SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Case Report Session
Preseptor:
Dr. dr . Tri Wahyu Murni
Sulisetyowati.,Sp.B.,Sp.BTKV(K).,MH.Kes.
Presentan :
Reynanda Fathanza Hizrian
PSPD Bedah Toraks Kelompok 4
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RSUP dr. Hasan Sadikin
Nama : Ny.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 Tahun
Tempat asal : Pasarean, Kab.Indramayu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Tanggal Pemeriksaan : 13-01-2022
Identitas Pasien
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak Nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dengan keluhan utama sesak
nafas sejak 1 minggu lalu. Sesak nafas dirasakan semakin memberat sejak 5 hari yang lalu
sesak memberat terutama jika pasien menarik nafas dan memberat saat beraktifitas, berkurang
ketka istirahat. Pasien juga mengeluhkan jika tidur harus dengan bantal yang tinggi karena
sesak nafas. Keluhan pasien juga disertai dengan batuk, berdahak, darah (-). Pasien
menyangkal keluhan demam disangkal. Pasien mengeluhkan mual dan terkadang muntah,
nafsu makan menurun. Riwayat Buang Air Kecil dan Buang Air Besar dalam batas normal
Pasien menyangkal riwayat keringat di malam hari dan rtidak ada riwayat pengobatan
penyakit paru selama 6 bulan.Pasien menyangkal riwayat kontak dengan pasien TB. Riwayat
dirawat di Rumah sakit dalam waktu lama pada pasien disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat
tekanan darah tinggi, kencing manis, dan riwayat penyakit jantung disangkal oleh pasien.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien dengan riwayat benjolan payudara kiri dimulai pada bulan desember tahun 2020.
Pada bulan februari 2021 pasien dilakukan biopsi di RS Bhayangkara Indramayu dengan hasil
keganasan namun pasien menolak operasi. Pasien baru dilakukan operasi pada bulan agustus
2021 yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Setelah kemo 4 kali, ternyata respon kemoterapi
kurang baik dan pasien drujuk ke RSHS.
Pasien dibawa ke IGD RSHS di RSHS dan dikonsulkan ke ke TS Bedah Toraks untuk
dilakukan penanganan lebih lanjut.
.
Anamnesis
.
Riwayat Keluarga
Riwayat anggota keluarga dengan keluhan serupa disangkal pasien juga
menyangkal adanya riwayat Hipertensi, Diabetes melitus , dan penyakit jantung
pada keluarga.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal adanya alergi obat-obatan dan makanan.
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 36,8 oC
Nadi : 89 x/menit
- tipe : equal
- isi : cukup
- Irama : regular
Frekuensi Pernafasan: 26x/menit
Pemeriksaan Fisik
SpO2 : 98% dengan nasal kanul 4 lpm
Status Lokalis
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3 mm, refleks pupil (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), krepitasi (-), sekret (-)
• Mulut : sianosis (-), lidah kotor (-)
• Telinga : sekret (-/-), serumen (-/-)
• Leher : nyeri tekan (-), peningkatan JPV (-)
KGB ar axilla dekstra : Pembesaran KGB (-)
KGB ar infraclavicula dekstra: Pembesaran KGB (-)
KGB ar supraclavicula dekstra : Pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen : Distensi(-), Supel, bising usus (+) normal Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-),
Hepar dan Lien tidak teraba
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2’, Edema +/+
Pemeriksaan Fisik
• Toraks :
Inspeksi : bentuk dan gerak tidak simetris kiri<kanan,
Palpasi : massa(-), Vocal Fremitus kiri<kanan
Perkusi : dull setinggi ICS V hemitoraks sinistra kebawah
Auskultasi : VBS kiri<kanan, ronkhi -/-, wheezing -/-
tapping hemithoraks sinistra : (+)ringan, serousanguin
a/r mammae sinistra :
Inspeksi : massa (-), hiperemis (+), ulkus (+), pus (-), darah (-), peau de orange (-), discharge (-),
tampak lesi karsinomatosis pada luka post insisi dan sekitarnya
Foto Klinis
(17/01/2022)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium RSHS(17/01/2022)
Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan
Hb (g/dl) 11,7-15,5 12.3 Normal
Hematokrit (%) 35-47 37.4 Normal
Lekosit (rb/mm3) 3,6-11,0 12.74 High
Trombosit
(rb/mm3)
150-400 358.000 Normal
GDS (mg/dl) 70-115 133 High
Albumin 3.4-5.0 2.83 Low
Asam laktat 0.7-2.5 2.0 Normal
Ureum
Kreatinin
<30
<1.5
18
0.58
Normal
Normal
Natrium 135-145 132 Normal
Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan
pH 7.35-7.45 7.46 High
pCO2 35-45 27.1 Low
pO2 80-100 80.0 Normal
HCO3 22-26 19.6 Normal
tCO2 23-29 20.4 Normal
BE -2.0-2.0 -2.3 High
SaO2 95-100 96 Normal
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium PA RS Bhayangkara Indramayu (22/02/2021)
- Kesan :
Invasive Carcinoma mammae sinistra of no special type grade 2
Rontgen Toraks RSHS (21/12/2021)
Interpretasi
- Foto asimetris, inspirasi kurang
- Skeletal dan soft tissue yang tervisualisasi dalam batas
normal
- Trakea di tengah
- Cor sulit dinilai, batas kiri jantung tertutup perselubungan
- Sinuses dan diafragma dalam batas normal
- Pulmo:
- Hili dalam batas normal
- Corakan bronkovaskular normal
- Tidak tampak perbecakan di kedua lapang paru
- Tampak perselubungan opak homogen di
hemithorak lateral tengah sampai bawah kiri
- Tampak gambaran opak noduler di lapang tengah
sampai bawah paru kanan
- Tampak penebalan fissura minor
Kesan :
- Metastasis Intrapulmonal
- Efusi Pleura Sinistra
Diagnosis Banding
● Efusi pleura ec malignansi
● Efusi pleura ec tuberkulosis
● Efusi pleura ec pneumonia
• Gejala : sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu
• Sejak 5 hari yang lalu pasien mengeluhkan sesak semakin memberat
terutama jika pasien menarik nafas dan memberat saat aktifitas,
berkurang ketika istirahat.
• Riwayat demam disangkal.
• Riwayat batuk lama & berkeringat malam hari disangkal.
• Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal.
• Riwayat pengobatan penyakit paru selama 6 bulan
disangkal.
• Riwayat demam disangkal
• Riwayat dilakukan perawatan lama di rumah sakit
disangkal
Efusi pleura sinistra e.c malignancy pada pasien
ICNST grade II Mamae Sinistra T4bN0M0
Diagnosis Kerja
Diagnosis Kerja
Efusi pleura sinistra e.c malignancy pada pasien
ICNST grade II Mamae Sinistra T4bN0M0
ICNST/Invasive Breast Cancer (No Special
Type) :
• Invasif: sel kanker telah menyebar keluar
dari saluran menuju jaringan sekitara
payudara
• NST: sel kanker tidak memiliki fitur yang
terklasifikasi ke dalam sel kanker payudara
tipe spesial dibawah mikroskop
Gejala dari ICNST meliputi:
• Benjolan atau penebalan jaringan payudara
• Perubahan ukuran atau bentuk payudara
• Perubahan tekstur kulit (mengerut/dimpling)
• Benjolan atau pembengkakan di bawah
lengan
• Perubahan pada puting (inverted)
Laboratorium PA (22/02/2021)
• Invasive carcinoma mammae sinistra of no
special type grade 2
ICNST Grading :
• Nottingham Histologic Score system :
1. Jumlah kelenjar yang terbentuk (seberapa
baik sel-sel tumor mencoba menciptakan
kembali kelenjar normal)
2. Fitur nuklir (tingkat "pleomorfisme”/
seberapa ”buruk" sel tumor terlihat)
3. Aktivitas mitosis (berapa banyak sel
tumor membelah/berkembang biak)
• Tumor grade I memiliki skor total 3-5
• Tumor grade II memiliki skor total 6-7
• Tumor grade III memiliki skor total 8-9
Stadium (AJCC) 2010
T4bN0M0 :
TNM staging : staging ca mammae
TNM singkatan dari tumor, node,
metastasis
• T4b: Edema, ulserasi , nodul
satelit pada kulit yang terbatas
pada 1 payudara
• N0 : tidak terdapat metastasis
KGB regional
• M0 : tidak terdapat metastasis jauh
Tatalaksana
Farmakologi
● Rencana CTT sinistra
● Ceftriaxone 1x2gram IV
● O2 4 lpm nasal kanul
● Nebulisasi combivent per 8 jam
● IVFD RL 1500 cc/24 jam
● Omeprazole 2x40mg IV
● periksa analisa cairan pleura, cek sitologi cairan pleura
● Konsul TS onkologi untuk penilaian ca mammae sinistra
● Konsul TS onkologiradiasi untuk terapi radiasi
Quo ad Vitam : dubia ad malam
Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
Prognosis
Basic Science
Anatomi Pleura
01
Pleura
Setiap rongga paru (kanan dan kiri) dibatasi oleh membran pleura
(pleura) yang juga memantulkan dan menutupi permukaan luar
paru yang menempati rongga tersebut. Setiap paru ditampung oleh
dan diselubungi oleh kantung pleura serosa yang terdiri dari dua
membran kontinu:
● Pleura viseral: menempatkan semua permukaan paru-paru
membentuk permukaan luarnya yang mengkilap
● Pleura parietal: melapisi rongga paru-paru
Rongga pleura—ruang potensial di antara lapisan-lapisan pleura—
mengandung lapisan kapiler cairan serosa pleura → melumasi
permukaan pleura dan memungkinkan lapisan pleura meluncur
dengan mulus satu sama lain selama respirasi dan mencegah kolaps
paru (mempertahankan tekanan transpulmonal positif )
Pleura viseralis bersambungan dengan pleura parietal di hilum paru.
Komposisi pleura: cairan (10-20 mL), protein (<1,5 g/dL), Glukosa
mirip plasma, LDH <50% kadar plasma
Efusi Pleura
02
Definisi
Efusi pleura adalah akumulasi cairan berlebih di dalam rongga
pleura
● Adanya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi cairan
pleura.
● Normalnya: 10-20 mL untuk lubrikasi
● Tekanan onkotik dan hidrostatik diantara membrane pleura
yang mempertahankan jumlah tersebut.
● Keseimbangan tekanan di kapiler → aliran cairan dari
permukaan pleura parietal ke rongga pleura,
● Keseimbangan tekanan dalam sirkulasi paru → absorpsi melalui
pleura visceral.
D'Agostino HP, Edens MA. Physiology, Pleural Fluid. [Updated 2020 Sep 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513353/
Epidemiologi
● Efusi pleura adalah penyakit yang paling umum di antara semua penyakit pleura dan mempengaruhi 1,5
juta pasien per tahun di Amerika Serikat.
○ Berbagai penyakit dapat hadir dengan efusi pleura seperti penyakit yang terutama melibatkan paru-
paru seperti pneumonia, paparan asbes, atau manifestasi pleura dari penyakit yang terutama
mempengaruhi organ lain seperti gagal jantung kongestif, pankreatitis, atau penyakit lokal pada pleura
seperti infeksi pleura dan mesothelioma
● Estimasi prevalensi efusi pleura adalah 320 kasus per 100.000 di negara industri dengan distribusi etiologi
yang berhubungan dengan prevalensi penyakit yang mendasarinya.
● Surakarta, Indonesia (2014): 80,37% pasien dengan efusi pleura eksudatif, 19,63% dengan efusi pleura
transudatif. Efusi pleura umumnya disebabkan oleh keganasan (33,64%) dan diikuti oleh tuberkulosis
(30,84%).
● Riau, Indonesia (2017): Etiologi efusi pleura terbanyak adalah tuberkulosis (46,3%) diikuti keganasan
paru yaitu adenokarsinoma (42,9%).
● Jakarta, Indonesia (2012): 87,4% pasien dengan efusi pleura eksudatif, 12,6% dengan transudatif. Efusi
pleura umumnya disebabkan oleh keganasan (42,8%) dan diikuti oleh tuberkulosis (42%)
Mocelin HT, Fischer GB. Epidemiology, presentation and treatment of pleural effusion. Paediatr Respir Rev. 2002 Dec;3(4):292-7. PMID: 12457598.
Kookoolis AS, Puchalski JT, Murphy TE, Araujo KL, Pisani MA. Mortality of Hospitalized Patients with Pleural Effusions. J Pulm Respir Med. 2014;4(3):184. doi:10.4172/2161-
105X.1000184
Etiologi
●Penyebab tersering: Congestive heart failure, bacterial pneumonia, malignancy, dan pulmonary
emboli.
● Mekanisme:
○Ketidakseimbangan antara tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik
- Peningkatan tekanan hidrostatik → Contoh: congestive heart failure
- Penurunan tekanan intravascular onkotik → Contoh: albuminemia karena nephrotic syndrome
dan sirosis
- Peningkatan permeabilitas mesothelial dan kapiler → Contoh: trauma, malignancy, inflamasi,
infeksi, pulmonary emboli, pulmonary infarct, uremia, pancreatitis
- Gangguan pada drainase limfatik termasuk obstruksi atau rupture pada thoracic duct →
Contoh: Malignancy, trauma
Jany, B., & Welte, T. (2019). Pleural Effusion in Adults-Etiology, Diagnosis, and Treatment. Deutsches Arzteblatt international, 116(21), 377–386.
https://doi.org/10.3238/arztebl.2019.0377
Efusi Transudat
● Efusi Transudat
○ Cairan dihasilkan karena adanya peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan tekanan
onkotik
○ Contoh : pada CHF (tekanan vena dan atrium kiri
meningkat)
○ pada gangguan ginjal atau liver yang dapat
menyebabkan hipoproteinemia (hipoproteinemia
menurunkan tekanan onkotik kapiler →
mendorong difusi air keluar dari kapiler )
○ Ec. sirosis, sindroma nefrotik, hidronefrosis
McCance Pathophysiology, The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 7th edition
Efusi Eksudat
● Efusi Eksudat
○ Efusi yang terjadi karena respon terhadap
inflamasi, infeksi atau malignansi yang
melibatkan proses inflamasi yang meningkatkan
permeabilitas kapiler
○ Ec. Keganasan, emboli paru, infeksi
● Tipe lain dari efusi pleura :
○ Pus (empyema)
○ Darah (hemothorax)
○ Chyle (chylothorax)
McCance Pathophysiology, The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 7th edition
Klasifikasi
Transudate
(Hydrothorax)
Exudate Empyema (Pus) Hemothorax
(Blood)
Chylothorax
(chyle)
Serosa jernih , berat jenis
rendah (< 1.012), Rendah
Protein dan LDH
Tinggi Protein dan
LDH
Pathogenesis
● Terbentuknya efusi pleura dapat disebabkan oleh overproduksi pleural fluid atau
menurunnya reabsorpsi pleural fluid.
● Pleural fluid terakumulasi saat tekanan cairan intrapleura 30x dari normal.
Efusi pleura karena ↑ pembentukan pleural fluid
1. ↑ produksi cairan interstitial (CHF, renal failure, pneumonia, iatrogenic volume overload)
2. ↑ tekanan hidrostatik kapiler pleura (left ventricular failure, efusi perikardial, obstruksi
SVC)
3. ↑ permeabilitas kapiler (inflamasi pleura)
4. Peritoneal fluid berlebih (ascites/ peritoneal dialysis dengan adanya defek diafragma)
5. Terganggunya thoracic blood vessels/ thoracic duct (surgery, trauma, malignansi)
6. ↓ pleural pressure (bronchial obstruction)
Patofisiologi
Normalnya terdapat 15-20 mL cairan pleura
dalam satu waktu yang menandakan
keseimbangan antara tekanan hidrostatik dan
onkotik pada visceral dan parietal vessel.
● Berkurangnya tekanan onkotik intravaskular
● Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah atau
kerusakan pembuluh darah
● Meningkatnya tekanan hidrostatik pembuluh darah
pada sirkulasi sistemik dan atau sirkulasi paru
● Berkurangnya sebagian kemampuan drainase
limfatik atau bahkan dapat terjadi blokade total
Efusi pleura karena ↓ absorpsi pleural fluid
1. ↑ systemic venous pressure (intravascular volume overload)
2. Kompresi/ disfungsi pada pulmonary lymphatic (malignansi, lymphadenopathy, atau
primary lymphatic disorder)
Diagnosis Efusi Pleura
ANAMNESIS
● Keluhan utama: sesak nafas, nyeri dada, batuk kering
● Keluhan lainnya :
○ Demam (infeksi)
○ Penurunan berat badan (efusi pleura malignant)
○ Batuk berdarah (tuberculosis)
○ Keringat malam (tuberculosis)
○ Bengkak di tungkai (pulmonary emboli , CHF)
● Riwayat penyakit penyerta
○ Keganasan, hepatitis kronik, gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit pernafasan
● Riwayat trauma (hemothorax atau chylothorax)
Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22.
doi:10.2147/OAEM.S29942
Diagnosis Efusi Pleura
ANAMNESIS
● Riwayat operasi
● Riwayat Penggunaan obat-obatan (methotrexate, phenytoin, nitrofurantoin, amiodarone, beta blocker)
**bukan obat-obatan ini yang secara langsung mengakibatkan efusi pleura. Tapi pasien ditanyakan adanya
penggunaan obat-obatan tersebut terkait indikasi pasien mengkonsumsi obat-obatan, seperti mtx yang
diindikasikan untuk keganasan, dimana keganasan ini bisa menjadi penyebab dari terjadinya efusi pleura
● Faktor Risiko
○ merokok, kontak dengan pasien TB, riwayat eksposur ke asbestos, alkohol
Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22.
doi:10.2147/OAEM.S29942
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis:
Bervariasi bergantung penyebab dan ukuran efusi.
1. Asymptomatic pada small effusions (< 300 mL, sering terjadi)
2. Dyspnea
3. Pleuritic pain (tajam, memburuk saat inspirasi)
4. Batuk kering (dry cough)
5. Compression atelectasis dengan terganggunya ventilasi
6. Mediastinal shift (pada rapidly developing effusion)/ contralateral tracheal
shift
7. Cardiovascular manifestations (pada rapidly developing effusion)
8. Pemeriksaan fisik: menurunnya pergerakan dinding dada, ↓ breath sound,
dull saat perkusi, ↓ traktil fremitus.
9. Pleural friction rub pada pleura yang inflamasi.
Diagnosis Efusi Pleura-Pemeriksaan Fisik
● Tanda-tanda vital
○ RR ↑ , Temperature , Nadi, Tekanan Darah
● Status lokalis
○ Inspeksi :
