SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Oleh:
Prodalima, S.Kep, Ners
 Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau
  Urinarius Tractus Infection (UTI)
  adalah suatu keadaan adanya
  infasi mikroorganisme pada
  saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)
 Infeksi Saluran Kemih (ISK)
  adalah suatu keadaan adanya
  infeksi bakteri pada saluran
  kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
 ISK uncomplicated (simple)
  ISK sederhana yang terjadi pada penderita
  dengan saluran kencing tak baik, anatomic
  maupun fungsional normal. Isk lebih sering
  terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.
 ISK complicated
  Sering menimbulkan banyak masalah karena
  sering kali kuman penyebab sulit diberantas,
  kuman penyebab sering resisten terhadap
  beberapa macam antibiotika, sering terjadi
  bakterimia, sepsis dan shock.
ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-
keadaan sebagi berikut:
 Kelainan abnormal saluran kencing,
  misalnya batu, reflex vesiko uretral
  obstruksi, atoni kandung kemih,
  paraplegia, kateter kandung kencing
  menetap dan prostatitis.
 Kelainan faal ginjal: GGA maupun
  GGK.
 Gangguan daya tahan tubuh
 Infeksi yang disebabkan karena
  organisme virulen sperti prosteus spp
  yang memproduksi urease.
 Jenis-jenis
            mikroorganisme yang
 menyebabkan ISK, antara lain:
  Pseudomonas, Proteus, Klebsiella :
   penyebab ISK complicated
  Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK
   uncomplicated (simple)
  Enterobacter, staphylococcus
   epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
 Sisa urin dalam kandung kemih yang
  meningkat akibat pengosongan
  kandung kemih yang kurang efektif
 Mobilitas menurun
 Nutrisi yang sering kurang baik
 Sistem imunitas menurun, baik seluler
  maupun humoral
 Adanya hambatan pada aliran urin
 Hilangnya efek bakterisid dari sekresi
  prostat
   Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah
    adalah :
       Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
       Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
       Hematuria
       Nyeri punggung dapat terjadi
   Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
       Demam
       Menggigil
       Nyeri panggul dan pinggang
       Nyeri ketika berkemih
       Malaise
       Pusing
       Mual dan muntah
Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu
  asending dan hematogen.
 Secara asending yaitu:
  Masuknya mikroorganisme dalam kandung
   kemih, factor tekanan urine saat miksi,
   kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam
   traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik,
   pemakaian kateter), adanya dekubitus yang
   terinfeksi.
  Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
 Secara hematogen yaitu:
 Sering terjadi pada pasien yang system
 imunnya rendah sehingga mempermudah
 penyebaran infeksi secara hematogen
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering
  disebabkan karena adanya:
 Sisa urin dalam kandung kemih yang
  meningkat akibat pengosongan kandung
  kemih yang tidak lengkap atau kurang
  efektif.
 Mobilitas menurun
 Nutrisi yang sering kurang baik
 System imunitas yng menurun
 Adanya hambatan pada saluran urin
 Hilangnya efek bakterisid dari sekresi
  prostat.
 Urinalisis
   Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu
    petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria
    positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang
    pandang besar (LPB) sediment air kemih
   Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10
    eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria
    disebabkan oleh berbagai keadaan patologis
    baik berupa kerusakan glomerulus ataupun
    urolitiasis.
 Bakteriologis
   Mikroskopis
   Biakan bakteri
   Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya
    organisme spesifik
   Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000
    koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran
    tengah atau dari specimen dalam kateter
    dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
   Metode tes
     Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase
      lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan
      nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien
      mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
      positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat
      urin normal menjadi nitrit.
     Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) :
   Uretritia akut akibat organisme menular secara
    seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
    gonorrhoeae, herpes simplek).
Terapi Infeksi Saluran Kemih
  (ISK)dapat dibedakan atas:
 Terapi antibiotika dosis tunggal
 Terapi antibiotika konvensional: 5-
  14 hari
 Terapi antibiotika jangka lama: 4-6
  minggu
 Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu
  dipikirkan kemungkinan adanya:
 Gangguan absorbsi dalam alat
  pencernaan
 Interansi obat
 Efek samping obat
 Gangguan akumulasi obat terutama
  obat-obat yang ekskresinya melalui
  ginjal
 Pemerikasaan   fisik: dilakukan secara
  head to toe
 Riwayat atau adanya faktor-faktor
  resiko:
 Adanya faktor predisposisi pasien
  terhadap infeksi nosokomial
 Pengkajian dari manifestasi klinik
  infeksi saluran kemih
 Pengkajian psikologi pasien:
Diagnosa        Kriteria           Intervensi                 Rasional
Keperawatan        Hasil

