SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
LOGO
Fasilitas Dalam
Pajak Pertambahan
Nilai
Instruktur :
Taripar Doly, SE.,MM
Tujuan Pemberian Fasilitas
1. berhasilnya sektor kegiatan ekonomi yang berprioritas tinggi dalam skala nasional,
2. mendorong perkembangan dunia usaha;
3. meningkatkan daya saing;
4. mendukung pertahanan nasional; dan
5. memperlancar pembangunan nasional
Tujuan dan maksud diberikannya kemudahan pada hakikatnya untuk
memberikan fasilitas perpajakan yang benar-benar diperlukan terutama,
untuk :
Diterapkannya perlakuan yang sama
terhadap semua Wajib Pajak
Kemudahan Perpajakan
Dalam Pemberian Fasilitas
Kemudahan perpajakan yang diatur dalam pasal ini diberikan terbatas untuk:
a. mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Tempat Penimbunan
Berikat, atau untuk mengembangkan wilayah dalam Daerah Pabean yang dibentuk
khusus untuk maksud tersebut;
b. menampung kemungkinan perjanjian dengan negara lain dalam bidang perdagangan
dan investasi, konvensi internasional yang telah diratifikasi, serta kelaziman
internasional lainnya;
c. mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan vaksin yang
diperlukan dalam rangka Program Imunisasi Nasional;
d. menjamin tersedianya peralatan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Republik
Indonesia (TNI/POLRI) yang memadai untuk melindungi wilayah Republik Indonesia
dari ancaman eksternal maupun internal;
e. menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah Republik Indonesia yang
dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mendukung pertahanan
nasional;
f. meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa dengan membantu tersedianya buku pelajaran
umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat;
g. mendorong pembangunan tempat ibadah;
h. menjamin tersedianya perumahan yang harganya terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah,
yaitu rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana;
i. mendorong pengembangan armada nasional di bidang angkutan darat, air, dan udara;
j. mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya barang yang bersifat
strategis, seperti bahan
baku kerajinan perak;
k. menjamin terlaksananya proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah dan/atau dana pinjaman
luar negeri;
l. mengakomodasi kelaziman internasional dalam importasi Barang Kena Pajak tertentu yang
dibebaskan dari pungutan Bea Masuk.
m. membantu tersedianya Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diperlukan dalam
rangka penanganan bencana alam yang ditetapkan sebagai bencana alam nasional;
n. menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat; dan/atau
o. menjamin tersedianya angkutan umum di udara untuk mendorong kelancaran perpindahan arus
barang dan orang di daerah tertentu yang tidak tersedia sarana transportasi lainnya yang
memadai, yang perbandingan antara volume barang dan orang yang harus dipindahkan dengan
sarana transportasi yang tersedia sangat tinggi.
Kemudahan Perpajakan
Dalam Pemberian Fasilitas
Contoh Dari Tujuan Pemberian Fasilitas
Fungsi Mengatur (Regulerend)
Mendorong
berkembangnya
jenis usaha tertentu
Diberikan
pembebasan PPN
Impor kertas yang
digunakan sebagai
bahan pembuatan
buku-buku sekolah
Meningkatkan
Ekspor
Tidak dipungut PPN
Membentuk
Kawasan Berikat,
EPTE, & Kawasan
Bebas (FTZ)
Membantu
kesehatan
masyarakat
Diberikan
Pembebasan PPN
Impor bahan baku
yang dipergunakan
untuk membuat
vaksin polio
Meningkatkan
kesejahteraan
petani, nelayan
Diberikan
Pembebasan PPN
Penyerahan hasil
pertanian,
perkebunan,
kehutanan
Fasilitas PPN
Dari Masa Ke Masa
Sebelum 1 Januari 1995
1. Penangguhan Pembayaran
PPN & PPnBM
2. Penundaan Pembayaran
PPN & PPnBM
3. PPN & PPnBM Ditanggung
Pemerintah
4. PPN & PPnBM dibayar oleh
Pemerintah
5. PPN Tidak Dipungut
6. PPN Dibebaskan
UU PPN Nomor 11
Tahun 1994
1. Pajak yang terutang
tidak dipungut; atau
2. Dibebaskan dari
pengenaan Pajak
UU PPN Nomor 18
Tahun 2000
1. PPN Tidak Dipungut
2. Dibebaskan dari
pengenaan PPN
UU PPN Nomor 42
Tahun 2009
1. Pajak terutang tidak
dipungut sebagian atau
seluruhnya
2. Dibebaskan dari
pengenaan pajak
Baik untuk sementara waktu
maupun selamanya
Fasilitas PPN
Pada prinsipnya berdasarkan Pasal 16 B UU PPN fasilitas
di bidang PPN hanya ada 2 macam yaitu :
 Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya.
 PPN dibebaskan.
Perlakuan Atas
Pajak Masukan Terkait Fasilitas
 Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau
perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya tidak dipungut Pajak
Pertambahan Nilai dapat dikreditkan.
Pajak Pertambahan Nilai tetap terutang tetapi tidak dipungut, sehingga Pajak
Masukan dapat dikreditkan.
 Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau
perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari
pengenaan PPN tidak dapat dikreditkan.
Pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai mengakibatkan tidak
adanya Pajak Keluaran, sehingga Pajak Masukan yang berkaitan dengan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
memperoleh pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan.
Pasal 16 B UU PPN
1. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah Pabean;
2. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu;
3. Impor Barang Kena Pajak tertentu;
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean; dan
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pajak terutang Tidak Dipungut sebagian atau seluruhnya
atau Dibebaskan dari pengenaan pajak, baik untuk sementara waktu
maupun selamanya, untuk :
Diatur Dengan Peraturan Pemerintah
Fasilitas PPN
Pajak Yang Terutang Tidak Dipungut
Penyerahan BKP atau JKP
atau Impor BKP atau
Pemanfaatan BKP tidak
berwujud atau JKP dari luar di
dalam Daerah Pabean yang
dilakukan.
Di/Ke Kawasan Berikat
Dasar Hukum :
1. PP 32 Tahun 2009 Tanggal 24 Maret 2009Tentang Tempat Penimbunan
Berikat.
2. PMK 147 Tahun 2011 stdtd PMK 120 Tahun 2013 Tentang Kawasan Berikat
3. PMK 253 Tahun 2011 stdtd PMK 177 Tahun 2013 tentang Pengembalian
BM yang telah dibayar atas Impor Barang dan Bahan untuk diolah, dirakit,
atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk ekspor.
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
Dasar Hukum :
1. PP 20 Tahun 2000 stdtd PP 147 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan
Di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Dalam rangka Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE)
Dasar Hukum :
1. PMK 253 Tahun 2011 stdtd PMK 177 Tahun 2013 tentang Pengembalian
BM yang telah dibayar atas Impor Barang dan Bahan untuk diolah, dirakit,
atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk ekspor.
Kawasan Bebas (Free Trade Zone)
Dasar Hukum :
1. PP Nomor 10 Tahun 2012 tentang perlakuan kepabeanan, perpajakan, dan
Cukai serta tata laksana pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari
serta berada di kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
Perlakuan perpajakan bagi Pengusaha Kena Pajak berstatus Entrepot Produksi
untuk Tujuan Ekspor (EPTE) dan Perusahaan Pengolahan Di Kawasan Berikat
(KB). PP Nomor 3 Tahun 1996
Kawasan Berikat
PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013
Kawasan Berikat adalah : Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat
untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain
dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama
untuk diekspor
Tempat Penimbunan Berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang
memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun barang dengan
tujuan tertentu dengan mendapatkan penangguhan Bea Masuk.
Pengusaha di Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat,
yang selanjutnya disingkat PDKB, adalah badan hukum yang melakukan
kegiatan pengusahaan Kawasan Berikat yang berada di dalam Kawasan Berikat
milik Penyelenggara Kawasan Berikat yang statusnya sebagai badan hukum
yang berbeda.
Kawasan Berikat
PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013
Perusahaan yang dapat diberikan persetujuan sebagai PKB adalah perusahaan:
a. dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN);
b. dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA), baik sebagian atau seluruh
modal sahamnya dimiliki oleh peserta asing;
c. Non PMA/PMDN yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT);
d. Koperasi yang berbentuk badan hukum; atau
e. Yayasan.
Kawasan Berikat
PMK-120/PMK.04/2013
Suatu bangunan /tempat/kawasan
dgn batas tertentu
Pengolahan Rancang
Bangun
Perekayasaan Penyortiran
Pemeriksaan
Awal/
akhir
Pengepakan
Pergudang
an/Penimb
unan
Barang & Bahan asal
impor/DPIL
Hasilnya
Terutama Untuk
Ekspor
Persyaratan Kawasan Berikat
PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013
PMK NOMOR 147/PMK.04/2011 (Pasal 4)
1. Kawasan Berikat harus berlokasi di kawasan industri.
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kawasan
Berikat dapat berlokasi di kawasan budidaya yang diperuntukkan bagi kegiatan
industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan, sepanjang Kawasan Berikat tersebut
diperuntukkan bagi:
a. perusahaan yang menggunakan Bahan Baku dan/atau proses produksinya
memerlukan lokasi khusus;
b. perusahaan industri mikro dan kecil; dan/atau
c. perusahaan industri yang akan menjalankan industri di daerah kabupaten
atau kota yang belum memiliki kawasan industri atau yang telah memiliki
kawasan industri namun seluruh kavling industrinya telah habis.
3. Luas lokasi untuk Kawasan Berikat di kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) paling sedikit 10.000 m2 (sepuluh ribu meterpersegi) dalam satu
hamparan.
4. Di dalam lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat terdiri dari 1 (satu)
atau lebih PDKB.
Persyaratan Kawasan Berikat
PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013
PMK NOMOR 147/PMK.04/2011 (Pasal 5)
(1) Kawasan atau tempat yang akan dijadikan sebagai Kawasan Berikat harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. terletak di lokasi yang dapat langsung dimasuki dari jalan umum dan dapat dilalui oleh
kendaraan pengangkut peti kemas;
b. mempunyai batas-batas yang jelas berupa pagar pemisah dengan tempat atau bangunan lain;
c. tidak berhubungan langsung dengan bangunan lain;
d. mempunyai satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang yang dapat dilalui
kendaraan; dan
e. digunakan untuk melakukan kegiatan industri pengolahan Bahan Baku menjadi barang hasil
produksi.
(2) Dalam hal kawasan atau tempat yang akan dijadikan sebagai Kawasan Berikat diajukan oleh perusahaan
yang menggunakan Bahan Baku dan/atau proses produksinya memerlukan lokasi khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. mempunyai batas-batas yang jelas dengan tempat atau bangunan lain;
b. tidak berhubungan langsung dengan tempat atau bangunan lain;
c. mempunyai satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang; dan
d. digunakan untuk melakukan kegiatan industri pengolahan Bahan Baku menjadi barang hasil
produksi.
No Jenis Kegiatan Fasilitas Pajak
1 Impor barang modal atau peralatan kantor yang semata-mata dipakai oleh PDKB Penangguhan BM
PPN/PPnBM & PPh 22 impor tdk dipungut
2 Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan kegiatan
produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB
Penangguhan BM
PPN/PPnBM & PPh 22 impor tdk dipungut
3 Impor barang dan/atau bahan untuk diolah di PDKB Penangguhan BM
Pembebasan cukai
PPN/PPnBM & PPh 22 impor tdk dipungut
4 Pemasukan BKP dari DPIL ke PDKB untuk diolah lebih lanjut PPN/PPnBM tdk dipungut
5 Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut PPN/PPnBM tdk dipungut
6 Pengeluaran barang dan/atau bahan dari PDKB ke perusahaan industry di DPIL atau
PDKB lainnya dalam rangka subkontrak
PPN/PPnBM tdk dipungut
7 Penyerahan kembali BKP hasil pekerjaan subkontrak oleh PKP di DPIL atau PDKB lainnya
kepada PKP PDKB asal
PPN/PPnBM tdk dipungut
8 Atas peminjaman mesin dan/atau peralatan pabrik dalam rangka subkontrak dari PDKB
kepada perusahaan industry di DPIL atau PDKB lainnya dan pengembaliaanya ke PDKB
asal
PPN/PPnBM tdk dipungut
9 Pemasukan BKC dari DPIL ke PDKB untuk diolah lebih lanjut Pembebasan cukai
10 Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas kemudahan impor tujuan
ekspor dari DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh PDKB
Diberikan perlakuan perpajakan yg sama dgn
perlakuan thdp brg yg diekspor
11 Pengeluaran barang dr KB yg ditujukan kpd orang yg memperoleh fasilitas pembebasan
atau penangguhan BM, cukai dan pajak dalam rangka impor
Penangguhan BM
Pembebasan cukai
PPN/PPnBM tdk dipungut
12 Pemasukan alat pengemas (packing material) dan alat bantu pengemas dari DPIL ke KB
untuk menjadi salah satu kesatuan dgn barang hasil olahan PDKB PPN/PPnBM tdk dipungut
Terhadap impor barang, pemasukan Barang Kena Pajak (BKP), pengiriman hasil produksi,pengeluaran barang,
penyerahan kembali BKP, peminjaman mesin, pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) ke dan/atau dari
Kawasan Berikat (KB) diberikan fasilitas sebagai berikut :
Kawasan Berikat PPN/PPnBM Tidak Dipungut
PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013
Atas pengeluaran barang yang telah diolah oleh
PDKB ke DPIL dikenakan BM, Cukai, PPN,
PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor sepanjang
terhadap pengeluaran tersebut tidak ditujukan
kepada pihak yang memperoleh fasilitas
pembebasan atau penangguhan bea masuk,
cukai,dan pajak dalam rangka impor.
(Pengusaha tsb tdk memperoleh fasilitas dibidang
perpajakan)
Entrepot Produksi Tujuan Ekspor
PP 3 / 1996
Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor yang selanjutnya disebut EPTE adalah
suatu tempat atau bangunan dari suatu perusahaan industri dengan batas-batas
tertentu yang di dalamnya diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus di bidang
pabean, perpajakan dan tata niaga impor, yang diperuntukkan bagi pengolahan
barang dan/atau bahan yang berasal dari luar daerah pabean Indonesia, Kawasan
Berikat, EPTE lainnya, atau dari dalam daerah pabean Indonesia lainnya, yang
hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.
1. Atas impor barang modal, barang dan/atau bahan dari luar daerah pabean ke
dalam EPTE/KB diberikan penangguhan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
2. Penyerahan Barang Kena Pajak antar Pengusaha Kena Pajak EPTE, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang tidak
dipungut.
3. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh produsen dari Daerah Pabean Indonesia
lainnya kepada perusahaan berstatus EPTE dan/atau Perusahaan Pengolahan di
Kawasan Berikat untuk diolah lebih lanjut, diberikan perlakuan perpajakan yang
sama dengan perlakuan perpajakan terhadap barang yang diekspor.
Kawasan Bebas (Free Trade Zone)
PP 10 2012
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di
Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku
Undang-Undang Kepabeanan.
Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas, yang selanjutnya disebut Kawasan Bebas, adalah suatu
kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari
pengenaan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, dan cukai.
Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan
laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang
yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai..
Kawasan Bebas
PP 10 2012
KAWASAN BEBAS
Tidak Perlu Dikukuhkan Sebagai Pengusaha Kena Pajak
Penyerahan barang di dalam Kawasan Bebas
dibebaskan dari pengenaan PPN.
a. Pemasukan/Pengeluaran barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean diberikan pembebasan bea
masuk, pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan,
dan/atau pembebasan cukai.
b. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari tempat lain dalam Daerah Pabean melalui pelabuhan atau bandar
udara yang ditunjuk, tidak dipungut PPN.
c. Barang asal luar Daerah Pabean yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke tempat lain dalam Daerah
Pabean wajib dilunasi bea masuk, PPN, dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
d. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari/ke Kawasan Bebas lainnya diberikan pembebasan bea masuk,
pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau
pembebasan cukai.
Kawasan Bebas
PP 10 2012
No Kawasan Free Trade Zone Dasar Hukum
1 Pulau Sabang
Perpu No. 2 thn 2000
UU No. 37 thn 2000
2 Pulau Batam PP 46 thn 2007
3 Pulau Bintan PP 47 thn 2007
4 Pulau Karimun PP 48 thn 2007
Fasilitas PPN
Pajak Dibebaskan
Untuk melaksanakan mandat
UU PPN ini Pemerintah telah
mengeluarkan jenis Peraturan
Pemerintah yang mengatur
fasilitas pembebasan PPN
yaitu :
Pembebasan PPN atas impor dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak tertentu yang diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003.
Pembebasan PPN atas impor dan/atau penyerahan Barang Kena pajak tertentu yang
bersifat strategis yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007.
Sehubungan dengan proyek milik pemerintah yang sumber dananya berasal dari bantuan luar
negeri berupa pinjaman (loan) atau (hibah). PP 146 Tahun 2000 stdtd PP 38 Tahun 2003
tentang Impor dan atau penyerhan BKP tertentu dan atau JKP tertentu yang dibebaskan dari
pengenaan PPN.
Pembelian BKP / perolehan JKP yg dilakukan oleh Perwakilan Negara Asing. Badan-badan
Internasional yg memperoleh kekebalan diplomatik, serta pejabat-pejabat/tenaga ahlinya.
Diatur dalam PMK 162 2014 tentang Tata Cara Penerbitan SKB PPN & PPnBM Kepada
Perwakilan Negara Asing.
Pembelian BKP / perolehan JKP yg dilakukan oleh Perwakilan Negara Asing. Badan-badan
Internasional yg memperoleh kekebalan diplomatik, serta pejabat-pejabat/tenaga ahlinya.
Diatur dalam PMK 162 2014 tentang Tata Cara Penerbitan SKB PPN & PPnBM Kepada
Perwakilan Negara Asing.
Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari
pengenaan PPN. PP Nomor 12 Tahun 2001 stdtd PP 31 Tahun 2007
Perlakuan PPN dan PPnBM atas Impor BKP yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk.
PMK 231 2001 stdtd PMK nomor 70 Tahun 2013
No Jenis BKP Tertentu
Fasilitas PPN Dibebaskan Atas
Kegiatan
(PP 38 thn 2003)
Fasilitas PPN Dibebaskan Atas
Kegiatan
(PP 38 thn 2003)
1 Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air,
alat angkutan di udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja,
kendaraan patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta
suku cadangnya yang diimpor oleh Departemen Pertahanan,
Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh
Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI untuk melakukan impor
tersebut, dan komponen atau bahan yang belum dibuat di dalam
negeri, yang diimpor oleh PT (PERSERO) PINDAD, yang digunakan
dalam pembuatan senjata dan amunisi untuk keperluan
Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI;
Impor Penyerahan
2 Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi
Nasional (PIN);
Impor Penyerahan
3 Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran
agama;
Impor Penyerahan
4 Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal
angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal
penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat
keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor
dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional,
Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara
Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai
dengan kegiatan usahanya;
Impor Penyerahan
No Jenis BKP Tertentu
Fasilitas PPN Dibebaskan
Atas Kegiatan
(PP 38 thn 2003)
Fasilitas PPN Dibebaskan
Atas Kegiatan
(PP 38 thn 2003)
5 Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan
atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional, dan suku cadang serta peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak
yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang
digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan atau reparasi
pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
Impor Penyerahan
6 Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT
(PERSERO) Kereta Api Indonesia, dan komponen atau bahan yang
diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh PT (PERSERO) Kereta Api
Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang,
peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana yang
akan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia; dan
Impor Penyerahan
7 Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen
Pertahanan atau TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara
wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk mendukung
pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Departemen Pertahanan, TNI
atau pihak yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan atau TNI.
Impor Penyerahan
8 Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana,
pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan
lainnya, yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah
mendengar pertimbangan Menteri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah;
Penyerahan
BKP Tertentu
Yang Dibebaskan
No Jenis JKP Tertentu
Fasilitas PPN Dibebaskan
Atas Kegiatan
(PP 38 thn 2003)
1 1.Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional, Perusahaan Penangkapan
Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan
Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Nasional, yang meliputi:
- Jasa persewaan kapal;
- Jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa tambat, dan jasa labuh; Jasa
perawatan atau reparasi (docking) kapal;
Penyerahan
2 Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang meliputi:
- Jasa persewaan pesawat udara;
-Jasa perawatan atau reparasi pesawat udara; Penyerahan
3 Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT (PERSERO) Kereta Api
Indonesia;
Penyerahan
4 Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 angka 1 dan pembangunan tempat yang semata-mata untuk
keperluan ibadah;
Penyerahan
5 Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat sederhana;
dan
Penyerahan
6 Jasa yang diterima oleh Departemen Pertahanan atau TNI yang dimanfaatkan dalam
rangka penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia untuk
mendukung pertahanan nasional.
Penyerahan
JKP Tertentu
Yang Dibebaskan
No Jenis BKP Strategis
Fasilitas PPN
Dibebaskan Atas
Kegiatan
Fasilitas PPN
Dibebaskan Atas
Kegiatan
1 barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik,
baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas,
tidak termasuk suku cadang; yang diperlukan secara
langsung dalam proses menghasilkan BKP, oleh PKP
yang menghasilkan BKP tsb;
Impor Penyerahan
2 makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan
baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas. Impor Penyerahan
3 bibit dan/atau benih dari barang pertanian,
perkebunan,kehutanan, peternakan, penangkaran,
atau perikanan
Impor Penyerahan
4 barang hasil pertanian Impor Penyerahan
5 air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh
Perusahaan Air Minum
Penyerahan
6 listrik kecuali untuk perumahan dengan daya di atas
6600 (enam ribu enam ratus) watt
Penyerahan
7 RUSUNAMI Penyerahan
PPN dibebaskan atas Barang Strategis
PP 12/2001 stdtd PP No.31 / 2007
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR
PER - 12/PJ/2011
PPN DITANGGUNG PEMERINTAH
Untuk Tahun Anggaran 2011
Minya Goreng Sawit :
a. Minyak Goreng Sawit Curah
b. Minyak Goreng Sawit Kemasan Sederhana dengan merek MINYAKITA.
Pengusaha Kena Pajak adalah produsen atau distributor atau agen atau
pedagang pengecer yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak,
yang melakukan penyerahan Minyak Goreng Sawit.
PPN Terutang Atas Penyerahan Minyak Goreng Sawir dalam negeri Oleh PKP Ditanggung Oleh Pemerintah
Faktur Pajak Harus Dibubuhi Cap “PPN DITANGGUNG PEMERINTAH”
LOGOEmail : taripar.doly@gmail.com
Web : www.nusahati.com

