SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
KEBIJAKAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
• Perdagangan bebas cenderung meningkatkan persaingan, sehingga
menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya.
• Perdagangan bebas cenderung meningkatkan efisiensi, perbaikan
mutu produk, dan perbaikan kemajuan teknologi, sehingga memacu
produktivitas factor produksi.
• Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan serta memumpuk tingkat laba, tabungan, investasi dan
investasi.
Manfaat Liberalisasi Perdagangan Internasional (1)
• Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal
asing, tenaga ahli, laba, tabungan, dan investasi.
• Perdagangan bebas memungkinkan konsumen
menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih luas atas
barang-barang yang tersedia.
Manfaat Liberalisasi Perdagangan Internasional (2)
• Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah
tindakan ekonomi pemerintah yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah
serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran
internasional.
• Sedangkan dalam arti sempit adalah kebijakan ekonomi
pemerintah yang secara langsung mempengaruhi
perdagangan dan pembayaran internasional.
Pengertian dan Jenis Kebijakan Ekonomi
Internasional
• Autarky (closed economy), untuk menghindarkan
dari pengaruh-pengaruh negara lain baik ekonomi,
politik dan militer.
• Kesejahteraan, dengan adanya perdagangan
internasional suatu negara akan memperoleh
keuntungan dari adanya spesialisasi.
Tujuan Kebijakan Ekonomi
Internasional (1)
• Proteksi, untuk melindungi industri dalam negeri dari
persaingan barang impor.
• Keseimbangan neraca pembayaran, yaitu stabilisasi
ekonomi dalam negeri agar tidak terjadi masalah pada
neraca pembayaran internasionalnya.
• Pembangunan ekonomi.
Tujuan Kebijakan Ekonomi
Internasional (2)
• Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor
diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang
dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun
tidak langsung yang akan mempengaruhi struktur,
komposisi, dan arah transaksi serta kelancaran usaha
untuk peningkatan devisa ekspor suatu Negara
KEBIJAKAN EKSPOR
• Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan,
keringanan, pengembalian pajak ataupun pengenaan pajak.
• Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong
peningkatan ekspor barang-barang tertentu.
• Penetapan prosedur/ tata laksana ekspor yang relatif
mudah.
Kebijakan Ekspor di dalam Negeri (1)
• Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor.
• Pembentukan asosiasi eksportir.
• Pembentukan kelembagaan seperti Kawasan Berikat Nusantara
(bounded warehouse), bounded island Batam, export processing
zone,dll.
• Larangan/ pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor Crude
Palm Oil (CPO) oleh Menperindag.
Kebijakan Ekspor di dalam Negeri (2)
• Pembentukan International Trade Promotion Centre (ITPC) di
berbagai negara, seperti di Jepang, Eropa, AS,dll.
• Pemanfaatan General System of Preferency (GSP), yaitu
fasilitas keringanan bea masuk yang diberikan negara-negara
industri untuk barang manufaktur yang berasal dari negara
yang sedang berkembang.
Kebijakan Ekspor di Luar Negeri (2)
• Menjadi anggota Commodity Association of Producer,
seperti OPEC dan lain-lain.
• Menjadi anggota Commodity Agreement between
Producer and Consumer, seperti ICO, MFA,dll.
Kebijakan Ekspor di Luar Negeri (2)
• Kebijakan perdagangan internasional di bidang
impor diartikan sebagai berbagai tindakan dan
peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang akan
mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran
usaha untuk melindungi/mendorong pertumbuhan
industri dalam negeri dan penghematan devisa.
KEBIJAKAN IMPOR
• Bentuk hambatan perdagangan yang penting
adalah Tarif.
• Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan untuk
suatu komoditi yang diperdagangan lintas-batas
teritorial.
Pengertian dan Jenis Tarif
• Tarif Proteksi, yaitu pengenaan tarif bea masuk
yang tinggi untuk mencegah/membatasi impor
barang tertentu.
• Tarif Revenue, yaitu pengenaan tarif bea masuk
yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan
negara
Kebijakan tarif bea masuk dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
• Fungsi mengatur (regulerend), yaitu untuk
mengatur perlindungan kepentingan
ekonomi/industry dalam negari.
• Fungsi budgeter, yaitu sebagai salah satu
sumber penerimaan negara.
Fungsi Tarif Bea Masuk (1):
• Fungsi demokrasi, yaitu penetapan besarnya tarif
bea masuk melalui persetujuan DPR.
• Fungsi pemerataan, yaitu untuk pemerataan
distribusi pendapatan nasional, misalnya dengan
pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk
barang mewah.
Fungsi Tarif Bea Masuk (2):
• Pembebasan bea masuk/ tarif rendah adalah
antara 0% - 5% dikenakan untuk bahan
kebutuhan pokok dan vital, seperti beras,
mesin-mesin vital, alat-alat militer/
pertahanan/ keamanan, dll.
Kebijakan Tariff Barrier dalam Bentuk Bea
Masuk (1)
• Tarif sedang antara > 5% - 20%, dikenakan
untuk barang setengah jadi dan barang-
barang lain yang belum cukup diproduksi di
dalam negeri.
Kebijakan Tariff Barrier dalam Bentuk Bea
Masuk (2)
•Tarif tinggi di atas 20%, dikenakan untuk
barang-barang mewah dan barang-
barang lain yang cukup diproduksi di
dalam negeri dan bukan barang
kebutuhan pokok.
Kebijakan Tariff Barrier dalam Bentuk Bea
Masuk (3)
• Tarif ad valorem (ad valorem duties), yaitu pajak
yang dikenakan berdasarkan angka persentase
tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor.
• Tarif spesifik (specific duties), dikenakan sebagai
beban tetap unit barang yang diimpor.
• Tarif campuran (compound tariff/ specific ad
valorem), adalah gabungan dari keduanya.
Mekanisme Perhitungan Pengenaan Tarif
• Dapat mengikuti perkembangan tingkat harga/
inflasi.
• Terdapat diferensiasi harga produk sesuai
kualitasnya.
Keuntungan Tarif ad valorem (ad valorem
duties)
• Memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi
pemerintahan, khususnya bea cukai karena memerlukan
data dan perincian harga barang yang lengkap.
• Sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga
untuk perhitungan bea masuk antara importir dan bea
cukai, sehingga dapat menimbulkan stagnasi/kemacetan
arus barang di pelabuhan.
Kelemahan Tarif ad valorem (ad valorem
duties)
• Mudah dilaksanakan karena tidak
memerlukan perincian harga barang sesuai
kualitasnya.
• Dapat diguanakan sebagai alat control
proteksi industry dalam negeri.
Keuntungan Tarif spesifik (specific duties)
• Pengenaan tarif dirasakan kurang/tidak adil
karena tidak membedakan harga/kualitas
barang.
• Hanya dapat digunakan sebagai alat control
proteksi yang bersifat statis.
Kerugian Tarif spesifik (specific duties)
• Infant industry argument adalah suatu
kebijaksanaan untuk melindungi industri-industri
dalam negeri yang baru lahir/tumbuh dengan
“proteksi edukatif”, sehingga dapat bersaing tidak
di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Infant Industry Argument
• Agar tujuan infant industry argument tersebut
dapat dicapai maka perlu dijalankan suatu
kebijakan “proteksi edukatif”, yaitu kebijakan untuk
melindungi infant industry secara mendidik
Proteksi Edukatif
Transparan :
Proteksi harus bersifat “transparan”, yaitu dengan sistem
tariff barrier atau bea masuk.
Selektif :
Proteksi harus selektif, maksudnya hanya diberikan
kepada industri yang betul-betul dapat memberikan nilai
tambah atau value added manufacturing yang relatif
tinggi
Ciri-Ciri atau Karakteristik Proteksi Edukatif (1)
Limitatif :
Proteksi hanya diberikan untuk jangka waktu tertentu/terbatas.
Kuantitatif :
Tingkat atau besarnya proteksi harus dapat dientukan/dihitung
Dengan kata lain proteksi tidak boleh ditetapkan berdasarkan
pesan sponsor atau kepentingan pihak-pihak tertentu saja.
Ciri-Ciri atau Karakteristik Proteksi Edukatif (2)
Declining :
Proteksi yang diberikan harus semakin menurun
sesuai dengan peningkatan daya saing industri yang
bersangkutan.
Ciri-Ciri atau Karakteristik Proteksi Edukatif (3)

