2. Pengertian
Menurut Anne Anastasi dalam bukunya
Psyichological Testing, yang dimaksud dengan tes
adalah alat pengukur yang mempunyai standar
yang obyektif sehingga dapat digunakan secara
meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan pkisis
atau tingkah laku individu.
01
3. Bentuk Tes
Instrumen
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja,
atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari
subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi
soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir
soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.
Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya
dalam mengevaluasi kemampuan hasil belajar siswa di
sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek
mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap
serta keterampilan yang dimiliki baik setelah
menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh
materi yang telah disampaikan.
4. Instrumen yang akan dibahas
Tes potensi, meliputi tes
kecerdasan umum
(intelegensi) dan kecerdasan
khusus (minat & bakat)
Tes yang mengukur apa yang
telah dipelajari pada berbagai
bidang studi, jenis data yang
dapat diambil menggunakan
tes hasil belajar (Achievement
Test) ini adalah taraf prestasi
dalam belajar.
Instrument non-tes adalah
instrument selain tes
prestasi belajar. Alat
penilaian yang dapat
digunakan adalah: lembaran
pengamatan/observasi
(seperti catatan harian,
portofolio, life skill) dan
instrument tes sikap, minat
dan lain sebagainya.
Tes Potensi Tes Hasil Belajar Non-Tes
5. Tes Potensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berfikir,terutama berkaitan
dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentudalam belajar di sekolah
(Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test).
Jenis data yang dapat diambil dari tesini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan
akademik.
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes
macam ini bertujuan membantu peserta didik dalam memilih macam bidang yang kiranya
paling sesuai baginya (Test of Vocational interesting).
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang
studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu,
lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability;
Aptitude Test ).
Tes Kecerdasan
Tes Minat
Tes Bakat
6. Tes Hasil Belajar
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan tes hasil atau prestasi belajar
siswa adalah sebagai berikut:
a. Menyusun spesifikasi tes
Spesifikasi tes mencakup : menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes, memilih bentuk
tes, menentukan panjang tes. Dan kisi-kisi tes memenuhi persyaratan berikut:
a) mewakili isi kurikulum yang akan diujikan,
b) komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami,
c) indikator soal harus jelas dan dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah
ditetapkan.
Bentuk tes, ada dua yaitu tes obyektik dan tes uraian. Panjang tes ditentukan berdasarkan
cakup atau keluasan materi.
b. Menulis soal
Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan butirbutir soal.
Menulis soal sesuai dengan indikator kisi-kisi, indikator sesuai dengan kompetensi dasar.
7. c. Menelaah soal tes
Setelah soal disusun perlu dilakukan telaah atas soal-soal tersebut. Diperlukan untuk
memperbaiki soal-soal yang diamati terdapat kekurangan. Butir-butir yang disusun
diamati dari segi konstruksi, content (isi) dan bahasanya.
e. Melakukan analisis butir soal
Berdasarkan hasi uji coba instrumen, maka dapat diketahui kualitas butir soal yang ada
dan selanjutnya dapat dilakukan proses klasifikasi butir untuk ditindaklanjuti.
f. Memperbaiki tes
Berdasarkan hasil dari analisis butir soal maka dapat diketahui butir-butir soal yang
sudah baik, yang belum baik atau harus diperbaiki dan butir-butir yang wajib dikeluarkan
dari instrumen. Dan butir-butir yang belum baik dapat diperbaiki untuk dimasukan
kembali menjadi seperangkat instrumen.
g. Merakit tes
Setelah dilakukan analisis butir soal dan memperbaikinya, langkah selanjutnya adalah
merakit butir-butir soal tersebut menjadi satu kesatuan, sehingga menjadi satu alat ukur
instrumen final.
h. Melaksanakan tes
Setelah mendapatkan instrumen tes yang berkualitas maka selanjutnya diberikan
kepada testee (siswa).
i. Menafsirkan hasil tes
Hasil tes yang didapatkan dari siswa dalam bentuk data kuantitatif yaitu dalam bentuk
sekor, dan kemudian sekor ditafsirkan menjadi nilai.