Gangguan rasa     Nyeri       Pantau perubahan           Untuk
nyaman : nyeri    berkurang   warna urin, pantau pola     mengidentifikasi
berhubungan       / hilang    berkemih, masukan dan       indikasi kemajuan
dengan            saat dan    keluaran setiap 8 jam dan   atau penyimpangan
inflamasi dan     sesudah     pantau hasil urinalisis     dari hasil yang
infeksi uretra,   berkemih    ulang                       diharapkan
kandung kemih                 Catat lokasi, lamanya      Membantu
dan struktur                  intensitas skala (1-10)     mengevaluasi tempat
traktus                       nyeri.                      obstruksi dan
urinarius lain.                                           penyebab nyeri
                              Berikan tindakan           Meningkatkan
                              nyaman, seperti pijatan.    relaksasi, menurunkan
                                                          tegangan otot.
                              Jika dipasang kateter,     Kateter memberikan
                              perawatan kateter 2 kali    jalan bakteri untuk
                              per hari                    memasuki kandung
                                                          kemih dan naik ke
                                                          saluran perkemihan.
                              Alihkan perhatian pada     Relaksasi,
                              hal yang menyenangkan       menghindari terlalu
                                                          merasakan nyeri.
Diagnosa     Kriteria        Intervensi             Rasional
Keperawata     Hasil
     n
Perubahan    Pola        •Awasi pemasukan      •Memberikan
pola         eliminasi   dan pengeluaran       informasi tentang
eliminasi    membaik,    karakteristik urine   fungsi ginjal dan
berhubunga   tidak                             adanya komplikasi
n dengan     terjadi     •Dorong               •Peningkatan hidrasi
obstruksi    tanda-      meningkatkan          membilas bakteri.
mekanik      tanda       pemasukan cairan
pada         gangguan    •Kaji keluhan pada    •Retensi urin dapat
kandung      berkemih    kandung kemih         terjadi menyebabkan
kemih        (urgensi,                         distensi jaringan
ataupun      oliguri,                          (kandung
struktur     disuria)                          kemih/ginjal)
traktus                  •Observasi            •akumulasi sisa
urinarius                perubahan tingkat     uremik dan
lain.                    kesadaran             ketidakseimbangan
                                               elektrolit dapat
                                               menjadi toksik pada
                                               susunan saraf pusat
Diagnosa          Kriteria          Intervensi                 Rasional
 Keperawatan          Hasil
Kurangnya          Menyatakan    •Berikan waktu kepada    •Mengetahui sejauh mana
pengetahuan        mengerti      pasien untuk             ketidak tahuan pasien
tentang kondisi,   tentang       menanyakan tentang       tentang penyakitnya.
prognosis, dan     kondisi,      penyakitnya.
kebutuhan          pemeriksaan   •Kaji ulang proses       •Memberikan pengetahuan
pengobatan         diagnostik,   penyakit dan harapan     dasar dimana pasien dapat
berhubungan        rencana       yang akan datang         membuat pilihan
dengan             pengobatan,                            berdasarkan informasi.
kurangnya          dan           •Berikan informasi       •Pengetahuan apa yang
sumber             tindakan      tentang penyakitnya      diharapkan dapat
informasi.         perawatan                              mengurangi ansietas dan
                   diri                                   membantu
                   preventif.                             mengembangkan
                                                          kepatuhan klien terhadap
                                                          terapeutik.
                                 •Anjurkan pasien untuk   •Pasien sering
                                 menggunakan obat yang    menghentikan obat
                                 diberikan, minum 8       mereka, jika tanda-tanda
                                 gelas/hari               penyakit mereda.
                                 •Berikan kesempatan      •Untuk mendeteksi isyarat
                                 kepada pasien untuk      indikatif kemungkinan
                                 mengekspresikan          ketidakpatuhan dan
                                 perasaan dan masalah     membantu
                                 tentang rencana          mengembangkan
                                 pengobatan.              penerimaan rencana
                                                          terapeutik.
Infeksi Saluran Kemih pada Lansia

More Related Content

What's hot

Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasNs.Heri Saputro
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaSulistia Rini
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifSri Nala
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisArief Yanto
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitusSo Ra
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalFransiska Oktafiani
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 

What's hot (20)

Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
 
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
 
Perkembangan antropologi kesehatan
Perkembangan antropologi kesehatanPerkembangan antropologi kesehatan
Perkembangan antropologi kesehatan
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 

Viewers also liked

Farmakoterapi Infeksi Saluran Kemih
Farmakoterapi Infeksi Saluran KemihFarmakoterapi Infeksi Saluran Kemih
Farmakoterapi Infeksi Saluran KemihRahayu Wahyu Ningsih
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihKindal
 
Morlock presentation, session 2, ver 2
Morlock presentation, session 2, ver 2Morlock presentation, session 2, ver 2
Morlock presentation, session 2, ver 2janmorlock
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikanProdalima Sinulingga, M.Kep
 
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalahProdalima Sinulingga, M.Kep
 

Viewers also liked (20)

Farmakoterapi Infeksi Saluran Kemih
Farmakoterapi Infeksi Saluran KemihFarmakoterapi Infeksi Saluran Kemih
Farmakoterapi Infeksi Saluran Kemih
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
Tahan pengkajian keperawatan keluarga
Tahan pengkajian keperawatan keluargaTahan pengkajian keperawatan keluarga
Tahan pengkajian keperawatan keluarga
 
Pengantar stres
Pengantar stresPengantar stres
Pengantar stres
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Holistic nursing theory
Holistic nursing theoryHolistic nursing theory
Holistic nursing theory
 
Benefit Cost Analysis
Benefit Cost AnalysisBenefit Cost Analysis
Benefit Cost Analysis
 
Morlock presentation, session 2, ver 2
Morlock presentation, session 2, ver 2Morlock presentation, session 2, ver 2
Morlock presentation, session 2, ver 2
 
3. planning of action
3. planning of action3. planning of action
3. planning of action
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
 
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
 
Laporan pbl dan puskesmas
Laporan pbl dan puskesmasLaporan pbl dan puskesmas
Laporan pbl dan puskesmas
 
(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas
 
Tren dan isu terkait gangguan persyarapan
Tren dan isu terkait gangguan persyarapanTren dan isu terkait gangguan persyarapan
Tren dan isu terkait gangguan persyarapan
 
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)
 
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatanParadigma keperawatan
Paradigma keperawatan
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
 
Pp cerebral palsy
Pp cerebral palsyPp cerebral palsy
Pp cerebral palsy
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
 

Similar to Infeksi Saluran Kemih pada Lansia (20)

Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
 
Askep retensi urine (3)
Askep retensi urine (3)Askep retensi urine (3)
Askep retensi urine (3)
 
Rentensi urine
Rentensi urineRentensi urine
Rentensi urine
 
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
ASKEP Infeksi saluran kemih
ASKEP Infeksi saluran kemihASKEP Infeksi saluran kemih
ASKEP Infeksi saluran kemih
 
Inkontenensia urin
Inkontenensia urinInkontenensia urin
Inkontenensia urin
 
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
 
ujian
ujianujian
ujian
 
askep kel 2.pptx
askep kel 2.pptxaskep kel 2.pptx
askep kel 2.pptx
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urinInkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Askep isk fitri fix
Askep isk fitri fixAskep isk fitri fix
Askep isk fitri fix
 
Presentasi cysdtitis
Presentasi cysdtitisPresentasi cysdtitis
Presentasi cysdtitis
 
Askep uretritis
Askep uretritisAskep uretritis
Askep uretritis
 
PPT Gerontik Kelompok 2.pptx
PPT Gerontik Kelompok 2.pptxPPT Gerontik Kelompok 2.pptx
PPT Gerontik Kelompok 2.pptx
 
Askep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasAskep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.Egas
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.Egas
 
Eliminasi urine
Eliminasi urineEliminasi urine
Eliminasi urine
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep

Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumProdalima Sinulingga, M.Kep
 
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatanProdalima Sinulingga, M.Kep
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep (20)

Emergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral InjuryEmergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral Injury
 
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
 
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah SakitManajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Focus group discussion
Focus group discussionFocus group discussion
Focus group discussion
 
Leadership in nursing
Leadership in nursingLeadership in nursing
Leadership in nursing
 
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
 
(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemiaAsuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan AddisonAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan
 
Pengantar phbs
Pengantar phbsPengantar phbs
Pengantar phbs
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangren
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangrenAsuhan keperawatan pada klien dengan gangren
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangren
 

Infeksi Saluran Kemih pada Lansia

  • 2.  Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)  Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
  • 3.  ISK uncomplicated (simple) ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. Isk lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.  ISK complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock.
  • 4. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan- keadaan sebagi berikut:  Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.  Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.  Gangguan daya tahan tubuh  Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang memproduksi urease.
  • 5.  Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:  Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated  Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)  Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
  • 6.  Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif  Mobilitas menurun  Nutrisi yang sering kurang baik  Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral  Adanya hambatan pada aliran urin  Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
  • 7. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :  Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih  Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis  Hematuria  Nyeri punggung dapat terjadi  Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :  Demam  Menggigil  Nyeri panggul dan pinggang  Nyeri ketika berkemih  Malaise  Pusing  Mual dan muntah
  • 8. Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.  Secara asending yaitu:  Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.  Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.  Secara hematogen yaitu: Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen
  • 9. Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:  Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.  Mobilitas menurun  Nutrisi yang sering kurang baik  System imunitas yng menurun  Adanya hambatan pada saluran urin  Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
  • 10.  Urinalisis  Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih  Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.  Bakteriologis  Mikroskopis  Biakan bakteri
  • 11. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik  Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.  Metode tes  Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.  Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) :  Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
  • 12. Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK)dapat dibedakan atas:  Terapi antibiotika dosis tunggal  Terapi antibiotika konvensional: 5- 14 hari  Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu  Terapi dosis rendah untuk supresi
  • 13. Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkinan adanya:  Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan  Interansi obat  Efek samping obat  Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal
  • 14.  Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe  Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:  Adanya faktor predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial  Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih  Pengkajian psikologi pasien:
  • 15. Diagnosa Kriteria Intervensi Rasional Keperawatan Hasil Gangguan rasa Nyeri Pantau perubahan Untuk nyaman : nyeri berkurang warna urin, pantau pola mengidentifikasi berhubungan / hilang berkemih, masukan dan indikasi kemajuan dengan saat dan keluaran setiap 8 jam dan atau penyimpangan inflamasi dan sesudah pantau hasil urinalisis dari hasil yang infeksi uretra, berkemih ulang diharapkan kandung kemih Catat lokasi, lamanya Membantu dan struktur intensitas skala (1-10) mengevaluasi tempat traktus nyeri. obstruksi dan urinarius lain. penyebab nyeri Berikan tindakan Meningkatkan nyaman, seperti pijatan. relaksasi, menurunkan tegangan otot. Jika dipasang kateter, Kateter memberikan perawatan kateter 2 kali jalan bakteri untuk per hari memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan. Alihkan perhatian pada Relaksasi, hal yang menyenangkan menghindari terlalu merasakan nyeri.
  • 16. Diagnosa Kriteria Intervensi Rasional Keperawata Hasil n Perubahan Pola •Awasi pemasukan •Memberikan pola eliminasi dan pengeluaran informasi tentang eliminasi membaik, karakteristik urine fungsi ginjal dan berhubunga tidak adanya komplikasi n dengan terjadi •Dorong •Peningkatan hidrasi obstruksi tanda- meningkatkan membilas bakteri. mekanik tanda pemasukan cairan pada gangguan •Kaji keluhan pada •Retensi urin dapat kandung berkemih kandung kemih terjadi menyebabkan kemih (urgensi, distensi jaringan ataupun oliguri, (kandung struktur disuria) kemih/ginjal) traktus •Observasi •akumulasi sisa urinarius perubahan tingkat uremik dan lain. kesadaran ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat
  • 17. Diagnosa Kriteria Intervensi Rasional Keperawatan Hasil Kurangnya Menyatakan •Berikan waktu kepada •Mengetahui sejauh mana pengetahuan mengerti pasien untuk ketidak tahuan pasien tentang kondisi, tentang menanyakan tentang tentang penyakitnya. prognosis, dan kondisi, penyakitnya. kebutuhan pemeriksaan •Kaji ulang proses •Memberikan pengetahuan pengobatan diagnostik, penyakit dan harapan dasar dimana pasien dapat berhubungan rencana yang akan datang membuat pilihan dengan pengobatan, berdasarkan informasi. kurangnya dan •Berikan informasi •Pengetahuan apa yang sumber tindakan tentang penyakitnya diharapkan dapat informasi. perawatan mengurangi ansietas dan diri membantu preventif. mengembangkan kepatuhan klien terhadap terapeutik. •Anjurkan pasien untuk •Pasien sering menggunakan obat yang menghentikan obat diberikan, minum 8 mereka, jika tanda-tanda gelas/hari penyakit mereda. •Berikan kesempatan •Untuk mendeteksi isyarat kepada pasien untuk indikatif kemungkinan mengekspresikan ketidakpatuhan dan perasaan dan masalah membantu tentang rencana mengembangkan pengobatan. penerimaan rencana terapeutik.