SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN PPOK
NAMA ANGGOTA:
ABDUL QODIR TAMA PJ - 2022207209391
AGUSTITO PRASETI - 2022207209416
DENI ERLIA - 2022207209030
EKO ADI PURNOMO - 2022207209013
I PUTU DADA - 2022207209407
NARO UTOMO - 2022207209024
NILAM SARI - 2022207209037
SLAMET SETIAWAN - 2022207209033
SULANJARI - 2022207209029
WIDI HASTUTI - 2022207209027
YETI MALAU - 2022207209063
YULIANTO - 2022207209066
Definisi
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik
menurut Jan Tambayong (2019)
adalah menghambatnya aliran udara
di dalam paru yang menimbulkan
sedikit tahanan pada inspirasi dan
lebih banyak tahanan pada ekspirasi.
Penyebab
• Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit
Paru Obstruksi Kronik menurut Arief
Mansjoer (2002) adalah :
• Kebiasaan merokok
• Polusi Udara
• Paparan Debu, asap
• Gas-gas kimiawi akibat kerja
• Riwayat infeki saluran nafas
• Bersifat genetik yakni definisi a-l anti
tripsin
Klasifikasi
• Pada studi populasi di Inggris selama 40
tahun, didapati bahwa hipersekresi
mukusmerupakan suatu gejala yang paling
sering terjadi pada PPOK, penelitian ini
menunjukkan bahwa batuk kronis, sebagai
mekanisme pertahanan akan hipersekresi
mukus di dapatisebanyak 15-53% pada
pria paruh umur, dengan prevalensi yang
lebih rendah pada wanita sebanyak 8-22%
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala akan mengarah pada
dua tipe pokok: (3)
• Mempunyai gambaran klinik
dominant kearah bronchitis kronis
(blue bloater).
• Mempunyai gambaran klinik kearah
emfisema (pink puffers).
Next…
Tanda dan gejalanya adalah sebagi berikut:
• Kelemahan badan
• Batuk
• Sesak napas
• Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
• Mengi atau wheeze
• Ekspirasi yang memanjang
• Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut.
• Penggunaan otot bantu pernapasan
• Suara napas melemah
• Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
• Edema kaki, asites dan jari tabuh.
Pathway
• Fungsi paru mengalami kemunduran
dengan datangnya usia tua yang
disebabkan elastisitas jaringan paru
dan dinding dada makin berkurang.
Dalam usia yang lebih lanjut,
kekuatan kontraksi otot pernapasan
dapat berkurang sehingga sulit
bernapas.
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan radiologis
• Pada bronchitis kronik secara radiologis ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
▫ Tubular shadows atau farm lines terlihat
bayangan garis-garis yang parallel, keluar dari
hilus menuju apeks paru. Bayangan tersebut
adalah bayangan bronkus yang menebal
▫ Corak paru yang bertambah
Next…
• Pada emfisema paru terdapat 2
bentuk kelainan foto dada yaitu:
▫ Gambaran defisiensi arteri, terjadi
overinflasi, pulmonary oligoemia dan
bula. Keadaan ini lebih sering terdapat
pada emfisema panlobular dan pink
puffer
▫ Corakan paru yang bertambah
Penatalaksanaan
• Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:
• Memeperbaiki kemampuan penderita
mengatasiu gejala tidak hanya pada fase
akut, tetapi juga fase kronik.
• Memperbaiki kemampuan penderita
dalam melaksanakan aktivitas harian.
• Mengurangi laju progresivitas penyakit
apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih
awal.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y
DENGAN PPOK DI RSUD NEGERI DIATAS AWAN
• Nama ( inisial ) : Tn. L
• Usia : 65 thn
• Status perkawinan : kawin
• Pekerjaan : Tani
• Agama : Islam
• Pendidikan : SLTA
• Suku : Lampung
• Bahasa yang digunakan : Indonesia
• Alamat rumah : Negeri Awan
• Sumber biaya : BPJS
• Tanggal masuk RS : 04-12-2022
• Diagnosa medis saat pengkajian : PPOK
Riwayat kesehatan masuk RS
• Tn. L, usia 65 tahun, jenis kelamin laki-laki,
pekerjaan tani masuk IGD RS di Negeri Awan pada
tanggal 03 Desember 2022 pukul 18.00 WIB diantar
oleh Tn. T, hubungan dengan pasien anak kandung,
didapatkan data : pasien mengeluh sesak napas dan
batuk tapi dahak sulit dikeluarkan.
