3. Vesikolithiasis adalah batu yang ada di vesika
urinaria ketika terdapat defisiensi substansi
tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat,
dan asam urat meningkat, (Smeltzer)
4. Menurut Smeltzer, batu kandung kemih disebabkan oleh
infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal
yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).
Menurut Soeparman, faktor-faktor yang mempengaruhi
batu kandung kemih (Vesikolitiasis) antara lain:
Hiperkalsiuria, Hipositraturia, Hiperurikosuria, dll.
5.
6. Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya
menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada
leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa
menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat
mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda
seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung.
10. a. Biodata klien dan penanggung jawab
b. Keluhan klien.
c. Riwayat penyakit sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Status emosi
f. Pola eliminasi
g. Pola istirahat tidur
11. 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka
gesekan batu pada vesika urinaria.
2. Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine berhubungan dengan
adanya penutupan saluran kemih mekanik, peradangan
ditandai dengan uregensi dan frekuensi, oliguria (retensi) dan
hematuria
3. Anxietas berhubungan dengan koping individu yang infektif
mengenai penyakit
12. Dx 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan luka gesekan batu pada vesika urinaria
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam nyeri teratasi.
KH: Melaporkan keluhan nyeri berkurang, klien tampak
tenang dan tidak meningkatkan, klien dapat tidur/istirahat
yang cukup.
13. Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10)
2. Jelaskan penyebab nyeri
3. Berikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung,
lingkungan yang tenang.
4. Anjurkan teknik napas dalam
5. Bantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai dengan
indikasi
6. Kolaborasi: Narkotik misalnya : meperidin (Demerol) morphin
14. Dx 2 : Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine
berhubungan dengan adanya penutupan saluran kemih
mekanik, peradangan ditandai dengan uregensi dan
frekuensi, oliguria (retensi) dan hematuria
Tujuan : Perubahan pola eliminasi BAK
KH: Retensio urin teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
15. Intervensi :
1. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan
minimal 3 – 4 liter/hari
2. Tampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut
keluar
3. Observasi perubahan warna, bau, PH urine setiap
2 jam
16. Dx 3 : Anxietas berhubungan dengan koping individu
yang infektif mengenai penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 1 jam kecemasan tertasi.
KH: Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan
mengidentifikasi cara yang tepat untuk menangani
kecemasannya.
17. Intervensi :
1. Identifikasi tingkat ketakukan klien
2. Adakan kunjungan pada klien dengan personal ruangan bedah sebelum
operasi
3. Bina hubungan saling percaya Identifikasi tingkat ketakukan klien
4. Perkenalkan staf operasi saat klien dipindahkan keruang operasi
memberi hubungan dan kenyamanan psikis.
5. Informasikan tentang peran perawat sebagai klien intraperatif pada klien.
18. Dx 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka gesekan batu
pada vesika urinaria
1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10)
2. Menjelaskan penyebab nyeri
3. Memberikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung,
lingkungan yang tenang.
4. Menganjurkan teknik napas dalam
5. Membantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai dengan indikasi
6. Berkolaborasi: Narkotik missalnya : meperidin (Demerol) morphin
19. Dx 2 : Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine berhubungan
dengan adanya penutupan saluran kemih mekanik, peradangan
ditandai dengan uregensi dan frekuensi, oliguria (retensi) dan
hematuria
1. Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan minimal 3 – 4
liter/hari
2. Menampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut keluar
3. Mengobservasi perubahan warna, bau, PH urine setiap 2 jam
20. Dx 3 : Anxietas berhubungan dengan koping individu yang infektif
mengenai penyakit
Implementasi
1. Mengidentifikasi tingkat ketakukan klien
2. Mengadakan kunjungan pada klien dengan personal ruangan bedah sebelum
operasi
3. Membina hubungan saling percaya Identifikasi tingkat ketakukan klien
4. Memperkenalkan staf operasi saat klien dipindahkan keruang operasi
memberi hubungan dan kenyamanan psikis.
5. Menginformasikan tentang peran perawat sebagai klien intraperatif pada
klien.
21. Dx 1: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontiunitas jaringan ditandai dengan keluahan rasa
nyeri terus menerus operasi
S : Pasien mengatakan nyeri di bagian perut tengah bawah
O : Pasien terlihat meringis kesakitan
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1, 3, 5, & 6.
22. Dx 2: Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine berhubungan dengan
adanya penutupan saluran kemih mekanik, peradangan ditandai
dengan uregensi dan frekuensi, oliguria (retensi) dan hematuria
S : Klien mengatakan dapat BAK dengan lancar tanpa menetes.
O : Urin dalam jumlah normal
A : Masalah teratasi
P : Hentikan tindakan
23. Dx 3 : Anxietas berhubungan dengan koping individu
yang infektif mengenai penyakit
S : pasien mengatakan merasa takut
O : pasien terlihat gelisah
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi