SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
http://www.bangaldhy.blogspot.com
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI PERAIRAN
PADANG BERBATU DAN BERPASIR
Oleh:
Deden Reinaldi
170254244016
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
http://www.bangaldhy.blogspot.com
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
rahmatnya saya bisa menyelesaikan tugas laporan praktikum Ekologi Perairan
dengan judul “Derah Intertidal Pantai Berpasir dan Berbatu”
Tidak lupa saya ucapkan ribuan terimakasih kepada dosen Ekologi Perairan
bapak Jumsurizal, S.Pi, M.Si dan ibu Dr. Ani Suryanti, S.Pi, M.Si serta
abang-abang dan kakak-kakak asisten dosen yang telah membantu dalam
berjalannya praktikum dan tidak lupa teman-teman kelompok 4 yang tak bisa
disebutkan namanya satu persatu.
Semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai referensi belajar mengenai daerah
intertidal pantai berpasir dan berbatu. Saya sebagai penyusun juga menyadari
masih banyak kekurangan yang terdapat didalam laporan ini oleh karena itu saya
meminta kritik yang membangun untuk kedepannya.
Tanjungpinang, 17 November 2018
Penyusun
http://www.bangaldhy.blogspot.com
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1 Daerah Intertidal .................................................................................. 3
2.2 Pantai Berpasir .................................................................................... 3
2.3 Pantai Berbatu ..................................................................................... 4
BAB III METODE ......................................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 6
3.3 Prosedur ............................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 8
4.1 Hasil ..................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 10
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
5.2 Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................... 15
http://www.bangaldhy.blogspot.com
iv
DAFTAR TABEL
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
http://www.bangaldhy.blogspot.com
v
DAFTAR GAMBAR
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
http://www.bangaldhy.blogspot.com
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan berbagai sumberdaya
kelautan yang begitu besar potensinya. Dengan luas lautan dan kawasan pesisir
yang besar membuat Indonesia memiliki jumlah organisme yang beragam.
Menurut Fachrul pada tahun 2007, kawasan pesisir adalah unik karena
dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia dan proses alami yang terdapat baik di
kawasan bagian atas dataran maupun di lautan dan samudera.
Menurut Nyabakken pada tahun 2002, zona intertidal adalah daerah terkecil
dari semua daerah disamudera yang masuk kedalam kawasan pesisir. Zona
intertidal merupakan daerah yang paling sempit diantara zona laut yang lain yang
dimulai dari pasang tertinggi sampai pada surut terendah yang biasanya terletak
pada daerah pulau dan berbentuk landai.
Di dalam zona intertidal terdapat substrat yang berbeda seperti pasir, batu, dan
lumpu ryang menyebabkan adanya fauna dan struktur komunitas di daerah
intertidal. Tampaknya oksigen bukan merupakan faktor pembatas kecuali pada
keadaa tertentu. Nutrient dan pH juga tidak penting bagi organism seta struktur
komunitad di daerah intertidal.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keberagaman biota di zona intertidal pantai berbasir dan
berbatu?
2. Apa yang menyebabkan keberagaman di zona intertidal pantai berpasir
dan berbatu?
1.3. Tujuan
1. Untuk menganalisa bagaimana proses kehidupan organisme (biota) yang
terdapat di zona intertidal pantai berpasir dan berbatu
http://www.bangaldhy.blogspot.com
2
2. Mengetahui lebih lanjut akan zona intertidal pantai berpasir dan berbatu
1.4. Manfaat
Agar mahasiswa mampu memahami dan menjabarkan mengenai biota
intertidal pantai berpasir dan membuat rantai makanan dan jaring-jaring makanan
di ekosistem ini
http://www.bangaldhy.blogspot.com
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Zona Intertidal
Prajitno pada tahun 2007 mengatakan bahwa definisi zona intertidal adalah
area sempit dalam sistem bahari antara pasang tertinggi dan surut terendah. Zona
kedua merupakan batas antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis
permukaan laut (intertidal). Zona ketiga adalahbatas bawah dan surut terendah dari
garis permukaan laut. Pada batas yang berbeda, zona intertidal memiliki biota yang
berbeda serta suhu yang berbeda.
Letak zona intertidal yangdekat denganberbagai macam aktifitas manusia dan
memiliki lingkungan dengan dinamika yang tinggi menjadikan kawasan ini akan
sangat rentan terhadap gangguan. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap
segenap kehidupan di dalamnya. Salah satu pengaruhnya dapat berupa cara
beradaptasi. Dimana adaptasi ini sangat diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan biota yang terdapat di zona intertidal ini. Keberhasilan beradaptasi akan
menentukan keberlangsungan organisme di zona intertidal.
Luas zona intertidal sangat terbatas tetapi meskipun memiliki luas yang
terbatas terdapat variasi faktor lingkungan yang terbesar dibandingkan dengan
daerah bahari lainnya dan variasi ini dapat terjadi pada daerah yang hanya berbeda
jarak beberapa sentimeter saja. Adapun variasi faktor lingkungan ini meliputi
suhu,fluktuasi,kecerahan dan lain-lain. Bersamaan dengan ini terdapat keragaman
kehidupan yang sangat besar,lebih besar daripada yang terdapat di daerah subtidal
yang lebih luas.
2.1.1. Pantai Berpasir
Pantai berpasir adalah salah satu ekosistem penting di daerah pasang surut.
Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis organisme laut baik tumbuhan laut seperti
mangrove, lamum dan alga maupun hewan-hewan laut seperti cacing, kepiting,
bintang laut maupun kerang-kerang.
http://www.bangaldhy.blogspot.com
4
Pengaruh ukuran partikel terhadap organisme yang hidup pada pantai
tersebut adalah pada penyebaran dan kelimpahannya. Butiran pasir yang halus
mempunyai retensi air yang mampu menampung lebih ban yak air dan
memudahkan organisme untuk menggali. Jadi tidak heran bila pada daerah pantai
berpasir halus banyak ditemukan organisme dibandingkan pantai berpasir kasar,
Narnun konsentrasi oksigen menjadi faktor pembatas, karena pada pantai berpasir
halus pertukaran airnya lambat sehingga dapat mengurangi persediaan oksigen.
Menurut Castro pada tahun 2003 organisme yang hidup di wilayah pantai
berpasir memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan dua cara yaitu dengan
menggali substrat sampai kedalam pasir hingga tidak dipengaruhi lagi oleh
gelombang dan kemampuan menggali substrat dengan cepat ketika gelombang
lewat.
Penyebaran biota pada pantai berpasir dipengaruhi oleh gelombang yang
menyebabkan kebanyakan hewan yang hidup di daerah pantai berpasir ini
menguburkan diri kedalam pasir dan di dominasi oleh 3 kelas invertebrata yaitu
cacing polikaeta, moluska bivalvia dan juga crusracea.
Cara makan biota yang hidup di panati berpasir ini yaitu dengan bergantung
pada fitoplankton yang terbawa air laut dan runtuhan organik yang dibawa ombak
atau memakan hewan pantai lainnya. Kebanyakan biota (organisme) di pantai
berpasir sebagai pemakan bahan-bahan yang melayang (suspensi) atau pemakan
detritus.
2.1.2. Pantai Berbatu
Menurut Triatmodjo tahun 1999 bahwa pantai berbatu adalah kawasan yang
palingpadat akan makroorganismenya dan memiliki keberagaman fauna dan flora
yang beragam. Pantai berbatu didominasi oleh substrat bebatuan yang memiliki
ukuran 2-16 mm (Wentworth, 1922).
Pantai berbatu terbagi menjadi dua zona yaitu zona horizontal dan vertikal
dimana zona horizontal adalah zona atau kawasan yang tersusun tegak lurus mulai
http://www.bangaldhy.blogspot.com
5
dari permukaan pasang tertinggi sampai surut terendah dan zona vertikal yaitu
kisaran pasang surut terhadap gerakan ombak.
Pantai berbatu memiliki beragam karakteristik yaitu Pantai yang
berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air, mempunyai keragaman
terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan, batu yang terbenam di air ini
menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya perubahan naik turunnya
permukaan air laut akibat proses pasang yang menyebabkan adanya bagian yang
selalu tergenang air, selalu terbuka terhadap matahari, serta zona diantaranya yang
terbenam pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut.
Pada pantai berbatu terdapat beberapa parameter fisik seperti fenomena
pasang dinamikanya berpengaruh terhadap biota yang menginginkan kondisi alam
yang bergantian antara tergenang dan terbuka dan juga gelombang yaitu energi
