Peranan kanwil kemenag dalam advokasi dan penggerakan menghadapi
1. P E R A N A N P E N Y U L U H AG A M A K E M E N AG
DA L A M A DVO K A S I DA N P E N G G E R A K A N
M E N G H A DA P I P E R M A S A L A H A N
P E N YA L A H G U N A A N N A R KO BA
Drs. H. E. Nadzier Wiriadinata
Kepala Sub Bagian Hukmas & KUB
Kanwil Kemenag Prov. Jabar
2. VISI KEMENTERIAN AGAMA
“terwujudnya masyarakat Indonesia yang TAAT BERAGAMA,
RUKUN, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA LAHIR
BATIN”
MISI
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan
tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
3. Tujuan jangka panjang pembangunan bidang agama yang
hendak dicapai oleh Kementerian Agama adalah :
terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama,
maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar
pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
4. PETA KEKUATAN
No Nama Jumlah
1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri 91 buah
2. Madrasah Tsanawiyah Negeri 159 buah
3. Madrasah Aliyah Negeri 77 buah
4. Pondok Pesantren 8.737 buah
5. Diniyah Taklimiyah 26.412 buah
6. Penghulu 1.425 orang
7. Penyuluh Agama Islam 784 orang
8. Penyuluh Agama Kristen 5 orang
9. Penyuluh Agama Katholik 6 orang
10. Penyuluh Agama Hindu 5 orang
11. Penyuluh Agama Buddha 3 orang
5. FILOSOFI PENYULUH AGAMA
Penyuluh agama adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan
melalui bahasa agama.
Penyuluh Agama Islam sebagai penyampai informasi semua seksi yang ada
di Kantor Kementerian Agama
Memiliki tugas fungsional profetik
6. PERAN/FUNGSI PENYULUH
Fungsi Informatif dan Edukatif
Penyuluh Agama Islam memposisikan sebagai da’i yang berkewajiban menda’wahkan
Islam, menyampaikan penerangan agama dan mendidik masyarakat dengan sebai-baiknya sesuai
ajaran agama.
Fungsi Konsultatif
Penyuluh Agama Islam menyediakan dirinya untuk turut memikirkan dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara pribadi, keluarga maupun
sebagai anggota masyarakat umum.
Fungsi Advokatif
Penyuluh Agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk melakukan
kegiatan pembelaan terhadap umat / masyarakat dari berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan yang merugikan aqidah, mengganggu ibadah dan merusak akhlak.
Fungsi Koordinatif
Kemampuan melakukan koordinasi dengan semua pihak sehingga terwujud harmonisasi
, sinkronisasi dan kebersamaan langkah dalam meraih tujuan yang telah ditetapkan
7. Permasalahan
Narkoba
Hasil survei BNN dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada
tahun 2010 menemukan, prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia
diproyeksikan naik 2,21 persen dari 1,99 persen di tahun 2008
Bila tidak dilakukan upaya-upaya penanggulangan yang
komprehensif, ini akan meningkat lagi menjadi 2,8 persen atau
setara dengan 5,1 juta orang pada tahun 2015.
8. SOLUSI
Preventif (pencegahan), yaitu membentuk jejaring atau komunitas
yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba untuk
diberdayakan dalam melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan
Narkoba melalui berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan
dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di
sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan
tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan
distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain
yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan
terjadinya penyalahgunaan Narkoba.
Represif (penindakan), yaitu menindak dan memberantas
penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh para
penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau
masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan
tidak boleh main hakim sendiri.
9. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik
secara medis maupun dengan media lain.
Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan
selesai para korban tidak kambuh kembali “ketagihan” Narkoba.
Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar
para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani.