SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 1
Makalah Metodologi Studi Islam
Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Dosen : AHMAD SARBINI, S. Ag., MA
Oleh :
NAMA : NASRUDDIN. ASN
NIM : 601131010020
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
1435 H/ 2014 M
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dihaturkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
nikmatnya, saya dapat menyusun makalah Metodologi Studi Islam dengan pokok
pembahasan “Keluarga dan Masyarakat dalam Islam”. Shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi
umat manusia.
Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi serta
dukungan moral agar selalu belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Rekan-rekan
mahasiswa yang selalu memberi semangan dan dukungan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap
bangsa dan upaya sebagai warga Negara yang baik untuk terus berupaya memajukan bangsa
dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Sangat disadari banyak terdapat kekungan baik dari segi penulisan, pemahanan serta
keterbatasan literature sehingga diharapkan kritik serta saran sebagai bahan evaluasi bagi
penulis dan perbaikan pada masa yang akan datang.
Harapan saya makalah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pola
pikir dan berkembangan sumber daya manusia untuk Indonesia yang lebih baik.
Tembilahan, 01 Oktober 2014
Penyusun,
NASRUDDIN. ASN
NIM : 601131010020
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
A. Latar belakang ..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Keluarga .............................................................................................................. 5
1. Pengertian Keluarga ...................................................................................... 5
2. Peranan, Tugas dan Fungsi Keluarga ............................................................ 6
3. Keluarga Sebagai Fondasi Masyarakat ......................................................... 7
B. Musyawarah ........................................................................................................ 12
1. Pengertian Musyawarah ................................................................................ 12
2. Komunikasi dalam Musyawarah ................................................................... 12
3. Musyawarah dalam keseharian ..................................................................... 12
4. Musyawarah dalam dunia Politik .................................................................. 13
5. Musyawarah Daring ...................................................................................... 13
C. Tolong Menolong dan Hubungan Silaturahmi ................................................... 14
1. Tolong Menolong .......................................................................................... 14
2. Hubungan Silaturahmi .................................................................................. 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 20
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan sosialisasi primer yang artinya lingkungan masyarakat
pertama yang dikenal seseorang ketika lahir. Sebagai media sosialisasi primer, sudah
tentu keluargalah yang paling berpengaruh membentuk karakter dalam diri seseorang.
Bagaimana orang itu hidup, bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat,
bagaimana menyelesaikan masalah, dan semua hal lain yang berkaitan langsung dengan
kehidupan kita adalah karena faktor keluarga.
Banyak orang yang sukses dalam hidupnya adalah karena pendidikkan dalam
keluarganya yang selalu mengajarkan cara - cara yang baik dan benar dalam menjalani
hidup. Namun banyak pula orang yang hidupnya hancur dan berantakkan juga karena
pendidikkan dalam keluarganya yang mengajarkan cara - cara yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Keluarga pulalah yang mengajarkan seseorang untuk hidup
bermasyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “Keluarga
dan Masyarakat dalam Islam”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari
meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Keluarga dalam Masyarakat.
2. Musyawarah.
3. Tolong menolong dan hubungan Silaturahmi
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk materi
diskusi sebagai tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam. Adapun Tujuan khusus
penyusunan makalah ini yaitu : Memahami pengertian Keluarga, Memahami Peranan
keluarga sebagai fondasi masyarakat, Memahami Pengertian Musyawarah, Tolong
menolong dan hubungan silaturahmi.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Secara Etimologi : Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata
kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di
mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai
kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu,
terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai
suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah,
atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi
satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu,
putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan
kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh
hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan
sesuai dengan fungsinya.
Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup
bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
saling menyerahkan diri (Soelaeman,1994:5-10).
Dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah “satu” persekutua hidup yang dijalin
oleh kasih saying antara dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan
bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling melengkapi dan
saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai
orang tua (Soelaeman,1994:12).
Maka dapat disimpulkan, keluarga adalah sekumpulan orang-orang yang
bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama lainnya saling
ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang dikatakan keluarga adalah mereka yang tinggal di dalam satu rumah atau satu atap
baik itu adanya ikatan darah maupun bukan ikatan darah. Jadi dalam hal ini, pengertian
keluarga dibatasi oleh tempat tinggal.
Sedangkan menurut S. Bogardus menyatakan bahwa: Keluarga adalah kelompok
terkecil yang biasanya terdiri dari seorang ayah dengan seorang ibu serta satu atau lebih
anak-anak. Dimana ada keseimbangan, kselarasan kasih sayang dan tanggung jawab
serta anak menjadi orang yang berkepribadian dan berkecenderungan untuk
bermasyarakat (S. Bogardus, 1982:57).
Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita (Sigmund
Freud). Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada libido seksualitas, jadi keluarga itu
merupakan manifestasi daripada dorongan seksual, sehingga kehidupan keluarga itu
adalah kehidupan seksual suami istri. Jadi keluarga itu merupakan perwujudan dari
adanya perkawinan antara pria dan wanita, sehingga keluarga itu merupakan
perwujudan dorongan seksual.
Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh
langsung terhadap perkembangan individu sebelum atau sesudah terjun langsung secara
individual di masyarakat.
Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi
kebudayaan (Soerya Wangsanegara).
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 6
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat kecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dari masyarakat (Soerjono Soeharto)
Menurut jenisnya kerluarga terbagi atas : 1). Keluarga inti, terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anaknya. 2). Keluarga Konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan
ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu
atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga, 3). Keluarga Luas yang ditarik atas
dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan
antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari
dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
2. Peranan, Tugas dan Fungsi Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
Kelompok dan Masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai yaitu :Ayah
sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai
istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Pada dasarnya Tugas Keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Sedangkan Fungsi yang harus dijalankan keluarga adalah :
1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak.
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 7
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu
sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain
setelah dunia.
6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8. Fungsi Bilogis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai
generasi selanjutnya.
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
3. Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat
Masyarakat diterjemahan dengan istilah society, adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian
berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata
pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu,
masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat
agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai
kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan
urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan
masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti
teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit,
kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian
dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbentuknya masyarakat
sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-proses yang sedang berjalan
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 8
atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat
perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan
kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut
dinamik sosial (social dynamic).
a. Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat Indonesia
Dalam suatu wadah kecil dimana orang-orang dapat berkumpul dan
berbagi cerita, keluarga memiliki peranan yang sangat kuat dalam masyarakat,
khususnya masyarakat Indonesia sendiri. Sebagian besar warga Indonesia
memiliki jiwa sosial dan gotong-royong yang kuat. Sebagai salah satu
contohnya dalam merayakan hari raya Idul Fitri dimana orang-orang/para
tetangga saling bermaaf-maafan dengan keliling kampung tanpa adanya
perbedaan kasta.
Tetapi mengapa di negara kita ini masih banyak diskriminasi dan
perselisihan antar suku, agama, dll, walaupun negara kita disebut sebagai negara
yang bermatabat tinggi dan memiliki etika yang kuat? Karena masih adanya
oknum-oknum yang menuntut kebebasan dan rasa ketidakpuasaan terhadap
keadaan negara kita ini, meskipun kita negara besar tetapi kita memiliki tingkat
kemiskinan penduduk yang tinggi sehingga dapat menimbulkan perpecahan
suku dan pertikaian yang terjadi, ada juga yang ingin merusak persaudaraan di
negeri tercinta ini, Jadi dengan keluargalah kita dapat merasakan gotong-royong
dan kebersamaan yang kuat sehingga membentuk rasa nasionalisme yang tinggi
terhadap negara kita.
b. Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat Muslim.
Dalam proses pendidikan seorang manusia, ada sebuah tempat belajar
terindah yang setiap orang memilikinya. Tempat dimana ruang-ruang kelasnya
hanya terdiri dari beberapa orang, dan tentunya tidak sebesar kelas-kelas formal
di sekolah. Di dalamnya tidak terdapat raport sebagai media pengukur
kemampuan setiap peserta didik, yang ada hanya kasih sayang dan kesabaran 2
orang pria dan wanita. Buku-bukunya tidak wajib ada, yang ada hanya
konsistensi luar biasa untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.
Kurikulumnya pun cenderung tidak sistematis tetapi abstrak dan tidak
berbentuk, terkadang mengajarkan matematika, tetapi beberapa saat
mengajarkan biologi, beberapa saat kemudian mengajarkan kehidupan dan
agama. Tempat terindah yang dimiliki oleh seorang manusia dari pertama kali
dia menghirup udara dunia sampai akhir hayatnya, keluarga.
Rasulullah mencontohkan sebuah tauladan yang luar biasa mengenai
utamanya sebuah keluarga. Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang
menceritakan bahwa aisyah menangis ketika beliau menceritakan kisah hidup
Rasulullah dalam keluarganya. Beliau menangis karena tidak sanggup
mengingat kenanga indah seorang suami baik hati seperti Rasulullah, dimana dia
menambal sendiri sepatu yang bolog, menjahit sendiri baju yang robek, ikut
membersihkan rumah bersama-sama istrinya, dan bahkan membantu memasak
untuk keluarganya.
Keluarga memang memiliki peran yang sangat vital dalam perkembangan
kehidupan masyarakat muslim. Penyebabnya karena keluarga menjadi bekal
pembelajaran pertama seorang muslim sebelum dia terjun ke dalam realita
masyarakat yang lebih kompleks. Jika pembekalan yang dilakukan oleh
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 9
keluarga baik, maka begitu pula yang akan dia lakukan kepada dan dalam
masyarakat, begitu juga sebaliknya.
Dalam masyarakat, analogi sel bisa diterpakan dalam logika keluarga.
Keluarga dalam kehidupan masyarakat muslim seperti sebuah sel. Keluarga
ibarat sel yang bermitosis menjadi sebuah jaringan, berkembang menjadi sebuah
organ, dan terus terkait satu sama lain membentuk sebuah sistem yang
kompleks. Makin kuat sel-sel yang ada, maka akan semakin kuat pula jaringan,
organ dan sistem yang tercipta. Analogi seperti itu bisa digunakan dalam logika
keluarga. Keluarga muslim, akan membentuk jaringan keluarga muslim,
berkembang menjadi organisasi muslim dan terkait satu sama lain membentuk
sistem kehidupan muslim dalam masyakarakat.
Dengan penjelasan seperti ini jelas pembentukan keluarga muslim secara
kuat akan membentuk dan berdampak pada pembentukan keluarga muslim yang
juga kuat. Oleh karena itu, pembentukan keluarga muslim yang kuat dinilai
sangat penting untuk mencapai cita-cita tegakna kalimatullah di muka bumi.
c. Peranan keluarga sebagai pondasi masyarakat madani
Orang sering menyebut-nyebut tentang “masyarakat madani”. Sebuah
gambaran tentang masyarakt sukses yang telah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad Saw. Begitu inginnya masyarakat/ummat berada dalam sebuah
masyarakat yang makmur, aman, tentram dan damai, sehingga segera saja ide
untuk menciptakan masyarakat seperti itu disambut dengan hangat. Sayang
sekali tidak mudah kita menemukan tulisan yang menerangkan cara
mencapainya. Bahkan masih banyak muslimin tidak memahami tahapan-
tahapan amal dalam menegakkan Islam, padahal masyarakat yang diidamkan
tadi sebenarnya bukan merupakan tujuan akhir penegakkan Islam.
Islam menghendaki agar pilar-pilarnya dibangun pertama kali di dalam
dada individuà kemudian di dalam sebuah rumah tanggaà kemudian dalam
sebuah masyarakatà kemudian sebuah negaraà kemudian sebuah khilafahà
kemudian di atas seluruh permukaan bumià sebelum akhirnya tegak di seluruh
alam semesta ini, Insya Allah.
Keluarga merupakan salah satu elemen yang akan membangun sebuah
masyarakat, dan seperti tadi telah disebutkan, menegakkan Islam dalam keluarga
merupakan salah satu tahapan dalam mewujudkan cita-cita Islam. Dengan
pemahaman tentang ini tidak terlalu sulit untuk menyimpulkan bahwa sebuah
keluarga sakinah (Keluarga yang berhasil menurut standar Islami) adalah
cerminan sebuah masyarakat madani. Sedangkan masrakat madani sendiri
merupakan standar Islami tentang sebuah masyarakat yang ”makmur, aman,
tentram dan damai”.
Kira-kira apakah ciri-ciri persamaannya dan apakah cara mewujudkannya
juga akan sama dengan cara mewujudkan karakteristik masyarakat madani ?.
Dalam tulisan kali ini Insya Allah akan coba diuraikan beberapa
ciri/karakteristik masyarakat madani yang tumbuh dari kumpulan keluarga
sakinah.
1. Keluarga Robbani
Sebagaimana salah satu ciri masyarakat madani adalah bersifat Robbani,
maka keluarga sakinah juga berciri robbani. Artinya, di dalam keluarga /
masyarakat tersebut setiap anggotanya berusaha untuk berlomba di dalam
upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai Perekat utama keluarga/
masyarakat. Mereka menyadari betul bahwa hanya Allah sajalah yang pantas
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 10
di jadikan tempat meminta bagi terwujudnya kebahagiaan bersama. Sebab
mereka meyakini firman Allah sebagai berikut:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)nama-
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan(peliharalah) hubungan
silaturrahim.” (4:1)
Sebuah keluarga sakinah tidak pernah menjadikan variabel keduniaan
sebagai faktor utama munculnya soliditas internal keluarga. Mereka juga
percaya bahwa hanya dengan taqarrub ila Allah (mendekatkan diri kepada
Allah) dan menegakkan aturan Allah sajalah maka kebahagiaan, kasih-
sayang dan kecintaan sejati akan dirasakan di dalam keluarga. Suatu bentuk
kebahagiaan yang tidak dibatasi selama hidup di dunia semata, melainkan
jauh hingga berkumpul kembali di akhirat. Demikian juga dalam masyarakat
madani di mana hukum Allah ditegakkan dengan sempurna.
2. Keluarga Yang Cinta Ilmu
"Iqro" (QS. 96 : 1 )Ayat pertama yang turun kepada Nabi kita Saw
adalah ayat tadi: ” Bacalah!”, pelajarilah!
Keluarga sakinah adalah keluarga yang cinta ilmu, seperti juga
masyarakat madani. Mereka saling belajar dan saling mengajarkan, antara
yang tua kepada yang muda maupun sebaliknya. Keluarga yang menghargai
ilmu sehingga menempatkan ahli ilmu di tempat yang dihormati, mencari
ilmu dan mengajarkannya, serta kemudian bersyukur kepada Allah atas ilmu
dan berkah ilmu, dan menggunakannya di jalan Allah. Keluarga sakinah
tidak bersikap jumud maupun liberal dalam mensikapi ilmu.
Seorang bapak menganjurkan anaknya untuk menuntut ilmu,
membiayainya, kemudian juga menghormati anaknya yang mau membagi
ilmu itu kepadanya dan siap menerima nasehat anaknya dengan ilmu yang
dia (anak itu) pelajari dari gurunya. Bahkan sebelum itu sang bapak-lah yang
mencarikan guru terbaik untuk anaknya itu. Singkatnya keluarga sakinah/
rabbani terdiri dari anggota keluarga yang telah manghayati sabda
Rasulullah saw berikut:
“Barangsiapa ingin berhasil di dunia, tuntutlah ilmu.Barangsiapa ingin
berhasil di akhirat, tuntutlah ilmu.Dan barangsiapa ingin berhasil di dunia
dan di akhirat, tuntutlah ilmu.”
Meskipun demikian anggota keluarga sakinah tetap berpegang pada
prinsip : ”pendapat siapapun dapat diterima dan ditolak, kecuali dari Allah
dan RasulNya yang kita terima tanpa keraguan”.
3. Keluarga Yang Cinta Damai
Keluarga sakinah, seperti juga masyarakat madani, selalu berusaha
untuk tampil sebagai rahmat bagi sekelilingnya. Dalam lingkungan yang
kecil di dalam keluarga, suasana saling cinta mendasari hubungan antara
mereka. Kakak dan adik saling cinta, bapak dan ibu menjadi teladan mereka.
Bahkan dengan anggota keluarga temporer (misalnya pembantu
rumahtangga) juga disayangi seperti keluarga sendiri, tidak direndahkan dan
dianggap sebagai orang suruhan belaka.
Di lingkungan yang lebih besar di luar rumah, di antara tetangga,
anggota-anggota keluarga sakinah memperlihatkan sikap dan sifat yang
sama, bersikap santun kepada tetangga, tukang jualan, tukang sampah,
penunggu warung, dan siapa saja yang ada di lingkungannya.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 11
Anak-anak keluarga sakinah akan dikenali dari akhlaknya yang santun,
menghormati yang tua, menyayangi yang kecil, tidak suka mengganggu atau
merugikan orang lain, jujur ketika berjual beli dan bertutur-kata. Siapapun
yang melihat mereka akan berharap anak mereka-pun bersikap serupa,
karena kesantunan dan kebaikan akhlak mereka. Anak-anak seperti ini akan
menjadi cahaya mata bagi orang tua mereka, bahkan juga bagi
lingkungannya. Siapapun akan bangga memiliki warga seperti mereka.
Singkatnya mereka berusaha meneladani Rasulullah saw dalam hal yang
Allah isyaratkan di dalam firman-Nya:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam.” (21:107)
4. Keluarga Yang Egaliter
Keluarga sakinah selalu berusaha mewujudkan suasana “sama tinggi
sama rendah” di dalam rumah. Setiap anggota keluarga tidak hanya
dikenalkan kewajiban yang harus dipenuhinya, melainkan juga diberitahu
akan hak-hak yang dimilikinya. Baik ayah, suami, ibu, isteri maupun anak-
anak bahkan pembantu menyadari bahwa ia memiliki hak-hak yang perlu
dijaga dan dipenuhi. Dan pihak pertama yang harus memastikan bahwa hak-
hak ini terpenuhi adalah kepala keluarga. Bukanlah sebuah miniatur
masyarakat Islami atau madani bila yang memperoleh pemenuhan hak hanya
sang ayah atau suami sedangkan anak dan isteri hanya punya daftar
kewajiban.
Misalnya dalam hal saling menasehati. Bukan hanya ayah kepada anak
atau ibu kepada anak atau suami kepada isteri terdapat hak menasehati.
Melainkan sebaliknya hendaknya dipastikan bahwa anakpun boleh dan
dijamin memberikan nasehat kepada orang-tua atau isteri menasehati suami.
Inilah miniatur masyarakat Islami dan madani.
Ketika Umar bin Khattab berdiri di depan ummat pada hari dilantiknya
menjadi khalifah, maka bangunlah seorang lelaki mengangkat pedangnya
tinggi-tinggi seraya berujar: “Hai Amirul mu’minin, seandainya perjalanan
kepemimpinanmu melenceng dari garis ketentuan Allah dan RasulNya,
niscaya pedangku ini akan meluruskanmu.” Maka dengan tawadhu/ rendah
hatinya Umar menjawab: “Alhamdulillah ada seorang lelaki ditengah ummat
yang Umar pimpin akan meluruskanku tatkala aku menyimpang.” Dan pada
saat itu tidak ada seorangpun yang menuduh lelaki tersebut sebagai tidak
percaya atau tidak tsiqoh akan kepemimpinan Amirul mu’minin Umar bin
Khattab ra. Justeru ke-tsiqoh-annya kepada Umar menyebabkan lelaki
tersebut begitu leluasanya menyampaikan aspirasi secara asli dan apa
adanya.
Hal ini menunjukkan betapa egaliternya suasana masyarakat Islam kala
itu. Dan setiap warga menjadi seperti itu karena lahir dari keluarga-keluarga
yang memang sejak dini menanamkan nilai-nilai egaliter di rumah masing-
masing.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 12
B. MUSYAWARAH
1. Pengertian Musyawarah
Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang
berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Istilah-istilah
lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal
dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”.
Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah
suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari
jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan
masalah yang menyangkut urusan keduniawian.
Saat ini musyawarah selalu dikait-kaitkan dengan dunia politik demokrasi.
Bahkan hal tersebut tidak dapat dipisahkan, pada prinsipnya musyawarah adalah bagian
dari demokrasi, dalam demokrasi pancasila penentuan hasil dilakukan dengan cara
musyawarah mufakat dan jika terjadi kebuntuan yang berkepanjangan barulah
dilakukan pemungutan suara, jadi demokrasi tidaklah sama dengan votting. Cara
votting cenderung dipilih oleh sebagian besar negara demokrasi karena lebih praktis,
menghemat waktu dan lebih simpel daripada musyawarah yang berbelit-belit itulah
sebabnya votting cenderung identik dengan demokrasi padahal votting sebenarnya
adalah salah satu cara dalam mekanisme penentuan pendapat dalam sistem demokrasi.
2. Komunikasi dalam Musyawarah
Komunisasi adalah proses suatu ide yang dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Raymond
S. Ross menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses menyortir, memilih dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator.
Bermusyawarah berarti berhubungan dengan orang lain dan ada pesan di
dalamnya, maka kedua hal ini saling berhubungan dan berkaitan. Komunikasi
membantu proses berjalannya suatu musyawarah. Ada sumber, pesan, media, serta
penerima pesan yang sudah bersiap juga untuk memberikan umpan balik. Selain itu
terdapat gangguan yang dapat mengancam jalannya informasi.
3. Musyawarah dalam Keseharian
Musyawarah sering juga kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh kecil di saat kita ingin makan bersama teman-teman kita pasti bermusyawarah
untuk menentukan makanan apa dan di mana akan makan. Sering juga kita melakukan
voting untuk memilih yang paling banyak dipilih untuk menentukan tempat dan
makanan apa yang akan dimakan bersama-sama. Hal-hal kecil seperti ini secara tidak
sadar kita lakukan dan sering kita jumpai dalam setiap sisi kehidupan kita.
Jika kita melihat kemajuan teknologi serta musyawarah yang juga sering kita
lakukan keduanya memiliki kesamaan yaitu di dalamnnya terdapat proses
berkomunikasi. Musyawarah sendiri lebih dikenal dekat dengan dunia politik dan di
zaman sekarang masih diragukan bagaimana minat para pecinta politik sendiri dari
bangsa Indonesia. Hal ini dapat dikarenakan politik merupakan hal rumit yang tidak
dapat ditangani semudah membalikkan telapak tangan. Musyawarah sendiri memiliki
tujuan agar suatu masalah dapat dipecahkan jalan keluarnya dan sebisa mungkin tidak
merugikan orang lain serta mengambil jalan yang adil.
Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya, urusan diterima atau ditolak itu
merupakan urusan belakangan, asalkan keputusan dari musyawarah dapat mencapai
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 13
mufakat yang artinya memiliki persetujuan dan nilai yang kuat. Seperti pada Pasal 28
Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”.
Dalam pasal yang sama, kontitusi negara menjamin kemerdekaan setiap orang untuk
menyebarluaskan dan memperoleh informasi serta berkomunikasi melalui segala jenis
saluran yang tersedia.” Maka sebagai warga negara yang memiliki hak, gunakanlah hak
yang kita miliki tersebut dengan benar.
4. Musyawarah dalam dunia politik
Pengambilan keputusan politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum dan dikatakan selanjutnya bahwa keputusan yang dimaksud adalah keputusan
mengenai tindakan umum atau nilai-nilai (public goods) yaitu mengenai apa yang
dilakukan dan siapa mendapat apa. Dari pengertian ini sudah jelas bahwa kita memang
memiliki hak sendiri dalam menyalurkan aspirasi kita. Tidak ada yang dapat melarang
kita untuk berpendapat.
Ilmu politik menurut W.A Robson, dalam The University Teaching of Social
Sciences mengatakan bahwa ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat,
yaitu sifat hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus
perhatiannya tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan,
melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas orang lain atau menentang pelaksanaan
kekuasaan itu. Ilmu politik juga berkaitan dengan masalah kekuasaan, kepemimpinan
seseorang yang memiliki pengaruh terhadap jalannya kehidupan politik di sebuah
negara. Bagaimana pemimpin itu memimpin akan mempengaruhi bagaimana
masyarakatnya bertindak dan berlaku.
Tidak semua orang akan dengan mudahnya memberikan pendapatnya, bersuara
juga merupakan hal vital yang tidak semua orang dapat lakukan. Ketidakpercayaan
terhadap diri sendiri merupakan hal yang sering dijumpai oleh kita sebagai manusia,
kita juga takut salah dalam berpendapat, takut nantinya akan ada pembicaraan di
belakang kita dan membuat diri kita menjadi tidak nyaman di tengah-tengah kelompok.
Karena itu kebanyakan dari kita memilih opsi diam saja yang disinyalir bahwa diam
adalah mencari keamanan tanpa melakukan apa-apa tetapi hal negatifnya adalah
masalah dapat saja tidak terpecahkan secara baik karena masih ada yang belum
menyalurkan aspirasinya.
Partisipasi politik sendiri dari buku dasar-dasar ilmu politik adalah kegiatan warga
yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksudkan untuk memengaruhi
pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi dapat bersifat individual atau
kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan
kekerasan legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.
5. Musyawarah Daring
Saat ini juga mulai berkembang musyawarah daring yang pada dasarnya sama
dengan musyawarah tatap muka atau langsung. Tetapi banyak anggapan bahwa
komunikasi sendiri akan berjalan dengan lancar jika ada komunikasi secara nonverbal.
Komunikasi akan terasa lebih lengkap. Namun tetap ada pendapat yang berkebalikan
yang mengatakan bahwa musyawarah secara online membantu kita yang masuk
kedalam kelompok minoritas untuk ikut berpendapat dan pendapat yang dituangkan
akan lebih lengkap karena dapat dilakukan proses pengeditan terlebih dahulu. Baik
musyawarah online ataupun musyawarah langsung keduanya memiliki kekuatan serta
kelemahannya masing-masing.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 14
Berikut adalah perbedaan antara musyawarah online dan langsung :
Musyawarah langsung /tatap muka Musyawarah online
Adanya isyarat nonverbal. Tidak ditemukan isyarat nonverbal.
Kelompok minoritas terabaikan. Tidak ada yang terabaikan semua berhak
bersuara.
Butuh lebih banyak biaya. Lebih hemat biaya.
Karena jarak yang berbeda maka
dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat
mengupulkan semua.
Jarak yang jauh tidak menjadi halangan
asalkan memiliki akses online dan semua
tepat waktu.
Kurang jujur/jarang yang bersuara secara
lugas dan jujur karena takut akan adanya
emosi yang tidak penting.
Lebih jujur dalam pengungkapan pendapat
karena tidak ada ketakutan akan bertemu
secara langsung (tidak ada emosi ).
Tidak membutuhkan akses internet karena
bertemu secara langsung.
Membutuhkan akses internet karena di
Indonesia sendiri belum merata dalam hal
pembangunan daerah.
Musyawarah online dan musyawarah langsung memiliki proposisi yang hampir
sama tetapi musyawarah langsung berada sedikit di atas daripada musyawarah online.
Pengetahuan yang didapat juga lebih banyak saat mereka melakukan musyawarah. Baik
online maupun tatap muka akan membuka kesempatan peserta untuk dapat
berpartisipasi dalam politik. Di saat kita berdiskusi dengan orang lain pasti kita
memiliki gaya sendiri dalam mengungkapkan apa yang sedang kita bicarakan maka
orang lain dapat melihat gestur tubuh kita yang menunjukkan diri kita itu sebenarnya
sedang bersungguh-sungguh atau tidak.
Hal ini yang tidak dapat ditemui dalam diskusi tatap muka. Namun adanya
kelompok minoritas yang tidak didengar oleh anggota diskusi juga dapat membuat
diskusi tidak berjalan semestinya, yang bersuara kecil dianggap sebagai suara sumbang
dan tidak perlu untuk dikritisi. Hal seperti ini mengundang keprihatinan karena pada
dasarnya semua memiliki hak yang sama dan tidak boleh terjadi perbedaan perlakuan.
Biaya yang dikeluarkan untuk diskusi online dapat dikatakan murah bahkan gratis