More Related Content

What's hot

Indeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uang
Indeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uangIndeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uang
Indeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uangNita Kurniasih
 
Perdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalPerdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalDisty Ridha H
 
Diskriminasi Harga
Diskriminasi HargaDiskriminasi Harga
Diskriminasi Hargaginakarlina
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifWahono Diphayana
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterrifkyfirman
 
Ppt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarifPpt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarifotnayirt
 
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksiJudianto Nugroho
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
integrasi ekonomi regional
integrasi ekonomi regionalintegrasi ekonomi regional
integrasi ekonomi regionalIndira Muttahara
 
Porters generic strategies
Porters generic strategiesPorters generic strategies
Porters generic strategiesIlhamBaharuddin1
 
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalGlobalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalSiti Zuariyah
 

What's hot (20)

Neraca pembayaran internasional
Neraca pembayaran internasionalNeraca pembayaran internasional
Neraca pembayaran internasional
 
Siklus bisnis
Siklus bisnisSiklus bisnis
Siklus bisnis
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
 
Indeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uang
Indeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uangIndeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uang
Indeks harga dan inflasi, permintaan dan penawaran uang
 
Perdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalPerdagangan Internasional
Perdagangan Internasional
 
Diskriminasi Harga
Diskriminasi HargaDiskriminasi Harga
Diskriminasi Harga
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneter
 
Ppt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarifPpt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarif
 
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi
 
Pemasaran internasional DR RR DYAH
Pemasaran internasional DR RR DYAHPemasaran internasional DR RR DYAH
Pemasaran internasional DR RR DYAH
 
Pengantar Teori Penilaian
Pengantar Teori PenilaianPengantar Teori Penilaian
Pengantar Teori Penilaian
 
Bab IV pertumbuhan ekonomi
Bab IV pertumbuhan ekonomiBab IV pertumbuhan ekonomi
Bab IV pertumbuhan ekonomi
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
integrasi ekonomi regional
integrasi ekonomi regionalintegrasi ekonomi regional
integrasi ekonomi regional
 
Porters generic strategies
Porters generic strategiesPorters generic strategies
Porters generic strategies
 
Teori penentuan kurs valuta asing
Teori penentuan kurs valuta asingTeori penentuan kurs valuta asing
Teori penentuan kurs valuta asing
 
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalGlobalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
 
Nilai Tukar
Nilai TukarNilai Tukar
Nilai Tukar
 

Viewers also liked

Bentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di duniaBentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di duniaMuhammad Khoirul Fuddin
 
Prinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomi
Prinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomiPrinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomi
Prinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomiMuhammad Khoirul Fuddin
 
Silabus Lembaga Keuangan Bank dan non Bank
Silabus Lembaga Keuangan Bank dan non BankSilabus Lembaga Keuangan Bank dan non Bank
Silabus Lembaga Keuangan Bank dan non BankMuhammad Khoirul Fuddin
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaMuhammad Khoirul Fuddin
 
Penerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme Pasar
Penerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme PasarPenerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme Pasar
Penerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme PasarMuhammad Khoirul Fuddin
 
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan BisnisRuang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan BisnisMuhammad Khoirul Fuddin
 

Viewers also liked (20)

Integrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi InternasionalIntegrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi Internasional
 
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di duniaBentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
 
Regresi Linier Berganda
Regresi Linier BergandaRegresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda
 
Vector Error Correction Model
Vector Error Correction ModelVector Error Correction Model
Vector Error Correction Model
 
Analisis Time Series
Analisis Time SeriesAnalisis Time Series
Analisis Time Series
 
Prinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomi
Prinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomiPrinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomi
Prinsip – prinsip ekonomi dan metodologi ilmu ekonomi
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Pasar monopolistik
Pasar monopolistikPasar monopolistik
Pasar monopolistik
 
Oligopoli
OligopoliOligopoli
Oligopoli
 
Monopoli
MonopoliMonopoli
Monopoli
 
Silabus Matematika Bisnis
Silabus Matematika BisnisSilabus Matematika Bisnis
Silabus Matematika Bisnis
 
Silabus Lembaga Keuangan Bank dan non Bank
Silabus Lembaga Keuangan Bank dan non BankSilabus Lembaga Keuangan Bank dan non Bank
Silabus Lembaga Keuangan Bank dan non Bank
 
Ruang lingkup lembaga keuangan bank
Ruang lingkup lembaga keuangan bankRuang lingkup lembaga keuangan bank
Ruang lingkup lembaga keuangan bank
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
 
Penerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme Pasar
Penerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme PasarPenerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme Pasar
Penerapan Permintaan dan Penawaran dalam Mekanisme Pasar
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan BisnisRuang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 
Teori perdagangan internasional modern
Teori perdagangan internasional modernTeori perdagangan internasional modern
Teori perdagangan internasional modern
 

Similar to Kebijakan Perdagangan Internasional (1)

Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebasKebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebasGaleryWarnet
 
Tugas 2 rosa
Tugas 2 rosaTugas 2 rosa
Tugas 2 rosarosa wati
 
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxEKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxmanajemenclassq
 
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.pptFathinSyifayani2
 
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan internMATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan internTegar Adi
 
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulioTugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_huliosibaranimuksin
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Makalah ekonomi internasional tugas 2
Makalah ekonomi internasional tugas 2Makalah ekonomi internasional tugas 2
Makalah ekonomi internasional tugas 2AgungMaulana41
 
Ekonomi internasional resume 2 UAS
Ekonomi  internasional resume 2 UASEkonomi  internasional resume 2 UAS
Ekonomi internasional resume 2 UASRidick Ridick
 
Ekonomi internasional resume 2
Ekonomi  internasional resume 2Ekonomi  internasional resume 2
Ekonomi internasional resume 2cecep_sudrajat
 
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONALKEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONALmaghfiraputeri
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume utsPutriUniba
 
Resume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uasResume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uasKhairutTamimi
 

Similar to Kebijakan Perdagangan Internasional (1) (20)

Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan Perdagangan InternasionalKebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional
 
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptxKEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
 
Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebasKebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebas
 
Tugas 2 rosa
Tugas 2 rosaTugas 2 rosa
Tugas 2 rosa
 
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
 
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxEKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
 
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan internMATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
 
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulioTugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Makalah ekonomi internasional tugas 2
Makalah ekonomi internasional tugas 2Makalah ekonomi internasional tugas 2
Makalah ekonomi internasional tugas 2
 
Tugas (2)
Tugas (2)Tugas (2)
Tugas (2)
 
Ekonomi internasional resume 2 UAS
Ekonomi  internasional resume 2 UASEkonomi  internasional resume 2 UAS
Ekonomi internasional resume 2 UAS
 
Tugas resume 2
Tugas resume 2Tugas resume 2
Tugas resume 2
 
Ekonomi internasional resume 2
Ekonomi  internasional resume 2Ekonomi  internasional resume 2
Ekonomi internasional resume 2
 
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONALKEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume uts
 
Resume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uasResume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uas
 
Tugas resume 2
Tugas resume 2Tugas resume 2
Tugas resume 2
 

Recently uploaded

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 

Recently uploaded (16)

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 

Kebijakan Perdagangan Internasional (1)

  • 2. • Perdagangan bebas cenderung meningkatkan persaingan, sehingga menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya. • Perdagangan bebas cenderung meningkatkan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan kemajuan teknologi, sehingga memacu produktivitas factor produksi. • Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memumpuk tingkat laba, tabungan, investasi dan investasi. Manfaat Liberalisasi Perdagangan Internasional (1)
  • 3. • Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing, tenaga ahli, laba, tabungan, dan investasi. • Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia. Manfaat Liberalisasi Perdagangan Internasional (2)
  • 4. • Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah tindakan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. • Sedangkan dalam arti sempit adalah kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional. Pengertian dan Jenis Kebijakan Ekonomi Internasional
  • 5. • Autarky (closed economy), untuk menghindarkan dari pengaruh-pengaruh negara lain baik ekonomi, politik dan militer. • Kesejahteraan, dengan adanya perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional (1)
  • 6. • Proteksi, untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. • Keseimbangan neraca pembayaran, yaitu stabilisasi ekonomi dalam negeri agar tidak terjadi masalah pada neraca pembayaran internasionalnya. • Pembangunan ekonomi. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional (2)
  • 7. • Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor suatu Negara KEBIJAKAN EKSPOR
  • 8. • Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringanan, pengembalian pajak ataupun pengenaan pajak. • Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor barang-barang tertentu. • Penetapan prosedur/ tata laksana ekspor yang relatif mudah. Kebijakan Ekspor di dalam Negeri (1)
  • 9. • Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor. • Pembentukan asosiasi eksportir. • Pembentukan kelembagaan seperti Kawasan Berikat Nusantara (bounded warehouse), bounded island Batam, export processing zone,dll. • Larangan/ pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) oleh Menperindag. Kebijakan Ekspor di dalam Negeri (2)
  • 10. • Pembentukan International Trade Promotion Centre (ITPC) di berbagai negara, seperti di Jepang, Eropa, AS,dll. • Pemanfaatan General System of Preferency (GSP), yaitu fasilitas keringanan bea masuk yang diberikan negara-negara industri untuk barang manufaktur yang berasal dari negara yang sedang berkembang. Kebijakan Ekspor di Luar Negeri (2)
  • 11. • Menjadi anggota Commodity Association of Producer, seperti OPEC dan lain-lain. • Menjadi anggota Commodity Agreement between Producer and Consumer, seperti ICO, MFA,dll. Kebijakan Ekspor di Luar Negeri (2)
  • 12. • Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk melindungi/mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan penghematan devisa. KEBIJAKAN IMPOR
  • 13. • Bentuk hambatan perdagangan yang penting adalah Tarif. • Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangan lintas-batas teritorial. Pengertian dan Jenis Tarif
  • 14. • Tarif Proteksi, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk mencegah/membatasi impor barang tertentu. • Tarif Revenue, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara Kebijakan tarif bea masuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  • 15. • Fungsi mengatur (regulerend), yaitu untuk mengatur perlindungan kepentingan ekonomi/industry dalam negari. • Fungsi budgeter, yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan negara. Fungsi Tarif Bea Masuk (1):
  • 16. • Fungsi demokrasi, yaitu penetapan besarnya tarif bea masuk melalui persetujuan DPR. • Fungsi pemerataan, yaitu untuk pemerataan distribusi pendapatan nasional, misalnya dengan pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk barang mewah. Fungsi Tarif Bea Masuk (2):
  • 17. • Pembebasan bea masuk/ tarif rendah adalah antara 0% - 5% dikenakan untuk bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin vital, alat-alat militer/ pertahanan/ keamanan, dll. Kebijakan Tariff Barrier dalam Bentuk Bea Masuk (1)
  • 18. • Tarif sedang antara > 5% - 20%, dikenakan untuk barang setengah jadi dan barang- barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negeri. Kebijakan Tariff Barrier dalam Bentuk Bea Masuk (2)
  • 19. •Tarif tinggi di atas 20%, dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang- barang lain yang cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang kebutuhan pokok. Kebijakan Tariff Barrier dalam Bentuk Bea Masuk (3)
  • 20. • Tarif ad valorem (ad valorem duties), yaitu pajak yang dikenakan berdasarkan angka persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor. • Tarif spesifik (specific duties), dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. • Tarif campuran (compound tariff/ specific ad valorem), adalah gabungan dari keduanya. Mekanisme Perhitungan Pengenaan Tarif
  • 21. • Dapat mengikuti perkembangan tingkat harga/ inflasi. • Terdapat diferensiasi harga produk sesuai kualitasnya. Keuntungan Tarif ad valorem (ad valorem duties)
  • 22. • Memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintahan, khususnya bea cukai karena memerlukan data dan perincian harga barang yang lengkap. • Sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga untuk perhitungan bea masuk antara importir dan bea cukai, sehingga dapat menimbulkan stagnasi/kemacetan arus barang di pelabuhan. Kelemahan Tarif ad valorem (ad valorem duties)
  • 23. • Mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan perincian harga barang sesuai kualitasnya. • Dapat diguanakan sebagai alat control proteksi industry dalam negeri. Keuntungan Tarif spesifik (specific duties)
  • 24. • Pengenaan tarif dirasakan kurang/tidak adil karena tidak membedakan harga/kualitas barang. • Hanya dapat digunakan sebagai alat control proteksi yang bersifat statis. Kerugian Tarif spesifik (specific duties)
  • 25. • Infant industry argument adalah suatu kebijaksanaan untuk melindungi industri-industri dalam negeri yang baru lahir/tumbuh dengan “proteksi edukatif”, sehingga dapat bersaing tidak di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Infant Industry Argument
  • 26. • Agar tujuan infant industry argument tersebut dapat dicapai maka perlu dijalankan suatu kebijakan “proteksi edukatif”, yaitu kebijakan untuk melindungi infant industry secara mendidik Proteksi Edukatif
  • 27. Transparan : Proteksi harus bersifat “transparan”, yaitu dengan sistem tariff barrier atau bea masuk. Selektif : Proteksi harus selektif, maksudnya hanya diberikan kepada industri yang betul-betul dapat memberikan nilai tambah atau value added manufacturing yang relatif tinggi Ciri-Ciri atau Karakteristik Proteksi Edukatif (1)
  • 28. Limitatif : Proteksi hanya diberikan untuk jangka waktu tertentu/terbatas. Kuantitatif : Tingkat atau besarnya proteksi harus dapat dientukan/dihitung Dengan kata lain proteksi tidak boleh ditetapkan berdasarkan pesan sponsor atau kepentingan pihak-pihak tertentu saja. Ciri-Ciri atau Karakteristik Proteksi Edukatif (2)
  • 29. Declining : Proteksi yang diberikan harus semakin menurun sesuai dengan peningkatan daya saing industri yang bersangkutan. Ciri-Ciri atau Karakteristik Proteksi Edukatif (3)