yang dihempaskan bisa merusak komunitas biota yang menempel di batu-batuan,
terutama pada batu yang langsung menghadap ke laut.
Fungsi utama pantai berbatu ini adalah sebagai tempat menempel yang baik
bagi biota,sebagai tempat berlindung bagi biota dan mempunyai komunitas yang
jauh lebih kompleks karena bervariasinya relung.
http://www.bangaldhy.blogspot.com
6
BAB III
METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di pantai siambang pada hari Minggu tanggal 11
November 2018 pukul 16.00 WIB.
3.2. Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini menggunakan alat sebagai berikut: Transek, eickman
grap, paralon, cool boox, botol sampel, formalin, aquades, alkohol, alat tulis dan
tisu serta untuk bahan praktikum adalah biota yang diambil di zona intertidal
berpasir dan berbatu.
3.3. Prosedur Praktikum
 Praktikan dibantu oleh asisten menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk praktikum.
 Tiap kelompok mengambil sampel biota pantai berbatu dengan metode transek
kuadrat.
 Transek dibuat tegak lurus dan sejajar garis pantai, tiap kelonpok membuat
sedikitnya 2 transek, mengamati dan mengambil biota yang ditemukan dalam
transek sebagai perwakilan 1-2 individu tiap jenis untuk diidentifikasi dan
diamati di laboratorium. Jika tidak memungkinkan praktikan mengenalkan
biota dari zona intertidal pantai berbatu yang sudah diawetkan.
 Praktikan melakukan identifikasi sampel plankton berdasarkan buku
identifikasi identifikasi yang telah disiapkan asisten dan mengelompokkan
biota ke dalam kelompok filumnya.
 Praktikan menggambar dengan pinsil dan mengambil foto serta mengenali
dengan baik setiap spesies biota yang dipraktekkan.
http://www.bangaldhy.blogspot.com
7
 Praktikan menuliskan taxon setiap sampel yang diidentifikasi mulai dari
tingkat filum hingga spesies jika memungkinkan.
 Praktikan membuat data hasil praktikum dalam bentuk gambar dan tabel
sebagai laporan sementara secara individu. Praktikan, mengitung kepadatan,
keragaman dan kelimpahan serta menyusun rantai makanan dan jaringjaring
makanan di ekosistem tersebut.
 Praktikum menyusun rantai makanan dan jaring-jaring makanan di ekosistem
panatai berbatu
http://www.bangaldhy.blogspot.com
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil
Dari hasil praktikum didapatkan hasil diameter telur ikan sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
Pengukuran diameter telur pada praktikum kali ini menggunakan telur yang telah
berada pada tahap TKG III dan IV yang sudah siap dan cocok untuk diukur
diameternya. Pada praktikum ini kami menggunakan rumus sebagi berikut:
Dengan menggunakan 50 butir sampel telur ikan pada bagian subgonad yaitu
anterior, median dan posterior dengan ukuran yang bervariasi antara 0,54-0,82.
dengan pembagian anterior sebanyak 10 butir dengan ukuran diameter berkisar
antara 0,63-0,67 um. Pada bagian tengah atau median kami mengambil 20 butir
dengan panjang diameter telur berkisar antara 0,59-0,82 um serta pada bagian
terakhir yaitu posterior dengan panjang diameter berkisar 0,54-0,74 um.
http://www.bangaldhy.blogspot.com
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum mengukur diameter telur ikan dapat disimpulkan bahwa ukuran
telur ikan tidak sama dan tergantung dari beberapa faktor seperti spesies dan juga
ketika di awetkan dengan larutan gilson maka telur akan sedikit menyusut.
Semakin tinggi fekunditas pada ikan maka akan membuat ukuran telur yang
dihasilkan ikan menjadi kecil begitu juga sebaliknya, jika jumlah fekunditas sedikit
maka ukuran telur akan besar.
5.2 Saran
Dalam praktikum diameter telur ikan perlu dilakukan dengan teliti karena nilai
yang didapatkan akan mempengaruhi hasil akhirnya yang mungkin ketika
penelitian nanti akan berguna untuk budidaya maupun untuk usaha komersil
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bangaldhy.blogspot.com
10
Nugroho,S H. 2012. Morfologi Pantai, Zonasi dan Adaptasi Komunitas Biota di
Kawasan Intertidal. Ambon
Effendie, M. I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Effendie Ichsan Moch, M.Sc, H, Dr, Prof, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Nusantara: Yogyakarta.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lele (diakses pada 12 November 2018, 19.38 WIB)
LAMPIRAN
http://www.bangaldhy.blogspot.com
11
Source and owener http://www.bangaldhy.blogspot.com

More Related Content

What's hot

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
Mustain Adinugroho
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Ahdiat Celebes
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
Mustain Adinugroho
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
Mustain Adinugroho
 
1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)
1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)
1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)
ELsagha Bintang
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan Pencela
Hapsari Titi
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
erikakurnia
 
rumpon/payous
rumpon/payousrumpon/payous
rumpon/payous
bachrisb
 

What's hot (20)

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
 
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
 
Lamun
Lamun Lamun
Lamun
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 
1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)
1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)
1. laporan barles kel 14 kkl ekologi alas purwo (fix)
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Artikel rumput laut
Artikel rumput lautArtikel rumput laut
Artikel rumput laut
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan Pencela
 
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...
 
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur LautLaporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
 
Laporan Manajemen Akuakultur Laut 2019
Laporan Manajemen Akuakultur Laut 2019Laporan Manajemen Akuakultur Laut 2019
Laporan Manajemen Akuakultur Laut 2019
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
rumpon/payous
rumpon/payousrumpon/payous
rumpon/payous
 

Similar to Laporan ekoper padang pasir dan berbatu

PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
yohananda eka putri
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Bona Rotiona Br Saragi
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
Hanna Silvia'mick
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
rantikaput
 
Makalah limbah
Makalah limbahMakalah limbah
Makalah limbah
embek19
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
Register Undip
 

Similar to Laporan ekoper padang pasir dan berbatu (20)

PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu Karang
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
 
Laporan manajemen akuakultur laut 2019
Laporan manajemen akuakultur laut 2019Laporan manajemen akuakultur laut 2019
Laporan manajemen akuakultur laut 2019
 
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty ex Silva (Rhodophyta, ...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty ex Silva (Rhodophyta, ...Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty ex Silva (Rhodophyta, ...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty ex Silva (Rhodophyta, ...
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Teknik Monitoring Lingkungan Daerah Pesisir Laut
Teknik Monitoring Lingkungan Daerah Pesisir LautTeknik Monitoring Lingkungan Daerah Pesisir Laut
Teknik Monitoring Lingkungan Daerah Pesisir Laut
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
 
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarPikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
Makalah limbah
Makalah limbahMakalah limbah
Makalah limbah
 
Karang dan Zooxanthellae
Karang dan ZooxanthellaeKarang dan Zooxanthellae
Karang dan Zooxanthellae
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
 
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan LokalPotensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
 
Laporan fieldtrip geologi dasar
Laporan fieldtrip geologi dasarLaporan fieldtrip geologi dasar
Laporan fieldtrip geologi dasar
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Laporan ekoper padang pasir dan berbatu

  • 1. http://www.bangaldhy.blogspot.com LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN PADANG BERBATU DAN BERPASIR Oleh: Deden Reinaldi 170254244016 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018
  • 2. http://www.bangaldhy.blogspot.com ii KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan rahmatnya saya bisa menyelesaikan tugas laporan praktikum Ekologi Perairan dengan judul “Derah Intertidal Pantai Berpasir dan Berbatu” Tidak lupa saya ucapkan ribuan terimakasih kepada dosen Ekologi Perairan bapak Jumsurizal, S.Pi, M.Si dan ibu Dr. Ani Suryanti, S.Pi, M.Si serta abang-abang dan kakak-kakak asisten dosen yang telah membantu dalam berjalannya praktikum dan tidak lupa teman-teman kelompok 4 yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu. Semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai referensi belajar mengenai daerah intertidal pantai berpasir dan berbatu. Saya sebagai penyusun juga menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat didalam laporan ini oleh karena itu saya meminta kritik yang membangun untuk kedepannya. Tanjungpinang, 17 November 2018 Penyusun
  • 3. http://www.bangaldhy.blogspot.com iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1 1.3 Tujuan .................................................................................................. 1 1.4 Manfaat ................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3 2.1 Daerah Intertidal .................................................................................. 3 2.2 Pantai Berpasir .................................................................................... 3 2.3 Pantai Berbatu ..................................................................................... 4 BAB III METODE ......................................................................................... 6 3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. 6 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 6 3.3 Prosedur ............................................................................................... 6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 8 4.1 Hasil ..................................................................................................... 8 4.2 Pembahasan ......................................................................................... 10 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 11 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12 5.2 Saran .................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14 LAMPIRAN .................................................................................................... 15
  • 4. http://www.bangaldhy.blogspot.com iv DAFTAR TABEL KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
  • 5. http://www.bangaldhy.blogspot.com v DAFTAR GAMBAR KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
  • 6. http://www.bangaldhy.blogspot.com 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan berbagai sumberdaya kelautan yang begitu besar potensinya. Dengan luas lautan dan kawasan pesisir yang besar membuat Indonesia memiliki jumlah organisme yang beragam. Menurut Fachrul pada tahun 2007, kawasan pesisir adalah unik karena dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia dan proses alami yang terdapat baik di kawasan bagian atas dataran maupun di lautan dan samudera. Menurut Nyabakken pada tahun 2002, zona intertidal adalah daerah terkecil dari semua daerah disamudera yang masuk kedalam kawasan pesisir. Zona intertidal merupakan daerah yang paling sempit diantara zona laut yang lain yang dimulai dari pasang tertinggi sampai pada surut terendah yang biasanya terletak pada daerah pulau dan berbentuk landai. Di dalam zona intertidal terdapat substrat yang berbeda seperti pasir, batu, dan lumpu ryang menyebabkan adanya fauna dan struktur komunitas di daerah intertidal. Tampaknya oksigen bukan merupakan faktor pembatas kecuali pada keadaa tertentu. Nutrient dan pH juga tidak penting bagi organism seta struktur komunitad di daerah intertidal. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana keberagaman biota di zona intertidal pantai berbasir dan berbatu? 2. Apa yang menyebabkan keberagaman di zona intertidal pantai berpasir dan berbatu? 1.3. Tujuan 1. Untuk menganalisa bagaimana proses kehidupan organisme (biota) yang terdapat di zona intertidal pantai berpasir dan berbatu
