Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
1. KELOMPOK : C2
Gesti Kumoro Ratri (2017210134)
Isabella Romu (2017210110)
Ivana Amadea Lubis (2017210112)
Jason Matthew Doornik (2017210117)
Maulida Fitria (2017210134)
Nadia Vidya Savira (2017210151)
Naufal Daffa Setiawan (2017210154)
Nesha Mutiara (2017210155)
2. PATOFISIOLOGI
Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu
kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal yang
berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai
penurunan glomerular filtration rate (GFR).
Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama
≥ 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal
(National Kidney Foundation, 2002).
18. Hasil Nilai normal 9/11 10/11 11/11 12/11 13/11 14/11 15/11
imunoserologi
HbsAg Non reaktif
Non
reaktif
Anti-HCV Non reaktif
Non
reaktif
Gas darah
pH 7,37-7,44 7,18
PCO2 35-45 mmHg 22,9
PO2 84-108 mmHg 38,1
HCO3 21-28 mmol/L 8,7
O2 saturasi 95-99 % 65%
BE
-2,5-2,5
mmol/L -17,2
19. Hasil Nilai normal 9/11 10/11 11/11 12/11 13/11 14/11 15/11
Urinalisis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Keruh
BJ 1,015-1,025 1,010
pH 4,8-7,4 5,5
Protein Negatif
Positif
(+++)
Glukosa Negatif Positif (+)
Keton Negatif Positif (+)
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit
esterase Negatif Negatif
20. Komentar dan alasan
1. Kadar Hb, hct, eritrosit pasien rendah menandakan pasien
mengalami anemia.
2. Kandungan leukosit tinggi menandakan pasien mengalami
leukositosis secara patologis dapat menunjukkan adanya infeksi.
3. Nilai PT dan aPTT tidak sesuai menunjukkan adanya gangguan
fungsi trombosit hal ini karena pasien mengalami gangguan ginjal.
4. Nilai albumin tidak bisa dipastikan kebenarannya karena obesitas
pada pasien dapat menunjukan nilai albumin rendah yang palsu.
5. Ureum dan kreatinin tinggi hal ini karena pasien mengalami
gangguan ginjal dan komplikasinya.
6. Pasien mengalami asidosis metabolik karena pH, HCO3, PCO2,
be rendah dan hipoksemia karena PO2 dan O2 saturasi rendah.
7. Urin pasien yang keruh dan mengandung gula, keton dan protein
hal ini karena gangguan fungsi ginjal.
21. Komentar dan alasan
1. Tekanan darah pasien tinggi menandakan pasien mengalami hipertensi
dengan resiko tinggi pada pasien ckd komplikasi namun telah membaik
menujukkan amlodipin dan candesartan efektif
2. Pasien masih mengalami muntah hingga hari terakhir pemeriksaan
22. EVALUASI PROFIL PENGOBATAN
Profil Obat Parameter Monitoring
Efektivitas dan Efek
Samping Obat/ESO
Komentar
dan Alasan
(disertai
referensi)
NamaObat Rute Dosis Frekuensi Indikasi
amlodipin
PO 5-10 mg 1x1 h i p e r t e n s i ,
profilaksis angina.
PME : kadar K
ESO : hiperkalemia
I n d i k a s i
sesuai
Dosis sesuai
P I O N A S ,
k o n s e n s u s
hipertensi
spironolakton
PO 100-200mg
max 400mg
1x1 Hipertensi, edema,
hiperaldosteronisme
PME: urinalisis
ESO: Sering berkemih,
hiperglikemia,
h i p e r l i p i d e m i a ,
hiperurisemia,
disfungsi seksual
Indikasi tidak
adekuat
Dosis sesuai
P I O N A S ,
k o n s e n s u s
hipertensi
(kandesartan
sileksetil)
candesartan
PO 8-32 mg 1x1 hipertensi PME: kadar K
ESO: hiperkalemia,vertigo,
sakit kepala
I n d i k a s i
sesuai
Dosis sesuai
P I O N A S ,
k o n s e n s u s
hipertensi
23. Profil Obat Parameter Monitoring
Efektivitas dan Efek
Samping Obat/ESO
Komentar dan
Alasan (disertai
referensi)
NamaObat Rute Dosis Frekuensi Indikasi
Asam folat PO 5 mg 1x1 Anemia megaloblastik PME:
ESO: mual
Indikasi sesuai
Dosis sesuai
PIONAS
Bicarbonat PO 4,8-5g 1x1 Asidosis metabolik PME:
ESO: Suplemen natrium
d a p a t m e n i n g k a t k a n
t e k a n a n d a r a h a t a u
menyebabkan retensi
cairan dan udem paru-paru
p a d a m e r e k a y a n g
berisiko; hipokalemia
dapat memburuk.
Indikasi sesuai
Dosis sesuai
PIONAS
Methyl
prednisolon
PO 20-40 mg 1-4x1 Meredakan peradangan
dan gejala alergi
PME:
ESO: Meningkatkan gula
darah, mual, muntah,
pusing, maag
Indikasi tidak
adekuat
D o s i s t i d a k
adekuat
PIONAS
NaCl caps IV 0,9% 2-20 menit Keseimbangan elektrolit PME:kadar Na
ESO: pemberian dosis
b e s a r d a p a t
m e n y e b a b k a n
penumpukan natrium
dan udem.
Indikasi sesuai
D o s i s t i d a k
adekuat
PIONAS
24. Profil Obat Parameter Monitoring
Efektivitas dan Efek Samping
Obat/ESO
Komentar dan
Alasan (disertai
referensi)
NamaObat Rute Dosis Frekue
nsi
Indikasi
Furosemid
(lasix)
IV dosis awal 20-40 mg,
d o s i s d a p a t
ditingkatkan sebesar
20 mg tiap interval 2
j a m h i n g g a e f e k
tercapai.
1-2x1 udem karena penyakit jantung,
hati, dan ginjal.
PME: kadar elektolit, kreatinin,
tekanan darah
ESO: gangguan elektrolit,
dehidrasi, hipovolemia, hipotensi,
peningkatan kreatinin darah.
I n d i k a s i t i d a k
adekuat
Dosis sesuai
PIONAS
Ranitidin IV 50 mg 3-4x1 tukak lambung dan tukak
duodenum
PME: fungsi hati
ESO: diare dan gangguan
s a l u r a n c e r n a l a i n n y a ,
p e n g a r u h t e r h a d a p
pemeriksaan fungsi hati
(jarang, kerusakan hati), sakit
kepala, pusing, ruam dan rasa
letih.
Indikasi tidak
adekuat
Dosis sesuai
PIONAS
cebactam IV 2-4 g 2x1 Infeksisaluran napas atas &
b w h , I S K a t a s & b w h ,
pe r i t oni t i s, kol e si st i t i s ,
kol a ngi t i s, i nf e ksi i nt r a
abdominal lain, infeksi kulit &
jaringan lunak.
PME: hematologi
ESO: Diare, mual, muntah, ruam
makulopapu l a r, u r t i ka r i a ,
eosinofilia, demam akibat obat,
sedikit penurunan neutrofil,
neutropenia reversibel (krn terapi
b e r k e p a n j a n g a n ) , a n e m i a
hemolitik, sakit kepala, demam,
nyeri pd tempat inj, menggigil.