asalkan memiliki akses internet yang lancar. Waktu juga tidak terbuang sia-sia sehingga
diskusi yang dijalani dapat berjalan intensif.
Karena bertemu secara langsung maka dapat saja terjadi ketidaksetujuan dan
berakhir pada emosi yang meledak sehingga dapat pula terjadi permusuhan satu sama
lain. Kata-kata yang digunakan harus benar-benar dijaga supaya tidak menyinggung
satu dengan yang lainnya. Pemerataan pembangunan daerah juga menjadi masalah
penting. Jangankan internet, di daerah kecil saja masih banyak yang belum dapat
menikmati listrik. Hal seperti ini sebaiknya menjadi fokus utama pemerintah supaya
jangan hanya yang kuat saja yang akan semakin kuat sedang yang lemah akan semakin
lemah.
C. TOLONG MENOLONG DAN HUBUNGAN SILATURAHMI
1. Tolong Menolong
Manusia sering disebut makhluk sosial, makhluk ekonomi, makhluk aktualisasi
diri dan makhluk yang berbicara atau makhluk berpikir. Penyebutan itu sangat
bergantung pada berbagai disiplin ilmu yang dipergunakan untuk mengupas makna dan
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 15
hakikat manusia. Oleh karena itu, the right assumption of the man on the right place.
Sebagai makhluk social, manusia adalah makluk bermasyarakat yang senang berkumpul
dan berkelompok; satu sama lainnya saling membutuhkan. Ia bukan makhluk
individual.
Sebagai makhluk ekonomi, manusia bertujuan mencari kenikmatan sebesar-
besarnya dan menjahui ketidaknyamana sebisa mungkin. Dari sisi ini manusia adalah
makhluk hedonis yang serakah.
Manusia yang mempunyai aneka ragam sebutan pada prinsipnya adalah makhluk
yang saling bergantung pada sesamanya, baik yang menyangkut sandang, pangan,
papan, keselamatan diri dan harta, harga diri, potensi untuk berkembang maupuun kasih
sayang, disamping kebergantungan dibidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum.
Kebergantungan itu menunjukkan bahwa manusia saling membutuhkan dalam banyak
aspek, guna memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu
satu sama lain kadang saling bertentangan; kalau tidak diatur dalam suatu kaidah atau
norma yang jelas, itu bisa menimbulkan kekacauan karena masing-masing berusaha
sebisa mungkin memenuhi obsesi hidupnya.
Norma tersebut adalah mekanisme pengendalian social yang dilakukan untuk
melaksanakan proses yang direncanakan atau yang tidak direncanakan untuk mendidik,
mengajak, atau bahkan memaksa individu atau masyarakat agar dapat menyesuaikan
diri dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai kehidupan. Salah satu kaidah yang dapat
dipergunakan untuk mengatur masyarakat ialah musyawarah.
Pada masa khulafaur rasyidin musyawarah dilakukan seperti pada masa Nabi
SAW. Mereka menempuh dua bentuk musyawarah; musyawarah yang sifatnya umum
dan musywarah khusus. Musywarah yang pertama diikuti oleh sejumlah besar sahabat
untuk menyelesaikan masalah yang beraneka ragam. Sedangkan musyawarah bentuk
kedua diikuti oleh para sahabat terkenal yang memiliki wawasan dan ketajaman berpikir
untuk menentukan model-model yang akan dijadikan pedoman dalam rangka
memajukan Negara. musyawarah bentuk kedua pernah dilaksanakan oleh khalifah Abu
Bakar al shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Selepas masa khulafaur rasyidin ummat islam memasuki era dinasti, seperti
dinasti Umayah dan dinasti Abbasiyah. Pada masa kedua dinasti ini, musyawarah
dilakukan di antara para menteri, para pemimpin, dan para pemimpin militer.
Pada perkembangan selanjutnya, para ahli ilmu islam mulai memilah-milah hal-
hal yang berkaitan dengan musyawarah, yaitu lembaga musyawarah (majlis al syura);
anggota lembaga musyawarah (ahl a-syura); dan kewajiban anggota musyawarah
(wajibah ahl a-syura).
Keberadaan lembaga musyawarah sebagai institusi tempat bernaung wakil-wakil
rakyat dalam suatu pemerintahan sangatlah penting. Alasannya adalah sebagai berikut:
1. Setiap masalah yang menyangkut hal-hal yamng behubungan dengan kenegaraan
dan agama tidak bisa diserahkan penyelesaiannya kepada seluruh warga tetapi
hanya bisa diserahkan kepada kelompok tertentu yang mengambarkan suatu ummat.
2. Warga masyarakat secara keseluruhan mempunyai tingkat kecakapan dan keahlian
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka yang mempunyai kecakapan inilah
yang duduk dilembaga musyawarah yang mampu menyelesaikan keragaman
persoalan.
3. Tidak mungkin seluruh warga masyarakat dilibatkan secara aktif dan terus menerus
menangani segala urusan.
4. Pelaksanaan al-amr bi al ma’ruf wa al-nahi munkar memerlukan lembaga pengatur
yang jelas agar kemaslahatan seluruh warga dapat diraih.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 16
Anggota lembaga musyawarah terkadang disebut juga ahl al-hall wa al aqd atau
ahl al syaukah. Menurut sebagian pendapat, mereka adalah para ulama’, cerdik pandai,
yang mampu berijtihad dan memiliki sifat-sifat adil.
Menurut para pengikut iama syafi’I, jumlah anggota musyawarah itu sebanyak 40
orang, sesuai batas minimal kebolehan melaksanakan shalat jumat. Menurut Abu Ali
Muhammad jumlah anggota lembaga musyawarah minimla 5 orang. Menurut ualama
kufah minimal 3 orang; dan salah seorang dari mereka menjadi pemimpin. Batasan ini
menurut mereka sesuai dengan jumlah minimal jama’ shalat. Sedangkan menurut
Sulaiman bin Jarir dan sebagian Mu’tazilah minimal dua orang.berbeda dengan
pendapat para ulama yang disebutkan diatas, menurut mayoritas (jumhur) ulama,
batasan jumlah anggota lembaga musyawarah tidaklah mutlak. Ia sangat bergantung
pada situasi dan kondisi tepat lembaga itu berada. Malahan menurut sebagian para ahli,
al Quran sendiri tidak membatasi jumlah anggota lembaga itu secara pasti. Ia hanya
mengisyaratkan pentingnya musyawarah.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh lembaga anggota musyawarah, di
antaranya adalah beragama islam dan bertaqwa, berilmu, beraqal, berkemampuan,
mampu memberikan masukan dan nasihat, dan mempunyai sifat kasih sayang.
Musyawarah seperti yang dipaparkan di muka merupakan wahana yang
ditampilkan oleh alQuran untuk amnesia guna memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan
persoalan hidupnya. Ia merupakan bentuk tolong menolong antar sesama manusia baik
sebagai individu maupun warga masyarakat.
Tolong menolong terkait erat dengan teori saling bergantung,. Menurut teori ini,
kebergantungan yang dimiliki manusia menunjukkan sifat kefakiran manusia itu
sendiri. Kefakiran melahirkan kebutuhan, baik berupa materi maupun imateri.
Sedangkan Louis A. Allen menyebutnya sebagai kebutuhan yang bersifat biologis dan
psikologis. Menurut Peterson dan plewman, kebutuhan manusia itu mencakup
kebutuhan hidup, kebutuhan kepemilikan atas sesuatu, dan kebutuhan untuk
diakui.adapun menurut al-Ghazali, kebutuhan itu mencakup kebutuhan berketurunan,
kebutuhan mempersiapkan kebutuhan fisik, dan kebutuhan akan perlindungan dan
keamanan.
Secara individual manusia, manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya itu dengan baik. Pemenuhan kebutuhan itu menghendaki adanya
kerjasama yang harmonis antara yang satu dengan yang lainnya atau antara satu
masyarakat dan masyarakat lainnya pula. Oleh olong menolong merupkan sesuatu yang
secara mutlak perlu direalisasikan dalam kehidupan manusia.
Menurut al Quran persoalan-persoalan yang termasuk wilayah tolong menolong
adalah ketakwaan dan kebaikan. Tolong menolong tidak boleh keluar dari koridor
keduanya. Jika menyimpang dari keduanya bukan kebaikan yang dihasilkan yaitu
keburukan dan kerusakan. Dalam kaitan ini Allah berfirman: “dan tolong menolonglah
kamu dalam kebaikan dan takwa; dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesunnguhnya Allah amat berat
siksanya.” (QS. Al-maidah :2)
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 17
2. Hubungan Silaturahmi
Secara naluri manusia sebagai makhluk bermasyarakat, memerlukan komunikasi
yang mesra dengan sesamanya. Komunikasi itu merupakan proses awal terjadinya
kerjasama. Dalam istilah agama islam, komunikasi lebih popular dengan istilah
silaturahmi.
Silaturahmi berasal dari bahasa Arab yang artinya hubungan keluarga yang
bertalian darah. Dari arti itu, lalu beralih ke arti lain, yaitu menghubungkan sesuatu
yang memungkinkan terjadinya kebaikan serta menolak sesuatu yang menimbulkan
keburukan dalam batas kemampuan.
Cakupan silaturahmi itu begitu luas ia tidak hanya menyangkut keluarga yang
bertalian darah, tetapi juga hubungan antara sesama manusia dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya, dengan demikian, silaturahmi itu ada bermacam-macam:
pertama, silaturahmi dengan diri sendiri; kedua, silaturahmi dengan sesama manusia;
ketiga,silaturahmi dengan yang seagama; keempat, silaturahmi denganalam sekitar.
Adapun tingkatan-tingkatan silaturahmi sebagai berikut.
Pertma, berjabatan tangan. Tingkatan ini membawa manusia kepada sifat lapang
dada yang lahir dari sifat pemaaf.
Kedua. Saling memberi nasihat. Nasihat diarahkan pada perwujudan kebaikan dan
penghilangan kemaksiatan demi terbianaya kehidupan yang aman dan sejahtera.
Tingkatan ini menciptakan timbulnya suasana kritik yang sehat dalam kehidupan
masyrakat sehinnga mereka tidak phobi dan anti terhadap kritik. Kritikan dijadikan
sebagai saran dan masukan yang berharga menuju kemaslahatan.
Ketiga,saling bekerja sama dan tolong menolong. Silaturahmi tingkat ini
dilaksanakan setelah melalui tahapan-tahapan silaturahmi sebelumnya. Ia
memungkinkan terjadinya dialog antara sesama manusia dalam rangka pemecahan
berbagai persoalan kehidupan. Proses dialog akan melahirkan sikap harga menghargai
dan hormat menghormati yang pada gilirannya akan melahirkan suasan demokratis.
Keempat, menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat mungkar, dalam alQuran
Allah berfirman: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat ynag menyeru
pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.” ?Ali Imran: 104)
Adapun manfaat atu kebaikan silaturahmi dalah seperti digambarkan dalam hadits
nabi dari Abu Hurairah dan dikeluarkan oleh al-Bukhari yang dikutip oleh Muhammad
bin ismail al-Kahlani(t.th: 160)
“dari Abu Hurairah ia berkata barang siapa yag ingi diluaskan rezekinya dan
dipanjangkan umurnya hendaklah menghubungkan tali kekeluargaan.” (H.R bukhari).
Pengertian luas rezeki dalam hadits diatas adalah bahwa rezeki yang diterima itu
menimbulkan berkah, baik bagi diri dan keluarganya maupun bagi manusia dan alam
sekitarnya. Panjang umur, menurut sebagian pendapat mempunyai arti kiasan yang
maksudnya ialah umurnya itu sarat makna dan nilai. Pendapat lain mengatakan bahwa
panjang umur mempunyai arti yang sesungguhnya yaitu umurnya ditambah sesuai
dengan kehendak dan kemahakuasaan Allah.
Keburukan tidak bersilaturahmi atau memutuskan bersilaturahmi adalh
tertutupnya pintu surga. Dengan kata lain orang yang memutuskan tali silaturahmi tidak
akan memasuki surga kebahagiaan, baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di
akhirat nabi Muhammad bersabda:
“tidak akan masuk ke surga orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (Ibnu
Hajar al-Atsqalani, t.th: 330)
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
keluarga adalah sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap
rumah dimana satu sama lainnya saling ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan keluarga adalah mereka
yang tinggal di dalam satu rumah atau satu atap baik itu adanya ikatan darah maupun
bukan ikatan darah. Jadi dalam hal ini, pengertian keluarga dibatasi oleh tempat tinggal.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
Kelompok dan Masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai yaitu : Peranan
keluarga sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, anggota
dari kelompok sosialnya serta masyarakat dari lingkungannya. Pengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung, melaksanakan peranan psikosial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Sedangkan Fungsi yang harus dijalankan seperti : Fungsi Pendidikan, Fungsi
Sosialisasi, Fungsi Perlindungan, Fungsi Perasaan, Fungsi Agama, Fungsi Ekonomi,
Fungsi Rekreatif, Fungsi Bilogis, Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman
di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Masyarakat diterjemahan dengan istilah society, adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang
hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang
berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Istilah-istilah
lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal
dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”.
Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah
suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari
jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan
masalah yang menyangkut urusan keduniawian.
Manusia yang mempunyai aneka ragam sebutan pada prinsipnya adalah makhluk
yang saling bergantung pada sesamanya, baik yang menyangkut sandang, pangan,
papan, keselamatan diri dan harta, harga diri, potensi untuk berkembang maupuun kasih
sayang, disamping kebergantungan dibidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum.
Kebergantungan itu menunjukkan bahwa manusia saling membutuhkan dalam banyak
aspek, guna memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya masing-masing.
Kebutuhan itu satu sama lain kadang saling bertentangan; kalau tidak diatur dalam
suatu kaidah atau norma yang jelas, itu bisa menimbulkan kekacauan karena masing-
masing berusaha sebisa mungkin memenuhi obsesi hidupnya.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 19
Secara naluri manusia sebagai makhluk bermasyarakat, memerlukan komunikasi
yang mesra dengan sesamanya. Komunikasi itu merupakan proses awal terjadinya
kerjasama. Dalam istilah agama islam, komunikasi lebih popular dengan istilah
silaturahmi.
B. Saran
Sebagai bagian dari keluarga kita harus memahami peranan tugas dan fungsi kita
didalam keluarga. Begitu juga dalam kehidupan kita dalam bermasyarakat baik dalam
masyarakat sekitar maupun dalam kehidupan bangsa. Menjalin komunikasi dalam
bermasyarakat dan tolong menolong untuk saling melengkapi ketergantungan kita satu
sama lain sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Diperlukan jalinan silaturahmi
yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan keluarga, tujuan bermasyarakat dan tujuan
bangsa agar dapat ikut serta dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang lebih baik.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 20
DAFTAR PUSTAKA
Yudhoyono. Susilo Bambang, “Menuju Perubahan Menegakan Civil Society,”
Relawan Bangsa, Oktober 2014.
Sumber Online :
http://id.wikipedia.com/keluarga/
http://id.wikipedia.com/masyarakat/
http://id.wikipedia.com/musyawarah/
http://id.wikipedia.com/tolong-menolong/
http://id.wikipedia.com/silaturahmi/
http://blessingmefull.blogspot.com/2011/11/fungsi-keluarga-dalam-masyarakat.html
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_7717/title_peran-keluarga-di-
masyarakat/
http://eramuslim.com/syariah/benteng-terakhir/keluarga-sakinah-miniatur-
masyarakat-madani.html
http://anakbontang.wordpress.com/2010/01/04/keluarga-muslim-sebagai-pondasi-
masyarakat-muslim/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/fungsi-keluarga-dalam-masyarakat-2/

More Related Content

What's hot

Tugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkompTugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkompDaniriPusmasari
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1dayat7
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Ltfltf
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaAlvie Mencarie Cahaya
 
Perbedaan Kelompok Formal dan Informal
Perbedaan Kelompok Formal dan InformalPerbedaan Kelompok Formal dan Informal
Perbedaan Kelompok Formal dan InformalYuhan Wijaya Alam'syah
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialMuchlis Soleiman
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanzahfath06
 
Kebudayaan islam di masa rasulullah
Kebudayaan islam di masa rasulullahKebudayaan islam di masa rasulullah
Kebudayaan islam di masa rasulullahMembangun city
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaLestari Moerdijat
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahAliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahRezaQyu RezaQta
 
Masa kejayaan islam ppt
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam pptMya Miranda
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Problem based learning power point
Problem based learning power pointProblem based learning power point
Problem based learning power pointDaryo Susmanto
 

What's hot (20)

Tugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkompTugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkomp
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
 
Perbedaan Kelompok Formal dan Informal
Perbedaan Kelompok Formal dan InformalPerbedaan Kelompok Formal dan Informal
Perbedaan Kelompok Formal dan Informal
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
Kebudayaan islam di masa rasulullah
Kebudayaan islam di masa rasulullahKebudayaan islam di masa rasulullah
Kebudayaan islam di masa rasulullah
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan ZakatInfaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
 
Kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama
 
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahAliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
 
Masa kejayaan islam ppt
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam ppt
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Problem based learning power point
Problem based learning power pointProblem based learning power point
Problem based learning power point
 

Viewers also liked

Perintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaan
Perintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaanPerintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaan
Perintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaanMuhsin Hariyanto
 
Makalah metodologi islam ibu titin
Makalah metodologi islam ibu titinMakalah metodologi islam ibu titin
Makalah metodologi islam ibu titinapotek agam farma
 
Islam dan kebudayaan
Islam  dan kebudayaanIslam  dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanReza Rizki
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Asma'ul Khusna
 