Terdengar suara gurgling, wheezing di seluruh
lapang paru, napas cepat dan dangkal, anoreksia dan
mual, gelisah. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 110
x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, suhu 37,8 ℃.
SpO2 92%. X-ray : bronchitis kronik dengan PPOK.
Hb 12 g/dL, leukosit 9.000 /uL, eritrosit 4,2 juta/µl,
hematokrit 46 %.
Next..
• Diagnosa medik : PPOK. Terapi yang
telah diberikan : O2 4 LPM dengan
nasal kanula, IVFD RL 10 TPM +
Aminofilin 1 amp, nebulizer
combivent + pulmocort 1 amp, N
asetyl cysteine 1x1, sucralfat syrup
3x1, ranitine 1 amp/12 jam. Pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap.
Terapi yang diberikan :
• O2 5 LPM dengan nasal kanula
• IVFD RL 20 TPM + Aminofilin 1 amp
• Nebulizer combivent 1 amp + pulmocort 1 amp
• N asetyl cysteine 1x1
• Sucralfat syrup 3x1
• Ranitidine 50 mg/12 jam.
•
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS :
- Pasien mengatakan batuk yang disertai
secret yang sulit dikeluarkan
- Dahak berwarna kekuningan
- Pasien mengatakan sesak nafas dan
pasien merasa sesak meningkat ketika
beraktvitas berat
DO :
- Pernafasan klien 28 kali permenit
- Pasien tampak sesak
- Pasien menggunakan otot bantu
pernafasan
- Auskultasi terdengar ronchi
Mucus berlebihan Ketidak efektifan
Bersihan jalan
nafas
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
2 DS:
- pasien mengatakan sesak
nafas
- Pasien mengatakan sesak
nafas dan pasien merasa
sesak meningkat ketika
beraktvitas berat
- DO:
- Pernafasan klien 28 kali
permenit
- Pasien tampak sesak
Hiperventilasi Ketidak
efektifan
Pola nafas
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
3. DS:
- Pasien mengatakan napas
terasa sesak
DO :
- Pasien tampak sesak
- RR : 28 X/menit
- Spo2 :88
- Pasien terpasang oksigen
Ventilasi-
perkusi
Gangguan
pertukaran
gas
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan mucus/sekret berlebihan
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3. Devisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
No
Dx
NOC NIC Rasional
1 Kepatenan jalan nafas
setelah diberikan perawatan
dengan kriteria hasil :
1. Klien menunjukkan batuk
efektif dan meningkatkan
pertukaran gas pada
paru
2. Klien mampu
menyebutkan strategi
untuk menurunkan
kekentalan sekresi
3. Pergerakan sputum
keluar dari jalan nafas
4. Bebas dari suara nafas
tambahan seperti
wheezingdan ronchi.
1. Ajarkan klien tentang
metode yang tepat
pengontrolan batuk
2. Ajarkan klien tindakan
untuk menurunkan
vikositas sekresi:
dengan miun air
hangat sedikit tapi
sering
3. Auskultasi paru
sebelum dan sesudah
klien batuk
4. Dorong dan berikan
perawatan mulut yang
baik
1. Batuk yang tidak terkontol adalah
melelahkan dan tidak efektif,
menyebabkan frustasi Duduk tegak
memindahkan organ-organ abdomen
menjauh dari paru-paru, memungkinkan
ekspansi lebih luas, ,Pernapasan
diafragma menurunkan frekuensi
pernapasan dan meningkatkan ventilasi
alveolar, Meningkatkan volume udara
dalam paru mempermudahkan
pengeluaran sekresi.