Indikasi sesuai
Dosis sesuai
PIONAS
25. Obat
Assesment (Identifikasi
DRP)
Plan/Rekomendasi
Analisis
Eviden
ce
Based
Nama Obat Rute Aturan
Pakai
Problem Causes Intervensi Acceptance Outcome
spironolakton PO 1x1
(100mg)
P2
Keamanan
pengobatan
P2.1
Kemungkin
an terjadi
efek
samping
obat
P3
lainnya
P3.2
Pengobatan
tidak
diperlukan
C1
Pemilihan
obat
C1.2
obat tidak
cocok (ada
di
pedoman,
tapi
kontraindi
kasi)
C1.7
Terlalu
banyak
resep obat
untuk
indikasi yg
tjd
I3
Pada tingkat obat
I3.5
M e n g h e n t i k a n
pengobatan
kadar gula dalam urin
pasien tingi,efek
samping tidak sesuai
d e n g a n k o n d i s i
pasien, profil obat
hipertensi sudah ada
a m l o d i p i n d a n
candesartan
K o n s e n s u s
hipertensi
26. Obat
Assesment (Identifikasi
DRP)
Plan/Rekomendasi
Analisis
Evid
ence
Base
d
Nama Obat Rute Aturan
Pakai
Problem Causes Intervensi Acceptance Outcome
Methyl
prednisolon
PO 1x1
(16mg)
P2
Keamanan
pengobatan
P2.1
Kemungkina
n terjadi efek
samping obat
P3
lainnya
P3.2
Pengobatan
tidak
diperlukan
C1
Pemilihan
obat
C1.3
Obat tanpa
indikasi
I3
Pada tingkat
obat
I3.5
Menghentik
a n
pengobatan
E f e k s a m p i n g
bertentangan dengan
k o n d i s i p a s i e n d a n
indikasi alergi seperti
sesak sudah tidak ada
pada tanggal 11/11, obat
yang lebih efektif tersedia
yaitu difenhidramin HCl
PIONAS
NaCl caps PO 1x1
(500mg)
P1
Efektifitas
pengobatan
P1.2
Efek tidak
optimal
C2
Sediaan
obat
C2.1
Bentuk
sediaan
tidak cocok
bagi pasien
I3
Pada tingkat
obat
I3.4
Mengganti
instruksi
penggunaan
Pemberian oral akan
m e n i m b u l k a n e f e k
samping bikarbonat,
kadar elektrolit pasien
tidak membaik pemberian
peroral tidak efektif
sebaiknya diberikan
secara IV
PIONAS
27. Obat
Assesment (Identifikasi
DRP)
Plan/Rekomendasi
Analisis
Evidence
Based
Nama
Obat
Rut
e
Aturan
Pakai
Problem Causes Intervensi Acceptan
ce
Outcome
Furosem
id (lasix)
IV 1x1 P2
Keamanan
pengobatan
P2.1
Kemungkinan
terjadi efek
samping obat
P3
lainnya
P3.2
Pengobatan
tidak
diperlukan
C1
Pemilihan
obat
C1.2
obat tidak
cocok (ada di
pedoman,
tapi
kontraindikas
i)
I3
Pada tingkat
obat
I3.5
Menghentik
a n
pengobatan
Pemberian diuretik kuat
tidak tepat untuk pasien
g a n g g u a n g i n j a l .
Kreatinin pasien tinggi
dan elektorit rendah,
efek sampi ng ob a t
terjadi
PIONAS
K o n s e n s u s
hipertensi
Clinical practice
guidelines for
ckd
ranitidin IV 1x1 P3
lainnya
P3.2
Pengobatan
tidak
diperlukan
C1
Pemilihan
obat
C1.6
Tidak ada
treatment
obat di
indikasi
I3
Pada tingkat
obat
I3.3
Mengganti
formula
t i d a k d i p e r l u k a n
ranitidin pada tanggal
9-13/11, Mual terjadi
pada tanggal 14-16/11
ranitidin bukan lini
pertama sebaiknya
diganti dengan antasida
PIONAS
28. KESIMPULAN
1. Spironolacton sebagai antihipertensi tidak diperlukan karena
sudah terdapat obat kombinasi amlodipin dan candesartan
2. Methyl prednisolon sebagai antihistamin efeksamping tidak
sesuai, indikasi sudah selesai, apabila kambuh sebaiknya diberikan
difenhidramin hcl yg tidak kontra dengan kondisi pasien
3. NaCl sebaiknya diberikan secara intravena untuk meningkatkan
efektifitas dan mencegah efek samping bikarbonat
4. Lasix tidak diperlukan karena untuk penderita ginjal penanganan
hipertensi lebih baik digunakan ACE inhibitor dan ARB
5. Ranitidin bukan lini pertama, pada tanggal 9-13 obat ini tidak
diperlukan, pada kondisi mual tanggal 14-16 sebaiknya diberikan
dimenhidrinat yang tidak konta dengan kondisi pasien
29. DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Informasi Obat Nasional
2. (http://pionas.pom.go.id/)
3. C l i n i c a l p r a c t i c e g u i d e l i n e s f o r c k d
(https://www.kidney.org/sites/default/files/docs/ckd_e
valuation_classification_stratification.pdf)
4. K o n s e n s u s h i p e r t e n s i 2 0 1 9
(http://upload.inash.or.id/cdn/File/Update%20konsens
us%202019.pdf)
5. Ta t a l a k s a n a P e n y a k i t G i n j a l K r o n i k d a n
Komplikasinya