1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan
sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah
negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena pendidikan
merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat tanpa
memandang gender, status sosial, status ekonomi, etis, suku, dan agama.
Suatu sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang
memiliki keunggulan dalam kurikulumnya. Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja. Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan
komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari
berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
Australia, merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan studi banyak
siswa dan mahasisswa dari berbagai negara. Negara Kangguru ini juga semakin
menjadi favorit bagi para siswa Indonesia yang hendak melanjutkan pendidikan
ke luar negeri. Selain memiliki kualitas pendidikan yang diakui secara
internasional, Australia juga relatif dekat dengan Indonesia sehingga orang tua
tidak terlalu khawatir melepas anaknya. Untuk menjaga kualitas, setiap program
2. 2
studi di Australia mengikuti standar persyaratan pemerintah Australia yang ketat.
Secara hukum, istitusi Australia hanya dapat menawarkan program studi kepada
siswa asing jika institusi dan program studinya terdaftar dan terakreditasi oleh
pemerintah Australia.
Dengan persyaratan ketat seperti itu, program studi di Australia diakui
kualitas dan reputasinya secara global, baik dari bidang pendidikan, pelatihan,
maupun penelitian ilmiahnya. Agar relevan dan up to date, proses pembuatan
program studi melibatkan pihak industri sehingga siswa nantinya benar-benar siap
terjun ke dunia kerja. Sementara itu, untuk mendukung kegiatan belajar, program
studi umumnya juga ditopang oleh tenaga pengajar yang berkualitas, perpustakaan
yang lengkap, laboratorium, dan fasilitas pendukung berteknologi tinggi, serta
faktor pendukung lainnya seperti pelayanan konseling, baik untuk bidang
akademis, karier, dan personal.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan dalam masalah dalam
makalah ini adalah
1. Bagaimana sistem pendidikan di Australia ?
2. Apa perbedaan sistem pendidikan di Australia dan di Indonesia ?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
lanjut sistem pendidikan di Australia.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan Pendidikan
Saat ini Australia makin maju dan menjadi sebuah negara industri yang
demokratis, Australia adalah Negara persemakmuran (Commonwealth) dengan
luas wilayah 7.792.000 dan ibu kota negara Canberra jauh lebih luas dibanding
daratan Indonesia yang hanya 1.906.240, Australia senantiasa mendapatkan
manfaat dari dimensi multibudaya sebagai salah satu negara yang paling beragam
di dunia dengan memiliki kekayaan, gagasan, pikiran, citrarasa serta gaya hidup,
banyak orang Australia yang lahir di negara asing seperti Italia, Yunani, Selaindia
Baru, Inggris, China, Vietnam, Afrika dan Indonesia.
Menjadi negara maju haruslah didukung kemajuan pendidikan yang
mendukung tujuan pendidikan nasional di suatu negara dalam hal ini khususnya di
Australia. Tujuan umum berbagi sektor pendidikan Australia digariskan dalam
undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian,
universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya
dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan.
Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan
kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada
level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin.
Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada
pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat
secara umum. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan
tinggi harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas
lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor
pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian
pada pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak
campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan
umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal
menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan.
4. 4
Dan perlu diketahui bahwa menurut UUD Australia, setiap pemerintah negara
bagian di Australia bertanggung jawab atas bidang pendidikan pada tingkat
sekolah di bagian tersebut. Pemerintah Australia tidak memiliki kekuasaan dalam
bidang pendidikan, dan hanya dapat membuat kebijakan dalam bidang tersebut
dengan persetujuan dari negara bagian yang bersangkutan. Pendanaan pokok
sekolah dilakukan oleh pemerintah negara bagian, namun pemerintah Australia
juga memberikan dana tambahan untuk program tertentu.
2. Sistem Pendidikan
Pada dasarnya sistem pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi
empat tingkatan, yaitu:
1. Sekolah Dasar (Primary School)
2. Sekolah menengah (Secondary or High School)
3. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan (Vocational Education and Training)
4. Pendidikan Tinggi (Universitas)
Pendidikan Dasar adalah wajib untuk anak berusia enam sampai 12 tahun
atau 13 tahun, di Australia untuk sekolah ada istilah Coeducational dan
noncoeducational yaitu penggabungan siswa pria dan wanita yang banyak
dilakukan disekolah-sekolah negeri dan pemisahan jenis kelamin (single-sex)
yang banyak ditemui di sekolah-sekolah swasta. Pendidikan menengah dapat
ditempuh oleh seorang siswa selama lima atau enam tahun disebut program wajib
belajar 9 tahun, setelah hingga menamatkan sekolah menegah, banyak para pelajar
terutama pelajar pria mengikuti sekolah kejuruan dengan bentuk pemagangan
(appreniticeship), disinilah juga letak perbedaan dengan sistem pendidikan di
Indonesia, di Australia setiap pelajar diberi kebebasan untuk memilih keahlian
yang mereka sukai, untuk diindonesia ini adalah pendidikan tingkat SMA atau
SMK/STM akan tetapi di Australia pendidikan pemagangan ini ditempuh selama
empat tahun dan paruh waktu (part time) dan bedanya lagi di indonesia, di
Australia saat bersamaan para pelajar dapat juga belajar di perguruan tinggi atau
dikenal dengan TAFE (Technical and Further Education) dan juga CAE (Colleges
of Advanced Education).
5. 5
Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten (taman kanak-kanak)
dan dilanjutkan dari kelas 1 sampai kelas 12. Terdapat tiga tingkat sekolah, yaitu:
primary school (sekolah dasar): taman kanak-kanak sampai kelas 6 atau
kelas 7 (tergantung pada negara bagiannya)
high school (sekolah menengah pertama): kelas 7 atau 8 sampai kelas 10
(tergantung pada negara bagiannya)
senior high school/senior secondary school/college (sekolah menengah
atas): kelas 11 sampai kelas 12.
Murid di Australia mulai sekolah pada umur 4,5 tahun sampai 5,5 tahun
(kindergarten). Orang tua murid wajib menyekolahkan anaknya sampai dengan
usia 15 atau 16 tahun (tergantung pada negara bagiannya). Jika anaknya tidak
rajin masuk sekolah, orang tua dikenakan denda/sanksi.
Pada tingkat high school, semakin tinggi tingkat sekolah, murid semakin
bebas memilih mata pelajaran yang akan diambil. Pada tingkat senior secondary
school, murid boleh memilih hampir semua mata pelajaran sesuai dengan
keinginannya. Sebagaian besar dari high school dan senior secondary school juga
menawarkan mata pelajaran yang bersifat kejuruan, seperti perhotelan, turisme,
muatan lokal; teknik kayu, teknik logam (hospitality, tourism, woodworking,
metal working)
Pada akhir kelas 12, murid sekolah mendapatkan Year 12 certificate.
Piagam tersebut disertai transkrip nilai mata pelajaran yang telah diambil dengan
nilai yang diraih. Untuk sebagian besar dari mata pelajaran pada tingkat kelas 12,
nilai siswa dihitung dari tugas sekolah serta hasil ujian di negara bagian yang
dilakukan pada akhir tahun. Nilai tersebut dapat langsung digunakan untuk
mendaftar ke universitas, tanpa perlu diuji lagi.
Di Australia, terdapat public schools (sekolah-sekolah negeri) dan private
schools (sekolah-sekolah swasta). Kurang lebih dua pertiga dari murid bersekolah
di sekolah negeri, sedangkan sisanya bersekolah di sekolah swasta. Private
schools di Australia dibagi menjadi dua kelompok: yang berafiliasi pada agama
6. 6
(biasanya Katolik atau Protestan, tetapi ada juga sekolah Islam) dan yang tidak
berafiliasi kepada agama (independent schools).
Tahun akademik di Australia dimulai pada akhir bulan Januari dan
berakhir pada pertengahan bulan Desember. Tahun akademik dibagi ke dalam
empat term dimana setiap term yang lamanya kurang lebih 10 minggu. Pada akhir
setiap term, para murid mendapatkan dua minggu liburan, namun pada akhir tahun
semua murid mendapatkan liburan selama kurang lebih enam minggu.
3. Kurikulum Pendidikan
Pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development Centre)
dibentuk oleh pemerintah Commonwealth untuk membantu mengkoordinasi dan
menyiapkan kurikulum, terutama untuk kelas akhir sekolah kejuruan, sebagai
panduan ujian eksternal dan bagi negara-negara bagian dapat mengembangkannya
sesuai dengan kebutuhan negara bagian tersebut. Buku pelajaran dan ujian
disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum departemen pendidikan,
Dewan Pendidikan Australia (The Australian Council For Educational
Research/ACER), pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development
Centre/CDC), penerbit-penerbit buku komersil, dan guru-guru bidang studi.
Metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-masing guru atau
sekolah, tetapi di Australia pada umumnya satu guru mengajar satu mata pelajaran
dan untuk kelas yang beda umur diajar oleh lebih dari satu guru atau team
teaching.
Di semua negara bagian kecuali (ACT) kurikulum ditetapkan oleh
departemen pendidikan. Namun, di ACT terdapat sistem managemen sekolah
School Based Management di mana pihak sekolah bertanggung jawab atas
pembuatan kurikulum dan materi. Dalam sistem tersebut, para guru
mengembangkan kurikulum sendiri untuk mata pelajaran masing-masing. Setiap
tahun, semua kurikulum diajukan kepada departemen pendidikan untuk proses
evaluasi. Jika kurikulum tertentu dianggap tidak memenuhi standar minimal,
pihak departemen dapat meminta agar kurikulum direvesi atau bahkan dapat
menolak kurikulum tersebut.
7. 7
Di setiap negara bagian kurikulum untuk Year 11 dan Year 12, yaitu
tingkat SMA, dibuat oleh badan khusus di bawah departemen pendidikan, yang
biasnaya disebut Senior Secondary Board. Selain pengembangan kurikulum,
badan tersebut juga bertanggung jawab atas pelaksanaan ujian yang dilakukan
pada akhir Year 12 dan pengeluaran Year 12 Certificate.
Pemerintah Australia ingin menetapkan kurikulum nasional (national
curriculum) dalam berbagai bidang studi, yaitu bahasa Inggris, Sejarah,
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan. Dalam hal ini, pemerintah nasional sedang
bekerjasama dengan pemerintah negara bagian, sebab perubahan kurikulum hanya
dapat dilakukan atas persetujuan negara bagian.
4. Kurikulum Matematika
Rancangan Kurikulum Australia untuk matematika pada dasarnya, adalah
konsisten dengan dengan harapan yang diuraikan dalam kurikulum Amerika
Serikat (United States of America (National Council of Teachers of Mathematics
Standards)), kurikulum matematika Selandia Baru dan yang dimiliki oleh
Finlandia dan Kerajaan Inggris Raya (United Kingdom).
Rancangan Kurikulum Australia untuk matematika dibentuk dalam tiga
bahasan isi serta empat bahasan kecakapan/keahlian. Bahasan isi adalah Number
and algebra, Statistics and probability, dan Measurement and geometry. Isi dalam
bahasan-bahasan tersebut menerangkan “ apa “ yang akan diajarkan pada para
siswa. Bahasan kecakapan yaitu – Understanding, Fluency, Problem solving dan
Reasoning – menerangkan mengenai ‘bagaimana’ – cara isinya diselidiki atau
dikembangkan melalui ‘pemikiran’ serta ‘melakukan’ matematika.
Keahlian/kecakapan telah dimasukkan ke dalam uraianan isi dari masing-masing
dari ketiga bahasan isi. Pendekatan ini memastikan bahwa kecakapan atau
keahlian para siswa dalam keterampilan matematika dikembangkan melalui
seluruh kurikulum dan semakin lama meningkat menjadi semakin ahli setelah
sekolah selama bertahun tahun, dan para siswa mengembangkan kemampuan
mereka untuk berpikir dan bertindak secara logis, seperti melakukan analisa,
8. 8
pembuktian, penilaian, menerangkan, menyimpulkan, memberikan alasan serta
menyamaratakan.
Dokumen kurikulum matematika negara bahasan dan teritori telah ikut
dipertimbangkan pada pengembangan kurikulum matematika. Rancangan
kurikulum telah disesuaikan secara luas dengan dokumen-dokumen tersebut
dalam hubungannya dengan Number and algebra dan Measurement and geometry.
Dalam mengembangkan isi serta standar prestasi telah ikut dipertimbangkan
Program Penilaian Nasional - Literasi dan Menghitung (National Assessment
Program –Literacy and Numeracy (NAPLAN) untuk tahun 2008 dan 2009.
Dalam hal perbedaan, rancangan Kurikulum Australia Dokumen
kurikulum matematika negara bahasan dan teritori telah ikut dipertimbangkan
pada pengembangan kurikulum matematika. Rancangan kurikulum telah
disesuaikan secara luas dengan dokumen-dokumen tersebut dalam hubungannya
dengan Number and algebra dan Measurement and geometry.
Rancangan Kurikulum Australia lebih besar akan bidang statistik dan
probabilitas sebagai pengakuan akan kebutuhan para siswa untuk dapat
menginterpretasikan data dalam abad ke-21 ini. Bahasan kecakapan/keahlian
yang bersifat tertanam memiliki perbedaan yang amat kontras dibanding dengan
dokumen negara bahasan dan teritori yang memiliki unting proses secara terpisah
yang sering disebut ‘bekerja secara matematika (working mathematically)’.
Terdapat bahasan yang terpisah guna memastikan bahwa proses-proses
matematika berada dalam konteks yang sesuai dengan, dan bersangkutpaut
dengan konsep matematika yang seharusnya.
Intinya matematika bukan memberikan penjelasan tetapi dapet memilah dan
memilih meteri dengan melibatkan siswa dan yang memeberikan pengalaman
yang mereka butuhkan untuk mempelajari konsep matematika. Kurikulum
matematika Australia secara garis besar adalah memprioritaskan guru
memutuskan dan mengintrgrasikan bahasan isi metri dan keahlian yang dicapai
siswa dengan menggunakan pola pikir yang luas dapat membantu micro planning
dan memilih tugas atau materi yang tepat bagi siswa sangatlah penting. Jadi pada
9. 9
dasarnya cakupan materi dan keahlian yang dituntut Kurikulum matematika
Australia sama dengan Kurikulum matematika Indonesia, yang berbeda hanya
pada praktek kegiatan belajar mengajar di kelas dan pencapaian siswa. Dalam hal
ini tingkat kompleksitas masalah, soal penerapan dan penggunaan kata-kata dalam
pembelajaran matematika di Australia lebih tinggi dari indonesia.
5. Managemen Pendidikan
a. Otoritas
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahawasanya berdasarkan Konstitusi
Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bahasan , pada setian negara
bahasan memiliki seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen
pendidikan, akan tetapi kinerja para menteri pendidikan negara bahasan tetap
diawasi oleh Menteri Pendidikan di pusat. Pada beberapa negara bagian,
departemen pendidikan memiliki tanggung jawab utama penyelenggaraan
pendidikan dan sebagai koordinator pendidikan dasar, mengangkat guru dan
karyawan hingga menyelenggarakan gedung, dan mungkin ini tidak jauh beda
dengan Indonesia yang tiap provinsi telah memiliki otonomi sendiri dari
Kementerian Pendidikan Nasional Pemuda dan Olahraga Pusat.
b. Tenaga Pendidik
Hampir semua guru prasekolah dan sekolah dasar serta sekolah menengah
dididik pada CAE, untuk di Indonesia dapat disebut PGSD, dan sebahasan di
universitas dan pendidikan guru yang dikelola badan-badan keagamaan, Lama
pendidikan guru berkisar empat tahun dan semua sistem pendidikan guru
memberikan kesempatan kepada guru untuk mendapatkan pendidikan dalam
jabatan (inservice education) termasuk pendidkan kualifikasi keprofesionalan
dengan menyelesaikan beberapa mata kuliah yang telah disetujui.
c. Pendanaan
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber
dana dan sistem pendanaan dari pemerintah pusat (commonwealth) untuk negara-
10. 10
negara bahasan sebesar 7.700 Dolar Australia, bantuan dari pemerintah pusat ini
di utamakan untuk pembiayaan universitas dan institusi CAE, sedangakan negara
bahasan juga memiliki tanggung jawab untuk pembiayaan pendidikan prasekolah,
sekolah dasar, menengah negeri dan TAPE. Di Australia biaya pendidkan para
pelajar dan mahasiswa ditanggung penuh oleh pemerintah, termasuk uang saku,
hinggapara mahasiswanya dapat menabung dari uang bantuan dari negara, para
pelajar dan mahasiswa diberi wewenang untuk membayarkan sendiri uang sekolah
dari uang yang diberikan negara, bagi pelajar dan mahasiswa yang masih tinggal
dengan orang tua dan pendanaannya dibantu oleh orang tua tetap diberi oleh orang
tua.
Semua public school bebas biaya sekolah. Namun, para orang tua yang
menyekolahkan anaknya di sekolah negeri biasanya diminta untuk membayar
voluntary payment (pembayaran sukarelawan) yang tidak terlalu besar. Sebahasan
besar dari pendanaan pada sekolah-sekolah negeri diberikan oleh pemerintah di
masing-masing negara bagian. Sekolah-sekolah yang berafiliasi pada agama,
khususnya sekolah-sekolah Katolik, cenderung menetapkan biaya sekolah yang
rendah. Sebagian besar pendanaan sekolah-sekolah yang berafilisasi pada agama
diberikan oleh pemerintah, baik pemerintah negara bagian maupun pemerintah
nasional. Independent schools cenderung menetapkan biaya sekolah yang cukup
tinggi, hingga pendanaanya dari pemerintah lebih sedikit. Dalam hal pendanaan
ini, terdapat perbedaan yang besar dengan sistem pendidikan di indonesia. Setiap
lapisan masyarakat dan pemerintah ikut ambil bahasan dalam pendanaan demi
mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
6. Standar Lulusan
Pada tingkat SD dan SMP, murid meluluskan setiap year pembelajaran
atas rekomendasi dari guru. Rekomendasi guru berdasarkan perkembangan murid
selama seluruh tahun, dan tidak berdasarkan ujian. Jarang sekali ada murid yang
tidak lulus. Biasanya murid tidak lulus karena umur atau sikap yang dianggap
terlalu muda, bukan karena prestasi belajar yang kurang memuaskan. Semua
murid mendapatkan rapor pada akhir Term dengan nilai prestasi belajar.
11. 11
Pada tingkat SMA, persyaratan kelulusan ditetapkan oleh Senior
Secondary Board masing-masing Negara bagian. Kelulusan berdasarkan beberapa
faktor. Pertama, murid harus mengambil mata pelajaran yang cukup pada setiap
tahun, biasanya lima mata pelajaran pada Year 12. Mata pelajaran ini sedikit
sekali, namun bahannya cukup mendalami. Kedua, ada persyaratan mengenai
jenis mata pelajaran yang boleh diambil, misalnya wajib mengambil minimal satu
mata pelajaran dari golongan Matematika/Ilmu Pengetahuan dan satu dari
golongan Bahasa/Ilmu Sosial. Syarat lainnya adalah harus mendapatkan nilai pass
(50 persen keatas) untuk semua mata pelajaran.
Di semua negara bagian, kecuali ACT, nilai untuk mata pelajaran tingkat
Year 12 berdasarkan dua atau tiga komponen, yaitu: hasil tugas sekolah, nilai
ujian akhir tahun yang dilaksanakan oleh Senior Secondary Board, dan kadang-
kadang suatu proyek. Nilai dari ujian akhir tahun juga digunakan untuk menjaga
standar kenilaian melalui proses moderation. Jika dalam sekolah tertentu nilai
berdasarkan hasil tugas sekolah tinggi sedangkan nilai berdasarkan ujian akhir
tahun rendah, maka nilai final murid-murid di sekolah tersebut akan dikurangi.
Di ACT, tetap dilakukan ujian akhir tahun pada tingkat Year 12. Namun, nilai
dari ujian itu hanya dilakukan untuk proses moderation yang tersebut diatas. Nilai
final berdasarkan hasil tugas sekolah saja. Senior Secondary Board masing-
masing negara bagian mengeluarkan Year 12 Certificate serta transkrip akademik
bagi semua murid yang lulus Year 12.
12. 12
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Pembagian tingkat usia dalam menempuh sekolah dasar dan menengah, di
Indonesia sekolah dasar ditempuh enam tahun dan sekolah tingkat lanjutaan 3
tahun, akan tetapi di Australia sekolah dasar ditempuh selama antara enam hingga
sembilan tahun, setelah itu pelajar memasuki sekolah kejuruan. Di Australia
adanya kebebasan para siswa untuk memilih satu jurusan keahlian yang mereka
minati untuk di pelajari selama empat tahun di kejuruan dengan pemagangan dan
dapat sambil kuliah diperguruan tinggi dan bahkan dapat sambil bekerja.
Dana Pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah hingga uang saku. Semua
public school bebas biaya sekolah. Sekolah-sekolah yang berafiliasi pada agama,
khususnya sekolah-sekolah Katolik, cenderung menetapkan biaya sekolah yang
rendah. Setiap tenaga kependidikan mendapat mendapatkan pendidikan dalam
jabatan (inservice education) termasuk pendidkan kualifikasi keprofesionalan dan
ditandai dengan pemberian sertifikat.
Penentu kelulusan oleh sekolah, hanya sekolah kejuruan saja yang ada
ujian eksternal. Di semua negara bagian, kecuali ACT, nilai untuk mata pelajaran
tingkat Year 12 berdasarkan dua atau tiga komponen, yaitu: hasil tugas sekolah,
nilai ujian akhir tahun yang dilaksanakan oleh Senior Secondary Board, dan
kadang-kadang suatu proyek. Di ACT, tetap dilakukan ujian akhir tahun pada
tingkat Year 12. Namun, nilai dari ujian itu hanya dilakukan untuk proses
moderation yang tersebut diatas. Nilai final berdasarkan hasil tugas sekolah saja.
Senior Secondary Board masing-masing negara bagian mengeluarkan Year 12
Certificate serta transkrip akademik bagi semua murid yang lulus Year
13. 13
2. Saran
Adapun saran yang ingin dituliskan penulis adalah agar kiranya
pendidikan di indonesia mampu mengadaptasi kelebihan dari kurikulum Australia
namun tetap memperhatikan karakteristik budaya indonesia. Selain itu,
diharapkan setiap lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, pihak swasta hingga
masyarakat kecil ikut memperhatikan dan memberi dukungan dalam memajukan
pendidikan di indonesia.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
, http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, diakses tanggal 28
November 2012.
,http://www.smpn1awn.sch.id/kreatifitas/artikel/283-kurikulum-
matematika-di-australia.html, , diakses tanggal 28 November 2012.
, www.acara.edu.au/.../AC_INFO_SHEETS_Indonesia. pdf. diakses
tanggal 28 November 2012.