  • 7. http://www.bangaldhy.blogspot.com 2 2. Mengetahui lebih lanjut akan zona intertidal pantai berpasir dan berbatu 1.4. Manfaat Agar mahasiswa mampu memahami dan menjabarkan mengenai biota intertidal pantai berpasir dan membuat rantai makanan dan jaring-jaring makanan di ekosistem ini
  • 8. http://www.bangaldhy.blogspot.com 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zona Intertidal Prajitno pada tahun 2007 mengatakan bahwa definisi zona intertidal adalah area sempit dalam sistem bahari antara pasang tertinggi dan surut terendah. Zona kedua merupakan batas antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal). Zona ketiga adalahbatas bawah dan surut terendah dari garis permukaan laut. Pada batas yang berbeda, zona intertidal memiliki biota yang berbeda serta suhu yang berbeda. Letak zona intertidal yangdekat denganberbagai macam aktifitas manusia dan memiliki lingkungan dengan dinamika yang tinggi menjadikan kawasan ini akan sangat rentan terhadap gangguan. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap segenap kehidupan di dalamnya. Salah satu pengaruhnya dapat berupa cara beradaptasi. Dimana adaptasi ini sangat diperlukan untuk mempertahankan kehidupan biota yang terdapat di zona intertidal ini. Keberhasilan beradaptasi akan menentukan keberlangsungan organisme di zona intertidal. Luas zona intertidal sangat terbatas tetapi meskipun memiliki luas yang terbatas terdapat variasi faktor lingkungan yang terbesar dibandingkan dengan daerah bahari lainnya dan variasi ini dapat terjadi pada daerah yang hanya berbeda jarak beberapa sentimeter saja. Adapun variasi faktor lingkungan ini meliputi suhu,fluktuasi,kecerahan dan lain-lain. Bersamaan dengan ini terdapat keragaman kehidupan yang sangat besar,lebih besar daripada yang terdapat di daerah subtidal yang lebih luas. 2.1.1. Pantai Berpasir Pantai berpasir adalah salah satu ekosistem penting di daerah pasang surut. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis organisme laut baik tumbuhan laut seperti mangrove, lamum dan alga maupun hewan-hewan laut seperti cacing, kepiting, bintang laut maupun kerang-kerang.
  • 9. http://www.bangaldhy.blogspot.com 4 Pengaruh ukuran partikel terhadap organisme yang hidup pada pantai tersebut adalah pada penyebaran dan kelimpahannya. Butiran pasir yang halus mempunyai retensi air yang mampu menampung lebih ban yak air dan memudahkan organisme untuk menggali. Jadi tidak heran bila pada daerah pantai berpasir halus banyak ditemukan organisme dibandingkan pantai berpasir kasar, Narnun konsentrasi oksigen menjadi faktor pembatas, karena pada pantai berpasir halus pertukaran airnya lambat sehingga dapat mengurangi persediaan oksigen. Menurut Castro pada tahun 2003 organisme yang hidup di wilayah pantai berpasir memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan dua cara yaitu dengan menggali substrat sampai kedalam pasir hingga tidak dipengaruhi lagi oleh gelombang dan kemampuan menggali substrat dengan cepat ketika gelombang lewat. Penyebaran biota pada pantai berpasir dipengaruhi oleh gelombang yang menyebabkan kebanyakan hewan yang hidup di daerah pantai berpasir ini menguburkan diri kedalam pasir dan di dominasi oleh 3 kelas invertebrata yaitu cacing polikaeta, moluska bivalvia dan juga crusracea. Cara makan biota yang hidup di panati berpasir ini yaitu dengan bergantung pada fitoplankton yang terbawa air laut dan runtuhan organik yang dibawa ombak atau memakan hewan pantai lainnya. Kebanyakan biota (organisme) di pantai berpasir sebagai pemakan bahan-bahan yang melayang (suspensi) atau pemakan detritus. 2.1.2. Pantai Berbatu Menurut Triatmodjo tahun 1999 bahwa pantai berbatu adalah kawasan yang palingpadat akan makroorganismenya dan memiliki keberagaman fauna dan flora yang beragam. Pantai berbatu didominasi oleh substrat bebatuan yang memiliki ukuran 2-16 mm (Wentworth, 1922). Pantai berbatu terbagi menjadi dua zona yaitu zona horizontal dan vertikal dimana zona horizontal adalah zona atau kawasan yang tersusun tegak lurus mulai
  • 10. http://www.bangaldhy.blogspot.com 5 dari permukaan pasang tertinggi sampai surut terendah dan zona vertikal yaitu kisaran pasang surut terhadap gerakan ombak. Pantai berbatu memiliki beragam karakteristik yaitu Pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air, mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan, batu yang terbenam di air ini menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya perubahan naik turunnya permukaan air laut akibat proses pasang yang menyebabkan adanya bagian yang selalu tergenang air, selalu terbuka terhadap matahari, serta zona diantaranya yang terbenam pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut. Pada pantai berbatu terdapat beberapa parameter fisik seperti fenomena pasang dinamikanya berpengaruh terhadap biota yang menginginkan kondisi alam yang bergantian antara tergenang dan terbuka dan juga gelombang yaitu energi yang dihempaskan bisa merusak komunitas biota yang menempel di batu-batuan, terutama pada batu yang langsung menghadap ke laut. Fungsi utama pantai berbatu ini adalah sebagai tempat menempel yang baik bagi biota,sebagai tempat berlindung bagi biota dan mempunyai komunitas yang jauh lebih kompleks karena bervariasinya relung.
  • 11. http://www.bangaldhy.blogspot.com 6 BAB III METODE 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan di pantai siambang pada hari Minggu tanggal 11 November 2018 pukul 16.00 WIB. 3.2. Alat dan Bahan Dalam praktikum ini menggunakan alat sebagai berikut: Transek, eickman grap, paralon, cool boox, botol sampel, formalin, aquades, alkohol, alat tulis dan tisu serta untuk bahan praktikum adalah biota yang diambil di zona intertidal berpasir dan berbatu. 3.3. Prosedur Praktikum  Praktikan dibantu oleh asisten menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.  Tiap kelompok mengambil sampel biota pantai berbatu dengan metode transek kuadrat.  Transek dibuat tegak lurus dan sejajar garis pantai, tiap kelonpok membuat sedikitnya 2 transek, mengamati dan mengambil biota yang ditemukan dalam transek sebagai perwakilan 1-2 individu tiap jenis untuk diidentifikasi dan diamati di laboratorium. Jika tidak memungkinkan praktikan mengenalkan biota dari zona intertidal pantai berbatu yang sudah diawetkan.  Praktikan melakukan identifikasi sampel plankton berdasarkan buku identifikasi identifikasi yang telah disiapkan asisten dan mengelompokkan biota ke dalam kelompok filumnya.  Praktikan menggambar dengan pinsil dan mengambil foto serta mengenali dengan baik setiap spesies biota yang dipraktekkan.
  • 12. http://www.bangaldhy.blogspot.com 7  Praktikan menuliskan taxon setiap sampel yang diidentifikasi mulai dari tingkat filum hingga spesies jika memungkinkan.  Praktikan membuat data hasil praktikum dalam bentuk gambar dan tabel sebagai laporan sementara secara individu. Praktikan, mengitung kepadatan, keragaman dan kelimpahan serta menyusun rantai makanan dan jaringjaring makanan di ekosistem tersebut.  Praktikum menyusun rantai makanan dan jaring-jaring makanan di ekosistem panatai berbatu
  • 13. http://www.bangaldhy.blogspot.com 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Dari hasil praktikum didapatkan hasil diameter telur ikan sebagai berikut: 4.2 Pembahasan Pengukuran diameter telur pada praktikum kali ini menggunakan telur yang telah berada pada tahap TKG III dan IV yang sudah siap dan cocok untuk diukur diameternya. Pada praktikum ini kami menggunakan rumus sebagi berikut: Dengan menggunakan 50 butir sampel telur ikan pada bagian subgonad yaitu anterior, median dan posterior dengan ukuran yang bervariasi antara 0,54-0,82. dengan pembagian anterior sebanyak 10 butir dengan ukuran diameter berkisar antara 0,63-0,67 um. Pada bagian tengah atau median kami mengambil 20 butir dengan panjang diameter telur berkisar antara 0,59-0,82 um serta pada bagian terakhir yaitu posterior dengan panjang diameter berkisar 0,54-0,74 um.
  • 14. http://www.bangaldhy.blogspot.com 9 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum mengukur diameter telur ikan dapat disimpulkan bahwa ukuran telur ikan tidak sama dan tergantung dari beberapa faktor seperti spesies dan juga ketika di awetkan dengan larutan gilson maka telur akan sedikit menyusut. Semakin tinggi fekunditas pada ikan maka akan membuat ukuran telur yang dihasilkan ikan menjadi kecil begitu juga sebaliknya, jika jumlah fekunditas sedikit maka ukuran telur akan besar. 5.2 Saran Dalam praktikum diameter telur ikan perlu dilakukan dengan teliti karena nilai yang didapatkan akan mempengaruhi hasil akhirnya yang mungkin ketika penelitian nanti akan berguna untuk budidaya maupun untuk usaha komersil lainnya. DAFTAR PUSTAKA
  • 15. http://www.bangaldhy.blogspot.com 10 Nugroho,S H. 2012. Morfologi Pantai, Zonasi dan Adaptasi Komunitas Biota di Kawasan Intertidal. Ambon Effendie, M. I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Effendie Ichsan Moch, M.Sc, H, Dr, Prof, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lele (diakses pada 12 November 2018, 19.38 WIB) LAMPIRAN
  • 16. http://www.bangaldhy.blogspot.com 11 Source and owener http://www.bangaldhy.blogspot.com