2. Sekresi kental sulit untuk diencerkan
dan dapat menyebabkan sumbatan
mukus, yang mengarah pada atelektasis
3. Pengkajian ini membantu mengevaluasi
keefektifan upaya batuk klien
4. Higiene mulut yang baik meningkatkan
rasa sejahtera dan mencegah bau mulut.
Rencana Keperawatan
No
Dx
NOC NIC Rasional
2 Setelah dilakukan
ASKEP selama 3 x
24 jam diharapkan
tidak terjadi
gangguan
pertukaran gas
1. Kaji frekuensi,
kedalaman pernapasan.
2. Tinggikan kepala tempat
tidur, bantu pasien
untuk memilih posisi
yang mudah untuk
bernapas.
3. Kaji/awasi secara rutin
kulit dan warna
membrane mukosa.
4. Auskultasi bunyi napas,
5. Awasi tingkat
kesadaran/status
mental.
6. Evaluasi tingkat
toleransi aktifitas.
Berikan lingkungan
tenang dan kalem.
Batasi aktifitas pasien
atau dorong untuk
tidur/istirahat di kursi
selama fase akut.
7. Awasi tanda vital dan
irama jantung
1. Berguna dalam evaluasi derajat distress
pernapasan dan/atau kronisnya proses
penyakit.
2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki
dengan posisi duduk tinggi dan latihan
napas untuk menurunkan kolaps hjalan
napas, dispnea dan kerja napas.
3. Sianosis mungkin perifer (terlihat pada
kuku) atau sentral (terlihat di sekitar bibir
atau daun telinga
4. Bunyi napas mungkin redup karena adanya
penurunan aliran udara atau area
konsolidasi.
5. Gelisah dan ansietas adalah manifestasi
umum pada hipoksia.
6. Selama distres pernapasan berat/ akut/
refraktori pasien secara total tidak mampu
melakukan aktifitas sehari-hari karena
hipoksemia dan dispnea.
7. Takikardia, disritmia, dan perubahan TD
dapat menunjukkan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung.
No
Dx
NOC NIC Rasional
3 Klien akan
menunjukkan
kemajuan/peningkatan
status nutrisi
Kriteria hasil
1. Klien tidak
mengalami
kehilangan BB lebih
lanjut
2. Masukan makanan
dan cairan
meningkat
3. Urine tidak pekat
4. Output urine
meningkat
5. Membran mukosa
lembab
6. Kulit tidak kering
7. Tonus otot
membaik
1. Pantau kesulitan
makan/masukan. Evaluasi
BB
2. Berikan perawatan oral
sebelum dan sesudah
makan
3. Hindari makanan
penghasil gas dan
minuman karbohidrat
4. Sajikan menu dalam
keadaan hangat
5. Anjurkan makan sedikit
tapi sering
6. Kolaborasi ahli gizi untuk
menentukan diit
1. Pasien distress pernafasan sering
anoreksia. Dan juga sering mempunyai
pola makan yang buruk. Sehingga
cenderung Bb menurun
2. kebersihan oral menhilangkan bakteri
penumbuh bau mulut dan
meningkatkan rangsangan /nafsu
makan
3. Makanan yang mengandung gas dan
berkarbonat dapat menimbulkan
distensi abdomen dan meningkatkan
dispnea
4. Menu hangat mempengaruhi relaksasi
spingkter / saluran pencernaan
sehinga respon mual/muntah
berkurang
5. Menegah perut penuh dan
menurunkan resiko mual
6. Mencukupi kebutuhan kalori dan
nutrisi sesuai dengan diit yang tepat
sesuai perhitungan ahli gizi
No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
1 Senin,
04/12/2022
09.00 WIB
1. Ajarkan klien tentang metode
yang tepat pengontrolan batuk
2. Ajarkan klien tindakan untuk
menurunkan vikositas sekresi:
dengan miun air hangat sedikit
tapi sering
3. Auskultasi paru sebelum dan
sesudah klien batuk
4. Dorong dan berikan perawatan
mulut yang baik
13.30 WIB
S : Pasien mengatakan dada terasa sesak
O :
• Pasien tampak lemah
• Pasien tampak gelisah
• Pasien tampak batuk-batuk
• RR 32 X/menit
• Tampak penggunaan otot-otot bantu
pernapasan
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
• Membantu memposisikan pasien dengan
posisi semi fowler
• Melakukan auscultasi paru sebelum dan
sesudah klien batuk
• Membantu melakukan perawatan mulut
• Mengobservasi warna dan karakeristik
sputum; spuitm kental warna putih
kekuning-kuningan
• Memberikan obat sesuai dengan advis
dokter
Implementasi – Evaluasi
No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
1 Senin,
04/12/2022
09.30 WIB
1. Kaji frekuensi, kedalaman
pernapasan.
2. Tinggikan kepala tempat
tidur, bantu pasien untuk
memilih posisi yang mudah
untuk bernapas.
3. Kaji/awasi secara rutin
kulit dan warna membrane
mukosa.
4. Auskultasi bunyi napas,
5. Awasi tingkat
kesadaran/status mental.
6. Evaluasi tingkat toleransi
aktifitas. Berikan
lingkungan tenang dan
kalem. Batasi aktifitas
pasien atau dorong untuk
tidur/istirahat di kursi
selama fase akut.
7. Awasi tanda vital dan
irama jantung
14.00 WIB
S : Pasien mengatakan sesak agak
berkurang tetapi batuk masih belum
berkurang
O :
• Pasien tampak lemah
• Pasien tampak gelisah
• Pasien tampak batuk-batuk
• RR 30 X/menit
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
• Membantu memposisikan pasien
dengan posisi semi fowler
• Melakukan auscultasi paru sebelum
dan sesudah klien batuk
• Membantu melakukan perawatan
mulut
• Mengobservasi warna dan
karakeristik sputum
• Memberikan obat sesuai dengan
advis dokter
No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
1 Senin,
04/12/2022
10.00 WIB
1. Pantau kesulitan
makan/masukan. Evaluasi
BB
2. Berikan perawatan oral
sebelum dan sesudah
makan
3. Hindari makanan penghasil
gas dan minuman
karbohidrat
4. Sajikan menu dalam
keadaan hangat
5. Anjurkan makan sedikit
tapi sering
6. Kolaborasi ahli gizi untuk
menentukan diit
14.30 WIB
S : Pasien mengatakan mual
O :
• Porsi makan habis ¼ porsi
• Membran mukosa dan kulit kering
• Konjungtiva anemis
• Pasien tampak lemah
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
• Mengobservasi porsi makanan yang
dihabiskan klien; makan habis ¼ porsi
• Membantu perawatan mulut sebelum
dan sesudah makan
• Menganjurkan makan dalam porsi kecil
sedikit tetapi sering
• Menganjurkan untuk membawakan
makan yang disukai pasien sesuai
dengan diit
• Membantu menyajikan makanan
MATUR SUWUN

More Related Content

Similar to PPOK ASKEP

Similar to PPOK ASKEP (20)

Presentasi PPOK dr RINA.pptx
Presentasi PPOK dr RINA.pptxPresentasi PPOK dr RINA.pptx
Presentasi PPOK dr RINA.pptx
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
PPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptxPPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptx
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
kasus KGD gagal napas
kasus KGD gagal napaskasus KGD gagal napas
kasus KGD gagal napas
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
 
askep TB PARU
askep TB PARUaskep TB PARU
askep TB PARU
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
ASMA.pptx
ASMA.pptxASMA.pptx
ASMA.pptx
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
RESPIROLOGI.pptx
RESPIROLOGI.pptxRESPIROLOGI.pptx
RESPIROLOGI.pptx
 
Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusuk
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptx
 
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dadaOksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

PPOK ASKEP

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PPOK NAMA ANGGOTA: ABDUL QODIR TAMA PJ - 2022207209391 AGUSTITO PRASETI - 2022207209416 DENI ERLIA - 2022207209030 EKO ADI PURNOMO - 2022207209013 I PUTU DADA - 2022207209407 NARO UTOMO - 2022207209024 NILAM SARI - 2022207209037 SLAMET SETIAWAN - 2022207209033 SULANJARI - 2022207209029 WIDI HASTUTI - 2022207209027 YETI MALAU - 2022207209063 YULIANTO - 2022207209066
  • 2. Definisi • Penyakit Paru Obstruksi Kronik menurut Jan Tambayong (2019) adalah menghambatnya aliran udara di dalam paru yang menimbulkan sedikit tahanan pada inspirasi dan lebih banyak tahanan pada ekspirasi.
  • 3. Penyebab • Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit Paru Obstruksi Kronik menurut Arief Mansjoer (2002) adalah : • Kebiasaan merokok • Polusi Udara • Paparan Debu, asap • Gas-gas kimiawi akibat kerja • Riwayat infeki saluran nafas • Bersifat genetik yakni definisi a-l anti tripsin
  • 4. Klasifikasi • Pada studi populasi di Inggris selama 40 tahun, didapati bahwa hipersekresi mukusmerupakan suatu gejala yang paling sering terjadi pada PPOK, penelitian ini menunjukkan bahwa batuk kronis, sebagai mekanisme pertahanan akan hipersekresi mukus di dapatisebanyak 15-53% pada pria paruh umur, dengan prevalensi yang lebih rendah pada wanita sebanyak 8-22%
  • 5. Manifestasi klinis Tanda dan gejala akan mengarah pada dua tipe pokok: (3) • Mempunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis kronis (blue bloater). • Mempunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers).
  • 6. Next… Tanda dan gejalanya adalah sebagi berikut: • Kelemahan badan • Batuk • Sesak napas • Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi • Mengi atau wheeze • Ekspirasi yang memanjang • Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut. • Penggunaan otot bantu pernapasan • Suara napas melemah • Kadang ditemukan pernapasan paradoksal • Edema kaki, asites dan jari tabuh.
  • 7. Pathway • Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas.
  • 8. Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan radiologis • Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: ▫ Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang parallel, keluar dari hilus menuju apeks paru. Bayangan tersebut adalah bayangan bronkus yang menebal ▫ Corak paru yang bertambah
  • 9. Next… • Pada emfisema paru terdapat 2 bentuk kelainan foto dada yaitu: ▫ Gambaran defisiensi arteri, terjadi overinflasi, pulmonary oligoemia dan bula. Keadaan ini lebih sering terdapat pada emfisema panlobular dan pink puffer ▫ Corakan paru yang bertambah
  • 10. Penatalaksanaan • Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah: • Memeperbaiki kemampuan penderita mengatasiu gejala tidak hanya pada fase akut, tetapi juga fase kronik. • Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian. • Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih awal.
  • 11. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN PPOK DI RSUD NEGERI DIATAS AWAN • Nama ( inisial ) : Tn. L • Usia : 65 thn • Status perkawinan : kawin • Pekerjaan : Tani • Agama : Islam • Pendidikan : SLTA • Suku : Lampung • Bahasa yang digunakan : Indonesia • Alamat rumah : Negeri Awan • Sumber biaya : BPJS • Tanggal masuk RS : 04-12-2022 • Diagnosa medis saat pengkajian : PPOK
  • 12. Riwayat kesehatan masuk RS • Tn. L, usia 65 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan tani masuk IGD RS di Negeri Awan pada tanggal 03 Desember 2022 pukul 18.00 WIB diantar oleh Tn. T, hubungan dengan pasien anak kandung, didapatkan data : pasien mengeluh sesak napas dan batuk tapi dahak sulit dikeluarkan. Terdengar suara gurgling, wheezing di seluruh lapang paru, napas cepat dan dangkal, anoreksia dan mual, gelisah. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, suhu 37,8 ℃. SpO2 92%. X-ray : bronchitis kronik dengan PPOK. Hb 12 g/dL, leukosit 9.000 /uL, eritrosit 4,2 juta/µl, hematokrit 46 %.