Menjadi mahasiswa islam1
Menjadi mahasiswa islam1Menjadi mahasiswa islam1
Menjadi mahasiswa islam1Fikri Farihin
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanBun Faris
 
Bagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap Terjaga
Bagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap TerjagaBagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap Terjaga
Bagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap TerjagaKMC ANNA
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanDUNIS RESTU
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanBun Faris
 
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUANAA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUANAs Nuurien Najma
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanAsri Yunita
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikanfenty_febriani
 
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamYadhi Muqsith
 
Pendekatan dalam metodologi studi islam
Pendekatan dalam metodologi studi islamPendekatan dalam metodologi studi islam
Pendekatan dalam metodologi studi islamHome
 

Viewers also liked (20)

Perintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaan
Perintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaanPerintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaan
Perintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaan
 
Makalah metodologi islam ibu titin
Makalah metodologi islam ibu titinMakalah metodologi islam ibu titin
Makalah metodologi islam ibu titin
 
Islam dan kebudayaan
Islam  dan kebudayaanIslam  dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
Model penelitian agama
Model penelitian agamaModel penelitian agama
Model penelitian agama
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Menjadi mahasiswa islam1
Menjadi mahasiswa islam1Menjadi mahasiswa islam1
Menjadi mahasiswa islam1
 
Askep rpk
Askep rpkAskep rpk
Askep rpk
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Bagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap Terjaga
Bagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap TerjagaBagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap Terjaga
Bagaimana Eksistensi Kita/Keluarga Tetap Terjaga
 
Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam
Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islamMakalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam
Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu Pengetahuan
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUANAA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikan
 
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
 
Pendekatan dalam metodologi studi islam
Pendekatan dalam metodologi studi islamPendekatan dalam metodologi studi islam
Pendekatan dalam metodologi studi islam
 

Similar to Keluarga dan Masyarakat

Kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Kesedaran kepelbagaian sosiobudayaKesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Kesedaran kepelbagaian sosiobudayasitiaishahmohamad
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanOkta-Shi Sama
 
Septia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanSeptia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanseptiaherda
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanImmawan Awaluddin
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanImmawan Awaluddin
 
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamSafwan Faidhi
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1Chiee Arviant
 
Maintaining family ties
Maintaining family tiesMaintaining family ties
Maintaining family tiesRatih Aini
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1emi nadjwa
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatAyufaraparamitha
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosialSarahBela25
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiAlia Nur Afni
 
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialAbdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialRehanAskingAlexandri
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,amdsarah
 

Similar to Keluarga dan Masyarakat (20)

Kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Kesedaran kepelbagaian sosiobudayaKesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
Septia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanSeptia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikan
 
Makalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama pluralMakalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama plural
 
Makalah isd dosen
Makalah isd dosenMakalah isd dosen
Makalah isd dosen
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
 
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
 
Maintaining family ties
Maintaining family tiesMaintaining family ties
Maintaining family ties
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosial
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar ii
 
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialAbdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
 
Kerukunan antar umat beragam
Kerukunan antar umat beragamKerukunan antar umat beragam
Kerukunan antar umat beragam
 
Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7
 
Pancasila Sebagai Way Of Life
Pancasila Sebagai Way Of LifePancasila Sebagai Way Of Life
Pancasila Sebagai Way Of Life
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 

More from Nasruddin Asnah

Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan PramukaAdministrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan PramukaNasruddin Asnah
 
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris BerbarisPeraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris BerbarisNasruddin Asnah
 
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018Nasruddin Asnah
 
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang KartiniRA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang KartiniNasruddin Asnah
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Nasruddin Asnah
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapNasruddin Asnah
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan KecapNasruddin Asnah
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in PramukaNasruddin Asnah
 
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013Nasruddin Asnah
 
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalTugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalNasruddin Asnah
 
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum WakafTugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum WakafNasruddin Asnah
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganNasruddin Asnah
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiNasruddin Asnah
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanNasruddin Asnah
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatNasruddin Asnah
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiNasruddin Asnah
 
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafStruktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafNasruddin Asnah
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasNasruddin Asnah
 

More from Nasruddin Asnah (20)

Outbond Training OP3T
Outbond Training OP3TOutbond Training OP3T
Outbond Training OP3T
 
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan PramukaAdministrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
 
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris BerbarisPeraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
 
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
 
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang KartiniRA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
 
Teknik Presentasi
Teknik PresentasiTeknik Presentasi
Teknik Presentasi
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
 
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
 
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalTugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
 
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum WakafTugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
 
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafStruktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

