak: Peradilan AgamaD1 Pajak: Peradilan Agama
D1 Pajak: Peradilan Agama
 
D1 Pajak: Asas kekuasaan kehakiman
D1 Pajak: Asas kekuasaan kehakimanD1 Pajak: Asas kekuasaan kehakiman
D1 Pajak: Asas kekuasaan kehakiman
 
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
 
D1 Pajak: Pajak Bumi dan Bangunan
D1 Pajak: Pajak Bumi dan BangunanD1 Pajak: Pajak Bumi dan Bangunan
D1 Pajak: Pajak Bumi dan Bangunan
 
D1 Pajak: Mahkamah Konstitusi
D1 Pajak: Mahkamah KonstitusiD1 Pajak: Mahkamah Konstitusi
D1 Pajak: Mahkamah Konstitusi
 
D1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
D1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat DikreditkanD1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
D1 Pajak: Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
 
D1 Pajak: Hukum Pajak
D1 Pajak: Hukum PajakD1 Pajak: Hukum Pajak
D1 Pajak: Hukum Pajak
 
X: Kerajaan Banten
X: Kerajaan BantenX: Kerajaan Banten
X: Kerajaan Banten
 
X: Penerapan Trigonometri
X: Penerapan TrigonometriX: Penerapan Trigonometri
X: Penerapan Trigonometri
 
X: Kerajaan Panjalu
X: Kerajaan PanjaluX: Kerajaan Panjalu
X: Kerajaan Panjalu
 
X: Perkembangan Teori Atom
X: Perkembangan Teori AtomX: Perkembangan Teori Atom
X: Perkembangan Teori Atom
 

Recently uploaded

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 

Recently uploaded (17)