■ tachypnea, pergerakan dada tidak simetris, sela iga
melebar, retraksi sela iga, massa/jejas, bekas
operasi/scarring
○ Palpasi :
■ tactile vocal fremitus menurun , trakea deviasi
kontralateral
Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22. doi:10.2147/OAEM.S29942
○ Perkusi :
■ dullness , shifting dullness
○ Auskultasi :
■ menurun atau hilangnya suara pernafasan pada area
yang terkena efusi, dapat ditemukan crackles
Pemeriksaan fisik juga difokuskan berdasarkan penyebab dari efusi
○ CHF : jugular venous distension, S3, edema tungkai
○ Cirrhosis : asites dan stigmata cirrhosis
Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22. doi:10.2147/OAEM.S29942
Diagnosis
Chest X Ray
● Pemeriksaan chest radiographs berguna
untuk konfirmasi adanya efusi
● Tampak perselubungan opak homogen
● Sudut kostofrenikus dan kardiofrenikus
tumpul
● Meniscus sign (+)
Subpulmonic effusion (PA), dikonfirmasi dengan posisi
lateral decubitus. Small volume (>50 ml dan <75 mL)
> 75 mL, membentuk meniscus sign
pada hemithorax kiri dan juga
costophrenic angle yang tumpul pada
hemithorax kanan.
Loculated pleural effusion. Mirip
dengan massa. Pleural fluid pada
interlobar fissure.
CT-scan sangat sensitif, dapat
memvisualisasikan efusi pleura mulai dari
2-10 mL.
USG dapat digunakan untuk menyingkirkan
penyebab opasifikasi lainnya seperti atelectasis,
konsolidasi, massa, atau elevasi diafragma.
Diagnosis
(Thoracentesis)
● Setelah identifikasi lewat pencitraan, segera
lakukan thoracentesis (jika signifikan, paling tidak
10 mm pada lateral decubitus)
● Assesmen inisial → warna, bau, dan turbiditas.
➔ Gross bloody fluid → tes konsentrasi Hb dan
Ht (>50%)→ hemothorax
➔ Frank purulence, supernatant jernih→
empyema
➔ Turbiditas cloudy pada supernatant
cyclothorac/ pseudocyclothorax
Jika posisi supine di midaxillary line, jika
berdiri atau duduk di posterior
midscapular line. Diambil ~50 mL atau
lebih besar jika ingin meringankan
dyspnea.
Thoracocentesis (Transudat & Eksudat)
Goal: mengetahui etiologi, jadi klasifikasikan
menjadi transudat atau eksudat.
Untuk mengklasifikasikannya menggunakan
Light’s criteria:
Jika 1 atau lebih kriteria terpenuhi,
diklasifikasikan sebagai eksudat.
● Eksudat bisa dikonfirmasi lagi dengan
pleural fluid cholesterol level (> 60 mg/dL)
atau serum-pleural fluid albumin difference
(< 1,2 eksudat)
● Pneumonia, keganasan, dan TB adalah
penyebab eksudatif yang membutuhkan
extensive testing.
40% exudate pleural effusion → bacterial
pneumonia.
Fishman’s Respiratory Disease and Disorder 4th Edition
AARON SAGUIL, MD, MPH; KRISTEN WYRICK, MD; and JOHN HALLGREN, MD, Uniformed Services University of the Health Sciences, Bethesda, Maryland Am Fam Physician. 2014 Jul
Diagnosis
(Thoracentesis)
Pemeriksaan spesifik
1. pH. Normalnya 7,6. Asidifikasi (< 7.2 dapat
disebabkan oleh efusi parapneumonic, rupture
esophagus, hemotohorax, acidosis, malignancy, TB
pleuritis)
2. Lactate Dehydrogenase (LDH), marker inflamasi
(diferensiasi transudate dan eksudat)
3. Level glukosa. < 60 mg/dl mengindikasikan TB,
empyema, reumathoid, malignancy.
4. Differential count.
➔ Neutophil predominance : infeksi, pankreatitis
➔ Lymphocyte predominance: kronik (TB,
keganasan)
➔ Eosinophil predominance: darah/ udara di pleural
space, reaksi obat, keganasan, infeksi parasit.
Tatalaksana
Tujuan:
● Mengeluarkan cairan dari rongga pleura
● Mencegah berulangnya penumpukan cairan kembali
● Mengatasi penyakit yang mendasari efusi pleura
Melalui:
1. Tatalaksana spesifik
2. Drainase cairan
3. Pleurodesis
4. Tindakan bedah
Tatalaksana Umum
● CHF : diuretic, e.g : furosemide
● Connective tissue disorders → rheumatoid arthritis dan systemic lupus erythematosus:
steroids, dan resolusi dapat terjadi dalam 2 minggu.
● Pleuritis TB : OAT (2 bulan isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol, diikuti 4
bulan isoniazid dan rifampicin)
● Amebic pleural effusions: metronidazole 800 untuk 5–10 hari + diloxanide furoate 500
mg 3x/hari selama 10 hari. Dan drainse
● Empyema : antibiotic, drainage
● Chylothorax : Octreotide. Malignant chylothorax : radiotherapy dan/atau chemotherapy.
● Malignant pleural effusions:
Chemotherapy, radiotherapy, jarang pembedahan.
Pleurodesis
Jany B and Welte T. Pleural effusion in adults: etiology, diagnosis, and treatment. Deutsches Arzteblatt International. 2019
Aaron Saguil et al. Diagnostic approach to pleural effusion. American Academy of Family physician (AAFP). 2014
Tatalaksana Drainase
● Indikasi: terdapat gangguan pernapasan akibat
pembentukan cairan yang terjadi terus menerus,
misalnya pada keganasan.
● Kontraindikasi : Pasien tidak kooperatif,
hemodinnamik tidak stabil
● Prosedur:
○ Torakosentesis dengan atau tanpa bantuan
USG
○ Pemasangan chest tube
Tatalaksana - Drainase
Thoracocentesis
● Merupakan operasi pungsi dinding dada untuk mengeluarkan
cairan di dalam cavum pleura.
● Lokasi punksi: satu sela iga di bawah perubahan suara sonor
menjadi redup pada perkusi (tanpa/dengan panduan USG)
● Jumlah cairan yang diambil tidak dianjurkan melebihi 1,500
mL/punksi --> mencegah syok hipovolemik dan pemutaran
organ mediastinum seperti jantung.
● Pengosongan secara tiba-tiba akan meningkatkan
permeabilitas kapiler → edema paru
● Indikasi : pada kasus baru efusi pleura atau jika etiologinya
tidak jelas dimana cairan yang terkumpul telah cukup untuk
diaspirasi (ketebalan 10 mm pada USG toraks atau foto lateral
decubitus)
Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. 2012
Brunicardi, F. C. et al. (2014) Schwartz’s Principles of Surgery, 10th edition. McGraw-Hill Education.
3. Pleurodesis
❏ Menggunakan Water-sealed drainage (WSD)
❏ Merupakan suatu sistem drainase yang menggunakan
water-sealed untuk mengalirkan udara atau cairan dari
rongga pleura.
❏ Tujuannya adalah untuk mempertahankan tekanan
negatif pada rongga pleura dan mempertahankan
sedikit cairan pada rongga tersebut.
❏ Awalnya pengaliran dilakukan secara bertahap yaitu
100-300 mL/jam sampai terjadi produksi harian yang
stabil. Pemasangan WSD biasa dilakukan pada ICS 5
sebelah anterior dari linea midaksilaris.
Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. 2012
Brunicardi, F. C. et al. (2014) Schwartz’s Principles of Surgery, 10th edition. McGraw-Hill Education.
Pleurodesis
Umumnya dilakukan dengan cara:
mengosongkan cairan atau udara pada rongga pleura (pemasangan chest tube) → prosedur mekanik
atau memasukkan agen iritan ke rongga pleura → iritasi, inflamasi, dan fibrosis → adhesi membran
pleura.
Menurut Sudduth dan Sahn, kriteria ini harus terpenuhi:
- Efusi yang bersifat simtomatik
- Tidak boleh ada trapped lung
- Ketika tidak ada pilihan terapi lain, atau yang lain sudah gagal
4. Tindakan bedah
Modalitas: decortication, pleurectomy,
pleuropneumonectomy, closure of
bronchopleural fistula with or without grafting,
window operation, fenestration surgery,
thoracostomy, dan thoracoplasty.
Indikasi: keganasan, empyema dengan/tanpa
bronchopleural fistula, fibrothorax, efusi
berulang.
Follow up dan Edukasi
★ Pasien stabil dengan etiologi jelas → setelah torakosentesis dapat
dipulangkan (setelah di observasi 3-6 jam)
★ Pasien dengan volume evakuasi tinggi/efusi eksudatif, atau yang memerlukan
evaluasi dan stabilisasi tambahan → harus dirawat
★ Direkomendasikan untuk follow-up → semua pasien efusi pleura (plain
radiografi, CT untuk memastikan clearing)
★ Edukasi pasien:
★ Minum obat-obatan yang diberikan
★ Hentikan penggunaan produk yang mengandung nikotin atau tembakau
★ Melakukan follow-up
★ Kontak layanan kesehatan bila terdapat: kemampuan olahraga ringan
berkurang, demam.
**Bila sesak napas, nyeri dada, batuk-batuk → SEGERA KE FASKES
Komplikasi
● Efusi pleura berulang
● Pneumotoraks (biasanya karena thoracocentesis atau drainase)
● Empyema
● Pleural thickening (pembentukan jaringan parut)
Prognosis
● Bergantung pada etiologi yang mendasari.
● Efusi pleura akibat keganasan memiliki prognosis yang buruk.
● Lupus, uremia, RA → rekurensi.
● Jika tidak dilakukan drainase → dispnea, empyema.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)fikri asyura
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseDondy Juliansyah
 