Keluarga dan Masyarakat

  • 1. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 1 Makalah Metodologi Studi Islam Keluarga dan Masyarakat dalam Islam Dosen : AHMAD SARBINI, S. Ag., MA Oleh : NAMA : NASRUDDIN. ASN NIM : 601131010020 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 1435 H/ 2014 M
  • 2. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 2 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa dihaturkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan nikmatnya, saya dapat menyusun makalah Metodologi Studi Islam dengan pokok pembahasan “Keluarga dan Masyarakat dalam Islam”. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi umat manusia. Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi serta dukungan moral agar selalu belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memberi semangan dan dukungan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa dan upaya sebagai warga Negara yang baik untuk terus berupaya memajukan bangsa dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Sangat disadari banyak terdapat kekungan baik dari segi penulisan, pemahanan serta keterbatasan literature sehingga diharapkan kritik serta saran sebagai bahan evaluasi bagi penulis dan perbaikan pada masa yang akan datang. Harapan saya makalah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pola pikir dan berkembangan sumber daya manusia untuk Indonesia yang lebih baik. Tembilahan, 01 Oktober 2014 Penyusun, NASRUDDIN. ASN NIM : 601131010020
  • 3. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4 A. Latar belakang ..................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4 C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5 A. Keluarga .............................................................................................................. 5 1. Pengertian Keluarga ...................................................................................... 5 2. Peranan, Tugas dan Fungsi Keluarga ............................................................ 6 3. Keluarga Sebagai Fondasi Masyarakat ......................................................... 7 B. Musyawarah ........................................................................................................ 12 1. Pengertian Musyawarah ................................................................................ 12 2. Komunikasi dalam Musyawarah ................................................................... 12 3. Musyawarah dalam keseharian ..................................................................... 12 4. Musyawarah dalam dunia Politik .................................................................. 13 5. Musyawarah Daring ...................................................................................... 13 C. Tolong Menolong dan Hubungan Silaturahmi ................................................... 14 1. Tolong Menolong .......................................................................................... 14 2. Hubungan Silaturahmi .................................................................................. 17 BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 18 A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18 B. Saran ................................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 20
  • 4. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan sosialisasi primer yang artinya lingkungan masyarakat pertama yang dikenal seseorang ketika lahir. Sebagai media sosialisasi primer, sudah tentu keluargalah yang paling berpengaruh membentuk karakter dalam diri seseorang. Bagaimana orang itu hidup, bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat, bagaimana menyelesaikan masalah, dan semua hal lain yang berkaitan langsung dengan kehidupan kita adalah karena faktor keluarga. Banyak orang yang sukses dalam hidupnya adalah karena pendidikkan dalam keluarganya yang selalu mengajarkan cara - cara yang baik dan benar dalam menjalani hidup. Namun banyak pula orang yang hidupnya hancur dan berantakkan juga karena pendidikkan dalam keluarganya yang mengajarkan cara - cara yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keluarga pulalah yang mengajarkan seseorang untuk hidup bermasyarakat. B. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “Keluarga dan Masyarakat dalam Islam”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada : 1. Keluarga dalam Masyarakat. 2. Musyawarah. 3. Tolong menolong dan hubungan Silaturahmi C. Tujuan Penulisan Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk materi diskusi sebagai tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam. Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini yaitu : Memahami pengertian Keluarga, Memahami Peranan keluarga sebagai fondasi masyarakat, Memahami Pengertian Musyawarah, Tolong menolong dan hubungan silaturahmi.
  • 5. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 5 BAB II PEMBAHASAN A. KELUARGA 1. Pengertian Keluarga Secara Etimologi : Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya. Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Soelaeman,1994:5-10). Dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah “satu” persekutua hidup yang dijalin oleh kasih saying antara dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua (Soelaeman,1994:12). Maka dapat disimpulkan, keluarga adalah sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama lainnya saling ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan keluarga adalah mereka yang tinggal di dalam satu rumah atau satu atap baik itu adanya ikatan darah maupun bukan ikatan darah. Jadi dalam hal ini, pengertian keluarga dibatasi oleh tempat tinggal. Sedangkan menurut S. Bogardus menyatakan bahwa: Keluarga adalah kelompok terkecil yang biasanya terdiri dari seorang ayah dengan seorang ibu serta satu atau lebih anak-anak. Dimana ada keseimbangan, kselarasan kasih sayang dan tanggung jawab serta anak menjadi orang yang berkepribadian dan berkecenderungan untuk bermasyarakat (S. Bogardus, 1982:57). Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita (Sigmund Freud). Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada libido seksualitas, jadi keluarga itu merupakan manifestasi daripada dorongan seksual, sehingga kehidupan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri. Jadi keluarga itu merupakan perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan wanita, sehingga keluarga itu merupakan perwujudan dorongan seksual. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh langsung terhadap perkembangan individu sebelum atau sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan (Soerya Wangsanegara).
  • 6. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 6 Keluarga adalah unit/satuan masyarakat kecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dari masyarakat (Soerjono Soeharto) Menurut jenisnya kerluarga terbagi atas : 1). Keluarga inti, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. 2). Keluarga Konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga, 3). Keluarga Luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. 2. Peranan, Tugas dan Fungsi Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, Kelompok dan Masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai yaitu :Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Pada dasarnya Tugas Keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut: 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. 4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya. Sedangkan Fungsi yang harus dijalankan keluarga adalah : 1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. 2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
  • 7. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 7 3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. 4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga. 5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia. 6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan- kebutuhan keluarga. 7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya. 8. Fungsi Bilogis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya. 9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. 3. Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat Masyarakat diterjemahan dengan istilah society, adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbentuknya masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-proses yang sedang berjalan
  • 8. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 8 atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic). a. Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat Indonesia Dalam suatu wadah kecil dimana orang-orang dapat berkumpul dan berbagi cerita, keluarga memiliki peranan yang sangat kuat dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia sendiri. Sebagian besar warga Indonesia memiliki jiwa sosial dan gotong-royong yang kuat. Sebagai salah satu contohnya dalam merayakan hari raya Idul Fitri dimana orang-orang/para tetangga saling bermaaf-maafan dengan keliling kampung tanpa adanya perbedaan kasta. Tetapi mengapa di negara kita ini masih banyak diskriminasi dan perselisihan antar suku, agama, dll, walaupun negara kita disebut sebagai negara yang bermatabat tinggi dan memiliki etika yang kuat? Karena masih adanya oknum-oknum yang menuntut kebebasan dan rasa ketidakpuasaan terhadap keadaan negara kita ini, meskipun kita negara besar tetapi kita memiliki tingkat kemiskinan penduduk yang tinggi sehingga dapat menimbulkan perpecahan suku dan pertikaian yang terjadi, ada juga yang ingin merusak persaudaraan di negeri tercinta ini, Jadi dengan keluargalah kita dapat merasakan gotong-royong dan kebersamaan yang kuat sehingga membentuk rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negara kita. b. Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat Muslim. Dalam proses pendidikan seorang manusia, ada sebuah tempat belajar terindah yang setiap orang memilikinya. Tempat dimana ruang-ruang kelasnya hanya terdiri dari beberapa orang, dan tentunya tidak sebesar kelas-kelas formal di sekolah. Di dalamnya tidak terdapat raport sebagai media pengukur kemampuan setiap peserta didik, yang ada hanya kasih sayang dan kesabaran 2 orang pria dan wanita. Buku-bukunya tidak wajib ada, yang ada hanya konsistensi luar biasa untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Kurikulumnya pun cenderung tidak sistematis tetapi abstrak dan tidak berbentuk, terkadang mengajarkan matematika, tetapi beberapa saat mengajarkan biologi, beberapa saat kemudian mengajarkan kehidupan dan agama. Tempat terindah yang dimiliki oleh seorang manusia dari pertama kali dia menghirup udara dunia sampai akhir hayatnya, keluarga. Rasulullah mencontohkan sebuah tauladan yang luar biasa mengenai utamanya sebuah keluarga. Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang menceritakan bahwa aisyah menangis ketika beliau menceritakan kisah hidup Rasulullah dalam keluarganya. Beliau menangis karena tidak sanggup mengingat kenanga indah seorang suami baik hati seperti Rasulullah, dimana dia menambal sendiri sepatu yang bolog, menjahit sendiri baju yang robek, ikut membersihkan rumah bersama-sama istrinya, dan bahkan membantu memasak untuk keluarganya. Keluarga memang memiliki peran yang sangat vital dalam perkembangan kehidupan masyarakat muslim. Penyebabnya karena keluarga menjadi bekal pembelajaran pertama seorang muslim sebelum dia terjun ke dalam realita masyarakat yang lebih kompleks. Jika pembekalan yang dilakukan oleh
  • 9. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 9 keluarga baik, maka begitu pula yang akan dia lakukan kepada dan dalam masyarakat, begitu juga sebaliknya. Dalam masyarakat, analogi sel bisa diterpakan dalam logika keluarga. Keluarga dalam kehidupan masyarakat muslim seperti sebuah sel. Keluarga ibarat sel yang bermitosis menjadi sebuah jaringan, berkembang menjadi sebuah organ, dan terus terkait satu sama lain membentuk sebuah sistem yang kompleks. Makin kuat sel-sel yang ada, maka akan semakin kuat pula jaringan, organ dan sistem yang tercipta. Analogi seperti itu bisa digunakan dalam logika keluarga. Keluarga muslim, akan membentuk jaringan keluarga muslim, berkembang menjadi organisasi muslim dan terkait satu sama lain membentuk sistem kehidupan muslim dalam masyakarakat. Dengan penjelasan seperti ini jelas pembentukan keluarga muslim secara kuat akan membentuk dan berdampak pada pembentukan keluarga muslim yang juga kuat. Oleh karena itu, pembentukan keluarga muslim yang kuat dinilai sangat penting untuk mencapai cita-cita tegakna kalimatullah di muka bumi. c. Peranan keluarga sebagai pondasi masyarakat madani Orang sering menyebut-nyebut tentang “masyarakat madani”. Sebuah gambaran tentang masyarakt sukses yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Begitu inginnya masyarakat/ummat berada dalam sebuah masyarakat yang makmur, aman, tentram dan damai, sehingga segera saja ide untuk menciptakan masyarakat seperti itu disambut dengan hangat. Sayang sekali tidak mudah kita menemukan tulisan yang menerangkan cara mencapainya. Bahkan masih banyak muslimin tidak memahami tahapan- tahapan amal dalam menegakkan Islam, padahal masyarakat yang diidamkan tadi sebenarnya bukan merupakan tujuan akhir penegakkan Islam. Islam menghendaki agar pilar-pilarnya dibangun pertama kali di dalam dada individuà kemudian di dalam sebuah rumah tanggaà kemudian dalam sebuah masyarakatà kemudian sebuah negaraà kemudian sebuah khilafahà kemudian di atas seluruh permukaan bumià sebelum akhirnya tegak di seluruh alam semesta ini, Insya Allah. Keluarga merupakan salah satu elemen yang akan membangun sebuah masyarakat, dan seperti tadi telah disebutkan, menegakkan Islam dalam keluarga merupakan salah satu tahapan dalam mewujudkan cita-cita Islam. Dengan pemahaman tentang ini tidak terlalu sulit untuk menyimpulkan bahwa sebuah keluarga sakinah (Keluarga yang berhasil menurut standar Islami) adalah cerminan sebuah masyarakat madani. Sedangkan masrakat madani sendiri merupakan standar Islami tentang sebuah masyarakat yang ”makmur, aman, tentram dan damai”. Kira-kira apakah ciri-ciri persamaannya dan apakah cara mewujudkannya juga akan sama dengan cara mewujudkan karakteristik masyarakat madani ?. Dalam tulisan kali ini Insya Allah akan coba diuraikan beberapa ciri/karakteristik masyarakat madani yang tumbuh dari kumpulan keluarga sakinah. 1. Keluarga Robbani Sebagaimana salah satu ciri masyarakat madani adalah bersifat Robbani, maka keluarga sakinah juga berciri robbani. Artinya, di dalam keluarga / masyarakat tersebut setiap anggotanya berusaha untuk berlomba di dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai Perekat utama keluarga/ masyarakat. Mereka menyadari betul bahwa hanya Allah sajalah yang pantas
  • 10. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 10 di jadikan tempat meminta bagi terwujudnya kebahagiaan bersama. Sebab mereka meyakini firman Allah sebagai berikut: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)nama- Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan(peliharalah) hubungan silaturrahim.” (4:1) Sebuah keluarga sakinah tidak pernah menjadikan variabel keduniaan sebagai faktor utama munculnya soliditas internal keluarga. Mereka juga percaya bahwa hanya dengan taqarrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah) dan menegakkan aturan Allah sajalah maka kebahagiaan, kasih- sayang dan kecintaan sejati akan dirasakan di dalam keluarga. Suatu bentuk kebahagiaan yang tidak dibatasi selama hidup di dunia semata, melainkan jauh hingga berkumpul kembali di akhirat. Demikian juga dalam masyarakat madani di mana hukum Allah ditegakkan dengan sempurna. 2. Keluarga Yang Cinta Ilmu "Iqro" (QS. 96 : 1 )Ayat pertama yang turun kepada Nabi kita Saw adalah ayat tadi: ” Bacalah!”, pelajarilah! Keluarga sakinah adalah keluarga yang cinta ilmu, seperti juga masyarakat madani. Mereka saling belajar dan saling mengajarkan, antara yang tua kepada yang muda maupun sebaliknya. Keluarga yang menghargai ilmu sehingga menempatkan ahli ilmu di tempat yang dihormati, mencari ilmu dan mengajarkannya, serta kemudian bersyukur kepada Allah atas ilmu dan berkah ilmu, dan menggunakannya di jalan Allah. Keluarga sakinah tidak bersikap jumud maupun liberal dalam mensikapi ilmu. Seorang bapak menganjurkan anaknya untuk menuntut ilmu, membiayainya, kemudian juga menghormati anaknya yang mau membagi ilmu itu kepadanya dan siap menerima nasehat anaknya dengan ilmu yang dia (anak itu) pelajari dari gurunya. Bahkan sebelum itu sang bapak-lah yang mencarikan guru terbaik untuk anaknya itu. Singkatnya keluarga sakinah/ rabbani terdiri dari anggota keluarga yang telah manghayati sabda Rasulullah saw berikut: “Barangsiapa ingin berhasil di dunia, tuntutlah ilmu.Barangsiapa ingin berhasil di akhirat, tuntutlah ilmu.Dan barangsiapa ingin berhasil di dunia dan di akhirat, tuntutlah ilmu.” Meskipun demikian anggota keluarga sakinah tetap berpegang pada prinsip : ”pendapat siapapun dapat diterima dan ditolak, kecuali dari Allah dan RasulNya yang kita terima tanpa keraguan”. 3. Keluarga Yang Cinta Damai Keluarga sakinah, seperti juga masyarakat madani, selalu berusaha untuk tampil sebagai rahmat bagi sekelilingnya. Dalam lingkungan yang kecil di dalam keluarga, suasana saling cinta mendasari hubungan antara mereka. Kakak dan adik saling cinta, bapak dan ibu menjadi teladan mereka. Bahkan dengan anggota keluarga temporer (misalnya pembantu rumahtangga) juga disayangi seperti keluarga sendiri, tidak direndahkan dan dianggap sebagai orang suruhan belaka. Di lingkungan yang lebih besar di luar rumah, di antara tetangga, anggota-anggota keluarga sakinah memperlihatkan sikap dan sifat yang sama, bersikap santun kepada tetangga, tukang jualan, tukang sampah, penunggu warung, dan siapa saja yang ada di lingkungannya.
  • 11. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 11 Anak-anak keluarga sakinah akan dikenali dari akhlaknya yang santun, menghormati yang tua, menyayangi yang kecil, tidak suka mengganggu atau merugikan orang lain, jujur ketika berjual beli dan bertutur-kata. Siapapun yang melihat mereka akan berharap anak mereka-pun bersikap serupa, karena kesantunan dan kebaikan akhlak mereka. Anak-anak seperti ini akan menjadi cahaya mata bagi orang tua mereka, bahkan juga bagi lingkungannya. Siapapun akan bangga memiliki warga seperti mereka. Singkatnya mereka berusaha meneladani Rasulullah saw dalam hal yang Allah isyaratkan di dalam firman-Nya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (21:107) 4. Keluarga Yang Egaliter Keluarga sakinah selalu berusaha mewujudkan suasana “sama tinggi sama rendah” di dalam rumah. Setiap anggota keluarga tidak hanya dikenalkan kewajiban yang harus dipenuhinya, melainkan juga diberitahu akan hak-hak yang dimilikinya. Baik ayah, suami, ibu, isteri maupun anak- anak bahkan pembantu menyadari bahwa ia memiliki hak-hak yang perlu dijaga dan dipenuhi. Dan pihak pertama yang harus memastikan bahwa hak- hak ini terpenuhi adalah kepala keluarga. Bukanlah sebuah miniatur masyarakat Islami atau madani bila yang memperoleh pemenuhan hak hanya sang ayah atau suami sedangkan anak dan isteri hanya punya daftar kewajiban. Misalnya dalam hal saling menasehati. Bukan hanya ayah kepada anak atau ibu kepada anak atau suami kepada isteri terdapat hak menasehati. Melainkan sebaliknya hendaknya dipastikan bahwa anakpun boleh dan dijamin memberikan nasehat kepada orang-tua atau isteri menasehati suami. Inilah miniatur masyarakat Islami dan madani. Ketika Umar bin Khattab berdiri di depan ummat pada hari dilantiknya menjadi khalifah, maka bangunlah seorang lelaki mengangkat pedangnya tinggi-tinggi seraya berujar: “Hai Amirul mu’minin, seandainya perjalanan kepemimpinanmu melenceng dari garis ketentuan Allah dan RasulNya, niscaya pedangku ini akan meluruskanmu.” Maka dengan tawadhu/ rendah hatinya Umar menjawab: “Alhamdulillah ada seorang lelaki ditengah ummat yang Umar pimpin akan meluruskanku tatkala aku menyimpang.” Dan pada saat itu tidak ada seorangpun yang menuduh lelaki tersebut sebagai tidak percaya atau tidak tsiqoh akan kepemimpinan Amirul mu’minin Umar bin Khattab ra. Justeru ke-tsiqoh-annya kepada Umar menyebabkan lelaki tersebut begitu leluasanya menyampaikan aspirasi secara asli dan apa adanya. Hal ini menunjukkan betapa egaliternya suasana masyarakat Islam kala itu. Dan setiap warga menjadi seperti itu karena lahir dari keluarga-keluarga yang memang sejak dini menanamkan nilai-nilai egaliter di rumah masing- masing.
  • 12. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 12 B. MUSYAWARAH 1. Pengertian Musyawarah Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian. Saat ini musyawarah selalu dikait-kaitkan dengan dunia politik demokrasi. Bahkan hal tersebut tidak dapat dipisahkan, pada prinsipnya musyawarah adalah bagian dari demokrasi, dalam demokrasi pancasila penentuan hasil dilakukan dengan cara musyawarah mufakat dan jika terjadi kebuntuan yang berkepanjangan barulah dilakukan pemungutan suara, jadi demokrasi tidaklah sama dengan votting. Cara votting cenderung dipilih oleh sebagian besar negara demokrasi karena lebih praktis, menghemat waktu dan lebih simpel daripada musyawarah yang berbelit-belit itulah sebabnya votting cenderung identik dengan demokrasi padahal votting sebenarnya adalah salah satu cara dalam mekanisme penentuan pendapat dalam sistem demokrasi. 2. Komunikasi dalam Musyawarah Komunisasi adalah proses suatu ide yang dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Raymond S. Ross menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Bermusyawarah berarti berhubungan dengan orang lain dan ada pesan di dalamnya, maka kedua hal ini saling berhubungan dan berkaitan. Komunikasi membantu proses berjalannya suatu musyawarah. Ada sumber, pesan, media, serta penerima pesan yang sudah bersiap juga untuk memberikan umpan balik. Selain itu terdapat gangguan yang dapat mengancam jalannya informasi. 3. Musyawarah dalam Keseharian Musyawarah sering juga kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh kecil di saat kita ingin makan bersama teman-teman kita pasti bermusyawarah untuk menentukan makanan apa dan di mana akan makan. Sering juga kita melakukan voting untuk memilih yang paling banyak dipilih untuk menentukan tempat dan makanan apa yang akan dimakan bersama-sama. Hal-hal kecil seperti ini secara tidak sadar kita lakukan dan sering kita jumpai dalam setiap sisi kehidupan kita. Jika kita melihat kemajuan teknologi serta musyawarah yang juga sering kita lakukan keduanya memiliki kesamaan yaitu di dalamnnya terdapat proses berkomunikasi. Musyawarah sendiri lebih dikenal dekat dengan dunia politik dan di zaman sekarang masih diragukan bagaimana minat para pecinta politik sendiri dari bangsa Indonesia. Hal ini dapat dikarenakan politik merupakan hal rumit yang tidak dapat ditangani semudah membalikkan telapak tangan. Musyawarah sendiri memiliki tujuan agar suatu masalah dapat dipecahkan jalan keluarnya dan sebisa mungkin tidak merugikan orang lain serta mengambil jalan yang adil. Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya, urusan diterima atau ditolak itu merupakan urusan belakangan, asalkan keputusan dari musyawarah dapat mencapai
  • 13. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 13 mufakat yang artinya memiliki persetujuan dan nilai yang kuat. Seperti pada Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”. Dalam pasal yang sama, kontitusi negara menjamin kemerdekaan setiap orang untuk menyebarluaskan dan memperoleh informasi serta berkomunikasi melalui segala jenis saluran yang tersedia.” Maka sebagai warga negara yang memiliki hak, gunakanlah hak yang kita miliki tersebut dengan benar. 4. Musyawarah dalam dunia politik Pengambilan keputusan politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum dan dikatakan selanjutnya bahwa keputusan yang dimaksud adalah keputusan mengenai tindakan umum atau nilai-nilai (public goods) yaitu mengenai apa yang dilakukan dan siapa mendapat apa. Dari pengertian ini sudah jelas bahwa kita memang memiliki hak sendiri dalam menyalurkan aspirasi kita. Tidak ada yang dapat melarang kita untuk berpendapat. Ilmu politik menurut W.A Robson, dalam The University Teaching of Social Sciences mengatakan bahwa ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus perhatiannya tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas orang lain atau menentang pelaksanaan kekuasaan itu. Ilmu politik juga berkaitan dengan masalah kekuasaan, kepemimpinan seseorang yang memiliki pengaruh terhadap jalannya kehidupan politik di sebuah negara. Bagaimana pemimpin itu memimpin akan mempengaruhi bagaimana masyarakatnya bertindak dan berlaku. Tidak semua orang akan dengan mudahnya memberikan pendapatnya, bersuara juga merupakan hal vital yang tidak semua orang dapat lakukan. Ketidakpercayaan terhadap diri sendiri merupakan hal yang sering dijumpai oleh kita sebagai manusia, kita juga takut salah dalam berpendapat, takut nantinya akan ada pembicaraan di belakang kita dan membuat diri kita menjadi tidak nyaman di tengah-tengah kelompok. Karena itu kebanyakan dari kita memilih opsi diam saja yang disinyalir bahwa diam adalah mencari keamanan tanpa melakukan apa-apa tetapi hal negatifnya adalah masalah dapat saja tidak terpecahkan secara baik karena masih ada yang belum menyalurkan aspirasinya. Partisipasi politik sendiri dari buku dasar-dasar ilmu politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksudkan untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi dapat bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif. 5. Musyawarah Daring Saat ini juga mulai berkembang musyawarah daring yang pada dasarnya sama dengan musyawarah tatap muka atau langsung. Tetapi banyak anggapan bahwa komunikasi sendiri akan berjalan dengan lancar jika ada komunikasi secara nonverbal. Komunikasi akan terasa lebih lengkap. Namun tetap ada pendapat yang berkebalikan yang mengatakan bahwa musyawarah secara online membantu kita yang masuk kedalam kelompok minoritas untuk ikut berpendapat dan pendapat yang dituangkan akan lebih lengkap karena dapat dilakukan proses pengeditan terlebih dahulu. Baik musyawarah online ataupun musyawarah langsung keduanya memiliki kekuatan serta kelemahannya masing-masing.
  • 14. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 14 Berikut adalah perbedaan antara musyawarah online dan langsung : Musyawarah langsung /tatap muka Musyawarah online Adanya isyarat nonverbal. Tidak ditemukan isyarat nonverbal. Kelompok minoritas terabaikan. Tidak ada yang terabaikan semua berhak bersuara. Butuh lebih banyak biaya. Lebih hemat biaya. Karena jarak yang berbeda maka dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat mengupulkan semua. Jarak yang jauh tidak menjadi halangan asalkan memiliki akses online dan semua tepat waktu. Kurang jujur/jarang yang bersuara secara lugas dan jujur karena takut akan adanya emosi yang tidak penting. Lebih jujur dalam pengungkapan pendapat karena tidak ada ketakutan akan bertemu secara langsung (tidak ada emosi ). Tidak membutuhkan akses internet karena bertemu secara langsung. Membutuhkan akses internet karena di Indonesia sendiri belum merata dalam hal pembangunan daerah. Musyawarah online dan musyawarah langsung memiliki proposisi yang hampir sama tetapi musyawarah langsung berada sedikit di atas daripada musyawarah online. Pengetahuan yang didapat juga lebih banyak saat mereka melakukan musyawarah. Baik online maupun tatap muka akan membuka kesempatan peserta untuk dapat berpartisipasi dalam politik. Di saat kita berdiskusi dengan orang lain pasti kita memiliki gaya sendiri dalam mengungkapkan apa yang sedang kita bicarakan maka orang lain dapat melihat gestur tubuh kita yang menunjukkan diri kita itu sebenarnya sedang bersungguh-sungguh atau tidak. Hal ini yang tidak dapat ditemui dalam diskusi tatap muka. Namun adanya kelompok minoritas yang tidak didengar oleh anggota diskusi juga dapat membuat diskusi tidak berjalan semestinya, yang bersuara kecil dianggap sebagai suara sumbang dan tidak perlu untuk dikritisi. Hal seperti ini mengundang keprihatinan karena pada dasarnya semua memiliki hak yang sama dan tidak boleh terjadi perbedaan perlakuan. Biaya yang dikeluarkan untuk diskusi online dapat dikatakan murah bahkan gratis asalkan memiliki akses internet yang lancar. Waktu juga tidak terbuang sia-sia sehingga diskusi yang dijalani dapat berjalan intensif. Karena bertemu secara langsung maka dapat saja terjadi ketidaksetujuan dan berakhir pada emosi yang meledak sehingga dapat pula terjadi permusuhan satu sama lain. Kata-kata yang digunakan harus benar-benar dijaga supaya tidak menyinggung satu dengan yang lainnya. Pemerataan pembangunan daerah juga menjadi masalah penting. Jangankan internet, di daerah kecil saja masih banyak yang belum dapat menikmati listrik. Hal seperti ini sebaiknya menjadi fokus utama pemerintah supaya jangan hanya yang kuat saja yang akan semakin kuat sedang yang lemah akan semakin lemah. C. TOLONG MENOLONG DAN HUBUNGAN SILATURAHMI 1. Tolong Menolong Manusia sering disebut makhluk sosial, makhluk ekonomi, makhluk aktualisasi diri dan makhluk yang berbicara atau makhluk berpikir. Penyebutan itu sangat bergantung pada berbagai disiplin ilmu yang dipergunakan untuk mengupas makna dan
  • 15. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 15 hakikat manusia. Oleh karena itu, the right assumption of the man on the right place. Sebagai makhluk social, manusia adalah makluk bermasyarakat yang senang berkumpul dan berkelompok; satu sama lainnya saling membutuhkan. Ia bukan makhluk individual. Sebagai makhluk ekonomi, manusia bertujuan mencari kenikmatan sebesar- besarnya dan menjahui ketidaknyamana sebisa mungkin. Dari sisi ini manusia adalah makhluk hedonis yang serakah. Manusia yang mempunyai aneka ragam sebutan pada prinsipnya adalah makhluk yang saling bergantung pada sesamanya, baik yang menyangkut sandang, pangan, papan, keselamatan diri dan harta, harga diri, potensi untuk berkembang maupuun kasih sayang, disamping kebergantungan dibidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum. Kebergantungan itu menunjukkan bahwa manusia saling membutuhkan dalam banyak aspek, guna memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu satu sama lain kadang saling bertentangan; kalau tidak diatur dalam suatu kaidah atau norma yang jelas, itu bisa menimbulkan kekacauan karena masing-masing berusaha sebisa mungkin memenuhi obsesi hidupnya. Norma tersebut adalah mekanisme pengendalian social yang dilakukan untuk melaksanakan proses yang direncanakan atau yang tidak direncanakan untuk mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa individu atau masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai kehidupan. Salah satu kaidah yang dapat dipergunakan untuk mengatur masyarakat ialah musyawarah. Pada masa khulafaur rasyidin musyawarah dilakukan seperti pada masa Nabi SAW. Mereka menempuh dua bentuk musyawarah; musyawarah yang sifatnya umum dan musywarah khusus. Musywarah yang pertama diikuti oleh sejumlah besar sahabat untuk menyelesaikan masalah yang beraneka ragam. Sedangkan musyawarah bentuk kedua diikuti oleh para sahabat terkenal yang memiliki wawasan dan ketajaman berpikir untuk menentukan model-model yang akan dijadikan pedoman dalam rangka memajukan Negara. musyawarah bentuk kedua pernah dilaksanakan oleh khalifah Abu Bakar al shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Selepas masa khulafaur rasyidin ummat islam memasuki era dinasti, seperti dinasti Umayah dan dinasti Abbasiyah. Pada masa kedua dinasti ini, musyawarah dilakukan di antara para menteri, para pemimpin, dan para pemimpin militer. Pada perkembangan selanjutnya, para ahli ilmu islam mulai memilah-milah hal- hal yang berkaitan dengan musyawarah, yaitu lembaga musyawarah (majlis al syura); anggota lembaga musyawarah (ahl a-syura); dan kewajiban anggota musyawarah (wajibah ahl a-syura). Keberadaan lembaga musyawarah sebagai institusi tempat bernaung wakil-wakil rakyat dalam suatu pemerintahan sangatlah penting. Alasannya adalah sebagai berikut: 1. Setiap masalah yang menyangkut hal-hal yamng behubungan dengan kenegaraan dan agama tidak bisa diserahkan penyelesaiannya kepada seluruh warga tetapi hanya bisa diserahkan kepada kelompok tertentu yang mengambarkan suatu ummat. 2. Warga masyarakat secara keseluruhan mempunyai tingkat kecakapan dan keahlian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka yang mempunyai kecakapan inilah yang duduk dilembaga musyawarah yang mampu menyelesaikan keragaman persoalan. 3. Tidak mungkin seluruh warga masyarakat dilibatkan secara aktif dan terus menerus menangani segala urusan. 4. Pelaksanaan al-amr bi al ma’ruf wa al-nahi munkar memerlukan lembaga pengatur yang jelas agar kemaslahatan seluruh warga dapat diraih.
  • 16. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 16 Anggota lembaga musyawarah terkadang disebut juga ahl al-hall wa al aqd atau ahl al syaukah. Menurut sebagian pendapat, mereka adalah para ulama’, cerdik pandai, yang mampu berijtihad dan memiliki sifat-sifat adil. Menurut para pengikut iama syafi’I, jumlah anggota musyawarah itu sebanyak 40 orang, sesuai batas minimal kebolehan melaksanakan shalat jumat. Menurut Abu Ali Muhammad jumlah anggota lembaga musyawarah minimla 5 orang. Menurut ualama kufah minimal 3 orang; dan salah seorang dari mereka menjadi pemimpin. Batasan ini menurut mereka sesuai dengan jumlah minimal jama’ shalat. Sedangkan menurut Sulaiman bin Jarir dan sebagian Mu’tazilah minimal dua orang.berbeda dengan pendapat para ulama yang disebutkan diatas, menurut mayoritas (jumhur) ulama, batasan jumlah anggota lembaga musyawarah tidaklah mutlak. Ia sangat bergantung pada situasi dan kondisi tepat lembaga itu berada. Malahan menurut sebagian para ahli, al Quran sendiri tidak membatasi jumlah anggota lembaga itu secara pasti. Ia hanya mengisyaratkan pentingnya musyawarah. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh lembaga anggota musyawarah, di antaranya adalah beragama islam dan bertaqwa, berilmu, beraqal, berkemampuan, mampu memberikan masukan dan nasihat, dan mempunyai sifat kasih sayang. Musyawarah seperti yang dipaparkan di muka merupakan wahana yang ditampilkan oleh alQuran untuk amnesia guna memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan persoalan hidupnya. Ia merupakan bentuk tolong menolong antar sesama manusia baik sebagai individu maupun warga masyarakat. Tolong menolong terkait erat dengan teori saling bergantung,. Menurut teori ini, kebergantungan yang dimiliki manusia menunjukkan sifat kefakiran manusia itu sendiri. Kefakiran melahirkan kebutuhan, baik berupa materi maupun imateri. Sedangkan Louis A. Allen menyebutnya sebagai kebutuhan yang bersifat biologis dan psikologis. Menurut Peterson dan plewman, kebutuhan manusia itu mencakup kebutuhan hidup, kebutuhan kepemilikan atas sesuatu, dan kebutuhan untuk diakui.adapun menurut al-Ghazali, kebutuhan itu mencakup kebutuhan berketurunan, kebutuhan mempersiapkan kebutuhan fisik, dan kebutuhan akan perlindungan dan keamanan. Secara individual manusia, manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan- kebutuhannya itu dengan baik. Pemenuhan kebutuhan itu menghendaki adanya kerjasama yang harmonis antara yang satu dengan yang lainnya atau antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya pula. Oleh olong menolong merupkan sesuatu yang secara mutlak perlu direalisasikan dalam kehidupan manusia. Menurut al Quran persoalan-persoalan yang termasuk wilayah tolong menolong adalah ketakwaan dan kebaikan. Tolong menolong tidak boleh keluar dari koridor keduanya. Jika menyimpang dari keduanya bukan kebaikan yang dihasilkan yaitu keburukan dan kerusakan. Dalam kaitan ini Allah berfirman: “dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa; dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesunnguhnya Allah amat berat siksanya.” (QS. Al-maidah :2)
  • 17. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 17 2. Hubungan Silaturahmi Secara naluri manusia sebagai makhluk bermasyarakat, memerlukan komunikasi yang mesra dengan sesamanya. Komunikasi itu merupakan proses awal terjadinya kerjasama. Dalam istilah agama islam, komunikasi lebih popular dengan istilah silaturahmi. Silaturahmi berasal dari bahasa Arab yang artinya hubungan keluarga yang bertalian darah. Dari arti itu, lalu beralih ke arti lain, yaitu menghubungkan sesuatu yang memungkinkan terjadinya kebaikan serta menolak sesuatu yang menimbulkan keburukan dalam batas kemampuan. Cakupan silaturahmi itu begitu luas ia tidak hanya menyangkut keluarga yang bertalian darah, tetapi juga hubungan antara sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, dengan demikian, silaturahmi itu ada bermacam-macam: pertama, silaturahmi dengan diri sendiri; kedua, silaturahmi dengan sesama manusia; ketiga,silaturahmi dengan yang seagama; keempat, silaturahmi denganalam sekitar. Adapun tingkatan-tingkatan silaturahmi sebagai berikut. Pertma, berjabatan tangan. Tingkatan ini membawa manusia kepada sifat lapang dada yang lahir dari sifat pemaaf. Kedua. Saling memberi nasihat. Nasihat diarahkan pada perwujudan kebaikan dan penghilangan kemaksiatan demi terbianaya kehidupan yang aman dan sejahtera. Tingkatan ini menciptakan timbulnya suasana kritik yang sehat dalam kehidupan masyrakat sehinnga mereka tidak phobi dan anti terhadap kritik. Kritikan dijadikan sebagai saran dan masukan yang berharga menuju kemaslahatan. Ketiga,saling bekerja sama dan tolong menolong. Silaturahmi tingkat ini dilaksanakan setelah melalui tahapan-tahapan silaturahmi sebelumnya. Ia memungkinkan terjadinya dialog antara sesama manusia dalam rangka pemecahan berbagai persoalan kehidupan. Proses dialog akan melahirkan sikap harga menghargai dan hormat menghormati yang pada gilirannya akan melahirkan suasan demokratis. Keempat, menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat mungkar, dalam alQuran Allah berfirman: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat ynag menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” ?Ali Imran: 104) Adapun manfaat atu kebaikan silaturahmi dalah seperti digambarkan dalam hadits nabi dari Abu Hurairah dan dikeluarkan oleh al-Bukhari yang dikutip oleh Muhammad bin ismail al-Kahlani(t.th: 160) “dari Abu Hurairah ia berkata barang siapa yag ingi diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah menghubungkan tali kekeluargaan.” (H.R bukhari). Pengertian luas rezeki dalam hadits diatas adalah bahwa rezeki yang diterima itu menimbulkan berkah, baik bagi diri dan keluarganya maupun bagi manusia dan alam sekitarnya. Panjang umur, menurut sebagian pendapat mempunyai arti kiasan yang maksudnya ialah umurnya itu sarat makna dan nilai. Pendapat lain mengatakan bahwa panjang umur mempunyai arti yang sesungguhnya yaitu umurnya ditambah sesuai dengan kehendak dan kemahakuasaan Allah. Keburukan tidak bersilaturahmi atau memutuskan bersilaturahmi adalh tertutupnya pintu surga. Dengan kata lain orang yang memutuskan tali silaturahmi tidak akan memasuki surga kebahagiaan, baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat nabi Muhammad bersabda: “tidak akan masuk ke surga orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (Ibnu Hajar al-Atsqalani, t.th: 330)
  • 18. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan keluarga adalah sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama lainnya saling ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan keluarga adalah mereka yang tinggal di dalam satu rumah atau satu atap baik itu adanya ikatan darah maupun bukan ikatan darah. Jadi dalam hal ini, pengertian keluarga dibatasi oleh tempat tinggal. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, Kelompok dan Masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai yaitu : Peranan keluarga sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, anggota dari kelompok sosialnya serta masyarakat dari lingkungannya. Pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung, melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sedangkan Fungsi yang harus dijalankan seperti : Fungsi Pendidikan, Fungsi Sosialisasi, Fungsi Perlindungan, Fungsi Perasaan, Fungsi Agama, Fungsi Ekonomi, Fungsi Rekreatif, Fungsi Bilogis, Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. Masyarakat diterjemahan dengan istilah society, adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian. Manusia yang mempunyai aneka ragam sebutan pada prinsipnya adalah makhluk yang saling bergantung pada sesamanya, baik yang menyangkut sandang, pangan, papan, keselamatan diri dan harta, harga diri, potensi untuk berkembang maupuun kasih sayang, disamping kebergantungan dibidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum. Kebergantungan itu menunjukkan bahwa manusia saling membutuhkan dalam banyak aspek, guna memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu satu sama lain kadang saling bertentangan; kalau tidak diatur dalam suatu kaidah atau norma yang jelas, itu bisa menimbulkan kekacauan karena masing- masing berusaha sebisa mungkin memenuhi obsesi hidupnya.
  • 19. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 19 Secara naluri manusia sebagai makhluk bermasyarakat, memerlukan komunikasi yang mesra dengan sesamanya. Komunikasi itu merupakan proses awal terjadinya kerjasama. Dalam istilah agama islam, komunikasi lebih popular dengan istilah silaturahmi. B. Saran Sebagai bagian dari keluarga kita harus memahami peranan tugas dan fungsi kita didalam keluarga. Begitu juga dalam kehidupan kita dalam bermasyarakat baik dalam masyarakat sekitar maupun dalam kehidupan bangsa. Menjalin komunikasi dalam bermasyarakat dan tolong menolong untuk saling melengkapi ketergantungan kita satu sama lain sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Diperlukan jalinan silaturahmi yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan keluarga, tujuan bermasyarakat dan tujuan bangsa agar dapat ikut serta dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lebih baik.
  • 20. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 20 DAFTAR PUSTAKA Yudhoyono. Susilo Bambang, “Menuju Perubahan Menegakan Civil Society,” Relawan Bangsa, Oktober 2014. Sumber Online : http://id.wikipedia.com/keluarga/ http://id.wikipedia.com/masyarakat/ http://id.wikipedia.com/musyawarah/ http://id.wikipedia.com/tolong-menolong/ http://id.wikipedia.com/silaturahmi/ http://blessingmefull.blogspot.com/2011/11/fungsi-keluarga-dalam-masyarakat.html http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_7717/title_peran-keluarga-di- masyarakat/ http://eramuslim.com/syariah/benteng-terakhir/keluarga-sakinah-miniatur- masyarakat-madani.html http://anakbontang.wordpress.com/2010/01/04/keluarga-muslim-sebagai-pondasi- masyarakat-muslim/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/fungsi-keluarga-dalam-masyarakat-2/