  • 13. Next.. • Diagnosa medik : PPOK. Terapi yang telah diberikan : O2 4 LPM dengan nasal kanula, IVFD RL 10 TPM + Aminofilin 1 amp, nebulizer combivent + pulmocort 1 amp, N asetyl cysteine 1x1, sucralfat syrup 3x1, ranitine 1 amp/12 jam. Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap.
  • 14. Terapi yang diberikan : • O2 5 LPM dengan nasal kanula • IVFD RL 20 TPM + Aminofilin 1 amp • Nebulizer combivent 1 amp + pulmocort 1 amp • N asetyl cysteine 1x1 • Sucralfat syrup 3x1 • Ranitidine 50 mg/12 jam. •
  • 15. ANALISA DATA NO DATA ETIOLOGI MASALAH 1 DS : - Pasien mengatakan batuk yang disertai secret yang sulit dikeluarkan - Dahak berwarna kekuningan - Pasien mengatakan sesak nafas dan pasien merasa sesak meningkat ketika beraktvitas berat DO : - Pernafasan klien 28 kali permenit - Pasien tampak sesak - Pasien menggunakan otot bantu pernafasan - Auskultasi terdengar ronchi Mucus berlebihan Ketidak efektifan Bersihan jalan nafas
  • 16. NO DATA ETIOLOGI MASALAH 2 DS: - pasien mengatakan sesak nafas - Pasien mengatakan sesak nafas dan pasien merasa sesak meningkat ketika beraktvitas berat - DO: - Pernafasan klien 28 kali permenit - Pasien tampak sesak Hiperventilasi Ketidak efektifan Pola nafas
  • 17. NO DATA ETIOLOGI MASALAH 3. DS: - Pasien mengatakan napas terasa sesak DO : - Pasien tampak sesak - RR : 28 X/menit - Spo2 :88 - Pasien terpasang oksigen Ventilasi- perkusi Gangguan pertukaran gas
  • 18. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mucus/sekret berlebihan 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi 3. Devisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
  • 19. No Dx NOC NIC Rasional 1 Kepatenan jalan nafas setelah diberikan perawatan dengan kriteria hasil : 1. Klien menunjukkan batuk efektif dan meningkatkan pertukaran gas pada paru 2. Klien mampu menyebutkan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi 3. Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas 4. Bebas dari suara nafas tambahan seperti wheezingdan ronchi. 1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk 2. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan vikositas sekresi: dengan miun air hangat sedikit tapi sering 3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk 4. Dorong dan berikan perawatan mulut yang baik 1. Batuk yang tidak terkontol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi Duduk tegak memindahkan organ-organ abdomen menjauh dari paru-paru, memungkinkan ekspansi lebih luas, ,Pernapasan diafragma menurunkan frekuensi pernapasan dan meningkatkan ventilasi alveolar, Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudahkan pengeluaran sekresi. 2. Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis 3. Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien 4. Higiene mulut yang baik meningkatkan rasa sejahtera dan mencegah bau mulut. Rencana Keperawatan
  • 20. No Dx NOC NIC Rasional 2 Setelah dilakukan ASKEP selama 3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi gangguan pertukaran gas 1. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. 2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. 3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membrane mukosa. 4. Auskultasi bunyi napas, 5. Awasi tingkat kesadaran/status mental. 6. Evaluasi tingkat toleransi aktifitas. Berikan lingkungan tenang dan kalem. Batasi aktifitas pasien atau dorong untuk tidur/istirahat di kursi selama fase akut. 7. Awasi tanda vital dan irama jantung 1. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan/atau kronisnya proses penyakit. 2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolaps hjalan napas, dispnea dan kerja napas. 3. Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat di sekitar bibir atau daun telinga 4. Bunyi napas mungkin redup karena adanya penurunan aliran udara atau area konsolidasi. 5. Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pada hipoksia. 6. Selama distres pernapasan berat/ akut/ refraktori pasien secara total tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari karena hipoksemia dan dispnea. 7. Takikardia, disritmia, dan perubahan TD dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
