Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Terdapat definisi, penyebab, klasifikasi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan PPOK. Juga tercantum rencana perawatan untuk beberapa masalah prioritas pasien seperti ketidakmampuan membersihkan jalan napas, gangguan pertukaran gas, dan kekurangan gizi.
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN PPOK
NAMA ANGGOTA:
ABDUL QODIR TAMA PJ - 2022207209391
AGUSTITO PRASETI - 2022207209416
DENI ERLIA - 2022207209030
EKO ADI PURNOMO - 2022207209013
I PUTU DADA - 2022207209407
NARO UTOMO - 2022207209024
NILAM SARI - 2022207209037
SLAMET SETIAWAN - 2022207209033
SULANJARI - 2022207209029
WIDI HASTUTI - 2022207209027
YETI MALAU - 2022207209063
YULIANTO - 2022207209066
2. Definisi
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik
menurut Jan Tambayong (2019)
adalah menghambatnya aliran udara
di dalam paru yang menimbulkan
sedikit tahanan pada inspirasi dan
lebih banyak tahanan pada ekspirasi.
3. Penyebab
• Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit
Paru Obstruksi Kronik menurut Arief
Mansjoer (2002) adalah :
• Kebiasaan merokok
• Polusi Udara
• Paparan Debu, asap
• Gas-gas kimiawi akibat kerja
• Riwayat infeki saluran nafas
• Bersifat genetik yakni definisi a-l anti
tripsin
4. Klasifikasi
• Pada studi populasi di Inggris selama 40
tahun, didapati bahwa hipersekresi
mukusmerupakan suatu gejala yang paling
sering terjadi pada PPOK, penelitian ini
menunjukkan bahwa batuk kronis, sebagai
mekanisme pertahanan akan hipersekresi
mukus di dapatisebanyak 15-53% pada
pria paruh umur, dengan prevalensi yang
lebih rendah pada wanita sebanyak 8-22%
5. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala akan mengarah pada
dua tipe pokok: (3)
• Mempunyai gambaran klinik
dominant kearah bronchitis kronis
(blue bloater).
• Mempunyai gambaran klinik kearah
emfisema (pink puffers).
6. Next…
Tanda dan gejalanya adalah sebagi berikut:
• Kelemahan badan
• Batuk
• Sesak napas
• Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
• Mengi atau wheeze
• Ekspirasi yang memanjang
• Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut.
• Penggunaan otot bantu pernapasan
• Suara napas melemah
• Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
• Edema kaki, asites dan jari tabuh.
7. Pathway
• Fungsi paru mengalami kemunduran
dengan datangnya usia tua yang
disebabkan elastisitas jaringan paru
dan dinding dada makin berkurang.
Dalam usia yang lebih lanjut,
kekuatan kontraksi otot pernapasan
dapat berkurang sehingga sulit
bernapas.
8. Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan radiologis
• Pada bronchitis kronik secara radiologis ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
▫ Tubular shadows atau farm lines terlihat
bayangan garis-garis yang parallel, keluar dari
hilus menuju apeks paru. Bayangan tersebut
adalah bayangan bronkus yang menebal
▫ Corak paru yang bertambah
9. Next…
• Pada emfisema paru terdapat 2
bentuk kelainan foto dada yaitu:
▫ Gambaran defisiensi arteri, terjadi
overinflasi, pulmonary oligoemia dan
bula. Keadaan ini lebih sering terdapat
pada emfisema panlobular dan pink
puffer
▫ Corakan paru yang bertambah
10. Penatalaksanaan
• Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:
• Memeperbaiki kemampuan penderita
mengatasiu gejala tidak hanya pada fase
akut, tetapi juga fase kronik.
• Memperbaiki kemampuan penderita
dalam melaksanakan aktivitas harian.
• Mengurangi laju progresivitas penyakit
apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih
awal.
11. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y
DENGAN PPOK DI RSUD NEGERI DIATAS AWAN
• Nama ( inisial ) : Tn. L
• Usia : 65 thn
• Status perkawinan : kawin
• Pekerjaan : Tani
• Agama : Islam
• Pendidikan : SLTA
• Suku : Lampung
• Bahasa yang digunakan : Indonesia
• Alamat rumah : Negeri Awan
• Sumber biaya : BPJS
• Tanggal masuk RS : 04-12-2022
• Diagnosa medis saat pengkajian : PPOK
12. Riwayat kesehatan masuk RS
• Tn. L, usia 65 tahun, jenis kelamin laki-laki,
pekerjaan tani masuk IGD RS di Negeri Awan pada
tanggal 03 Desember 2022 pukul 18.00 WIB diantar
oleh Tn. T, hubungan dengan pasien anak kandung,
didapatkan data : pasien mengeluh sesak napas dan
batuk tapi dahak sulit dikeluarkan.
Terdengar suara gurgling, wheezing di seluruh
lapang paru, napas cepat dan dangkal, anoreksia dan
mual, gelisah. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 110
x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, suhu 37,8 ℃.
SpO2 92%. X-ray : bronchitis kronik dengan PPOK.
Hb 12 g/dL, leukosit 9.000 /uL, eritrosit 4,2 juta/µl,
hematokrit 46 %.
13. Next..
• Diagnosa medik : PPOK. Terapi yang
telah diberikan : O2 4 LPM dengan
nasal kanula, IVFD RL 10 TPM +
Aminofilin 1 amp, nebulizer
combivent + pulmocort 1 amp, N
asetyl cysteine 1x1, sucralfat syrup
3x1, ranitine 1 amp/12 jam. Pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap.
15. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS :
- Pasien mengatakan batuk yang disertai
secret yang sulit dikeluarkan
- Dahak berwarna kekuningan
- Pasien mengatakan sesak nafas dan
pasien merasa sesak meningkat ketika
beraktvitas berat
DO :
- Pernafasan klien 28 kali permenit
- Pasien tampak sesak
- Pasien menggunakan otot bantu
pernafasan
- Auskultasi terdengar ronchi
Mucus berlebihan Ketidak efektifan
Bersihan jalan
nafas
16. NO DATA ETIOLOGI MASALAH
2 DS:
- pasien mengatakan sesak
nafas
- Pasien mengatakan sesak
nafas dan pasien merasa
sesak meningkat ketika
beraktvitas berat
- DO:
- Pernafasan klien 28 kali
permenit
- Pasien tampak sesak
Hiperventilasi Ketidak
efektifan
Pola nafas
17. NO DATA ETIOLOGI MASALAH
3. DS:
- Pasien mengatakan napas
terasa sesak
DO :
- Pasien tampak sesak
- RR : 28 X/menit
- Spo2 :88
- Pasien terpasang oksigen
Ventilasi-
perkusi
Gangguan
pertukaran
gas
18. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan mucus/sekret berlebihan
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3. Devisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
19. No
Dx
NOC NIC Rasional
1 Kepatenan jalan nafas
setelah diberikan perawatan
dengan kriteria hasil :
1. Klien menunjukkan batuk
efektif dan meningkatkan
pertukaran gas pada
paru
2. Klien mampu
menyebutkan strategi
untuk menurunkan
kekentalan sekresi
3. Pergerakan sputum
keluar dari jalan nafas
4. Bebas dari suara nafas
tambahan seperti
wheezingdan ronchi.
1. Ajarkan klien tentang
metode yang tepat
pengontrolan batuk
2. Ajarkan klien tindakan
untuk menurunkan
vikositas sekresi:
dengan miun air
hangat sedikit tapi
sering
3. Auskultasi paru
sebelum dan sesudah
klien batuk
4. Dorong dan berikan
perawatan mulut yang
baik
1. Batuk yang tidak terkontol adalah
melelahkan dan tidak efektif,
menyebabkan frustasi Duduk tegak
memindahkan organ-organ abdomen
menjauh dari paru-paru, memungkinkan
ekspansi lebih luas, ,Pernapasan
diafragma menurunkan frekuensi
pernapasan dan meningkatkan ventilasi
alveolar, Meningkatkan volume udara
dalam paru mempermudahkan
pengeluaran sekresi.
2. Sekresi kental sulit untuk diencerkan
dan dapat menyebabkan sumbatan
mukus, yang mengarah pada atelektasis
3. Pengkajian ini membantu mengevaluasi
keefektifan upaya batuk klien
4. Higiene mulut yang baik meningkatkan
rasa sejahtera dan mencegah bau mulut.
Rencana Keperawatan
20. No
Dx
NOC NIC Rasional
2 Setelah dilakukan
ASKEP selama 3 x
24 jam diharapkan
tidak terjadi
gangguan
pertukaran gas
1. Kaji frekuensi,
kedalaman pernapasan.
2. Tinggikan kepala tempat
tidur, bantu pasien
untuk memilih posisi
yang mudah untuk
bernapas.
3. Kaji/awasi secara rutin
kulit dan warna
membrane mukosa.
4. Auskultasi bunyi napas,
5. Awasi tingkat
kesadaran/status
mental.
6. Evaluasi tingkat
toleransi aktifitas.
Berikan lingkungan
tenang dan kalem.
Batasi aktifitas pasien
atau dorong untuk
tidur/istirahat di kursi
selama fase akut.
7. Awasi tanda vital dan
irama jantung
1. Berguna dalam evaluasi derajat distress
pernapasan dan/atau kronisnya proses
penyakit.
2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki
dengan posisi duduk tinggi dan latihan
napas untuk menurunkan kolaps hjalan
napas, dispnea dan kerja napas.
3. Sianosis mungkin perifer (terlihat pada
kuku) atau sentral (terlihat di sekitar bibir
atau daun telinga
4. Bunyi napas mungkin redup karena adanya
penurunan aliran udara atau area
konsolidasi.
5. Gelisah dan ansietas adalah manifestasi
umum pada hipoksia.
6. Selama distres pernapasan berat/ akut/
refraktori pasien secara total tidak mampu
melakukan aktifitas sehari-hari karena
hipoksemia dan dispnea.
7. Takikardia, disritmia, dan perubahan TD
dapat menunjukkan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung.
21. No
Dx
NOC NIC Rasional
3 Klien akan
menunjukkan
kemajuan/peningkatan
status nutrisi
Kriteria hasil
1. Klien tidak
mengalami
kehilangan BB lebih
lanjut
2. Masukan makanan
dan cairan
meningkat
3. Urine tidak pekat
4. Output urine
meningkat
5. Membran mukosa
lembab
6. Kulit tidak kering
7. Tonus otot
membaik
1. Pantau kesulitan
makan/masukan. Evaluasi
BB
2. Berikan perawatan oral
sebelum dan sesudah
makan
3. Hindari makanan
penghasil gas dan
minuman karbohidrat
4. Sajikan menu dalam
keadaan hangat
5. Anjurkan makan sedikit
tapi sering
6. Kolaborasi ahli gizi untuk
menentukan diit
1. Pasien distress pernafasan sering
anoreksia. Dan juga sering mempunyai
pola makan yang buruk. Sehingga
cenderung Bb menurun
2. kebersihan oral menhilangkan bakteri
penumbuh bau mulut dan
meningkatkan rangsangan /nafsu
makan
3. Makanan yang mengandung gas dan
berkarbonat dapat menimbulkan
distensi abdomen dan meningkatkan
dispnea
4. Menu hangat mempengaruhi relaksasi
spingkter / saluran pencernaan
sehinga respon mual/muntah
berkurang
5. Menegah perut penuh dan
menurunkan resiko mual
6. Mencukupi kebutuhan kalori dan
nutrisi sesuai dengan diit yang tepat
sesuai perhitungan ahli gizi
22. No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
1 Senin,
04/12/2022
09.00 WIB
1. Ajarkan klien tentang metode
yang tepat pengontrolan batuk
2. Ajarkan klien tindakan untuk
menurunkan vikositas sekresi:
dengan miun air hangat sedikit
tapi sering
3. Auskultasi paru sebelum dan
sesudah klien batuk
4. Dorong dan berikan perawatan
mulut yang baik
13.30 WIB
S : Pasien mengatakan dada terasa sesak
O :
• Pasien tampak lemah
• Pasien tampak gelisah
• Pasien tampak batuk-batuk
• RR 32 X/menit
• Tampak penggunaan otot-otot bantu
pernapasan
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
• Membantu memposisikan pasien dengan
posisi semi fowler
• Melakukan auscultasi paru sebelum dan
sesudah klien batuk
• Membantu melakukan perawatan mulut
• Mengobservasi warna dan karakeristik
sputum; spuitm kental warna putih
kekuning-kuningan
• Memberikan obat sesuai dengan advis
dokter
Implementasi – Evaluasi
23. No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
1 Senin,
04/12/2022
09.30 WIB
1. Kaji frekuensi, kedalaman
pernapasan.
2. Tinggikan kepala tempat
tidur, bantu pasien untuk
memilih posisi yang mudah
untuk bernapas.
3. Kaji/awasi secara rutin
kulit dan warna membrane
mukosa.
4. Auskultasi bunyi napas,
5. Awasi tingkat
kesadaran/status mental.
6. Evaluasi tingkat toleransi
aktifitas. Berikan
lingkungan tenang dan
kalem. Batasi aktifitas
pasien atau dorong untuk
tidur/istirahat di kursi
selama fase akut.
7. Awasi tanda vital dan
irama jantung
14.00 WIB
S : Pasien mengatakan sesak agak
berkurang tetapi batuk masih belum
berkurang
O :
• Pasien tampak lemah
• Pasien tampak gelisah
• Pasien tampak batuk-batuk
• RR 30 X/menit
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
• Membantu memposisikan pasien
dengan posisi semi fowler
• Melakukan auscultasi paru sebelum
dan sesudah klien batuk
• Membantu melakukan perawatan
mulut
• Mengobservasi warna dan
karakeristik sputum
• Memberikan obat sesuai dengan
advis dokter
24. No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
1 Senin,
04/12/2022
10.00 WIB
1. Pantau kesulitan
makan/masukan. Evaluasi
BB
2. Berikan perawatan oral
sebelum dan sesudah
makan
3. Hindari makanan penghasil
gas dan minuman
karbohidrat
4. Sajikan menu dalam
keadaan hangat
5. Anjurkan makan sedikit
tapi sering
6. Kolaborasi ahli gizi untuk
menentukan diit
14.30 WIB
S : Pasien mengatakan mual
O :
• Porsi makan habis ¼ porsi
• Membran mukosa dan kulit kering
• Konjungtiva anemis
• Pasien tampak lemah
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
• Mengobservasi porsi makanan yang
dihabiskan klien; makan habis ¼ porsi
• Membantu perawatan mulut sebelum
dan sesudah makan
• Menganjurkan makan dalam porsi kecil
sedikit tetapi sering
• Menganjurkan untuk membawakan
makan yang disukai pasien sesuai
dengan diit
• Membantu menyajikan makanan