8. Langkah-Langkah penyusunan Tes Hasil Belajar
Sax (1980), mengidentifikasi langkah-langkah pengembangan tes ke dalam sembilan langkah sebagai
berikut:
1. Menyusun kisi-kisi (tabel spesifikasi) tes, yang memuat: materi pokok yang akan diteskan, aspek
perilaku atau tingkatan kognitif yang akan diukur, dan penentuan jumlah butir tes untuk setiap
aspeknya.
2. Menulis butir-butir soal dengan mendasarkan pada aspek-aspek yang telah tercantum pada
tabel spesifikasi (kisi-kisi) tersebut.
3. Melakukan telaah soal tes (analisis tes secara logis);
4. Melakukan uji coba soal;
5. Analisis soal secara empiris;
6. Memperbaiki atau merevisi tes;
7. Merakit tes, dengan menyiapkan komponen-komponen pendukung untuk penyelenggaraan tes,
yang meliputi: (a) buku tes; (b) lembar jawaban tes; (c) kunci jawaban tes; dan (d) pedoman
penilaian atau pedoman pemberian skor.
8. Melaksanakan tes; dan 9. Menafsirkan hasil tes.
9. Non-Tes
Mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek, gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu
situasi baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya. Dalam metode observasi alat yang
digunakan bisa berupapedoman observasi, catatan, check list, maupun alat perekam lainnya
(kamera, tape recorder, cideo recorder, dan sebagainya.)
Dilihat dari pelaksanaannya observasi dibedakan menjadi dua jenis
1. Observasi Nonsistemis
Pada observasi ini, pengamat tidak mempergunakan panduan observasi dan alat
perekam lainya. Seluruh hasil dari observasi dicatat setelah semua observasi selesai dilaksanakan.
2. Observasi Sistemis
Dalam observasi ini pengamat mempergunakan pedoman observasi dan atau alat
perekam lainnya. Sudah tentu hasil yang diperoleh jauh lebih baik dari cara yang pertama.
Pada observasi sistemis ada kalanya dipakai suatu format rating scale sebagai alat bantu observasi.
Format ini mengandung topik yang diamati skalanya. Skala ini harus diisi nilainya menurut persepsi
pengamat.
Observasi
10. Merupakan salah satu Teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui komunikasi verbal dengan cara mengadakan tanya jawab
baik langsung atau tidak langsung dengan responden.
Ada beberapa faktor penentu wujud metode dan teknik yang dapatdigunakan pada tahapan
penyediaan data dalam wawancara, yaitu
1. Pandangan peneliti terhadap dirinya dalam berhadapan dengan objek ilmiahnya;
2. Jenis objek ilmiah yang diteliti;
3. Watak objek dan tujuan penelitian (Sudaryanto dalam Mahsun, 2005:85)
Wawancara
11. Angket
Merupakan perangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh
responden secara Tertulis.
Angket sering disebut sebagai kuesioner. Angket merupakan teknikatau cara
pengumpulan data secara tidak langsung. Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga
disebut sebagai angket. Jenis angket sama dengan wawancara. Bentuknya biasa
berupa pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan instrumentangket atau kuesioner
adalah :
a) Buatlah pengantar atau petunjuk pengisian sebelum butir pertanyaan,
b) Butir pertanyaan dirumuskansecara jelas,
c) Untuk setiap pertanyaan terbuka dan bestruktur disediakan kolom untuk menuliskan
jawaban.
12. Dokumentasi
Dokumentasi/dokumen atau juga barangbarang tertulis.
• Dimana setiap bahan tertulis ataupun film yang sering digunakan
untuk keperluan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981 :228).
Dokumnentasi berupa data dalam sebuah penelitian dapat pula berasal dari
dokumentasi.Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang
tertulis, seperti buku, majalah, notula, gambar, peraturan, dsb.
Pemerolehan data dengan dokumentasi sering dilakukan jika peneliti meneliti teks, baik
fiksi maupun nonfiksi. Contohnya, saat peneliti meneliti teks sastra, pemerolehan data
tersebut dapat diambil dengan cara dokumentasi. Tapi, dengan catatan, dokumen yang dipilih
harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Kalau itu berupa teks sastra, hal itu berarti teks
tersebut harus memiliki unsur-unsur yang menarik untuk diteliti.
13. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+34 654 321 432
yourwebsite.com
Please keep this slide for attribution