  • 21. No Dx NOC NIC Rasional 3 Klien akan menunjukkan kemajuan/peningkatan status nutrisi Kriteria hasil 1. Klien tidak mengalami kehilangan BB lebih lanjut 2. Masukan makanan dan cairan meningkat 3. Urine tidak pekat 4. Output urine meningkat 5. Membran mukosa lembab 6. Kulit tidak kering 7. Tonus otot membaik 1. Pantau kesulitan makan/masukan. Evaluasi BB 2. Berikan perawatan oral sebelum dan sesudah makan 3. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbohidrat 4. Sajikan menu dalam keadaan hangat 5. Anjurkan makan sedikit tapi sering 6. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan diit 1. Pasien distress pernafasan sering anoreksia. Dan juga sering mempunyai pola makan yang buruk. Sehingga cenderung Bb menurun 2. kebersihan oral menhilangkan bakteri penumbuh bau mulut dan meningkatkan rangsangan /nafsu makan 3. Makanan yang mengandung gas dan berkarbonat dapat menimbulkan distensi abdomen dan meningkatkan dispnea 4. Menu hangat mempengaruhi relaksasi spingkter / saluran pencernaan sehinga respon mual/muntah berkurang 5. Menegah perut penuh dan menurunkan resiko mual 6. Mencukupi kebutuhan kalori dan nutrisi sesuai dengan diit yang tepat sesuai perhitungan ahli gizi
  • 22. No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi 1 Senin, 04/12/2022 09.00 WIB 1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk 2. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan vikositas sekresi: dengan miun air hangat sedikit tapi sering 3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk 4. Dorong dan berikan perawatan mulut yang baik 13.30 WIB S : Pasien mengatakan dada terasa sesak O : • Pasien tampak lemah • Pasien tampak gelisah • Pasien tampak batuk-batuk • RR 32 X/menit • Tampak penggunaan otot-otot bantu pernapasan A : Tujuan belum tercapai P : Intervensi dilanjutkan • Membantu memposisikan pasien dengan posisi semi fowler • Melakukan auscultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk • Membantu melakukan perawatan mulut • Mengobservasi warna dan karakeristik sputum; spuitm kental warna putih kekuning-kuningan • Memberikan obat sesuai dengan advis dokter Implementasi – Evaluasi
  • 23. No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi 1 Senin, 04/12/2022 09.30 WIB 1. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. 2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. 3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membrane mukosa. 4. Auskultasi bunyi napas, 5. Awasi tingkat kesadaran/status mental. 6. Evaluasi tingkat toleransi aktifitas. Berikan lingkungan tenang dan kalem. Batasi aktifitas pasien atau dorong untuk tidur/istirahat di kursi selama fase akut. 7. Awasi tanda vital dan irama jantung 14.00 WIB S : Pasien mengatakan sesak agak berkurang tetapi batuk masih belum berkurang O : • Pasien tampak lemah • Pasien tampak gelisah • Pasien tampak batuk-batuk • RR 30 X/menit A : Tujuan belum tercapai P : Intervensi dilanjutkan • Membantu memposisikan pasien dengan posisi semi fowler • Melakukan auscultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk • Membantu melakukan perawatan mulut • Mengobservasi warna dan karakeristik sputum • Memberikan obat sesuai dengan advis dokter
  • 24. No Dx Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi 1 Senin, 04/12/2022 10.00 WIB 1. Pantau kesulitan makan/masukan. Evaluasi BB 2. Berikan perawatan oral sebelum dan sesudah makan 3. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbohidrat 4. Sajikan menu dalam keadaan hangat 5. Anjurkan makan sedikit tapi sering 6. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan diit 14.30 WIB S : Pasien mengatakan mual O : • Porsi makan habis ¼ porsi • Membran mukosa dan kulit kering • Konjungtiva anemis • Pasien tampak lemah A : Tujuan belum tercapai P : Intervensi dilanjutkan • Mengobservasi porsi makanan yang dihabiskan klien; makan habis ¼ porsi • Membantu perawatan mulut sebelum dan sesudah makan • Menganjurkan makan dalam porsi kecil sedikit tetapi sering • Menganjurkan untuk membawakan makan yang disukai pasien sesuai dengan diit • Membantu menyajikan makanan