More Related Content

What's hot

Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen LengkapPPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen LengkapSupri yanto
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanFox Broadcasting
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateMaiya Maiya
 
perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional Asep suryadi
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajakkaromah95
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanHengky Manurung
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPNkaromah95
 
Laporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansi
Laporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansiLaporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansi
Laporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansiolivia454343
 
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensTugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensSeh Wahyu Lestari
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakkaromah95
 
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsalif radix
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Fakturkaromah95
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDFox Broadcasting
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 

What's hot (20)

Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen LengkapPPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
 
perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Laporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansi
Laporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansiLaporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansi
Laporan kkn 2021 olivia andriani (c24180027) akuntansi
 
Siklus pendapatan
Siklus pendapatanSiklus pendapatan
Siklus pendapatan
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensTugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajak
 
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Faktur
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
 
Akuntansi Pensiun
Akuntansi PensiunAkuntansi Pensiun
Akuntansi Pensiun
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 

Similar to PPN Fasilitas

Saat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajakSaat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajakrereee
 
Tugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakanTugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakanZievilia Alayy
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.pptperpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.pptAdeliaFebrianti4
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isianisa_13
 
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdfPMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdfCIkumparan
 
PP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptx
PP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptxPP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptx
PP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptxINDAH554665
 
Buku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdf
Buku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdfBuku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdf
Buku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdfSariYanti22
 
3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan finalDuni Rusnercih
 
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas KepabeananGambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas KepabeananKanaidi ken
 
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"Kanaidi ken
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bmdesy diana
 
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)Massaputro Delly TP
 

Similar to PPN Fasilitas (20)

Mat brev-a
Mat brev-aMat brev-a
Mat brev-a
 
Saat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajakSaat dan tempat terutang pajak
Saat dan tempat terutang pajak
 
Tugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakanTugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakan
 
Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.pptperpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
perpajakan_Bentuk_Usaha_Tetap.ppt
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isi
 
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdfPMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
 
PP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptx
PP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptxPP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptx
PP 55 Tahun -2022-Penyesuaian-PPh-1.pptx
 
Buku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdf
Buku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdfBuku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdf
Buku Ajar Pengantar Kepabeanan dan Cukai Fix (Autosaved).pdf
 
PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2
 
Ppn & p pn bm
Ppn & p pn bmPpn & p pn bm
Ppn & p pn bm
 
3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final
 
PER-54/BC/2011
PER-54/BC/2011PER-54/BC/2011
PER-54/BC/2011
 
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas KepabeananGambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
 
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
 
Pertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajakPertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajak
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bm
 
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
15 EoDB (Gati Wibawaningsih - Dirjen IKM Kemenperin)
 

More from karomah95

PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masakaromah95
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakterkaromah95
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planningkaromah95
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususkaromah95
 
Mahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarMahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarkaromah95
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet ckaromah95
 
International Taxation
International Taxation International Taxation
International Taxation karomah95
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutangkaromah95
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewakaromah95
 
Pp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebasPp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebaskaromah95
 

More from karomah95 (16)

TOT Efaktur
TOT EfakturTOT Efaktur
TOT Efaktur
 
PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masa
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakter
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planning
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khusus
 
Mahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarMahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollar
 
Mahir BUT
Mahir BUTMahir BUT
Mahir BUT
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet c
 
International Taxation
International Taxation International Taxation
International Taxation
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitas
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewa
 
PPN objek
PPN objekPPN objek
PPN objek
 
Pp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebasPp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebas
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

