SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan
sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah
negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena pendidikan
merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat tanpa
memandang gender, status sosial, status ekonomi, etis, suku, dan agama.
Suatu sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang
memiliki keunggulan dalam kurikulumnya. Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja. Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan
komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari
berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
Australia, merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan studi banyak
siswa dan mahasisswa dari berbagai negara. Negara Kangguru ini juga semakin
menjadi favorit bagi para siswa Indonesia yang hendak melanjutkan pendidikan
ke luar negeri. Selain memiliki kualitas pendidikan yang diakui secara
internasional, Australia juga relatif dekat dengan Indonesia sehingga orang tua
tidak terlalu khawatir melepas anaknya. Untuk menjaga kualitas, setiap program
2
studi di Australia mengikuti standar persyaratan pemerintah Australia yang ketat.
Secara hukum, istitusi Australia hanya dapat menawarkan program studi kepada
siswa asing jika institusi dan program studinya terdaftar dan terakreditasi oleh
pemerintah Australia.
Dengan persyaratan ketat seperti itu, program studi di Australia diakui
kualitas dan reputasinya secara global, baik dari bidang pendidikan, pelatihan,
maupun penelitian ilmiahnya. Agar relevan dan up to date, proses pembuatan
program studi melibatkan pihak industri sehingga siswa nantinya benar-benar siap
terjun ke dunia kerja. Sementara itu, untuk mendukung kegiatan belajar, program
studi umumnya juga ditopang oleh tenaga pengajar yang berkualitas, perpustakaan
yang lengkap, laboratorium, dan fasilitas pendukung berteknologi tinggi, serta
faktor pendukung lainnya seperti pelayanan konseling, baik untuk bidang
akademis, karier, dan personal.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan dalam masalah dalam
makalah ini adalah
1. Bagaimana sistem pendidikan di Australia ?
2. Apa perbedaan sistem pendidikan di Australia dan di Indonesia ?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
lanjut sistem pendidikan di Australia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan Pendidikan
Saat ini Australia makin maju dan menjadi sebuah negara industri yang
demokratis, Australia adalah Negara persemakmuran (Commonwealth) dengan
luas wilayah 7.792.000 dan ibu kota negara Canberra jauh lebih luas dibanding
daratan Indonesia yang hanya 1.906.240, Australia senantiasa mendapatkan
manfaat dari dimensi multibudaya sebagai salah satu negara yang paling beragam
di dunia dengan memiliki kekayaan, gagasan, pikiran, citrarasa serta gaya hidup,
banyak orang Australia yang lahir di negara asing seperti Italia, Yunani, Selaindia
Baru, Inggris, China, Vietnam, Afrika dan Indonesia.
Menjadi negara maju haruslah didukung kemajuan pendidikan yang
mendukung tujuan pendidikan nasional di suatu negara dalam hal ini khususnya di
Australia. Tujuan umum berbagi sektor pendidikan Australia digariskan dalam
undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian,
universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya
dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan.
Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan
kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada
level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin.
Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada
pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat
secara umum. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan
tinggi harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas
lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor
pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian
pada pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak
campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan
umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal
menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan.
4
Dan perlu diketahui bahwa menurut UUD Australia, setiap pemerintah negara
bagian di Australia bertanggung jawab atas bidang pendidikan pada tingkat
sekolah di bagian tersebut. Pemerintah Australia tidak memiliki kekuasaan dalam
bidang pendidikan, dan hanya dapat membuat kebijakan dalam bidang tersebut
dengan persetujuan dari negara bagian yang bersangkutan. Pendanaan pokok
sekolah dilakukan oleh pemerintah negara bagian, namun pemerintah Australia
juga memberikan dana tambahan untuk program tertentu.
2. Sistem Pendidikan
Pada dasarnya sistem pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi
empat tingkatan, yaitu:
1. Sekolah Dasar (Primary School)
2. Sekolah menengah (Secondary or High School)
3. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan (Vocational Education and Training)
4. Pendidikan Tinggi (Universitas)
Pendidikan Dasar adalah wajib untuk anak berusia enam sampai 12 tahun
atau 13 tahun, di Australia untuk sekolah ada istilah Coeducational dan
noncoeducational yaitu penggabungan siswa pria dan wanita yang banyak
dilakukan disekolah-sekolah negeri dan pemisahan jenis kelamin (single-sex)
yang banyak ditemui di sekolah-sekolah swasta. Pendidikan menengah dapat
ditempuh oleh seorang siswa selama lima atau enam tahun disebut program wajib
belajar 9 tahun, setelah hingga menamatkan sekolah menegah, banyak para pelajar
terutama pelajar pria mengikuti sekolah kejuruan dengan bentuk pemagangan
(appreniticeship), disinilah juga letak perbedaan dengan sistem pendidikan di
Indonesia, di Australia setiap pelajar diberi kebebasan untuk memilih keahlian
yang mereka sukai, untuk diindonesia ini adalah pendidikan tingkat SMA atau
SMK/STM akan tetapi di Australia pendidikan pemagangan ini ditempuh selama
empat tahun dan paruh waktu (part time) dan bedanya lagi di indonesia, di
Australia saat bersamaan para pelajar dapat juga belajar di perguruan tinggi atau
dikenal dengan TAFE (Technical and Further Education) dan juga CAE (Colleges
of Advanced Education).
5
Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten (taman kanak-kanak)
dan dilanjutkan dari kelas 1 sampai kelas 12. Terdapat tiga tingkat sekolah, yaitu:
 primary school (sekolah dasar): taman kanak-kanak sampai kelas 6 atau
kelas 7 (tergantung pada negara bagiannya)
 high school (sekolah menengah pertama): kelas 7 atau 8 sampai kelas 10
(tergantung pada negara bagiannya)
 senior high school/senior secondary school/college (sekolah menengah
atas): kelas 11 sampai kelas 12.
Murid di Australia mulai sekolah pada umur 4,5 tahun sampai 5,5 tahun
(kindergarten). Orang tua murid wajib menyekolahkan anaknya sampai dengan
usia 15 atau 16 tahun (tergantung pada negara bagiannya). Jika anaknya tidak
rajin masuk sekolah, orang tua dikenakan denda/sanksi.
Pada tingkat high school, semakin tinggi tingkat sekolah, murid semakin
bebas memilih mata pelajaran yang akan diambil. Pada tingkat senior secondary
school, murid boleh memilih hampir semua mata pelajaran sesuai dengan
keinginannya. Sebagaian besar dari high school dan senior secondary school juga
menawarkan mata pelajaran yang bersifat kejuruan, seperti perhotelan, turisme,
muatan lokal; teknik kayu, teknik logam (hospitality, tourism, woodworking,
metal working)
Pada akhir kelas 12, murid sekolah mendapatkan Year 12 certificate.
Piagam tersebut disertai transkrip nilai mata pelajaran yang telah diambil dengan
nilai yang diraih. Untuk sebagian besar dari mata pelajaran pada tingkat kelas 12,
nilai siswa dihitung dari tugas sekolah serta hasil ujian di negara bagian yang
dilakukan pada akhir tahun. Nilai tersebut dapat langsung digunakan untuk
mendaftar ke universitas, tanpa perlu diuji lagi.
Di Australia, terdapat public schools (sekolah-sekolah negeri) dan private
schools (sekolah-sekolah swasta). Kurang lebih dua pertiga dari murid bersekolah
di sekolah negeri, sedangkan sisanya bersekolah di sekolah swasta. Private
schools di Australia dibagi menjadi dua kelompok: yang berafiliasi pada agama
6
(biasanya Katolik atau Protestan, tetapi ada juga sekolah Islam) dan yang tidak
berafiliasi kepada agama (independent schools).
Tahun akademik di Australia dimulai pada akhir bulan Januari dan
berakhir pada pertengahan bulan Desember. Tahun akademik dibagi ke dalam
empat term dimana setiap term yang lamanya kurang lebih 10 minggu. Pada akhir
setiap term, para murid mendapatkan dua minggu liburan, namun pada akhir tahun
semua murid mendapatkan liburan selama kurang lebih enam minggu.
3. Kurikulum Pendidikan
Pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development Centre)
dibentuk oleh pemerintah Commonwealth untuk membantu mengkoordinasi dan
menyiapkan kurikulum, terutama untuk kelas akhir sekolah kejuruan, sebagai
panduan ujian eksternal dan bagi negara-negara bagian dapat mengembangkannya
sesuai dengan kebutuhan negara bagian tersebut. Buku pelajaran dan ujian
disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum departemen pendidikan,
Dewan Pendidikan Australia (The Australian Council For Educational
Research/ACER), pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development
Centre/CDC), penerbit-penerbit buku komersil, dan guru-guru bidang studi.
Metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-masing guru atau
sekolah, tetapi di Australia pada umumnya satu guru mengajar satu mata pelajaran
dan untuk kelas yang beda umur diajar oleh lebih dari satu guru atau team
teaching.
Di semua negara bagian kecuali (ACT) kurikulum ditetapkan oleh
departemen pendidikan. Namun, di ACT terdapat sistem managemen sekolah
School Based Management di mana pihak sekolah bertanggung jawab atas
pembuatan kurikulum dan materi. Dalam sistem tersebut, para guru
mengembangkan kurikulum sendiri untuk mata pelajaran masing-masing. Setiap
tahun, semua kurikulum diajukan kepada departemen pendidikan untuk proses
evaluasi. Jika kurikulum tertentu dianggap tidak memenuhi standar minimal,
pihak departemen dapat meminta agar kurikulum direvesi atau bahkan dapat
menolak kurikulum tersebut.
7
Di setiap negara bagian kurikulum untuk Year 11 dan Year 12, yaitu
tingkat SMA, dibuat oleh badan khusus di bawah departemen pendidikan, yang
biasnaya disebut Senior Secondary Board. Selain pengembangan kurikulum,
badan tersebut juga bertanggung jawab atas pelaksanaan ujian yang dilakukan
pada akhir Year 12 dan pengeluaran Year 12 Certificate.
Pemerintah Australia ingin menetapkan kurikulum nasional (national
curriculum) dalam berbagai bidang studi, yaitu bahasa Inggris, Sejarah,
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan. Dalam hal ini, pemerintah nasional sedang
bekerjasama dengan pemerintah negara bagian, sebab perubahan kurikulum hanya
dapat dilakukan atas persetujuan negara bagian.
4. Kurikulum Matematika
Rancangan Kurikulum Australia untuk matematika pada dasarnya, adalah
konsisten dengan dengan harapan yang diuraikan dalam kurikulum Amerika
Serikat (United States of America (National Council of Teachers of Mathematics
Standards)), kurikulum matematika Selandia Baru dan yang dimiliki oleh
Finlandia dan Kerajaan Inggris Raya (United Kingdom).
Rancangan Kurikulum Australia untuk matematika dibentuk dalam tiga
bahasan isi serta empat bahasan kecakapan/keahlian. Bahasan isi adalah Number
and algebra, Statistics and probability, dan Measurement and geometry. Isi dalam
bahasan-bahasan tersebut menerangkan “ apa “ yang akan diajarkan pada para
siswa. Bahasan kecakapan yaitu – Understanding, Fluency, Problem solving dan
Reasoning – menerangkan mengenai ‘bagaimana’ – cara isinya diselidiki atau
dikembangkan melalui ‘pemikiran’ serta ‘melakukan’ matematika.
Keahlian/kecakapan telah dimasukkan ke dalam uraianan isi dari masing-masing
dari ketiga bahasan isi. Pendekatan ini memastikan bahwa kecakapan atau
keahlian para siswa dalam keterampilan matematika dikembangkan melalui
seluruh kurikulum dan semakin lama meningkat menjadi semakin ahli setelah
sekolah selama bertahun tahun, dan para siswa mengembangkan kemampuan
mereka untuk berpikir dan bertindak secara logis, seperti melakukan analisa,
8
pembuktian, penilaian, menerangkan, menyimpulkan, memberikan alasan serta
menyamaratakan.
Dokumen kurikulum matematika negara bahasan dan teritori telah ikut
dipertimbangkan pada pengembangan kurikulum matematika. Rancangan
kurikulum telah disesuaikan secara luas dengan dokumen-dokumen tersebut
dalam hubungannya dengan Number and algebra dan Measurement and geometry.
Dalam mengembangkan isi serta standar prestasi telah ikut dipertimbangkan
Program Penilaian Nasional - Literasi dan Menghitung (National Assessment
Program –Literacy and Numeracy (NAPLAN) untuk tahun 2008 dan 2009.
Dalam hal perbedaan, rancangan Kurikulum Australia Dokumen
kurikulum matematika negara bahasan dan teritori telah ikut dipertimbangkan
pada pengembangan kurikulum matematika. Rancangan kurikulum telah
disesuaikan secara luas dengan dokumen-dokumen tersebut dalam hubungannya
dengan Number and algebra dan Measurement and geometry.
Rancangan Kurikulum Australia lebih besar akan bidang statistik dan
probabilitas sebagai pengakuan akan kebutuhan para siswa untuk dapat
menginterpretasikan data dalam abad ke-21 ini. Bahasan kecakapan/keahlian
yang bersifat tertanam memiliki perbedaan yang amat kontras dibanding dengan
dokumen negara bahasan dan teritori yang memiliki unting proses secara terpisah
yang sering disebut ‘bekerja secara matematika (working mathematically)’.
Terdapat bahasan yang terpisah guna memastikan bahwa proses-proses
matematika berada dalam konteks yang sesuai dengan, dan bersangkutpaut
dengan konsep matematika yang seharusnya.
Intinya matematika bukan memberikan penjelasan tetapi dapet memilah dan
memilih meteri dengan melibatkan siswa dan yang memeberikan pengalaman
yang mereka butuhkan untuk mempelajari konsep matematika. Kurikulum
matematika Australia secara garis besar adalah memprioritaskan guru
memutuskan dan mengintrgrasikan bahasan isi metri dan keahlian yang dicapai
siswa dengan menggunakan pola pikir yang luas dapat membantu micro planning
dan memilih tugas atau materi yang tepat bagi siswa sangatlah penting. Jadi pada
9
dasarnya cakupan materi dan keahlian yang dituntut Kurikulum matematika
Australia sama dengan Kurikulum matematika Indonesia, yang berbeda hanya
pada praktek kegiatan belajar mengajar di kelas dan pencapaian siswa. Dalam hal
ini tingkat kompleksitas masalah, soal penerapan dan penggunaan kata-kata dalam
pembelajaran matematika di Australia lebih tinggi dari indonesia.
5. Managemen Pendidikan
a. Otoritas
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahawasanya berdasarkan Konstitusi
Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bahasan , pada setian negara
bahasan memiliki seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen
pendidikan, akan tetapi kinerja para menteri pendidikan negara bahasan tetap
diawasi oleh Menteri Pendidikan di pusat. Pada beberapa negara bagian,
departemen pendidikan memiliki tanggung jawab utama penyelenggaraan
pendidikan dan sebagai koordinator pendidikan dasar, mengangkat guru dan
karyawan hingga menyelenggarakan gedung, dan mungkin ini tidak jauh beda
dengan Indonesia yang tiap provinsi telah memiliki otonomi sendiri dari
Kementerian Pendidikan Nasional Pemuda dan Olahraga Pusat.
b. Tenaga Pendidik
Hampir semua guru prasekolah dan sekolah dasar serta sekolah menengah
dididik pada CAE, untuk di Indonesia dapat disebut PGSD, dan sebahasan di
universitas dan pendidikan guru yang dikelola badan-badan keagamaan, Lama
pendidikan guru berkisar empat tahun dan semua sistem pendidikan guru
memberikan kesempatan kepada guru untuk mendapatkan pendidikan dalam
jabatan (inservice education) termasuk pendidkan kualifikasi keprofesionalan
dengan menyelesaikan beberapa mata kuliah yang telah disetujui.
c. Pendanaan
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber
dana dan sistem pendanaan dari pemerintah pusat (commonwealth) untuk negara-
10
negara bahasan sebesar 7.700 Dolar Australia, bantuan dari pemerintah pusat ini
di utamakan untuk pembiayaan universitas dan institusi CAE, sedangakan negara
bahasan juga memiliki tanggung jawab untuk pembiayaan pendidikan prasekolah,
sekolah dasar, menengah negeri dan TAPE. Di Australia biaya pendidkan para
pelajar dan mahasiswa ditanggung penuh oleh pemerintah, termasuk uang saku,
hinggapara mahasiswanya dapat menabung dari uang bantuan dari negara, para
pelajar dan mahasiswa diberi wewenang untuk membayarkan sendiri uang sekolah
dari uang yang diberikan negara, bagi pelajar dan mahasiswa yang masih tinggal
dengan orang tua dan pendanaannya dibantu oleh orang tua tetap diberi oleh orang
tua.
Semua public school bebas biaya sekolah. Namun, para orang tua yang
menyekolahkan anaknya di sekolah negeri biasanya diminta untuk membayar
voluntary payment (pembayaran sukarelawan) yang tidak terlalu besar. Sebahasan
besar dari pendanaan pada sekolah-sekolah negeri diberikan oleh pemerintah di
masing-masing negara bagian. Sekolah-sekolah yang berafiliasi pada agama,
khususnya sekolah-sekolah Katolik, cenderung menetapkan biaya sekolah yang
rendah. Sebagian besar pendanaan sekolah-sekolah yang berafilisasi pada agama
diberikan oleh pemerintah, baik pemerintah negara bagian maupun pemerintah
nasional. Independent schools cenderung menetapkan biaya sekolah yang cukup
tinggi, hingga pendanaanya dari pemerintah lebih sedikit. Dalam hal pendanaan
ini, terdapat perbedaan yang besar dengan sistem pendidikan di indonesia. Setiap
lapisan masyarakat dan pemerintah ikut ambil bahasan dalam pendanaan demi
mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
6. Standar Lulusan
Pada tingkat SD dan SMP, murid meluluskan setiap year pembelajaran
atas rekomendasi dari guru. Rekomendasi guru berdasarkan perkembangan murid
selama seluruh tahun, dan tidak berdasarkan ujian. Jarang sekali ada murid yang
tidak lulus. Biasanya murid tidak lulus karena umur atau sikap yang dianggap
terlalu muda, bukan karena prestasi belajar yang kurang memuaskan. Semua
murid mendapatkan rapor pada akhir Term dengan nilai prestasi belajar.
11
Pada tingkat SMA, persyaratan kelulusan ditetapkan oleh Senior
Secondary Board masing-masing Negara bagian. Kelulusan berdasarkan beberapa
faktor. Pertama, murid harus mengambil mata pelajaran yang cukup pada setiap
tahun, biasanya lima mata pelajaran pada Year 12. Mata pelajaran ini sedikit
sekali, namun bahannya cukup mendalami. Kedua, ada persyaratan mengenai
jenis mata pelajaran yang boleh diambil, misalnya wajib mengambil minimal satu
mata pelajaran dari golongan Matematika/Ilmu Pengetahuan dan satu dari
golongan Bahasa/Ilmu Sosial. Syarat lainnya adalah harus mendapatkan nilai pass
(50 persen keatas) untuk semua mata pelajaran.
Di semua negara bagian, kecuali ACT, nilai untuk mata pelajaran tingkat
Year 12 berdasarkan dua atau tiga komponen, yaitu: hasil tugas sekolah, nilai
ujian akhir tahun yang dilaksanakan oleh Senior Secondary Board, dan kadang-
kadang suatu proyek. Nilai dari ujian akhir tahun juga digunakan untuk menjaga
standar kenilaian melalui proses moderation. Jika dalam sekolah tertentu nilai
berdasarkan hasil tugas sekolah tinggi sedangkan nilai berdasarkan ujian akhir
tahun rendah, maka nilai final murid-murid di sekolah tersebut akan dikurangi.
Di ACT, tetap dilakukan ujian akhir tahun pada tingkat Year 12. Namun, nilai
dari ujian itu hanya dilakukan untuk proses moderation yang tersebut diatas. Nilai
final berdasarkan hasil tugas sekolah saja. Senior Secondary Board masing-
masing negara bagian mengeluarkan Year 12 Certificate serta transkrip akademik
bagi semua murid yang lulus Year 12.
12
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Pembagian tingkat usia dalam menempuh sekolah dasar dan menengah, di
Indonesia sekolah dasar ditempuh enam tahun dan sekolah tingkat lanjutaan 3
tahun, akan tetapi di Australia sekolah dasar ditempuh selama antara enam hingga
sembilan tahun, setelah itu pelajar memasuki sekolah kejuruan. Di Australia
adanya kebebasan para siswa untuk memilih satu jurusan keahlian yang mereka
minati untuk di pelajari selama empat tahun di kejuruan dengan pemagangan dan
dapat sambil kuliah diperguruan tinggi dan bahkan dapat sambil bekerja.
Dana Pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah hingga uang saku. Semua
public school bebas biaya sekolah. Sekolah-sekolah yang berafiliasi pada agama,
khususnya sekolah-sekolah Katolik, cenderung menetapkan biaya sekolah yang
rendah. Setiap tenaga kependidikan mendapat mendapatkan pendidikan dalam
jabatan (inservice education) termasuk pendidkan kualifikasi keprofesionalan dan
ditandai dengan pemberian sertifikat.
Penentu kelulusan oleh sekolah, hanya sekolah kejuruan saja yang ada
ujian eksternal. Di semua negara bagian, kecuali ACT, nilai untuk mata pelajaran
tingkat Year 12 berdasarkan dua atau tiga komponen, yaitu: hasil tugas sekolah,
nilai ujian akhir tahun yang dilaksanakan oleh Senior Secondary Board, dan
kadang-kadang suatu proyek. Di ACT, tetap dilakukan ujian akhir tahun pada
tingkat Year 12. Namun, nilai dari ujian itu hanya dilakukan untuk proses
moderation yang tersebut diatas. Nilai final berdasarkan hasil tugas sekolah saja.
Senior Secondary Board masing-masing negara bagian mengeluarkan Year 12
Certificate serta transkrip akademik bagi semua murid yang lulus Year
13
2. Saran
Adapun saran yang ingin dituliskan penulis adalah agar kiranya
pendidikan di indonesia mampu mengadaptasi kelebihan dari kurikulum Australia
namun tetap memperhatikan karakteristik budaya indonesia. Selain itu,
diharapkan setiap lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, pihak swasta hingga
masyarakat kecil ikut memperhatikan dan memberi dukungan dalam memajukan
pendidikan di indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
, http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, diakses tanggal 28
November 2012.
,http://www.smpn1awn.sch.id/kreatifitas/artikel/283-kurikulum-
matematika-di-australia.html, , diakses tanggal 28 November 2012.
, www.acara.edu.au/.../AC_INFO_SHEETS_Indonesia. pdf. diakses
tanggal 28 November 2012.

More Related Content

What's hot

STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013Jajang Nur'alim
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikayudith tae
 
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docxMinarMurni
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranMuhammad Imam BW
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikTuti Lestari
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxTOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxssusere55978
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDPenalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDRosyidah L
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Model pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsawModel pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsawkikiismayanti
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 

What's hot (20)

Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
 
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
transformasi smp
transformasi smptransformasi smp
transformasi smp
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxTOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
Skemp
SkempSkemp
Skemp
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDPenalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
 
Penilaian dalam pembelajaran STEM
Penilaian dalam pembelajaran STEMPenilaian dalam pembelajaran STEM
Penilaian dalam pembelajaran STEM
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Penilaian Produk
Penilaian ProdukPenilaian Produk
Penilaian Produk
 
Model pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsawModel pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsaw
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 

Similar to Kurikulum di Australia

ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...wiwinseptiana1
 
Komparasi indonesia dan m alaysia
Komparasi indonesia dan m alaysiaKomparasi indonesia dan m alaysia
Komparasi indonesia dan m alaysiaDesi Lestari
 
Pilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smpPilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smpNaya Ti
 
Bahan presentase bahasa indonesia perbandingan sistem pendidikan di indonesi...
Bahan presentase bahasa indonesia  perbandingan sistem pendidikan di indonesi...Bahan presentase bahasa indonesia  perbandingan sistem pendidikan di indonesi...
Bahan presentase bahasa indonesia perbandingan sistem pendidikan di indonesi...Abi Hutomo
 
Ringkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi PendidikanRingkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi PendidikanPotpotya Fitri
 
Makalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belandaMakalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belandaAyu Febriyanti
 
Kurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara JermanKurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara Jermannisa ulfa
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for alliwan Alit
 
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatJurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatAde Muslimat
 
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhPendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhSiti Hardiyanti
 
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandiarisyanti ALENTA
 
PPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptx
PPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptxPPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptx
PPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptxAlucardKeren
 
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealandrisyanti ALENTA
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for alliwan Alit
 
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdfPPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdfSalasatiramadani
 
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...SugengTriyanto4
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulKomar Hotim
 
Komentar forum 1
Komentar forum 1Komentar forum 1
Komentar forum 1Jack Daniel
 

Similar to Kurikulum di Australia (20)

ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
 
AUSTRALIA
AUSTRALIAAUSTRALIA
AUSTRALIA
 
Komparasi indonesia dan m alaysia
Komparasi indonesia dan m alaysiaKomparasi indonesia dan m alaysia
Komparasi indonesia dan m alaysia
 
Pilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smpPilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smp
 
Bahan presentase bahasa indonesia perbandingan sistem pendidikan di indonesi...
Bahan presentase bahasa indonesia  perbandingan sistem pendidikan di indonesi...Bahan presentase bahasa indonesia  perbandingan sistem pendidikan di indonesi...
Bahan presentase bahasa indonesia perbandingan sistem pendidikan di indonesi...
 
Bab i1 asia
Bab i1 asiaBab i1 asia
Bab i1 asia
 
Ringkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi PendidikanRingkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi Pendidikan
 
Makalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belandaMakalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belanda
 
Kurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara JermanKurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara Jerman
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for all
 
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatJurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
 
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhPendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
 
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
 
PPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptx
PPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptxPPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptx
PPT PEDAGOGY GROUP 1 TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA.pptx
 
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for all
 
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdfPPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
 
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggul
 
Komentar forum 1
Komentar forum 1Komentar forum 1
Komentar forum 1
 

More from Nailul Hasibuan

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisNailul Hasibuan
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSNailul Hasibuan
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Nailul Hasibuan
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaNailul Hasibuan
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989Nailul Hasibuan
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century LearningNailul Hasibuan
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogyNailul Hasibuan
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususNailul Hasibuan
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilNailul Hasibuan
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilNailul Hasibuan
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobilNailul Hasibuan
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilNailul Hasibuan
 

More from Nailul Hasibuan (20)

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 
Rpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrikaRpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrika
 
Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016
 
Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Kurikulum di belanda
Kurikulum di belandaKurikulum di belanda
Kurikulum di belanda
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogy
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobilKekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobil
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
 
Teori Bilangan Biner
Teori Bilangan BinerTeori Bilangan Biner
Teori Bilangan Biner
 

Recently uploaded

Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Kurikulum di Australia

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat tanpa memandang gender, status sosial, status ekonomi, etis, suku, dan agama. Suatu sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang memiliki keunggulan dalam kurikulumnya. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Australia, merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan studi banyak siswa dan mahasisswa dari berbagai negara. Negara Kangguru ini juga semakin menjadi favorit bagi para siswa Indonesia yang hendak melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Selain memiliki kualitas pendidikan yang diakui secara internasional, Australia juga relatif dekat dengan Indonesia sehingga orang tua tidak terlalu khawatir melepas anaknya. Untuk menjaga kualitas, setiap program
  • 2. 2 studi di Australia mengikuti standar persyaratan pemerintah Australia yang ketat. Secara hukum, istitusi Australia hanya dapat menawarkan program studi kepada siswa asing jika institusi dan program studinya terdaftar dan terakreditasi oleh pemerintah Australia. Dengan persyaratan ketat seperti itu, program studi di Australia diakui kualitas dan reputasinya secara global, baik dari bidang pendidikan, pelatihan, maupun penelitian ilmiahnya. Agar relevan dan up to date, proses pembuatan program studi melibatkan pihak industri sehingga siswa nantinya benar-benar siap terjun ke dunia kerja. Sementara itu, untuk mendukung kegiatan belajar, program studi umumnya juga ditopang oleh tenaga pengajar yang berkualitas, perpustakaan yang lengkap, laboratorium, dan fasilitas pendukung berteknologi tinggi, serta faktor pendukung lainnya seperti pelayanan konseling, baik untuk bidang akademis, karier, dan personal. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan dalam masalah dalam makalah ini adalah 1. Bagaimana sistem pendidikan di Australia ? 2. Apa perbedaan sistem pendidikan di Australia dan di Indonesia ? 3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut sistem pendidikan di Australia.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 1. Tujuan Pendidikan Saat ini Australia makin maju dan menjadi sebuah negara industri yang demokratis, Australia adalah Negara persemakmuran (Commonwealth) dengan luas wilayah 7.792.000 dan ibu kota negara Canberra jauh lebih luas dibanding daratan Indonesia yang hanya 1.906.240, Australia senantiasa mendapatkan manfaat dari dimensi multibudaya sebagai salah satu negara yang paling beragam di dunia dengan memiliki kekayaan, gagasan, pikiran, citrarasa serta gaya hidup, banyak orang Australia yang lahir di negara asing seperti Italia, Yunani, Selaindia Baru, Inggris, China, Vietnam, Afrika dan Indonesia. Menjadi negara maju haruslah didukung kemajuan pendidikan yang mendukung tujuan pendidikan nasional di suatu negara dalam hal ini khususnya di Australia. Tujuan umum berbagi sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan. Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin. Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat secara umum. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan.
  • 4. 4 Dan perlu diketahui bahwa menurut UUD Australia, setiap pemerintah negara bagian di Australia bertanggung jawab atas bidang pendidikan pada tingkat sekolah di bagian tersebut. Pemerintah Australia tidak memiliki kekuasaan dalam bidang pendidikan, dan hanya dapat membuat kebijakan dalam bidang tersebut dengan persetujuan dari negara bagian yang bersangkutan. Pendanaan pokok sekolah dilakukan oleh pemerintah negara bagian, namun pemerintah Australia juga memberikan dana tambahan untuk program tertentu. 2. Sistem Pendidikan Pada dasarnya sistem pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi empat tingkatan, yaitu: 1. Sekolah Dasar (Primary School) 2. Sekolah menengah (Secondary or High School) 3. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan (Vocational Education and Training) 4. Pendidikan Tinggi (Universitas) Pendidikan Dasar adalah wajib untuk anak berusia enam sampai 12 tahun atau 13 tahun, di Australia untuk sekolah ada istilah Coeducational dan noncoeducational yaitu penggabungan siswa pria dan wanita yang banyak dilakukan disekolah-sekolah negeri dan pemisahan jenis kelamin (single-sex) yang banyak ditemui di sekolah-sekolah swasta. Pendidikan menengah dapat ditempuh oleh seorang siswa selama lima atau enam tahun disebut program wajib belajar 9 tahun, setelah hingga menamatkan sekolah menegah, banyak para pelajar terutama pelajar pria mengikuti sekolah kejuruan dengan bentuk pemagangan (appreniticeship), disinilah juga letak perbedaan dengan sistem pendidikan di Indonesia, di Australia setiap pelajar diberi kebebasan untuk memilih keahlian yang mereka sukai, untuk diindonesia ini adalah pendidikan tingkat SMA atau SMK/STM akan tetapi di Australia pendidikan pemagangan ini ditempuh selama empat tahun dan paruh waktu (part time) dan bedanya lagi di indonesia, di Australia saat bersamaan para pelajar dapat juga belajar di perguruan tinggi atau dikenal dengan TAFE (Technical and Further Education) dan juga CAE (Colleges of Advanced Education).
  • 5. 5 Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten (taman kanak-kanak) dan dilanjutkan dari kelas 1 sampai kelas 12. Terdapat tiga tingkat sekolah, yaitu:  primary school (sekolah dasar): taman kanak-kanak sampai kelas 6 atau kelas 7 (tergantung pada negara bagiannya)  high school (sekolah menengah pertama): kelas 7 atau 8 sampai kelas 10 (tergantung pada negara bagiannya)  senior high school/senior secondary school/college (sekolah menengah atas): kelas 11 sampai kelas 12. Murid di Australia mulai sekolah pada umur 4,5 tahun sampai 5,5 tahun (kindergarten). Orang tua murid wajib menyekolahkan anaknya sampai dengan usia 15 atau 16 tahun (tergantung pada negara bagiannya). Jika anaknya tidak rajin masuk sekolah, orang tua dikenakan denda/sanksi. Pada tingkat high school, semakin tinggi tingkat sekolah, murid semakin bebas memilih mata pelajaran yang akan diambil. Pada tingkat senior secondary school, murid boleh memilih hampir semua mata pelajaran sesuai dengan keinginannya. Sebagaian besar dari high school dan senior secondary school juga menawarkan mata pelajaran yang bersifat kejuruan, seperti perhotelan, turisme, muatan lokal; teknik kayu, teknik logam (hospitality, tourism, woodworking, metal working) Pada akhir kelas 12, murid sekolah mendapatkan Year 12 certificate. Piagam tersebut disertai transkrip nilai mata pelajaran yang telah diambil dengan nilai yang diraih. Untuk sebagian besar dari mata pelajaran pada tingkat kelas 12, nilai siswa dihitung dari tugas sekolah serta hasil ujian di negara bagian yang dilakukan pada akhir tahun. Nilai tersebut dapat langsung digunakan untuk mendaftar ke universitas, tanpa perlu diuji lagi. Di Australia, terdapat public schools (sekolah-sekolah negeri) dan private schools (sekolah-sekolah swasta). Kurang lebih dua pertiga dari murid bersekolah di sekolah negeri, sedangkan sisanya bersekolah di sekolah swasta. Private schools di Australia dibagi menjadi dua kelompok: yang berafiliasi pada agama
  • 6. 6 (biasanya Katolik atau Protestan, tetapi ada juga sekolah Islam) dan yang tidak berafiliasi kepada agama (independent schools). Tahun akademik di Australia dimulai pada akhir bulan Januari dan berakhir pada pertengahan bulan Desember. Tahun akademik dibagi ke dalam empat term dimana setiap term yang lamanya kurang lebih 10 minggu. Pada akhir setiap term, para murid mendapatkan dua minggu liburan, namun pada akhir tahun semua murid mendapatkan liburan selama kurang lebih enam minggu. 3. Kurikulum Pendidikan Pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development Centre) dibentuk oleh pemerintah Commonwealth untuk membantu mengkoordinasi dan menyiapkan kurikulum, terutama untuk kelas akhir sekolah kejuruan, sebagai panduan ujian eksternal dan bagi negara-negara bagian dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan negara bagian tersebut. Buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum departemen pendidikan, Dewan Pendidikan Australia (The Australian Council For Educational Research/ACER), pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development Centre/CDC), penerbit-penerbit buku komersil, dan guru-guru bidang studi. Metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-masing guru atau sekolah, tetapi di Australia pada umumnya satu guru mengajar satu mata pelajaran dan untuk kelas yang beda umur diajar oleh lebih dari satu guru atau team teaching. Di semua negara bagian kecuali (ACT) kurikulum ditetapkan oleh departemen pendidikan. Namun, di ACT terdapat sistem managemen sekolah School Based Management di mana pihak sekolah bertanggung jawab atas pembuatan kurikulum dan materi. Dalam sistem tersebut, para guru mengembangkan kurikulum sendiri untuk mata pelajaran masing-masing. Setiap tahun, semua kurikulum diajukan kepada departemen pendidikan untuk proses evaluasi. Jika kurikulum tertentu dianggap tidak memenuhi standar minimal, pihak departemen dapat meminta agar kurikulum direvesi atau bahkan dapat menolak kurikulum tersebut.
  • 7. 7 Di setiap negara bagian kurikulum untuk Year 11 dan Year 12, yaitu tingkat SMA, dibuat oleh badan khusus di bawah departemen pendidikan, yang biasnaya disebut Senior Secondary Board. Selain pengembangan kurikulum, badan tersebut juga bertanggung jawab atas pelaksanaan ujian yang dilakukan pada akhir Year 12 dan pengeluaran Year 12 Certificate. Pemerintah Australia ingin menetapkan kurikulum nasional (national curriculum) dalam berbagai bidang studi, yaitu bahasa Inggris, Sejarah, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan. Dalam hal ini, pemerintah nasional sedang bekerjasama dengan pemerintah negara bagian, sebab perubahan kurikulum hanya dapat dilakukan atas persetujuan negara bagian. 4. Kurikulum Matematika Rancangan Kurikulum Australia untuk matematika pada dasarnya, adalah konsisten dengan dengan harapan yang diuraikan dalam kurikulum Amerika Serikat (United States of America (National Council of Teachers of Mathematics Standards)), kurikulum matematika Selandia Baru dan yang dimiliki oleh Finlandia dan Kerajaan Inggris Raya (United Kingdom). Rancangan Kurikulum Australia untuk matematika dibentuk dalam tiga bahasan isi serta empat bahasan kecakapan/keahlian. Bahasan isi adalah Number and algebra, Statistics and probability, dan Measurement and geometry. Isi dalam bahasan-bahasan tersebut menerangkan “ apa “ yang akan diajarkan pada para siswa. Bahasan kecakapan yaitu – Understanding, Fluency, Problem solving dan Reasoning – menerangkan mengenai ‘bagaimana’ – cara isinya diselidiki atau dikembangkan melalui ‘pemikiran’ serta ‘melakukan’ matematika. Keahlian/kecakapan telah dimasukkan ke dalam uraianan isi dari masing-masing dari ketiga bahasan isi. Pendekatan ini memastikan bahwa kecakapan atau keahlian para siswa dalam keterampilan matematika dikembangkan melalui seluruh kurikulum dan semakin lama meningkat menjadi semakin ahli setelah sekolah selama bertahun tahun, dan para siswa mengembangkan kemampuan mereka untuk berpikir dan bertindak secara logis, seperti melakukan analisa,
  • 8. 8 pembuktian, penilaian, menerangkan, menyimpulkan, memberikan alasan serta menyamaratakan. Dokumen kurikulum matematika negara bahasan dan teritori telah ikut dipertimbangkan pada pengembangan kurikulum matematika. Rancangan kurikulum telah disesuaikan secara luas dengan dokumen-dokumen tersebut dalam hubungannya dengan Number and algebra dan Measurement and geometry. Dalam mengembangkan isi serta standar prestasi telah ikut dipertimbangkan Program Penilaian Nasional - Literasi dan Menghitung (National Assessment Program –Literacy and Numeracy (NAPLAN) untuk tahun 2008 dan 2009. Dalam hal perbedaan, rancangan Kurikulum Australia Dokumen kurikulum matematika negara bahasan dan teritori telah ikut dipertimbangkan pada pengembangan kurikulum matematika. Rancangan kurikulum telah disesuaikan secara luas dengan dokumen-dokumen tersebut dalam hubungannya dengan Number and algebra dan Measurement and geometry. Rancangan Kurikulum Australia lebih besar akan bidang statistik dan probabilitas sebagai pengakuan akan kebutuhan para siswa untuk dapat menginterpretasikan data dalam abad ke-21 ini. Bahasan kecakapan/keahlian yang bersifat tertanam memiliki perbedaan yang amat kontras dibanding dengan dokumen negara bahasan dan teritori yang memiliki unting proses secara terpisah yang sering disebut ‘bekerja secara matematika (working mathematically)’. Terdapat bahasan yang terpisah guna memastikan bahwa proses-proses matematika berada dalam konteks yang sesuai dengan, dan bersangkutpaut dengan konsep matematika yang seharusnya. Intinya matematika bukan memberikan penjelasan tetapi dapet memilah dan memilih meteri dengan melibatkan siswa dan yang memeberikan pengalaman yang mereka butuhkan untuk mempelajari konsep matematika. Kurikulum matematika Australia secara garis besar adalah memprioritaskan guru memutuskan dan mengintrgrasikan bahasan isi metri dan keahlian yang dicapai siswa dengan menggunakan pola pikir yang luas dapat membantu micro planning dan memilih tugas atau materi yang tepat bagi siswa sangatlah penting. Jadi pada
