1. Infeksi Saluran Kemih
Kelompok 1
Ade Kurnia
Fauziah Meliadewi
Husen Ode
Luthfia Septiyani
Norma Rizkita Sari
Siti Masitoh
Sofiatun Nadzia
2. A. Definisi
Infeksi saluran kemih atau yang disingkat ISK adalah
berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam kandung
kemih, yang dalam keadaan normal tidak mengandung
bakteri, virus dan mikroorganisme lain sehingga dengan
adanya mikroorganisme patogen tersebut menyebabkan
terjadinya infeksi pada saluran kemih.
Berikut ini adalah saluran kemih yang sering mengalami ISK,
yaitu :
1. Vesika Urinaria (Sistitis)
2. Uretra (Uretritis)
3. Ginjal (Pielonefritis)
3. B. Etiologi
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh
mikroorganisme patogenik seperti :
o Bakteri E-coli
o Streptococus
o Stafilokous
o Seudomonas
4. C. Manifestasi Klinis
1) Nyeri dan rasa panas ketika berkemih (disuria),
polakisuria dan terdesak ingin berkemih
(urgency)
2) Stranguria (sulit berkemih dan disertai kejang
otot pinggang)
3) Tenesmus (rasa nyeri dengan keinginan
mengosongkan kandung kemih meskipun telah
kosong)
4) Nokturia ( kecenderungan sering buang air kecil
pada malam hari)
5) Prostatismus (kesulitan memulai berkemih)
7. F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan ISK bertujuan untuk membebaskan
saluran kemih dari bakteri dan mencegah atau
mengendalikan infeksi berulang. Ada beberapa
metode pengobatan ISK yang lazim dipakai, yaitu :
1) Pengobatan dosis tunggal, yaitu obat diberikan 1
kali
2) Pengobatan jangka pendek, yaitu 1-2 minggu
3) Pengobatan jangka panjang, yaitu 3-4 minggu
4) Pengobatan profilaktik, yaitu 1xsehari dalam
waktu 3-6 bulan
8.
9. A. Pengkajian
1. Identitas diri pasien
2. Identitas penanggung jawab
3. Keluhan utama
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang
10. B. Diagnosa
1. Perubahan pola eliminasi berhubungan
dengan infeksi saluran kemih
2. Nyeri berhubungan dengan infeksi saluran
kemih
3. Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, pencegahan dan perawatan
11. C. Intervensi
Dx. 1 - Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi saluran kemih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien dapat mempertahankan pola
eliminasi secara adekuat.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien dapat
mempertahankan pola eliminasinya di tandai dengan klien tidak kesulitan dalam berkemih.
No. Intervensi Rasional
1. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine
Memberikan informasi tentang fungsi
ginjal dan adanya komplikasi.
2. Dorong meningkatkan pemasukan cairan
Peningkatan hidrasi
membilas bakteri.
3. Kaji keluhan pada kandung kemih
Retensi urin dapat terjadi menyebabkan
distensi
jaringan (kandung kemih).
4.
Kolaborasi hasil pemeriksaan laboratorium elektrolit,
BUN, kreatin
Pengawasan terhadap
disfungsi ginjal.
12. Dx. 2 - Nyeri berhubungan dengan infeksi saluran kemih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien merasa nyaman dan
nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan skala
nyeri berkurang ditandai dengan pasien mengatakan atau tidak ada keluhan nyeri pada saat
berkemih, wajah tampak tenang.
No. Intervensi Rasional
1.
Pantau perubahan warna urin, pantau pola
berkemih, masukan dan keluaran setiap 8
jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Mengidentifikasi indikasi
kemajuan atau penyimpangan
dari hasil yang diharapkan
2. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri.
Membantu mengevaluasi lokasi
infeksi dan
penyebab nyeri
3. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan.
Meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegangan
otot.
4. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
Relaksasi, menghindari terlalu
merasakan nyeri.
5.
Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik
sesuai dengan program terapi
Analgetik memblok
lintasan nyeri
13. Dx. 3 - Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, pencegahan dan perawatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tanda gelisah.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien dapat menyatakan
mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
No. Intervensi Rasional
1.
Berikan waktu kepada pasien untuk
menanyakan apa yang tidak di ketahui
tentang penyakitnya.
Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien tentang
penyakitnya.
2.
Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang
akan datang
Memberikan
pengetahuan dasar
dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan
informasi.
3.
Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk
mencegah penyebaran,
jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik:
tujuan, gambaran singkat,
persiapan yang dibutuhkan sebelum
pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi
ansietas
dan membantu mengembankan
kepatuhan klien
terhadap rencana
terapeutik.
4.
Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan
perasaan dan masalah
tentang rencana pengobatan.
Mendeteksi isyarat
indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu
mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.
14. D. Implementasi
Dx. 1 - Perubahan pola eliminasi berhubungan
dengan infeksi saluran kemih
1. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran
karakterstik urine
2. Mendorong meningkatan pemasukan cairan
3. Mengkaji keluhan pada kandung kemih
4. Mengkolaborasi hasil pemeriksaan laboratorium
elektrolit , BUM , kreatin.
15. Dx. 2 - Nyeri berhubungan dengan infeksi
saluran kemih
1. Memantau perubahan warna urine , pantauan
pola berkemih ,masukan dan keluaran setiap 8
jam dan pantau hasil urinalisis ulang
2. Mencatat lokasi , lamanya intensitas skala (1-
10) nyeri
3. Memberikan tindakan nyaman , seperti pijat
4. Mengalihkan perhatian pada hal yang
menyenagkan
5. Mengkolaborasi dalam pemberian obat
analgetik sesuai dengan program terapi.
16. Dx. 3 - Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit,
pencegahan dan perawatan.
1. Memberikan waktu kepada pasien untuk menanyakan
apa yang tidak diketahui tentang penyakitnya.
2. Mengkaji ulang penyakit dan harapan yang akan
datang.
3. Memberikan informasi tentang : sumber infeksi ,
tindakan untuk mencegah penyebaran , jelaskan
pemberian antibiotik , pemeriksaan diagnostik :
tujuan , gambaran singkat , persiapan sebelum
pemeriksaan , perawatan sesudah pemeriksaan.
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekpresikan perasaan dan masalah tentang
rencana pengobatan.
17. E. Evaluasi
Dx. 1 - Perubahan pola eliminasi
berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
S : Pasien mengatakan masih belum bisa
buang air kecil secara normal
O : Retensi urin masih terjadi
A : Masalah pola eliminasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
18. Dx. 2 – Nyeri
berhubungan dengan
infeksi saluran kemih.
S : Pasien masih mengeluh
nyeri pada saat buang air
kecil, namun nyeri
berkurang
O : Skala nyeri berkurang,
awalnya 6 menjadi 5
A : Masalah nyeri teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
nomer 1,2,3,4
Dx. 3 - Kurangnya
pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya
informasi tentang proses
penyakit, pencegahan dan
perawatan.
S : Pasien mengatakan sudah
lebih memahami tentang
penyakitnya
O : Pasien mampu menjawab
pertanyaan yang ditanyakan
perawat tentang penyakitnya
A : Masalah kurangnya
pengetahuan teratasi
P : Hentikan intervensi