1. RELASI SOSIAL ANTAR
KELOMPOK AGAMA DI
INDONESIA
Adzka Fikri Fadhilah
Arief Tri Hantoro
Dina Hidayat
Sabilul Maarifah
2. Agama??
sebuah sistem terpadu dari
Durkheim kepercayaan dan praktik-praktik
yang berhubungan dengan hal
yang sakral
3. Mengapa kita mewarisi agama?
Pertama, dalam masyarakat
kita, agama dianggap sebagai
sesuatu yang sangat suci,
sakral, dan murni. Lalu untuk
menjaga kesuciannya ini, kita Ketiga, adanya
Kedua, perihal kesucian agama
diajarkan untuk menerima ini dijaga secara ketat oleh ‘perkawinan’ antara
agama dengan apa adanya, pemuka agama di masyarakat. agama dengan negara
tanpa mengkritisi lagi apa Orang awam terkesan tabu
sesungguhnya yang tengah untuk menbahas tentang agama,
disajikan kepada kita. jadi para pemuka dianggap
sebagai sumber yang paling
benar atas segala pembahasan
perihal agama
kekuatan agama yang besar, yang lalu
ditanam dan dipelihara secara sistematis
melalui pendidikan. Dalam pendidikan sendiri,
tidak diberikan celah untuk mengkritisi
pembahasan tentang agama.
4. Kemajemukan Agama
PERBEDAAN PERBEDAAN
ANTAR AGAMA DALAM INTERNAL
AGAMA
ISLAM
BUDHA
5. Lokalisasi Agama
Lokalisasi terjadi dimana budaya lokal
menerima pengaruh dari luar, menyerap dan
menyatakan kembali unsur-unsur asing yang
sesuai dengan pandangan hidup masyarakat
lokal dan mengambilnya sebagai bagian dari
budayanya.
Contoh : KEJAWEN
6. Politik Agama Pemerintah
KERAJAAN
pengaruh agama terlihat sangat kuat di dalam
istana-istana raja, yang kemudian
mempengaruhi rakyat di bawah kuasanya
PRA-KOLONIAL
Di mana datang pedagang-pedagang dari luar
yang datang untuk berbisnis sekaligus
menyebarkan agama.
7. KOLONIAL
pendidikan atau organisasi berbasis agama
acapkali dicap sebagai tempat awal ditanamkan
sikap anti-kolonial, sehingga pemerintah
kolonial melakukan pengawasan dan kontrol
yang cukup ketat terhadap gerakan-gerakan
tersebut
SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN
paham ideologi-ideologi menurut agama untuk
mengisi ideologi sebuah negara baru.
Organisasi-organisasi berbasis agama muncul
8. ORDE BARU
di mana agama dan kebijakan politik beradu.
Banyak kebijakan-kebijakan yang terkesan
merugikan pihak agamis demi menjaga keutuhan
dan kestabilan agama.
REFORMASI
di mana semua agama dan kepercayaan seakan
bebas dari kekangan. Misi-misi agama terus
dilancarkan, tanpa adanya batasan jelas dari
pemerintah. Bahkan agama pun bisa menghakimi
dan memutuskan agama lain, pantas untuk tercatat
atau justru cacat, bermanfaat atau justru sesat.
9. Dinamika Hubungan Antar
Kelompok Agama di Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika adalah satu prinsip
negara yang diharapkan dapat juga menjadi
pemersatu bangsa meski dengan latar
belakang berbeda-beda salah satunya faktor
perbedaan agama. Namun, sebagai negara
yang sangat majemuk, dari segi agama tetap
ada jumlah mayoritas dan minoritas di
Indonesia. Faktor kuantitas pemeluk agama ini
turut memberikan sumbangsih yang tidak
hanya positif namun juga negatif dalam
perjalanannya membentuk interaksi sosial
antara berbagai kelompok agama di
Indonesia.
10. AGAMA DI INDONESIA
Buddha
salah satu agama tertua yang datang ke Indonesia jika
dibandingkan dengan agama-agama lain yang diakui secara
resmi hingga kini. Namun sekarang penganut agama Buddha
di Indonesia tergolong sedikit dibanding dengan Islam dan
Kristen yaitu hanya sekitar 0,4% dari jumlah keseluruhan
penduduk Indonesia. Ini dikarenakan kedua agama datang
belakangan dan melakukan penyebaran dengan lebih
meluas, ditambah dengan faktor lain seperti keuntungan
politik yang didapat. Umat Buddha mayoritas kini berada di
beberapa daerah di Sumatera bagian selatan dan Bangka
Belitung serta beberapa daerah di Jawa.
11. Hindu
Waktu kedatangan agama Hindu ke Indonesia hampir bersamaan
dengan agama Buddha, sehingga dapat disimpulkan bahwa agama
Hindu juga adalah salah satu agama tertua yang ada di Indonesia.
Agama Hindu yang berpusat di India, memiliki corak yang jauh
berbeda dengan yang kini ada di Indonesia. Mayoritas umat Hindu
Indonesia ada di Bali, Lombok dan beberapa daerah di Jawa. Di
Indonesia penganut Hindu berjumlah kurang lebih 1,8% dari jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia.
Islam
Islam memiliki jumlah penganut terbesar di Indonesia, sebanyak
88% penduduk Indonesia beragama Islam . Mayoritas muslim di
Indonesia adalah penganut aliran Sunni. Namun sekarang, aliran
Salafi yang menganut Islam garis keras juga mulai berkembang.
Juga terdapat 2 organisasi besar Islam yang ada di Indonesia, yaitu
Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah. Dan berkembang organisasi
Islam yang bergerak dengan prinsip yang lebih terbuka dan modern
yaitu Jaringan Islam Liberal. Umat muslim Indonesia umumnya
berasal dari Jawa, beberapa bagian Sumatera dan Kalimantan.
12. Katolik
Katolik dan Kristen seringkali dianggap sebagai satu agama di
Indonesia, padahal agama Katolik sampai lebih dulu yaitu
dibawa oleh para penjelajah Portugis yang mendarat di
Maluku dan sekitarnya. Tempat peribadatan umat Katolik
adalah gereja katedral. Dengan pemimpin agamanya yaitu
pastor dan romo. Sekarang mayoritas umat Katolik berada di
daerah Nusa Tenggara Timur, serta beberapa berada di Jawa
Tengah. Agama Katolik sendiri menempati urutan ketiga
sebagai agama dengan penganut terbanyak di Indonesia
dengan persentase 3,5%.
Kristen
Kristen sebenarnya bernama Kristen Protestan. Agama ini
datang ke Indonesia dibawa oleh penjajah Hindia Belanda
yang merupakan orang-orang VOC. Penganut Kristen
Protestan sekarang mayoritas menempati wilayah Indonesia
Timur, Jawa dan Sumatera. Kuantitas penganutnya di
Indonesia kurang lebih sekitar 3,5 % dari keseluruhan
penduduk. Umat Kristen Protestan tergabung dalam
Persatuan Gereja Protestan Indonesia.
13. Konghucu
Setelah reformasi, kebebasan beragama di
Indonesia mulai terealisasi. Kong Hu Cu yang
merupakan agama Konfusius yang berasal dari
Cina pun mulai dapat berkembang. Menteri
Agama memberi izin bagi Majelis Tinggi Agama
Konghucu Indonesia (MATAKIN) untuk
mengadakan Musyawarah Nasional. Agama ini
sempat mengalami tekanan sebelum masa
reformasi, sehingga jumlah penganutnya menurun
drastis karena kebijakan pemerintah lebih banyak
mengesampingkan keberadaan agama ini.
14. DAMPAK PLURALITAS AGAMA
DI INDONESIA
Heterogenitas agama menjadi salah satu
keunikan sendiri yang dimiliki bangsa
Indonesia. Dengan keadaan yang sangat
heterogen, Indonesia mampu menciptakan
keadaan yang harmonis di antara warga
negara. Tetapi di antara keharmonisan hidup
berdampingan antar suku agama, juga
terdapat banyak disharmonisasi yang bahkan
sampai menimbulkan instabilitas politik yang
mendalam serta terjadi dalam waktu yang
berkepanjangan.
15. Hubungan Agama Dengan
Kebijakan Pemerintah
ORDE BARU
(SOEHARTO)
BERPIHAK MEMOJOKAN
TERHADAP AGAMA BUDHA
AGAMA ISLAM DAN KONGHUCU
16. Kebijakan Pemerintah dalam mengelola
kehidupan beragama di Indonesia
Pembangunan agama merupakan upaya untuk
memenuhi salah satu hak dasar rakyat. Hak dasar
tersebut yaitu hak memeluk agama dan beribadat
menurut keyakinan masing-masing sebagaimana
diatur di dalam UUD 1945, Bab XI Pasal 29 (l)
dan (2), yang menegaskan bahwa :
"Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa“
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu ."
17. Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Pemahaman Agama serta Kehidupan
Beragama :
Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan
masyarakat sehingga mereka dapat memperoleh hak-hak dasar dalam
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing;
Peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran
agama bagi masyarakat, termasuk peserta didik di semua jalur, jenis dan
jenjang pendidikan, sehingga pemahaman dan pengamalan ajaran agama
dapat ditanamkan sejak dini pada anak-anak;
Peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam menjalankan
aturan, norma, dan nilai-nilai ajaran agama untuk kepentingan social seperti
dana infak, zakat, wakaf, shodaqoh, persembahan kasih/pelayanan kasih
(termasuk dana kolekte) dana punia dan dana paramita serta ibadah social
lainnya;
Peningkatan kualitas dan peranan tempat-tempat peribadatan dan kitab-kitab
suci sebagai upaya pemahaman dan penghayatan nilai-nilai agama;
Peningkatan kualitas manajemen ibadah haji dengan sasaran efisiensi
pencegahan korupsi,mengurangi biaya tidak langsung yang dibebankan
kepada jemaah calon haji,dan peningkatan kualitas pelayanan terhadap
jemaah haji; dan
18. 2. Peningkatan Kerukunan Intern dan Antarumat
Beragama
Perwujudan harmoni sosial dalam kehidupan
intern dan antarumat beragama yang
toleran dan saling menghormati dalam rangka
penciptaan suasana yang aman dan damai,
sehingga konflik yang terjadi di beberapa
daerah dapat diselesaikan dan tidak muncul di
daerah lain.
19. ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN nasional, arah kebijakan
Sesuai dengan agenda pembangunan
peningkatan kualitas Kehidupan beragama yaitu:
1. Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Pemahaman Agama serta
Kehidupan Beragama
Peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
ajaran agama melalui peningkatan kualitas materi dan tenaga
penyuluh agama dan pelayanan keagamaan lainnya, terutama yang
bertugas di daerah rawan konflik dan daerah terpencil dan daerah
terkena musibah;
Peningkatan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, antaru lain melalui
peningkatan ketersediaan dan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan bidang agama dan keagamaan;
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar zakat, wakaf,
infak, shodaqoh, persembahan kasih/pelayanan kasih (termasuk
dana kolekte), dana punia, dan dana paramita dan peningkatan
profesionalisme terhadap pengelola;
20. Peningkatan kualitas penataan dan pengelolaan serta pengembangan fasilitas
pada pelaksanaan ibadah, dengan memperhatikan kepentingan seluruh
lapisan umat beragama dengan akses yang sama bagi setiap pemeluk
agama;
Pembinaan keluarga harmonis (sakinah/bahagia/sukinah/hita sukaya) untuk
menempatkan keluarga sebagai pilar utama pembinaan moral dan etika
masyarakat;
Peningkatan efisiensi biaya ongkos naik haji, pencegahan korupsi, dan
peningkatan kualitas pelayanan terhadap jamaah haji;
Peningkatan kualitas dan kapasitas lembaga sosial pendidikan keagamaan;
dan
Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan agama untuk mendukung
perumusan kebijakan pembangunan bidang agama.
2. Peningkatan Kerukunan Intern dan Antar umat Beragama
Peningkatan kerjasama kelembagaan baik internal maupun eksternal di
bidang sosial ekonomi, dan budaya;
Peningkatan pelaksanaan forum dialog antar pemuka/tokoh agama, tokoh
masyarakat, cendikiawan agama dan masyarakat;
Pengembangan wawasan multikultur bagi guru-guru agama dan penyuluh
agama;
Peningkatan forum komunikasi kerukunan umat beragama;
Pemulihan kondisi sosial dan psikologis masyarakat pasca konflik melalui
penyuluhan dan bimbingan keagamaan; dan
21. KESIMPULAN
Masyarakat Indonesia cenderung ke arah
disintegrasi agama baik internal maupun antar
agama
Keharmonisan dalam bermasyarakat belum
bisa tercapai selagi pemerintah masih
memihak kelompok agama tertentu