PPN Fasilitas

  • 2. Tujuan Pemberian Fasilitas 1. berhasilnya sektor kegiatan ekonomi yang berprioritas tinggi dalam skala nasional, 2. mendorong perkembangan dunia usaha; 3. meningkatkan daya saing; 4. mendukung pertahanan nasional; dan 5. memperlancar pembangunan nasional Tujuan dan maksud diberikannya kemudahan pada hakikatnya untuk memberikan fasilitas perpajakan yang benar-benar diperlukan terutama, untuk : Diterapkannya perlakuan yang sama terhadap semua Wajib Pajak
  • 3. Kemudahan Perpajakan Dalam Pemberian Fasilitas Kemudahan perpajakan yang diatur dalam pasal ini diberikan terbatas untuk: a. mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Tempat Penimbunan Berikat, atau untuk mengembangkan wilayah dalam Daerah Pabean yang dibentuk khusus untuk maksud tersebut; b. menampung kemungkinan perjanjian dengan negara lain dalam bidang perdagangan dan investasi, konvensi internasional yang telah diratifikasi, serta kelaziman internasional lainnya; c. mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan vaksin yang diperlukan dalam rangka Program Imunisasi Nasional; d. menjamin tersedianya peralatan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia (TNI/POLRI) yang memadai untuk melindungi wilayah Republik Indonesia dari ancaman eksternal maupun internal; e. menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mendukung pertahanan nasional;
  • 4. f. meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa dengan membantu tersedianya buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat; g. mendorong pembangunan tempat ibadah; h. menjamin tersedianya perumahan yang harganya terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah, yaitu rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana; i. mendorong pengembangan armada nasional di bidang angkutan darat, air, dan udara; j. mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya barang yang bersifat strategis, seperti bahan baku kerajinan perak; k. menjamin terlaksananya proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah dan/atau dana pinjaman luar negeri; l. mengakomodasi kelaziman internasional dalam importasi Barang Kena Pajak tertentu yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk. m. membantu tersedianya Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diperlukan dalam rangka penanganan bencana alam yang ditetapkan sebagai bencana alam nasional; n. menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat; dan/atau o. menjamin tersedianya angkutan umum di udara untuk mendorong kelancaran perpindahan arus barang dan orang di daerah tertentu yang tidak tersedia sarana transportasi lainnya yang memadai, yang perbandingan antara volume barang dan orang yang harus dipindahkan dengan sarana transportasi yang tersedia sangat tinggi. Kemudahan Perpajakan Dalam Pemberian Fasilitas
  • 5. Contoh Dari Tujuan Pemberian Fasilitas Fungsi Mengatur (Regulerend) Mendorong berkembangnya jenis usaha tertentu Diberikan pembebasan PPN Impor kertas yang digunakan sebagai bahan pembuatan buku-buku sekolah Meningkatkan Ekspor Tidak dipungut PPN Membentuk Kawasan Berikat, EPTE, & Kawasan Bebas (FTZ) Membantu kesehatan masyarakat Diberikan Pembebasan PPN Impor bahan baku yang dipergunakan untuk membuat vaksin polio Meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan Diberikan Pembebasan PPN Penyerahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan
  • 6. Fasilitas PPN Dari Masa Ke Masa Sebelum 1 Januari 1995 1. Penangguhan Pembayaran PPN & PPnBM 2. Penundaan Pembayaran PPN & PPnBM 3. PPN & PPnBM Ditanggung Pemerintah 4. PPN & PPnBM dibayar oleh Pemerintah 5. PPN Tidak Dipungut 6. PPN Dibebaskan UU PPN Nomor 11 Tahun 1994 1. Pajak yang terutang tidak dipungut; atau 2. Dibebaskan dari pengenaan Pajak UU PPN Nomor 18 Tahun 2000 1. PPN Tidak Dipungut 2. Dibebaskan dari pengenaan PPN UU PPN Nomor 42 Tahun 2009 1. Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya 2. Dibebaskan dari pengenaan pajak Baik untuk sementara waktu maupun selamanya
  • 7. Fasilitas PPN Pada prinsipnya berdasarkan Pasal 16 B UU PPN fasilitas di bidang PPN hanya ada 2 macam yaitu :  Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya.  PPN dibebaskan.
  • 8. Perlakuan Atas Pajak Masukan Terkait Fasilitas  Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai dapat dikreditkan. Pajak Pertambahan Nilai tetap terutang tetapi tidak dipungut, sehingga Pajak Masukan dapat dikreditkan.  Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN tidak dapat dikreditkan. Pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai mengakibatkan tidak adanya Pajak Keluaran, sehingga Pajak Masukan yang berkaitan dengan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan.
  • 9. Pasal 16 B UU PPN 1. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah Pabean; 2. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu; 3. Impor Barang Kena Pajak tertentu; 4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; dan 5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean diatur dengan Peraturan Pemerintah Pajak terutang Tidak Dipungut sebagian atau seluruhnya atau Dibebaskan dari pengenaan pajak, baik untuk sementara waktu maupun selamanya, untuk : Diatur Dengan Peraturan Pemerintah
  • 10. Fasilitas PPN Pajak Yang Terutang Tidak Dipungut Penyerahan BKP atau JKP atau Impor BKP atau Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar di dalam Daerah Pabean yang dilakukan. Di/Ke Kawasan Berikat Dasar Hukum : 1. PP 32 Tahun 2009 Tanggal 24 Maret 2009Tentang Tempat Penimbunan Berikat. 2. PMK 147 Tahun 2011 stdtd PMK 120 Tahun 2013 Tentang Kawasan Berikat 3. PMK 253 Tahun 2011 stdtd PMK 177 Tahun 2013 tentang Pengembalian BM yang telah dibayar atas Impor Barang dan Bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk ekspor. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Dasar Hukum : 1. PP 20 Tahun 2000 stdtd PP 147 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan Di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Dalam rangka Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE) Dasar Hukum : 1. PMK 253 Tahun 2011 stdtd PMK 177 Tahun 2013 tentang Pengembalian BM yang telah dibayar atas Impor Barang dan Bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk ekspor. Kawasan Bebas (Free Trade Zone) Dasar Hukum : 1. PP Nomor 10 Tahun 2012 tentang perlakuan kepabeanan, perpajakan, dan Cukai serta tata laksana pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari serta berada di kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Perlakuan perpajakan bagi Pengusaha Kena Pajak berstatus Entrepot Produksi untuk Tujuan Ekspor (EPTE) dan Perusahaan Pengolahan Di Kawasan Berikat (KB). PP Nomor 3 Tahun 1996
  • 11. Kawasan Berikat PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013 Kawasan Berikat adalah : Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor Tempat Penimbunan Berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun barang dengan tujuan tertentu dengan mendapatkan penangguhan Bea Masuk. Pengusaha di Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat, yang selanjutnya disingkat PDKB, adalah badan hukum yang melakukan kegiatan pengusahaan Kawasan Berikat yang berada di dalam Kawasan Berikat milik Penyelenggara Kawasan Berikat yang statusnya sebagai badan hukum yang berbeda.
  • 12. Kawasan Berikat PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013 Perusahaan yang dapat diberikan persetujuan sebagai PKB adalah perusahaan: a. dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN); b. dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA), baik sebagian atau seluruh modal sahamnya dimiliki oleh peserta asing; c. Non PMA/PMDN yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT); d. Koperasi yang berbentuk badan hukum; atau e. Yayasan.
  • 13. Kawasan Berikat PMK-120/PMK.04/2013 Suatu bangunan /tempat/kawasan dgn batas tertentu Pengolahan Rancang Bangun Perekayasaan Penyortiran Pemeriksaan Awal/ akhir Pengepakan Pergudang an/Penimb unan Barang & Bahan asal impor/DPIL Hasilnya Terutama Untuk Ekspor
  • 14. Persyaratan Kawasan Berikat PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013 PMK NOMOR 147/PMK.04/2011 (Pasal 4) 1. Kawasan Berikat harus berlokasi di kawasan industri. 2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kawasan Berikat dapat berlokasi di kawasan budidaya yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, sepanjang Kawasan Berikat tersebut diperuntukkan bagi: a. perusahaan yang menggunakan Bahan Baku dan/atau proses produksinya memerlukan lokasi khusus; b. perusahaan industri mikro dan kecil; dan/atau c. perusahaan industri yang akan menjalankan industri di daerah kabupaten atau kota yang belum memiliki kawasan industri atau yang telah memiliki kawasan industri namun seluruh kavling industrinya telah habis. 3. Luas lokasi untuk Kawasan Berikat di kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit 10.000 m2 (sepuluh ribu meterpersegi) dalam satu hamparan. 4. Di dalam lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat terdiri dari 1 (satu) atau lebih PDKB.
  • 15. Persyaratan Kawasan Berikat PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013 PMK NOMOR 147/PMK.04/2011 (Pasal 5) (1) Kawasan atau tempat yang akan dijadikan sebagai Kawasan Berikat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. terletak di lokasi yang dapat langsung dimasuki dari jalan umum dan dapat dilalui oleh kendaraan pengangkut peti kemas; b. mempunyai batas-batas yang jelas berupa pagar pemisah dengan tempat atau bangunan lain; c. tidak berhubungan langsung dengan bangunan lain; d. mempunyai satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang yang dapat dilalui kendaraan; dan e. digunakan untuk melakukan kegiatan industri pengolahan Bahan Baku menjadi barang hasil produksi. (2) Dalam hal kawasan atau tempat yang akan dijadikan sebagai Kawasan Berikat diajukan oleh perusahaan yang menggunakan Bahan Baku dan/atau proses produksinya memerlukan lokasi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mempunyai batas-batas yang jelas dengan tempat atau bangunan lain; b. tidak berhubungan langsung dengan tempat atau bangunan lain; c. mempunyai satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang; dan d. digunakan untuk melakukan kegiatan industri pengolahan Bahan Baku menjadi barang hasil produksi.
  • 16. No Jenis Kegiatan Fasilitas Pajak 1 Impor barang modal atau peralatan kantor yang semata-mata dipakai oleh PDKB Penangguhan BM PPN/PPnBM & PPh 22 impor tdk dipungut 2 Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB Penangguhan BM PPN/PPnBM & PPh 22 impor tdk dipungut 3 Impor barang dan/atau bahan untuk diolah di PDKB Penangguhan BM Pembebasan cukai PPN/PPnBM & PPh 22 impor tdk dipungut 4 Pemasukan BKP dari DPIL ke PDKB untuk diolah lebih lanjut PPN/PPnBM tdk dipungut 5 Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut PPN/PPnBM tdk dipungut 6 Pengeluaran barang dan/atau bahan dari PDKB ke perusahaan industry di DPIL atau PDKB lainnya dalam rangka subkontrak PPN/PPnBM tdk dipungut 7 Penyerahan kembali BKP hasil pekerjaan subkontrak oleh PKP di DPIL atau PDKB lainnya kepada PKP PDKB asal PPN/PPnBM tdk dipungut 8 Atas peminjaman mesin dan/atau peralatan pabrik dalam rangka subkontrak dari PDKB kepada perusahaan industry di DPIL atau PDKB lainnya dan pengembaliaanya ke PDKB asal PPN/PPnBM tdk dipungut 9 Pemasukan BKC dari DPIL ke PDKB untuk diolah lebih lanjut Pembebasan cukai 10 Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor dari DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh PDKB Diberikan perlakuan perpajakan yg sama dgn perlakuan thdp brg yg diekspor 11 Pengeluaran barang dr KB yg ditujukan kpd orang yg memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan BM, cukai dan pajak dalam rangka impor Penangguhan BM Pembebasan cukai PPN/PPnBM tdk dipungut 12 Pemasukan alat pengemas (packing material) dan alat bantu pengemas dari DPIL ke KB untuk menjadi salah satu kesatuan dgn barang hasil olahan PDKB PPN/PPnBM tdk dipungut Terhadap impor barang, pemasukan Barang Kena Pajak (BKP), pengiriman hasil produksi,pengeluaran barang, penyerahan kembali BKP, peminjaman mesin, pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) ke dan/atau dari Kawasan Berikat (KB) diberikan fasilitas sebagai berikut :
  • 17. Kawasan Berikat PPN/PPnBM Tidak Dipungut PM 147 2011 stdtd PMK-120/PMK.04/2013 Atas pengeluaran barang yang telah diolah oleh PDKB ke DPIL dikenakan BM, Cukai, PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor sepanjang terhadap pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai,dan pajak dalam rangka impor. (Pengusaha tsb tdk memperoleh fasilitas dibidang perpajakan)
  • 18. Entrepot Produksi Tujuan Ekspor PP 3 / 1996 Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor yang selanjutnya disebut EPTE adalah suatu tempat atau bangunan dari suatu perusahaan industri dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus di bidang pabean, perpajakan dan tata niaga impor, yang diperuntukkan bagi pengolahan barang dan/atau bahan yang berasal dari luar daerah pabean Indonesia, Kawasan Berikat, EPTE lainnya, atau dari dalam daerah pabean Indonesia lainnya, yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor. 1. Atas impor barang modal, barang dan/atau bahan dari luar daerah pabean ke dalam EPTE/KB diberikan penangguhan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 2. Penyerahan Barang Kena Pajak antar Pengusaha Kena Pajak EPTE, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang tidak dipungut. 3. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh produsen dari Daerah Pabean Indonesia lainnya kepada perusahaan berstatus EPTE dan/atau Perusahaan Pengolahan di Kawasan Berikat untuk diolah lebih lanjut, diberikan perlakuan perpajakan yang sama dengan perlakuan perpajakan terhadap barang yang diekspor.