89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervixhomeworkping4
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiBrenda Panjaitan
 
CBD othematoma
CBD othematomaCBD othematoma
CBD othematomaCoassTHT
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Ulkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxUlkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxeyeeasy
 

What's hot (20)

P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Ileus obstruksi
Ileus obstruksiIleus obstruksi
Ileus obstruksi
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
CBD othematoma
CBD othematomaCBD othematoma
CBD othematoma
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Hipokalemia
HipokalemiaHipokalemia
Hipokalemia
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Ulkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxUlkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptx
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 

Similar to Efusi Pleura: Epidemiologi dan Penyebab Utama

CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxMuhammadMutashimBill
 
85611039 case-report-ika
85611039 case-report-ika85611039 case-report-ika
85611039 case-report-ikahomeworkping3
 
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaCBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSylvi15
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptxayuniendar
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 
Parotid Tumor (Indonesian Language)
Parotid Tumor (Indonesian Language)Parotid Tumor (Indonesian Language)
Parotid Tumor (Indonesian Language)meducationdotnet
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxFransYensen
 
morning report EKG 1.pptx
morning report EKG 1.pptxmorning report EKG 1.pptx
morning report EKG 1.pptxAlrahmanJoneri1
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSSoroy Lardo
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxDellaSepta
 
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptxLapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptxPutriNahrisaNst
 
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptxLapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptxRizkyIshakPridata2
 
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxCASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxReinaldoPutraHardian
 

Similar to Efusi Pleura: Epidemiologi dan Penyebab Utama (20)

CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
85611039 case-report-ika
85611039 case-report-ika85611039 case-report-ika
85611039 case-report-ika
 
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaCBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
 
Hidrocephalus
HidrocephalusHidrocephalus
Hidrocephalus
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
LAPKAS HEMOROID.pdf
LAPKAS HEMOROID.pdfLAPKAS HEMOROID.pdf
LAPKAS HEMOROID.pdf
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
Parotid Tumor (Indonesian Language)
Parotid Tumor (Indonesian Language)Parotid Tumor (Indonesian Language)
Parotid Tumor (Indonesian Language)
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptx
 
morning report EKG 1.pptx
morning report EKG 1.pptxmorning report EKG 1.pptx
morning report EKG 1.pptx
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptx
 
Ppt case bp david
Ppt case bp davidPpt case bp david
Ppt case bp david
 
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptxLapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
 
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptxLapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
 
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxCASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
 

Efusi Pleura: Epidemiologi dan Penyebab Utama

  • 1. Case Report Session Preseptor: Dr. dr . Tri Wahyu Murni Sulisetyowati.,Sp.B.,Sp.BTKV(K).,MH.Kes. Presentan : Reynanda Fathanza Hizrian PSPD Bedah Toraks Kelompok 4 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP dr. Hasan Sadikin
  • 2. Nama : Ny.B Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 53 Tahun Tempat asal : Pasarean, Kab.Indramayu Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Bangsa : Indonesia Tanggal Pemeriksaan : 13-01-2022 Identitas Pasien
  • 3. Anamnesis Keluhan Utama Sesak Nafas Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dengan keluhan utama sesak nafas sejak 1 minggu lalu. Sesak nafas dirasakan semakin memberat sejak 5 hari yang lalu sesak memberat terutama jika pasien menarik nafas dan memberat saat beraktifitas, berkurang ketka istirahat. Pasien juga mengeluhkan jika tidur harus dengan bantal yang tinggi karena sesak nafas. Keluhan pasien juga disertai dengan batuk, berdahak, darah (-). Pasien menyangkal keluhan demam disangkal. Pasien mengeluhkan mual dan terkadang muntah, nafsu makan menurun. Riwayat Buang Air Kecil dan Buang Air Besar dalam batas normal Pasien menyangkal riwayat keringat di malam hari dan rtidak ada riwayat pengobatan penyakit paru selama 6 bulan.Pasien menyangkal riwayat kontak dengan pasien TB. Riwayat dirawat di Rumah sakit dalam waktu lama pada pasien disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, dan riwayat penyakit jantung disangkal oleh pasien.
  • 4. Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu Pasien dengan riwayat benjolan payudara kiri dimulai pada bulan desember tahun 2020. Pada bulan februari 2021 pasien dilakukan biopsi di RS Bhayangkara Indramayu dengan hasil keganasan namun pasien menolak operasi. Pasien baru dilakukan operasi pada bulan agustus 2021 yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Setelah kemo 4 kali, ternyata respon kemoterapi kurang baik dan pasien drujuk ke RSHS. Pasien dibawa ke IGD RSHS di RSHS dan dikonsulkan ke ke TS Bedah Toraks untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. .
  • 5. Anamnesis . Riwayat Keluarga Riwayat anggota keluarga dengan keluhan serupa disangkal pasien juga menyangkal adanya riwayat Hipertensi, Diabetes melitus , dan penyakit jantung pada keluarga. Riwayat Alergi Pasien menyangkal adanya alergi obat-obatan dan makanan.
  • 6. Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tanda vital Tekanan darah : 100/70 mmHg Suhu : 36,8 oC Nadi : 89 x/menit - tipe : equal - isi : cukup - Irama : regular Frekuensi Pernafasan: 26x/menit Pemeriksaan Fisik SpO2 : 98% dengan nasal kanul 4 lpm
  • 7. Status Lokalis • Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3 mm, refleks pupil (+/+) • Hidung : napas cuping hidung (-), krepitasi (-), sekret (-) • Mulut : sianosis (-), lidah kotor (-) • Telinga : sekret (-/-), serumen (-/-) • Leher : nyeri tekan (-), peningkatan JPV (-) KGB ar axilla dekstra : Pembesaran KGB (-) KGB ar infraclavicula dekstra: Pembesaran KGB (-) KGB ar supraclavicula dekstra : Pembesaran KGB (-) Pemeriksaan Fisik
  • 8. • Abdomen : Distensi(-), Supel, bising usus (+) normal Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), Hepar dan Lien tidak teraba • Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2’, Edema +/+ Pemeriksaan Fisik • Toraks : Inspeksi : bentuk dan gerak tidak simetris kiri<kanan, Palpasi : massa(-), Vocal Fremitus kiri<kanan Perkusi : dull setinggi ICS V hemitoraks sinistra kebawah Auskultasi : VBS kiri<kanan, ronkhi -/-, wheezing -/- tapping hemithoraks sinistra : (+)ringan, serousanguin a/r mammae sinistra : Inspeksi : massa (-), hiperemis (+), ulkus (+), pus (-), darah (-), peau de orange (-), discharge (-), tampak lesi karsinomatosis pada luka post insisi dan sekitarnya
  • 10. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium RSHS(17/01/2022) Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan Hb (g/dl) 11,7-15,5 12.3 Normal Hematokrit (%) 35-47 37.4 Normal Lekosit (rb/mm3) 3,6-11,0 12.74 High Trombosit (rb/mm3) 150-400 358.000 Normal GDS (mg/dl) 70-115 133 High Albumin 3.4-5.0 2.83 Low Asam laktat 0.7-2.5 2.0 Normal Ureum Kreatinin <30 <1.5 18 0.58 Normal Normal Natrium 135-145 132 Normal Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan pH 7.35-7.45 7.46 High pCO2 35-45 27.1 Low pO2 80-100 80.0 Normal HCO3 22-26 19.6 Normal tCO2 23-29 20.4 Normal BE -2.0-2.0 -2.3 High SaO2 95-100 96 Normal
  • 11. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium PA RS Bhayangkara Indramayu (22/02/2021) - Kesan : Invasive Carcinoma mammae sinistra of no special type grade 2
  • 12. Rontgen Toraks RSHS (21/12/2021) Interpretasi - Foto asimetris, inspirasi kurang - Skeletal dan soft tissue yang tervisualisasi dalam batas normal - Trakea di tengah - Cor sulit dinilai, batas kiri jantung tertutup perselubungan - Sinuses dan diafragma dalam batas normal - Pulmo: - Hili dalam batas normal - Corakan bronkovaskular normal - Tidak tampak perbecakan di kedua lapang paru - Tampak perselubungan opak homogen di hemithorak lateral tengah sampai bawah kiri - Tampak gambaran opak noduler di lapang tengah sampai bawah paru kanan - Tampak penebalan fissura minor Kesan : - Metastasis Intrapulmonal - Efusi Pleura Sinistra
  • 13. Diagnosis Banding ● Efusi pleura ec malignansi ● Efusi pleura ec tuberkulosis ● Efusi pleura ec pneumonia • Gejala : sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu • Sejak 5 hari yang lalu pasien mengeluhkan sesak semakin memberat terutama jika pasien menarik nafas dan memberat saat aktifitas, berkurang ketika istirahat. • Riwayat demam disangkal. • Riwayat batuk lama & berkeringat malam hari disangkal. • Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal. • Riwayat pengobatan penyakit paru selama 6 bulan disangkal. • Riwayat demam disangkal • Riwayat dilakukan perawatan lama di rumah sakit disangkal
  • 14. Efusi pleura sinistra e.c malignancy pada pasien ICNST grade II Mamae Sinistra T4bN0M0 Diagnosis Kerja
  • 15. Diagnosis Kerja Efusi pleura sinistra e.c malignancy pada pasien ICNST grade II Mamae Sinistra T4bN0M0 ICNST/Invasive Breast Cancer (No Special Type) : • Invasif: sel kanker telah menyebar keluar dari saluran menuju jaringan sekitara payudara • NST: sel kanker tidak memiliki fitur yang terklasifikasi ke dalam sel kanker payudara tipe spesial dibawah mikroskop Gejala dari ICNST meliputi: • Benjolan atau penebalan jaringan payudara • Perubahan ukuran atau bentuk payudara • Perubahan tekstur kulit (mengerut/dimpling) • Benjolan atau pembengkakan di bawah lengan • Perubahan pada puting (inverted) Laboratorium PA (22/02/2021) • Invasive carcinoma mammae sinistra of no special type grade 2 ICNST Grading : • Nottingham Histologic Score system : 1. Jumlah kelenjar yang terbentuk (seberapa baik sel-sel tumor mencoba menciptakan kembali kelenjar normal) 2. Fitur nuklir (tingkat "pleomorfisme”/ seberapa ”buruk" sel tumor terlihat) 3. Aktivitas mitosis (berapa banyak sel tumor membelah/berkembang biak) • Tumor grade I memiliki skor total 3-5 • Tumor grade II memiliki skor total 6-7 • Tumor grade III memiliki skor total 8-9 Stadium (AJCC) 2010 T4bN0M0 : TNM staging : staging ca mammae TNM singkatan dari tumor, node, metastasis • T4b: Edema, ulserasi , nodul satelit pada kulit yang terbatas pada 1 payudara • N0 : tidak terdapat metastasis KGB regional • M0 : tidak terdapat metastasis jauh
  • 16. Tatalaksana Farmakologi ● Rencana CTT sinistra ● Ceftriaxone 1x2gram IV ● O2 4 lpm nasal kanul ● Nebulisasi combivent per 8 jam ● IVFD RL 1500 cc/24 jam ● Omeprazole 2x40mg IV ● periksa analisa cairan pleura, cek sitologi cairan pleura ● Konsul TS onkologi untuk penilaian ca mammae sinistra ● Konsul TS onkologiradiasi untuk terapi radiasi
  • 17. Quo ad Vitam : dubia ad malam Quo ad Functionam : dubia ad malam Quo ad Sanationam : dubia ad malam Prognosis
  • 20. Pleura Setiap rongga paru (kanan dan kiri) dibatasi oleh membran pleura (pleura) yang juga memantulkan dan menutupi permukaan luar paru yang menempati rongga tersebut. Setiap paru ditampung oleh dan diselubungi oleh kantung pleura serosa yang terdiri dari dua membran kontinu: ● Pleura viseral: menempatkan semua permukaan paru-paru membentuk permukaan luarnya yang mengkilap ● Pleura parietal: melapisi rongga paru-paru Rongga pleura—ruang potensial di antara lapisan-lapisan pleura— mengandung lapisan kapiler cairan serosa pleura → melumasi permukaan pleura dan memungkinkan lapisan pleura meluncur dengan mulus satu sama lain selama respirasi dan mencegah kolaps paru (mempertahankan tekanan transpulmonal positif ) Pleura viseralis bersambungan dengan pleura parietal di hilum paru. Komposisi pleura: cairan (10-20 mL), protein (<1,5 g/dL), Glukosa mirip plasma, LDH <50% kadar plasma
  • 22. Definisi Efusi pleura adalah akumulasi cairan berlebih di dalam rongga pleura ● Adanya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi cairan pleura. ● Normalnya: 10-20 mL untuk lubrikasi ● Tekanan onkotik dan hidrostatik diantara membrane pleura yang mempertahankan jumlah tersebut. ● Keseimbangan tekanan di kapiler → aliran cairan dari permukaan pleura parietal ke rongga pleura, ● Keseimbangan tekanan dalam sirkulasi paru → absorpsi melalui pleura visceral. D'Agostino HP, Edens MA. Physiology, Pleural Fluid. [Updated 2020 Sep 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513353/
  • 23. Epidemiologi ● Efusi pleura adalah penyakit yang paling umum di antara semua penyakit pleura dan mempengaruhi 1,5 juta pasien per tahun di Amerika Serikat. ○ Berbagai penyakit dapat hadir dengan efusi pleura seperti penyakit yang terutama melibatkan paru- paru seperti pneumonia, paparan asbes, atau manifestasi pleura dari penyakit yang terutama mempengaruhi organ lain seperti gagal jantung kongestif, pankreatitis, atau penyakit lokal pada pleura seperti infeksi pleura dan mesothelioma ● Estimasi prevalensi efusi pleura adalah 320 kasus per 100.000 di negara industri dengan distribusi etiologi yang berhubungan dengan prevalensi penyakit yang mendasarinya. ● Surakarta, Indonesia (2014): 80,37% pasien dengan efusi pleura eksudatif, 19,63% dengan efusi pleura transudatif. Efusi pleura umumnya disebabkan oleh keganasan (33,64%) dan diikuti oleh tuberkulosis (30,84%). ● Riau, Indonesia (2017): Etiologi efusi pleura terbanyak adalah tuberkulosis (46,3%) diikuti keganasan paru yaitu adenokarsinoma (42,9%). ● Jakarta, Indonesia (2012): 87,4% pasien dengan efusi pleura eksudatif, 12,6% dengan transudatif. Efusi pleura umumnya disebabkan oleh keganasan (42,8%) dan diikuti oleh tuberkulosis (42%) Mocelin HT, Fischer GB. Epidemiology, presentation and treatment of pleural effusion. Paediatr Respir Rev. 2002 Dec;3(4):292-7. PMID: 12457598. Kookoolis AS, Puchalski JT, Murphy TE, Araujo KL, Pisani MA. Mortality of Hospitalized Patients with Pleural Effusions. J Pulm Respir Med. 2014;4(3):184. doi:10.4172/2161- 105X.1000184
  • 24. Etiologi ●Penyebab tersering: Congestive heart failure, bacterial pneumonia, malignancy, dan pulmonary emboli. ● Mekanisme: ○Ketidakseimbangan antara tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik - Peningkatan tekanan hidrostatik → Contoh: congestive heart failure - Penurunan tekanan intravascular onkotik → Contoh: albuminemia karena nephrotic syndrome dan sirosis - Peningkatan permeabilitas mesothelial dan kapiler → Contoh: trauma, malignancy, inflamasi, infeksi, pulmonary emboli, pulmonary infarct, uremia, pancreatitis - Gangguan pada drainase limfatik termasuk obstruksi atau rupture pada thoracic duct → Contoh: Malignancy, trauma Jany, B., & Welte, T. (2019). Pleural Effusion in Adults-Etiology, Diagnosis, and Treatment. Deutsches Arzteblatt international, 116(21), 377–386. https://doi.org/10.3238/arztebl.2019.0377
  • 25.
  • 26. Efusi Transudat ● Efusi Transudat ○ Cairan dihasilkan karena adanya peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan tekanan onkotik ○ Contoh : pada CHF (tekanan vena dan atrium kiri meningkat) ○ pada gangguan ginjal atau liver yang dapat menyebabkan hipoproteinemia (hipoproteinemia menurunkan tekanan onkotik kapiler → mendorong difusi air keluar dari kapiler ) ○ Ec. sirosis, sindroma nefrotik, hidronefrosis McCance Pathophysiology, The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 7th edition
  • 27. Efusi Eksudat ● Efusi Eksudat ○ Efusi yang terjadi karena respon terhadap inflamasi, infeksi atau malignansi yang melibatkan proses inflamasi yang meningkatkan permeabilitas kapiler ○ Ec. Keganasan, emboli paru, infeksi ● Tipe lain dari efusi pleura : ○ Pus (empyema) ○ Darah (hemothorax) ○ Chyle (chylothorax) McCance Pathophysiology, The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 7th edition
  • 28. Klasifikasi Transudate (Hydrothorax) Exudate Empyema (Pus) Hemothorax (Blood) Chylothorax (chyle) Serosa jernih , berat jenis rendah (< 1.012), Rendah Protein dan LDH Tinggi Protein dan LDH
  • 29. Pathogenesis ● Terbentuknya efusi pleura dapat disebabkan oleh overproduksi pleural fluid atau menurunnya reabsorpsi pleural fluid. ● Pleural fluid terakumulasi saat tekanan cairan intrapleura 30x dari normal. Efusi pleura karena ↑ pembentukan pleural fluid 1. ↑ produksi cairan interstitial (CHF, renal failure, pneumonia, iatrogenic volume overload) 2. ↑ tekanan hidrostatik kapiler pleura (left ventricular failure, efusi perikardial, obstruksi SVC) 3. ↑ permeabilitas kapiler (inflamasi pleura) 4. Peritoneal fluid berlebih (ascites/ peritoneal dialysis dengan adanya defek diafragma) 5. Terganggunya thoracic blood vessels/ thoracic duct (surgery, trauma, malignansi) 6. ↓ pleural pressure (bronchial obstruction)
  • 30. Patofisiologi Normalnya terdapat 15-20 mL cairan pleura dalam satu waktu yang menandakan keseimbangan antara tekanan hidrostatik dan onkotik pada visceral dan parietal vessel. ● Berkurangnya tekanan onkotik intravaskular ● Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah atau kerusakan pembuluh darah ● Meningkatnya tekanan hidrostatik pembuluh darah pada sirkulasi sistemik dan atau sirkulasi paru ● Berkurangnya sebagian kemampuan drainase limfatik atau bahkan dapat terjadi blokade total
  • 31. Efusi pleura karena ↓ absorpsi pleural fluid 1. ↑ systemic venous pressure (intravascular volume overload) 2. Kompresi/ disfungsi pada pulmonary lymphatic (malignansi, lymphadenopathy, atau primary lymphatic disorder)
  • 32. Diagnosis Efusi Pleura ANAMNESIS ● Keluhan utama: sesak nafas, nyeri dada, batuk kering ● Keluhan lainnya : ○ Demam (infeksi) ○ Penurunan berat badan (efusi pleura malignant) ○ Batuk berdarah (tuberculosis) ○ Keringat malam (tuberculosis) ○ Bengkak di tungkai (pulmonary emboli , CHF) ● Riwayat penyakit penyerta ○ Keganasan, hepatitis kronik, gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit pernafasan ● Riwayat trauma (hemothorax atau chylothorax) Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22. doi:10.2147/OAEM.S29942
  • 33. Diagnosis Efusi Pleura ANAMNESIS ● Riwayat operasi ● Riwayat Penggunaan obat-obatan (methotrexate, phenytoin, nitrofurantoin, amiodarone, beta blocker) **bukan obat-obatan ini yang secara langsung mengakibatkan efusi pleura. Tapi pasien ditanyakan adanya penggunaan obat-obatan tersebut terkait indikasi pasien mengkonsumsi obat-obatan, seperti mtx yang diindikasikan untuk keganasan, dimana keganasan ini bisa menjadi penyebab dari terjadinya efusi pleura ● Faktor Risiko ○ merokok, kontak dengan pasien TB, riwayat eksposur ke asbestos, alkohol Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22. doi:10.2147/OAEM.S29942
  • 34. Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis: Bervariasi bergantung penyebab dan ukuran efusi. 1. Asymptomatic pada small effusions (< 300 mL, sering terjadi) 2. Dyspnea 3. Pleuritic pain (tajam, memburuk saat inspirasi) 4. Batuk kering (dry cough) 5. Compression atelectasis dengan terganggunya ventilasi 6. Mediastinal shift (pada rapidly developing effusion)/ contralateral tracheal shift 7. Cardiovascular manifestations (pada rapidly developing effusion) 8. Pemeriksaan fisik: menurunnya pergerakan dinding dada, ↓ breath sound, dull saat perkusi, ↓ traktil fremitus. 9. Pleural friction rub pada pleura yang inflamasi.
  • 35. Diagnosis Efusi Pleura-Pemeriksaan Fisik ● Tanda-tanda vital ○ RR ↑ , Temperature , Nadi, Tekanan Darah ● Status lokalis ○ Inspeksi : ■ tachypnea, pergerakan dada tidak simetris, sela iga melebar, retraksi sela iga, massa/jejas, bekas operasi/scarring ○ Palpasi : ■ tactile vocal fremitus menurun , trakea deviasi kontralateral Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22. doi:10.2147/OAEM.S29942
  • 36. ○ Perkusi : ■ dullness , shifting dullness ○ Auskultasi : ■ menurun atau hilangnya suara pernafasan pada area yang terkena efusi, dapat ditemukan crackles Pemeriksaan fisik juga difokuskan berdasarkan penyebab dari efusi ○ CHF : jugular venous distension, S3, edema tungkai ○ Cirrhosis : asites dan stigmata cirrhosis Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. Published 2012 Jun 22. doi:10.2147/OAEM.S29942
  • 37. Diagnosis Chest X Ray ● Pemeriksaan chest radiographs berguna untuk konfirmasi adanya efusi ● Tampak perselubungan opak homogen ● Sudut kostofrenikus dan kardiofrenikus tumpul ● Meniscus sign (+) Subpulmonic effusion (PA), dikonfirmasi dengan posisi lateral decubitus. Small volume (>50 ml dan <75 mL)
  • 38. > 75 mL, membentuk meniscus sign pada hemithorax kiri dan juga costophrenic angle yang tumpul pada hemithorax kanan. Loculated pleural effusion. Mirip dengan massa. Pleural fluid pada interlobar fissure.
  • 39. CT-scan sangat sensitif, dapat memvisualisasikan efusi pleura mulai dari 2-10 mL. USG dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab opasifikasi lainnya seperti atelectasis, konsolidasi, massa, atau elevasi diafragma.
  • 40. Diagnosis (Thoracentesis) ● Setelah identifikasi lewat pencitraan, segera lakukan thoracentesis (jika signifikan, paling tidak 10 mm pada lateral decubitus) ● Assesmen inisial → warna, bau, dan turbiditas. ➔ Gross bloody fluid → tes konsentrasi Hb dan Ht (>50%)→ hemothorax ➔ Frank purulence, supernatant jernih→ empyema ➔ Turbiditas cloudy pada supernatant cyclothorac/ pseudocyclothorax Jika posisi supine di midaxillary line, jika berdiri atau duduk di posterior midscapular line. Diambil ~50 mL atau lebih besar jika ingin meringankan dyspnea.
  • 41. Thoracocentesis (Transudat & Eksudat) Goal: mengetahui etiologi, jadi klasifikasikan menjadi transudat atau eksudat. Untuk mengklasifikasikannya menggunakan Light’s criteria: Jika 1 atau lebih kriteria terpenuhi, diklasifikasikan sebagai eksudat. ● Eksudat bisa dikonfirmasi lagi dengan pleural fluid cholesterol level (> 60 mg/dL) atau serum-pleural fluid albumin difference (< 1,2 eksudat) ● Pneumonia, keganasan, dan TB adalah penyebab eksudatif yang membutuhkan extensive testing. 40% exudate pleural effusion → bacterial pneumonia. Fishman’s Respiratory Disease and Disorder 4th Edition AARON SAGUIL, MD, MPH; KRISTEN WYRICK, MD; and JOHN HALLGREN, MD, Uniformed Services University of the Health Sciences, Bethesda, Maryland Am Fam Physician. 2014 Jul
  • 42. Diagnosis (Thoracentesis) Pemeriksaan spesifik 1. pH. Normalnya 7,6. Asidifikasi (< 7.2 dapat disebabkan oleh efusi parapneumonic, rupture esophagus, hemotohorax, acidosis, malignancy, TB pleuritis) 2. Lactate Dehydrogenase (LDH), marker inflamasi (diferensiasi transudate dan eksudat) 3. Level glukosa. < 60 mg/dl mengindikasikan TB, empyema, reumathoid, malignancy. 4. Differential count. ➔ Neutophil predominance : infeksi, pankreatitis ➔ Lymphocyte predominance: kronik (TB, keganasan) ➔ Eosinophil predominance: darah/ udara di pleural space, reaksi obat, keganasan, infeksi parasit.
  • 43.
  • 44. Tatalaksana Tujuan: ● Mengeluarkan cairan dari rongga pleura ● Mencegah berulangnya penumpukan cairan kembali ● Mengatasi penyakit yang mendasari efusi pleura Melalui: 1. Tatalaksana spesifik 2. Drainase cairan 3. Pleurodesis 4. Tindakan bedah
  • 45. Tatalaksana Umum ● CHF : diuretic, e.g : furosemide ● Connective tissue disorders → rheumatoid arthritis dan systemic lupus erythematosus: steroids, dan resolusi dapat terjadi dalam 2 minggu. ● Pleuritis TB : OAT (2 bulan isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol, diikuti 4 bulan isoniazid dan rifampicin) ● Amebic pleural effusions: metronidazole 800 untuk 5–10 hari + diloxanide furoate 500 mg 3x/hari selama 10 hari. Dan drainse ● Empyema : antibiotic, drainage ● Chylothorax : Octreotide. Malignant chylothorax : radiotherapy dan/atau chemotherapy. ● Malignant pleural effusions: Chemotherapy, radiotherapy, jarang pembedahan. Pleurodesis Jany B and Welte T. Pleural effusion in adults: etiology, diagnosis, and treatment. Deutsches Arzteblatt International. 2019 Aaron Saguil et al. Diagnostic approach to pleural effusion. American Academy of Family physician (AAFP). 2014
  • 46. Tatalaksana Drainase ● Indikasi: terdapat gangguan pernapasan akibat pembentukan cairan yang terjadi terus menerus, misalnya pada keganasan. ● Kontraindikasi : Pasien tidak kooperatif, hemodinnamik tidak stabil ● Prosedur: ○ Torakosentesis dengan atau tanpa bantuan USG ○ Pemasangan chest tube
  • 48. Thoracocentesis ● Merupakan operasi pungsi dinding dada untuk mengeluarkan cairan di dalam cavum pleura. ● Lokasi punksi: satu sela iga di bawah perubahan suara sonor menjadi redup pada perkusi (tanpa/dengan panduan USG) ● Jumlah cairan yang diambil tidak dianjurkan melebihi 1,500 mL/punksi --> mencegah syok hipovolemik dan pemutaran organ mediastinum seperti jantung. ● Pengosongan secara tiba-tiba akan meningkatkan permeabilitas kapiler → edema paru ● Indikasi : pada kasus baru efusi pleura atau jika etiologinya tidak jelas dimana cairan yang terkumpul telah cukup untuk diaspirasi (ketebalan 10 mm pada USG toraks atau foto lateral decubitus) Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. 2012 Brunicardi, F. C. et al. (2014) Schwartz’s Principles of Surgery, 10th edition. McGraw-Hill Education.
  • 49. 3. Pleurodesis ❏ Menggunakan Water-sealed drainage (WSD) ❏ Merupakan suatu sistem drainase yang menggunakan water-sealed untuk mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura. ❏ Tujuannya adalah untuk mempertahankan tekanan negatif pada rongga pleura dan mempertahankan sedikit cairan pada rongga tersebut. ❏ Awalnya pengaliran dilakukan secara bertahap yaitu 100-300 mL/jam sampai terjadi produksi harian yang stabil. Pemasangan WSD biasa dilakukan pada ICS 5 sebelah anterior dari linea midaksilaris. Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. 2012 Brunicardi, F. C. et al. (2014) Schwartz’s Principles of Surgery, 10th edition. McGraw-Hill Education.
  • 50. Pleurodesis Umumnya dilakukan dengan cara: mengosongkan cairan atau udara pada rongga pleura (pemasangan chest tube) → prosedur mekanik atau memasukkan agen iritan ke rongga pleura → iritasi, inflamasi, dan fibrosis → adhesi membran pleura. Menurut Sudduth dan Sahn, kriteria ini harus terpenuhi: - Efusi yang bersifat simtomatik - Tidak boleh ada trapped lung - Ketika tidak ada pilihan terapi lain, atau yang lain sudah gagal
  • 51. 4. Tindakan bedah Modalitas: decortication, pleurectomy, pleuropneumonectomy, closure of bronchopleural fistula with or without grafting, window operation, fenestration surgery, thoracostomy, dan thoracoplasty. Indikasi: keganasan, empyema dengan/tanpa bronchopleural fistula, fibrothorax, efusi berulang.
  • 52. Follow up dan Edukasi ★ Pasien stabil dengan etiologi jelas → setelah torakosentesis dapat dipulangkan (setelah di observasi 3-6 jam) ★ Pasien dengan volume evakuasi tinggi/efusi eksudatif, atau yang memerlukan evaluasi dan stabilisasi tambahan → harus dirawat ★ Direkomendasikan untuk follow-up → semua pasien efusi pleura (plain radiografi, CT untuk memastikan clearing) ★ Edukasi pasien: ★ Minum obat-obatan yang diberikan ★ Hentikan penggunaan produk yang mengandung nikotin atau tembakau ★ Melakukan follow-up ★ Kontak layanan kesehatan bila terdapat: kemampuan olahraga ringan berkurang, demam. **Bila sesak napas, nyeri dada, batuk-batuk → SEGERA KE FASKES
  • 53. Komplikasi ● Efusi pleura berulang ● Pneumotoraks (biasanya karena thoracocentesis atau drainase) ● Empyema ● Pleural thickening (pembentukan jaringan parut)
  • 54. Prognosis ● Bergantung pada etiologi yang mendasari. ● Efusi pleura akibat keganasan memiliki prognosis yang buruk. ● Lupus, uremia, RA → rekurensi. ● Jika tidak dilakukan drainase → dispnea, empyema.