  • 9. 9 dasarnya cakupan materi dan keahlian yang dituntut Kurikulum matematika Australia sama dengan Kurikulum matematika Indonesia, yang berbeda hanya pada praktek kegiatan belajar mengajar di kelas dan pencapaian siswa. Dalam hal ini tingkat kompleksitas masalah, soal penerapan dan penggunaan kata-kata dalam pembelajaran matematika di Australia lebih tinggi dari indonesia. 5. Managemen Pendidikan a. Otoritas Seperti yang telah dijelaskan diatas bahawasanya berdasarkan Konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bahasan , pada setian negara bahasan memiliki seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan, akan tetapi kinerja para menteri pendidikan negara bahasan tetap diawasi oleh Menteri Pendidikan di pusat. Pada beberapa negara bagian, departemen pendidikan memiliki tanggung jawab utama penyelenggaraan pendidikan dan sebagai koordinator pendidikan dasar, mengangkat guru dan karyawan hingga menyelenggarakan gedung, dan mungkin ini tidak jauh beda dengan Indonesia yang tiap provinsi telah memiliki otonomi sendiri dari Kementerian Pendidikan Nasional Pemuda dan Olahraga Pusat. b. Tenaga Pendidik Hampir semua guru prasekolah dan sekolah dasar serta sekolah menengah dididik pada CAE, untuk di Indonesia dapat disebut PGSD, dan sebahasan di universitas dan pendidikan guru yang dikelola badan-badan keagamaan, Lama pendidikan guru berkisar empat tahun dan semua sistem pendidikan guru memberikan kesempatan kepada guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education) termasuk pendidkan kualifikasi keprofesionalan dengan menyelesaikan beberapa mata kuliah yang telah disetujui. c. Pendanaan Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber dana dan sistem pendanaan dari pemerintah pusat (commonwealth) untuk negara-
  • 10. 10 negara bahasan sebesar 7.700 Dolar Australia, bantuan dari pemerintah pusat ini di utamakan untuk pembiayaan universitas dan institusi CAE, sedangakan negara bahasan juga memiliki tanggung jawab untuk pembiayaan pendidikan prasekolah, sekolah dasar, menengah negeri dan TAPE. Di Australia biaya pendidkan para pelajar dan mahasiswa ditanggung penuh oleh pemerintah, termasuk uang saku, hinggapara mahasiswanya dapat menabung dari uang bantuan dari negara, para pelajar dan mahasiswa diberi wewenang untuk membayarkan sendiri uang sekolah dari uang yang diberikan negara, bagi pelajar dan mahasiswa yang masih tinggal dengan orang tua dan pendanaannya dibantu oleh orang tua tetap diberi oleh orang tua. Semua public school bebas biaya sekolah. Namun, para orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri biasanya diminta untuk membayar voluntary payment (pembayaran sukarelawan) yang tidak terlalu besar. Sebahasan besar dari pendanaan pada sekolah-sekolah negeri diberikan oleh pemerintah di masing-masing negara bagian. Sekolah-sekolah yang berafiliasi pada agama, khususnya sekolah-sekolah Katolik, cenderung menetapkan biaya sekolah yang rendah. Sebagian besar pendanaan sekolah-sekolah yang berafilisasi pada agama diberikan oleh pemerintah, baik pemerintah negara bagian maupun pemerintah nasional. Independent schools cenderung menetapkan biaya sekolah yang cukup tinggi, hingga pendanaanya dari pemerintah lebih sedikit. Dalam hal pendanaan ini, terdapat perbedaan yang besar dengan sistem pendidikan di indonesia. Setiap lapisan masyarakat dan pemerintah ikut ambil bahasan dalam pendanaan demi mendukung tercapainya tujuan pendidikan. 6. Standar Lulusan Pada tingkat SD dan SMP, murid meluluskan setiap year pembelajaran atas rekomendasi dari guru. Rekomendasi guru berdasarkan perkembangan murid selama seluruh tahun, dan tidak berdasarkan ujian. Jarang sekali ada murid yang tidak lulus. Biasanya murid tidak lulus karena umur atau sikap yang dianggap terlalu muda, bukan karena prestasi belajar yang kurang memuaskan. Semua murid mendapatkan rapor pada akhir Term dengan nilai prestasi belajar.
  • 11. 11 Pada tingkat SMA, persyaratan kelulusan ditetapkan oleh Senior Secondary Board masing-masing Negara bagian. Kelulusan berdasarkan beberapa faktor. Pertama, murid harus mengambil mata pelajaran yang cukup pada setiap tahun, biasanya lima mata pelajaran pada Year 12. Mata pelajaran ini sedikit sekali, namun bahannya cukup mendalami. Kedua, ada persyaratan mengenai jenis mata pelajaran yang boleh diambil, misalnya wajib mengambil minimal satu mata pelajaran dari golongan Matematika/Ilmu Pengetahuan dan satu dari golongan Bahasa/Ilmu Sosial. Syarat lainnya adalah harus mendapatkan nilai pass (50 persen keatas) untuk semua mata pelajaran. Di semua negara bagian, kecuali ACT, nilai untuk mata pelajaran tingkat Year 12 berdasarkan dua atau tiga komponen, yaitu: hasil tugas sekolah, nilai ujian akhir tahun yang dilaksanakan oleh Senior Secondary Board, dan kadang- kadang suatu proyek. Nilai dari ujian akhir tahun juga digunakan untuk menjaga standar kenilaian melalui proses moderation. Jika dalam sekolah tertentu nilai berdasarkan hasil tugas sekolah tinggi sedangkan nilai berdasarkan ujian akhir tahun rendah, maka nilai final murid-murid di sekolah tersebut akan dikurangi. Di ACT, tetap dilakukan ujian akhir tahun pada tingkat Year 12. Namun, nilai dari ujian itu hanya dilakukan untuk proses moderation yang tersebut diatas. Nilai final berdasarkan hasil tugas sekolah saja. Senior Secondary Board masing- masing negara bagian mengeluarkan Year 12 Certificate serta transkrip akademik bagi semua murid yang lulus Year 12.
  • 12. 12 BAB II KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Pembagian tingkat usia dalam menempuh sekolah dasar dan menengah, di Indonesia sekolah dasar ditempuh enam tahun dan sekolah tingkat lanjutaan 3 tahun, akan tetapi di Australia sekolah dasar ditempuh selama antara enam hingga sembilan tahun, setelah itu pelajar memasuki sekolah kejuruan. Di Australia adanya kebebasan para siswa untuk memilih satu jurusan keahlian yang mereka minati untuk di pelajari selama empat tahun di kejuruan dengan pemagangan dan dapat sambil kuliah diperguruan tinggi dan bahkan dapat sambil bekerja. Dana Pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah hingga uang saku. Semua public school bebas biaya sekolah. Sekolah-sekolah yang berafiliasi pada agama, khususnya sekolah-sekolah Katolik, cenderung menetapkan biaya sekolah yang rendah. Setiap tenaga kependidikan mendapat mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education) termasuk pendidkan kualifikasi keprofesionalan dan ditandai dengan pemberian sertifikat. Penentu kelulusan oleh sekolah, hanya sekolah kejuruan saja yang ada ujian eksternal. Di semua negara bagian, kecuali ACT, nilai untuk mata pelajaran tingkat Year 12 berdasarkan dua atau tiga komponen, yaitu: hasil tugas sekolah, nilai ujian akhir tahun yang dilaksanakan oleh Senior Secondary Board, dan kadang-kadang suatu proyek. Di ACT, tetap dilakukan ujian akhir tahun pada tingkat Year 12. Namun, nilai dari ujian itu hanya dilakukan untuk proses moderation yang tersebut diatas. Nilai final berdasarkan hasil tugas sekolah saja. Senior Secondary Board masing-masing negara bagian mengeluarkan Year 12 Certificate serta transkrip akademik bagi semua murid yang lulus Year
  • 13. 13 2. Saran Adapun saran yang ingin dituliskan penulis adalah agar kiranya pendidikan di indonesia mampu mengadaptasi kelebihan dari kurikulum Australia namun tetap memperhatikan karakteristik budaya indonesia. Selain itu, diharapkan setiap lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, pihak swasta hingga masyarakat kecil ikut memperhatikan dan memberi dukungan dalam memajukan pendidikan di indonesia.
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA , http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, diakses tanggal 28 November 2012. ,http://www.smpn1awn.sch.id/kreatifitas/artikel/283-kurikulum- matematika-di-australia.html, , diakses tanggal 28 November 2012. , www.acara.edu.au/.../AC_INFO_SHEETS_Indonesia. pdf. diakses tanggal 28 November 2012.