  • 19. Kawasan Bebas (Free Trade Zone) PP 10 2012 Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan. Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, yang selanjutnya disebut Kawasan Bebas, adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai..
  • 20. Kawasan Bebas PP 10 2012 KAWASAN BEBAS Tidak Perlu Dikukuhkan Sebagai Pengusaha Kena Pajak Penyerahan barang di dalam Kawasan Bebas dibebaskan dari pengenaan PPN. a. Pemasukan/Pengeluaran barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean diberikan pembebasan bea masuk, pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau pembebasan cukai. b. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari tempat lain dalam Daerah Pabean melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk, tidak dipungut PPN. c. Barang asal luar Daerah Pabean yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke tempat lain dalam Daerah Pabean wajib dilunasi bea masuk, PPN, dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan. d. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari/ke Kawasan Bebas lainnya diberikan pembebasan bea masuk, pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau pembebasan cukai.
  • 21. Kawasan Bebas PP 10 2012 No Kawasan Free Trade Zone Dasar Hukum 1 Pulau Sabang Perpu No. 2 thn 2000 UU No. 37 thn 2000 2 Pulau Batam PP 46 thn 2007 3 Pulau Bintan PP 47 thn 2007 4 Pulau Karimun PP 48 thn 2007
  • 22. Fasilitas PPN Pajak Dibebaskan Untuk melaksanakan mandat UU PPN ini Pemerintah telah mengeluarkan jenis Peraturan Pemerintah yang mengatur fasilitas pembebasan PPN yaitu : Pembebasan PPN atas impor dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tertentu yang diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003. Pembebasan PPN atas impor dan/atau penyerahan Barang Kena pajak tertentu yang bersifat strategis yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007. Sehubungan dengan proyek milik pemerintah yang sumber dananya berasal dari bantuan luar negeri berupa pinjaman (loan) atau (hibah). PP 146 Tahun 2000 stdtd PP 38 Tahun 2003 tentang Impor dan atau penyerhan BKP tertentu dan atau JKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN. Pembelian BKP / perolehan JKP yg dilakukan oleh Perwakilan Negara Asing. Badan-badan Internasional yg memperoleh kekebalan diplomatik, serta pejabat-pejabat/tenaga ahlinya. Diatur dalam PMK 162 2014 tentang Tata Cara Penerbitan SKB PPN & PPnBM Kepada Perwakilan Negara Asing. Pembelian BKP / perolehan JKP yg dilakukan oleh Perwakilan Negara Asing. Badan-badan Internasional yg memperoleh kekebalan diplomatik, serta pejabat-pejabat/tenaga ahlinya. Diatur dalam PMK 162 2014 tentang Tata Cara Penerbitan SKB PPN & PPnBM Kepada Perwakilan Negara Asing. Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan PPN. PP Nomor 12 Tahun 2001 stdtd PP 31 Tahun 2007 Perlakuan PPN dan PPnBM atas Impor BKP yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk. PMK 231 2001 stdtd PMK nomor 70 Tahun 2013
  • 23. No Jenis BKP Tertentu Fasilitas PPN Dibebaskan Atas Kegiatan (PP 38 thn 2003) Fasilitas PPN Dibebaskan Atas Kegiatan (PP 38 thn 2003) 1 Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya yang diimpor oleh Departemen Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI untuk melakukan impor tersebut, dan komponen atau bahan yang belum dibuat di dalam negeri, yang diimpor oleh PT (PERSERO) PINDAD, yang digunakan dalam pembuatan senjata dan amunisi untuk keperluan Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI; Impor Penyerahan 2 Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN); Impor Penyerahan 3 Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama; Impor Penyerahan 4 Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya; Impor Penyerahan
  • 24. No Jenis BKP Tertentu Fasilitas PPN Dibebaskan Atas Kegiatan (PP 38 thn 2003) Fasilitas PPN Dibebaskan Atas Kegiatan (PP 38 thn 2003) 5 Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan atau reparasi pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional; Impor Penyerahan 6 Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia, dan komponen atau bahan yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana yang akan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia; dan Impor Penyerahan 7 Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen Pertahanan atau TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Departemen Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan atau TNI. Impor Penyerahan 8 Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah; Penyerahan BKP Tertentu Yang Dibebaskan
  • 25. No Jenis JKP Tertentu Fasilitas PPN Dibebaskan Atas Kegiatan (PP 38 thn 2003) 1 1.Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Nasional, yang meliputi: - Jasa persewaan kapal; - Jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa tambat, dan jasa labuh; Jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal; Penyerahan 2 Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang meliputi: - Jasa persewaan pesawat udara; -Jasa perawatan atau reparasi pesawat udara; Penyerahan 3 Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia; Penyerahan 4 Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 1 dan pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah; Penyerahan 5 Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat sederhana; dan Penyerahan 6 Jasa yang diterima oleh Departemen Pertahanan atau TNI yang dimanfaatkan dalam rangka penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia untuk mendukung pertahanan nasional. Penyerahan JKP Tertentu Yang Dibebaskan
  • 26. No Jenis BKP Strategis Fasilitas PPN Dibebaskan Atas Kegiatan Fasilitas PPN Dibebaskan Atas Kegiatan 1 barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang; yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan BKP, oleh PKP yang menghasilkan BKP tsb; Impor Penyerahan 2 makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas. Impor Penyerahan 3 bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan,kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan Impor Penyerahan 4 barang hasil pertanian Impor Penyerahan 5 air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum Penyerahan 6 listrik kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6600 (enam ribu enam ratus) watt Penyerahan 7 RUSUNAMI Penyerahan PPN dibebaskan atas Barang Strategis PP 12/2001 stdtd PP No.31 / 2007
  • 27. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 12/PJ/2011 PPN DITANGGUNG PEMERINTAH Untuk Tahun Anggaran 2011 Minya Goreng Sawit : a. Minyak Goreng Sawit Curah b. Minyak Goreng Sawit Kemasan Sederhana dengan merek MINYAKITA. Pengusaha Kena Pajak adalah produsen atau distributor atau agen atau pedagang pengecer yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, yang melakukan penyerahan Minyak Goreng Sawit. PPN Terutang Atas Penyerahan Minyak Goreng Sawir dalam negeri Oleh PKP Ditanggung Oleh Pemerintah Faktur Pajak Harus Dibubuhi Cap “PPN DITANGGUNG PEMERINTAH”