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 

D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP

  • 2.
  • 3. 1. Wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) (Pasal 3A ayat (1) UU PPN 1984) – Wajib Pajak yang memenuhi syarat sebagai PKP wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lama sebelum melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP. Dalam hal kewajiban ini tidak dilaksanakan, maka dapat diterbitkan surat pengukuhan secara jabatan sebagai PKP. (Pasal 2 ayat (8) Peraturan Menteri Keuangan 73/PMK.03/2012) – PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP atau JKP, kewajiban ini timbul setelah penyerahan ini dilakukan. (Pasal 1 angka 15 UU PPN 1984) Hal ini akan berakibat Pajak Masukan sehubungan dengan perolehan BKP dan JKP yang terjadi sebelum penyerahan BKP atau JKP tidak dapat dikreditkan.)
  • 4. Syarat-syarat untuk memperoleh NPWP adalah: Untuk wajib pajak perorangan - Foto copy KTP atau SIM atau Kartu Keluarga - Foto copy surat ijin usaha atau keterangan tempat usaha. Untuk wajib pajak badan usaha - Foto copy akte pendirian -Foto copy KTP salah seorang pengurus - Foto copy surat ijin usaha atau keterangan tempat ijin usaha dari instansi yang berwenang. – Semua pengusaha yang kena pajak, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan usahanya sebagai pengusaha kena pajak. Pelaporan pengusaha kena pajak dapat dilakukan bersamaan dengan permintaan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pelaksanaan pelaporan harus dilakukan: – Pengusaha perorangan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal usaha dan tempat kegiatan yang dilakukan. – Pengusaha Badan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerja meliputi tempat kedudukan pengusaha dan tempat kegiatan yang dilakukan.
  • 5. 2. Wajib memungut PPN/PPnBM yang terutang – Dengan menjadi PKP, pengusaha wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN yang terutang. Dalam perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP, ada yag disebut dengan pajak keluaran dan pajak masukan. – Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya. – Pajak masukan adalah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh, maupun membuat produknya.
  • 6. Membuat Faktur Pajak (Ps.13 UU PPN 1984) – Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak karena penyerahan barang atau jasa kena pajak. Dalam hal impor barang, faktur pajak dibuat oleh Dirjen Bea Cukai. – Faktur pajak merupakan bukti pungutan pajak, dan saran untuk mengkreditkan pajak masukan. Oleh karena itu, faktur pajak harus benar baik secara formal maupun material. Faktur pajak yang dibuat tidak sesuai dengan ketentuan dapat mengakibatkan pajak pertambahan nilai yang tercantum di dalamnya tidak dapat dikreditkan. Faktur pajak yang pengisiannya sesuai dengan ketentuan disebut dengan “Faktur Pajak Standar”
  • 7. a. Wajib dibuat oleh pengusaha kena pajak untuk setiap penyerahan barang atau jasa kena pajak, karena faktur pajak merupakan bukti yang menjadi sarana pelaksanaan cara kerja pengkreditan pajak. b. Pengusaha dapat membuat satu faktur pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli barang kena pajak yang sama selama sebulan takwim, dan faktur pajak untuk seluruh barang yang diserahkan pada pembeli yang sama disebut Faktur Pajak Gabungan, serta tidak memerlukan ijin Dirjen Pajak. c. Apabila pembayaran diterima sebelum penyerahan barang, maka faktur pajak dibuat setelah pembayaran. d. Bentuk, Ukuran, Pengadaan, tata cara penyampaian dan tata cara pembetulan faktur pajak ditetapkan oleh Dirjen Pajak. e. Dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang meliputi: f. Nama, alamat, NPWP, nomor pengukuhan wajib pajak dan nama pembeli barang kena pajak atau jasa kena pajak. g. Macam, jenis, harga dan potongan harga. h. Pajak pertambahan nilai yang dipungut. i. Tanggal penyerahan atau pembayaran. j. Nomor dan tanggal pembuatan faktur pajak. k. Nama, jabatan dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak. Ketentuan mengenai pembuatan faktur pajak adalah:
  • 8. 3. Wajib menyetorkan PPN/PPnBM yang masih harus dibayar Penyetoran PPN dilakukan di Kantor Pos terdekat atau bank yang ditunjuk untuk menerima setoran pajak. Ketentuan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai: – Disetorkan selambat-lambatnya tanggal lima belas bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. – Harus dilunasi sendiri oleh wajib pajak bersamaan saat pembayaran bea masuk. – PPN yang pemungutannya dilakukan oleh Dirjen Bea Cukai harus disetor dalam jangka waktu sehari setelah pemungutan pajak. – PPN yang pemungutannya dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah harus disetor selambat- lambatnya tanggal 7 setelah masa pajak. – PPN oleh Badan Urusan Logistik harus dilunasi sendiri oleh pengusaha kena pajak sebelum surat perintah pengeluaran barang.
  • 9. 4. Wajib Melaporkan Perhitungan Pajak Surat pemberitahuan masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan pajak terhutang dalam suatu masa pajak. Surat Pemberitahuan masa pajak PPN berfungsi sebagai sarana bagi pengusaha kena pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan pajak penjualan atas barang mewah yang sebenarnya terhutang. – Tempat, cara dan saat pelaporan SPT masa PPN adalah sebagai berikut: – Tempat pengambilan SPT masa PPN adalah Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Penyuluhan Pajak dan tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak. – Tempat penyampaian SPT masa PPN adalah Kantor Pelayanan Pajak di tempat pengusaha dikukuhkan sebagai PKP. Cara pelaporan SPT masa PPN adalah: Disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak, kemudian akan menerima tanda terima. Disampaikan dengan surat tercatat melalui pos dan giro, dimana tanggal cap pos berfungsi sebagai tanggal penerimaan SPT.
  • 10. Akibat yang timbul apabila Pengusaha Kena Pajak Tidak Melaksanakan Kewajiban-Kewajibannya: Apabila pengusaha kena pajak tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya, maka Dirjen Pajak dapat memberikan peringatan atau sangsi berupa pencabutan ijin usaha atau denda sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku. Demikian juga untuk pemungutan `pajak tingkat daerah, Bupati atau Walikota dapat memberikan peringatan atau sangsi sesuai perturan yang berlaku, melalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat.